OLEH:
OLEH
KANSIANA FERLIN WADU
KP.13.20.027
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
UDAYANA
Dibuat untuk melengkapi tugas akhir Diploma III Keperawatan Stikes KESDAM
IX/Udayana. Tugas akhir ini merupakan karya tulis ilmiah saya sendiri (ASLI)
dan dalam tugas akhir tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain
Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah dipublikasikan dan atau ditulis dan diterbitkan oleh orang
lain maupun Perguruan Tinggi atau Institusi manapun, kecuali pada sumber
Denpasar, 9 Juli
2023
iii
iv
LAPORAN
UDAYANA
Mengetahui Pembimbing
Dw. Ngakan Gd, Widiadnyana, S, kep,Ns,m,m,Kes Ns. Komang Agus Jerry Widyanata, M.Kep
v
LAPORAN
UDAYANA
PADA HARI :
TANGGAL :
TIM PENGUJI
vi
vii
KATA PENGANTAR
2. Waket I, II dan III Stikes KESDAM IX/Udayana yang telah memberikan izin
IX/Udayana.
4. Ns. Komang Agus Jerry Widyanata, M.Kep selaku pembimbing utama yang
viii
6. Seluruh Staf di Stikes KESDAM IX/Udayana yang telah memberikan
proposal ini.
7. Orang tua dan keluarga besar yang tercinta yang selalu memberi doa,
dukungan dan motivasi tiada henti selama penyusunan penelitian dan selama
9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan
oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun
Denpasar,
Penulis
ix
ABSTRAK
Latar Belakang : diabetes yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai komplikasi, yang secara umum dibagi menjadi 2 yaitu komplikasi
makrovaskuler bahkan dapat mengakibatkan kematian. Oleh kerena itu, pasien
yang doagnosa Dm harus menjalankan manajemen diri dengan baik agar resiko
terjadi komplikasi komplikasi dapat dikurangi. untuk mengetahui gambaran
efikasi diri pada pasien diabetes melitus di dipoli klinik penyakit dalam Rumkit
Tk II Udayana
Metode : penelitian yang diggunakan dengan metode deskriptif dan desain
penelitian cross sectional.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini pasien Dm
dipoli klinik penyakit dalam Rumkit Tk II sebanyak 181 responden. Instrumen
yang digunakan adalah Diabetes Management Self-Efficacy Scale (DMSES). Uji
yang digunakan uji univariat Penelitian ini menggunakan nonprobability
sampling yaitu dengan Teknik purposive sampling.
Hasil : penelitian menunjukkan dari 181 responden berdasarkan usia yang
memiliki efikasi diri yang cukup dari umur 46-55 sebanyak 62 orang dengan
jumlah (34,4%), berdasarkan pendidikan yaitu pendidikan SMA 58 orang
(32,0%),berdasarkan status ekonomi mayoritas pendapatan tinggi sebanyak 100
orang (55.2 %), berdasarkan efikasi diri pada pasien diabetes melitus yang
memiliki efikasi diri cukup yaitu sebanyak 91 orang (50,3%) dan efikasi diri yang
baik sebanyak 35 orang (19,3%).
Simpulan : Gambaran Self Efficacy pada pasien diabetes melitus di poli penyakit
dalam Rumkit Tk II udayana berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
mayoritas responden memiliki Self Efficacy cukup dengan jumlah 50,3%.
x
meningkatkan penyuluhan kesehatan secara rutin kepada penderita diabetes
mellitus agar motivasi dalam menjalani hidup serta kualitas hidup pasien semakin
membaik ditengah tekanan psikhis yang dilamai akibat dari penyakit yang
diderita,
xi
ABSTRACT
Method: The research used a descriptive method and a cross sectional research
design. The sample used in this research was 181 respondents from DM
patients at the Internal Medicine Clinic, Rumkit Tk II. The instrument used was
the Diabetes Management Self-Efficacy Scale (DMSES). The test used is the
univariate test. This research uses nonprobability sampling, namely the
purposive sampling technique.
Results: research shows that of the 181 respondents based on age who have
sufficient self-efficacy from the age of 46-55, there are 62 people (34.4%),
based on education, namely high school education, 58 people (32.0%), based
on economic status. the majority had high incomes as many as 100 people
(55.2%), based on the self-efficacy of diabetes mellitus patients who had
sufficient self-efficacy, namely 91 people (50.3%) and good self-efficacy as
many as 35 people (19.3%).
