I. Identitas Klien
1. Nama :Ny. R
2. Jenis Kelamin :Perempuan
3. Umur :81 tahun
4. Pendidikan :-
5. Pekerjaan :-
6. Alamat :Banjarmasin
7. Status Perkawinan :Kawin
8. Agama :Islam
9. Suku / Bangsa :Banjar
10. Tgl Masuk RS :19 Februari 2020
11. Diagnosa Medis :Susp. Stroke Hemoragic 2nd attack
12. No. Rekam Medik : XXX
13. Tanggal Pengkajian : Rabu, 19 Februari 2020
V. Data Fokus
1. Inspeksi
Leher : Ada peningkatan vena JVP
Paru : Pengembangan dada simetris, nampak ada retraksi dinding dada
Nafas tidak teratur, penurunan refleks batuk dan menelan
Jantung : Ictus cordis tidak nampak
Abdomen : Tidak ada bekas luka, tidak ada asites
2. Palpasi
Paru : vokal premitus tidak terkaji
Jantung : batas jantung tidak jelas
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar
3. Perkusi
Paru : tidak terkaji
Jantung : suara pekak
Abdomen : kembung, Redup
4. Auskultasi
Paru : suara nafas vesikuler
Jantung : tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen : bising usus menurun (8x/menit)
5. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 240/90mmHg
Nadi : 110x/mnt (Kualitas: kuat; Ritme:Reguler)
Respirasi : 38x/mnt (Effort: tampak meggunakan otot bantu nafas, ada
cuping hidung, ada retraksi dinding dada; Ritme: Irreguler)
Suhu : 37,30C
Tingkat Kesadaran : E1 V1 M2
VII. Spiritual
1. Harapan pasien terhadap penyakitnya/kesehatannya
Tidak terkaji
2. Harapan Keluarga
Keluarga berharap klien bisa sadar dan klien dapat pulih kembali.
VIII. Intervensi, Implementasi, Dan Evaluasi (TABEL)
Data Dx. Kep Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Implementasi Evaluasi
(NOC)
Ds : Keluarga pasien Ketidakefektifan pola Respiratory status: Airway Management - Berikan oksigen Tampak
- Berikan oksigen yang yang cukup
mengatakan pasien nafas b.d Ventilation, Respiratory menggunakan otot
cukup - Monitor respirasi
sesak saat di status: Airway patency, - Monitor respirasi dan dan status O2 bantu nafas
status O2 - Posisikan pasien
perjalan Vital sign Status TD = 240/90 mmHg
- Posisikan pasien untuk
DO: SpO2 80% untuk memaksimalkan N = 110 kuat, regular
memaksimalkan ventilasi
Nafas tampak cepat Setelah dilakukan R = 41x/ menit
ventilasi - Auskultasi suara
tindakan keperawatan - Auskultasi suara nafas, catat ireguler
nafas, catat adanya adanya suara
selama 2 X 30 menit SpO2 = 80%
suara tambahan tambahan
diharapkan : - Berikan bronkodilator - Pertahankan GDS = 230mg/dk
jika perlu jalan nafas yang
- Saturasi O2 dalam Posisi semi fowler
- Atur intake untuk paten
batas normal cairan - Monitor vital sign Pemberian O2 NRM
mengoptimalkan - Monitor pola
- Kepatenan jalan 10 L/menit
keseimbangan nafas
nafas - Pertahankan jalan
nafas yang paten
- Tidak ada dyspneu
- Observasi adanya
- Menunjukkan jalan tanda tanda
hipoventilasi
nafas yang paten
- Monitor adanya
(klien tidak merasa kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
tercekik, irama nafas,
- Monitor vital sign
frekuensi pernafasan - Monitor pola nafas
dalam rentang
Intervensi yang nyata
normal, tidak ada
suara nafas untuk pasien?
