PERNAPASAN
ARDS
• PROBLEM
• Pasien dengan sindrom gangguan
pernapasan akut (ARDS) membutuhkan
ventilasi mekanis dan dukungan lainnya
untuk memastikan oksigenasi dan
ventilasi yang memadai.
QUESTION
• Apa penanganan terbaik untuk ventilasi
mekanis untuk pasien dengan ARDS?
REFERENCE
• Girard, T.D., Dan Bernard, G.R. (2007).
Ventilasi mekanik di ARDS: A state-of-the-art
ulasan. Ches, 131, 921-929.
EVIDENCE
Antibiotil
Agen
profilaksis
Antiinflamasi
Mengeluarkan substansi mediator vasoaktif
(serotonin, histamin,bradikin)
•Batuk
•Asidosis respiratori
•Crackles Permebilitas membran alveolar meningkat
•Takipnea
•Hipoksemia Kerusakan epitel alveolar
•Dispnea (Pneumosit Tipe II)
•Sputum kental Hemoptisis
Hipoventilasi
Seringkali menimbulkan jaringan
parut dan menurunkan fungsi paru
Hipoksemia
FAKTOR RESIKO
Trauma langsung pada paru Trauma tidak langsung
Pneumonia virus,bakteri,fungal Sepsis
Contusio paru Shock
Aspirasi cairan lambung DIC (Dissemineted Intravaskuler
Coagulation)
Inhalasi asap berlebih
Pankreatitis
Inhalasi toksin
Uremia
Menghisap O2 konsentrasi tinggi
dalam waktu lama Overdosis Obat
Idiophatic (tidak diketahui)
Bedah Cardiobaypass yang lama
Transfusi darah yang banyak
PIH (Pregnand Induced Hipertension)
Peningkatan TIK
Terapi radiasi
MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis utama pada kasus ARDS :
Peningkatan jumlah pernapasan
Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
Penurunan kesadaran mental
Takikardi, takipnea
Dispnea dengan kesulitan bernafas
Terdapat retraksi interkosta
Sianosis
Hipoksemia
Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop
• Patofisiologi
Pemeriksaan Diagnostik
2. Pemeriksaan status oksigen
a. Pemeriksaan labor 3.
4.
Pemeriksaan status asam-basa
Arteri gas darah (AGD) menunjukkan
1. Pemeriksaan fungsi ventilasi penyimpangan dari nilai normal pada PaO2,
• Frekuensi pernafasan per PaCO2, dan pH dari pasien normal; atau
PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 lebih
menit dari 50 mmHg, dan pH < 7,35.
• Volume tidal 5. Oksimetri nadi untuk mendeteksi penurunan
• Ventilasi semenit SaO2
• Kapasitas vital paksa 6. Pemantauan CO2 tidal akhir (kapnografi)
menunjukkan peningkatan
• Volume ekspirasi paksa 7. Hitung darah lengkap, serum elektrolit,
dalam 1 detik urinalisis dan kultur (darah, sputum) untuk
• Daya inspirasi maksimum menentukan penyebab utama dari kondisi
pasien.
• Rasio ruang mati/volume 8. Sinar-X dada dapat menunjukkan penyakit
tidal yang mendasarinya.
• PaCO2, mmHg 9. EKG, mungkin memperlihatkan bukti-bukti
regangan jantung di sisi kanan, disritmia.
b. Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :
a. Syok
b. Trauma (kontusio pulmonal, fraktur multipel, trauma kepala)
c. Cedera sistem saraf yang serius. spt trauma,CVA, tumor dan PTIK.
d. Gangguan metabolik (pankreastitis, uremia)
e. Emboli lemak dan cairan amnion
f. Infeksi paru difusi (bakteri,viral, fungal)
g. Inhalasi gas racun (rokok, oksigen konsentrasi tinggi, gas klorin, NO2
ozon)
h. Aspirasi (sekresi gastrik, tenggelam, keracunan hidrokarbon)
i. Drug Ingestion dan over dosis narkotik/non narkotik ( heroin,opioid,
aspirin)
j. Hemolytic disorder, spt DIC , multiple blood tenfusion dan
cardiopulmonary by pass.
k. Major surgery.
l. Respon imunologik terhadap antigen penjamu (goodpasture syndrome,
SLE)
Pengkajian primer
a. Airway
Peningkatan sekresi pernapasan
Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
b. Breathing
Distress pernapasan: pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
Menggunakan otot aksesori pernapasan
Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
c. Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi,
takikardia
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah,
kacau mental, mengantuk
Papiledema
Penurunan haluaran urine
Pemeriksaan Fisik
Fase eksudatif (Exudative Phase)
Kelemahan, menurun kesadaran, tdk mampu berkonsentrasi,
takipnea, dan alkalosis respiratori.
