Oleh:
SITI KURNIATI
B2018128
i
SENAM KAKI DIABETES UNTUK MENGENDALIKAN
KADAR GULA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
MELALUI MEDIA VIDEO
Oleh:
SITI KURNIATI
B2018128
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Siti Kurniati
NIM B2018128
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
NIM : B2018128
Dengan ini menyetujui dan memberikan hak bebas Royaliti Non Ekslusif (Non
Exclusive Royalty Free) kepada Universitas ‘Aisyiyah Surakarta atas karya tulis
ilmiah dan beserta perangkat yang ada didalamnya demi pengembangan ilmu
pengetahuan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta bentuk menyimpan , mengakih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat
dan mempublikasi tugas akhir saya selama masih mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Siti Kurniati
NIM. B2018128
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
dinyatakan telah disetujui untuk diajukan pada ujian Tugas Akhir Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.
Pembimbing
NIDN.0623027702
Mengetahui
NIDN.0615018601
v
PERSETUJUAN PENGUJI
Project akhir ini telah diujikan pada sidang tanggal 14 Januari 2021 dan
dinyatakan memenuhi syarat/sah sebagai project akhir pada Program Studi
Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ’Aisyiyah
Surakarta.
Mengesahkan
Mengetahui,
Endah Sri Wahyuni, S.Kep. Ns., M. Kep. Norman Wijaya Gati, S.Kep. Ns., M. Kep, SpKep. J
NIDN. 0602058501 NIDN. 0615018601
vi
KATA PENGANTAR
vii
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Diploma III Keperawatan yang telah
membimbing dan mendidik selama menempuh pendidikan di Universitas
‘Aisyiyah Surakarta.
7. Bapak Mulyadi dan Ibu Kadinem selaku orang tua saya yang selalu
memberikan doa semangat, dan dukungan kepada saya baik dalam bentuk
materi, moral, maupun spiritual selama saya menempuh pendidikan.
8. Untuk diri saya sendiri yang telah berjuang melawan ego, melawan rasa
malas, bekerja keras, dan tetap bertahan sampai sejauh ini.
9. Keluarga besar saya yang bersedia mendoakan dan memberi semangat
dalam menyelesaikan pendidikan saya.
10. Sahabat-sahabat saya, Sela Dekasa, Prisca, Sitin, Silva, Anisa, Kak Cecil,
Pradita, Nurul, Vano yang tidak pernah bosan menjadi pendengar keluh
kesah saya dan menjadi penyemangat saya selama kuliah.
11. Teman dekat saya, Oeky, yang tidak pernah bosan memberikan semangat
dan tidak bosan mendengarkan keluah kesah saya selama mengerjakan
tugas akhir ini.
12. Teman-teman mahasiswa prodi DIII Keperawatan terutama kelas C
angkatan 2018 yang sama-sama berjuang demi menyelesaikan laporan
tugas akhir ini.
13. Dan seluruh pihak yang turut membantu, yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, sehingga laporan tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi penulis
serta bermanfaat bagi dunia keperawatan di Indonesia.
Siti Kurniati
NIM. B2018128
viii
SENAM KAKI DIABETES UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GULA
PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
MELALUI MEDIA VIDEO
Siti Kurniati
kurniatisiti22@gmail.com
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
INTISARI
ix
DIABETIC FOOT EXERCISES TO CONTROL SUGAR LEVELS IN
Siti Kurniati
kurniatisiti22@gmail.com
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
SUMMARY
x
DAFTAR ISI
xi
4. Ketepatan Solusi yang Ditawarkan ...................................... 23
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 38
B. Saran ........................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
DM Diabetes Mellitus
GA Glycated Albumin
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
sekresi insulin, gangguan aktivitas insulin atau keduanya (Damayanti, 2016).
Diabetes mellitus dikenal dengan sebutan silent killer karena penyakit tersebut
dapat menyerang beberapa organ, serta menimbulkan beberapa keluhan dan
komplikasi yang berbahaya serta dapat menyebabkan kematian (Sukarja, 2016).
Pengelolaan DM dapat dilakukan dengan terapi farmakolgis dan terapi non
farmakologis. Pengelolaan terapi farmakologis yaitu pemberian insulin dan obat
hipoglikemik oral. Sedangkan non farmakologis meliputi pengendalian berat
badan, latihan olahraga, dan diet. Banyak penderita DM yang lebih fokus dan
hanya mengutamakan pada penanganan diet dan mengonsumsi obat-obatan.
Namun penanganan diet yang teratur belum menjamin akan terkontrolnya kadar
gula darah, akan tetapi hal ini harus diimbangi dengan latihan fisik yang sesuai
(Sinaga, 2012). Oleh karena itu pemberian aktivitas senam kaki merupakan salah
satu cara yang efektif dalam mengelola diabetes mellitus. Terapi untuk
mengontrol serta menurunkan kadar gula darah diharapkan setiap minggu
melakukan latihan jasmani secara rutin dengan durasi 30-60 menit dengan
frekuensi 3-5 kali perminggu.
Berdasarkan hasil penelitian Rusli dan Farianingsih (2015) didapatkan
setelah melakukan senam kaki diabetes rata-rata hasil pengukuran kadar gula
darah pada penderita diabetes terdapat penurunan kadar gula darah sebesar 29,6
mg/dl dengan rata-rata sebelum dilakukan senam kaki 202,67 mg/dl, dan rata-rata
sesudah dilakukan senam kaki adalah 173,07 mg/dl. Penelitian ini juga
menunjukan bahwa ada pengaruh kuat senam kaki diabetes terhadap penurunan
kadar gula darah pada pasien DM tipe II. Senam kaki diabetes sangat dibutuhkan
dalam pengelolaan DM, latihan jasmani secara teratur dapat menurunkan kadar
gula darah.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan Wahyu (2018)
selama 3 minggu dengan 3 responden didapatkan setelah melakukan senam kaki
diabetes rata-rata hasil pengukuran kadar gula darah pada penderita diabetes
terdapat penurunan kadar gula darah. Pada responden pertama sebelum dilakukan
senam kaki kadar gula darah nya sebesar 185 mg/dl menjadi 160 mg/dl,
responden kedua yaitu sebelum dilakukan senam kaki diabetes kadar gula darah
sebesar 189 mg/dl menjadi 155 mg/dl dan pada responden ketiga yaitu 160 mg/dl
2
menjadi 148 mg/dl. Penelitian ini juga menunjukan bahwa ada pengaruh kuat
senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien DM tipe II.
