A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir : 06 Juli (Umur :66 tahun)
NO RM : 1-45-xx-xx
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 01 Februari 2020, Jam 06.00 WITA
Tanggal Masuk Ruang ICU : 02 Februari 2020, Jam 22.00 wita
Tanggal dan Waktu Pengkajian : 03 Februari 2020, Jam 10.00 wita
(Hari perawatan ke 1 )
Diagnosa Medis : Post Op. Craniotomy atas indikasi
. SH dan ICH Regio GB
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Penurunan Kesadaran
3. Tingkat Kesadaran
a. Kesadaran Kuantitatif / RAMSAY SCORE
6 Menekuk sebagian 2
7 Menekuk penuh dengan posisi 3
jari-jari fleksi
8 Retraksi permanen 4
9 Adaptasi terhadap Toleransi terhadap pergerakan 1
ventilasi mekanik
10 Ada batuk tetapi masih toleransi 2
terhadap penggunaan ventilator √
Total 5
Keterangan :
Ventilasi :
On ventilator mode : CPAP
RR : 14
PEEP :5
F102 : 40%
MV : 5,44
ETT : : no 7 , kedalaman 20 cm
BB : 50 Kg
TB : 160 cm
IBW : 56 Kg
2) B2 (Blood)
inspeksi : tekanan darah klien 160/60 mmHG Nadi 130 x/menit,
MAP 113 mmHG
palpasi : nadi teraba kuat,
3) B3 (Brain)
Inspeksi : kesadaran klien : ramsay skor 5 yaitu klien tidur,
respon lamban terhadap ketukan ringan dan suara keras, nilai
pengkajian nyeri klien (BPS) skornya adalah 5 (< 6 nyeri ringan),
suhu klien tubuh klien diatas normal : 38,2 C, Respon pupil klien
lambat
4) B4 (Bowel)
Inspeksi : klien tampak erpasang selang NGT,
Ausklutasi : bising usus menurun : 3 x/menit
Palpasi : tidak ada teraba masa
Perkusi : terdengar timpani saat di perkusi
5) B5 (Bladder)
Inspeksi : klien tampak terpasang selang kateter, urine klien
tampak kuning jernih
6) B6 (Bone)
Inspeksi warna kulit sawo matang, turgor kulit kembali dalam 2
detik, tidak ada kebiruang paa ujung kuku, kulit teraba hangat,
Kekuatan otot klien manurun skala Otot, Rentang gerak
menurun tampak kaku di eksstrimitas atas bagian kiri
1111 1111
1111 1111
8. Data Spiritual :
Klien beragama islam, saat jam berkunjung tampak keluarga klien
mendoakan klien
9. Tingkat Pengetahuan (penyakit yang diderita, pengobatan dan
perawatan, diitm aktivitas) :
Keluarga mengatakan bahwa klien tidak tahu tentang penyakitnya
HMATOLOGI
MCV, MCH,
MCHC
MCV 89,8 75,0-96,0 fi Analyzer
calculates
MCH 28,9 28,0-32,0 pg Analyzer
calculates
MCHC 32,1 33,0-37,0 % Analyzer
calculates
HITUNG JENIS
IMUNO -
SEROLOGI
REMATIK
URINALISA
MAKROPIS
Irama :
HR : 110
Axis :
Gelombang p :
Interval pr :
Komplek QRS :
Gelmbang Q :
SEGMENT ST :
GEL T :
Kesimpulan
Sinus takikardi
Kesimpulan :
Tanggung
Nama obat Dosis dan Rute Indikasi Kontra Efek Samping Jawab
Pemberian indikasi Perawat
D5 ½ ns 2000 cc/24 jam -Digunakan -Penderita sindrom -Adanya respon febris,
IVFD untuk infus ven malabsorbsi infeksi pada tempat
perifer sebagai glukosa-glaktosa penyuntikan, nekrosis
sumber kalori -penderita koma jarigan, trombosis vena
dimana diabetikum atau flebitis yang meluas
penggantian dari tempat penyuntikan.
