“TUMOR PARU “
DISUSUN OLEH :
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
PRIMARY SURVEY
Airway TRAUMA SCORE
1. Pengkajian jalan napas A. Frekuensi Pernafasan
Bebas / Paten 10 – 25 4
RTersumbat 25 – 35 3
Trachea di tengah : Ya Tidak > 35 2
Suara napas:
E. Glasgow Coma Score (GCS)
Kanan
14 – 15 5
RAda Jelas RMenurun
11 – 13 4
R Vesikuler Stridor
8 – 10 3
Wheezing Ronchi
5 – 7 2
Kiri
RAda Jelas R Menurun 3 – 4 1
R Vesikuler Stridor
TOTAL TRAUMA SCORE ( A + B + C + D + E)
Wheezing Ronchi
= 4+0+4+1+5=10
R Penggunaan otot bantu nafas
Retrasksi dada REAKSI PUPIL
Saturasi O2 : 99 % Kanan Ukuran (mm) Kiri Ukuran (mm)
O2 : - Cepat 2 mm 2 mm
Pada : Konstriksi : isokor
Suhu ruangan Lambat :-
Nasal canule Dilatasi :-
NRB Tak bereaksi-
Lainnya
Assement : -
Resusitasi : Tidak dilakukan resusitasi
Re-evaluasi : Tidak di lakukan
2. Masalahkeperawatan: Gangguan
pertukaran gas
Circulation
1) Keadaan sirkulasi
TD : 130/100 mmHg
Nadi : 125 x/menit
Kuat Lemah Regular Iregular
6) Assesment : -
7) Resusitasi : Tidak dilakukan resusitasi
8) Re-evaluasi : Tidak dilakukan
9) Masalah Keperawatan : Nyeri akut
Disability
1. Penilaian fungsi neurologis
Alert :
Verbal response : ada
Pain response : ada
Unresponsive : Baik
Composmentis dengan GCS 15 (E4V5M6)
2. Masalah keperawatan : -
Exposure
A. Penilaian Hipothermia/hiperthermia
Hipothermia : Tidak ada
Hiperthermia : Tidak ada
Masalah Keperawatan :
-Intervensi/Implementasi : -
Evaluasi : -
PENILAIAN NYERI :
Nyeri : TidakYa, lokasi (tenggorokan) Intensitas (7)
Jenis : Akut Kronis
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Pengkajian sekunder
1. Riwayat Kesehatan
SAMPLE
S : Nampak lemah utuk menggerakan anggota badannya
A : Pasien tidak memiliki alergi
M:
a. Metilprednison 125 mg/24 jam
b. Mst 10 mg/8 jam/oral
c. Furosemide 10 mg/iv
P : Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya maupun penyakit
penyerta.
L : Terakhir makan dan minum pukul 07.00
E : Pasien mengeluh sesak napas dan nyeri pada tenggorokan
2. Riwayat dan mekanisme trauma
Pasien mengeluh nyeri pada dada sampai ke tenggorokan, nyeri wajah
nampak meringis kesakitan.
O : Onset (seberapa cepat efek dari suatu interaksi terjadi)
“Terasa terus menerus”
P : Provokatif (penyebab)
“Adaanya tumor pada paru”
Q : Quality (kualitas)
“Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk”
R :Radiation (paparan)
“Nyeri pada daerah dada sampai ketenggorokan”
S :Severity (tingkat keparahan)
“Skala nyeri 7 NRS (berat)
T :Timing (waktu)
“Nyeri terus menerus”
3. Tanda-tanda Vital
a. Keadaan Umum : Ku sedang
b. Kesadaran : Composmentis / GCS 15 (E4V5M6)
c. Vital sign :
TD : 130/100 mmHg
N : 125x/menit
P : 24 x/menit
S :36,3o C
4. Pemeriksaan Fisik (head to toe)
1) Kepala
a) Kulit kepala : Tidak Terdapat edema dan luka memar di bagian
kepala
b) Mata : Tidak Terdapat pembengkakan pada mata
c) Telinga : Posisi daun telinga simetris, tidak ada lesi
d) Hidung : Tidak ada memar tidak ada pendarahan
e) Mulut dan gigi : Bibir tampak kering, tidak ada bengkak, tidak ada
pendarahan, gigi masih utuh dan tidak retak.
f) Wajah : Tidak Terdapat memar dan luka di wajah
2) Leher : Terdapat pembengkakan pada leher, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3) Dada
Paru-paru
Inspeksi : Ekspansi dada tidak simetris, ada retraksi dada otot
bantu napas
Palpasi : Tidak ada penonjolan pada kedua sisi.
Perkusi :
Auskultasi : Tidak terdengar bunyi napas tambahan
4) Abdomen
Inspeksi : Tidak distensi abdomen
Palpasi : Tidak ada benjolan pada abdomen
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Auskultasi : Peristaltic usus 18x/menit
