Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI PADA NY. N


DI RT. 19 KELURAHAN PEMURUS LUAR

DI RT. 19

Disusun Oleh :

Nama : Hardiyanti

NIM : 11194692010069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
2020
SATUAN ACARA UJIAN (SAP)
Topik :Terapi Komplementer Terapi Jalan Kaki 30 Menit
Sub Topik : Penyuluhan terapi jalan kaki 30 menit
Sasaran : Ny.N
Tempat : Rumah Ny.N
Penyuluh : Hardiyanti
Hari/Tanggal : Oktober 2020
Waktu : 1x30 Menit

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang (Kemenkes RI, 2018). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-
pembuluh darah sangat tinggi, dimana keadaan ini dapat merusak organ-organ
vital tubuh bahkan menyebabkan kematian (Susilo, 2020).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak
dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus
senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis
(pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk
penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah
maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya
factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi
(pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi dan juga perawatannya.
Hipertensi masih menjadi permasalahan kesehatan dunia yang membutuhkan
perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di negara-negara maju
maupun negara berkembang. Jumlah penderita hipertensi terus bertambah dari
tahun ketahun. Sekitar 40% orang dewasa berusia diatas 25 tahun telah didiagnosa
menderita hipertensi Saat ini terdapat 1 milyar penderita hipertensi di seluruh
dunia. Sebanyak 9,4 juta kematian setiap tahun akibat hipertensi dan penyakit
terkait. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta di antaranya ada di Asia Tenggara (WHO,
2020).
Di Indonesia hipertensi masih menjadi tantangan besar. Hal ini dikarenakan
hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan
primer. Sekitar 1 dari 3 orang penduduk Indonesia menderita hipertensi.
Berdasarkan prevalensinya, persentase penderita hipertensi yang berusia diatas 18
tahun yaitu 25,8%. Jumlah kasus hipertensi yang terdiagnosis oleh tenaga
kesehatan hanya sebesar 36,8% dan selebihnya (63,2%) tidak terdiagnosis. Hasil
pengukuran yang dilakukan menunjukkan persentase penderita hipertensi
mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan rentang usia. Pada kelompok
umur 35-44 sebanyak 24,8% menderita hipertensi, umur 45-54 sebesar 35,6%,
meningkat lagi pada umur 65-74 sebesar 57,6% dan yang paling tinggi sebanyak
63,8%dari lansia berusia 75 tahun keatas mengalami hipertensi. (Riskesdas, 2020).
Penderita hipertensi dapat menimbulkan berbagai komplikasi. 60% dari
penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal
ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak
menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat
mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi.
Terapi komplementer dimana salah satunya penggunaan herbal seledri.
Seledri (Apium Graveolens) dikatakan memiliki kandungan apigenin yang dapt
mencegah penyempitan pembuluh darah dan phthalides yang dapat mengendorkan
otot-otot arteri/merelaksasi pembuluh darah. Seledri tidak memiliki efek samping
untuk tubuh, mudah didapat dan harganya pun terjangkau untuk semua kalangan.
Dari hasil pengkaian dan arahan pengkaji terapi komplementer yang akan
diterapkan yaitu terapi jalan kaki 30 menit. Menurut Indonesian Contemporary
Nursing Journal, pemberian terapi jalan kaki 30 menit kepada lansia mengalami
penurunan yang signifikan, dan terapi ini juga memiliki manfaat dalam peredaran
darah yang terganggu dan memperkuat otot-otot pada lansia.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan 1x30 menit Ny.N mengetahui tentang penyakit
hipertensi serta tentang manfaat dan pemberian rebusan daun seledri yang
baik untuk menurunkan tekanan darah terhadap Ny.N
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit di harapkan Ny.N mampu :
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan tanda-gejala hipertensi
3. Menyebutkan komplikasi dari hipertensi
4. Menyebutkan penatalaksanaan dalam perawatan hipertensi
5. Menjelaskan manfaat terapi jalan kaki
6. Mampu melakukan terapi jalan kaki 30 menit

C. MATERI
Materi penyuluhan yang akan di sampaikan meliputi :
1. Pengertian Hipertensi
2. Tanda-gejala hipertensi
3. Komplikasi dari hipertensi
4. Penatalaksanaan dalam perawatan hipertensi
5. Manfaat terapi jalan kaki
6. Prosedure pelaksanaan terapi jalan kaki 30 menit

C. MEDIA
1. Poster
2. lembar balik
D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. SETTING TEMPAT
Kamera untuk video
Penyuluh
penguji

Peserta

F. PENGORGANISASIAN
Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari
awal sampai akhir.
G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
( 5 Menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3.Mengenali pengetahuan Memperhatikan
hipertensi 3. Menjawab pertanyaan
4.Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan dan
5. Membuat kontrak waktu Memperhatikan
5. Menyetujui kontrak
waktu
2. Kegiatan inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
( 20 Menit) pengertian hipertensi, tanda- Memperhatikan
gejala, komplikasi, penjelasan penyuluh
penatalaksanaan, cara 2. Aktif bertanya
mengurangi, terapi 3. Mendengarkan
komplementer
2. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan peserta
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi yang 1. Mendengarkan dan
( 5 Menit) disampaikan oleh penyuluh memperhatikan
2. Mengevaluasi peserta atas 2. Menjawab pertanyaan
penjelasan yang disampaikan yang di berikan
dan penyuluh menanyakan 3. Menjawab salam
kembali mengenai materi
penyuluhan
3. Salam penutup