Senam kaki diabetes sangat dibutuhkan dalam pengelolaan DM, latihan jasmani
secara teratur dapat menurunkan kadar gula darah.
Tujuan luaran adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
pada penderita DM dan keluarga tentang video senam kaki diabetes untuk
menurunkan kadar gula bagi penderita DM. Manfaat luaran bagi penulis adalah
untuk menambah pengetahuan penulis tentang proses pembuatan video senam
kaki diabetes mellitus pada penderita DM. Manfaat bagi institusi adalah
menambah bahan referensi bagi mahasiswa tentang pengembangan video senam
kaki diabetes untuk penderita DM. Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai
tambahan ilmu pengetahuan tentang gerakan-gerakan senam kaki diabetes untuk
penderita penyakit DM.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah (hyperglikemia) dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan
secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala
yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu polidipsia,
poliuria, polifagia, penurunan berat badan, dan kesemutan (Buraerah,
2016). Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat
menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan
pembuluh darah. Komplikasi diabetes mellitus yang sering terjadi
antara lain, penyebab utama gagal ginjal, retinopatin diabeticum,
neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang meningkatkan kejadian
ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk amputasi kaki.
Meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke, dan resiko
kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat
dibandingkan bukan penderita diabetes mellitus (Kemenkes RI, 2014).
Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik akibat dari
kurangnya insulin baik oleh karena adanya disfungsi sel beta pankreas
atau ambilan glukosa perifer atau keduanya pada DM tipe 2 atau
kekurangnya insulin absolut pada DM tipe 1 dengan tanda tanda
hiperglikemia dan glukosuria, diserta gejala klinis akut (penurunan
berat badan) dan ataupun gejala kronik atau kadang-kadang tanpa
gejala (Askandar, et al. 2015).
Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung
kronik dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin
dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan
insulin secara efektif sehingga kelebihan gula dalam darah (Fatimah,
4
2015). Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik
yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin
(resistensi insulin) (Depkes, 2016).
2. Etiologi
Menurut Decroli (2019) penyebab DM ada 2 yaitu:
a. Resistensi urin
Insulin tidak dapat bekerja secara optimal disel otot, lemak,
dan hati sehingga memaksa pankreas untuk memproduksi insulin.
Ketika produksi insulin tidak adekuat mengkompensasi
peningkatan resistensi insulin, maka kadar glukosa darah akan
meningkat, sehingga terjadi hiperglikemia kronik.
b. Disfungsi sel beta pankreas
Disfungsi sel beta pankreas terjadi akibat kombinasi faktor
genetik dan faktor lingkungan. Jumlah dan kualitas sel beta
pankreas dipengaruhi oleh proses regenerasi dan kelangsungan sel
beta itu sendiri, mekanisme selular senagai pengatur sel beta,
kemampuan adaptasi sel beta ataupun kegagalan
mengkompensasi beban metabolik dan proses apoptosis sel.
3. Klasifikasi
Menurut Decroli (2019) mengklasifikasikan DM menjadi empat jenis,
yaitu :
a. DM Tipe 1
DM tipe 1 ditandai oleh destruksi sel beta pankreas, terbagi
dalam 2 sub tipe yaitu tipe 1A yaitu diabetes yang diakibatkan
oleh proses immunologi (immune-mediated diabetes) dan tipe 1B
yaitu diabetes idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya.
Diabetes 1A ditandai oleh destruksi autoimun sel beta. Diabetes
tipe 1 merupakan gangguan katabolisme yang ditandai oleh
kekurangan insulin absolut , peningkatan glukosa darah, dan
pemecahan lemak dan protein tubuh.
b. DM Tipe 2
5
DM tipe 2 dikenal juga sebagai Non-Insulin-Dependent
Diabetes (NIDDM). DM tipe 2 umumnya diawali dengan
terjadinya resistensi insulin yang awalnya belum menyebabkan
DM secara klinis. Sel beta pankreas dapat melakukan kompensasi
insulin disekresi secara berlebihan sehingga terjadi kondisi
hiperinsulinemia. Sehingga dapat menyebabkan kelelahan sel beta
pankreas (exhaustion) yang disebut dekompensasi,
mengakibatkan produksi insulin yang menurun. Kondisi resistensi
insulin diperberat oleh produksi insulin yang menurun akibatnya
kadar glukosa darah semakin meningkat.
c. DM pada Kehamilan (Gestational Diabetes)
Diabetes kehamilan terjadi pada intoleransi glukosa yang
diketahui selama kehamilan pertama. Wanita dengan diabetes
kehamilan akan mengalami peningkatan resiko terhadap diabetes
setelah 5-10 tahun melahirkan.
d. DM Tipe Lain (Others Specific Types)
Merupakan gangguan endokrin yang menimbul hiperglikemia
akibat peningkatan produksi glukosa dalam hati. Diabetes tipe ini
yaitu diabetes yang dihubungkan dengan keadaan dan sindrom
tertentu, misalnya diabetes pada penyakit pankreas dan penyakit
endokrin seperti akromegali atau syndrome chusing, yang
disebabkan oleh zat kimia atau obat, infeksi dan endokrinopati.
4. Patofisiologi
Awal mula terjadinya DM yaitu ditandai dengan gangguan pada
pankreas. Gangguan pada pankreas akan mengakibatkan penurunan
fungsi insulin (difisiensi insulin). Dimana difisiensi insulin adalah
keadaan dimana sel-sel insulin tidak mampu merespon insulin secara
normal. Berkurangnya insulin menyebabkan glukosa tidak dapat
digunakan oleh sel, sehingga terjadi peningkatan glukosa dalam darah
dan mengakibatkan hiperglikemia (Anik, 2013).
DM tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena sel sel insulin tidak mampu merespon insulin secara
6
normal. Keadaan ini disebut sebagai “resistensi insulin”. Obesitas,
kurangnya aktivitas fisik dan penuaan adalah penyebab terjadinya
resistensi insulin. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat
memproduksi glukosa hepatik yang berlebihan tetapi tidak merusak
sel-sel B langerhans secara autoimun. Defisiensi insulin pada
penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif. Pada awal
perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan gangguan
pada sekresi insulin artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi
resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada
perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas.
Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif sehingga
akan menyebabkan defisiensi insulin dan menyebabkan terjadinya
resiko gangrene atau luka pada kaki, akhirnya penderita memerlukan
isulin eksogen (Teixeria, 2011).
