D
DENGAN DIAGNOSA CHF DI RUANG IGD RSUD BAGAS
WARAS, KLATEN
Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
DISUSUN OLEH :
2021
1
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
2
RIMARY SURVEY TRAUMA SCORE
A. Airway A. Frekuensi Pernafasan
1. Pengkajian jalan napas 10 – 25
Bebas Tersumbat 25 – 35
Trachea di tengah : Ya Tidak > 35
Resusitasi :- < 10
Re-evaluasi : - 0
2. Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah B. Usaha bernafas
3. Intervensi/implementasi : - Normal
4. Evaluasi : - Dangkal
B. Breathing
1. Fungsi pernapasan C. Tekanan darah
Dada simetris: Ya Tidak
> 140 mmHg
Sesak nafas: Ya Tidak
120 – 80 mmHg
Respirasi : 23x / mnt
60 – 80 mmHg
Krepitasi: Ya Tidak
< 60 mmHg
Suara nafas : Vasikuler
- Kanan : Ada Jelas Menurun Ronchi
D. Pengisian kapiler
Wheezing
< 2 dtk
TidakAda
> 2 dtk
- Kiri : Ada Jelas Menurun Ronchi
Tidakada
Wheezing
TidakAda
E. Glasgow Coma Score (GCS)
Saturasi O2 : 98 % 14 – 15
Pada : Suhu ruangan Nasal canule 11 – 13
NRB Lainnya : 8 – 10
Assesment : Gangguan pertukaran gas 5 – 7
Resusitasi :- 3 – 4
Re-evaluasi: -
3
hambatan upaya napas Kiri Ukuran 3 (mm)
Suhu: 35,8 oC
Temperatur Kulit : Hangat Panas Dingin
Gambaran Kulit : Normal Kering
Lembah/basah
Assesment :-
Resusitasi :-
Re-evaluasi: -
2. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
D. Disability
1. Penilaian fungsi neurologis
Alert : Pasien sadar dengan GCS (15 E4 M6 V5)
Verbal response :Pasien memberikan respon terhadap suara
Pain response :Pasien memberikan respon terhadap
rangsangan nyeri
Unresponsive: -
2. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
E. Exposure
1. Penilaian Hipothermia/hiperthermia
Hipothermia :-
Hiperthermia : -
2. Masalah Keperawatan
PENILAIAN NYERI :
Nyeri : Tidak Ya, lokasi : Dada Intensitas (0-10)
Jenis : Akut Kronis
4
Sklah nyeri 6 ( sedang )
01 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Masalah keperawatan
1. RIWAYAT KESEHATAN
S :Sign/symptoms (tanda dan gejala)
Keadaan umum lemah dan nyeri dada
A : Allergies (alergi)
Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi obat dan makanan
M : Medications (pengobatan)
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat
P : Past medical history (riwayat penyakit)
Pasien mengatakan ada riwayat penyakit jantug
L : Last oral intake (makanan yang dikonsumsiterakhir,
sebelumsakit)
Nasi, sayur, ikan
E : Event prior to the illnesss or injury (kejadian sebelum
injuri/sakit)
Tidak ada
5
2. RIWAYAT DAN MEKANISME TRAUMA (Dikembangkan menurut
OPQRST)
O : Onset (seberapa cepat efek dari suatu interaksi terjadi)
Nyeri dada
P : Provokatif (penyebab)
Aktivitas
Q : Quality (kualitas)
Tertusuk-tusuk
R : Radiation (paparan)
Nyeri dada kiri dan kanan, terasa panas dan tembus ke punggung
S : Severity ( tingkatkeparahan)
6 (sedang)
T : Timing (waktu)
Hilang timbul
3. TANDA-TANDA VITAL
Frekunsi Nadi : 73x/menit
Frekuensi Napas : 23 x/menit
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Suhu tubuh : 35,8°C
6
merah mudah, pupil isokor.
Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen dan nyeri
tekan.
Hidung :Simetris kiri dan kanan, tidak teraba adanya massa dan
tidak ada nyeri tekan. Dapat membaui bau minyak kayu
putih
Mulut dan gigi :Mukosa bibir lembab, gigi bersih dan sudah tidak lengkap,
lidah bersih
Wajah :simetris kiri dan kanan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
juguralis
R+1 cm H2O
Dada/ thoraks
Paru-paru
Inspeksi :Ada pengembangan dada, simetris antar kedua lapang
paru, ada penggunaan otot bantu nafas dada
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
Perkusi :Sonor
Auskultasi :Tidak ada suara tambahan
Jantung
Perkusi:
Batas paru dan hepar : Resonan ke pekak pada ICS 6 kanan
Batas paru dan lambung : Resonan ke tympani di bawah prosesus
xyphoideus.
Auskultasi :Bunyi jantung I dan II murni ireguler, murmur
tidak ada.
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bayangan vena
Auskultasi : Peristaltik usus 8 x/i
Palpasi : Kandung kemih tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba adanya massa.
7
Genitalia : Pasien terpasang kateter urine bag
Ekstremitas
Atas : Sinistra terpasang Infus RL 16 tpm
Bawa : Tidak ada edema, kekuatan otot baik, pergerakan leluasa
Neurologis
Fungsisensorik :
Pasien dapat membedakakan suhu panas dan dingin, dapat menghindar dari
nyeri.