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
terjadi secara perlahan-lahan dan tanpa gejala serta secara bertahap akan
bertambah berat dan kurang lebih 90-95 % penderita mengalami diabetes melitus
salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di
masa datang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat
peningkatan jumlah penyandang diabetes melitus yang cukup besar pada tahun-
meningkatkan kepatuhan pasien DM. Salah satu faktor kunci dalam mencapai
perubahan perilaku adalah dengan efikasi diri. Efikasi diri dapat memberikan
komplikasi, yang secara umum dibagi dua yaitu komplikasi mikrovaskuler dan
1
2
itu, pasien yang didiagnosa DM harus menjalankan manajemen diri dengan baik
(Munir, Munir and Syahrul, 2019) .Bagi pasien, identifikasi kemampuan self
management dapat menentukan kebutuhan edukasi karena pasien ikut serta dalam
memprediksikan sedikitnya 483 juta jiwa di usia 20-79 tahun mengalami diabetes
dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari keseluruhan penduduk yang usianya
sama dan akan melonjak seiring dengan pertambahan usia penduduk. Dengan
jumlah sebanyak 10,7 juta jiwa Indonesia berada di posisi ke 7 dengan diabetes
setelah Cina, India dan Amerika Serikat (Kemenkes RI, 2018). Hasil Riset
yaitu sebanyak 10,9% (Perkeni, 2019). Selain di tingkat Dunia serta Indonesia,
Kota Makassar. Pada tahun 2011 diabetes mellitus terjadi 5.700 kasus, tahun 2012
bertambah 14.067 kasus dan pada tahun 2013 menjadi 14.604, serta terus
meningkatkan kepatuhan pasien DM. Salah satu faktor kunci dalam mencapai
perubahan perilaku adalah dengan efikasi diri. Efikasi diri dapat memberikan
3
Salah satu faktor pencetus dalam melakukan perawatan diri pada pasien
adanya dorongan, minat dan kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan. Masih
banyak penderita diabetes mellitus yang masih kurang motivasinya untuk selalu
melakukan perawatan diri (Gesti, 2017). Jika motivasi pasien kurang baik itu
artinya akan mempengaruhi tingkat efikasi diri pasien. Efikasi diri (self-efficacy)
dengan tujuan dan harapan yang diinginkan (Yaqin et al., 2017). Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh (Ariani et al., 2012) penderita diabetes mellitus
mempunyai motivasi yang kurang dalam perawatan diri yaitu sebanyak 76,4%.
Namun pada penelitian Kusuma, 2013 memiliki hasil yang berbeda yaitu 50%
mayoritas responden memiliki motivasi baik yaitu 71.2% dan responden memiliki
efikasi diri baik 63.6%. bahwa masyarakat memahami tentang penyakit Diabetes
sehat, pola makan/life style yang dapat dilakukan sendiri di rumah secara
Mellitus?
2. Tujuan Khusus
di RS Tk.II Udayana
RS Tk.II Udayana
RS Tk.II Udayana.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan acuan dalam
RS Tk.II Udayana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus
darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh
sekresi insulin oleh sel beta pankreas atau gangguan fungsi insulin
kurangnya sekresi insulin, namun karena sel sel sasaran insulin gagal
atau tidak mampu merespon insulin secara normal, keadaan ini lazim
dan gaya hidup penderita yang tidak sehat juga berperan dalam
insulin.
7
8
sebagai diabetes.
e. Gejala lain
2017).
a. Usia
9
2015).
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
d. Jenis Kelamin
e. Pola Makan
menghambat dietnya.
f. Stres
keluhan yaitu :
singkat dan badan terasa lemah. Hal ini disebabkan gula dalam
kurus
b. Banyak Kencing
agar urin yang keluar tidk terlalu pekat, maka tubuh menarik
c. Banyak Minum
d. Banyak Makan
yang turun
13
2.1.5 Komplikasi
Koes,2014) yaitu:
a. Akut
hiperglekimia
akibat
b. Kronik
ada dua meliputi makrovaskuler dan mikrovaskuler. makrovaskuler
2.1.6 Penatalaksanaan
Konsep self efficacy sebenarnya adalah inti dari teori social cognitive
untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap fungsi orang itu sendiri dan
merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowladge
pada diri tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan y
tersebut, yaitu:
a. Tingkat
(level)
rasakannya.
b. Kekuatan
(strength)
untuk menyelesaikannya.
c. Generalisasi
(geneality)
a. Fungsi kognitif
dilakukan.
b. Fungsi motivasi
c. Fungsi afeksi
alami pada situasi yang sulit dan menekan, dan juga akan
d. Fungsi selektif
11.40 tahun, dan rerata skor self efficacy yakni 59.07.Penelitian yang
responden, usia 55-65 terdapat 14(42,4%) responden dan pada usia >65
kadar glukosa dalam darah dan urin, berat badan, kondisi kulit kaki dan
pengaturan berat badan dan manajemen stress. Instrumen ini terdiri dari 20
item pertanyaan dengan empat faktor yang dinilai yaitu nutrisi khusus dan
berat badan, nutrisi umum dan perawatan medis, aktivitas fisik dan kontrol
karena secara budaya memiliki susunan kata yang berbeda. Lain halnya
adaptasi yang dilakukan di Turki dimana para ekspert melihat kondisi pasien
DM yang tidak memiliki alat untuk timbang berat badan dan kontrol gula
darah sehingga ada dua item yang berhubungan dengan masalah tersebut
yang tidak dimasukkan (Kara, van der Bijl, Shortridge-Baggett, Asti, &
Erguney, 2005).
kebingungan dan duplikasi yaitu item nomor 8, 18, 5, 14, dan 15. Di Iran
instrumen DMSES terdiri dari lima faktor dimana faktor nutrisi umum dan
masih sama dengan DMSES versi Belanda dan Cina (Noroozi & Tahmasebi,
Korea menerima konseling tidak hanya dari dokter melainkan dari tenaga
professional lainnya seperti perawat dan ahli gizi sehingga ada item yang
pertanyaan (Lee, van der Bijl, Shortridge-Baggett, Han, & Moon, 2015).
a. Usia
b. Tingkat pendidikan
baik.
c. Status pernikahan
e. Lama menderita Dm
f. Dukungan keluarga
positif.
g. Depresi
Self management
Gambaran Efikasi Diri
Pada Pasien DM
diabetes
29
30
: ada hubungan
aktivitas
fisik
BAB IV
METODE PENELITIAN
secara nyata, realistic, actual, nyata, dan pada saat ini, karena penelitian
kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel dinilai secara bersamaan pada
33
34
tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan diabetes melitus. Jumlah
4.3.2 Sampel
dimiliki oleh poplasi, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
sampel yang diambil dari populasi itu. Ukuran sampel yang layak dalam
N
n= 2
1+ N (d )
Keterangan :
35
N: besar populasi
n: besar sampel
331
n=
1+331 ¿ ¿
331
n=
1+331(0.0025)
331
n=
1.8275
n= 181.12
n= 181
Udayana Denpasar.
b. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian
sebagai berikut :
Udayana
d) Pasien DM koperatif
c. Kriteria eksklusif
a. Data primer
pendidikan
b. Data sekunder
responden.
laporan penelitian
formulir kuisioner yang akan diisi oleh responden yang sesuai dengan
pengisian.
data dan pada tahap ini data mentah atau raw data yang telah dikumpulkan,
a. Editing
ulang.
40
b. Coding
dibuat sesuai dengan data yang diambil dari alat ukur yang
65 tahun
= perempuan
Swasta/Wiraswasta, 3 = PNS
c. Data entry
komputer.
d. Cleaning
perangkat komputer.
41
juga analisis univariat yang dilakukan menurut jenis data, untuk data
dilakukan distribusi persentase atau proporsi dari efikasi diri pasien pada
keputusan.
disajikan.
c. Confidentially (kerahasiaan)
yaitu Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar. Rumah Sakit ini memiliki
bagi anggota TNI-AD, serta Pegawai Negeri Sipil. Untuk dapat mengoperasikan
atau menjalankan tugas sebagai tenaga medis serta pelayanan kesehatan, pihak
rumah sakit melakukan pendaftaran izin pada 23 Maret 2015 dengan nomor
klasifikasi serta perizinan Rumah Sakit yang terdapat pada no 3 tahun 2020 dan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang tertuang dalam
rumah sakit melakukan Akreditasi Rumah Sakit dengan proses bertahap yang
43
44
dilengkapi dengan sarana dan prasarana medis yang lengkap dan canggih, serta
tenaga dokter maupun perawat yang memiliki kualtias baik. Fasilitas yang
disediakan rumah sakit antara lain fasilitas rawat inap, fasilitas pertemuan rawat
jalan, fasilitas ruang tindakan, fasilitas penunjang. Rumah Sakit Tk. II Udayana
memiliki 152 kamar dimana terdapat ruang VVIP, VIP, I, II, III, ICU, NICU,
IGD, Ruang Bersalin, Ruang Operasi, Ruang Isolasi. Diabetes melitus di poli
dalam darah penderita dengan penerapan gaya hidup sehat yaitu dengan
melakukan diet dan aktivitas fisik seperti olahraga atau melakukan aktivitas.