abnormal)
- Tanda Tanda vital
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi,
suhu dan pernafasan)
DS: keluarga pasien Gangguan perfusi Setelah dilakukan NIC - Baringkan klien Pasien tampak tidak
mengatakan pasien jaringan cerebral b.d tindakan keperawatan - Baringkan klien (tirah (tirah baring) total sadarkan diri GCS = E
tidak dapat interupsi aliran darah - Status neurologis baring) total dengan dengan posisi 1 M1 V2
merespon dalam batas normal posisi tidur terlentang tidur terlentang Infus Ns 20 tpm
DO: pasien tampak - Tanda – tanda vital tanpa bantal. tanpa bantal. TD = 240/90 mmHg
lemah normal - Monitor tanda-tanda - Monitor tanda- N = 110 kuat, regular
- Peningkatan status neurologis tanda status R = 41x/ menit
kemampuan koknitif dengan GCS. neurologis dengan ireguler
- Monitor tanda-tanda GCS. SpO2 = 80%
vital, seperti tekanan - Monitor tanda- Pupil isokor
darah, nadi, suhu, dan tanda vital, seperti
frekuensi pernapasan tekanan darah,
serta hati-hati pada nadi, suhu, dan
frekuensi sistolik. frekuensi
- Berikan cairan per pernapasan serta
infus dengan perhatian hati-hati pada
ketat. frekuensi sistolik.
- Monitor AGD bila - Berikan cairan per
diperlukan pemberian infus dengan
oksigen. perhatian ketat.
Intervensi untuk
bleeding dikepala?
Catatan Perkembangan
No Diagnosa Keperawatan Tanggal/Jam Evaluasi (SOAP)
1. Ketidakefektifan pola 19/02/2020 S = keluarga pasien mengatakan pasien sesak nafas
nafas 11.00 WITA O = nafas pasien tampak cepat
Tampak menggunakan otot bantu nafas
TD = 240/90 mmHg
N = 110 kuat, regular
R = 41x/ menit ireguler
SpO2 = 80%
GDS = 230mg/dk
Posisi semi fowler
Pemberian O2 NRM 10 L/menit
A = Masalah belum teratasi
P = - monitor tanda-tanda vital
- Monitor pernafasan
- Terapi oksigen
- Mengatur posisi
Gangguan perfusi 19/02/2020 S = Keluarga pasien mengatakan pasien tidak merespon keluarga
jaringan cerebral 11.00 WITA O = Pasien tampak tidak sadarkan diri GCS = E 1 M 1 V 2
Infus Ns 20 tpm
Pupil isokor
Kejang (-)
A = Masalah belum teratasi
P = - Baringkan klien (tirah baring) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
Gangguan perfusi 19/02/2020 S = Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada respon
jaringan cerebral 11.30 WITA O = Pasien tampak tidak sadarkan diri GCS = E 1 M 1 V 2
Infus Ns 20 tpm
Pupil isokor
Kejang (-)
A = Masalah belum teratasi
P = - Baringkan klien (tirah baring) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
Gangguan perfusi 19/02/2020 S = Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada respon
jaringan cerebral 14.30 WITA O = Pasien tampak tidak sadarkan diri GCS = E 1 M 1 V 2
Pupil isokor
Kejang (-)
A = Masalah belum teratasi
P = - Baringkan klien (tirah baring) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
Gangguan perfusi 19/02/2020 S = Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada respon
jaringan cerebral 15.00 WITA O = Pasien tampak tidak sadarkan diri GCS = E 1 M 1 V 2
Pupil isokor
Kejang (-)
A = Masalah belum teratasi
P = - Baringkan klien (tirah baring) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
Gangguan perfusi 19/02/2020 S = Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada respon
jaringan cerebral 15.30 WITA O = Pasien tampak tidak sadarkan diri GCS = E 1 M 1 V 2
Pupil isokor
TD = 162/94 mmHg
N = 106 x/menit kuat, reguler
R = 39 x/ menit ireguler
SpO2 = 99%
Kejang (-)
A = Masalah belum teratasi
P = - Baringkan klien (tirah baring) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
Gangguan perfusi 19/02/2020 S = Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada respon
jaringan cerebral 16.00 WITA O = Pasien tampak tidak sadarkan diri GCS = E 1 M 1 V 2
Pupil isokor
TD = 181/103 mmHg
N = 111 x/menit kuat, reguler
R = 26 x/ menit ireguler
SpO2 = 99%
Kejang (-)
A = Masalah belum teratasi
P = - Baringkan klien (tirah baring) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.
Gangguan perfusi 19/02/2020 S = Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada respon
jaringan cerebral 15.30 WITA O = Pasien tampak tidak sadarkan diri GCS = E 1 M 1 V 2
Pupil isokor
TD = 205/ 113 mmHg
N = 112 x/menit kuat, reguler
R = 25 x/ menit ireguler
SpO2 = 99%
Kejang (-)
A = Masalah belum teratasi
P = - Baringkan klien (tirah baring) total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal.