Anda di halaman 1dari 166

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS


TIPE II DENGAN PENERAPAN DIABETES SELF CARE ACTIVITIES (DSCA)
DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS SINGKAWANG BARAT 1
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2023

DINA PRIMASARI
NIM 201101012

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA III
TAHUN 2023
KARYA TULIS ILMIAH
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE II DENGAN PENERAPAN DIABETES SELF CARE ACTIVITIES (DSCA)
DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS SINGKAWANG BARAT 1
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2023

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan (A.Md. Kep) pada Program Studi D-III Keperawatan Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak

DINA PRIMASARI
NIM 201101012

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA III
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE II DENGAN PENERAPAN DIABETES SELF CARE ACTIVITIES (DSCA)
DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS SINGKAWANG BARAT 1
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2023

Diusulkan Oleh :

DINA PRIMASARI
NIM 201101012

Telah disetujui di Singkawang


Pada tanggal, 04 Juli 2023

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr.Ns. Dedi Damhudi, S.Kep M.Kep, Sp.KMB Nikki Susanti, S.ST


NIDN. 4026027601 NIK.1992062520151001

Ketua Prodi D-III Keperawatan Singkawang

Nurbani, S.Kp, M.Kep


NIP. 197603282002122001

ii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE II DENGAN PENERAPAN DIABETES SELF CARE ACTIVITIES (DSCA)
DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS SINGKAWANG BARAT 1
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2023

Telah dipersiapkan dan disusun oleh

DINA PRIMASARI
NIM 201101012

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji


Pada tanggal, Juli 2023
Tim Penguji:

Tanda tangan

1. Ketua : Dwi Sulistyawati, S.SiT, M.Kes. .......................

2. Anggota : Wiradianto Putro, S.Kep. MPH .......................

3. Anggota : Dr.Ns. Dedi Damhudi, S.Kep M.Kep, Sp.KMB .......................

Singkawang, Juli 2023


Mengetahui:
Ketua Jurusan keperawatan Ketua Prodi D-III Keperawatan

Ns. Raju Kapadia, S.Kep, M.Med.Ed Nurbani, S.Kp, M.Kep


NIP.198104182002121006 NIP. 197603282002122001

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Dina Primasari

Tempat/Tgl lahir : Sungai Duri, 27 Juli 2002

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Dusun Melati RT002/RW001 Desa Sungai Kunyit Dalam

Nomor HP : 083815029415

Alamat Email : dinaprimasari27@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK : TK Sari Lestari (2006 – 2007)

SD : SDN 02 Sungai Kunyit (2007 – 2013)

SMP : MTS Al-Mukhlisin Mempawah (2013 – 2016)

SMA : SMKS Islam Insan Cendekia Mempawah (2016 – 2019)

PT : Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak (2020 – sekarang)

iv
INTISARI
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE II DENGAN PENERAPAN DIABETES SELF CARE
ACTIVITIES (DSCA)DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS SINGKAWANG BARAT 1

Dina Primasari1), Dedi Damhudi2), Nikki Susanti3)


Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang
Email: dinaprimasari27@gmail.com

Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan gangguan


metabolik yang ditandai dengan penigkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Tujuan Penelitian: Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diabetes melitus tipe II mulai dari melakukan pengkajian, diagnosis,
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi di wilayah kerja UPT
puskesmas singkawang barat 1.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan observasional
deskriptif dengan metode atau pendekatan studi kasus (case study) dimana
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi dan implementasi. Sampel pada
penelitian ini dua partisipan dengan diagnosa Diabetes Melitus tipe II dan
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Hasil penelitian: Dari kedua partisipan dengan masalah Diabetes Melitus
tipe II diperoleh diagnosis keperawatan Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d
Resistensi insulin, Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi, Gangguan
pola tidur b.d Kurang kontrol tidur, Risiko disfungsi neurovaskuler perifer d.d
Hiperglikemia. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan. Evaluasi pada diagnosis ketidakstabilan kadar glukosa darah dan
risiko disfungsi neurovaskuler perifer belum terasi, namun untuk diagnosis defisit
pengetahuan dan gangguan pola tidur menunjukan masalah teratasi.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian adalah asuhan keperawatan pada
pasien Diabetes Melitus tipe II di wilayah kerja UPT Puskesmas Singkawang
Barat 1 yang menggunakan pendekatan proses keperawatan pada asuhan
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi, saran yang diaharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dan
mempertahankan hubungan kerjasama yangbaik antar tim kesehatan maupun pasien
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus, Diabetes


Self Care Activities.
Daftar pustaka : 20 Daftar Pustaka (2010-2022)
Keterangan : 1) Peneliti, 2) Pembimbing Utama, 3) Pembimbing Pendamping

v
ABSTRACT
CASE STUDY OF NURSING CARE IN PATIENTS WITH TYPE II
DIABETES MELLITUS WITH THE APPLICATION OF DIABETES SELF
CARE ACTIVITIES (DSCA) IN THE WORKING AREA OF UPT
PUSKESMAS SINGKAWANG BARAT 1

Dina Primasari1), Dedi Damhudi2), Nikki Susanti3)


Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang
Email: dinaprimasari27@gmail.com

The Background: Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic disorders


characterized by increased blood glucose levels (hyperglycemia) resulting from
defects in insulin secretion, insulin action, or both.
The aim of research: To carry out nursing care for patients with type II
diabetes mellitus starting from conducting assessments, nursing diagnoses,
interventions, implementation and evaluation in the working area of the UPT
Singkawang Barat 1 Health Center.
Method: This type of research uses descriptive observational method or
case study approach where the approach used is a nursing care approach which
includes assessment, nursing diagnosis, intervention and implementation. The
sample in this study were two participants with a diagnosis of type II Diabetes
Mellitus and sampling using purposive sampling
Results: From the two participants with type II Diabetes Mellitus problems,
nursing diagnoses were obtained Unstable blood glucose levels b.d Insulin
resistance, Knowledge deficit b.d lack of information exposure, Sleep pattern
disturbance b.d Lack of sleep control, Risk of peripheral neurovascular dysfunction
d.d Hyperglycemia. Implementation carried out in accordance with nursing
interventions. Evaluation on the diagnosis of unstable blood glucose levels and the
risk of peripheral neurovascular dysfunction has not been resolved, but for the
diagnosis of knowledge deficits and sleep pattern disturbances, the problem has
been resolved.
Conclusion: The conclusion of the study is nursing care for type II Diabetes
Mellitus patients in the working area of UPT Singkawang Barat 1 Health Center
which uses a nursing process approach to nursing care which consists of
assessment, diagnosis, planning, implementation and evaluation, suggestions that
are expected to provide health services and maintaining a good cooperative
relationship between the health team and patients so as to improve the optimal
quality of nursing care services

Keywords: Diabetes Mellitus, Diabetes Mellitus Nursing Care, Diabetes Self Care
Activities
Bibliography: 20 Bibliography (2010-2022)
Information: 1) Researcher, 2) Main Supervisor, 3) Associate Advisor

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penyusunan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II dengan Penerapan Diabetes Self Care Activities (DSCA)
di Wilayah Kerja UPT Puskemas Singkawang Barat 1 Kota Singkawang Tahun
2023.”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan sebelum menyelesaikan program Studi Diploma Tiga (D-III) Jurusan
Keperawatan Singkawang.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah mendapatkan banyak
bantuan, bimbingan, koreksi, dorongan motivasi dan masukkan dari berbagai
pihak, dan terutama peneliti berterima kasih kepada ayahanda tercinta Mawardi
dan ibunda tercinta Rina serta saudara saya yang telah memberikan semangat dan
memberikan dukungan doa serta bantuan dalam menyelesaikan pendidikan ini,
dan tidak lupa pada kesempatan ini perkenankan pula peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
2. Bapak Ns.Raju Kapadia, S.Kep,M. Med.Ed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Singkawang.
3. Ibu dr. Yosepha Yessi selaku Kepala UPT Puskesmas Singkawang Barat 1
yang telah memberikan izin penelitian.
4. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program studi D-III Jurusan
Keperawatan Singkawang.
5. Ibu Dwi Sulistyawati, S.SiT, M.Kes selaku dosen penguji 1 yang bersedia
untuk menguji karya tulis ilmiah ini.
6. Bapak Wiradianto Putro, S.Kep. MPH selaku dosen penguji 2 yang bersedia
untuk menguji karya tulis ilmiah ini.
7. Bapak Dr. Ns. Dedi Damhudi, S.Kep M.Kep, Sp.KMB selaku dosen
pembimbing I yang meluangkan waktunya membimbing dalam membuat

vii
Studi kasus.
8. Ibu Nikki Susanti, S.ST selaku dosen pembimbing II yang membantu
memberikan masukan tentang cara penulisan Studi Kasus.
9. Seluruh Dosen, Instruktur dan Staf Jurusan Keperawatan serta semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Teman-teman seperjuangan D-III Keperawatan Angkatan tahun 2020 yang
mendukung dan memberikan motivasi kepada peneliti sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, serta ucapan terima kasih untuk
bantuan kalian semua.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Atas semua
bantuan yang diberikan baik saran atau masukan bagi peneliti dari semua pihak,
saya ucapkan terima kasih.

Singkawang,

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
BIODATA PENULIS ........................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori ................................................................................... 11
1. Konsep dasar penyakit diabetes melitus tipe II ............................. 11
a. Definisi ..................................................................................... 11
b. Etiologi ..................................................................................... 12
c. Patofisiologi .............................................................................. 12
d. Manifestasi klinis ...................................................................... 16
e. Komplikasi ................................................................................ 16
f. pemeriksaan diagnostik ............................................................ 20
g. Penatalaksanaan medis ............................................................. 22
2. Konsep diabetes self care activities (DSCA) ................................ 26
a. Konsep DSCA .......................................................................... 26
b. Komponen DSCA ..................................................................... 27
3. Konsep asuhan keperawatan diabetes melitus ............................... 30
a. Pengkajian keperawatan ........................................................... 30
b. Diagnosis keperawatan ............................................................. 34
c. Intervensi keperawatan ............................................................. 38
c. Implementasi keperawatan ....................................................... 47
d. Evaluasi keperawatan ............................................................... 47
B. Kerangka Teori ................................................................................... 48
C. Kerangka Konsep ............................................................................... 48
D. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 49

ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................ 50
B. Partisipan ............................................................................................ 50
C. Metode Pengambilan Kasus ............................................................... 50
D. Waktu dan Tempat Penelitan ............................................................. 51
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 51
F. Prosedur Penelitian ............................................................................. 52
G. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 52
H. Analisa Data ....................................................................................... 53
I. Etika Penelitian .................................................................................. 53
J. Jadwal Penelitian ................................................................................ 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian .................................................................................. 56
1. Pengkajian ..................................................................................... 56
2. Analisa Data .................................................................................. 63
3. Diagnosis Keperawatan ................................................................. 67
4. Intervensi Keperawatan ................................................................. 68
5. Implementasi dan Evaluasi ............................................................ 70
B. Pembahasan ...................................................................................... 116
1. Pengkajian ................................................................................... 116
2. Diagnosis Keperawatan ............................................................... 117
3. Intervensi Keperawatan ............................................................... 120
4. Implementasi Keperawatan ......................................................... 121
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................. 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan....................................................................................... 125
A. Saran ................................................................................................. 126

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Rekam Medik ........................................................................................ 3


Tabel 1.2 Keaslian Penelitian ......................................................................................... 8
Tabel 2.1 Diagnosis Keperawatan .................................................................................. 34
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan .................................................................................. 38
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian............................................................................................ 55
Tabel 4.1 Data Fokus Hasil Pengkajian ........................................................................ 56
Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik Ny.N dan Ny.Y ............................................................... 58
Tabel 4.3 Terapi/Pengobatan ......................................................................................... 62
Tabel 4.4 Analisa Data Ny.N ........................................................................................ 63
Tabel 4.5 Analisa Data Ny.Y ........................................................................................ 65
Tabel 4.6 Diagnosis Keperawatan Ny.N dan Ny.Y ...................................................... 67
Tabel 4.7 Intervensi Keperawatan Ny.N ....................................................................... 68
Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan Ny.Y ....................................................................... 69
Tabel 4.9 Implementasi dan Evaluasi Ny.N.................................................................. 70
Tabel 4.10 Implementasi dan Evaluasi Ny.Y .................................................................. 91

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patofisiologi Diabetes Melitus ...................................................................... 13


Gambar 2.2 Pathway Diabetes Melitus ............................................................................. 15
Gambar 2.3 Komplikasi Kronis Diabetes Melitus ............................................................ 18
Gambar 2.4 Kerangka Teori.............................................................................................. 48
Gambar 2.5 Kerangka Konsep .......................................................................................... 48
Gambar 4.1 Genogram Ny.N ............................................................................................ 59
Gambar 4.2 Genogram Ny.Y ............................................................................................ 60
Gambar 4.3 Grafik Hasil Pemeriksaan GDS/GDP ........................................................... 62

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal


Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4. Surat Balasan Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 6. Angket Biodata Responden dan Format Asuhan Keperawatan
Lampiran 7. Pengkajian Diabetes Self Care Activities
Lampiran 8. Pernyataan Bersedia Menjadi Partisipan
Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 10. Leaflet

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM), diketahui sebagai penyakit kronis,
cenderung berdurasi lama dan merupakan hasil dari kombinasi faktor
genetik, fisiologis, lingkungan serta prilaku. Penyakit tidak menular
(PTM) membunuh 41 juta orang setiap tahun, setara dengan 74% dari
semua kematian secara global. Penyakit kardiovaskuler merupakan
penyebab kematian PTM terbanyak, atau sekitar 17,9 juta orang per tahun,
diikuti oleh kanker sekitar 9,3 juta, penyakit pernapasan kronis sekitar 4,1
juta, dan diabetes sekitar 2,0 juta termasuk kematian akibat penyakit ginjal
yang disebabkan oleh diabetes. Diabetes merupakan penyakit dengan
urutan ke 4 dari 4 penyakit yang menyumbang kematian PTM. (WHO,
2022).
Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan gangguan
metabolik yang ditandai dengan penigkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. (ADA dalam Smeltzer et al, 2010, p.1197). Diabetes melitus
(DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi).
Diabetes melitus (DM) terkadang dirujuk sebagai “gula darah tinggi”, baik
oleh pasien maupun penyedia layanan Kesehatan. (Black J.M, Hawks J. H.
2014, p.631). Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronis
ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi, dimana tubuh tidak dapat
memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein karena kurangnya atau
penggunaan hormon insulin yang tidak efektif (Doenges et al, 2019,
p.377).
Organisasi International Diabetes Federation (IDF)
mengkonfirmasi bahwa diabetes merupakan salah satu keadaan darurat
kesehatan global yang berkembang sangat cepat di abad ke-21. Pada tahun

1
2

2021, diperkirakan bahwa 537 juta orang menderita diabetes, serta angka
ini diperkirakan mencapai 643 juta pada tahun 2030, dan 783 juta pada
tahun 2045. Tidak hanya itu, 541 juta orang diperkirakan mengalami
gangguan toleransi glukosa pada tahun 2021. Diperkirakan juga lebih dari
6,7 juta orang berusia 20-79 akan meninggal karena penyebab terkait
diabetes pada tahun 2021. Jumlah anak-anak dan remaja (yaitu hingga 19
tahun) hidup dengan diabetes bertambah setiap tahun. Pada tahun 2021,
lebih dari 1,2 juta anak-anak dan remaja mengalami diabetes tipe 1.
Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes pada
wanita ditahun 2021 yaitu 10,2% sedangkan pada pria yaitu 10,8%.
Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan umur
penduduk menjadi 24,0% pada umur 75-79 tahun dan diprediksi menigkat
menjadi 24,7% pada tahun 2045 (IDF, 2021).
Negara di wilayah Timur Tengah-Afrika Utara menempati
peringkat pertama dan wilayah Amerika Utara-Karibia menempati
peringkat ke-2 dengan prevalensi diabetes pada penduduk umur 20-79
tahun tertinggi diantara 7 regional di dunia, yaitu sebesar 16,2% dan
14,0%. Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati
peringkat ke 6 dengan prevalensi sebesar 8,7%. IDF juga memproyeksikan
jumlah penderita diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa
negara di dunia dengan jumlah penderita tertinggi. China, india, Pakistan
menempati urutan tiga teratas dengan jumlah penderita 140,9 juta, 74,2
juta, 33,0 juta. Indonesia berada diperingkat ke-5 diantara 10 negara
dengan jumlah penderita yaitu sebesar 19,5 juta. Indonesia menjadi satu-
satunya negara di Asia Tenggara pada daftar tersebut (IDF, 2021).
Prevalensi diabetes melitus (DM) di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur lebih dari 15 tahun menurut
provinsi adalah 2% atau sekitar 713.783 orang. Sedangkan prevalensi
diabetes melitus (DM) berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah pada
penduduk umur >15 tahun menurut karakteristik yang mengacu pada DM
menurut ADA dan konsensus Perkeni 2011 adalah 8,5% atau sekitar
37.460 orang (Riskesdas, 2018).
3

Prevalensi diabetes melitus berdasarkan pemeriksaan darah pada


penduduk dengan umur lebih dari 15 tahun di provinsi Kalimantan Barat
yaitu 1,62% atau sekitar 13.036 orang pada tahun 2018. Adapun
rekapitulasi penyakit diabetes melitus tahun 2018 meliputi kabupaten
Sekadau yaitu 0,71%, kabupaten Sintang yaitu 0,78%, kabupaten Kayong
Utara yaitu 0,78%, kabupaten Melawi yaitu 1,03%, kabupaten Landak
yaitu 1,15%, kabupaten Sanggau yaitu 1,20%, kabupaten Bengkayang
yaitu 1,33%, kabupaten Kubu Raya yaitu 1,39%, kabupaten Ketapang
yaitu 1,44%, kabupaten Kapuas Hulu yaitu 1,61%, kabupaten Mempawah
yaitu 1,72%, kabupaten Sambas yaitu 2,00%, kota Pontianak yaitu 2,70%,
dan kota Singkawang yaitu 3,55% (Riskesdas, 2018).
Tabel 1.1 Data rekam medik UPT Puskesmas Singkawang Barat 1
Tahun Diagnosa Jumlah pasien
2020 Diabetes melitus 385
2021 Diabetes melitus 544
2022 Diabetes melitus 158

Pada survey awal yang dilakukan pada tanggal 19 oktober 2022


didapatkan bahwa penyakit diabetes melitus tipe II pada tahun 2020
berjumlah sebanyak 358 kasus. Sedangkan pada tahun 2021 diabetes
melitus tipe II menduduki peringkat ke 2 dari 10 peringkat pertama daftar
penyakit di Puskesmas Singkawang Barat 1 yaitu sebanyak 544 kasus, dan
dari bulan Januari sampai Oktober tahun 2022 diabetes melitus tipe II
menduduki peringkat ke 5 dari 10 peringkat penyakit di Puskesmas
Singkawang Barat 1 dengan jumlah sebanyak 158 kasus. Terdapat pasien
diabetes dengan jumlah 26 orang yang rutin berkunjung ke puskesmas
Singkawang Barat 1 selama 3 bulan berturut-turut.
Kondisi hiperglikemia yang tidak terkontrol dengan baik maka
akan memberikan dampak terjadinya komplikasi. Komplikasi dari diabetes
melitus terdiri dari 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis.
Komplikasi akut terdiri dari hipoglikemi, diabetes ketoasidosis (DKA),
dan sindrom nonketotik hyperosmolar hiperglikemik. Sedangkan untuk
4

komplikasi kronis dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah baik


makrovaskuler maupun mikrovaskuler. Gangguan makrovaskuler meliputi
penyakit arteri koroner (infark miokard), penyakit serebrovaskuler
(stroke), dan penyakit vaskuler perifer, biasanya terjadi pada pasien
Diabetes tipe II. Sedangkan gangguan mikrovaskuler meliputi penyakit
retinopati diabetik dan nefropati diabetik, biasanya terjadi pada pasien
Diabetes Melitus tipe I. Komplikasi pada pasien diabetes melitus jika tidak
ditangani dengan baik maka akan berdampak terjadinya kecacatan dan
kematian. (Smeltzer et al, 2010, p.1197).
Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan dari komplikasi
penyakit diabetes melitus. Salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya
komplikasi dari penyakit diabetes melitus yaitu dengan penerapan
Diabetes Self Care Activities. Diabetes Self Care Activities merupakan
suatu tindakan yang perlu dilakukan oleh seseorang dalam
mengoptimalkan kontrol metabolik, mengoptimalkan kualitas hidup, serta
mencegah terjadinya komplikasi penyulit lainnya (Kisokanth dalam Putra
et al 2021). Prilaku yang dilakukan oleh orang-orang dengan atau beresiko
diabetes untuk mengelola penyakit tersebut dalam kehidupan sehari-hari
disebut diabetes self care activities. (Smith et al dalam iri et al., 2017).
Komponen dari Diabetes Self Care Activities yaitu: pengaturan pola
makan (diet), latihan fisik (olahraga), meminum obat, monitoring kadar
gula darah dan perawatan kaki (Putra et al., 2021).
Aktivitas diabetes self care yang adekuat berdampak kepada
kontrol glikemik yang baik, yang nantinya dapat membantu
meminimalkan atau mencegah komplikasi akut dan komplikasi kronis dari
penyakit diabetes (Huang, Zhiso, Li & Jiang dalam Megayanti , et al.,
2019). Dalam jurnal Putri & Nugroho (2020) mengatakan self care yang
dilakukan pada penderita diabetes melitus lebih dititik beratkan pada
pencegahan komplikasi dan pengontrolan gula darah.
Apabila self care dilakukan dengan baik maka secara tidak
langsung dapat meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes, sehingga
dapat menjalankan aktifitas sehari-hari dengan normal. Sebaliknya jika
5

pasien diabetes tidak mampu melakukan self care dengan baik maka akan
berdampak terjadinya komplikasi yang nantinya akan mempengaruhi
kualitas hidup dari segi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis,
hubungan sosial, dan hubungan lingkungan.(Putri & Nugroho., 2020).
Angka prevalensi yang makin meningkat akan menempatkan
diabetes sebagai penyebab utama mortalitas dan morbilitas di masa datang.
Melihat hal ini Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
merupakan sebuah program dengan format promotif preventif terintegrasi
bagi penderita penyakit kronis diluncurkan oleh BPJS. Sasaran dari
program ini adalah seluruh peserta JKN-KIS penyandang penyakit kronis
yaitu diabetes melitus tipe II dan hipertensi. Diharapkan melalui program
ini, penderita penyakit kronis bisa mengelola kesehatannya dengan baik,
serta kualitas hidup peserta tersebut tetap optimal, meskipun sedang
menderita penyakit diabetes melitus. Program ini memiliki beberapa
program antara lain promosi kesehatan secara langsung melalui edukasi
kesehatan, penyuluhan kesehatan, cek gula darah, kontrol kesehatan
hingga senam prolanis. Promosi kesehatan juga dilakukan secara tidak
langsung melalui media cetak, media elektronik, dan platform digital (Info
BPJS kesehatan, 2020)
Peran perawat dalam menangani Diabetes Melitus sangat penting
tidak hanya dalam melakukan perawatan pasien di fasilitas kesehatan
namun juga sebagai edukator. Edukasi pada pasien Diabetes Melitus
sebagai fungsi dari keperawatan sangat dibutuhkan karena pasien dengan
diabetes membutuhkan perawatan mandiri seumur hidup. Edukasi tentang
pengaturan pola makan (diet), latihan fisik (olahraga), meminum obat,
monitoring kadar gula darah dan perawatan kaki dapat mempengaruhi
pengendalian dan mencegah komplikasi diabetes. Selain itu penanganan
lainnya adalah dengan memberikan asuhan keperawatan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan pasien yang dimulai dari pengkajian yang
meliputi pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah yang
kemudian akan dirumuskan diagnosis keperawatan lalu melakukan
penyusunan intervensi keperawatan dan melakukan evaluasi berdasarkan
6

implementasi keperawatan yang diberikan dalam upaya memenuhi


kebutuhan pasien dan dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara
derajat kesehatan yang optimal.
Berdasarkan penjelasan masalah serta pemaparan data-data diatas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Studi
Kasus Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II dengan
Penerapan Diabetes Self Care Activities (DSCA) di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Barat 1 Kota Singkawang Tahun 2023”
Setelah penelitian ini dilakukan, peneliti berharap adanya
peningkatan aktivitas pada pasien DM Tipe II serta mampu melakukan
perawatan terhadap dirinya sendiri terutama dalam pengendalian kadar
gula darah agar terhindar dari komplikasi yang berdampak pada kecacatan
dan kematian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka
peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Bagaimanakah Asuhan
Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II dengan Penerapan
Diabetes Self Care Activities di Puskesmas Singkawang Barat 1?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada diabetes melitus Tipe II
dengan penerapan Diabetes Self Care Activities di Puskesmas
Singkawang Barat 1.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan dengan diabetes
melitus tipe II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
b. Untuk mengetahui diagnosis keperawatan dengan diabetes melitus
tipe II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan dengan diabetes melitus
tipe II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
7

d. Untuk mengetahui implementasi keperawatan dengan diabetes


melitus tipe II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
e. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan dengan diabetes melitus
tipe II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
f. Untuk mengetahui penerapan Diabetes Self Care Activities dengan
pasien diabetes melitus tipe II di Puskesmas Singkawang Barat 1.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pasien dan keluarga
Pasien yang menderita Diabetes Melitus dapat memperoleh perawatan
yang maksimal dan keluarga mampu mendorong atau mensuport
keluarganya yang sakit, guna mempercepat proses penyembuhan.
2. Bagi penulis
Agar peneliti dapat memperoleh pengalaman nyata dan menambah
wawasan serta menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh,
khususnya tentang metodologi penelitian dan ilmu terapan lainnya
selama menjalani perkuliahan di Jurusan keperawatan singkawang
Poltekkes Pontianak selama 6 semester.
3. Bagi institusi
Untuk menambah informasi dan referensi perpustakaan institiusi
Poltekkes Kemenkes Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang
4. Bagi Puskesmas Singkawang Barat 1
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
peningkatan mutu pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Singkawang Barat 1 khususnya dalam menangani permasalahan
diabetes melitus.
8