Tabel 5.2
Karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan dan status ekonomi.
Pendidikan
Tidak sekolah 19 10.5
SD 22 12.2
SMP 57 31.5
SMA 58 32.0
Perguruan tinggi 25 13.8
Status Ekonomi
Pendapatan rendah 29 16.0
Pendapatan sedang 52 28.7
Pendapatan tinggi 100 55.2
JUMLAH 181 100
jumlah 55,2%.
46
Tabel 5.3
dengan Self Efficacy kurang dengan jumlah 30,4% dan responden dengan Self
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Responden
5.2.1.1 Usia
Berdasarkan hasil penelitian pada kategori usia, mayoritas responden
berada pada usia 46-55 tahun dengan jumlah 34,4%. Hasil ini sejalan dengan
47
berada pada rentang usia 40-55 tahun. Bertambahnya umur membuat fungsi
pada kualitas hidup, biaya perawatan kesehatan yang tinggi dan mobiditas serta
menjadi penyebab utama kematian (Aswir & Misbah, 2018). Pada usia 40-50
)Pada saat usia seseorang semakin tua mendekati lansia, maka terjadi kelemahan
semakin tua usia seseorang harapan, keyakinan untuk kesembuhan juga semakin
5.2.1.2 Pendidikan
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan pendidikan terakhir,
Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Riska (2020) bahwa mayoritas
jumlah 55,2%. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Gabby (2020) bahwa
sosial ekonomi baik dinilai oleh pendapatan, pendidikan, atau pekerjaan terkait
Status sosial ekonomi yang rendah dikaitkan dengan tingkat kematian yang
tinggi (Diarthini et al., 2020). Terdapat penelitian dari Gown (2019) bahwa
pendapatan rumah tangga (belum dipotong pajak) di bawah dari $20.000 per
tahun memiliki risiko untuk terkena Diabetes Melitus tipe 2. Kelompok dengan
dan selera makan akan mengakibatkan perubahan pola makan masyarakat yang
memiliki Self Efficacy cukup dengan jumlah 50,3%, Hasil ini sejalan dengan
self-efficacy cukup (85,4%) dan self care baik (83%). Hasil uji Fisher Exact
dengan α < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara self-efficacy dengan self
(ρ=0,005). Upaya promosi kesehatan mengenai self care diabetes melitus perlu
melitus dipoli klinik penyakit dalam rumkit TkII udayana sebanyak 181 orang.
Dilihat d
terbanyak menderita diabetes dari 181 responden adalah usia 46-55 tahun
Suryaditha (2022). Bahwa dari total bahwa dari total 82 responden, mayoritas
berada pada rentang usia 40-55 tahun. Bertambahnya umur membuat fungsi
fisiologis mengalami penurunan akibat proses degenerative. Usia ini sangat erat
semakin tinggi.
tahun maka kadar glukosa darah akan naik 5,6-13 mg/dL ini berbeda dengan
pada 2 jam setelah makan (sudoyo,2006). Ini berbeda dengan hasil penelitian
terbanyak dengan umur 59,32 tahun dengan median 58 tahun dan modus 58
tahun.
ditambah lagi manusia akan mengalami perubahan fisiologi tubuh setelah umur
40 tahun mka peluang seseorang yang telah mengalami proses penuaan untuk
terkena DM akan meningkat apa lagi dibarengan dengan pola hidup tidak baik.
beberapa bidang ilmu seseorang dengan Pendidikan yang baik, lebih matang
menerima pengaruh luar yang positif, objek dan terbuka terhadap berbagai
jumlah 55,2%. Salah satu factor penyebab Dm adalah stres. Tingkat gula darah
darah yang ideal dan naik secara drastic (Vitahealth, 2005). Status ekonomi
dapat memperberat kondisi pasien Dm yang berdampak pada self eficacy diri
dan manajemen perawatan diri. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Gabby
48,3%.