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Diabetes Mellitus menurut Fatimah (2015)
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Gejala Akut
Gejala akut Diabetes Melitus yaitu meliputi poliphagia
(banyak makan), polidipsia (banyak minum), poliuria (sering
kencing di malam hari) dan nafsu makan bertambah namun berat
badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu),
mudah lelah. Poliuri dan polidipsi terjadi akibat kehilangan cairan
berlebihan yang berhubungan dengan diuresis osmotic, sedangkan
poliphagi disebabkan oleh kondisi metobolik yang diinduksi
adanya defesiensi insulin serta pemecahan lemak dan protein.
b. Gejala Kronik.
Gejala kronik Diabetes Melitus antara lain, kesemutan, kulit
terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit,
kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi
mudah goyah dan mudah lepas serta adanya lesi luka yang
penyembuhannya lambat dan infeksi berulang.
7
6. Faktor Resiko
Menurut Waspadji (2011) faktor resiko Diabetes Mellitus dibedakan
menjadi tiga yaitu :
a. Faktor resiko yang dapat diubah
1) Obesitas
Obesitas atau kegemukan yaitu kelebihan berat badan
>20% dari berat badan ideal atau BMI (Body Mass Index)
>27kg/m2. Obesitas menyebabkan respons sel beta pankreas
terhadap peningkatan glukosa darah berkurang, selain itu
reseptor insulin pada sel diseluruh tubuh termasuk diotot
berkurang jumlah dan keaktifannya kurang sensitif.
2) Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang kurang menyebabkan resistensi
insulin pada DM tipe 2. DM tipe 2 sebenarnya dapat
dikendalikan atau dicegah terjadinya melalui gaya hidup
sehat, seperti makan makanan sehat dan aktivitas fisik teratur.
3) Dislipidemi
Kadar kolesterol yang tinggi atau dislipidemi yaitu kadar
HDL kolesterol ≤35 mg/dL (0,09 mmol/L) dan kadar
trigliserida ≥259 mg/dl (2,8 mmol/L). Pada kondisi ini,
perbandingan antara HDL (High Density Lipoprotein) dengan
LDL (Low Density Lipoprotein) cenderung menurun dimana
kadar trigliserida secara umum meningkat sehingga
memperbesar resiko atherogenesis. Salah satu mekanisme
yang menjadi predisposisi diabetes tipe 2 adalah terjadinya
pelepasan asam-asam lemak bebas secara cepat. Proses ini
menyebabkan sirkulasi tingkat tinggi dari asam lemak bebas
di hati sehingga kemampuan hati untuk mengikat dan
mengekstrak insulin dari darah berkurang. Hal ini dapat
mengakibatkan hiperinsulinemia dan peningkatan
glukoneogenesis dimana glukosa darah meningkat.
4) Hipertensi
8
Sesorang yang berisiko menderita DM juga mempunyai
tekanan darah tinggi yaitu ≥140/90 mmHg. Hipertensi yang
tidak dikelola dengan baik akan mempercepat kerusakan pada
ginjal dan kelainan kardiovaskuler. Sebaliknya jika tekanan
darah tinggi dapat di kontrol maka akan memproteksi
terhadap komplikasi mikro dan makrovaskuler serta
pengelolaan hiperglikemia yang terkontrol.
b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Genetik
Riwayat keluarga dengan DM tipe 2, mempunyai peluang
menderita DM sebesar 15% dan risiko ketidakmampuan
memetabolisme karbohidrat secara normal sebesar 30%.
Faktor genetik dapat mempengaruhi sel beta dan mengubah
kemampuannya untuk menyebarkan rangsang sekretoris
insulin. Secara genetik risiko DM tipe 2 meningkat pada
saudara kembar monozigotik, ibu neonatus yang beratnya
lebih 4 kg, ras atau etnis tertentu (LeMone & Burke, 2013).
2) Usia
Faktor usia pada penderita DM tipe 2 adalah usia diatas
30 tahun, hal ini karena adanya perubahan anatomis,
fisiologis dan biokimia. Seseorang yang mencapai umur 30
tahun, maka kadar glukosa darah naik 1-2 mg% setiap tahun
saat puasa dan akan naik 6-13 mg% pada 2 jam setelah
makan. Berdasarkan hal tersebut bahwa umur merupakan
faktor utama terjadinya kenaikan prevalensi DM serta
gangguan toleransi glukosa.
3) Keluarga dengan DM
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga
mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes
merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot
dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes
Mellitus.
9
4) DM Gestasional
Wanita yang mempunyai riwayat abortus berulang,
melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000 gram.
DM tipe ini terjadi ketika ibu hamil gagal mempertahankan
euglikemia atau kadar glukosa darah normal). Faktor resiko
DM gestasional adalah riwayat keluarga, obesitas dan
glikosuria.
c. Faktor resiko lain
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah
penderita polycystic ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom
metabolik memiliki riwatyat toleransi glukosa terganggu (TGT)
atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya,
memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK,
atau Peripheral Aterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol, faktor
stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan kafein
(Decroli, 2019).
7. Komplikasi
Menurut Fatimah (2015) komplikasi Diabetes Mellitus
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Komplikasi akut
Komplikasi akut terdiri dari hipoglikemia dan hiperglikemia.
Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah di bawah nilai normal
yaitu < 50 mg/dl. Kadar gula darah yang terlalu rendah dapat
menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi
sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
Sedangkan, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah
meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik,
Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto
asidosis.
b. Komplikasi kronik
10
Komplikasi kronik antara lain komplikasi makrovaskuler dan
komplikasi mikrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yaitu
meliputi trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak),
penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongesif, dan
stroke. Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler
seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, ulkus
atau gangrene dan amputasi.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DM meliputi terapi nonfarmakologis dan terapi
farmakologis, yaitu :
a. Terapi Nonfarmakologis
1) Edukasi
Persepsi yang baik dengan cara memberikan pendidikan
atau edukasi yang baik agar tidak terjadinya komplikasi.
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu
dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan
merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM
secara holistik (Perkeni, 2015). Perawat memainkan peran
penting dalam mengidentifikasi pasien yang menderita
diabetes, mengkaji keterampilan perawatan diri pasien DM,
memberikan pendidikan kesehatan dasar kepada pasien DM,
mendukung penyuluhan yang diberikan oleh spesialis dan
merujuk pasien untuk menjalani perawatan tindak lanjut
setelah pulang (Bruner & Sudarth, 2016).