cairan dan kalori Hal ini dapat terjadi karena
dibutuhkan larutan infus atau tekhnik
pemberiannya, sehingga
sebaiknya disuntikan pada
vena yang besar dan
menggunakan jarum
suntuk yang kecil
-hipernetremia
Fenitoin 500 mg dala 100 -Untuk -tidak semua orang - Mual muntah
cc mencegah dan boleh menggunaka konstipasi
IVFD mengontrol fenitoin, penderita - kurang napsu
kejang (juga yang memiliki makan
disebut kondisi di bawah ini - sakit kepala tremor
antikonvulsan tidak boleh - gelisah
atau obat menggunakan nya
antiepilepsi.
- memiliki riwayat - nyeri dan
hipersensitifitas/ale pendarahan pada
rgi terhadap gusi
kandungan obat ini
- penggunaan
intravena tidak
boleh diberkan
pada penderita
sinus bradikardi
Sedang hamil
propofol Syringe pump Induksi dan tidak boleh Flushing, dan apnea
pemeliharaan digunakan untuk
anestesi umum sedasi pada
sedasi penderita ventilated anak dan
yang diberi remaja dibawah 17
napas buatan tahun karena
dan berisiko
mendapatkan menyebabkan efek
perawatan serius asidosis
intensif metabolik gagal
digunakan jantung
hingga 3 hari hiperlipidmiea da
hepatomegali
ceftriaxone 2x1 gr Untuk Hati hati engan nyeri tenggorokan
Inj IV Line mengatasi riwayat alergi nyeri perut
berbagai infeksi Harap berhati-hati mual muntah
bakteri jika diare
mempunyaipenyaki fases menjadi hitam
t liver, ginjal kelelahan
ganggaun sariawan
pencernaan
OMZ 1x40 mg Untuk Janagn dikonsumsi Sensasi kesemutan
INJ IV Line mengatasi kadar bersamaan dengan vertigo, kebotakan,
asam lambung waktu makan atau tumbuhnya payudara
dan pengobatan dapat dikonsumsi pada laki-laki
jangka panjang sebelum makan
tukak usus dua
belas jari dan
yang tidak
responsif
terhadap obat-
obatan
antagonis
reseptor h2,
tukak
lambumng,
refluks esofagitis
yang erosif, dan
sindrom
zolingger
elisaon
Tramadol 2x10 mg Analgetik opiod Jangan diberikan Mual muntah
Inj IV Line untuk pada klien yang Pusing
meredakan memiliki Sedasi
nyeri sedang hipersensitivitas Rasa lelah
sampai berat pada tramadol Mulut kering
Klien yang
menderita depresi
pernapasan
signifikan harus
hati-hati jika
menggunakanobat
ini
Antrain 3x1 gr Untuk sakit gigi Hipersensitivitas Pad klien yan sensitiv aka
INJ IV Line sakit kepala atau alergi terjadi ruam, urtikaria,
Neurologia terhadap edema serangan asma
Sebagai metamizol dan dan shock anafilaksisi
antipiretik pada turunan namun sangat jangan
penyakit radang pyrazolonne terjadi
sauran lainnya
pernafasan atas Porfiria hati aku
penyakit infeksi Penyakit ginjal dan
lainnya hati
Penyakit
hematologi
Diazepam 2x1 mg Untuk sedasii Gelisah
Sebagai Depresi
penghiliang Sakit kepala
kejang otot Sembelit
Mengobati Mual
kecemasan dan Penglihatan kabur
kepanikan Pusing
Membantu Gangguan tidur
mengobati Mulut kering
insonia
DS :
DS :
DO :
Kekuatan otot klien manurun skala Otot :
1111 1111
1111 1111
1. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial b/d edema Setelah dilakukan tindakan Peningkatan perfusi serebral
serebral keperawatan selama 3x 24 jam, 1. Kaji kesadaran klien
kapasitas adpatif intrakranial klien 2. Monitor status respirasi
tidak terjadi penurunan, dengan 3. Kolaborasi obat-obatan
kriteria hasil : untuk memepertahankan
Status Neurologi : Kesadaran status hemodinamik.
1. membuka mata terhadap Berikan manitol (Bisri, 2013)
stimulus eksternal dari skala 4. Monitor laboratorium utk
1(sangat terganggu) ke skala 2 status oksigenasi: AGD
(banyak terganggu)
2. respon motorik untuk stimulasi Monitor neurology
dari skala 1 (sangat terganggu) 1. Monitor pupil: gerakan,
ke skala 2 (banyak terganggu) kesimetrisan, reaksi pupil
3. mematuhi perintah dari skala 1 2. Monitor kesadaran, orientasi,
(sangat terganggu) ke skala 2 GCS dan status memori.
(banyak terganggu) 3. Ukur vital sign
4. Kaji peningkatan
Perfusi Jaringan Serebral kemampuan motorik,
1. kesadaran meningkat dari skala persepsi sensorik ( respon
1 (berat) ke skala 3 (sedang) babinski)
2. adanya peningkatan kognitif dari 5. Kaji tanda-tanda
skala 1 (berat) ke skala 3 keadekuatan perfusi jaringan
(sedang) cerebral
3. tanda-tanda tekanan intrakranial 6. Hindari aktivitas yang dapat
dari skala 1 (deviasi berat dari meningkatkan TIK
kisaran normal) ke skala 2 7. Laporkan pada dokter
(deviasi cukup besar dari kisaran tentang perubahan kondisi
normal) klien
2. Hipertemi b/d proses penyakit Setelah dilakukan tindakan 1x2 Manajemen Hipertermia
jam diharapkan hipertermi dapat 1. Monitor suhu tubuh
teratasi dengan kriteria hasil: 2. Monitor haluaran Tubuh
Termoregulasi
3. Monitor komplikasi
1. Kejang dari skala 1
meningkat ke skala 4 akibat hipertermia
cukup menurun 4. Kolaborasi pemberian
2. Bradikardi dari skala 1 cairan dan elektrolit
meningkat ke skala 4 intraventa jika perlu
cukup menurun Regulasi temperatur
3. Hipoksia dari skala 1 1. Monitor TTV
meningkat ke skala 4
2. Kolaborasi pemberian
menurun
4. Suhu tubuh dari skala 2 antipiretik jika perlu
cukup memburuk ke skala Manajemen Kejang
4 cukup membaik Tekanan 1. Monitor terjadinya
darah dari skala 1 kejang berulang
memburuk ke skala 4 2. Monitor karakteristik
cukup membaik kejang
3. Monitor status
neurologis
4. Pertahankan kepatenan
jalan nafas
5. Catat durasi kejang
6. Kolaborasi pemberian
antikonvulsan, jika
perlu
3. Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskular Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan batasan
keperawatan selama 3 x 24 jam pergerakan sendi dan
tingkat mobilitas klien meningkat efeknya terhadap fungsi
dengan kriteria hasil : sendi
1. Pasien dapat melakukan 1. Kolaborasikan dengan
gerakan sendi dari skala 1 ahli terapi fisik dalam
(sangat terganggu) ke skala 2 mengembangkan dan
(banyak terganggu) menerapkan sebuah
program latihan
2. Jelaskan pada klien dan
keluarga tujuan serta
manfaat melakukan
latihan
3. Lakukan ROM pasif atau
aktif dengan bantuan
sesuai indikasi
4. Instruksikan
keluarga/klien cara ROM
pasif atau aktif dengan
bantuan
5. Bantu klien membuat
jadwal latihan
6. Tentukan
perkembangan terhadap
pencapaian dan tujuan
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1111 1111
1111 1111
1111 1111
1111 1111