5) Genetalia
Urine berwarna kuning jernih
6) Ekstremitas
Atas
Inspeksi : Ekstremitas sebelah kiri dan terpasang infus Nacl 0,9 %
20 Tpm pada tangan sebelah kiri.
Bawah
Inspeksi : Tidak ada luka fraktur
5. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan lab darah rutin
Nama : Tn/S
Tgl Lahir : 01 juli 1970 (51 thn) Tgl Tindakan : 15-08-
Diagnosis : Tumor paru Pukul : 17.47 WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
PH 7.255 7.35-7.45 %
SO2 96.9 95-98 MmHg
PO2 114.4 80.0-100.0 ml/dl
CtO2 23.5 15.8-22.3 ml/dl
PCO2 72.7 35.0-45.0 mmHg
CtCO2 34.8 23-27 mmol/I
HCO3 32.6 22—26 mmoI/I
BE 5.2 -2 s/d +2 mmoI/I
6. Pemeriksaan radiologi
Jenis Pemeriksaan : Foto thoraks lateral
Kesan : Massa mediastinum superior
Usul : MSCT scan Thorax dengan kontras
7. Terapi medis
DO :
1. Respirasi 24 x/menit
2. Bunyi nafas menurun
3. Pola nafas berubah
4. Batuk tidak efektif
DS : Nyeri akut
1. Nyeri dada dan tenggorokan
DO :
1. Tekanan darah meningkat
2. Tampak meringis
3. Gelisa
4. Frekuensi nadi meningkat
No Diangnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2. Gangguan pertukaran gas Setelah diberikan asuhan keperawatan Terapi oksigen (I.01026)
DS : selama 1 x 24 jam diharapkan pertukaran Observasi :
1. Dispnea gas meningkat dengan kriteria hasil : 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
DO : 1. Pola napas membaik 2. Montor tanda-tanda hipoventilasi
1. Napas cuping hidung 2. Warna kulit membaik 3. Monitor integritas mukosa hidung
2.Gelisa 3. Frekuensi nafas membaik akibat pemasangan oksigen
3.Warna kulit abnormal (pucat) Teraupetik
1.Pertahankan kepatenan jalan napas
2.Berikan oksigen tambahan ,jika perlu
3.Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Edukasi
1. kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivoitas dan tidur
3. Nyeri akut Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen nyeri (I.08236)
DS : selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat Observasi :
1.Nyeri dada dan tenggorokan nyeri menuru dengan kriteria hasil : 1. identifikasi lokasi karakteristik, durasi,
DO : 1. pucat menurun frekuensi, intensitas nyeri
1.Tekanan darah meningkat 2. takikardi menurun 2. identifikasi skala nyeri
2.Tampak meringis 3. monitor respon nyeri non verbal
3.Gelisa 4. monitor pengaruh nyeri pada kualitas
4.Frekuensi nadi meningkat hidup
Terapeutik :
1. fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi :
1. kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Diagnosa primer
1. Senin Bersihan jalan napas Tindakan : S : pasien mengeluh tidak mampu untuk
15/08/20 tidakefektif Observasi melakukan batuk efektif
22 11:0 1. Memonitor adanya sumbatan jalan O : Respirasi 24 x/menit, tidak ada bunyi nafas
0 napas tamabahan,, jalan nafas tersumbat
Hasil : Di mulut pasien sudah A : Bersihan jalan tidak teratasi
tidak ada darah dan sudah bersih P : Pertahankan intervensi :
2. Memonitor bunyi napas tambahan Manajemen jalan napas :
Hasil : tidak ada bunyi nafas 1. Monitor adanya sumbatan jalan napas
tambahan 2. Monitor bunyi napas tambahan
Terapeutik 3. Pertahankan kepatenan jalan napas
3. Mempertahankan kepatenan jalan 4. Lakukan pengisapan lender
napas 5. Kolaborasi dalam pemberian O2 jika perlu
Hasil : Jalan napas paten
4. Lakukan pengisapan lendir
Hasil : sudah di lakukan suction
Kolaborasi
5. Kolaborasi dalam pemberian O2
jika perlu
Hasil : tidak terpasang O2
2. Senin Gangguan Observasi : S : Pasien mengeluh sesak napas
15/08/20 pertukaran gas 1. Monitor kecepatan aliran oksigen O : Respirasi 24 x/menit, tidak ada bunyi nafas
22 11:3 Hasil : tamabahan,, jalan nafas tersumbat
0 4 liter A : gangguan pertukaran gas belum teratasi
2. Monitor integritas mukosa hidung P: Lanjutkan intervensi :
akibat pemasangan oksigen Pertukaran gas
Hasil : 1. Berikan oksigen tambahan ,jika perlu
Hidung dalam keadaan lembab 2. Pertahankan kepatenan jalan napas
Teraupetik
1.Pertahankan kepatenan jalan napas
Hasil :
RR : 24 x/m
2. Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Hasil :
Sudaah diberikan oksigen 6 liter
Edukasi
1. kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan tidur
Hasil :
Tetap diberikan oksigen dalam
melakukan aktivitas
3. Senin Nyeri akut 13:0 Observasi : S : Pasien mengeluh nyeri pada dada sampai
15/08/20 0 1. Identifikasi lokasi karakteristik, ditenggorokan
22 durasi, frekuensi, intensitas nyeri O : pasien tampak meringis dengan frekuensi nadi
Hasil : 125 x/m
P : Nyeri dirasakan pada dada sampai A : Nyeri akutbelum teratasi
tenggorokan P: Lanjutkan intervensi :
Q : seperti tertusuk-tusuk Manajemen nyeri:
R :Nyeri pada dada menyebar ke 1.Berikan oksigen tambahan ,jika perlu
bagian tenggorokan Pertahankan kepatenan jalan napas
S : Skala 7 1. fasilitasi istirahat dan tidur
T : Terus menerus
2. identifikasi skala nyeri
Hasil :
Skala 7
3. monitor respon nyeri non verbal
Hasil : pada saat menelang dan
bernapas
4. monitor pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
Hasil :
Tidak berpengaruh pada kualitas hidup
nya
Kolaborasi :
1. kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Hasil :
10 mg/8 jam/oral