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian

Nama Perbedaan
No dan Judul Hasil
Tahun Dahulu Sekarang
1 Iriani efektivitas peer Kebanyakan 1. Tujuan 1. Tujuan
Trendi group diabetes responden Mengetahui Untuk mengetahui
Tramirta, self care perempuan, efektivitas peer asuhan keperawatan
2017 education lama group diabetes self pada pasien Diabetes
terhadap pengobatan 10 management Melitus Tipe II
diabetes self tahun. education program dengan penerapan
care activities Mayoritas (DSMEP) terhadap diabetes self care
pasien DM pendidikan diabetes self care activities di Wilayah
perguruan activities DM tipe Kerja Puskesmas
tinggi, suku II Singkawang Barat 1.
Jawa, Islam, 2. Teori 2. Teori
dan menikah. DM, DSMEP, DM, DSCA,
Terdapat Peer group, Asuhan
perbedaan DSCA keperawatan Dm
aktivitas 3. Hipotesis 3. Hipotesis
perawatan diri Ha, Peer group 4. Metode
sebelum dan diabetes self Purposive
sesudah management sampling
dilakukan education 5. Sampel
intervensi program 6. Variablel
antara (DSMEP) dapat DM
kelompok meningkatkan 7. Instrument
intervensi dan kemampuan format
kontrol pada perawatan diri pengkajian,
komponen pasien DM tipe format diagnosis
pengobatan II keperawatan,
pasien DM 4. Metode format rencana
(p=0,005), Pre eksperiment intervensi
tetapi tidak dengan keperawatan,
ada perbedaan rancangan one format
yang group pre-test- implementasi dan
signifikan post-test design evaluasi
pada with control keperawatan
komponen diet group. 8. Analisis
(p=0,077), 5. Sampel Analisa Data
olahraga Purposive Kualitatif
(p=0,259), tes sampling
gula darah 6. Variable
(p=0,058), dan Dep : Peer
perawatan group diabetes
kaki self management
(p=0,309). education
9

program
(DSMEP)
Indep:diabetes
self care
activities
7. Instrument
Kuesioner
diabetes self
care activities
8. Analisis
t-test
berpasangan dan
tidak
berpasangan
2 Devi Senam Kaki kegiatan senam 1. Tujuan 1. Tujuan
Setya Diabetik kaki diabetic Mengetahui Untuk mengetahui
Putri, Sebagai Upaya pada pasien DM perbedaan self care asuhan
2020 Peningkatan sebelum antara sebelum dan keperawatan pada
Self Care Pada dilakukan senam setelah diberikan pasien Diabetes
Pasien Diabetes kaki self care senam kaki Melitus Tipe II
Melitus Di kurang 60%, baik diabetik dengan penerapan
Rumah Sakit 40%, dan setelah 2. Teori diabetes self care
Mardirahayu dilakukan senam DM, Senam activities di
Kudus kaki diabetic self kaki, self care Wilayah Kerja
care kurang 30%, 3. Hipotesis Puskesmas
baik 70%. 4. Metode Singkawang Barat
Observasional 1.
analitik 2. Teori
5. Sampel DM, DSCA,
Total sampling Asuhan
6. Variable keperawatan Dm
Dep : Self care 3. Hipotesis
Indep:Diabetes 4. Metode
Melitus Purposive
7. Instrument sampling
Kuesioner 5. Sampel
Summary of 6. Variablel
Diabetes Self- DM
Care Activities 7. Instrumen
(SDSCA) format
8. Analisis pengkajian,
\ format diagnosis
keperawatan,
format rencana
intervensi
keperawatan,
format
implementasi
dan evaluasi
keperawatan
8. Analisa
Analisa Data
10

Kualitatif

3 Juli Self Care For Hasil penelitian 1. Tujuan 1. Tujuan


Risgian Patients With ini menunjukkan untuk mengetahui Untuk mengetahui
Putra, Diabetes bahwa sebagian gambaran asuhan
2021 Mellitus besar memiliki perawatan diri keperawatan pada
Complementary perilaku pada pasien pasien Diabetes
Diseases of perawatan diri diabetes melitus Melitus Tipe II
Hypertension in yang kurang dengan dengan penerapan
Public Health sebesar 70,0% komorbiditas diabetes self care
Center dan sisanya hipertensi di activities di
30,0% memiliki Puskesmas Wilayah Kerja
perilaku Bayongbong, Puskesmas
perawatan diri Kabupaten Garut. Singkawang Barat
yang baik. 2. Teori 1.
Sebagian besar DM, Hipertensi, 2. Teori
komponen Self Care DM, DSCA,
perawatan diri 3. Hipotesis Asuhan
diabetes melitus 4. Metode keperawatan Dm
termasuk dalam Penelitian ini 3. Hipotesis
kategori kurang bersifat 4. Metode
yaitu diet 83,3%, deskriptif Purposive
perawatan kaki kuantitatif sampling
76,7%, minum 5. Sampel 5. Sampel
obat 70,0% dan Teknik 6. Variablel
pemantauan pengambilan DM
tekanan darah sampel total 7. Instrumen
70,0%. 6. Variable format
Sedangkan Self care pengkajian,
komponen self 7. Instrument format diagnosis
care diabetes Kuisioner keperawatan,
melitus yang Summary of format rencana
memiliki Diabetes self intervensi
kategori baik care activities keperawatan,
adalah latihan (SDSCA), format
fisik sebesar dengan total 17 implementasi
66,7%. item dan evaluasi
8. Analisis keperawatan
Analisa data 8. Analisa
univariat. Analisa Data
Kualitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Konsep dasar penyakit diabetes melitus tipe II
a. Definisi
Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan gangguan
metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya (ADA, dalam Smeltzer et al, 2010, p.1197).
Biasanya, sejumlah glukosa beredar dalam darah. Sumber utama
glukosa ini adalah penyerapan makanan yang dicerna di saluran
pencernaan dan pembentukan glukosa oleh hati dari zat makanan
(Smeltzer et al, 2010, p.1197).
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis progresif
yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, mengarah ke
hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi) (Black J.M & Hawks
J.H,2014, p.631).
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme
kronis ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi, dimana tubuh
tidak dapat memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein karena
kurangnya atau penggunaan hormon insulin yang tidak efektif.
(Doenges et al, 2019, p.377). Diabetes Melitus adalah penyakit
multisistem kronis yang berhubungan dengan produksi insulin
yang abnormal, gangguan utilisasi insulin lisasi, atau keduanya
(Lewis et al, 2014, p.1153).

11
12

b. Etiologi
Faktor resiko diabetes melitus yaitu :
1) Riwayat keluarga diabetes (yaitu orang tua atau saudara
kandungObesitas (yaitu 20% diatas berat badan ideal atau BMI
yang diinginkn ≥27 kg/m2)
2) Ras/etnis (misalnya, Afrika-Amerika, Hispanik Amerika,
penduduk asli amerika, Asia Amerika, Kepulauan Pasifik)
3) Usia ≥45 tahun
4) Gangguan glukosa puasa yang teridentifikasi sebelumnya atau
gangguan toleransi glukosa
5) Hipertensi (140/90 mmHg)
6) Kadar kolestrol HDL 35 mg/Dl (0,90 mmol/L) dan/atau kadar
trigliserida 250 mg/Dl (2,8 mmol/L)
7) Riwayat diabetes gestasional atau kelahiran bayi lebih 9 pon
(Smeltzer et al, 2010, p.1197).

c. Patofisiologi
Insulin disekresikan oleh sel beta, yang merupakan salah
satu dari empat jenis sel di pulau Langerhans. Insulin adalah
hormon anabolatik, atau penyimpan hormon. Ketika seseorang
makan, sekresi insulin meningkat dan memindahkan glukosa dari
darah ke dalam sel otot, hati, dan lemak. Di dalam sel tersebut,
insulin:
1) Mengangkut dan memetabolisme glukosa untuk energi
2) Merangsang penyimpanan glukosa di hati dan otot (dalam
bentuk glikogen)
3) Memberi sinyal pada hati untuk menghentikan pelepasan
glukosa
4) Meningkatkan penyimpanan lemak makanan dalam jaringan
adiposa mempercepat transpor asam amino ke dalam sel
insulin juga menghambat pemecahan glukosa, protein, dan
lemak yang tersimpan (Smeltzer et al, 2010, p.1197).
13

Gambar 2.1 Patofisiologi Diabetes Melitus


(Smeltzer et al, 2010, p.1199)

Dua masalah yang utama yang berhubungan dengan insulin


pada diabetes tipe II adalah resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin. Resistensi insulin mengacu pada penurunan sensitivitas
jaringan terhadap insulin. Biasanya, insulin mengikat reseptor
khusus pada permukaan sel dan memulai serangkaian reaksi yang
terlibat dalam metabolisme glukosa. Pada diabetes tipe II, reaksi
intraseluler ini berkurang, membuat insulin kurang efektif dalam
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan dan mengatur
pelepasan glukosa oleh hati. Mekanisme pasti yang menyebabkan
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II
tidak diketahui, meskipun faktor genetik diduga berperan penting
(Smeltzer et al, 2010, p. 1199).
Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah
penumpukan glukosa dalam darah, peningkatan jumlah insulin
harus disekresikan untuk mempertahankan kadar glukosa pada
tingkat normal atau sedikit meningkat. Ini disebut sindrom
metabolik, yang meliputi hipertensi, hiperkolesterolemia, dan
obesitas perut. Namun jika sel beta tidak dapat mengikuti
peningkatan permintaan insulin, kadar glukosa meningkat dan
diabetes tipe II berkembang (Smeltzer et al, 2010, p. 1199).
14

Terlepas dari gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri


khas diabetes tipe II, terdapat cukup insulin untuk mencegah
pemecahan lemak produksi badan keton yang menyertainya. Oleh
karena itu, DKA biasanya tidak terjadi pada diabetes tipe II.
Namun, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
masalah akut lainnya seperti sindrom hiperglikemik hiperosmolaar
nonketotik (Smeltzer et al, 2010, p. 1199).
Karena diabetes tipe II dikaitkan dengan intoleransi glukosa
yang lambat dan progresif, onsetnya mungkin tidak terdeteksi
selama bertahun-tahun. Jika pasien mengalami gejala, mereka
sering ringan dan mungkin termasuk kelelahan, lekas marah,
poliuria, polidipsia, luka kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi
vagina, atau pengelihatan kabut (jika kadar glukosa sangat tinggi).
Untuk Sebagian besar pasien (sekitar 75%), diabetes tipe II
terdeteksi secara kebetulan (misalnya, ketika tes laboratorium rutin
atau dilakukan pemeriksaan oftalmoskopi). Salah satu konsekuensi
dari diabetrs yang tidak terdeteksi adalah diabetes jangka panjang
komplikasi (misalnya penyakit mata, neuropati perifer, penyakit
pembuluh darah perifer) mungkin telah berkembang sebelum
diagnosis diabetes yang sebenarnya dibuat, menandakan bahwa
glukosa darah telah meningkat untuk sementara waktu sebelum
diagnosis (Smeltzer et al, 2010, p. 1199).
15

Pathway

Kekurangan insulin

Peningkatan pemecahan
1. Penurunan penggunaan lemak
glukosa oleh otot, lemak
dan hari
2. Peningkatan produksi
glukosa oleh hati

Hiperglikemia

Pengelihatan Poliuria Peningkatan badan keton


kabur

Dehidrasi 1. Nafas aseton Asidosis


2. Nafsu makan
berkurang
3. Mual

1. Kelemahan Meningkatnya
2. Sakit kepala rasa haus
1. Mual Nafas yang
2. Muntah semakin cepat
3. sakit perut

Gambar 2.2 Pathway Diabetes Melitus


(Smeltzer et al, 2010, p. 1225)
16

d. Manifestasi klinis
Menisfestasi klinik diabetes tipe II seringkali tidak spesifik,
meskipun ada kemungkinan bahwa seseorang dengan diabetes
melitus tipe II akan mengalami beberapa gejala klasik yang terkait
dengan diabetes melitus tipe I, seperti polyuria (peningkatan buang
air kecil) dan polidipsia (peningkatan rasa haus), terjadi akibat dari
kelebihan cairan yang terkait dengan diuresis osmotik. Polifagia
peningkatan nafsu makan yang dihasilkan dari keadaan ketabolik
yang disebabkan oleh kekurangan insulin dan pemecahan protein
dan lemak.
Beberapa menifestasi yang lebih umum terkait dengan
diabetes tipe II adalah kelelahan, infeksi berulang, ragi vagina
berulang atau infeksi candida, penyembuhan luka yang
berkempanjangan, dan perubahan visual (Timby & Smith, 2010,
p.786).

e. Komplikasi
Komplikasi pada diabetes menurut (Lewis et al, 2014,
p.1174) diklasifikasikan menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronis.
1) Komplikasi akut
Ada tiga komplikasi akut utama diabetes terkait dengan
ketidakseimbangan jangka pendek kadar glukosa darah yaitu::
a) Ketoasidosis diabetik (KAD)
Ketoasidosis diabetik disebabkan oleh defisiensi
insulin yang berat dan ditandai dengan hiperglikemia,
ketosis, asidosis, dan dehidrasi. Hal ini paling mungkin
terjadi pada tipe I tetapi dapat terjadi pada tipe II dalam
kondisi penyakit yang parah atau ketika pangkreas tidak
dapat memenuhi permintaan extra insulin (Lewis et al,
2014, p.1176).
Ketika suplai insulin yang beredar tidak mencukupi,
17

glukosa tidak dapat digunakan dengan baik untuk menjadi


energi. Tubuh mengkompensasi dengan memecah
simpanan lemak sebagai sumber energi sekunder. Produk
sampingan ketika tubuh memecah simpanan lemak adalah
keton yang menjadi masalah ketika jumlahnya dalam
darah berlebihan dan terjadi ketosis. Ketosis mengubah
keseimbangan ph darah dan menyebabkan terjadinya
asidosis metabolik (Lewis et al, 2014, p.1176).
Muntah yang disebabkan oleh asidosis
menghasilkan lebih banyak cairan dan kehilangan
elektrolit. Akhirnya hipovolemia yang diikuti oleh syok
akan terjadi. Jika tidak diobati pasien akan koma akibat
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis. Jika
tidak ditangani akan menyebabkan kematian (Lewis et al,
2014, p.1176).
b) Hiperosmolar hiperglikemik syndrom
Hyperosmolar hyperglycemic syndrome (HHS)
adalah sindrom yang mengancam jiwa yang dapat terjadi
pada pasien dengan tes diabetes yang mampu
memproduksi cukup insulin untuk mencegah DKA tetapi
tidak cukup untuk mencegah hiperglikemia berat, diuresis
osmotik, dan deplesi cairan ekstraseluler HHS lebih jarang
terjadi dibandingkan DKA. Ini sering terjadi pada pasien
diatas 60 tahun dengan diabetes tipe II (Lewis et al, 2014,
p.1178).
c) Hipoglikemia
Hipoglikemia atau gula darah rendah, terjadi ketika
ada terlalu banyak insulin sebanding dengan glukosa yang
tersedia dalam darah. Hal ini menyebabkan kadar glukosa
darah turun menjadi kurang dari 70 mg/ dL (3,9 mmol/L).
Karena otak membutuhkan pasokan glukosa yang konstan
dalam jumlah yang cukup untuk berfungsi dengan baik,
18

hipoglikemia dapat mempengaruhi fungsi mental.


Manifestasi tersebut adalah kesulitan berbicara, gangguan
pengelihatan, stupor, kebingungan, dan koma (Lewis et al,
2014, p.1179).

2) Komplikasi kronik

Stroke

Retinopati
Hipertensi katarak
Kebutaan
Glaukoma

Dermopati

Penyakit arteri koroner


Aterosklerosis
Kehilangan sel
pulau
Nefropati Gastroparesis

Aterosklerosis
vaskular perifer

Gangren
Ereksi
disfungsi
Neuropati perifer
Infeksi
Kandung kemih neurogenik

Gambar 2.3 Komplikasi kronis diabetes melitus


(Lewis et al, 2014, p.1180)

a) Angiopati
Angiopati adalah kerusakan pembuluh darah.
Angiopati adalah salah satu penyebab utama kematian
terkait diabetes, dengan sekitar 68% kematian disebabkan
oleh CDV dan 16% disebabkan oleh stroke. Kerusakan
pembuluh darah kronis ini dibagi menjadi dua kategori
yaitu komplikasi makrovaskuler dan komplikasi
mikrovaskuler (Lewis et al, 2014, p.1180) :
19

(1) Komplikasi makrovaskuler


Komplikasi makrovaskuler adalah penyakit
pembuluh darah besar dan sedang yang terjadi dengan
frekuensi yang lebih besar dan dengan onset yang
lebih awal pada penderita diabetes. Penyakit
makrovaskuler meliputi penyakit serebrovaskuler,
kardiovaskuler, dan vaskuler perifer. Pasien dengan
diabetes dapat menurunkan beberapa faktor resiko
yang terkait dengan komplikasi makrovaskuler, seperti
obesitas, merokok, hipertensi, asupan lemak tinggi,
dan gaya hidup menetap. Merokok, yang merugikan
kesehatan secara umum, sangat berbahaya bagi
penderita diabetes dan secara signifikan meningkatkan
resiko penyakit pembuluh darah dan kardiovaskuler,
sreoke, dan amputasi ekstremitas bawah (Lewis et al,
2014, p.1181).
(2) Komplikasi mikrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler terjadi akibat penebalan
membran pembuluh darah di kapiler dan arteriol
sebagai respons terhadap kondisi hiperglikemia kronis.
Meskipun mikroangiopati dapat ditemukan di seluruh
tubuh, area yang paling terpengaruh adalah mata
(retinopati), ginjal (nefropati), dan kulit (dermopati).
Perubahan mikrovaskuler hadir pada beberapa pasien
dengan diabetes tipe II pada saat diagnosis (Lewis et
al, 2014, p.1181).
b) Retinopati
Retinopati diabetik mengacu pada proses kerusakan
mikrovaskuler pada retina akibat hiperglikemia kronis,
nefropati, dan hipertensi pada pasien diabetes. Retinopati
diabetik diperkirakan menjadi penyebab paling umum dari
kasus baru kebutaan dewasa. Pendekatan terbaik untuk
20

pengelolaan penyakit mata diabetes adalah mencegahnya


dengan mempertahankan kontrol glikemik yang baik dan
mengontrol hipertensi (Lewis et al, 2014, p.1182).
c) Nefropati
Nefropati diabetik adalah komplikasi mikrovaskuler
yang berhubungan dengan kerusakan pada pembuluh
darah kecil yang mensuplai glomerulus ginjal. Faktor
risiko nefropati diabetik termasuk hipertensi, predisposisi,
genetik, merokok, dan hiperglikemia kronis (Lewis et al,
2014, p.1182).
d) Neuropati
Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf yang terjadi
karena gangguan metabolism yang berhubungan dengan
diabetes mellitus. Jenis neuropati yang paling umum
mempengaruhi orang dengan diabetes adalah neuropati
sensorik. Dua kategori utama neuropati diabetik adalah
neuropati sensorik, yang mempengaruhi sistem saraf
perifer, dan neuropati otonom (Lewis et al, 2014, p.1182).
Diabetes dapat mempengaruhi fungsi seksual pada pria
dan wanita. Disfungsi ereksi (DE) pada pria diabetes
dikenal baik dan umum, sering menjadi menifestasi
pertama dari neuropati otonom. Vaginitis candida dan
nonspesisfik juga sering terjadi (Lewis et al, 2014,
p.1183).

f. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan darah
a) Glukosa serum
Standar emas untuk mendiagnosis diabetes adalah
peningkatan kadar gula darah setelah puasa semalam. Nilai
diatas 140 mg/dL setidaknya dua kali biasanya, berarti
seseorang menderita diabetes. Kadar gula puasa normal
21

berkisar antara 70 dan 110 mg/dL.


b) Keton serum total
Jenis senyawa lipid alami dan sintetis.
c) Osmolaritas serum
Mengukur konsentrasi partikel yang ditemukan di bagian
cairan darah untuk membantu mengevaluasi keseimbangan
cairan tubuh. Nilai terhitung normal berkisar antara 280
hingga 303 mOsm/K.
d) Glukagon
Hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah.
e) Hemoglobin A1c (HgbA1c)
Tes yang menentukan berapa banyak glukosa yang
menempel pada bagian Hgb selama 3 sampai 4 bulan
terakhir, dengan 2 minggu sebelumnya yang paling berat.
Tingkat target adalah <7%.
f) Insulin serum
Hormon peptida yang memungkinkan tubuh untuk
memetabolisme dan menggunakan glukosa.
g) Elektrolit
Zat yang berdisosiasi menjadi ion dalam larutan dan
memperoleh kapasitas untuk menghantarkan listrik.
Elektrolit umum termasuk natrium, kalium, klorida,
kalsium, dan fosfat.
h) Gas darah arteri (ABG)
Penilaian kadar ABG dari oksigen (PaO2), bikarbonat
(HCO3) dan Ph.
i) Hitung darah lengkap (CBC)
Rangkaian tes skrining, yang biasanya meliputi Hgb;
hematokrit (Hct); jumlah sel darah merah (RBC),
morfologi, indeks, dan indeks lebar distribusi; jumlah dan
ukuran trombosit; jumlah sel darah putih (WBC) dan
diferensial
22

g. Penatalaksanaan medis
Tujuan utama terapi adalah menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah guna mengurangi munculnya komplikasi
vascular dan neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah normal
(euglikemia) tanpa disertai hipoglikemia dan tanpa mengganggu
aktivitas pasien sehari-hari. Ada lima komponen penatalaksanaan
diabetes : nutrisi, olahraga, pemantauan,, terapi farmakologis, dan
edukasi (Smeltzer et al, 2010, p.1201).
1) Terapi nutrisi
Nutrisi, perencanaan makan, dan pengendalian berat badan
merupakan dasar dari manajemen diabetes. Tujuan dari
manajemen nutrisi diabetes (ADA dalam Smeltzer et al, 2010,
p.1202) :
a) Untuk mencapai dan mempertahankan:
(1) Kadar glukosa darah dalam kisaran normal atau sedekat
mungkin dengan nilai normal
(2) Profil lipid dan lipoprotein yang mengurangi resiko
penyakit pembuluh darah
(3) Tingkat tekanan darah dalam kisaran normal atau
sedekat mungkin dengan normal
b) Untuk mencegah, atau setidaknya memperlambat, laju
perkembangan komplikasi kronis diabetes dengan
memodifikasi asypan nutrisi dan gaya hidup.
c) Untuk memenuhi kebutuhan gizi individu, dengan
mempertimbangkan preferensi pribadi dan budaya serta
kemauan untuk berubah.
d) Untuk menjaga kenikmatan makan dengan hanya
membatasi pilihan makanan bila ditunjukan oleh bukti
ilmiah.
23

2) Latihan
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes
melitus karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah
dan mengurangi faktor resiko kardivaskuler. Latihan akan
menurunkan kadar glukosa darah dengan menignkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian
insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan
olahraga. Latihan dengan cara melawan tahanan (resistance
training) dapat meningkatkan lean body mass dan dengan
demikian menambah laju metabolisme istirahat (resting
metabolic rate). Latihan juga akan mengubah kadar lemak
darah yaitu, meningkatkan HDL-kolestrol dan menurunkan
kadar kolestrol total serta triglserida. Semua manfaat ini sangat
penting bagi penderita diabetes mengingat adanya peningkatan
risiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler pada diabetes.
(Nathan dalam Smeltzer et al, 2010, p.1205).
Pada penderita diabetes tipe II yang mengalami obesitas,
latihan dan penatalaksanaan diet akan memperbaiki
metabolisme glukosa serta meningkatkan kehilangan lemak
tubuh. Latihan yang digabung dengan penurunan berat akan
memperbaiki sensitivitas insulin dan menurunkan kebutuhan
pasien akan insulin atau obat hipoglikemia oral (ADA dalam
Smeltzer et al., 2010, p.1206).
3) Memantau kadar glukosa dan keton
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara
mandiri Self Monitoring of Blood Glucose (SMBG), penderita
diabetes kini dapat mengatur terapinya untuk mengendalikan
kadar glukosa darah secara optimal. Pemantauan ini
merupakan dasar untuk melaksanaan terapi insulin yang
insentif (termasuk dua hingga empat kali penyuntikan insulin
per hari atau penggunaan pompa insulin) dan untuk menangani
kehamilan yang dipersulit oleh penyakit diabetes (Smeltzer et
24

al, 2010, p.1206).


Bagi penderita yang tidak menggunakan insulin, pemantuan
mandiri glukosa darah sangat membantu dalam melakukan
pemantauan terhadap efektivitas latihan, diet dan obat
hipoglikemia oral. Cara ini juga dapat membantu memotivasi
pasien utnuk melanjutkan terapinya. Bagi penderita diabetes
tipe II, pemantauan mandiri glukosa darah harus dianjurkan
dalam kondisi yang diduga dapat menyebabkan hiperglikemia
(misalnya, keadaan sakit) atau hipoglikemia (misalnya,
peningkatan aktivitas yang berlebihan) (Smeltzer et al, 2010,
p.1207).
4) Terapi farmakologi
(1) Terapi insulin
Hormon insulin disekreskan oleh sel-sel beta pulau
Langerhans. Hormon ini bekerja untuk menurunkan kadar
glukosa darah post-prandial dengan mempermudah
pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel otot,
lemak dan hati. Selama priode puasa, insulin menghambat
pemecahan simpanan glukosa, protein dan lemak (Smeltzer
et al, 2010, p.1208).
Pada diabetes tipe II, insulin diperlukan sebagai
terapi jangka Panjang untuk mengendalikan kadar glukosa
darah jika diet dan obat antidiabetic oral tidak berhasil.
Pasien diabetes tipe II yang biasanya mengendalikan kadar
glukosa darah dengan diet atau obat antidiabetic oral
kadang membutuhkan insulin secara temporer salama
mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan atau
beberapa kejadian stress lainnya (Smeltzer et al, 2010,
p.1208).
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per
hari (atau bahkan lebih sering lagi) untuk mengendalikan
kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada
25

malam hari (Smeltzer et al, 2010, p.1209).