2) Terapi Nutrisi
Tujuan terapi nutrisi adalah untuk mempromosikan dan
mendukung pola makan sehat dalam mencapai dan
mempertahankan berat badan, glikemik, tekanan darah, dan
tujuan lipid sambil mengatasi masalah individu, termasuk
akses ke makanan sehat, preferensi pribadi dan budaya, dan
faktor lainnya (ADA, 2018). Tujuan nutrisi adalah untuk
mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dan
11
tekanan darah dalam kisaran serta profil lipid dan lipoprotein
yang menurunkan risiko penyakit vaskuler mencegah
munculnya komplikasi kronik, dan memenuhi kebutuhan
nutrisi individu (Bruner & Sudarth, 2016).
3) Latihan jasmani
Manfaat olahraga yaitu dapat meningkatkan kebugaran
fisik, memperbaiki keadaan emosional, pengendalian berat
badan, dan meningkatkan kapasitas kerja. Pada penyandang
DM, olahraga meningkatkan ambilan glikosa oleh sel otot,
yang kemungkinan mengurangi kebutuhan akan insulin.
Olahraga juga mengurangi kolestrol dan trigliserida, yang
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (LeMone, 2016).
4) Senam kaki diabetes
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi
penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki (Soebagio, 2011). Gerakan-gerakan senam kaki
ini dapat memperlancar peredaran darah di kaki,
memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan
mempermudah gerakan sendi kaki. Senam kaki diabetes
dilakukan dengan frekuensi 3-5x dalam seminggu dan tidak
dilakukan lebih dari 2 hari berturut-turut. Dengan demikian
diharapkan kaki penderita DM dapat terawat baik dan dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita DM (Anneahira,
2011).
b. Terapi farmakologis
1) Obat – Obat Diabetes Melitus
Menurut Perkeni (2015), terapi farmakologis terdiri dari
obat oral dan suntikan. Obat Antihiperglikemia oral dibagi
menjadi 5 golongan, yaitu pemacu sekresi insulin (Insulin
Seretagogue), yang termasuk Sulfonilurea dan Gilinid,
peningkatan Sensivitas terhadap insulin, yang termasuk obat
12
Metfotrmin dan Tiazolidindion (TZD), penghambat Absorpsi
Glukosa di saluran pencernaan, Penghambat DPP – IV
(Dipeptidly Peptidose – IV dan Penghambat SGLT – 2
(Sodium Glucose Contransporter. Dan Obat
Antihiperglikemia Suntik, seperti: Insulin, jenis – jenis insulin
menurut Black (2014) yaitu kerja cepat (Rapid – acting
insulin), Insulin kerja pendek (Short – acting insulin), Insulin
kerja menengah (Intermediate –acting insulin), dan Insulin
kerja panjang (Long – acting insulin).
2) Monitoring Farmakologis
Monitoring DM menurut Perkeni (2015), yaitu:
Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah, pemeriksaan HbA1c,
pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) untuk
memantau dan mencapai kontrol metabolik dan mengurangi
bahaya hipoglikemia. Glycated Albumin (GA) digunakan
untuk menilai indeks kontrol glikemik yang tidak dipengaruhi
oleh gangguan metabolisme hemoglobin dan masa hidup
eritrosit seperti HbA1c merupakan indeks kontrol 24 glikemik
jangka panjang (2-3 bulan). Sedangkan proses metabolik
albumin terjadi lebih cepat daripada hemoglobin dengan
perkira 15 – 20 hari sehingga GA merupakan indeks kontrol
glikemik jangka pendek. Beberapa gangguan seperti sindrom
nefrotik, pengobatan steroid, severe obesitas dan gangguan
fungsi tiroid dapat mempengaruhi albumin yang berpotensi
mempengaruhi nilai pengukuran GA.
B. Senam Kaki Diabetes
1. Pengertian
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan
terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara harmonis. Senam kaki adalah kegiatan
atau latihan yang dilakukan penderita diabetes untuk mencegah
13
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah pada kaki
(Ruben, et al. 2016).
Parichehr (2012), mengatakan senam kaki diabetes dapat
mengendalikan perubahan kadar gula darah yaitu pada otot-otot yang
bergerak aktif dapat meningkatkan kontraksi sehingga permeabilitas
membran sel terhadap peningkatan glukosa, resistensi insulin
berkurang dan sensitivitas insulin meningkat. Sehingga sirkulasi dalam
darah meningkat dan terjadi penurunan kadar gula darah pada pasien
dengan diabetes (Rizaniansyah & Farianingsih, 2015).
Senam kaki diabetik sangat penting dilakukan untuk mengurangi
risiko ulkus diabetikum. Ulkus diabetikus merupakan luka terbuka
pada permukaan kulit karena adanya komplikasi makroangiopati
sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati,keadaan lebih
lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan
dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob
maupun anaerob (Prasetyorini, 2015).
2. Manfaat
Menurut Anneahira (2011) manfaat senam kaki diabetes antara lain :
a. Memperlancar peredaran darah di kaki
b. Memperbaiki sirkulasi darah
c. Memperkuat otot kaki
d. Mempermudah gerakan sendi kaki
e. Dapat meningkatkan kekuatan otot paha dan betis
3. Langkah-langkah
Menurut Widiawati (2020) langkah-langkah senam kaki diabetes yaitu:
a. Persiapkan alat: kertas koran 2 lembar, kursi (bila tindakan
dilakukan dalam posisi duduk).
b. Persiapan klien: kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakannya senam kaki, jelaskan tujuan dilaksanakan senam
kaki.
c. Persiapan lingkungan: ciptakan lingkungan nyaman bagi pasien
dan jaga privasi klien.
14
d. Prosedur pelaksanaan :
1) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien
duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
15
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
16
6) Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu
gerakan jari-jari kaki kedepan kemudian turunkan kembali
secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi gerakan ini
sebanyak 10 kali.
Gambar 2.6
Gambar 2.7
17
Gambar 2.8 Gambar 2.9
9) Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar
kaki pada pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis
di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara
bergantian.
Gambar 2.10
10) Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian robek koran
menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran tersebut.
Gambar 2.11
18
11) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan
kedua kaki.
Gambar 2.12
Gambar 2.13
19
Gambar 2.14
20
Rusman (2012) mengungkapkan beberapa kelebihan yang dimiliki
media video, yaitu:
a. Video dapat memberikan pesan yang dapat diterima lebih merata
oleh banyak orang.
b. Video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses kegiatan.
c. Video dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih
realistis dan dapat diulang atau dihentikan sesuai kebutuhan.
d. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi
sikap pengamat video
3. Alasan Pemilihan Media Video
Penulis memilih media edukasi berupa media video disebabkan
karena banyaknya masyarakat khususnya penderita DM yang kurang
pengetahuan tentang tanda dan gejala DM, komplikasi DM, dan
penatalaksanaan DM yang menjadi masalah kesehatan. Masyarakat
khususnya penderita DM menganggap bahwa penyakit DM yang di
derita hanya dapat disembuhkan melalui pengobatan secara
farmakologis yaitu melalui obat-obatan saja. Dan penderita DM tidak
mengetahui bahwa penyakit DM dapat di obati dengan cara terapi
nonfarmakologi untuk mengatasi atau mengendalikan kadar gula
darah, salah satunya yaitu dengan melakukan senam kaki diabetes.