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. Persiapan materi
b. Persiapan alat yang akan di gunakan
c. Persiapan SAP
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny.N
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang di
sampaikan
c. Selama penyuluhan aktif menjawab pertanyaan yang di ajukan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu pengertian, tanda-gejala, komplikasi, penatalaksaan, terapi
komplementer untuk penurunan hipertensi
b. Peserta mampu menjelaskan acara hipertensi
Lampiran Materi
Hipertensi serta Terapi Komplementer (Terapi Jalan Kaki 30 menit)
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang tekanan darah
normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai
primer atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat
dikenali, seringkali dapat diperbaiki (Faqih, 2010).
2. Etiologi Hipertensi:
a. Hipertensi Essensial (Primer)
b. Hipertensi Sekunder
c. Faktor Resiko
1) Konsumsi lemak berlebih
2) Obesitas
3) Merokok
4) Stress
5) Kurang Olahraga
6) Usia
7) Keturunan
8) Jenis Kelamin
3. Tanda-gejala hipertensi
Tanda dan gejala pada hipertensi menurut (Nanda, 2012) ada beberapa yaitu:
a. Stress nafas
b. Mengeluh sakit kepala,pusing
c. Gelisah
d. Lemas, kelelahan
e. Kesadaran menurun

4. Penatalaksanaan
Menurut Ardiansyah (2012), penatalaksanaan hipertensi diklasifikasi
menjadi dua yaitu:
a. Farmakologi
Yaitu terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan alasan salah satu
obat berikut:
1) Nifidepin dimulai 5 mg dua kali sehari, isa dinaikan 10 mg dua kali
sehari
2) Catopril 12,5 – 25 mg sebanayak dua sampaitiga kali sehari
3) Propranolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat di naikan 20
mg dua kali sehari
b. Nonfarmakologi
Yaitu langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidu
penderita,yakni dengan cara:
1) Menurunkan berat badan samapai batas normal
2) Mengubah pola makan pada penderita kadar kolesterol darah tinggi
3) Mengurangi makan berlemak
4) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium
atau 6 gram natrium klorida setiap harinya
5) Tidak mengonsumsi alcohol
6) Tidak merokok
7) Olahraga teratur
8) Menghindari Stress
9) Teknik relaksasi Nafas Dalam (Purwanto, 2013)

5. Terapi Komplementer
Latihan jalan kaki memang sangat ringan dan sederhana, tetapi jika dilakukan
dengan terprogram, sistematis dan terstruktur akan mendapat hasil positif
terhadap tingkat kebugaran dan kesehatan. Artinya tidak jauh berbeda
pengaruhnya dengan olahraga aerobik lainnya.

Berjalan kaki mempengaruhi kebugaran diantaranya berjalan kaki dapat


membantu menurunkan lemak dan memperkuat otot, dengan berjalan kaki, pada
setiap tingkat atau kecepatan, 2 atau 3 kali dalam 1 minggu paling tidak 20
menit akan meningkatkan ketahanan pembuluh jantung. Dengan meningkatkan
ketahamnan jantung dan paru-paru akan meningkatkan kemampuan tidak hanya
berlatih lebih lama dan lebih kuat, tetapi juga untuk melaksanakan tugas-tugas
harian tanpa merasa lelah. Menurut Surbakti (2014)

6. Cara pelaksanaan terapi


Berjalan kaki adalah serangkaian langkah lurus kedepan secara terus-menerus
dengan kaki dilangkahkan satu persatu ke depan dan bergerak seiring dengan
langkah. Dengan berjalan kaki, pada setiap tingkat atau kecepatan, 2 atau 3 kali
dalam 1 Minggu paling tidak 20 menit akan meningkatkan ketahanan pembuluh
jantung. Dengan meningkatkan ketahamnan jantung dan paru-paru akan
meningkatkan kemampuan tidak hanya berlatih lebih lama dan lebih kuat, tetapi
juga untuk melaksanakan tugas-tugas harian tanpa merasa lelah.
Berdasarkan literature, yang melakukan pengukuran nilai tekanan darah
sebelum dan setelah berjalan kaki 30 menit rata-rata tekanan darah lansia
mengalami penurunan yang signifikan.
Aktivitas olahraga berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang.
Aktivitas olahraga dalam bentuk latihan aerobik, latihan resisten atau ketahanan
dan latihan fleksibilitas dapat meningkatkan kebugaran tubuh. Latihan dilakukan
dengan intensitas sedang frekuensi 3 kali perminggu dan durasi 30 menit.
Pentingnya kebugaran tubuh seseorang harus mendapatkan perhatian yang lebih.
Khususnya dalam peningkatan kualitas kemampuan kondisi fisik seperti daya
tahan kardiovaskuler, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan tubuh. Dalam
hal ini seseorang dapat melakukan
Lampiran Lembar Balik
Lampiran Poster

Anda mungkin juga menyukai