Hasil inspeksi dada didapatkan penggunaan otot bantu
pernapasan dan adanya peningkatan tekanan darah arteri.
Fase Fibroproliferatif (Fibroproliferative Phase)
Peningkatan tekanan darah arteri, peningkatan workload
ventrikel kiri, suara napas crackles/rales, Agitasi yg b/d hipoksia,
hiperventilasi, hiperkarbia, peningkatan kerja napas, asidosis
laktat (b/d metabolisme aerob), perubahan dalam perfusi (denyut
jantung meningkat, penurunan tekanan darah, perubahan
temperatur dan warna kulit, penurunan capillary refill).
Disfungsi pada organ seperti :
• Otak terjadi perubahan kesadaran, agitasi dan
halusinasi.
• Jantung, terjadi penurunan curah jantung (cardiac
output) yg mengakibatkan angina, CHF, disritmia, dan
Miokard infark.
• Ginjal, terjadi penurunan produksi urine atau laju
filtrasi glomerulus (LFG)/Glomerulus filtration Rate
(GFR)
• Kulit, terdapat bintik-bintik dan tanda iskemik.
• Hati, didapati adanya peningkatan SGOT, biliriubin,
alkalin fosfat dan penurunan albumin.
Penatalaksanaan
Tujuan Terapi :
• Support pernapasan
• Mengobati penyebab jika mungkin
• Mencegah komplikasi.
TERAPI :
1. Intubasi untuk pemasangan ETT
2. Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk mempertahankan
keadekuatan level O2 darah.
3. Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator
4. Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya :
– Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.
– Antibiotik untuk mengatasi infeksi
– Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan
mempertahankan stabilitas membran paru
a. Kirimkan jumlah oksigen yang adekuat ke jaringan vital, tetapi tekankanlah resiko
kerusakan iatrogenic pada paru-paru.
b. Pemeriksaan ulang yang sering mengenal kebutuhan akan PEEP, tingkat kebutuhan
ventilatorterakhir, FiO2 adlah penting
c. Jagalah pasien dengan observasi ketat di sepanjang waktu dan pantau dengan
cermat adanya perkembangan yang merugikan.
d. Ingatlah kegagalan oksigenasi seringkali merupakan penyakit multisistem.
Pembatasan cairan yang berat dapat menurunkan cairan paru – paru dan
meningkatkan pertukaran oksigen tetapi secara bersama – sama mengganggu
perfusi keginjal dan usus. (Cherniack, 1997)
PRIORITAS KEPERAWATAN
• Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi
optimal dan oksigenasi
• Meminimalkan/mencegah komplikasi
• Mempertahankan nutrisi adekuat untuk
penyembuhan/membantu fungsi pernafasan
• Memberikan support emosi kepada pasien dan
keluarga
• Memberikan informasi tentang proses penyakit,
prognose, dan kebutuhan pengobatan
Dx. Keperawatan
Pola nafas tidak efektif b/d akumulasi cairan pada
alveoli paru
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan
sekret, bronchospasme
Gangguan pertukaran gas b/d adanya cairan pada
alveoli paru
Intoleransi aktifitas b/d tidak seimbangnya supply
dan demand O2
Risiko terjadi aspirasi b/d penurunan kesadaran,
gangguan reflek menelan/batuk
Intervensi Keperawatan
• Dx. 1
a. Atur posisi semi fowler
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi pemasangan ventilator
mekanik jika ada indikasi
d. Monitoring haemodinamik
e. Monitoring hasil AGD
Evaluasi
Frekuensi dan usaha nafas
normal
Hasil AGD dalam batas normal
Hasil Ro. Thoraks tidak ada
penumpukan sekret pada paru
Haemodinamik stabil