(2) Agen antidiabetic oral
Agen antidiabetic oral mungkin efektif untuk pasien
yang memiliki diabetes tipe II yang tidak dapat diobati
secara efektif dengan MNT dan olahraga saja (Smeltzer et
al, 2010, p.1214). Agent antidiabetic oral meliputi:
(a) Sulfonylurea generasi pertama:
Acetohaxemide, chlorpropamide, talazamide,
tolbutamid
(b) Sulfonylurea generasi kedua:
Glipizide, Gliburide, Glimepiride
(c) Biguanida
Metformin. Metformin with glyburide
(d) Inhibitor alfa glucosidase
Acerbose, Miglitol (Smeltzer et al, 2010, p.1214).
5) Memberikan edukasi pada pasien
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang
memerlukan prilaku manajemen diri khusus seumur hidup.
Perawat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi
pasien yang menderita diabetes, mengkaji keterampilan
perawatan diri, memberikan pendidikan kesehatan dasar,
mendukung penyuluhan yang duberikan oleh spesialis, dan
merujuk pasien untuk menjalani perawatan tindak lanjut
setelah pulang (Smeltzer et al, 2010, p.1214).
Perawat harus mengatur dan memprioritaskan informasi
yang harus diajarkan kepada penderita diabetes. American
Association of Diabetes Educator merekomendasikan untuk
mengatur edukasi dengan menggunakan tujuh tips untuk
menangani diabetes yaitu: pola makan yang sehat, hidup aktif,
pemantauan, penggunaan medikasi, pemecahan masalah,
koping yang sehat, dan penurunan resiko (Smeltzer et al, 2010,
p.1216).
26

2. Konsep diabetes self care activities (DSCA)


a. Konsep DSCA
Diabetes Self Care Activites (DSCA) adalah prilaku yang
menjanjikan untuk mengurangi komplikasi dan untuk mencapai
kontrol glikemik yang baik (Saumika et al,. 2019). Self care
diabetes melitus merupakan suatu tindakan yang perlu dilakukan
oleh seseorang dalam mengoptimalkan kontrol metabolik,
mengoptimalkan kualitas hidup, serta mencegah terjadinya
komplikasi penyulit lainnya (Kisokanth dalam Putra et al 2021).
Prilaku yang dilakukan oleh orang-orang dengan atau beresiko
diabetes untuk mengelola penyakit tersebut dalam kehidupan
sehari-hari disebut diabetes self care activities. (Smith et al dalam
Iriani et al., 2017).
Faktor-faktor yang memperngaruhi dengan terjadinya aktivitas
self care yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan,
lama menderita, pengetahuan, kepemilikan jaminan kesehatan,
dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan (Adimuntja
dalam Putra et al 2021).
Aktivitas perawatan diri diabetes adalah prilaku yang dilakukan
oleh pasien dan berkontribusi pada keberhasilan manajemen diri
(terhadap penatalaksanaan diabetes). Hal ini berhubungan erat
dengan pengontrolan gula darah, mencegah komplikasi dan
peningkatan kualitas hidup. Selama pandemik global Covid-19
pasien diabetes mengalami penurunan aktivitas perawatan diri,
Sebagian besar pasien melaporkan bahwa lockdown menyebabkan
kesulitan untuk melanjutkan perawatan terkait diet, aktivitas fisik
dan olahraga seta pemantauan gula darah. Selain itu juga sulit
untuk akses ke pusat kesehatan selama lockdown ini baik karena
risiko penularan atau kurangnya kapasitas sistem perawatan karena
Covid-19 (Silva-Tinoco et al., 2021).
Aktivitas diabetes self care yang adekuat berdampak kepada
kontrol glikemik yang baik, yang nantinya dapat membantu
27

meminimalkan atau mencegah komplikasi akut dan komplikasi


kronis dari penyakit diabetes (Huang, Zhiso, Li & Jiang dalam
Megayanti , et al., 2019)

b. Komponen DSCA
Pengukuran aktivitas perawatan diri pasien diabetes
menggunakan instrument The Summary of Diabetes Self-Care
Activities (SDSCA), yang dikembangkan oleh General Service
Administration (GSA) Regulatory Information Service Center
(RISC) pengukuran ini terdiri dari 17 pertanyaan yang meliputi
pengaturan pola makan (diet), latihan fisik (olahraga), meminum
obat, monitoring kadar gula darah dan perawatan kaki (Putra et al.,
2021).
Komponen penting dari Diabetes Self Care Activities
menurut (Putra et al., 2021) seperti:
1) pengaturan pola makan (diet)
self care dalam komponen pola makan (diet) memiliki
beberapa aspek diantaranya yaitu perencanaan pola makan/
diet, memakan buah dan sayuran, mengkonsumsi makanan
berlemak tinggi, mengatur pemasukan karbohidrat, melakukan
pola makan yang sehat, dan mengurangi makanan selingan
yang mengandung gula.
Jumlah makan (kalori) pada penderita diabetes yang
dianjurkan adalah makan lebih sering dengan porsi kecil
sedangkan yang tidak dianjurkan yaitu makan dalam porsi
besar. Tujuan tersebut dimaksudkan agar beban kerja organ-
organ tubuh tidak berat, karena makan-makanan yang
berlebihan tidak menguntungkan bagi fungsi pangkreas.
Mengatur jumlah konsumsi karbohidrat sangat diperlukan bagi
penderita diabetes melitus, terutama yang memiliki penyakit
penyerta lainnya atau mengalami obesitas. Akan tetapi
pengurangan dalam mengatur jumlah konsumsi karbohidrat
28

tidak dianjurkan untuk berlebihan, dikarenakan terdapat


beberapa sel dan jaringan tertentu seperti eritrosit dan susunan
saraf pusat membutuhkan glukosa sebagai sumber energi pada
tubuh.
Konsumsi karbohidrat yang dianjurkan bagi penderita
diabetes melitus yaitu 30 gram dalam satu hari, serta sebesar
45-65% dari total energi yang diperlukan (Djendra et al dalam
Putra et al., 2021).
2) latihan fisik (olahraga)
Self care pada kategori latihan fisik/olahraga penderita
diabetes melitus memiliki dua komponen diantaranya yaitu
melakukan aktivitas fisik dan melakukan sesi latihan khusus.
Salah satu faktor terjadinya peningkatan kadar gula dan
tekanan darah pada tubuh yaitu kurangnya aktivitas fisik.
Menurut Sari et al dalam Putra et al (2021) menjelaskan
bahwa tingginya kadar gula darah dan tekanan darah dalam
tubuh di akibatkan oleh pola makan yang buruk dan aktivitas
fisik yang kurang. Aktivitas fisik secara rutin dapat
memperbaiki sirkulasi peredaran darah dan tonus otot,
mengubah kadar lemak darah dengan cara menurunkan kadar
kolestrol total dan trigliserida serta dapat meningkatkan kadar
HDL-kolestrol (Kurniati et al dalam Putra et al., 2021).
3) Meminum obat
Self care dalam komponen minum obat diabetes memiliki
kategori minum obat hipoglikemik oral (OHO) yang
dianjurkan oleh tenaga medis dan penggunaan suntikan insulin.
Menurut Rusnoto & Subagiyo dalam Putra et al (2021)
menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
penderita yang patuh dengan penderita yang tidak patuh dalam
meminum obat diabetik dengan kadar gula darah penderita
diabetes melitus.
Pengobatan pada penderita diabetes melitus pada dasarnya
29

memiliki tujuan untuk mencegah komplikasi lainnya dan


meningkatkan kualitas hidup penderita. Pengobatan pada
penderita diabetes melitus memiliki pengaruh secara langsung
dalam pengendalian kadar gula darah dikarenakan obat Anti
Diabetes memiliki kinerja seperti menurunkan sekresi insulin,
menghambat glukonesis, dan mengurangi absopsi glukosa
dalam usus halus (Primahuda & Sujianto dalam Putra et al.,
2021).
4) Monitoring kadar gula darah
Self care dalam kategori monitoring kadar guka darah
memiliki komponen diantaranya yaitu mengecek gula darah
sesuai yang dianjurkan tenaga kesehatan dan mengecek gula
darah secara rutin. Pengecekan gula darah yang disarankan
oleh tenaga medis harus rutin dilakukan. Hal tersebut
mempunyai arti bahwa penderita menjalankan instruksi dari
petugas pelayanan kesehatan dengan baik yaitu dengan cara
memeriksakan kadar gula darahnya minimal satu bulan sekali.
Memonitoring kadar gula darah sesuai yang dianjurkan
dapat berpengaruh mengurangi kadar gula darah penderita
tersebut. Pemantauan kadar gula darah tersebut dapat
digunakan untuk membantu penderita dalam mencapai tingkat
kadar gula darah yang diinginkan (Egbi et al dalam Putra et al.,
2021).
5) Perawatan kaki
Perawatan kaki pada aktivitas self care penderita diabetes
melitus memiliki komponen yang terdiri dari memeriksa kaki,
memeriksa bagian dalam sepatu, mengeringkan sela jari
setelah dicuci, menggunakan alas kaki saat keluar rumah, serta
menggunakan lotion atau pelembab pada kaki.
Penderita diabetes melitus yang memiliki perawatan kaki
kurang akan lemah terhadap komitmen tujuan penyembuhan
penyakitnya, sehingga dapat menimbulkan ketidakpatuhan
30

terhadap perawatannya. Menurut Fata et al dalam Putra et al


(2021) menjelaskan bahwa perawatan kaki yang perlu
dilakukan diantaranya yaitu mencuci kaki dan mengeringkan
sela-sela jari secara rutin, menggunakan lotion atau pelembab,
memotong kuku secara hati-hati dan tidak memotong sudut
kuku pada kaki. Jika perawatan kaki pada diabetes melitus ini
dilakukan secara baik dan rutin dapat mengurangi risiko
terjadinya ulkus kaki pada penderita diabetes melitus.

3. Konsep asuhan keperawatan diabetes melitus


Menurut (Doenges et al, 2019, p.379).asuhan keperawatan pada
pasien diabetes melitus meliputi :
a. Pengkajian Keperawatan
1) Identitas pasien, meliputi:
Nama lengkap, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, suku
bangsa, tanggal dan waktu masuk, tempat tinggal, alasan
masuk, serta sumber informasi.
2) Pemeriksaan fisik
a) Aktivitas / istirahat
(1) Gejala :
Gangguan tidur dan istirahat, Kelemahan, kelelahan,
kesulitan berjalan dan bergerak, Kram otot, penurunan
kekuatan otot.
(2) Tanda :
Takikardia dan takipnea pada saat istirahat atau dengan
aktivitas, kelesuan, disorientasi koma, penurunan
kekuatan dan tonus otot.
b) Sirkulasi
(1) Gejala :
Adanya riwayat hipertensi, infark miokard akut (MI),
klaudikasi, mati rasa, kesemutan ekstremitas (efek
jangka panjang), ulkus kaki, penyembuhan yang lama
31

(2) Tanda :
Takikardia, perubahan tekanan darah postural,
hipertensi, nadi menurun, distrimia, krekels; distensi
vena jugularis (jika ada gagal jantung), kulit panas,
kering, dan kemerahan, bola mata cekung (jika
dehidrasi parah)
c) Integritas ego
(1) Gejala :
Stress, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi
(2) Tanda :
Ansietas, suka marah.
d) Eliminasi
(1) Gejala :
Perubahan pola berkemih, buang air kecil berlebihan
(poliuria), nokturia, rasa nyeri dan terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi kandung kenih neurogenik), ISK
baru dan berulang, nyeri tekan abdomen, kembung dan
diare.
(2) Tanda :
Urine pucat, kuning, encer, poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat),
urine keruh dan berbau (infeksi), abdomen keras,
adanya asites, bising usus lemah dan
menurun/hiperaktif (diare)
e) Makanan/cairan
(1) Gejala :
Hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet
yang ditentukan, meningkatnya asupan glukosa dan
karbohidrat, penurunan berat badan selama beberapa
hari / minggu, haus, penggunaan diuretik.
(2) Tanda :
32

Kulit kering/pecah-pecah, turgor kulit jelek,


kekakuan/distensi abdomen, bau halitosis/manis, nafas
bau aseton/bau buah.
f) Neurosensori
(1) Gejala ;
Pingsan, Pusing, sakit kepala, kesemutan, mati rasa,
kelemahan pada otot, gangguan pengelihatan
(2) Tanda :
Kebingungan, disorientasi, mengantuk, lesu, pingsan
dan koma (tahap lanjut), refleks tendon dalam mungkin
menurun, aktivitas kejang (tahap akhir dari DKA atau
hipoglikemia
g) Nyeri/kenyamanan
(1) Gejala :
Perut kembung dan nyeri
(2) Tanda :
Wajah meringis saat dipalpasi di abdomen, tampak
sangat berhati-hati.
h) Pernapasan
(1) Gejala :
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa
sputum purulen (infeksi)
(2) Tanda :
Takipnea, respirasi kussmaul (asidosis metabolik),
rhonchi, mengi, sputum kuning atau hijau (infeksi).
i) Keamanan
(1) Gejala :
Kulit kering, gatal, ulserasi kulit, parestesia (neuropati
diabetik)
(2) Tanda :
Demam, diaphoresis, kerusakan kulit, lesi dan ulserasi,
penurunan kekuatan umum dan rentang gerak (ROM),
33

Kelemahan dan kelumpuhan otot, termasuk otot


pernapasan (jika kadar kalium menurun drastis)
j) Seksualitas
Gejala :
Keputihan (mudah terkena infeksi), masalah dengan
impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita.
k) Penyuluhan/pembelajaran
Faktor resiko keluarga (seperti diabetes melitus, penyakit
jantung, stroke, hipertensi), penyembuhan lambat dan
tertunda, penggunaan obat-obatan (seperti steroid, diuretik
(tiazid), fenitoin (dilantin), dan fanobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa)), mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetik sesuai anjuran.
l) Pertimbangan rencana pemulangan
Mungkin memerlukan bantuan dalam bantuan pengaturan
diet, pemantauan glukosa, pemberian obat, perbekalan, dan
perawatan diri
34

b. Diagnosis keperawatan
Tabel 2.1 Diagnosis Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus

Kemungkinan diagnosis keperawatan pada pasien Diabetes Kemungkinan diagnosis keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus
Mellitus menurut (Doenges et al., 2019): menurut (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2017):
Kekurangan Volume Cairan (Spesifikkan) (Doenges et al, Hipovolemia (SDKI, 2017, p.64) (D.0023)
2019, p.459) Penyebab
Mungkin terkait dengan a) Kehilangan cairan aktif
a) Kehilangan cairan aktif; diare - muntah, diuresis osmotik b) Kegagalan mekanisme regulasi
b) Penghalang untuk mengakses cairan; asupan cairan yang c) Peningkatan permeabilitas kapiler
tidak mencukupi, mual muntah, anoreksia, perubahan d) Kekurangan intake cairan
status mental e) Evaporasi
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
(misalnya, keadaan hipermetabolik; mekanisme Objektif Subjektif
pengaturan yang dikompromikan) a) Frekuensi nadi meningkat
a) Merasa lemah
Mungkin dibuktikan dengan b) Nadi teraba lemah b) Mengeluh haus
a) Peningkatan output urin ( c) Tekanan darah menurun
Objektif
b) Perubahan status mental d) Tekanan nadi menyempit
a) Pengisian vena menurun
e) Turgor kulit menurunb) Status mental berubah
f) Membran mukosa kering
c) Suhu tubuh meningkat
g) Volume urin menurun d) Konsentrasi urin
h) Hematokrit meningkat meningkat
e) Berat badan turun tiba-tiba
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (Doenges et al, 2019, Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (SDKI, 2017, p.71) (D.0027)
p.461) Penyebab
Mungkin terkait dengan a) Hiperglikemia
a) Manajemen diabetes yang tidak memadai atau kepatuhan b) Hipoglikemia
terhadap rencana manajemen diabetes; pemantauan Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
glukosa darah yang tidak memadai atau manajemen obat Subjektif Subjektif
yang tidak efektif Hipoglikemia Hipoglikemia
b) Asupan makanan yang tidak mencukupi; penambahan atau a) Mengantuk a) Palpitasi
penurunan berat badan yang berlebihan; masa
35

pertumbuhan yang cepat; kehamilan b) Pusing b) Mengeluh lapar


c) Dikompromikan status kesehatan fisik; stres yang Hiperglikemia Hiperglikemia
berlebihan; (infeksi proses) a) Lelah atau lesu a) Mulut kering
Mungkin dibuktikan dengan Objektif b) Haus meningkat
a) Asupan makanan yang tidak memadai/tidak tepat, Hipoglikemia Objektif
kurangnya minat pada makanan a) Gangguan koordinasi Hipoglikemia
b) Kelemahan, kelelahan, tonus otot yang buruk b) Kadar glukosa dalam a) Gemetar
c) Tingkat kesadaran yang berubah (LOC) darah/ urin rendah b) Kesadaran menurun
d) Peningkatan output urin, encerkan urin Hiperglikemia c) Perilaku aneh
a) Kadar glukosa dalam d) Sulit bicara
darah/ urin tinggi e) Berkeringat
Hiperglikemia
a) Jumlah urin meningkat

Risiko Infeksi (Doenges et al, 2019, p.464) Risiko Infeksi (SDKI, 2017, p.304) (D.0142)
Mungkin dibuktikan dengan Faktor Risiko
a) Penyakit kronis diabetes mellitus (hiperglikemia, a) Penyakit kronis
gangguan metabolisme; perfusi jaringan yang buruk) b) Efek prosedur invasif
b) Perubahan integritas kulit; prosedur/ perangkat invasif c) Malnutrisi
c) Leukopenia; penurunan aksi siliaris d) Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
d) Peningkatan paparan lingkungan terhadap patogen; e) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
(infeksi saluran pernapasan atau saluran kemih yang sudah f) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
ada sebelumnya)

Risiko Persepsi Sensorik Terganggu (Spesifikkan) (Doenges et


al, 2019, p.465)
Mungkin dibuktikan dengan
Ketidakseimbangan biokimia (misalnya, glukosa, insulin,
elektrolit; resistensi insulin, dehidrasi)
36

Koping Tidak Efektif (Doenges et al, 2019, p.465) Koping Tidak Efektif (SDKI, 2017, p.210) (D.0096)
Mungkin terkait dengan Penyebab
a) Krisis situasional atau maturasi (penyakit progresif jangka a) Ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi
panjang yang tidak dapat disembuhkan); kesempatan yang masalah
tidak memadai untuk mempersiapkan stressor b) Ketidakadekuatan sistem pendukung
b) Tingkat ancaman yang tinggi; penilaian ancaman yang c) Ketidakadekuatan strategi koping
tidak akurat d) Ketidakadekuatan/ kekacauan lingkungan
c) Keyakinan yang tidak memadai dalam kemampuan e) Ketidakcukupan persiapan untuk menghadapi stressor
menghadapi situasi; tingkat persepsi kontrol yang tidak f) Disfungsi sistem keluarga
memadai g) Krisis situasional
Mungkin dibuktikan dengan h) Krisis maturasional
a) Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi atau meminta i) Kerentanan personalitas
bantuan j) ketidakpastian
b) Perilaku yang diarahkan pada tujuan, pemecahan masalah, Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
atau penyelesaian masalah yang tidak memadai Subjektif Subjektif
c) Dalam strategi koping yang efektif; perilaku pengambilan a) Mengungkapkan tidak a) Tidak mampu memenuhi
risiko mampu mengatasi kebutuhan dasar
masalah b) Kekhawatiran kronis
Objektif Objektif
a) Tidak mampu memenuhi a) Penyalahgunaan zat
peran yang diharapkan b) Memanipulasi orang lain
(sesuai usia) untuk memenuhi
b) Menggunakan keinginannya sendiri
mekanisme koping yang c) Perilaku tidak asertif
tidak sesuai d) Partisipasi sosial kurang
37

Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (Doenges et al, 2019, Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (SDKI, 2017, p.256) (D.0116)
p.467) Penyebab
Mungkin terkait dengan a) Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
a) Kurangnya pengetahuan dan kompleksitas rejimen b) Kompleksitas program perawatan/ pengobatan
perawatan kesehatan c) Konflik pengambilan keputusan
b) Konflik keputusan; konflik keluarga; pola perawatan d) Kurang terpapar informasi
kesehatan keluarga; dukungan sosial yang tidak memadai e) Kesulitan ekonomi
c) Keseriusan yang dirasakan dari kondisi, kerentanan, f) Tuntutan berlebih (mis. individu, keluarga)
manfaat atau penghalang g) Konflik keluarga
d) Kurang beruntung secara ekonomi h) Ketidaefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
Mungkin dibuktikan dengan i) Ketidakcukupan untuk bertindak
a) Kesulitan dengan rejimen yang ditentukan j) Kekurangan dukungan sosial
b) Pilihan yang tidak efektif dalam kehidupan sehari - hari
untuk memenuhi tujuan kesehatan Gejala dan Tanda Mayor
c) Kegagalan untuk memasukkan rejimen pengobatan dalam Subjektif
kehidupan sehari-hari atau mengambil tindakan untuk a) Mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program
mengurangi faktor risiko perawatan/ pengobatan
d) Percepatan gejala penyakit yang tidak terduga Objektif
a) Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko
b) Gagal menerapkan program perawatan/ pengobatan dalam
kehidupan sehari-hari
c) Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi
tujuan kesehatan
38

c. Intervensi keperawatan
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus
NO DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA/ HASIL
1. Kekurangan Kriteria Hasil/evaluasi Manajemen Cairan / Elektrolit a. Membantu memperkirakan total volume
Volume Cairan yang diinginkan-klien Independen deplesi. Gejala mungkin telah hadir untuk
(Spesifikkan) akan Keseimbangan a. Dapatkan riwayat dari klien berbagai jumlah waktu—jam untuk hari.
(Doenges et al, Cairan dan orang penting lainnya Adanya proses infeksi menyebabkan demam
2019, p.459) Menunjukkan hidrasi (SO) yang terkait dengan dan keadaan hipermetabolik, meningkatkan
yang memadai durasi dan intensitas gejala, kehilangan cairan yang tidak masuk akal.
Hipovolemia sebagaimana seperti muntah dan buang air b. Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh
(SDKI, 2017, p.64) dibuktikan oleh tanda- kecil yang berlebihan. hipotensi dan takikardia. Perkiraan keparahan
(D.0023) tanda vital yang stabil, b. Pantau Tanda Vital hipovolemia dapat dilakukan ketika BP sistolik
denyut perifer yang c. Catatan ortostatik BP klien turun lebih dari 10 mm Hg dari posisi
teraba, turgor kulit perubahan. telentang ke posisi duduk atau berdiri.
yang baik dan isi d. Pola pernapasan, seperti c. Paru-paru menghilangkan asam karbonat
ulang kapiler, keluaran pernapasan Kussmaul, napas melalui respirasi, menghasilkan alkalosis
urin yang sesuai aseton pernapasan kompensasi atau ketoasidosis.
secara individual, dan e. Tingkat pernapasan dan Napas aseton disebabkan oleh pemecahan asam
kadar elektrolit dalam kualitas; penggunaan otot asetoasetat dan harus berkurang saat ketosis
kisaran normal. aksesori, periode apnea, dan dikoreksi
penampilan sianosis d. Koreksi hiperglikemia dan asidosis akan
f. Suhu, warna kulit, dan menyebabkan laju dan pola pernapasan
kelembaban mendekati normal. Sebaliknya, peningkatan
g. Nilai pulsa perifer, isi ulang kerja pernapasan— pernapasan dangkal dan
kapiler, turgor kulit, dan cepat-dan adanya sianosis dapat
selaput lendir. mengindikasikan kelelahan pernapasan dan
h. Pantau asupan dan keluaran (I klien kehilangan kemampuan untuk
& O); perhatikan berat jenis mengkompensasi asidosis
urin e. Meskipun demam, menggigil, dan diaphoresis
i. Hitung kebutuhan cairan umum terjadi pada pro cess infeksius, demam
j. Berikan posisi Modiffed dengan kulit yang memerah dan kering
39

Trendelenburg mungkin mencerminkan dehidrasi. Catatan:


k. Timbang setiap hari meskipun infeksi merupakan faktor pencetus
l. Berikan cairan, seperti yang umum untuk DKA, klien mungkin
ditunjukkan seperti: isotonik normotermik, demam, atau hipotermia (karena
(0,9%) atau larutan Ringer vasodilatasi perifer)
laktat tanpa aditif. (Jenis solusi f. Indikator tingkat hidrasi dan kecukupan
dapat diubah setelah stabilisasi volume sirkulasi.
awal sesuai dengan perintah g. Memberikan perkiraan berkelanjutan
dokter atau protokol DKA.) kebutuhan penggantian volume, fungsi ginjal,
m. Pantau studi laboratorium, dan efektivitas terapi.
seperti: nitrogen urea darah h. Memberikan penilaian terbaik tentang status
(BUN) / kreatinin (Cr), cairan saat ini dan kecukupan penggantian
osmolitas serum, natrium, dan cairan.
kalium i. Cairan dan nutrisi berperan penting baik enteral
n. Berikan kalium dan elektrolit maupun parenteral, mengingat kadar glukosa
lain secara intravena (IV) atau darah yang diharapkan akan mempengaruhi
melalui rute oral, seperti yang hasil akhir dari pengelolaan dengan tujuan
ditunjukkan. mencapai kadar glukosa darah normal atau
mendekati nilai normal.
j. Hipotensi dapat diobati dengan Modiffes
Tredenlenburg dan cairan IV kecuali
dikontraindikasikan.
k. Jenis dan jumlah cairan tergantung pada tingkat
defisit dan respon klien individu. Catatan: klien
dengan DKA sering mengalami dehidrasi parah
karena kehilangan cairan aktif dan pergeseran
cairan di dalam tubuh, karena pengaruh
metabolisme.
l. Rekomendasi penggantian cairan terbaru
termasuk 1 hingga 3 liter (L) garam isotonik
atau Ringer laktat selama jam pertama
pengobatan, diikuti oleh 1 L selama jam kedua,
1 L selama 2 jam berikutnya, dan kemudian 1
40

L setiap 4 jam (Hamdy, 2014)


m. Tingkat hidrasi, kerusakan dari dehidrasi,
hiperglikemia tinggi, nilai-nilai mencerminkan
melayani kehilangan cairan natrium reabsorpsi
dalam menanggapi sekresi aldosteron, dan
resnponse asidosis metabolik.
n. Kalium harus ditambahkan ke IV segera
setelah aliran urin memadai, untuk mencegah
hipokalemia

2. Ketidakstabilan Hasil yang diinginkan Manajemen Hiperglikemia a. Kadang-kadang, klien dengan "tidak diketahui
Kadar Glukosa/ kriteria evaluasi- a. Tentukan faktor individu yang diabetes" akan menderita DKA, terutama orang
Darah (Doenges et klien akan Kadar mungkin berkontribusi pada muda dengan beberapa jenis infeksi Pencetus.
al, 2019, p.461 Glukosa Darah situasi saat ini. Perhatikan usia Namun, banyak kali DKA dipicu oleh
Mencapai dan klien, tingkat perkembangan, kegagalan manajemen diabetes, mungkin terkait
Ketidakstabilan mempertahankan dan kesadaran akan kebutuhan dengan faktor diet, aktivitas, atau kation medi.
Kadar Glukosa glukosa dalam kisaran b. Untuk klien yang menerima b. Penyerapan Insulin dapat bervariasi dari hari ke
Darah (SDKI, yang memuaskan. insulin: periksa tempat hari di tempat yang sehat dan bahkan kurang
2017, p.71) Manajemen Diri: suntikan. dapat diserap dalam jaringan lypohypertrophic
(D.0027) Diabetes c. Tinjau program diet klien dan (kental).
a. Mengakui faktor- pola biasa; bandingkan dengan c. Mengidentifikasi defisit dan penyimpangan dari
faktor yang asupan baru-baru ini. rencana terapeutik, yang dapat memicu glukosa
menyebabkan d. Timbang setiap hari atau yang tidak stabil dan hiperglikemia yang tidak
glukosa dan DKA seperti yang ditunjukkan. terkontrol.
tidak stabil. e. Fasilitasi ambulasi jika ada d. Menilai kecukupan asupan gizi-baik penyerapan
b. Verbalisasi hipotensi ortostatik. maupun pemanfaatannya.
pemahaman f. Anjurkan menghindari e. Hipovolemia dapat disebabkan oleh hipotensi
tentang kebutuhan olahraga saat kadar glukosa dan takikardia. Perkiraan berat ringannya
tubuh dan energi. darah lebih dari 250mg/dL. hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan darah
c. Verbalisasi g. Anjurkan monitor kadar sistolik pasien turun lebih dari 10 mmHg dari
rencana untuk glukosa darah secara mandiri. posisi berbaring ke posisi duduk/ berdiri.
memodifikasi h. Pantau studi laboratorium, f. Penderita dengan kadar glukosa darah tinggi
faktor untuk seperti glukosa serum, aseton, diharapkan menurunkan kadar glukosa darah
41

mencegah atau pH, dan HCO3 −. terlebih dahulu supaya tidak terjadi keadaan
meminimalkan i. Berkolaborasi dalam metabolic yang disebut dengan kolaps atau
komplikasi. pengobatan hiperglikemia di ketosis.
DKA: berikan insulin kerja g. Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM)
cepat (pendek), seperti reguler yang berkala dilakukan dengan menggunakan
(Humulin R), lispro glukometer memberikan informasi terkait
(Humalog), atau aspart variabilitas glukosa darah harian setiap sebelum
(Novalog) dengan metode IV makan, satu atau dua jam setelah makan, atau
intermiten atau kontinu, sewaktu-waktu pada kondisi khusus.
misalnya, bolus IV diikuti Penggunaan secara terintegrasi dana terstruktur
dengan infus kontinu melalui dapat menurunkan HbA1c secara signifikan.
pompa sekitar 5 hingga 10 h. Memantau penelitian laboratorium, seperti
unit/jam sehingga glukosa glukosa serum, aseton, pH, dan HCO3 -.
berkurang 50 hingga 75 i. Pengobatan difokuskan pada koreksi
mg/dL/jam. ketidakseimbangan metabolik dan termasuk (1)
j. Berikan larutan glukosa, koreksi kehilangan cairan dengan cairan
misalnya dekstrosa 5% dan intravena; (2) koreksi hiperglikemia dengan
saline setengah normal. insulin; (3) koreksi gangguan elektrolit,
k. Berikan diet sekitar 60% terutama kehilangan kalium; (4) koreksi
karbohidrat, 20% protein, dan keseimbangan asam - basa; dan (5) pengobatan
20% lemak dalam jumlah infeksi konkuren, jika pres THT (Hamdy, 2014)
makanan dan camilan yang j. Insulin kerja cepat digunakan dalam krisis
ditentukan. hiperglikemik. Rute IV adalah rute awal pilihan
karena penyerapan dari jaringan subkutan
mungkin tidak menentu. Banyak yang percaya
metode kontinu adalah cara optimal untuk
memfasilitasi transisi ke metabolisme
karbohidrat dan mengurangi kejadian
hipoglikemia
k. Larutan glukosa dapat ditambahkan setelah
insulin dan cairan membawa glukosa darah
menjadi sekitar 180 mg/dL (Hamdy, 2014). Saat
metabolisme karbohidrat mendekati normal,
42

perawatan harus dilakukan untuk menghindari


hipoglikemia

3. Risiko Infeksi Kriteria Hasil/evaluasi Pencegahan Infeksi a. Klien dapat dirawat dengan infeksi, yang dapat
(Doenges et al, yang diinginkan-klien a. Amati tanda-tanda infeksi dan memicu keadaan ketoasidosis, atau dapat
2019, p.464) akan Mengendalikan peradangan sampai demam, mengembangkan infeksi yang didapat di rumah
Risiko: Proses penampilan memerah, drainase sakit.
Risiko Infeksi Infeksi luka, dahak bernanah, dan urin b. Glukosa tinggi dalam darah menciptakan media
(SDKI, 2017, a. Bebas dari infeksi. keruh. yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri.
p.304) (D.0142) b. Identifikasi b. Mempertahankan teknik c. Dengan mencuci tangan, mencegah infeksi
intervensi untuk aseptik untuk prosedur virus pada diri sendiri, orang sekitar, dan
mencegah atau penyisipan IV, pemberian bahkan komunitas seperti keluarga dan tempat
mengurangi risiko obat-obatan, dan memberikan kerja.
infeksi. perawatan situs. d. bertujuan menjaga kebersihan diri, mencegah
c. Menunjukkan c. Cuci tangan sebelum dan infeksi, dan sebagai pelindung diri.
teknik dan sesudah kontak dengan pasien e. Meminimalkan risiko ISK. Klien koma
perubahan gaya dan lingkungan pasien. mungkin berisiko par tik u lar jika retensi urin
hidup untuk d. Ajarkan cara mencuci tangan terjadi ebelum rawat inap.
mencegah dengan benar. f. Cedera kaki, neuropati sensorik, dan gangguan
perkembangan e. Berikan perawatan kateter dan sirkulasi dikaitkan dengan banyak komplikasi
infeksi perineum, jika diindikasikan. pada penderita diabetes, termasuk infeksi kulit
Ajari klien wanita untuk dan jaringan lunak (selulitis) dengan potensi
membersihkan dari depan ke amputasi. Infeksi ini dapat mempengaruhi
belakang setelah eliminasi permukaan kulit apa pun tetapi paling sering
f. Periksa kaki klien, perhatikan melibatkan kaki (Khardori, 2015). Catatan:
adanya bisul, kuku kaki yang selulitis dapat memicu DKA.
tumbuh ke dalam yang g. Mengurangi kerentanan terhadap infeksi.
terinfeksi, atau masalah lain Peningkatan aliran urin mencegah stasis dan
yang memerlukan intervensi membantu menjaga keasaman urin, mengurangi
medis atau keperawatan. pertumbuhan bakteri dan mengeluarkan
g. Dorong asupan makanan dan organisme dari sistem.
cairan yang cukup (setidaknya h. Perawatan dini dapat membantu mencegah
2500 mL/hari jika tidak sepsis.
43

dikontraindikasikan oleh
disfungsi jantung atau ginjal),
termasuk 8 ons jus cranberry
per hari, yang sesuai.
h. Berikan antibiotik, jika sesuai
4. Risiko Persepsi Hasil yang diinginkan Pemantauan Neurologis a. Memberikan dasar untuk membandingkan
Sensorik / kriteria evaluasi- a. Memantau tanda-tanda vital temuan abnormal; misalnya, demam dapat
Terganggu klien akan Status dan status mental mempengaruhi mentation.
(Spesifikkan) Neurologis b. Jaga rutinitas klien sekonsisten b. Membantu menjaga klien tetap berhubungan
(Doenges et al, a. Mendapatkan mungkin. Mendorong dengan kenyataan dan mempertahankan
2019, p.465) kembali / partisipasi dalam kegiatan orientasi terhadap lingkungan
mempertahankan hidup sehari-hari (adl) sebagai c. Edema atau pelepasan Retinal, perdarahan,
Mungkin tingkat biasa mampu. adanya katarak, atau kelumpuhan sementara
dibuktikan mentation. c. Mengevaluasi ketajaman otot ekstraokular dapat mengganggu
dengan b. Mengenali dan visual, seperti yang penglihatan, memerlukan terapi korektif atau
Ketidakseimbangan mengkompensasi ditunjukkan perawatan suportif.
biokimia (misalnya, gangguan sensorik d. Melaksanakan rejimen yang d. Perubahan dalam proses berpikir dan potensi
glukosa, insulin, yang ada ditentukan untuk mengoreksi aktivitas kejang biasanya dikurangi setelah
elektrolit; resistensi DKA, seperti yang keadaan hiperosmolar diperbaiki
insulin, dehidrasi) ditunjukkan e. Ketidakseimbangan dapat mengganggu
e. Pantau nilai laboratorium, mentation.
seperti glukosa darah,
osmolalitas serum, Hgb / Hct,
dan BUN / Cr
5. Koping Tidak Kriteria hasil/evaluasi Mengatasi Peningkatan/ a. Klien dan / atau keluarga yang mengalami
Efektif (Doenges et yang diinginkan - Dukungan Pengambilan diagnosis diabetes baru, DKA pertama kali,
al, 2019, p.465) klien akan memiliki Keputusan atau kegagalan manajemen diabetes dapat
keyakinan Kesehatan: a. Tentukan tingkat menjadi rentan dan kesal. Karena timbulnya
Koping Tidak Kontrol Yang perkembangan fungsi klien T1DM biasanya di masa kanak-kanak atau
Efektif (SDKI, Dirasakan dan klien/penyedia layanan / remaja, masalah perkembangan pasti dalam
2017, p.210) a. Menilai situasi kemampuan signifikan lainnya bermain.
(D.0096) saat ini secara (SO) untuk memahami b. Diagnosis baru diabetes atau krisis manajemen
akurat; peristiwa. diabetes sering menambah lebih banyak stres
44

mengidentifikasi b. Menentukan stresor individu daripada yang dirasakan klien atau keluarga.
secara efektif (misalnya, masalah keluarga, c. Mengidentifikasi kekhawatiran dan
mengatasi hav iors sekolah, pekerjaan, dan memfasilitasi pemecahan masalah
dan konsekuensi. masalah sosial; keuangan) d. Meningkatkan rasa terlibat dan memberikan
b. Verbalisasi c. Mendorong klien dan kesempatan untuk memecahkan masalah solusi
kesadaran akan sebagainya untuk untuk membantu klien mencegah kekambuhan.
kemampuan mengungkapkan perasaan e. Mempromosikan perasaan kontrol atas situasi
koping dan rasa tentang krisis saat ini/ rawat dan dapat meningkatkan komitmen untuk
kontrol sendiri. inap dan diabetes pada merencanakan.
c. Memenuhi umumnya. f. Karena kontrol diabetes dibangun kembali dan
kebutuhan d. Berikan kesempatan kepada kondisi kontribusi lainnya diobati, rasa
psikologis yang SO untuk mengungkapkan optimisme dan kemampuan koping klien dapat
dibuktikan dengan keprihatinan dan dipulihkan/ditingkatkan.
ekspresi perasaan mendiskusikan cara-cara di g. Pendidikan dan dukungan (orang dan sumber
yang tepat, mana dia dapat membantu daya lainnya) penting dalam membantu klien /
identifikasi klien. sehingga untuk memahami bahwa mereka dapat
pilihan, dan e. Mendukung partisipasi dalam menjalani hidup dengan cara yang normal tetapi
penggunaan perawatan diri dan dalam keterbatasan yang diberikan
sumber daya. memberikan umpan balik
positif untuk upaya.
Menyediakan implementasi
bertahap dan kelanjutan dari
perilaku yang diperlukan dan
perubahan gaya hidup.
f. Berkolaborasi dalam
pengelolaan kondisi berbaring
g. Berkolaborasi dalam
pengelolaan kondisi berbaring
45

6. Manajemen Hasil Yang Fasilitasi Pembelajaran/ Edukasi a. Melihat pembenaran apakah ada keinginan
Kesehatan Tidak Diinginkan / Kriteria Kesehatan berubah untuk meningkatkan kesehatan.
Efektif (Doenges et
Evaluasi-Klien Akan a. Identifikasi kesiapan dalam b. Hubungan dan rasa hormat perlu dibangun
al, 2019, p.467) Pengetahuan: menerima informasi. sebelum pasien mau mengambil bagian dalam
Manajemen Diabetes b. Ciptakan lingkungan proses pembelajaran.
Manajemen a. Verbalisasi kepercayaan dengan c. Sesuaikan dengan waktu luang yang dimilik
Kesehatan Tidak pemahaman mendengarkan kekhawatiran klien agar informasi yang didapat dapat diserap
Efektif (SDKI, tentang proses dan tersedia. secara baik.
2017, p.256) penyakit dan c. Jadwalkan pendidikan d. Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan
(D.0116) potensi kesehatan sesuai kesepakatan. antusias dan kerja sama pasien dengan prinsip-
komplikasi. d. Bekerja dengan klien dalam prinsip yang dipelajari.
b. Identifikasi menetapkan tujuan bersama e. Obat Untuk diabetes Tipe 2 bekerja dengan cara
hubungan tanda untuk belajar. yang berbeda untuk mengembalikan kadar gula
dan gejala dengan e. Tentukan jenis agen yang darah menjadi normal. Mereka termasuk (1)
proses penyakit mungkin digunakan klien obat-obatan yang meningkatkan produksi
dan hubungkan dengan T2DM(misalnya, (1) insulin (misalnya, Diabinese, Prandin), (2) obat-
gejala dengan sulfonilurea seperti obatan yang meningkatkan penggunaan insulin
faktor penyebab. klorpropamid [Diabinese], tubuh (misalnya, Actos, Avandia), (3) obat-
empagliflozin [Jardiance], dan obatan yang mengurangi penyerapan gula di
glipizide [Glucotrol]; (2) usus (misalnya, Precose, Glyset), (4) obat-
biguanida seperti metformin obatan yang menurunkan produksi gula oleh
[Glucophage, Glumetza]; (3) hati dan meningkatkan kadar insulin (misalnya,
meglitinida seperti repaglinide metformin), (5) obat-obatan yang meningkatkan
[Prandin] dan nateglinide produksi insulin oleh pankreas dan mengurangi
[Sarlix]; (4) produksi gula oleh hati (misalnya misalnya,
thiazolidinediones, seperti Januvia, Byetta), dan (6) obat yang
rosiglitazone [Avandia] dan menghalangi reabsorpsi glukosa oleh ginjal dan
pioglitazone [actos]; (5) meningkatkan ekskresi glukosa (misalnya,
inhibitor alfa - glukosidase, farxiga, Invokana). Obat kombinasi
seperti acarbose [Precose] dan mengandung lebih dari satu jenis kation
miglitol [Glyset]; (6) inhibitor diabetes seperti satu untuk memblokir
DPP - IV, seperti sitagliptin reabsorpsi glukosa oleh ginjal sementara juga
[Januvia], Linagliptin membantu pankreas memproduksi lebih banyak
46

[Tradjenta], dan exenatide insulin dan hati untuk menghasilkan lebih


[Byetta]; (7) inhibitor SBLT2, sedikit glukosa (Dansinger, 2016; Grams et al,
seperti dapagliflozin [Farxiga] 2015).
dan canagliflozin (Invokana); f. Insulin basal Long-acting bekerja untuk
dan (8) Agen kombinasi memberikan kontrol gula darah sepanjang
seperti alogliptin dan waktu untuk kedua jenis diabetes (dan
metformin [Kazano], kemungkinan jenis insulin pertama yang
rosiglitazone dan glimepiride diberikan untuk T2DM). Insulin bolus kerja
[Avandaryl]). Memastikan cepat (disuntikkan atau dihirup) dapat diberikan
kepatuhan klien terhadap menjelang waktu makan pada kedua jenis
terapi. diabetes. Insulin campuran tersedia dalam botol
f. Tinjau jenis dan waktu insulin atau pena insulin. Jika beberapa suntikan harian
klien, seperti yang yang diperlukan, kombinasi jenis (misalnya,
ditunjukkan: baik (1) basal cepat - acting ditambah short - acting,
(untuk cakupan jangka menengah, dan long - acting insulin) yang
panjang) seperti detemir digunakan. Jika metode pompa digunakan,
(Levemir) dan glargine hanya insulin kerja cepat yang digunakan, dan
(Lantus) dan (2) bolus (untuk program klien memiliki pengaturan basal dan
cakupan tindakan cepat) bolus (Vallerand et al, 2017). Catatan: DKA
seperti aspart (NovoLog), jarang terjadi di antara pengguna pompa yang
glulisine (Apidra), lispro melakukan SMBG secara memadai tetapi dapat
(HumaLog), dan bubuk berkembang dengan cepat karena waktu paruh
inhalasi insulin manusia yang pendek dari analog insulin kerja cepat
(Afrezza). yang biasa digunakan dalam pompa.
g. Meninjau dan mendapatkan g. Menegaskan bahwa klien mahir dalam
kembali demonstrasi keterampilan atau akan membutuhkan bantuan
pemberian insulin sendiri, baik atau perawatan penuh dalam mengelola
injeksi atau pompa, dan prosedur dan peralatan.
perawatan peralatan. Mintalah
klien mendemonstrasikan
prosedur: menyusun dan
menyuntikkan insulin, teknik
pena insulin.
47

c. Implementasi keperawatan
Untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan
rencana secara tepat waktu dan hemat biaya, pertama-tama
kenali prioritas untuk memberikan perawatan pasien. Tinjau
rencana untuk hasil yang akan dievaluasi selama melakukan
perawatan (misalnya, shift atau hari), diikuti oleh intervensi
terencana yang berurutan terkait atau terkait waktu, serta yang
dapat digabungkan sehingga dapat memaksimalkan waktu
perawatan dan upaya pasien (Doenges et al, 2019, p.17)
Implementasi merupakan waktu untuk meninjau rencana
perawatan dengan pasien / orang terdekat untuk menjadwalkan
aktivitas dan memverifikasikan tanggung jawab pasien
(Doenges et al, 2019, p.17)

d. Evaluasi keperawatan
Saat asuhan keperawatan diberikan, evaluasi penilaian
dilanjutkan untuk melihat respon pasien terhadap terapi dan
kemajuan menuju pencapaian hasil yang diinginkan. Saat
perawatan diberikan, perawat memantau dan
mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi dan
menyampaikan kepada tenaga kesehatan (Doenges et al, 2019,
p.18)
Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik dan kontrol proses
keperawatan yang melalui status pernyataan diagnostik pasien
dan dinilai untuk diselasaikan, dilanjutkan, atau memerlukan
revisi. Kemudian data tersebut digunakan untuk
mendokumentasikan intervensi keperawatan dan respon pasien,
juga untuk mengevaluasi kembali dan merevisi rencana
perawatan sesuai kebutuhan (Doenges et al, 2019, p.18).
48

B. Kerangka Teori

Konsep Teori Konsep Konsep Teori


Diabetes Melitus Tipe II Asuhan Keperawatan Diabetes Self Care
Activities
1. Definisi 1. Pengkajian
2. Etiologi Keperawatan 1. Pengaturan pola
3. Patofisiologi 2. Diagnosis makan
4. Manifestasi Klinis Keperawataan 2. Latihan fisik secara
5. Komplikasi 3. Intervensi teratur
6. Pemeriksaan Keperawatan 3. Minum obat
Diagnostik 4. Implementasi 4. Memonitor kadar
7. Penatalaksanaan Keperawatan gula darah
5. Evaluasi 5. Perawatan kaki
Keperawatan

Gambar 2.4 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Konsep Teori Konsep Teori Konsep


Diabetes Melitus tipe II Diabetes Self Care Asuhan Keperawatan
Activities
1. Definisi 1. Pengkajian
2. Etiologi 1. Pengaturan pola Keperawatan
3. Patofisiologi makan 2. Diagnosis
4. Manifestasi Klinis 2. Latihan fisik Keperawataan
5. Komplikasi 3. Minum obat 3. Intervensi
6. Pemeriksaan 4. Memonitor kadar Keperawatan
Diagnostik gula darah 4. Implementasi
7. Penatalaksanaan 5. Perawatan kaki Keperawatan
5. Evaluasi
Keperawatan

Gambar 2.5 Kerangka Konsep


49

D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan dengan diabetes melitus
tipe II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
2. Bagaimana diagnosis asuhan keperawatan dengan diabetes melitus tipe
II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
3. Bagaimana intervensi asuhan keperawatan dengan diabetes melitus tipe
II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
4. Bagaimana implementasi asuhan keperawatan dengan diabetes melitus
tipe II di Puskesmas Singkawang Barat 1.
5. Bagaimana evaluasi asuhan keperawatan dengan diabetes melitus tipe II
di Puskesmas Singkawang Barat 1.
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada diabetes tipe II dengan penerapan
diabetes self care activities di Puskesmas Singkawang Barat 1.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian
observasional deskriptive dengan pendekatan studi kasus. Penelitian
observasional adalah penelitian yang mengamati timbul atau tidaknya
suatu masalah kesehatan pada individu atau kelompok menurut derajat
pemaparannya terhadap faktor resiko yang diduga menjadi penyebab
(Dharma, 2015).
Penelitian studi kasus bertujuan untuk menggambarkan kasus
secara menyeluruh dan mendalam melalui auhan keperawatan mulai dari
pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi dan evaluasi pada pasien yang mengalami diabetes melitus
tipe II di UPT Puskesmas Singkawang Barat 1.

B. Partisipan
Jumlah partisipan yang digunakan dalam kasus penelitian ini yaitu 2
orang pasien dengan Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Singkawang
Barat 1 yang sesuai dengan kriteria, dan memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Terdiagnosa oleh dokter menderita Diabetes Melitus Tipe II
b. Pasien bersedia menjadi subjek penelitian
c. Kesadaran kompos mentis

C. Metode Pengambilan Kasus


Pengambilan kasus dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu metode pemilihan
sampel yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang
ditentukan oleh peneliti. Dimana Teknik pengambilan sampel ini tidak
berdasarkan random, daerah atau stata, melainkan berdasarkan atas adanya
pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu (Dharma,2015

50
51

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal
sampai sidang akhir dilakukan selama kurang lebih 9 bulan dari bulan
oktober 2022 sampai bulan juli 2023. Waktu yang diperlukan untuk
penelitian kasus selama 2 minggu.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Singkawang
Barat 1 Pada Tahun 2023.

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Dharma (2015), metode pengumpulan data adalah cara


yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian
ini menggunakan metode-metode berikut:

1. Metode wewancara (indepth interview)

Wewancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan


cara berinteraksi bertanya dan mendengarkan apa yang disampaikan
secara lisan kepada partisipan agaw wewancara berisikan daftar
pertanyaan yang dibuat secara terstruktur.

2. Metode observasi

Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan


menggunakan pancaindra (melihat, mendengar, mencium, mengecap,
dan meraba.

3. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang


partisipan yang meliputi catatan medik di Puskesmas Singkawang
Barat 1 serta catatan keperawatan atau bentuk dokumentasi lainnya.
52

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang akan ditempuh sebagai berikut :

1. Mengajukan permohonan izin kepada institusi pendidikan Poltekkes


Kemenkes Pontianak Jurusan D-III Keperawatan Singkawang.
2. Mengirimkan permohonan izin yang diperoleh dari bagian rekam medik
di UPT Puskesmas Singkawang Barat II. Mendapatkan balasan surat
izin yang diperoleh dari bagian rekam medik di UPT Puskesmas
Singkawang Barat II.
3. Memohon izin kepada kepala ruangan di UPT Puskesmas Singkawang
Barat II.. Menemui partisipan yang sudah sesuai dengan kriteria yang
ditentukan untuk dilakukannya penelitian.
4. Menjelaskan kepada calon partipisan dan keluarga calon partisipan
tentang tujuan dan manfaat penelitian tentang penyakit Diabetes
Melitus tipe II.
5. Keluarga partisipan yang bersedia, dimintai untuk menandatangani
lembar persetujuan dilakukan penelitian.
6. Data yang diperoleh merupakan hasil dari penelitian yang akan
dilakukan Asuhan Keperawatan terhadap partisipan sebelum dan
sesudah dilakukannya tindakan keperawatan yang akan dilakukan
selama 5 hari.
7. Melakukan pengolahan data yang sudah diperoleh
8. Tahap penulisan laporan atau penyusunan hasil penelitian

G. Instrumen Pengumpulan Data


Menurut Dharma (2015), instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan pengumpulan data dengan
cara observasi mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang
diperoleh dari suatu pengukuran kemudian di Analisis dan dijadikan
sebagai bukti dari suatu penelitian.
1. Jenis instrumen
Alat dan bahan yang digunakan dalam teknik pengumpulan data
meliputi format pengkajian, format diagnosis keperawatan, format
53

rencana intervensi keperawatan, format implementasi dan evaluasi


keperawatan, berpedoman dari format asuhan keperawatan doengoes
dan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak, kuisioner
The Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) , nursing kit,
dan alat untuk mengecek gula darah (easy touch gcu).
2. Sumber mendapatkan instrumen
Alat dan bahan yang digunakan dalam teknik pengumpulan data
meliputi format pengkajian, format diagnosis keperawatan, format
rencana intervensi keperawatan, format implementasi dan evaluasi
keperawatan, berpedoman dari format asuhan keperawatan Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak.

H. Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif,


untuk mencari tema sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mencegah
komplikasi dari Diabetes Melitus Tipe II, yang meliputi proses pengkajian,
penentuan diagnosis keperawatan, perencanaan (intervensi keperawatan,
tujuan dan kriteria hasil), implementasi, evaluasi (Dharma, 2015).

Analisa data penelitian ini menganalisa secara kualitatif yaitu


dengan cara menemukan tema pada setiap partisipan dari pengkajian sampai
dengan evaluasi. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan mencari persamaan
dan perbedaan antara kasus yang didapat dengan teori-teori yang ada.

H. Etika Penelitian
Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan
penelitian dengan memperhatikan masalah etik sebagai berikut:
1. Inform concent (Lembar pemberitahuan persetujuan)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian,
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan serta manfaat setelah dilakukannya penelitian. Setelah
diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subjek
54

penelitian. Jika subjek/orang tua partisipan bersedia anaknya diteliti


maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika
subjek/orang tua patisipan menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
dapt memaksa dan tetap menhormati haknya untuk tidak terlibat
dalampenelitian ini.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, sukup
dengan inisial.

3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan Semua informasi yang diperoleh oleh subjek
penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja
yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian serta
penelitian tidak akan memberitahukan segala informasi yang bersifat
pribadi terkait partisipan
55

I. Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 jadwal penelitian

BULAN
No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
2022 2022 2022 2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023
1. Perzinan
2. Penyusunan proposal

3. Seminar proposal
4. Revisi Proposal
5. Pelaksanaan penelitian
6. Pengolahan data,
Analisa Data dan
Penyusunan
Laporan
7. Seminar Hasil
8. Revisi hasil
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan tentang hasil studi kasus asuhan keperawatan dengan
pembahasan pada Ny. N dan Ny. Y meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi,
implementasi dan evaluasi yang dilakukan pada tanggal 3 – 8 April 2023 dan
tanggal 10 –15 April 2023 di wilayah UPT Puskesmas Singkawang Barat I.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengelolaan asuhan keperawatan pada klien 1 dan klien 2
dengan diagnosis yang sama yaitu Diabetes Melitus tipe II di wilayah UPT
Puskesmas Singkawang Barat I selama 2 minggu, penulis mengelompokkan
menjadi beberapa temuan penting sebagai berikut:
1. Pengkajian

Tabel 4.1 Data Fokus Hasil Pengkajian Diabetes Melitus tipe II di Wilayah
UPT Puskesmas Singkawang Barat I
No Data Fokus Klien 1(Ny. N) Klien 2 (Ny.Y )
1. Identitas Inisial Klien : Ny. N Inisial Klien : Ny. Y
Klien Umur: 53 tahun Umur: 50 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki Jenis Kelamin:
Agama: Islam PerempuanAgama: Islam
Suku: Melayu Suku: Melayu
Pendidikan: SMA Pendidikan: SD
Pekerjaan: IRT Pekerjaan: IRT
Alamat: Jl. Yos Sudarso Alamat: Jl. Merpati,Gg Nuri No
RT008/RW002 25

2. Keluhan Klien mengatakan sering Klien mengatakan sering merasa


Utama merasa cepat lelah kesemutan, klien tampak sering
memijit-mijit tangan dan
kakinya

56
57

3. Riwayat Saat dikaji Ny.N mengatakan Saat dikaji Ny.Y mengatakan


Penyakit sulit tidur dan sering terbangun sering merasa kesemutan di
Sekarang pada malam hari jika sudah kaki dan tangan, sering merasa
terbangun klien mengatakan kebas di kaki, klien tampak
sulit untuk tidur lagi, klien sering memijit-mijit tangan dan
mengatakan sering kencing kakinya, Klien mengatakan
pada malam hari, sering merasa sering merasa lelah saat banyak
haus dan sering minum, klien beraktivitas. klien mengatakan
mengatakan pengelihatan sering haus dan sering minum,
kabur, klien mengatakan sering klien mengatakan nafsu makan
merasa pusing, kadang kurang, klien mengatakan
kesemutan di kaki, kulit di sering kencing dan urine
sekitar kaki tampak kering. Ny. kadang-kadang berbusa, klien
N sekarang dalam proses mengatakan pandangan kabur,
menjalani pengobatan klien mengatakan sering merasa
penyakitnya, obat yang pusing dan sakit tengkuk.
diminum adalah obat yang Ny. Y sekarang dalam proses
diambil dari puskesmas setiap menjalani pengobatan
bulan, namun Ny. N mengaku penyakitnya, obat yang
tidak teratur minum obat karna diminum adalah obat yang
takut mengalami komplikasi diambil dari rumah sakit setiap
karna sering minum obat- bulan, klien disarankan untuk
obatan. menggunakan suntik insulin
Setelah dilakukan pemeriksaan karna gula darah klien tidak
dan TTV didapatkan hasil : turun, tetapi klien menolak
TD : 110/90 mmHg karena takut mengalami
N :70x/menit komplikasi karna penggunaan
S :36,7°c insulin tersebut.
RR :20 x/menit Setelah dilakukan pemeriksaan
GDP : 195 mg/dl dan TTV didapatkan hasil :
Frekuensi tidur malam : TD : 170/90 mmHg
22.00/23.00 – 02.00/03.00 N :82x/menit
Frekuensi tidur siang : S :37,5°c
12.00 – 13.00 RR :21 x/menit
GDS :444 mg/dl

4. Riwayat Klien mengatakan mempunyai Klien mengatakan mempunyai


Penyakit riwayat penyakit diabetes riwayat penyakit diabetes
Terdahulu melitus sejak 2 tahun yang lalu, melitus sejak 8 tahun yang lalu,
klien mengatakan memiliki klien mengatakan memiliki
riwayat penyakit riwayat penyakit hipertensi,
hiperkolestrolmia, klien tidak klien tidak memiliki riwayat
memiliki riwayat penyakit penyakit menular.
menular.
5. Riwayat Tidak ada riwayat keturunan Anggota keluarga ada yang
Kesehatan diabetes melitus dari keluarga. menderita diabetes melitus
Keluarga

6. psikososial Sosial : Sosial :


Klien dapat berinteraksi baik Klien dapat berinteraksi baik
dengan tetangganya sering dengan tetangganya jarang
mengikuti kegiatan yang ada di mengikuti kegiatan yang ada di
sekitarnya. sekitarnya karna klien mengurus
58

suaminya yang sedang sakit.

Spiritual : Spiritual :
Klien sering berdoa kepada Klien sering berdoa kepada
Allah SWT, untuk kesembuhan Allah SWT, untuk kesembuhan
penyakitnya penyakitnya

Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik Ny.N dan Ny.Y


7. Pemeriksaan Klien 1 (Ny. N) Klien 1 (Ny. Y)
Fisik
Keadaan umum Baik Baik
Kesadaran Compos mentis Compos mentis
TB dan BB 152 cm dan 45 kg 148 cm dan 37 kg
Kepala Warna rambut hitam Warna rambut hitam, kulit
bercampur putih, kulit kepala kepala bersih, tidak terdapat lesi
bersih, tidak terdapat lesi
Mata Konjungtiva merah, Konjungtiva merah, pengelihatan
pengelihatan kabur kabur
hidung Hidung bersih, bentuk simetris Hidung bersih, bentuk simetris
dan tidak terdapat lesi dan tidak terdapat lesi
telinga Telinga bersih tidak terdapat Telinga bersih tidak terdapat
kotoran, tidak terdapat lesi kotoran, tidak terdapat lesi
meupun nyeri tekan, meupun nyeri tekan, pendengaran
pendengaran masih baik masih baik
Mulut Mukosa bibir kering, mulut Mukosa bibir lembab, mulut
bersih, gigi lengkap dan gigi bersih, gigi lengkap dan gigi
berwarna kuning berwarna kuning
Leher Tidak terdapat nyeri tekan Tidak terdapat nyeri tekan
thorax Bentuk dada simetris, detak Bentuk dada simetris, detak
jantung normal, tidak ada jantung normal, tidak ada
kelainan, suara nafas normal kelainan, suara nafas normal
Ekstremitas Ekstremitas atas : Ekstremitas atas :
Tidak ada kelainan, kuku jari Tidak ada kelainan, kuku jari
tangan bersih, kulit berwarna tangan bersih, kulit berwarna
sawo matang, CRT<2 detik kuning langsat, CRT<2 detik
Ekstremitas bawah : Ekstremitas bawah:
Tidak ada kelainan, kuku jari Tidak ada kelainan, kuku jari
kaki bersih, kulit di sekitar kaki bersih, sering merasa
kaki tampak kering, kadang kesemutan dan kebas.
merasa kesemutan Kekuatan otot :
Kekuatan otot : 5555 5555
5555 5555
5555 5555
5555 5555
59

Genogram

Keterangan:

= Laki – Laki

= laki-laki meninggal

= Perempuan

= Perempuan meninggal

= Klien

= Tinggal Serumah

Gambar 4.1 Genogram Ny. N


60

Keterangan:

= Laki – Laki

= Laki-laki meninggal

= Perempuan

= Perempuan meninggal

= Klien

= Tinggal Serumah

Gambar 4.2 Genogram Ny. Y


61

Berdasarkan genogram Ny. N, tidak ada keturunan genetik atau


keturunan keluarga mengidap diabetes melitus. Klien mengidap diabetes
sejak 2 tahun yang lalu. Klien juga mengatakan sebelum didiagnosis
diabetes klien sering mengkonsumsi minuman sachet dan makanan
kemasan. Klien juga memiliki riwayat penyakit hiperkolestromia. Artinya
klien mengidap DM tipe 2 yang disebabkan karna pola hidup tidak sehat.
Berdasarkan genogram Ny. Y, ibu klien dan saudara kedua klien
memiliki riwayat diabetes melitus. Klien mengidap diabetes sejak 15 tahun
yang lalu. Klien juga mengatakan sebelum didiagnosis diabetes klien
sering mengkonsumsi makanan manis, setelah didiagnosis diabetes klien
mengurangi mengkonsumsi makanan manis. Klien juga memiliki riwayat
penyakit hipertensi. Artinya klien mengidap DM tipe 2 yang disebabkan
karna pola hidup tidak sehat dan keturunan keluarga.

Pengkajian Diabetes Self Care Activities

Berdasarkan format pengkajian Diabetes Self Care Activities pada Ny.N


selama 2 minggu skor yang didapatkan yaitu :

1. Tanggal 03 april 2023 skor DSCA Ny.N yaitu 36,0

2. Tanggal 10 april 2023 skor DSCA Ny.N yaitu 52,0

3. Tanggal 15 april 2023 skor DSCA Ny N yaitu 80.0

Sedangkan pada Ny.Y skor DSCA yang didapatkan selama 2 minggu


yaitu :

1. Tanggal 03 april 2023 skor DSCA Ny.N yaitu 29,0

2. Tanggal 10 april 2023 skor DSCA Ny.N yaitu 51,0

3. Tanggal 15 april 2023 skor DSCA Ny.N yaitu 76,0


62

Terapi atau pengobatan

Tabel 4.3 Terapi atau Pengobatan

Ny. N Ny. Y
- Glibenclamid 5 mg 2x1 tablet - Metformin 500 mg 2x1 tablet
- Metformin 500 mg 2x1 tablet - Glimepiride 2 mg 1x1 tablet
- Simvastatin 10 mg 1x1 tablet - Vildagliptin50 mg 2x1 tablet
- Sianokobalamin 50 mcg 1x1 tablet
- Amlodipine 1x1 tablet

Pemeriksaan GDS

600

500

400

300

200

100
pemeriksaan pertama pemeriksaan kedua pemeriksaan ketiga

Ny.N Ny.Y

Tanggal pemeriksaan
Nama Klien
03 – April – 2023 10 – April – 2023 15 – April – 2023
Klien 1 (Ny.N)
195 mg/dl 175 mg/dl 119 md/dl
GDP
Klien 1 (Ny.Y)
444 mg/dl 346 mg/dl 397 mg/dl
GDS

Gambar 4.3 Grafik Hasil Pemeriksaan GDS / GDP klien 1 dan 2


63

2. Analisa Data
Tabel 4.4 Analisa data Ny. N

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN


1. DS: Kadar glukosa naik dari rentang Ketidakstabilan Kadar Glukosa
a. Klien mengatakan sering merasa cepat lelah normal Darah (D.0027) b.d Resistensi
b. klien mengatakan sering merasa haus Insulin
c. klien mengatakan sering BAK pada malam hari
d. klien mengatakan sering minum Hiperglikemia
e. klien mengatakan kadang-kadang kesemutan pada kaki
f. klien mengatakan pengelihaan kabur
Resistensi Insulin
g. klien mengatakan sering merasa pusing

DO:
Kadar glukosa dalam darah tinggi,
a. TTV :
haus meningkat, jumlah urine
TD : 110/90 mmHg, T: 36,7 °c, N: 70 x/mnt, RR: 20 x/mnt
meningkat
b. GDS :195 mg/dl

2. DS: Gangguan kualitas dan Gangguan Pola Tidur (D.0055) b.d


a. klien mengatakan tidur malam hanya 4-5 jam dan sering kuantitas waktu tidur akibat kurang kontrol tidur
terbangun pada malam hari karna rasa ingin buang air kecil. faktor internal
b. Klien mengatakan jika sudah terbangun malam klien sulit
untuk tidur
c. Frekuensi tidur malam : 22.00/23.00 – 02.00/03.00 Kurang kontrol tidur
d. Frekuensi tidur siang : 12.00 – 13.00

DO: Mengeluh sulit tidur,


e. Mata klien tampak cekung mengeluh sering terjaga,
mengeluh tidak puas tidur
64

3. DS: Kurangnya informasi yang Defisit Pengetahuan (D.0111) b.d


a. klien mengatakan tidak banyak mengetahui tentang berkaitan dengan diabetes kurang terpapar informasi
penyakitnya melitus
b. klien mengatakan tidak teratur minum obat karna takut
mengalami komplikasi karna sering minum obat-obatan.
DO:
a. Klien tampak bertanya mengenai penyebab dan komplikasi Kurang terpapar informasi
dari penyakit yang dialaminya
b. Klien tampak bingung saat ditanya mengenai penyakitnya

Menanyakan masalah yang dihadapi,


menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah
65

Tabel 4.5 Analisa data Ny. Y

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN


1. DS: Kadar glukosa naik dari rentang Ketidakstabilan Kadar Glukosa
a. klien mengatakan sering merasa lelah saat benyak normal Darah (D.0027) b.d Resistensi
melakukan aktivitas Insulin
b. klien mengatakan sering merasa haus
c. klien mengatakan sering BAK dan urine kadang- Hiperglikemia
kadang berbusa
d. klien mengatakan sering minum
e. klien mengatakan sering merasa pusing dan sakit Resistensi Insulin
tengkuk
DO:
a. TTV : Lelah, Kadar glukosa dalam
TD : 170/90 mmHg, T: 37,5 °c, N: 82 x/mnt, RR: 21 x/mnt darah tinggi, haus meningkat,
b. GDS :444 mg/dl jumlah urine meningkat

2. DS: Gangguan sirkulasi dan Risiko Disfungsi Neurovaskuler


a. klien mengatakan sering merasa kesemutan pada kaki sensasi pada ekstremitas Perifer (D.0167) d.d Hiperglikemia
dan tangan
b. klien mengatakan sering merasa kebas pada kaki
DO
a. pasien tampak sering memijit-mijit tangan dan kakinya Hiperglikemia
b. akral teraba dingin

Kesemutan dan kebas di ekstremitas


atas dan bawah
66

3
DS: Kurangnya informasi yang Defisit Pengetahuan (D.0111) b.d
a. klien mengatakan tidak banyak mengetahui tentang berkaitan dengan diabetes kurang terpapar informasi
penyakitnya melitus
b. Klien mengatakan bahwa dirinya disarankan dokter untuk
menggunakan suntik insulin karna gula darah klien tidak
turun, tetapi klien menolak karena takut mengalami
komplikasi karna penggunaan insulin tersebut. Kurang terpapar informasi
DO:
a. Klien tampak bertanya mengenai penyebab dan komplikasi
dari penyakit yang dialaminya
b. Klien tampak bingung saat ditanya mengenai penyakitnya Menanyakan masalah yang
c. Klien tampak khawatir dihadapi, menunjukan persepsi
yang keliru terhadap masalah
67

3. Diagnosis keperawatan

Tabel 4.6 Diagnosis Keperawatan pada Ny.N dan Ny.Y

NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Ny. N
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0027) b.d Resistensi Insulin

2. Gangguan Pola Tidur (D.0055) b.d kurang kontrol tidur

3 Defisit Pengetahuan (D.0111) b.d kurang terpapar informasi

Ny. Y
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0027) b.d Resistensi Insulin

2. Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer (D.0167) d.d Hiperglikemia

3 Defisit Pengetahuan (D.0111) b.d kurang terpapar informasi

Tabel 4.6 diatas menunjukkan tiga diagnosis keperawatan yang muncul


pada Ny. N dan Ny. Y. Pada Responden 1 yaitu: Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah (D.0027) b.d Resistensi Insulin, Gangguan Pola Tidur (D.0055)
b.d kurang kontrol tidur dan Defisit Pengetahuan (D.0111) b.d kurang terpapar
informasi. Sedangkan pada responden 2 Ny. Y yaitu: Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah (D.0027) b.d Resistensi Insulin, Risiko Disfungsi
Neurovaskuler Perifer (D.0167) dan Defisit Pengetahuan (D.0111) b.d kurang
terpapar informasi.
68

4. Intervensi keperawatan

Tabel 4.7 Intervensi keperawatan (Ny. N)


No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Paraf
1. Setelah dilakukan Intervensi Manajemen Hiperglikemia (I.
keperawatan selama 12 x 8 Jam, 03115)
diharapkan Kestabilan kadar 1. Identifikasi kemungkinan
glukosa darah (L. 03022) penyebab hiperglikemia
Meningkat, dengan kriteria hasil; 2. Monitor kadar glukosa darah
1. Kadar glukosa dalam darah 3. Monitor tanda dan gejala
membaik yaitu : hiperglikemia
GDS : < 200 mg/dl 4. Anjurkan menghindari
GDP : <100 mg/dl olahraga saat kadar glukosa
2. Lelah menurun darah lebih dari 250 mg/dL
3. Pusing menurun 5. Anjurkan monitor kadar
4. Rasa haus menurun glukosa darah secara mandiri
6. Anjurkan kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
7. Anjarkan pengelolaan diabetes
2. Setelah dilakukan Intervensi Dukungan Tidur (I. 05174)
keperawatan selama 12 x 8 Jam, 1. Identifikasi pola aktivitas dan
diharapkan Pola tidur (L. 05045) tidur
Membaik, dengan kriteria hasil; 2. Identifikasi faktor
1. Keluhan sulit tidur menurun pengganggu tidur
2. Keluhan sering terjaga 3. Identifikasi makanan dan
menurun minuman yang mengganggu
3. Keluhan istirahat tidak tidur
cukup menurun yaitu : 4. Modifikasi lingkungan
7-9 jam/hari 5. Tetapkan jadwal tidur rutin
6. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur

3. Setelah dilakukan Intervensi Edukasi Kesehatan (I. 12383)


keperawatan selama 12 x 8 Jam, 1. Identifikasi kesiapan dan
diharapkan Tingkat pengetahuan kemampuan menerima
(L. 12111) Membaik, dengan informasi
kriteria hasil; 2. Sediakan materi dan media
1. Kemampuan menjelaskan pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang suatu 3. Jadwalkan pendidikan
topik meningkat kesehatan sesuai kesepakatan
2. Prilaku sesuai dengan 4. Berikan kesempatan untuk
pengetahuan meningkat bertanya
3. Kemampuan mempraktikan 5. Jelaskan faktor risiko yang
suatu kemampuan membaik dapat mempengaruhi
4. Persepsi yang keliru terhadap kesehatan
masalah menurun
69

Tabel 4.8 Intervensi keperawatan (Ny. Y)

No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Paraf


1. Setelah dilakukan Intervensi Manajemen Hiperglikemia (I. 03115)
keperawatan selama 12 x 8 Jam, 1. Identifikasi kemungkinan
diharapkan Kestabilan kadar penyebab hiperglikemia
glukosa darah (L. 03022) 2. Monitor kadar glukosa darah
Meningkat, dengan kriteria hasil; 3. Monitor tanda dan gejala
1. Kadar glukosa dalam darah hiperglikemia
membaik 4. Anjurkan menghindari olahraga
GDS : < 200 mg/dl saat kadar glukosa darah lebih
GDP : <100 mg/dl dari 250 mg/dL
2. Lelah menurun 5. Anjurkan monitor kadar glukosa
3. Pusing menurun darah secara mandiri
4. Rasa haus menurun 6. Anjurkan kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
7. Ajarkan pengelolaan diabetes

2. Setelah dilakukan Intervensi Manajemen Sensasi Perifer


keperawatan selama 12 x 8 Jam, (I. 06195)
diharapkan Neurovaskuler Perifer 1. Identifikasi penyebab perubahan
(L. 06051) Meningkat, dengan sensasi
kriteria hasil; 2. Monitor terjadinya parethesia
1. Sirkulasi arteri meningkat 3. Monitor perubahan kulit
2. Tekanan darah membaik 4. Hindari pemakaian benda-benda
Yaitu : <130/80 mmHg yang berlebihan suhunya (terlalu
panas atau terlalu dingin)
5. Anjurkan penggunaan
termometer untuk menguji suhu
air
6. Anjurkan penggunaan sarung
tangan untuk menguji air
7. Anjurkan memakai sepatu
lembut dan bertumit rendah

3 Setelah dilakukan Intervensi Edukasi Kesehatan (I. 12383)


keperawatan selama 12 x 8 Jam, 1. Identifikasi kesiapan dan
diharapkan Tingkat pengetahuan kemampuan menerima
(L.12111) Membaik, dengan informasi
kriteria hasil; 2. Sediakan materi dan media
1. Kemampuan menjelaskan pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang suatu topik 3. Jadwalkan pendidikan
meningkat kesehatan sesuai kesepakatan
2. Prilaku sesuai dengan 4. Berikan kesempatan untuk
pengetahuan meningkat bertanya
3. Kemampuan mempraktikan 5. Jelaskan faktor risiko yang
suatu kemampuan membaik dapat mempengaruhi kesehatan
4. Persepsi yang keliru terhadap
masalah menurun
70

5. Implementasi dan Evaluasi


Tabel 4.9 Implementasi dan Evaluasi (Ny. N)

No Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi


1. Hari ke 1 1. Perkenalan diri dengan klien S:
03- April- 2023 R/ klien menerima kehadiran peneliti a. Klien mengatakan sering merasa lelah
2. Mengidentifikasi penyebab hiperglikemia b. Klien mengatakan cepat merasa haus
R/ klien mengatakan penyebab DM dikarenakan c. Klien mengatakan sering kencing pada
pola hidup yang tidak baik malam hari dengan frekuensi 7-8 kali
3. Memonitor kadar glukosa darah d. Klien mengatakan kadang-kadang
R/ GDP:195 mg/dl kesemutan pada kaki
4. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia e. Klien mengatakan pengelihatan kabur
R/ klien mengatakan sering merasa lelah, cepat f. Kulit disekitar klien tampak kering
haus, sering kencing pada malam hari dengan g. klien mengatakan sering merasa pusing
frekuensi 7-8 kali sehingga menyebabkan klien O:
sulit tidur, pengelihatan kabur, kadang-kadang a. Klien tampak kooperatif
kesemutan pada kaki, kulit di sekitar kaki b. Kulit klien tampak kering
tampak kering, sering merasa pusing. c. TTV :
5. Melakukan pengkajian Diabetes Self Care TD : 110/90 mmHg
Activities T: 36,7 °c
R/ klien cukup kooperatif N: 70 x/mnt
6. Melakukan pemeriksaan TTV RR: 20 x/mnt
d. GDP:195 mg/dl
R/ TD : 110/90 mmHg, T: 36,7 °c, N: 70 x/mnt,
A:
RR: 20 x/mnt
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi
P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
71

2 03 - April- 2023 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S:


R/ Frekuensi tidur malam : 22.00 – 02.00, a. klien mengatakan sering terbangun pada
Frekuensi tidur siang : 12.00 – 13.00 malam hari karna bak pada malam hari
2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur b. klien mengatakan sering tidur diruangan
R/ klien mengatakan sering terbangun pada yang terang
malam hari karna bak pada malam hari c. klien mengatakan sering minum pada
3. Mengidentifikasi makanan dan minuman yang malam hari, dan tidak minum kopi pada
mengganggu tidur malam hari
R/ klien mengatakan sering minum pada d. klien mengatakan
malam hari, tetapi tidak minum kopi pada frekuensi tidur malam : 22.00 – 02.00
malam hari frekuensi tidur siang : 12.00 – 13.00
4. Memodifikasi lingkungan O:
R/ klien mengatakan sering tidur diruangan a. mata klien tampak cekung
yang terang
A:
Masalah Gangguan Pola Tidur belum teratasi

P:
Intervensi Dukungan Tidur dilanjutkan

3. 03- April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan tidak mengetahui
R/ klien mengatakan mampu dan siap penyakitnya
menerima informasi b. Klien mengatakan masih banyak belum
2. Menyediakan materi dan media pendidikan mengetahui mengenai penyakitnya
kesehatan c. Klien mengatakan iya dan menyapakati
R/ media dan materi pendidikan akan disiapkan pendidikan kesehatan akan dilakukan pada
untuk besok tanggal 04 april 2023 – 08 april 2023
3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai O:
kesepakatan a. Klien tampak bertanya mengenai penyebab
R/ Klien menyepakati pendidikan kesehatan dan komplikasi dari penyakit yang
akan dilakukan pada tanggal 04 april 2023 – dialaminya
08 april 2023 b. Klien tampak bingung saat ditanya
72

mengenai penyakitnya
c. Klien tampak khawatir
A:
Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 2 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


04 - April- 2023 R/ TD : 100/70 mmHg, T: 36,5 °c, N: 81 x/mnt, a. Klien mengatakan akan mencoba untuk
RR: 20 x/mnt melakukan pengaturan pada pola makan
2. Menganjurkan kepatuhan terhadap pengaturan b. Klien mengatakan sering merasa lelah
pola makan c. Klien mengatakan cepat merasa haus
R/ klien mengatakan akan mencoba untuk d. Klien mengatakan sering kencing pada
melakukan pengaturan pada pola makan malam hari dengan frekuensi 7-8 kali
3. Mengajarkan pengelolaan diabetes. e. Klien mengatakan kadang-kadang
R/ Peneliti telah memberi Pendidikan kesehatan kesemutan pada kaki
tentang pengaturan pola makan / diit Dm f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
4. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia g. kulit di sekitar kaki tampak kering
R/ klien mengatakan sering merasa lelah, cepat h. klien mengatakan sering merasa pusing
haus, sering kencing pada malam hari dengan
frekuensi 7-8 kali sehingga menyebabkan klien O:
sulit tidur, pengelihatan kabur, kadang-kadang a. Klien tampak mau mengikuti anjuran
kesemutan pada kaki, kulit di sekitar kaki pengaturan pola makan
tampak kering, sering merasa pusing b. TTV :
TD : 100/70 mmHg
T: 36,5 °c
N: 81 x/mnt
RR: 20 x/mnt

A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi
73

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2 04 - April- 2023 1. Mengidentifikasi makanan dan minuman yang S:


mengganggu tidur a. klien mengatakan sering terbangun pada
R/ klien mengatakan sering minum pada malam hari karna rasa ingin berkemih
malam hari, tetapi tidak minum kopi pada pada malam hari
malam hari b. klien mengatakan sering minum pada
2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur malam hari, dan tidak minum kopi pada
R/ klien mengatakan sering terbangun pada malam hari
malam hari karna rasa ingin berkemih pada c. klien mengatakan akan mencoba untuk
malam hari tidur dengan lampu yang dimatikan
3. Menganjurkan klien untuk tidur dengan lampu d. klien mengatakan akan mencoba tidur
yang dimatikan dengan jadwal yang teratur
R/ klien mengatakan akan mencoba tidur e. Klien akan mencoba untuk mengurangi
dengan lampu yang dimatikan frekuensi minum pada malam hari
4. Menetapkan jadwal tidur rutin O:
R/ Klien mengatakan akan mencoba tidur mata klien tampak cekung
dengan jadwal yang teratur
5. Menganjurkan klien untuk mengurangi A:
frekuensi minum pada malam hari Masalah Gangguan Pola Tidur belum teratasi
R/ Klien akan mencoba untuk mengurangi
frekuensi minum pada malam hari P:
Intervensi Dukungan Tidur dilanjutkan

3. 04 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan masih banyak belum
2. Menyediakan materi dan media pendidikan mengetahui mengenai penyakitnya
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah a. Klien tampak bertanya mengenai bagaimana
dipersiapkan peneliti cara mengatur pola makan pada penderita
74

3. Memberikan kesempatan untuk bertanya diabetes


R/ Klien antusias untuk bertanya b. Klien tampak bingung saat ditanya
4. Menjelaskan tentang penyakit diabetes melitus mengenai penyakitnya
R/ Klien tampak antusias mendengarkan materi c. Klien tampak antusias mendengarkan
yang dijelaskan peneliti penkes yang disampaikan peneliti
5. Menjelaskan tentang pengaturan pola makan A:
pada pasien diabetes melitus Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
R/Klien tampak mendengarkan penkes yang
dijelaskan peneliti P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 3 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


05 - April- 2023 R/ TD : 100/80 mmHg, T: 36,5 °c, N: 85 x/mnt, a. klien mengatakan rutin melakukan
RR: 20 x/mnt pekerjaan rumah sehari-hari dan akan
2. Menganjurkan untuk rutin melakukan aktifitas mencoba untuk melakukan olahraga ringan
fisik dan olahraga ringan b. Klien mengatakan sering merasa lelah
R/ klien mengatakan rutin melakukan pekerjaan c. Klien mengatakan cepat merasa haus
rumah sehari-hari dan akan mencoba melakukan d. Klien mengatakan sering kencing pada
olahraga ringan malam hari berkurang dengan frekuensi 4
3. Menganjurkan menghindari olahraga saat kadar kali
glukosa darah lebih dari 250 mg/dL e. Klien mengatakan kadang-kadang
R/ klien tampak mendengarkan apa yang kesemutan pada kaki
disampaikan peneliti f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
4. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia g. kulit di sekitar kaki tampak kering
R/ klien mengatakan sering merasa lelah, cepat h. klien mengatakan sering merasa pusing
haus, sering kencing pada malam hari
berkurang dengan frekuensi 4 kali, O:
pengelihatan kabur, kadang-kadang kesemutan a. Klien tampak mau mengikuti penerapan
pada kaki, kulit di sekitar kaki tampak kering, aktifitas fisik dan olahraga ringan pada
sering merasa pusing pasien diabetes melitus
b. TTV :
TD : 100/80 mmHg
T: 36,5 °c
75

N: 85 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2 05 - April- 2023 1. Menganjurkan klien untuk tidur dengan lampu S:


yang dimatikan a. klien mengatakan sering terbangun pada
R/ klien mengatakan sudah mencoba tidur malam hari berkurang
dengan lampu yang dimatikan b. rasa ingin berkemih pada malam hari
2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur sudah berkurang dengan frekuensi 4 kali
R/ klien mengatakan terbangun pada malam c. klien mengatakan sudah mencoba tidur
hari karna rasa ingin berkemih pada malam dengan lampu yang dimatikan
hari sudah berkurang d. Klien mengatakan tidur pada pukul 22.00
3. Menetapkan jadwal tidur rutin bangun pada pukul 04.00
R/ Klien mengatakan tidur pada pukul 22.00 e. Klien sudah mencoba untuk mengurangi
bangun pada pukul 04.00 frekuensi minum pada malam hari
4. Menganjurkan klien untuk mengurangi
frekuensi minum pada malam hari O:
R/ Klien sudah mencoba mengurangi frekuensi mata klien tampak cekung
minum pada malam hari
A:
Masalah Gangguan Pola Tidur belum teratasi

P:
Intervensi Dukungan Tidur dilanjutkan
76

3. 05 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan belum mengetahui
2. Menyediakan materi dan media pendidikan tentang aktifitas fisik pada pasien diabetes
kesehatan melitus
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak bertanya mengenai aktifitas
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya fisik pada pasien diabetes melitus
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang b. Klien tampak antusias mendengarkan
bagaimana aktifitas fisik yang baik untuk penkes yang disampaikan peneliti
penderita diabetes A:
4. Menjelaskan tentang aktifitas fisik pada pasien Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
diabetes melitus
R/Klien tampak mendengarkan penkes yang P:
dijelaskan peneliti Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 4 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


06 - April- 2023 R/ TD : 120/90 mmHg, T: 37,0°c, N: 90 x/mnt, a. Klien mengatakan akan mencoba untuk
RR: 20 x/mnt rutin minum obat diabetes
2. Menganjurkan untuk rutin meminum obat secara b. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
teratur berkurang
R/ klien mengatakan akan mencoba untuk rutin c. Klien mengatakan cepat merasa haus
minum obat diabetes d. Klien mengatakan sering kencing pada
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia malam hari berkurang dengan frekuensi 2
R/ klien mengatakan perasaan cepat Lelah kali
berkurang, cepat haus, sering kencing pada e. Klien mengatakan kadang-kadang
malam hari berkurang dengan frekuensi 2 kali, kesemutan pada kaki
pengelihatan kabur, kadang-kadang kesemutan f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
pada kaki, kulit di sekitar kaki tampak kering, g. kulit di sekitar kaki tampak kering
sering merasa pusing. h. klien mengatakan sering merasa pusing
77

O:
a. Klien tampak mau mengikuti anjuran
minum obat diabetes secara teratur
b. TTV :
TD : 120/90 mmHg
T: 37,0 °c
N: 90 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2 06 - April- 2023 1. Menganjurkan klien untuk tidur dengan lampu S:


yang dimatikan a. klien mengatakan kualitas tidur sudah
R/ klien mengatakan sudah mencoba tidur mulai membaik, dan klien sudah jarang
dengan lampu yang dimatikan terbangun pada malam hari karna rasa
2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur ingin kencing
R/ klien mengatakan kualitas tidur sudah mulai b. klien mengatakan sudah mencoba tidur
membaik, dan klien sudah jarang terbangun dengan lampu yang dimatikan
pada malam hari karna rasa ingin kencing c. Klien mengatakan tidur pada pukul 22.00
3. Menetapkan jadwal tidur rutin bangun pada pukul 04.30
R/ Klien mengatakan tidur pada pukul 22.00 d. Klien sudah mencoba untuk mengurangi
banngun pada pukul 04.30 frekuensi minum pada malam hari
4. Menganjurkan klien untuk mengurangi O:
frekuensi minum pada malam hari mata klien tampak cekung berkurang
R/ Klien sudah mencoba mengurangi frekuensi A:
minum pada malam hari Masalah Gangguan Pola Tidur teratasi
P:
Intervensi Dukungan Tidur dihentikan
78

3. 06 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan belum mengetahui
2. Menyediakan materi dan media pendidikan dampak jika tidak minum obat secara
kesehatan teratur
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak bertanya mengenai dampak
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya jika tidak minum obat secara teratur,
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang apakah sering minum obat dapat
bagaimana dampak jika tidak minum obat menyebabkan kompilkasi pada ginjal
secara teratur b. Klien tampak antusias mendengarkan
4. Menjelaskan tentang pentingnya minum obat penkes yang disampaikan peneliti
teratur pada pasien diabetes melitus A:
R/Klien tampak mendengarkan penkes yang Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
dijelaskan peneliti
P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 5 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


07 - April- 2023 R/ TD : 120/80 mmHg, T: 36,8°c, N: 73 x/mnt, a. klien mengatakan tidak mengetahui cara
RR: 20 x/mnt mengecek kadar glukosa dalam darah
2. Menganjurkan monitor kadar glukosa darah b. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
secara mandiri berkurang
R/ klien mengatakan tidak mengetahui cara c. Klien mengatakan cepat merasa haus
mengecek kadar glukosa dalam darah d. Klien mengatakan sering kencing pada
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia malam hari berkurang dengan frekuensi 2
R/ klien mengatakan perasaan cepat Lelah kali
berkurang, cepat haus, sering kencing pada e. Klien mengatakan kadang-kadang
malam hari berkurang dengan frekuensi 2 kali, kesemutan pada kaki
pengelihatan kabur, kesemutan pada kaki, kulit f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
di sekitar kaki tampak kering, sering merasa g. kulit di sekitar kaki tampak kering
pusing h. klien mengatakan sering merasa pusing
79

O:
a. Klien tampak antusias mengikuti arahan
b. Klien mencoba untuk mengecek kadar
glukosa darah menggunakan glukometer
c. TTV :
TD : 120/80 mmHg
T: 36,8 °c
N: 73 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2. 07 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan belum mengetahui cara
2. Menyediakan materi dan media pendidikan mengecek glukosa darah menggunakan
kesehatan glukometer
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak bertanya cara mengecek
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya glukosa darah menggunakan glukometer
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang cara b. Klien tampak antusias mendengarkan
mengcek glukosa darah menggunakan penkes yang disampaikan peneliti
glukometer c. Klien tampak mencoba untuk mengecek
4. Mengajarkan tentang cara mengecek kadar kadar glukosa darah menggunakan
glukosa darah menggunakan glukometer glukometer
R/ Klien tampak antusias mendengarkan dan
mengikuti arahan
80

A:
Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 6 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


08 - April- 2023 R/ TD : 100/80 mmHg, T: 37,0°c, N: 68 x/mnt, a. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
RR: 20 x/mnt berkurang
2. Mengajarkan perawatan kaki pada penderita b. Klien mengatakan cepat merasa haus
diabetes melitus c. Klien mengatakan sering kencing pada
R/ klien mengatakan tidak mengetahui cara malam hari berkurang dengan frekuensi 2
melakukan perawatan kaki pada pasien diabetes kali
melitus d. Klien mengatakan pengelihatan kabur
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia e. kulit di sekitar kaki tampak kering
R/ klien mengatakan perasaan cepat Lelah f. klien mengatakan tidak mengetahui cara
berkurang, cepat haus, sering kencing pada melakukan perawatan kaki pada pasien
malam hari berkurang dengan frekuensi 2 kali, diabetes melitus
pengelihatan kabur, kulit di sekitar kaki tampak g. klien mengatakan pusing berkurang
kering, pusing bekurang O:
a. Klien tampak mau mengikuti arahan yang
disampaikan
b. TTV :
TD : 100/80 mmHg
T: 37,0 °c
N: 68 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi
P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
81

2. 08 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan belum mengetahui cara
2. Menyediakan materi dan media pendidikan melakukan perawatan kaki pada pasien
kesehatan diabetes melitus
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak bertanya cara melakukan
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang cara b. Klien tampak antusias mengikuti arahan
perawatan kaki pada pasien diabetes melitus yang disampaikan peneliti
4. Mengajarkan tentang cara senam kaki pada
pasien diabetes melitus A:
R/ Klien tampak antusias mengikuti arahan Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 7 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


10 - April- 2023 R/ TD : 100/70 mmHg, T: 37,2°c, N: 70 x/mnt, a. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
RR: 20 x/mnt berkurang
2. Memonitor kadar glukosa darah b. Klien mengatakan cepat merasa haus
R/ GDP : 175 mg/dl c. Klien mengatakan sering kencing pada
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia malam hari berkurang dengan frekuensi 2
R/ klien mengatakan perasaan cepat Lelah kali
berkurang, cepat haus, sering kencing pada d. Klien mengatakan pengelihatan kabur
malam hari berkurang dengan frekuensi 2 kali, e. Klien mengatakan terkadang mengalami
pengelihatan kabur, kulit di sekitar kaki tampak kesemutan
kering berkurang, kadang-kadang kesemutan, f. kulit di sekitar kaki tampak kering
pusing berkurang berkurang
4. Melakukan pengkajian Diabetes Self Care g. klien mengatakan pusing berkurang
Activities
R/ klien tampak kooperatif
82

O:
a. Klien tampak kooperatif
b. TTV :
TD : 100/70 mmHg
T: 37,2 °c
N: 70 x/mnt
RR: 20 x/mnt
c. GDP : 175 mg/dl
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukoa Darah
belum teratasi
P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2. 10 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. Klien mengatakan siap dan mampu untuk
diberikan dilakukan evaluasi penkes yang sudah
R/ klien mengatakan siap dan mampu diberikan
mengevalusi penkes yang sudah diberikan b. Klien mennyepakati evaluasi pendidikan
2. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan akan dilakukan pada tanggal 11
kesehatan april 2023 – 15 april 2023
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak siap dan mampu
3. Mengontrak kembali kepada klien untuk mengevaluasi penkes yang sudah diberikan
mengevaluasi pendidikan kesehatan yang sudah A:
diberikan Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
R/ Klien menyepakati evaluasi pendidikan
kesehatan akan dilakukan pada tanggal 11 april P:
2023 – 15 april 2023 Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan
83

1. Hari ke 8 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


11 - April- 2023 R/ TD : 110/70 mmHg, T: 36,2 °c, N: 78 x/mnt, a. Klien mengatakan dalam 1 minggu
RR: 20 x/mnt terakhir sudah mulai menerapkan
2. Mengevaluasi kepada klien tentang kepatuhan pengaturan pola makan
terhadap pengaturan pola makan b. Klien mengatakan perasaan lelah
R/ klien mengatakan dalam 1 minggu terakhir berkurang
sudah mulai menerapkan pengaturan pola makan c. Klien mengatakan cepat merasa haus
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia d. Klien mengatakan sering kencing pada
R/ klien mengatakan perasaan cepat Lelah malam hari berkurang dengan frekuensi 1
berkurang, cepat haus, sering kencing pada kali
malam hari berkurang dengan frekuensi 1 kali, e. Klien mengatakan pengelihatan kabur
pengelihatan kabur, kulit di sekitar kaki tampak f. Klien mengatakan terkadang mengalami
kering berkurang, kadang-kadang kesemutan, kesemutan
pusing berkurang. g. kulit di sekitar kaki tampak kering
berkurang
h. klien mengatakan pusing berkurang

O:
a. Klien tampak mau mengikuti anjuran
pengaturan pola makan
b. Klien mengatakan siap dan mampu untuk
dilakukan evaluasi penkes yang sudah
diberikan
c. TTV :
TD : 110/70 mmHg
T: 36,2 °c
N: 78 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi
84

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2. 11 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. klien mengatakan siap dan mampu
diberikan mengevalusi penkes yang sudah diberikan
R/ klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan sudah mulai mengerti
mengevalusi penkes yang sudah diberikan tentang penyakitnya
2. Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah a. Klien tampak menjelaskan walaupun aat
dipersiapkan peneliti ditanya kadang-kadang masih sedikit lupa
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya b. Klien tampak antusias mendengarkan
R/ Klien antusias untuk bertanya penkes yang disampaikan peneliti
4. Mengevaluasi kepada klien tentang penyakit c. Klien tampak bertanya
diabetes melitus
R/ klien dapat menjelaskan namun saat ditanya A:
kadang-kadang masih sedikit lupa Masalah Defisit pengetahuan teratasi Sebagian
5. Mengevaluasi dan menjelaskan kembali
tentang pengaturan pola makan pada pasien P:
diabetes melitus Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan
R/ klien dapat menjelaskan namun saat ditanya
kadang-kadang masih sedikit lupa

1. Hari ke 9 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


12 - April- 2023 R/ TD : 120/80 mmHg, T: 36,5 °c, N: 82 x/mnt, a. Klien mengatakan sudah mencoba untuk
RR: 20 x/mnt melakukan senam ringan pada pagi hari
2. Mengevaluasi kepada klien tentang aktifitas fisik b. klien mengatakan rutin melakukan
dan olahraga ringan yang telah dilakukan pekerjaan rumah sehari-hari
R/ klien mengatakan rutin melakukan pekerjaan c. Klien mengatakan perasaan lelah
rumah sehari-hari dan sudah mulai melakukan berkurang
senam ringan pada pagi hari d. Klien mengatakan cepat merasa haus
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia berkurang
85

R/ klien mengatakan perasaan cepat Lelah e. Klien mengatakan sering kencing pada
berkurang, cepat haus berkurang, sering kencing malam hari berkurang dengan frekuensi 2
pada malam hari berkurang dengan frekuensi 2 kali
kali, pengelihatan kabur, kulit di sekitar kaki f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
tampak kering berkurang, kadang-kadang g. Klien mengatakan terkadang mengalami
kesemutan, pusing berkurang kesemutan
h. kulit di sekitar kaki tampak kering
berkurang
i. klien mengatakan pusing berkurang

O:
a. Klien tampak mau mengikuti penerapan
aktifitas fisik dan olahraga ringan pada
pasien diabetes melitus
b. TTV :
TD : 120/80 mmHg
T: 36,5 °c
N: 82 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia
dilanjutkan
86

2. 12 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. klien mengatakan siap dan mampu
diberikan mengevalusi penkes yang sudah diberikan
R/klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan sudah mengetahui
mengevalusi penkes yang sudah diberikan tentang aktifitas fisik pada pasien diabetes
2. Menyediakan materi dan media pendidikan melitus
kesehatan
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak antusias mendengarkan
3. Mengevaluasi dan menjelaskan kembali penkes yang disampaikan peneliti
tentang aktifitas fisik pada penderita diabetes b. Klien mengatakan siap dan mampu untuk
melitus dilakukan evaluasi penkes yang sudah
R/ klien dapat menjelaskan namun saat ditanya diberikan
kadang-kadang masih sedikit lupa A:
Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 10 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


13 - April- 2023 R/ TD : 120/70 mmHg, T: 36,0°c, N: 87 x/mnt, a. klien mengatakan sudah mulai minum
RR: 20 x/mnt obat diabetes secara teratur sesuai anjuran
2. Mengevaluasi klien tentang meminum obat dari dokter selama 1 minggu terakhir
secara teratur b. Klien mengatakan perasaan lelah
R/ klien mengatakan sudah mulai minum obat berkurang
diabetes secara teratur sesuai anjuran dari dokter c. Klien mengatakan cepat merasa haus
selama 1 minggu terakhir berkurang
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia d. Klien mengatakan sering kencing pada
R/ klien mengatakan perasaan cepat lelah malam hari berkurang dengan frekuensi 2
berkurang, cepat haus berkurang, sering kencing kali
pada malam hari berkurang dengan frekuensi 2 e. Klien mengatakan pengelihatan kabur
kali, pengelihatan kabur, kulit di sekitar kaki f. kulit di sekitar kaki tampak kering
tampak kering berkurang, pusing berkurang berkurang
87

g. klien mengatakan pusing berkurang

O:
a. Klien tampak mau mengikuti anjuran
minum obat diabetes secara teratur
b. TTV :
TD : 120/70 mmHg
T: 36,0 °c
N: 87 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2. 13 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. klien mengatakan siap dan mampu
diberikan mengevalusi penkes yang sudah diberikan
R/ klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan sudah mengetahui
mengevalusi penkes yang sudah diberikan dampak jika tidak minum obat secara
2. Menyediakan materi dan media pendidikan teratur
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah a. Klien tampak antusias mendengarkan
dipersiapkan peneliti penkes yang disampaikan peneliti
3. Mengevaluasi kepada klien tentang pentingnya b. Klien mengatakan siap dan mampu untuk
minum obat teratur pada pasien diabetes dilakukan evaluasi penkes yang sudah
melitus menjelaskan kembali dampak jika tidak diberikan
minum obat secara teratur
R/ saat ditanya klien dapat menjelaskan A:
Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
88

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 11 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


14 - April- 2023 R/ TD : 130/70 mmHg, T: 37,0°c, N: 69 x/mnt, a. Klien mengatakan sudah mencoba
RR: 20 x/mnt melakukan perawatan kaki sejak 1 minggu
2. Mengevaluasi klien tentang melakukam yang lalu
perawatan kaki pada penderita diabetes melitus b. Klien mengatakan perasaan lelah
R/ klien mengatakan sudah mencoba melakukan berkurang
perawatan kaki sejak 1 minggu yang lalu c. Klien mengatakan cepat merasa haus
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia berkurang
R/ klien mengatakan perasaan cepat lelah d. Klien mengatakan sering kencing pada
berkurang, cepat haus berkurang, sering malam hari berkurang dengan frekuensi 2
kencing pada malam hari berkurang dengan kali
frekuensi 2 kali, pengelihatan kabur, kulit di e. Klien mengatakan pengelihatan kabur
sekitar kaki tampak lembab, pusing berkurang f. kulit di sekitar kaki tampak lembab
g. klien mengatakan pusing berkurang

O:
a. Klien tampak menjelaskan senam kaki pada
pasien diabetes walaupun kadang-kadang
pasien lupa
b. TTV :
TD : 130/70 mmHg
T: 37,0 °c
N: 69 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
89

2. 14 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah c. Klien mengatakan mampu dan siap
diberikan menerima informasi
R/ klien mengatakan siap dan mampu d. Klien mengatakan belum mengetahui cara
mengevalusi penkes yang sudah diberikan melakukan perawatan kaki pada pasien
2. Menyediakan materi dan media pendidikan diabetes melitus
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah c. Klien tampak bertanya cara melakukan
dipersiapkan peneliti perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya d. Klien tampak antusias mengikuti arahan
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang cara yang disampaikan peneliti
perawatan kaki pada pasien diabetes melitu
4. Mengevaluasi kepada klien tentang cara A:
melakukan senam kaki pada pasien diabetes Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
melitus
R/klien dapat menjelaskan senam kaki pada P:
pasien diabetes walaupun kadang-kadang Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan
pasien lupa

1. Hari ke 12 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


15 - April- 2023 R/ TD : 120/70 mmHg, T: 36,6°c, N: 70 x/mnt, a. Klien mengatakan perasaan lelah
RR: 20 x/mnt berkurang
2. Memonitor kadar glukosa darah b. Klien mengatakan cepat merasa haus
R/ GDP: 119 mg/dl berkurang
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia c. Klien mengatakan sering kencing pada
R/ klien mengatakan jika sering melakukan malam hari berkurang dengan frekuensi 2
aktifitas fisik perasaan lelah berkurang, rasa kali
cepat haus berkurang, sering kencing pada d. Klien mengatakan pengelihatan kabur
malam hari berkurang, pengelihatan kabur, e. kulit di sekitar kaki tampak lembab
kesemutan pada kaki berkurang f. klien mengatakan pusing berkurang
4. Melakukan pengkajian Diabetes Self Care
Activities O:
R/ klien tampak kooperatif a. Klien tampak antusias mengikuti arahan
90

5. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia b. Klien mencoba untuk mengecek kadar
R/ klien mengatakan perasaan cepat lelah glukosa darah menggunakan glukometer
berkurang, cepat haus berkurang, sering kencing c. Klien tampak kooperatif
pada malam hari berkurang dengan frekuensi 2 d. TTV :
kali, pengelihatan kabur, kulit di sekitar kaki TD : 120/70 mmHg
tampak lembab T: 36,6 °c
N: 70 x/mnt
RR: 20 x/mnt
GDP :119 mg/dl
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa belum
teratasi
P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dihentikan

2. 15 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. klien mengatakan siap dan mampu
diberikan mengevalusi penkes yang sudah diberikan
R/ klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan sudah mengetahui cara
mengevalusi penkes yang sudah diberikan mengecek glukosa darah menggunakan
2. Menyediakan materi dan media pendidikan glukometer
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah a. Klien tampak antusias mendengarkan
dipersiapkan peneliti penkes yang disampaikan peneliti
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya b. Klien tampak mencoba untuk mengecek
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang cara kadar glukosa darah menggunakan
mengecek glukosa darah menggunakan glukometer
glukometer A:
4. Mengevaluasi klien cara mengecek kadar Masalah Defisit pengetahuan teratasi
glukosa meter menggunakan glukometer
R/klien tampak mengerti menggunakan alat P:
glukometer walaupun kadang-kadang klien lupa Intervensi Edukasi Kesehatan dihentikan
91

Tabel 4.10 Implementasi dan Evaluasi (Ny. Y)

No Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi


1. Hari ke 1 1. Perkenalan diri dengan klien S:
03- April- 2023 R/ klien menerima kehadiran peneliti a. Klien mengatakan sering merasa
2. Mengidentifikasi penyebab hiperglikemia kesemutan di kaki dan tangan
R/ klien mengatakan penyebab DM dikarenakan b. Klien mengatakan sering merasa lelah saat
pola hidup yang tidak baik banyak beraktivitas
3. Memonitor kadar glukosa darah c. Klien mengatakan sering kebas di kaki
R/ GDP:444 mg/dl d. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
4. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia minum
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan e. Klien mengatakan sering kencing dan
di kaki dan tangan, sering merasa kebas di urine kadang-kadang berbusa
kaki, sering merasa lelah saat banyak f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
beraktivitas. sering haus dan sering minum, O:
klien mengatakan sering kencing dan urine a. Klien tampak kooperatif
kadang-kadang berbusa, pandangan kabur, b. Klien tampak sering memijit-mijit tangan
klien tampak sering memijit-mijit tangan dan dan kakinya
kakinya c. TTV :
5. Melakukan pengkajian Diabetes Self Care TD : 170/90 mmHg
Activities N :82x/menit
R/ klien cukup kooperatif S :37,5°c
RR :21 x/menit
6. Melakukan pemeriksaan TTV
d. GDP :444 mg/dl
R/ TD : 170/90 mmHg, T: 37,5 °c, N: 82 x/mnt,
A:
RR: 21 x/mnt
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukoa Darah
belum teratasi
P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia
dilanjutkan
92

2 03 - April- 2023 1. Mengidentifikasi penyebab perubahan sensasi S:


R/sejak klien menderita diabetes a. klien mengatakan sering mengalami
2. Memonitor terjadinya parethesia kesemutan di kaki dan tangan.
R/Klien mengatakan sering mengalami b. Klien mengetakan sering mengalami kebas
kesemutan di kaki dan tangan , dan sering di kaki
mengalami kebas pada kaki O:
3. Memonitor perubahan kulit a. Akral teraba dingin
R/ akral teraba dingin b. Klien tampak memijit mijit tangan dan
4. Menganjurkan menghindari pemakaian benda- kakinya
benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas
atau terlalu dingin) A:
R/klien tampak mendengarkan apa yang Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
disampaikan peneliti belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 03- April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan tidak mengetahui
R/ klien mengatakan mampu dan siap penyakitnya
menerima informasi b. Klien mengatakan masih banyak belum
2. Menyediakan materi dan media pendidikan mengetahui mengenai penyakitnya
kesehatan c. Klien mengatakan iya dan menyapakati
R/ media dan materi pendidikan akan disiapkan pendidikan kesehatan akan dilakukan pada
untuk besok tanggal 04 april 2023 – 08 april 2023
3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai O:
kesepakatan a. Klien tampak bertanya
R/ Klien menyepakati pendidikan kesehatan b. Klien tampak bingung saat ditanya
akan dilakukan pada tanggal 04 april 2023 – mengenai penyakitnya
08 april 2023 c. Klien tampak khawatir
A:
Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
93

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 2 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


04 - April- 2023 R/ TD : 160/90 mmHg, T: 37,0°c, N: 85 x/mnt, a. Klien mengatakan akan mencoba untuk
RR: 20 x/mnt melakukan pengaturan pada pola makan
2. Menganjurkan kepatuhan terhadap pengaturan b. Klien mengatakan sering merasa
pola makan kesemutan di kaki dan tangan
R/ klien mengatakan akan mencoba untuk c. Klien mengatakan sering merasa lelah saat
melakukan pengaturan pada pola makan banyak beraktivitas
3. Mengajarkan pengelolaan diabetes. d. Klien mengatakan sering kebas di kaki
R/ Peneliti telah memberi Pendidikan kesehatan e. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
tentang pengaturan pola makan / diit Dm minum
4. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia f. Klien mengatakan sering kencing dan
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan urine kadang-kadang berbusa
di kaki dan tangan, sering merasa kebas di g. Klien mengatakan pengelihatan kabur
kaki, sering merasa lelah saat banyak
beraktivitas. sering haus dan sering minum, O:
klien mengatakan sering kencing dan urine a. Klien tampak mau mengikuti anjuran
kadang-kadang berbusa, pandangan kabur pengaturan pola makan
b. Klien tampak memijir-mijit tangan dan kaki
nya
c. TTV :
TD : 160/90 mmHg
T: 37,0 °c
N: 85 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi
P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
94

2 04 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan sering kesemutan di kaki dan tangan.
mengalami kebas pada kaki b. Klien mengetakan sering mengalami kebas
2. Memonitor perubahan kulit di kaki
R/ akral teraba dingin O:
3. Menganjurkan penggunaan termometer untuk a. Akral teraba dingin
menguji suhu air b. Klien tampak memijit mijit tangan dan
R// klien tampak mendengarkan apa yang kakinya
disampaikan peneliti
A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 04 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan masih banyak belum
2. Menyediakan materi dan media pendidikan mengetahui mengenai penyakitnya
kesehatan
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak bertanya mengenai bagaimana
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya cara mengatur pola makan pada penderita
R/ Klien antusias untuk bertanya diabetes
4. Menjelaskan tentang penyakit diabetes melitus b. Klien tampak bingung saat ditanya
R/ Klien tampak antusias mendengarkan materi mengenai penyakitnya
yang dijelaskan peneliti c. Klien tampak antusias mendengarkan
5. Menjelaskan tentang pengaturan pola makan penkes yang disampaikan peneliti
pada pasien diabetes melitus
R/Klien tampak mendengarkan penkes yang
95

dijelaskan peneliti A:
Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 3 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


05 - April- 2023 R/ TD : 170/80 mmHg, T: 37,0 °c, N: 75 x/mnt, a. klien mengatakan rutin melakukan
RR: 20 x/mnt pekerjaan rumah sehari-hari dan akan
2. Menganjurkan untuk rutin melakukan aktifitas mencoba untuk melakukan olahraga ringan
fisik dan olahraga ringan b. Klien mengatakan sering merasa
R/ klien mengatakan rutin melakukan pekerjaan kesemutan di kaki dan tangan
rumah sehari-hari dan akan mencoba melakukan c. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
olahraga ringan berkurang
3. Menganjurkan menghindari olahraga saat kadar d. Klien mengatakan sering kebas di kaki
glukosa darah lebih dari 250 mg/dL e. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
R/ klien tampak mendengarkan apa yang minum
disampaikan peneliti f. Klien mengatakan sering kencing
4. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia g. Klien mengatakan pengelihatan kabur
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan
di kaki dan tangan, sering merasa kebas di kaki, O:
sering merasa lelah saat banyak beraktivitas. a. Klien tampak mau mengikuti penerapan
sering haus dan sering minum, klien aktifitas fisik dan olahraga ringan pada
mengatakan sering kencing, pandangan kabur. pasien diabetes melitus
b. TTV :
TD : 150/80 mmHg
T: 37,0 °c
N: 75 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi
96

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2 05 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan sering kesemutan di kaki dan tangan.
mengalami kebas pada kaki b. Klien mengetakan sering mengalami kebas
2. Memonitor perubahan kulit di kaki
R/ akral teraba dingin O:
3. Menganjurkan penggunaan sarung tangan untuk a. Akral teraba dingin
menguji air b. Klien tampak memijit mijit tangan dan
R/ klien tampak mendengarkan apa yang kakinya
disampaikan peneliti
A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 05 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan belum mengetahui
2. Menyediakan materi dan media pendidikan tentang aktifitas fisik pada pasien diabetes
kesehatan melitus
R/ media dan materi pendidikan sudah
dipersiapkan peneliti O:
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya a. Klien tampak bertanya mengenai aktifitas
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang fisik pada pasien diabetes melitus
bagaimana aktifitas fisik yang baik untuk b. Klien tampak antusias mendengarkan
penderita diabetes penkes yang disampaikan peneliti
4. Menjelaskan tentang aktifitas fisik pada pasien
97

diabetes melitus A:
R/Klien tampak mendengarkan penkes yang Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
dijelaskan peneliti
P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 4 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


06 - April- 2023 R/ TD : 160/90 mmHg, T: 36,5°c, N: 94 x/mnt, a. Klien mengatakan akan mencoba untuk
RR: 20 x/mnt rutin minum obat diabetes
2. Menganjurkan untuk rutin meminum obat secara b. Klien mengatakan sering merasa
teratur kesemutan di kaki dan tangan
R/ klien mengatakan akan mencoba untuk rutin c. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
minum obat diabetes berkurang
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia d. Klien mengatakan sering kebas di kaki
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan e. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
di kaki dan tangan, sering merasa kebas di kaki, minum
cepat Lelah berkurang. sering haus dan sering f. Klien mengatakan sering kencing
minum, klien mengatakan sering kencing, g. Klien mengatakan pengelihatan kabur
pandangan kabur.
O:
a. Klien tampak mau mengikuti anjuran
minum obat diabetes secara teratur
b. TTV :
TD : 160/90 mmHg
T: 36,5 °c
N: 94 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi
P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
98

2 06 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan sering kesemutan di kaki dan tangan.
mengalami kebas pada kaki b. Klien mengetakan sering mengalami kebas
2. Memonitor perubahan kulit di kaki
R/ akral teraba dingin O:
3. Menganjurkan memakai sepatu lembut dan a. Akral teraba dingin
bertumit rendah b. Klien tampak memijit mijit tangan dan
R/ klien tampak mendengarkan apa yang kakinya
disampaikan peneliti
A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 06 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan belum mengetahui
2. Menyediakan materi dan media pendidikan dampak jika tidak minum obat secara
kesehatan teratur
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak bertanya mengenai apakah
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya insulin dapat menyebabkan komplikasi
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang b. Klien tampak antusias mendengarkan
apakah insulin dapat menyebabkan komplikasi penkes yang disampaikan peneliti
4. Menjelaskan tentang pentingnya minum obat A:
teratur pada pasien diabetes melitus Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
R/Klien tampak mendengarkan penkes yang P:
dijelaskan peneliti Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan
99

1. Hari ke 5 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


07 - April- 2023 R/ TD : 150/70 mmHg, T: 36,5°c, N: 78 x/mnt, a. klien mengatakan tidak mengetahui cara
RR: 20 x/mnt mengecek kadar glukosa dalam darah
2. Menganjurkan monitor kadar glukosa darah b. Klien mengatakan sering merasa
secara mandiri kesemutan di kaki dan tangan
R/ klien mengatakan tidak mengetahui cara c. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
mengecek kadar glukosa dalam darah berkurang
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia d. Klien mengatakan sering kebas di kaki
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan e. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
di kaki dan tangan, sering merasa kebas di kaki, minum
perasaan cepat Lelah berkurang. sering haus f. Klien mengatakan sering kencing
dan sering minum, klien mengatakan sering g. Klien mengatakan pengelihatan kabur
kencing, pandangan kabur.
O:
a. Klien tampak antusias mengikuti arahan
b. Klien mencoba untuk mengecek kadar
glukosa darah menggunakan glukometer
c. TTV :
TD : 150/80 mmHg
T: 36,5 °c
N: 78 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
100

2. 07 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan sering kesemutan di kaki dan tangan.
mengalami kebas pada kaki b. Klien mengetakan sering mengalami kebas
2. Memonitor perubahan kulit di kaki
R/ akral teraba dingin O:
a. Akral teraba dingin
b. Klien tampak memijit mijit tangan dan
kakinya

A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 07 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan belum mengetahui cara
2. Menyediakan materi dan media pendidikan mengecek glukosa darah menggunakan
kesehatan glukometer
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak bertanya cara mengecek
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya glukosa darah menggunakan glukometer
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang cara b. Klien tampak antusias mendengarkan
mengecek glukosa darah menggunakan penkes yang disampaikan peneliti
glukometer c. Klien tampak mencoba untuk mengecek
4. Mengajarkan tentang cara mengecek kadar kadar glukosa darah menggunakan
glukosa darah menggunakan glukometer glukometer
R/ Klien tampak antusias mendengarkan dan A:
mengikuti arahan Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
101

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 6 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


08 - April- 2023 R/ TD : 1500/70 mmHg, T: 36,4°c, N: 68 x/mnt, a. Klien mengatakan sering merasa
RR: 20 x/mnt kesemutan di kaki dan tangan
2. Mengajarkan perawatan kaki pada penderita b. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
diabetes melitus berkurang
R/ klien mengatakan tidak mengetahui cara c. Klien mengatakan sering kebas di kaki
melakukan perawatan kaki pada pasien diabetes d. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
melitus minum
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia e. Klien mengatakan sering kencing
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
di kaki dan tangan, sering merasa kebas di kaki, g. klien mengatakan tidak mengetahui cara
perasaan cepat lelah berkurang. sering haus dan melakukan perawatan kaki pada pasien
sering minum, klien mengatakan sering diabetes melitus
kencing, pandangan kabur O:
a. Klien tampak mau mengikuti arahan yang
disampaikan
b. TTV :
TD : 150/70 mmHg
T: 36,4 °c
N: 68 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
102

2. 08 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan sering kesemutan di kaki dan tangan.
mengalami kebas pada kaki b. Klien mengetakan sering mengalami kebas
2. Memonitor perubahan kulit di kaki
R/ akral teraba dingin O:
a. Akral teraba dingin
b. Klien tampak memijit mijit tangan dan
kakinya

A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 08 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


menerima informasi a. Klien mengatakan mampu dan siap
R/ klien mengatakan mampu dan siap menerima informasi
menerima informasi b. Klien mengatakan belum mengetahui cara
2. Menyediakan materi dan media pendidikan melakukan perawatan kaki pada pasien
kesehatan diabetes melitus
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak bertanya cara melakukan
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
R/ Klien antusias untuk bertanya tentang cara b. Klien tampak antusias mengikuti arahan
perawatan kaki pada pasien diabetes melitus yang disampaikan peneliti
4. Mengajarkan tentang cara senam kaki pada
pasien diabetes melitus A:
R/ Klien tampak antusias mengikuti arahan Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
103

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 7 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


10 - April- 2023 R/ TD : 160/80 mmHg, T: 37,0°c, N: 68 x/mnt, a. Klien mengatakan sering merasa
RR: 20 x/mnt kesemutan di kaki dan tangan
2. Memonitor kadar glukosa darah b. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
R/ GDP : 346 mg/dl berkurang
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia c. Klien mengatakan sering merasa kebas di
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan kaki
di kaki dan tangan, kebas di kaki, perasaan d. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
cepat lelah berkurang. sering haus dan sering minum
minum, klien mengatakan sering kencing, e. Klien mengatakan sering kencing
pandangan kabur f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
4. Melakukan pengkajian Diabetes Self Care O:
Activities a. Klien tampak kooperatif
R/ klien tampak kooperatif b. TTV :
TD : 180/80 mmHg
T: 37,0 °c
N: 68 x/mnt
RR: 20 x/mnt
c. GDP : 346 mg/dl
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukoa Darah
belum teratasi
P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
104

2. 10 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan sering kesemutan di kaki dan tangan.
merasa kebas pada kaki b. Klien mengatakan sering merasa kebas di
2. Memonitor perubahan kulit kaki
R/ akral teraba dingin O:
a. Akral teraba dingin
b. Klien tampak sesekali memijit mijit tangan
dan kakinya

A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 10 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. Klien mengatakan siap dan mampu untuk
diberikan dilakukan evaluasi penkes yang sudah
R/ klien mengatakan siap dan mampu diberikan
mengevalusi penkes yang sudah diberikan b. Klien mennyepakati evaluasi pendidikan
2. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan akan dilakukan pada tanggal 11
kesehatan april 2023 – 15 april 2023
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti Klien tampak siap dan mampu mengevaluasi
3. Mengontrak kembali kepada klien untuk penkes yang sudah diberikan
mengevaluasi pendidikan kesehatan yang sudah A:
diberikan Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
R/ Klien menyepakati evaluasi pendidikan
kesehatan akan dilakukan pada tanggal 11 april P:
2023 – 15 april 2023 Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan
105

1. Hari ke 8 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


11 - April- 2023 R/ TD : 140/70 mmHg, T: 36,8 °c, N: 88 x/mnt, a. Klien mengatakan dalam 1 minggu
RR: 20 x/mnt terakhir sudah mulai menerapkan
2. Mengevaluasi kepada klien tentang kepatuhan pengaturan pola makan
terhadap pengaturan pola makan b. Klien mengatakan sering merasa
R/ klien mengatakan dalam 1 minggu terakhir kesemutan di kaki dan tangan
sudah mulai menerapkan pengaturan pola makan c. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia berkurang
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan d. Klien mengatakan kebas di kaki berkurang
di kaki dan tangan, kebas di kaki berkurang, e. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
perasaan cepat lelah berkurang. sering haus dan minum
sering minum, klien mengatakan sering f. Klien mengatakan sering kencing
kencing, pandangan kabur g. Klien mengatakan pengelihatan kabur

O:
a. Klien tampak mau mengikuti anjuran
pengaturan pola makan
b. Klien mengatakan siap dan mampu untuk
dilakukan evaluasi penkes yang sudah
diberikan
c. TTV :
TD : 140/70 mmHg
T: 36,8 °c
N: 88 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan
106

2. 11 - April- 2023 3. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan kebas pada kesemutan di kaki dan tangan.
kaki berkurang b. Klien mengetakan sering mengalami kebas
4. Memonitor perubahan kulit di kaki berkurang
R/ akral teraba hangat O:
a. Akral teraba hangat
b. Klien tampak sesekali memijit mijit tangan
dan kakinya

A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 11 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. klien mengatakan siap dan mampu
diberikan mengevalusi penkes yang sudah diberikan
R/ klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan sudah mulai mengerti
mengevalusi penkes yang sudah diberikan tentang penyakitnya
2. Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah a. Klien tampak menjelaskan walaupun aat
dipersiapkan peneliti ditanya kadang-kadang masih sedikit lupa
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya b. Klien tampak antusias mendengarkan
R/ Klien antusias untuk bertanya penkes yang disampaikan peneliti
4. Mengevaluasi kepada klien tentang penyakit c. Klien tampak bertanya
diabetes melitus
R/ klien dapat menjelaskan namun saat ditanya A:
kadang-kadang masih sedikit lupa Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi
5. Mengevaluasi dan menjelaskan kembali
107

tentang pengaturan pola makan pada pasien P:


diabetes melitus Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan
R/ klien dapat menjelaskan namun saat ditanya
kadang-kadang masih sedikit lupa

1. Hari ke 9 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


12 - April- 2023 R/ TD : 140/70 mmHg, T: 36,9 °c, N: 80 x/mnt, a. Klien mengatakan sudah mencoba untuk
RR: 20 x/mnt melakukan senam ringan pada pagi hari
2. Mengevaluasi kepada klien tentang aktifitas fisik b. klien mengatakan rutin melakukan
dan olahraga ringan yang telah dilakukan pekerjaan rumah sehari-hari
R/ klien mengatakan rutin melakukan pekerjaan c. Klien mengatakan sering merasa
rumah sehari-hari dan sudah mulai melakukan kesemutan di kaki dan tangan
senam ringan pada pagi hari d. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia berkurang
R/ klien mengatakan sering merasa kesemutan di e. Klien mengatakan kebas di kaki berkurang
kaki dan tangan, kebas di kaki berkurang, f. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
perasaan cepat lelah berkurang. sering haus dan minum
sering minum, klien mengatakan sering kencing, g. Klien mengatakan sering kencing
pandangan kabur h. Klien mengatakan pengelihatan kabur

O:
a. Klien tampak mau mengikuti penerapan
aktifitas fisik dan olahraga ringan pada
pasien diabetes melitus
b. TTV :
TD : 140/80 mmHg
T: 36,9 °c
N: 80 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi
108

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2. 12 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan sering kesemutan di kaki dan tangan.
mengalami k kebas pada kaki berkurang b. Klien mengetakan sering mengalami kebas
2. Memonitor perubahan kulit di kaki berkurang
R/ akral teraba hangat O:
a. Akral teraba hangat
b. Klien tampak sesekali memijit mijit tangan
dan kakinya

A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 12 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. klien mengatakan siap dan mampu
diberikan mengevalusi penkes yang sudah diberikan
R/klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan sudah mengetahui
mengevalusi penkes yang sudah diberikan tentang aktifitas fisik pada pasien diabetes
2. Menyediakan materi dan media pendidikan melitus
kesehatan
R/ media dan materi pendidikan sudah O:
dipersiapkan peneliti a. Klien tampak antusias mendengarkan
4. Mengevaluasi dan menjelaskan kembali penkes yang disampaikan peneliti
tentang aktifitas fisik pada penderita diabetes b. Klien mengatakan siap dan mampu untuk
melitus dilakukan evaluasi penkes yang sudah
R/ klien dapat menjelaskan namun saat ditanya diberikan
109

kadang-kadang masih sedikit lupa A:


Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 10 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


13 - April- 2023 R/ TD : 130/70 mmHg, T: 36,6°c, N: 80 x/mnt, a. klien mengatakan sudah mulai minum
RR: 20 x/mnt obat diabetes secara teratur sesuai anjuran
2. Mengevaluasi klien tentang meminum obat dari dokter selama 1 minggu terakhir dan
secara teratur akan mencoba menggunakan suntik
R/ klien mengatakan sudah mulai minum obat insulin sesuai anjuran dokter
diabetes secara teratur sesuai anjuran dari dokter b. Klien mengatakan sering merasa
selama 1 minggu terakhir dan akan mencoba kesemutan di kaki dan tangan berkurang
menggunakan suntik insulin sesuai anjuran c. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
dokter berkurang
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia d. Klien mengatakan kebas di kaki berkurang
R/ klien mengatakan kesemutan di kaki dan e. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
tangan berkurang, kebas di kaki berkurang, minum
perasaan cepat lelah berkurang. sering haus dan f. Klien mengatakan sering kencing
sering minum, klien mengatakan sering kencing, g. Klien mengatakan pengelihatan kabur
pandangan kabur
O:
a. Klien tampak mau mengikuti anjuran
minum obat diabetes secara teratur
b. TTV :
TD : 130/70 mmHg
T: 36,6 °c
N: 80 x/mnt
RR: 20 x/mnt
110

A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2. 13 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan kebas pada kesemutan di kaki dan tangan berkurang.
kaki berkurang b. Klien mengatakan kebas di kaki berkurang
2. Memonitor perubahan kulit O:
R/ akral teraba hangat a. Akral teraba hangat
b. Klien tampak sesekali memijit mijit tangan
dan kakinya

A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 13 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. klien mengatakan siap dan mampu
diberikan mengevalusi penkes yang sudah diberikan
R/ klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan sudah mengetahui
mengevalusi penkes yang sudah diberikan dampak jika tidak minum obat secara
2. Menyediakan materi dan media pendidikan teratur
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah a. Klien tampak antusias mendengarkan
dipersiapkan peneliti penkes yang disampaikan peneliti
3. Mengevaluasi kepada klien tentang pentingnya b. Klien mengatakan siap dan mampu untuk
111

minum obat teratur pada pasien diabetes dilakukan evaluasi penkes yang sudah
melitus menjelaskan kembali dampak jika tidak diberikan
minum obat secara teratur A:
R/ saat ditanya klien dapat menjelaskan Masalah Defisit pengetahuan belum teratasi

P:
Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan

1. Hari ke 11 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


14 - April- 2023 R/ TD : 140/80 mmHg, T: 36,8°c, N: 69 x/mnt, a. Klien mengatakan sudah mencoba
RR: 20 x/mnt melakukan perawatan kaki sejak 1 minggu
2. Mengevaluasi klien tentang melakukam yang lalu
perawatan kaki pada penderita diabetes melitus b. Klien mengatakan sering merasa kesemutan
R/ klien mengatakan sudah mencoba melakukan di kaki dan tangan berkurang
perawatan kaki sejak 1 minggu yang lalu c. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia berkurang
R/ klien mengatakan kesemutan di kaki dan d. Klien mengatakan kebas di kaki berkurang
tangan berkurang, kebas di kaki berkurang, e. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
perasaan cepat lelah berkurang. sering haus dan minum
sering minum, klien mengatakan sering f. Klien mengatakan sering kencing
kencing, pandangan kabur g. Klien mengatakan pengelihatan kabur

O:
a. Klien tampak menjelaskan senam kaki pada
pasien diabetes walaupun kadang-kadang
pasien lupa
b. TTV :
TD : 140/80 mmHg
T: 36,8 °c
N: 69 x/mnt
RR: 20 x/mnt
112

A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dilanjutkan

2. 14 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan kebas pada kesemutan di kaki dan tangan berkurang.
kaki berkurang b. Klien mengatakan kebas di kaki berkurang
2. Memonitor perubahan kulit O:
R/ akral teraba hangat a. Akral teraba hangat
b. Klien tampak sesekali memijit mijit tangan
dan kakinya

A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dilanjutkan

3. 14 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. Klien mengatakan mampu dan siap
diberikan menerima informasi
R/ klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan belum mengetahui cara
mengevalusi penkes yang sudah diberikan melakukan perawatan kaki pada pasien
2. Menyediakan materi dan media pendidikan diabetes melitus
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah a. Klien tampak bertanya cara melakukan
dipersiapkan peneliti perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya b. Klien tampak antusias mengikuti arahan
113

R/ Klien antusias untuk bertanya tentang cara yang disampaikan peneliti


perawatan kaki pada pasien diabetes melitu
4. Mengevaluasi kepada klien tentang cara A:
melakukan senam kaki pada pasien diabetes Masalah Defisit pengetahuan teratasi sebagian
melitus
R/klien dapat menjelaskan senam kaki pada P:
pasien diabetes walaupun kadang-kadang Intervensi Edukasi Kesehatan dilanjutkan
pasien lupa

1. Hari ke 12 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


15 - April- 2023 R/ TD : 130/70 mmHg, T: 36,8°c, N: 70 x/mnt, a. Klien mengatakan sering merasa
RR: 20 x/mnt kesemutan di kaki dan tangan berkurang
2. Memonitor kadar glukosa darah b. Klien mengatakan perasaan cepat lelah
R/ GDP : 397 mg/dl berkurang
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia c. Klien mengatakan kebas di kaki berkurang
R/ klien mengatakan jika sering melakukan d. Klien mengatakan cepat merasa haus dan
aktifitas fisik perasaan lelah berkurang, rasa minum
cepat haus berkurang, sering kencing pada e. Klien mengatakan sering kencing
malam hari berkurang, pengelihatan kabur, f. Klien mengatakan pengelihatan kabur
kesemutan pada kaki berkurang
4. Melakukan pengkajian Diabetes Self Care O:
Activities a. Klien tampak antusias mengikuti arahan
R/ klien tampak kooperatif b. Klien mencoba untuk mengecek kadar
5. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia glukosa darah menggunakan glukometer
R/ klien mengatakan kesemutan di kaki dan c. Klien tampak kooperatif
tangan berkurang, kebas di kaki berkurang, d. TTV :
perasaan cepat lelah berkurang. sering haus dan TD : 130/70 mmHg
sering minum, klien mengatakan sering T: 36,8 °c
kencing, pandangan kabur N: 70 x/mnt
RR: 20 x/mnt
GDP :397 mg/dl
114

A:
Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa belum
teratasi

P:
Intervensi Manajemen Hiperglikemia dihentikan

2. 15 - April- 2023 1. Memonitor terjadinya parethesia S:


R/Klien mengatakan sering mengalami a. klien mengatakan sering mengalami
kesemutan di kaki dan tangan , dan kebas pada kesemutan di kaki dan tangan berkurang.
kaki berkurang b. Klien mengatakan kebas di kaki berkurang
2. Memonitor perubahan kulit O:
R/ akral teraba hangat a. Akral teraba hangat
b. Klien tampak sesekali memijit mijit tangan
dan kakinya

A:
Masalah Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
belum teratasi

P:
Intervensi Manajemen Sensasi Perifer dihentikan

3. 15 - April- 2023 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:


untuk mengevaluasi penkes yang sudah a. klien mengatakan siap dan mampu
diberikan mengevalusi penkes yang sudah diberikan
R/ klien mengatakan siap dan mampu b. Klien mengatakan sudah mengetahui cara
mengevalusi penkes yang sudah diberikan mengecek glukosa darah menggunakan
2. Menyediakan materi dan media pendidikan glukometer
kesehatan O:
R/ media dan materi pendidikan sudah a. Klien tampak antusias mendengarkan
dipersiapkan peneliti penkes yang disampaikan peneliti
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya b. Klien tampak mencoba untuk mengecek
115

R/ Klien antusias untuk bertanya tentang cara kadar glukosa darah menggunakan
mengecek glukosa darah menggunakan glukometer
glukometer A:
4. Mengevaluasi klien cara mengecek kadar Masalah Defisit pengetahuan teratasi
glukosa meter menggunakan glukometer
R/klien tampak mengerti menggunakan alat P:
glukometer walaupun kadang-kadang klien Intervensi Edukasi Kesehatan dihentikan
lupa
116