Refleks: Bisep (+),trisep (+),patela (+),babinzki (+)
Fungsimotorik :
Tonus otot lemah
Kekuatan otot 4 4
4 4
5. HASIL LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Analisa Gas
Darah
PH 7,559 7,35 – 7,45
SO2 83,3 95 - 98 %
PO2 39,5 80,0 – 100,0 mmHg
ctO2 17,3 15,8 – 22,3 ml/dl
PCO2 21,7 35,0 – 45,0 mmHg
ctCO2 20,2 23 - 27 mmol/l
HCO3 19,5 22 - 26 mmol/l
BE -2,9 -2 s/d +2 mmol/l
Hasil : Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian
8
7. PENGOBATAN
O2 NK 3 lpm
Inf. RL 16 tpm
Inj. Ranitidin 25 mg/ml
Furosemid 10mg/ml
9
ANALISA DATA
Data Objektif:
Kelemahan otot
1. Klien tampak sesak nafas, pernapasan
pernapasannya dangkal dan cepat Gangguan Pola Napas
2. Tanda-tanda vital:
TD: 140/90 mmHg Gangguan pola napas
Nadi: 73x/menit
RR: 23x/menit
SpO2: 98%
Suhu: 35.8 ºC
Data Objektif:
10
TD : 140/90 mmHg
N : 73 x/i
S : 38,5°C
RR : 23 x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
11
INTERVENSI KEPERAWATAN
PERENCANAAN
Hari/ Tgl/ Jam DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
12
Setelah diberikan asuhan keperawatan, skala Manajemen Nyeri (SLKI I.08238 Hal.201)
nyeri klien berkurang. Dengan kriteria hasil:
06/10/2021 Nyeri akut berhubungan Observasi:
dengan agen pencedera - Skala nyeri berkurang atau 0
09.00 - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
fisiologis - TTV berada dalam rentang normal nyeri
- Nadi berada dalam rentang 60-80 - Identifikasi skala nyeri
x/menit
- Identifikasi repons nyeri non verbal
- Klien tidak meringis kesakitan
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Klien menyatakan tidak merasakan
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri
nyeri lagi
- Identifkkasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (napas
dalam)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
13
06/10/2021 Setelah diberikan asuhan keperawatan, skala Pemantauan Respirasi (SIKI I.010104 Hal.247)
nyeri klien berkurang. Dengan kriteria hasil:
09.00 Pola napas tidak efektif Observasi
berhubungan dengan - Frekuensi napas berada di rentang
hambatan upaya napas 20-22 x/menit
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
- TTV berada dalam rentang normal - Monitor pola napas
- Klien mengatakan sesak napas
berkurang
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Klien mengatakan tidak merasakan - Monitor adanya sputum
sesak saat beraktivitas
- Monitor adanya hambatan jalan napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-rays thorax
Terapeutik
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Kolaborasi
- Beri oksigen, jika perlu
14
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N HARI &
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL
1. Rabu 09.30 - Memonitor frekuensi, irama, kedalaman napas (RR S : - Pasien mengatakan napas masih terasa sesak
09.30 23x/menit, irama teratur, napas dangkal) tapi sudah lebih baik
06–10- 09.30 - Memonitor pola napas O:
2021 09.30 - Melakukan palpasi kesimetrisan ekspansi paru,
09.45 teraba dada simetris, ekspansi paru-paru baik - Pernapasan masih terlihat cepat dan dangkal
09.45 - Memonitor saturasi oksigen, saturasi oksigen 98% - Pasien agak lebih tenang
10.00
- Mendokumentasikan hasil pemantauan - RR 23x/menit Selestia
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, - SpO2: 98%
pasien dan keluarga mengatakan paham tentang
kondisi penyakit pasien saat ini A : Masalah pola napas tidak efektif belum teratasi
- Memberi oksigen nasal kanul 3 lpm P : Lanjutkan intervensi
15
25 – 09 - frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. P: dada kiri, Q: - Pasien mengatakan nyeri dada
seperti ditusuk-tusuk, R: dada kiri tembus ke
2018 - O : Nyeri yang dirasakan saat
punggung, S: skala 6, T: timbul-hilang
- Mengidentifikasi skala nyeri, skala nyeri 6 beraktivitas
10.00
- Mengidentifikasi repons nyeri non verbal, pasien - P : Dada kiri
10.00 tampak meringis sambil memegangi dada kiri
- Q :Seperti ditusuk-tusuk
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan Selestia
memperingan nyeri, pasien disarankan bed rest - R : Dada tembus ke punggung
10.00
untuk membatasi aktivitas yang dapat memperberat
- T : Hilang timbul
kerja jantung
- Memberikan teknik nonfarmakologis untuk Data Objektif:
mengurangi rasa nyeri (napas dalam) - Skala nyeri : 6 (sedang)
10.05 - Memfasilitas istirahat dan tidur, bed rest
- Pasien nampak meringis
- Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri,
10.05
pasien dan keluarga paham nyeri disebabkan - TD : 140/90 mmHg
10.15 penyakit dan aktivitas berlebih - N : 73 x/i
- Melakukan manajemen pemberian obat, ranitidin
dan furosemid - S : 38,5°C
- RR : 23 x/menit
10.20
- Posisi pasien terlentang
A : Maslah nyeri akut belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Memberikan tekhnik non-
16
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
- Melakukan manajemen pemberian
obat
17