Sasaran dalam edukasi ini adalah para masyarakat khusunya pada
penderita DM, sehingga penulis memilih media video ini karena tidak
semua masyarakat dapat membaca dan menulis, oleh karena itu
penulis memilih media video karena didalamnya terdapat contoh
gerakan-gerakan senam kaki diabetes sehingga dapat dipahami dan
dapat diterapkan atau dicontoh oleh masyarakat khususnya penderita
DM dalam mengendalikan kadar gula darah.
4. Ketepatan Solusi yang Ditawarkan
Solusi yang ditawarkan penulis adalah dengan membuat media
video tentang senam kaki diabetes untuk mengurangi kadar gula darah
pada penderita Diabetes Mellitus. Alasan penulis memilih tema
tersebut karena sudah ada beberapa jurnal terkait senam kaki diabetes
21
untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus.
Seperti penelitian yang dilakukan Rusli dan Farianingsih (2015)
tentang penurunan gula darah melalui senam kaki diabetes
memberikan penjelasan bahwa terdapat perubahan kadar gula pada
penderita Diabetes Mellitus setelah dilakukan senam kaki diabetes
selama 3 hari. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mutu, et al. (2019)
menjelaskan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah pada penderita
Diabetes Mellitus setelah dilakukan senam kaki diabetes selama 4 x
dalam 4 hari dengan 2 pasien yaitu didapatkan hasil pasien 1 dari gula
darah 288 mg/dl menjadi 180 mg/dl dan pasien 2 dari 320 mg/dl
menjadi 170 mg/dl. Hasil tersebut membuktikan bahwa senam kaki
diabetes efektif untuk mengurangi kadar gula pada penderita Diabetes
Mellitus.
Alasan penulis memilih media video sebagai medianya adalah
karena dengan media video di dalamnya nanti akan menampilkan
gambar dan suara sehingga masyarakat akan lebih memahami
bagaimana senam kaki diabetes dapat menurunkan kadar gula pada
penderita Diabetes Mellitus. Seperti yang dijelaskan Yunita (2011),
dalam penelitiannya tentang efektifitas penggunaan media audio
visual terhadap perubahan perilaku penderita Diabetes Mellitus
menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup setelah diberikan
penyuluhan media audio visual dan dibuktikan dengan pemberian post
test-pre test didapati hasil sebanyak 64,3 % berperilaku baik dan 35,7
% berperilaku kurang baik. Dengan sebelumnya didapati hasil post
test sebanyak 35,7 % berperilaku baik dan 64, 3% berperilaku kurang
baik.
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, penulis menemukan
beberapa karya yang sudah pernah dipublikasikan orang lain terkait
senam kaki diabetes untuk menurunkan kadar gula pada penderita
Diabetes Mellitus diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Karya Sugiyanto (2019) berupa video berjudul Senam Kaki
Diabetes Mellitus. Video tersebut hanya memaparkan langkah-
22
langkah senam kaki diabetes saja dan sebelumnya tidak
dijelaskan materi senam kaki diabetes terlebih dahulu.
2. Karya Fitria (2019) berupa video berjudul Senam Kaki
Diabetes. Video tersebut tidak disertai dengan pembukaan
terlebih dahulu, perhitungan setiap gerakan tidak lengkap dan
suara kurang keras.
3. Karya Kusmiati, et al (2019) berupa video berjudul Tutorial
Senam Kaki Diabetes. Isi dari video tersebut tidak disertai
dengan salam pembukaan, video terlalu cepat dan kurang jelas.
4. Hasanah (2020) berupa video yang berjudul Senam Kaki
Diabetes. Video tersebut tidak disertai materi senam kaki
diabetes, gerakan terlalu cepat jika dilakukan oleh penderita
Diabetes Mellitus dan setiap gerakan tidak disertai dengan
tulisan langkah-langkah nya.
Perbedaan media video yang dibuat penulis dengan media yang
sudah dibuat dan dipublikasikan oleh orang lain adalah terkait
kejelasan prosedur senam kaki diabetes untuk mengendalikan kadar
gula pada penderita Diabetes Mellitus. Video yang penulis buat
memuat pengertian senam kaki diabetes, manfaat senam kaki diabetes
dan langkah-langkah senam kaki diabetes serta lebih memberikan
pemahaman tentang bagaimana prosedur senam kaki diabetes
dilakukan dengan baik dan benar. Scene pertama pada video akan
menampilkan konsep dasar dari senam kaki diabetes dalam bentuk
video animasi dan tambahan tulisan serta suara agar lebih menarik.
Scene pertamatersebut dibuat penulis untuk menyamakan persepsi
antara penulis dan penonton video tentang bagaimana prosedur senam
kaki diabetes dilakukan. Kemudian di scene selanjutnya penulis akan
memberikan video demonstrasi bagaimana penerapan senam kaki
diabetes yang diperankan oleh penulis sendiri agar mempermudah
pemahaman pengamat video sehingga bisa di praktikkan oleh
pengamat video.
23
Video yang akan penulis tentu berbeda dengan karya video yang
sudah ada yaitu karya video Sugiyanto (2019) dan Hasanah (2020)
hanya membahas prosedur senamkaki diabetes nya saja tidak diberi
materi terlebih dahulu. Sedangkan video yang dibuat oleh penulis
yaitu dicantumkan materi senam kaki diabetes terlebih dahulu
sehingga pengamat video paham manfaat dilakukannya senam kaki
diabetes tersebut. Video yang penulis buat tersebut juga tidak
membatasi usia objek, seperti karya video yang dibuat oleh Fitria
(2019) dan karya video Kusmiati (2019), dalam video nya terdapat
pembatasan usia objek untuk senam kaki diabetes yaitu dilakukan
pada usia remaja dan tentunya berbeda dengan karya video yang
penulis buat. Penulis membuat karya video ini dengan sasaran
masyarakat umum tetapi dengan memfokuskan objek pada penderita
Diabetes Mellitus, karena melihat dewasa ini penyakit Diabetes
Mellitus tidak diderita oleh kalangan remaja saja melainkan semua
kalangan termasuk usia lansia.
24
BAB III
25
diabetes mellitus saja. Sedangkan video yang saya buat terdapat
materi senam kaki dan langkah-langkah senma kaki.
D. Deskripsi Desain Project Luaran
1. Praproduksi
Tahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan menentukan
keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan
perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai.
Tahap ini meliputi:
a. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
Penulis membuat video ini dengan memunculkan ide tentang
pendidikan senam kaki diabetes pada penderita Diabetes Mellitus.
Video berdurasi 12 menit ini, berisi pembahasan singkat sekitar 3
menit mengenai senam kaki diabetes yang terdiri dari definisi dan
manfaat senam kaki diabetes serta sekitar 9 menit berisi tentang
edukasi senam kaki diabetes.
b. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video
Tabel 3.1
Garis Besar Isi Media Video
26
penderita Mellitus dapat 1. 1. Jika dilakukan dalam dengan
Diabetes mengendalika posisi duduk maka frekuensi 3-5x
Mellitus n kadar gula posisikan pasien duduk dalam seminggu
mampu darah dengan tegak diatas bangku selama 30-60
mengikuti dan menerapkan dengan kaki menyentuh menit.
melakukan senam kaki lantai.
kembali senam diabetes. 2.
kaki diabetes. 3. 2. Meletakkan tumit
dilantai, jari-jari kedua
belah kaki diluruskan ke
atas lalu dibengkokkan
kembali kebawah seperti
cakar ayam sebanyak 10
kali.
4.
5. 3. Meletakkan tumit salah
satu kaki dilantai, angkat
telapak kaki ke atas.
Kemudian sebaliknya pada
kaki yang lainnya, jari-jari
kaki diletakkan di lantai
dan tumit kaki diangkatkan
ke atas. Gerakan ini
dilakukan secara
bersamaan pada kaki
kanan dan kiri bergantian
dan diulangi sebanyak 10
kali.
6.
7. 4. Tumit kaki diletakkan di
lantai. Kemudian bagian
ujung jari kaki diangkat ke
atas dan buat gerakan
memutar pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali.
8.
9. 5. Jari-jari kaki diletakkan
dilantai. Kemudian tumit
diangkat dan buat gerakan
memutar dengan
pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak
10 kali.
10.
11. 6. Kemudian angkat salah
satu lutut kaki, dan
luruskan. Lalu gerakan
jari-jari kaki kedepan
kemudian turunkan
kembali secara bergantian
kekiri dan ke kanan.
Ulangi gerakan ini
sebanyak 10 kali.
12.
13. 7. Selanjutnya luruskan
salah satu kaki diatas lantai
kemudian angkat kaki
27
tersebut dan gerakkan
ujung jari-jari kaki kearah
wajah lalu turunkan
kembali kelantai.
14.
15. 8. Angkat kedua kaki lalu
luruskan. Ulangi sama
seperti pada langkah ke-8,
namun gunakan kedua kaki
kanan dan kiri secara
bersamaan. Ulangi gerakan
tersebut sebanyak 10 kali.
16.
17. 9. Selanjutnya luruskan
salah satu kaki dan angkat,
lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan
gerakan seperti menulis di
udara dengan kaki dari
angka 0 hingga 10 lakukan
secara bergantian. Kaki
diluruskan dan diangkat.
18.
19. 10. Letakkan selembar
koran dilantai. Kemudian
robek koran menjadi 2
bagian, lalu pisahkan
kedua bagian koran
tersebut.
20.
21. 11. Sebagian koran di
sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua
kaki.
22.
23. 12. Kemudian pindahkan
kumpulan sobekan-
sobekan tersebut dengan
kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada
bagian kertas yang utuh
tadi.
24.
25. 13. Lalu bungkus semua
sobekan-sobekan tadi
dengan kedua kaki kanan
dan kiri menjadi bentuk
bola. Kaki merobek kertas
koran kecil-kecil dengan
menggunakan jari-jari kaki
lalu bungkus menjadi
bentuk bola.
26.
28
d. Penyusunan Naskah
Tabel 3. 3
Penyusunan Naskah
NO Visual Audio
SEGMEN 1
2. OPENING/PEMBUKAAN LIVE
a. Salam
b. Perkenalan
3. SAJIAN MATERI SENAM KAKI LIVE
DIABETES
a. Pengertian senam kaki diabetes
b. Manfaat senam kaki diabetes
4. PELAKSANAAN SENAM KAKI LIVE
DIABETES
a. Langkah-langkah senam kaki
diabetes
5. KESIMPULAN KE EFEKTIFAN LIVE
SENAM KAKI DIABETES
a. Cek kadar gula darah di pelayanan
Kesehatan
6. PENUTUP/CLOSING LIVE
a. Salam
Permintaan maaf dan ucapan
terimakasih
e. Pengkajian Naskah
Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran
yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya,
sehingga naskah tersebut laik produksi.
2. Produksi
Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan
penulis naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai
kegiatan, meliputi:
a. Rembuk Naskah
Setelah penulis menyusun dan mempelajari naskah,
selanjutnya penulis akan melakukan rembuk naskah. Rembuk
naskah ini diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman
terhadap naskah, sehingga apabila dipublikasikan diharakan tidak
terjadi kesalahan yang fatal. Dengan demikian peneliti akan
29
mengubah naskah menjadi sebuah media senam kaki diabetes yang
bermanfaat bagi masyarakat khususnya penderita penyakit
Diabetes Mellitus.
b. Penentuan Tim Produksi
1) Produser : Siti Kurniati
2) Sutradara : Siti Kurniati
3) Cameramen : Sela Dewi Kartika Sari
4) Editor : Siti Kurniati
c. Casting (Pencarian Pemain)
Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus
dipilih sesuai dengan tuntutan naskah. Maka penulis akan memilih
pemain yaitu Siti Kurniati.
d. Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)
Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan
sesuai dengan tuntutan naskah. Maka penulis akan memilih lokasi
yaitu Rumah Kost penulis yaitu Jl. Halilintar No. 49, Kentingan,
Jebres, Surakarta.
e. Cru Metting (Rapat Tim Produksi)
Di dalam pertemuan ini akan ditentukan yaitu :
1) Jadwal syuting : Kamis, 10 Desember 2020
2) Lokasi : Rumah Kost penulis, Jl. Halilintar No. 49,
Kentingan, Jebres, Surakarta.