dan pendapatan rendah tentu akan memiliki tingkat stress dan penyelesaian
52
masalah yang berbeda terlebih lagi tuntutan semakin meningkat setiap harinya
akan menuntut seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan
memicu stress terlebih lagi pendapatan rendah dan tidak menentu, sehingga
secara tidak langsung stress menjadi penyabab diabetes melitus, ditambah lagi
representatif untuk mewakili penderita diabetes mellitus yang lebih luas. Selain
itu penelitian ini hanya menggunakan satu variabel dan memilih metode
variabel yang lebih banyak dengan metode lain yang lebih kompleks.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada kategori usia, mayoritas responden
berada pada usia 46-55 tahun dengan jumlah 34,4%, pada kategori pendidikan
6.2 Saran
1. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan
penelitian terkait tentang self efficacy pada pasien diabetes mellitus dengan
diabetes mellitus agar motivasi dalam menjalani hidup serta kualitas hidup
dari penyakit yang diderita, agar bisa memberikan kondisi yang stabil dan
terkontrol
53
54
DAFTAR PUSTAKA
Amila. (2019). Hubungan Efikasi Diri Dengan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di
Rumah Sakit Tingkat Iii Baladhika Husada Jember. Jurnal UNEJ, 3(1).
Arif, T. (2020). Peningkatan Vaskularisasi Perifer dan Pengontrolan Glukosa Klien
Diabetes Mellitus Melalui Senam Kaki. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal
of Ners and Midwifery), 7(1), 082–088.
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i1.art.p082-088
Aswir, & Misbah, H. (2018). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における
健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Photosynthetica, 2(1), 1–13.
http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-76887-8%0Ahttp://link.springer.c
om/10.1007/978-3-319-93594-2%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-
409517-5.00007-3%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jff.2015.06.018%0Ahttp://
dx.doi.org/10.1038/s41559-019-0877-3%0Aht
Diarthini, N. L. P. E., Sudarmaja, I. M., Swastika, I. K., & Ariwati, N. L. (2020).
Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Pelayanan Kesehatan dan Edukasi
Kesehatan Secara Personal Pada Lansia dI Desa Melinggih Payangan Gianyar
Bali. Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM), 19 Nomor 4(1),
490–494.
Fitrianingsih, W., Suindri, N. N., & Armini, N. W. (2019). Hubungan Antara
Pengetahuan, Pendapatan dan Pekerjaan Ibu Dengan Kehamilan Risiko Tinggi
di Puskesmas Kecamatan Denpasar Basar Tahun 2018. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, 7(2), 98–108.
Ginting, P. A. S. (2019). Gambaran Karakteristik Pasien Penderita Diabetes Melitus
Di Ruangan Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2019.
Diabetes Melitus, 032015035, 39–46.
Munir, N. W., Munir, N. F., & Syahrul, S. (2019). Self-Efficacy dan Kualitas Hidup
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Penelitian Kesehatan “SUARA
FORIKES” (Journal of Health Research “Forikes Voice”), 11(2), 146.
https://doi.org/10.33846/sf11208
56
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Kelas :
Umur :
Alamat :
bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan
Petunjuk Pengisian:
dengan keadaan yang sebenarnya, beri tanda ceklist (√) pada kotak yang
tersedia.
1. Identitas Responden
Nama Inisial :
Umur : tahun
Alamat :
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan terakhir
Tamat SD
Tamat SMP/MTs
59
Tamat SMA/MA
Diploma/Sarjana/Magister/Doktor
Status pekerjaan
Tidak bekerja
Swasta/Wiraswasta
PNS
petunjuk Pengisian:
pada kolom yang sesuai dengan persepsi bapak/ibu mengenai pernyataan maupun
pertanyaan tersebut.
Sangat
Tidak Tidak Kurang Sangat
No Item Pernyataan Mampu
Mampu Mampu Mampu Mampu
Total 15
DIRUMKIT TK II UDAYANA
62
No Keterangan Biaya
A Tahap Perencanaan
ATK (Alat Tulis Kantor) untuk proposal Rp.50.000,00
Print proposal Rp.150.000,00
B Tahap Pelaksanaan
Pengurusan izin penelitian (print surat ke tempat
Rp. 20.000,00
penelitian)
Pembelian masker Rp. 60.000,00
Pembelian Hand Sanitizer Rp. 200.000,00
Pembelian face shield Rp. 150.000,00
Transportasi dan akomodasi Rp. 20.000,00
C Tahap Akhir
Kertas HMJ untuk print proposal + KTI Rp. 100.000,00
Print KTI Rp. 50.000,00
Pengeluaran tak terduga Rp. 200.000,00
Total Biaya Rp. 1.000.000,00
2022 2023
No Kegiatan Keterangan
11 12 1 2 3 4 5 6
penelian
66