3) Pemain : Siti Kurniati (penulis)
4) Kamera : menggunakan kamera handphone
5) Kostum : menggunakan seragam olahraga
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
6) Alat pendukung : Tripot, kursi dan kertas koran
f. Pengambilan Gambar
Setelah semua persiapan sudah selesai dilakukan, langkah
selanjutnya yaitu pengambilan gambar atau produksi. Kegiatan
produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide dalam bentuk
naskah senam kaki diabetes ke bnetuk gambar dan suara. Kegiatan
30
ini akan merekam aktivitas sesuai naskah dengan menggunakan
fasilitas yang sudah disiapkan.
3. Pasca Produksi
Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara
dari lapangan yang siap untuk diedit sesuai naskah. Gambar dan suara
tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini cukup panjang,
yaitu meliputi:
a. Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)
Editing merupakan penyatuan beberapa rangkaian video, gambar
dan suara sehingga mampu menyampaikan pesan sesuai dengan
naskah dan pantas ditonton. Disini penulis akan menggunakan
media editing melalui aplikasi, yaitu :
1) Kinemaster
2) InShoot
b. Mixing (Pengisian Musik)
Kegiatan memadukan beberapa pengisi suara dan beberapa
video/gambar dalam satu frame. Penulis akan memasukkan
beberapa music untuk membangun suasana gembira pada video
tersebut.
c. Preview
Setelah editing selesai dilakukan, maka video senam kaki diabetes
ini dinyatakan siap dipreview. Kegiatan preview ini untuk melihat
apakah media yang dibuat sesuaidengan perencanaan atau naskah
senam kaki diabetes.
d. Ujicoba
Program yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemudian di
uji cobakan ke lapangan. Uji coba ini akan dilakukan kepada
keluarga dan teman-teman penulis untuk mengetahui pemilihan
aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa,
apakah mudah dipahami atau tidak sebagai audience. Hasil uji coba
merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat
31
dipakai untuk media pembelajaran senam kaki diabetes atau
disiarkan.
e. Revisi
Setelah uji coba dilakukan, jika ada masukan dari beberapa
audience maka akan direvisi oleh penulis sesuai dengan naskah.
f. Distribusi/Penyiaran
Disini penulis akan melakukan upload video senam kaki
diabetes pada penderita Diabetes Mellitus. Hasil akhir dari kegiatan
ini yaitu sebuah media video yang siap dimanfaatkan oleh
masyarakat umum khususnya penderita Diabetes Mellitus.
Karya tulis ilmah senam kaki diabetes dengan
menggunakan media video ini tidak plagiat dari hasil karya orang
lain yang sudah dipublikasikan dan dikombinasi dari beberapa
sumber yaitu dari buku dan youtube. Sehingga video senam kaki
diabetes ini dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama pada
penderita Diabetes Mellitus.
4. Isi video
a. Materi
Materi diambil dari rangkuman dari tinjauan pustaka yang terdiri
dari definisi senam kaki diabetes, manfaat senam kaki diabetes, dan
langkah-langkah senam kaki diabetes.
b. Gambar video
Gambar video diambil adalah hasil tangkap kamera handphone
sendiri yang dilakukan oleh pemain dan tim.
c. Editing video
Editing video menggunakan 2 aplikasi, yaitu :
1) Aplikasi Kinemaster untuk menambah musik dan
menambahkan teks pada video.
2) Aplikasi Inshoot untuk menggabungkan beberapa video dan
gambar.
d. Warna
32
Warna yang digunakan untuk tulisan adalah hitam dan coklat
supaya terlihat dengan jelas.
e. Font
Font yang digunakan adalah Dancing Script Bold dan Roboto
Black dengan berbagai macam size.
f. Desain
Desain yang digunakan adalah sebai berikut :
1) Judul : judul berada di tengah dengan editing
menggunakan aplikasi Kinemaster
2) Pembuka : salam perkenalan dengan audio live dan
ditambah dengan tulisan
3) Sajian materi :berisi definisi senam kaki diabetes, manfaat
senam kaki diabetes, dan langkah-langkah senam kaki diabetes
dengan audio live dan ditambah dengan tulisan dan gambar.
4) Alat dan bahan : dengan audio live ditambah dengan tulisan
dan gambar.
5) Tutorial terapi dengan audio live
6) Penutup : penutup video menggunakan audio live
dengan tulisan dalam video
33
BAB IV
LUARAN YANG DICAPAI
Tujuan dari senam kaki diabetes sendiri yaitu memperbaiki sirkulasi darah,
memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha dan mengatasi keterbatasan gerak
sendi. Video ini ditargetkan dapat dipatenkan sebagai penghargaan atas hasil
karya yang telah dihasilkan oleh penulis sehingga produk luaran video yang
dihasilkan akan dimasukkan ke dalam Hak Kekuasaan Intelektual (HAKI), selain
itu link senam kaki diabetes juga akan di upload ke google drive dan youtube agar
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan maksimal serta diharapkan dapat
34
menjadi acuan dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dalam
bidang kesehatan.
35
Link video : https://youtu.be/NJjg8MofZ-Q
36
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil KIE (Kouminikasi, Informasi, dan Edukasi)
melalui media video dengan judul “Senam Kaki Diabetes Untuk
Mengendalikan Kadar Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus Melalui
Media Video” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Masalah yang sering terjadi dalam sistem metabolisme salah satunya
adalah penyakit Diabetes Mellitus. Penyakit Diabetes Mellitus
tersebut disebabkan akibat tingginya kadar gula dalam darah
melebihi batas normal yaitu lebih dari 200 mg/dl. DM dapat
menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit
sampai jantung sehingga menimbulkan komplikasi.
2) Penyakit Diabetes Mellitus dapat diatasi dengan berbagai macam
cara, salah satu nya yaitu dengan cara terapi senam kaki diabetes.
Karena senam kaki diabetes dapat mencegah terjadinya luka dan
membantu memperbaiki sirkulasi darah serta dapat memperkuat otot
kecil pada kaki. Sehingga jika senam kaki diabetes dapat dilakukan
secara teratur maka dapat menurunkan kadar gula darah pada
penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
3) Penggunaan media video dalam “Senam Kaki Diabetes Untuk
Mengendalikan Kadar Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus” ini
bertujuan sebagai bahan media edukasi senam kaki diabetes bagi
masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk
menurunkan kadar gula dalam darah. Media video ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan pada penderita Diabetes Mellitus dan
mempermudah edukasi kepada masyarakat. Media video ini didesain
dengan semenarik mungkin agar masyarakat dapat tertarik dan lebih
mudah dalam memahami langkah-langkah senam kaki diabetes
37
untuk menurunkan kadar gula darah sehingga dapat diterapkan juga
oleh masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
B. Saran
1) Bagi Masyarakat
Berdasarkan luaran yang sudah dibuat yaitu berupa media video
disarankan kepada masyaraat khususnya penderita Diabetes Mellitus
tipe II untuk menonton video tentang edukasi senam kaki diabetes
agar mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai senam kaki
diabetes untuk mengendalikan kadar gula terhadap penderita
Diabetes Mellitus.
2) Bagi Petugas Kesehatan
Berdasarkan luaran yang dibuat yaitu berupa media video disarankan
bagi tenaga kesehatan untuk menonton video edukasi pendidikan
senam kaki diabetes sehingga dapat membantu memberikan
penyuluhan kesehatan tentang senam kaki diabetes untuk
mengendalikan kadar gula terhadap penderita Diabetes Mellitus serta
dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi penyuluhan kesehatan
melalui video.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Kemenkes RI 2014, Profil Kesehatan Indonesia (www.kemkes.go.id di akses
tanggal 10 November 2020).
LeMone, P & Burke 2013, Medical Surgical Nursing: Critical thinking in the
client care (4th ed), Pearson Prentice Hall, Ney Jersey.
Maryunani, A 2013, Diabetes Pada Kehamilan edisi II, CV Trans Info Media,
Jakarta.
Munir 2012, ‘Multimedia : Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan’, Alfabeta,
Bandung.
Perkeni 2016, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia, (http://www.pbpapdi.org di akses tanggal 10 November 2020).
Ratnasi, N, Y & Susilowati, W 2018, ‘Efektivitas Senam Kaki Diabetik Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetus Mellitius di Desa
Mulur’, Jurnal Keperawatan GSH, vol 7, no 2, hh 11-22.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI,
(http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_
2018/Hasil%20Riskesdas%202018. pdf – Diakses November 2020).
Rizaniansyah, R, Gusti & Farianingsih, S 2015, ‘Senam Kaki Diabetes
Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 (Diabetic
Feet Gymnastic to Decrease Blood Sugar Levels Diabetes Mellitus type 2
Patients)’, Jurnal Of Ners Community.
Ruben, Graceistin, Rottie, Julia Villy & Karundeng, Y, Michael 2016, ‘Pengaruh
Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Enemawira’,
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php /jkp/article/view/11897.diakses 20
November 2020).
Sukarja 2016, ‘Senam kaki dan stimulasi kutaneus terhadap kelembaban kulit kaki
pada diabetesi’, Jurnal Gema Keperawatan, 9(1), pp. 1–93.
Teixeria, L 2011, ‘Regular physical exercise training assists in preventing type 2
diabetes development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory
properties’, Biomed Central Cardiovascular Diabetology 10(2);1-15.
Waspadji, S 2011, Kaki diabetes dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III,
edisi kelima, Interna publishing, Jakarta,
WHO. 2014. World Health Statistic 2014. Geneva: World Health Organization.
Tersedia di:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/112738/1/9789240692671_eng.
Diakses November 2020.
Widiawati 2020, ‘Implementasi Senam Kaki Diabetes Pada Penderita Diabetes
Melitus di RSUD Raden Mattaher Jambi’, Jurnal Pengabdian Harapan Ibu
(JPHI), Vol 2 (1).
40
41
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
NIM : B2018128
42
letakkan di bawah prodi
Pendahuluan :
43
kaki diabetic ini intinya ya…
tlg dikembangkan kalimat2
berikutnya.
4. Senin, 16 Revisi BAB 1 1. Untuk sumber/referensi tulis
November yang benar.
2020 2. Untuk 1 paragraf terdiri
minimal 3 kalimat.
3. Beri koma pada setiap sumber.
4. Setiap habis tanda baca beri
spasi.
5. Ganti ATAU pada kata
“Kabupaten/Kota”.
6. Update tahun pada kalimat
“Prevalensi Kota Semarang”.
7. Paparkan data DM di Kota
tempat tinggal.
8. Delete kata “jadi” pada
kalimat “jadi upaya dalam
mengendalikan gula darah
tidak efektif”.
9. Kata “oleh karena itu
pemberian aktivitas senam
kaki merupakan salah satu
cara yang efektif dalam
mengelola diabetes mellitus”
di delete atau pindahkan di
pengendalian secara non
farmakologi atau selanjutnya
persis di setelah referensi
Sinaga.
10. Refesensi tidak perlu ditulis
lengkap kecuali untuk dapus.
44
11. Kata diabetes mellitus pada
tujuan luaran tidak di
miringkan.
5. Rabu, 02 ACC BAB 1 Dengan catatan rubah cara
Desember menulis tahunnya pada kalimat
2020 “International Diabetes
Federation IDF (2017)”.
45
2020 media luaran 1. Lengkapi dalam menulis
sumber
2. Perbaiki cara menulis
sumber dengan benar
3. Kata asing di miringkan
4. Simbol “/” diganti atau
5. Pada paragraf plagiatisme
buat kata kata sendiri
jangan sama dengan
pedoman
6. Pada paragraf luaran
jadikan 2 sampai 3
paragraf
7. Pada kata kesimpulan
tidak kapital semua hanya
K saja yang kapital
8. Rapikan dalam
penulisannya
9. Untuk video langsung ke
materi senam diabetes
mellitus
9. Kamis, 07 Konsultasi semua bab ACC TA dengan catatan :
Jnuari 2021
1. Teliti sumber nya
2. Rapikan lagi di langkah
langkah senam kaki
3. Rapikan daftar pustaka
nya
10. Jumat, 08 Konsultasi media luaran ACC :
Januari 2021 (video)
1. Kata “penyusun” ganti
oleh
2. Tidak diberi nama penguji
46
dalam video
3. Beri sumber dalam materi
video
47
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
1. Nama : Siti Kurniati
2. NIM : B2018128
3. Tempat Lahir : Wonogiri
4. Tanggal Lahir : 10 Maret 2000
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah:
a. Dusun : Tanjung
b. Kelurahan : Tanjung
c. RT/RW : RT. 01/RW. 04
d. Kecamatan : Bulukerto
e. Kabupaten : Wonogiri
f. Provinsi : Jawa Tengah
7. Telepon
a. Hp : 085225375062
b. Email : kurniatisiti22@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD : SD N 1 Tanjung, Lulus Tahun 2012
2. Pendidikan SMP : SMP N 2 Bulukerto, Lulus Tahun 2015
3. Pendidikan SMK : SMA N 1 Purwantoro, Lulus Tahun 2018
48