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny.N dan Ny.Y
dengan Diabetes Melitus tipe II di wilayah kerja UPT Puskesmas Singkawang
Barat 1 tanggal 3 – 8 April 2023 dan tanggal 10 –15 April 2023, maka dalam
hal ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dengan hasil observasi
yang didapatkan di lapangan sebagai hasil pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dalam membahas asuhan keperawatan ini, penulis menggunakan lima tahapan
proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Menurut Smeltzer et al (2010, p.1197) usia lebih dari 45 tahun
merupakan salah satu penyebab munculnya DM. Dari hasil praktik, peneliti
mendapatkan bahwa kedua partisipan memiliki usia lebih dari 45 tahun,
dimana Ny.N berusia 53 tahun sedangkan Ny.Y berusia 50 tahun. Hal ini
menunjukan bahwa terjadinya keselarasan antara teori dan praktik. Pada
teori ini juga menunjukan bahwa riwayat keluarga diabetes merupakan
penyebab terjadinya DM. Hal ini ditemukannya keselarasan antara teori dan
praktik, yang mana ibu dan kakak dari Ny.Y sebelumnya juga mengidap
penyakit DM Tipe II.
Hasil pengkajian yang peneliti dapatkan dari Ny.N meliputi: klien
mengatakan sering merasa lelah, sering merasa haus, sering kencing pada
malam hari yang menyebabkan klien sering terbangun dan sulit tidur, klien
mengeluh tangan dan kakinya sering kesemutan, pengelihatan kabur, sering
merasa pusing, kulit di sekitar kaki klien tampak kering. Hasil pengkajian
Ny.Y meliputi: klien mengatakan sering merasa kesemutan di kaki dan
tangan, kebas pada kaki, kepala terasa pusing, tengkuk terasa sakit.
Klien juga mengatakan nafsu makan kurang, pandangan kabur, sering
merasa lelah saat banyak beraktivitas, sering merasa haus, sering
kencing dan urine kadang-kadang berbusa.
Dari data tersebut didapatkan kedua responden terdiagnosis Diabetes
Melitus tipe II. Kedua responden sama-sama mengalami polyuria
(peningkatan buang air kecil), polidipsia (peningkatan rasa haus), kelelahan,
117

kesemutan, pandangan kabur, pusing, namun perbedaan kedua responden


yaitu pada Ny. N disertai kulit kering disekitar kaki klien, sedangkan pada
Ny. Y disertai nyeri pada tengkuk, nafsu makan berkurang, urine kadang-
kadang berbusa, kebas pada kaki.
Berdasarkan hasil yang telah ditemukan diatas maka peneliti
menghubungkan dengan teori menurut Timby & Smith (2010, p.786) yang
mengatakan bahwa polyuria (peningkatan buang air kecil) dan polidipsia
(peningkatan rasa haus), kelelahan, perubahan visual merupakan menifestasi
klinis dari diabetes melitus tipe II.
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis
merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung
aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016). Diagnosis keperawatan yang
didapat pada Ny. N dan Ny. Y, disesuaikan dengan data yang ditemukan
dipengkajian dan disesuaikan dengan teori yang ada.
Diagnosis keperawatan yang ditemukan sesuai dengan pengkajian pada
Ny. N, adalah sebagai berikut:
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia) berhubungan
dengan resistensi insulin (D.0027). Diagnosis ini didapat berdasarkan
data subyektif dan data obyektif yaitu : klien mengeluh cepat merasa
lelah, poliuria, polidipsia, kesemutan pada ekstremitas, pengelihatan
kabur, pusing, hasil pemeriksaan GDP : 195 mg/dl.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
(D.0055). Diagnosis ini didapat berdasarkan data subyektif dan data
obyektif yaitu: Klien mengatakan tidur malam hanya 4-5 jam dan sering
terbangun karena rasa ingin buang air kecil, klien mengatakan jika
sudah terbangun malam klien sulit untuk tidur.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111). Diagnosis ini didapat berdasarkan data subyektif dan data
118

obyektif yaitu : Klien mengatakan tidak banyak mengetahui tentang


penyakitnya, saat ditanya klien tampak bingung, klien mengatakan tidak
teratur minum obat karna takut mengalami komplikasi karna sering
minum obat-obatan.
Diagnosis keperawatan yang ditemukan sesuai dengan pengkajian pada
Ny.Y, adalah sebagai berikut:
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia) berhubungan
dengan resistensi insulin (D.0027). Diagnosis ini didapat berdasarkan
data subyektif dan data obyektif yaitu : klien mengeluh cepat merasa
lelah saat banyak beraktivitas, poliuria, polidipsia, kesemutan pada
ekstremitas, kebas pada ekstremitas bawah, pengelihatan kabur, pusing,
urine kadang-kadang berbusa, hasil pemeriksaan GDS : 444 mg/dl.
b. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan
hiperglikemia (D.0167). Diagnosis ini didapat berdasarkan data
subyektif dan data obyektif yaitu :klien mengeluh sering merasa
kesemutan pada ekstremitas, kebas pada ekstremitas bawah, akral
teraba dingin.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111). Diagnosis ini didapat berdasarkan data subyektif dan data
obyektif yaitu: Klien mengatakan tidak banyak mengetahui tentang
penyakitnya, saat ditanya klien tampak bingung, klien mengatakan
bahwa dirinya disarankan dokter untuk menggunakan suntik insulin
karna gula darah klien tidak turun menggunakan obat oral, tetapi klien
menolak karena takut mengalami komplikasi karna penggunaan insulin
tersbut.
Dari diagnosis tersebut ditemukan persamaan diagnosis keperawatan
antara teori dan kasus pada kedua partisipan Ny. N dan Ny. Y, yaitu
Ketidakstabilan kadar glukosa darah (Hiperglikemia) berhubungan dengan
resistensi insulin dan Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapat informasi.
Diagnosis keperawatan pertama pada Ny. N dan Ny. Y adalah
Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia) berhubungan dengan
119

resistensi insulin. Pada diabetes melitus tipe 2 terdapat dua masalah utama
yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada
permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut,
terjadi suatu rangkaian reaksi dan metabolisme glukosa di dalam sel.
Resistensi insulin pada diabetes melitus tipe II disertai dengan penurunan
reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi
resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus
terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita
toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang
berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal
atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu
mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa
akan meningkat dan akan terjadi diabetes melitus tipe II (Smeltzer et al,
2010).
Diagnosis keperawatan kedua Ny. N yaitu Gangguan pola tidur
berhubungan dengan kurang kontrol tidur, dikarenakan klien mengatakan
tidur malam hanya 4 jam saja dan sering terbangun karena rasa ingin buang
air kecil serta jika sudah terbangun malam klien sulit untuk tidur. Keadaan
tersebut disebabkan kadar glukosa melebihi ambang batas ginjal dalam
reabsobsi glukosa di tubulus ginjal. Hal tersebut menyebabkan glukosoria
yang berdampak pada terjadinya diuresis osmotik, yaitu pengenceran
volume urine yang dikeluarkan bertambah banyak. Keluhan sering kencing
ini umumnya terjadi pada malam hari yang menyebabkan gangguan tidur
klien (Subiyanto, 2019).
Diagnosis keperawatan kedua Ny. Y yaitu Risiko disfungsi
neurovaskuler perifer berhubungan dengan hiperglikemia, keluhan tangan
dan kaki sering kesemutan yang dialami klien merupakan tanda awal adanya
komplikasi perifer arterial deseases (PAD), yaitu adanya sumbatan arteri
yang menuju kaki. Adanya sumbatan arteri semakin parah pada tahap lanjut
akan menyebabkan rasa nyeri, bahkan pada tahap akhir dimana sel saraf
120

perifer mengalami kerusakan dan kematian akan timbul rasa kebas, kebal
dan mati rasa/ neuropati (Subiyanto,2019).
Diagnosis keperawatan ketiga Ny. N dan Ny. Y yaitu Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan ketidaktahuan klien tentang penyakitnya, menunjukan persepsi yang
keliru terhadap masalah, menanyakan masalah yang dihadapi.
Penatalaksanaan diabetes tidaklah sederhana, dalam mengelola diabetes
langkah pertama yang harus dilakukan adalah edukasi / penyuluhan baik
pada penyandang diabetes atau keluarganya, perencanaan makanan dan
kegiatan jasmani dan olahraga. Apabila langkah tersebut belum mencapai
untuk mengendalikan kadar glukosa darah, langkah berikunya adalah
penggunaan obat-obatan oral atau insulin (Subiyanto, 2019)
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan merupakan langkah ketiga dalam proses keperawatan
yang merupakan satu kategori prilaku keperawatan. Intervensi keperawatan
adalah segala tindakan yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran yang diharapkan
PPNI, (2018). Perencanaan untuk kedua partisipan disesuaikan dengan teori
sebagai berikut :
Tahap perencanaan yang terdapat pada tinjauan teori yang dibuat
meliputi penentuan prioritas masalah, menentukan tujuan, kriteria hasil dari
rencana keperawatan yang tepat untuk mencapai tujuan serta menerapkan
kriteria hasil yang diharapan.
Intervensi keperawatan yang penulis terapkan kepada kedua
partisipan sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
PPNI, (2018) yang merupakan acuan bagi perawat di Indonesia dalam
menetapkan intervensi keperawatan yang telah ditegakkan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
Intervensi pada diagnosis Ny. N adalah manajemen hiperglikemia
(I.03115) dengan kriteria hasil tercapainya kadar glukosa berada pada
rentang normal (L.03022). Dukungan tidur (I.05174) dengan kriteria hasil
keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur membaik (L.05045). Edukasi
121

kesehatan (I.12383) dengan kriteria hasil tercapainya kemampuan dan


mengintegrasikan penanganan masalah kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari untuk mencapai status kesehatan optimal (L.12104).
Intervensi pada diagnosis Ny. Y adalah manajemen hiperglikemia
(I.03115) dengan kriteria hasil tercapainya kadar glukosa berada pada
rentang normal (L.03022). Manajemen sensasi perifer (I.06195) dengan
kriteria hasil tercapainya sirkulasi dan sensasi gerakan ekstremitas adekuat
(L.06051). Edukasi kesehatan (I.12383) dengan kriteria hasil tercapainya
kemampuan dan mengintegrasikan penanganan masalah kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mencapai status kesehatan optimal (L.12104).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan komponen keempat dari proses keperawatan
setelah merumuskan rencana asuhan keperawatan. Implementasi
merupakan kategori dari prilaku keperawatan diana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori implementasi
merupakan waktu untuk meninjau rencana perawatan dengan pasien / orang
terdekat untuk menjadwalkan aktivitas dan memverifikasikan tanggung
jawab pasien (Doenges et al, 2019, p.17).
Dalam melaksanakan implementasi penulis tidak menemukan
hambatan karena ditunjang oleh referensi yang penulis rasa cukup dalam
membantu melaksanakan asuhan keperawatan, selain itu klien sangat
kooperatif sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. . Adapun tindakan keperawatan yang telah direncanakan dari
diagnosis yang ditegakkan adalah sebagai berikut :
a. Implementasi pada Ny N
1) Diagnosis 1: Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
berhubungan dengan resistensi insulin (D.0027)
Manajemen hiperglikemia (I.03115) yaitu : mengidentifikasi
kemungkinan penyebab hiperglikemia, memonitor kadar glukosa
darah, memonitor tanda dan gejala hiperglikemia, menganjurkan
menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl,
122

menganjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri,


menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga, mengajarkan
pengelolaan diabetes, melakukan TTV, melakukan pengkajian
Diabetes Self Care Activities, menganjurkan klien untuk menerapkan
5 komponen diabetes self care activities.
2) Diagnosis 2: Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol
tidur (D.0055).
Dukungan tidur (I.05174) yaitu : mengidentifikasi pola tidur,
mengidentifikasi faktor pengganggu tidur, mengidentifikasi makanan
dan minuman yang mengganggu tidur, memodifikasi lingkungan,
mengajarkan faktor-faktor yang berkotribusi terhadap gangguan pola
tidur.
3) Diagnosis 3: Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi (D.0111).
Edukasi kesehatan (I.12383) yaitu : mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi, menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan, menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan, memberikan kesempatan untuk bertanya, menjelaskan
faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan, memberikan
edukasi tentang 5 komponen diabetes self care activities.
b. Implementasi pada Ny. Y
1) Diagnosis 1: Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
berhubungan dengan resistensi insulin (D.0027).
Manajemen hiperglikemia (I.03115) yaitu : mengidentifikasi
kemungkinan penyebab hiperglikemia, memonitor kadar glukosa
darah, memonitor tanda dan gejala hiperglikemia, menganjurkan
menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl,
menganjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri,
menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga, mengajarkan
pengelolaan diabetes, melakukan TTV, melakukan pengkajian
Diabetes Self Care Activities, menganjurkan klien untuk menerapkan
5 komponen diabetes self care activities.
123

2) Diagnosis 2: Risiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan


dengan hiperglikemia (D.0167).
Manajemen sensasi perifer (I.06195) yaitu: mengidentifikasi penyebab
perubahan sensasi, memonitor terjadinya parethesia, memonitor
perubahan kulit, menganjurkan menghindari pemakaian benda-benda
yang berlebihan suhunya, menganjurkan penggunaan thermometer
untuk menguji suhu air, menganjurkan penggunaan sarung tangan
untuk menguji air, menganjurkan memakai sepatu lembut dan
bertumit rendah.
3) Diagnosis 3: Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi (D.0111).
Edukasi kesehatan (I.12383) yaitu: mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi, menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan, menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan, memberikan kesempatan untuk bertanya, menjelaskan
faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan, memberikan
edukasi tentang 5 komponen diabetes self care activities.
5. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan implementasi yang telah diberikan, pada tahap ini penulis
akan menguraikan beberapa hasil dari evaluasi yang ditetapkan setelah
memberi asuhan keperawatan selama 12 hari pada Ny. N dan Ny Y.
a. Evaluasi pada Ny. N dari 3 diagnsosis yang ditegakkan yaitu:
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia) berhubungan
dengan resistensi insulin (D.0027) belum teratasi. Dengan hasil
evaluasi keluhan lelah berkurang, polidipsi berkurang, poliuria
berkurang, pengelihatan kabur, kulit di sekitar klien tampak lembab,
pusing menurun. Sesuai standar luaran keperawatan Indonesia kondisi
pasien membaik dari sebelumnya tetapi belum sembuh total ditandai
dengan kadar glukosa dalam darah membaik, lelah menurun, pusing
menurun, rasa haus menurun.
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
(D.0055) teratasi. Dengan hasil evaluasi dimana Ny. N mengatakan
124

kualitas tidur sudah mulai membaik, Ny.N sudah jarang terbangun


pada malam hari karna rasa ingin berkemih. Sesuai standar luaran
keperawatan Indonesia kondisi pasien membaik dari sebelumnya
ditandai dengan keluhan sulit tidur menurun
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111) teratasi. Dengan hasil evaluasi Ny. N mengerti dengan
penkes yang disampaikan. Sesuai standar luaran keperawatan
Indonesia kondisi pasien membaik dari sebelumnya ditandai dengan
perilaku sesuai anjuran membaik dan perilaku sesuai dengan
pengetahuan membaik.
b. Evaluasi pada Ny Y dari 3 diagnosis yang ditegakkan yaitu :
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia) berhubungan
dengan resistensi insulin (D.0027) belum teratasi. Dengan hasil
evaluasi keluhan kesemutan berkurang, Lelah berkurang, kabas di
kaki berkurang, polidipsi berkurang, poliuria berkurang, pengelihatan
kabur. Sesuai standar luaran keperawatan Indonesia kondisi pasien
membaik dari sebelumnya tetapi belum sembuh total ditandai dengan
kadar glukosa dalam darah membaik, lelah menurun, pusing menurun,
rasa haus menurun.
2) Risiko disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan
hiperglikemia (D.0167) belum teratasi. Dengan hasil evaluasi dimana
Ny. N mengatakan kesemutan di ekstremitas berkurang, kebas di kaki
berkurang, tekanan darah : TD : 130/70 mmHg. Sesuai standar luaran
keperawatan Indonesia kondisi pasien membaik dari sebelumnya
tetapi belum sembuh total ditandai dengan sirkulasi arteri membaik,
tekanan darah membaik.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111) teratasi. Dengan hasil evaluasi Ny. N mengerti dengan
penkes yang disampaikan. Sesuai standar luaran keperawatan
Indonesia kondisi pasien membaik dari sebelumnya ditandai dengan
perilaku sesuai anjuran membaik dan perilaku sesuai dengan
pengetahuan membaik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang studi kasus asuhan keperawatan pada
pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan penerapan Diabetes Self Care Activities
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Singkawang Barat 1, maka dapat
disimpulkan:
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada kedua partisipan didapatkan
hasil pada Ny.N usia 53 tahun meliputi: klien mengatakan sering merasa
lelah, sering merasa haus, sering kencing pada malam hari yang
menyebabkan klien sering terbangun dan sulit tidur, kesemutan di
ekstremitas, pengelihatan kabur, sering merasa pusing, kulit di sekitar kaki
klien tampak kering, kadar glukosa darah klien diatas rentang normal.
Hasil pengkajian pada Ny.Y usia 50 tahun meliputi: klien mengatakan
sering merasa kesemutan di ekstremitas, kebas pada ekstremitas bawah,
kepala terasa pusing, tengkuk terasa sakit. Klien juga mengatakan nafsu
makan kurang, pandangan kabur, sering merasa lelah saat banyak
beraktivitas, sering merasa haus, sering kencing dan urine kadang-
kadang berbusa, kadar glukosa darah klien diatas rentang normal.
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang muncul pada kedua responden yaitu:
a) Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0027) b.d Resistensi Insulin
b) Defisit Pengetahuan (D.0111) b.d kurang terpapar informasi
c) Gangguan Pola Tidur (D. 0055) b.d Kurang Kontrol Tidur
d) Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer (D. 0167) d.d Hiperglikemia
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperarawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
intervensi dibuat menggunakan acuan standar luaran keperawatan Indonesia
(SLKI) dan standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI) yang telah

125
126

ditetapkan oleh PPNI. Intervensi diberikan dalam waktu 12 x 8 Jam sesuai


dengan diagnosis keperawatan yang muncul yang terdiri dari tujuan, kriteria
hasil, intervensi.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Peneliti juga melaksanakan implementasi selama 12 hari sejak
tanggal 3 – 8 April 2023 dan tanggal 10 –15 April 2023. Dengan
memperhatikan beberapa aspek yang mengarah pada tujuan dan kriteria hasil
yang diinginkan oleh peneliti dan klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan. Hasil evaluasi yang dilakukan
dengan metode SOAP menemukan titik terang secara bertahap dimana
keluhan dan kadar glukosa darah klien berangsur-angsur membaik. Sehingga
tujuan dan kriteria hasil dapat terwujud sesuai dengan waktu yang ditentukan.

B. Saran
1. Bagi UPT Puskesmas Singkawang Barat 1
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan sebagai bukti nyata mengenai penerapan asuhan keperawatan dengan
kasus diabetes melitus.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
mengajar serta pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan
dengan topik asuhan keperawatan pada Diabetes Melitus bagi dosen dan
mahasiswa di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak
khususnya jurusan keperawatan singkawang.
127

3. Bagi Partisipan
Diharapkan klien dapat menerapkan 5 komponen dari diabetes self care
activities, dan juga diharapkan klien jika bingung dan ragu untuk
menanyakan ke tenaga ahli (perawat atau dokter), supaya tidak ada
kesalahan dalam penanganan penyakit.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
penelitian serupa, selain itu agar dapat meningkatkan referensi ilmiah dibidang
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Dharma, K.K. (2015). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Penerbit


buku kesehatan.
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., & Murr, A.C. (2019). Nursing Care Plans :
Guidelines For Individualizing Client Care Across The Life Span (Issue
Edisi 10). F.A. Davis Company.
Federation, I.D. (2021). IDF Diabetes Atlas Tenth Edition 2021. International
Diabetes Federation.
Info BPJS Kesehatan. (2020). Implementasi prolanis di masa pandemi covid-19
(Media Info BPJS Kesehatan 1 edisi 100)
Iriani, T., et al. (2018). Efektivitas Peer Group Diabetes Self Care Education
terhadap Diabetes Self Care Activities Pasien DM. Jurnal Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (JPPNI). 2(1).
Lewis, S.L., Dirksen, S.R., Heitkemper, M.M., & Bucher, L. (2014). Medical
Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems.
(Edisi 9). Elsevier.
Megayanti, S., Yulia Y,. & Maria R. (2019). Korelasi Diabetes Self Care, Score
Pedis Dan Kontrol Glikemik Pada Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan
Indonesia. 22(2).
Nasution, F., Andilala, A., & Siregar, A. A. (2021). Faktor Risiko Kejadian
Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmu Kesehatan. 9(2).
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2019. Standar Luaran
keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018. Standar Diagnosis
keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017. Standar Intervensi
keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Putra, J., Rahayu E., & Shalahuddin I. (2021). Self Care For Patients With
Diabetes Mellitus Complementary Diseases of Hypertension in Public
Health Center. Jgk, 13(1).
Putri, D.S., Erlangga G.Z.N. (2020). Senam Kaki Diabetic Sebagai Upaya
Peningkatan Self Care Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit
Mardirahayu Kudus. Jurnal Pengabdian Kesehatan , 3(2).
Riskesdes. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes)
Saumika, M., Amarasekara T., & Jayasekara R. (2019). Diabetes Self-Care
Activities and Glycaemic Control among Adults with Type 2 Diabetes in
Sri Lanka: A Cross-Sectional Study. Journal of Biosciences and
Medicines), 7(5).
Silva, T., et al (2021). Effect in self-care behavior and difficulties in coping
with diabetes during the COVID-19 pandemic. Journal of Biosciences and
Medicines), Revista Mexicana de Endocrinologia, Metabolismo y
Nutricion 8(1).
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner &
Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing Volume 1 (Hilarie
Surrena (ed.); twelfth ed).
Subiyanto, Paulus. (2019). Diabetes Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin.: Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Timby, B. K., & Smith, N. E. (2010). Introductory Medical-Surgical Nursing
(10th Ed). Lippincott Company.
World Heath Organization. (2022). Noncommunicable Diseases.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicabe-
diseases#:~:text=Key%20facts,%2D%20and%20middle%2Dincome%20c
ountries.
Lampiran 1

SURAT PENGAMBILAN DATA AWAL


Lampiran 2

SURAT BALASAN PENGAMBILAN DATA AWAL


Lampiran 3

SURAT IZIN PENELITIAN


Lampiran 4

SURAT BALASAN PENELITIAN


Lampiran 5

DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Ny N mengecek kadar glukosa darah menggunakan glukometer

2. Melakukan Penkes Pada Ny.Y


3. Pemeriksaan TTV pada Ny.Y

4. Ny Y mengecek kadar glukosa darah menggunakan glukometer

5. Melakukan Penkes Pada Ny.Y


Lampiran 6

ANGKET BIODATA RESPONDEN

PETUNJUK PENGISIAN:

Berikan tanda silang (x) pada kotak pilihan sesuai dengan kondisi sebenarnya pada anda

A. Pasien

1) Inisial : ..........
2) Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
3) Usia : ........tahun
4) Status perkawinan : Kawin Belum kawin
Duda/janda
5) Pendidikan : Tidak Sekolah SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
6) Pekerjaan : PNS/TNI/Polri Wiraswasta

Petani Tidak Bekerja

7) Lama menderita DM :.......bulan Lama menderita DFU: .......bulan


B. Keluarga (informal caregiver)
1) Inisial : ..........
2) Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
3) Usia : ........tahun
4) Status perkawinan : Kawin Belum kawin
Duda/janda
5) Hubungan dgn pasien : Suami/istri Orang tua Anak
Saudara Kandung Keluarga lain
8) Pendidikan : Tidak Sekolah SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
6) Tempat tinggal : Bersama pasien Tidak dengan pasien
7) Pengalaman merawat
Pasien Ulkus diabetikum : Pernah Tidak pernah
8) Pekerjaan : PNS/TNI/Polri Wiraswasta

Petani Tidak Bekerja


C. Pemeriksaan Fisik Pasien (DOENGES)
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala:
Tanda:
2. Sirkulasi
Gejala:
Tanda:
3. Integritas ego
Gejala:
Tanda:
4. Eliminasi
Gejala:
Tanda:
5. Makanan/ cairan
Gejala:
Tanda:
6. Neurosensori
Gejala:
Tanda:
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala:
Tanda:
8. Pernapasan
Gejala:
Tanda:
9. Keamanan
Gejala:
Tanda:
10. Seksualitas
Gejala:
ANALISA DATA
NAMA :
UMUR :
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NAMA :
UMUR :
NO TGL/WAKTU DIAGNOSIS NAMA JELAS TERATASI
KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN
NAMA :
UMUR :
DIAGNOSIS TUJUAN / INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
IMPLEMENTASI
NAMA :
UMUR :
NO TGL/WAKTU INTERVENSI RESPON PARAF

EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA :
UMUR :
NO WAKTU EVALUASI (SOAP) PARAF
Lampiran 7

DIABETES SELF-CARE ACTIVITIES ( DSCA )

KEGIATAN PERAWATAN DIRI DIABETES

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menanyakan tentang kegiatan perawatan diri pasien diabetes
selama 7 hari terakhir. Jika anda menjadi sakit selama 7 hari terakhir, pikirkan kembali 7 hari terakhir
bahwa anda tidak sakit

POLA 0 1 2 3 4 5 6 7
1. Rata-rata dalam satu bulan terakhir, berapa hari dalam satu
MAKAN
minggu Anda merencanankan pola makan/diet?
2. Berapa hari dalam 7 hari terakhir anda makan buah dan sayuran ?
3. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda mengkonsumsi makanan
berlemak tinggi (daging sapi, kambing, babi, makanan cepat saji) atau
produk olahan susu (keju,krim, yogurth, mentega)?
4. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda mengatur pemasukan makanan
yang mengandung karbohidrat (nasi,roti,mie,jagung,singkong)?
5. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda mengikuti pola makan yang
sehat?
6. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda makan makanan selingan
/cemilan yang mengandung gula (seperti kue, biskuit, coklat, es krim)?

LATIHAN FISIK (OLAHRAGA) 0 1 2 3 4 5 6 7


7. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda melakukan aktivitas fisik
(misalnya mencuci, menyapu, mengepel, menjemur) setidaknya 30
menit?
8. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda mengikuti sesi latihan khusus
(renang, berjalan, bersepeda) selain dari apa yang anda lakukan di
sekitaran rumah atau apa yang menjadi bagian dari pekerjaan anda?

MINUM OBAT 0 1 2 3 4 5 6 7
9. Berapa hari dalam 1 minggu terakhir Anda minum obat diabetes yang
disarankan untuk anda?
10. Apakah anda menggunakn insulin? Jika Ya, berapa hari dalam 7 hari
terakhir Anda menggunakan insulin yang disarankan untuk anda ?

MONITORING GULA DARAH 0 1 2 3 4 5 6 7


11. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda mengecek gula darah Anda
sesuai dengan waktu yang disarankan oleh tenaga kesehatan Anda?
12.
a. Jika Anda menggunakan insulin, berapa hari dalam 7 hari terakhir
anda mengecek gula darah anda?
b. jika anda tidak menggunakan insulin. Dalam tiga bulan terakhir,
berapa kali anda mengecek gula darah secara rutin?

PERAWATAN KAKI 0 1 2 3 4 5 6 7
13. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda memeriksa kaki Anda ?
(Ti
14. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda memeriksa bagian dalam sepatu
Anda? da
15. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda mengeringkan sela-sela jari k)
setelah dicuci?
16. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda menggunakan alas kaki saat
keluar rumah ?
17. Berapa hari dalam 7 hari terakhir Anda menggunakan pelembab atau
lotion pada kaki Anda?

Keterangan:
Favourable Unfavourable
Hari ke -0 : Skor 0 Hari ke-0 : Skor 7
Hari ke -1 : Skor 1 Hari ke -1 : Skor 6
Hari ke -2 : Skor 2 Hari ke -2 : Skor 5
Hari ke -3 : Skor 3 Hari ke -3 : Skor 4
Hari ke -4 : Skor 4 Hari ke -4 : Skor 3
Hari ke -5 : Skor 5 Hari ke -5 : Skor 2
Hari ke -6 : Skor 6 Hari ke -6 : Skor 1
Hari ke-7 : Skor 7 Hari ke -7 : Skor 0

Kategori berdasarkan Cut Off Point (COP):


Skor >64,87, maka prilaku self care baik
Skor <64,87, maka prilaku self care tidak baik
Lampiran 8
PEMBERITAHUAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :......................................

Alamat :......................................

Umur :......................................

Dengan sesungguhnya (setuju/tidak*) untuk berpartisipasi dalam


penelitian tentang “Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II Dengan Penerapan Diabetes Self Care Activities di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Singkawang Barat 1 Kota Singkawang Tahun 2023”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan merugikan atau


berakibat negatif bagi status kesehatan saya/keluarga saya, sehingga saya
akan berpartisipasi dengan baik sebagai partisipan penelitian serta
memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam pengisian kuisoner.

Dengan pernyataan tersebut diatas saya (bersedia/tidak bersedia*)


menjadi partisipan dalam penelitian.

Keterangan :*Coret yang tidak perlu

Singkawang, 2023

Partisipan

(.........................................)
Lampiran 9

Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Pembahasan : Diabetes Self Care Activities pada Pasien Diabetes Melitus
Sasaran : Pasien diabetes melitus
Hari/Tanggal :-
Jam/Waktu :-
Tempat : Di Rumah Pasien Diabetes Melitus
Penyuluh : Dina primasari

A. Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampirkan/dilampirkan)


1. Perencanaan pola makan untuk DM
a. Yang harus diperhatikan tentang makanan adalah:
 Hitung jumlah karbohidrat seperti di Nasi, Roti, buah-buahan,
produk susu, makanan manis dll.
 Baca label makanan - sehat (atau tidak sehat)
 Ukur setiap porsi. Anda tahu berapa banyak yang harus Anda
makan dan jangan berlebihan.
 Kembangkan rencana makan. Temukan rencana makan yang cocok
untuk Anda.
 Cegah gula darah tinggi atau rendah. Gula tinggi pandangan
buram, sakit kepala atau merasa lelah. Gula rendah merasa goyah,
berkeringat, lemah dan pusing, atau memiliki detak jantung
yang cepat.
 Tentukan gol untuk makan sehat - Membuat rencana yang cocok
untuk Anda dan sesuai dengan gaya hidup Anda
b. Makanan sehat
 Karbohidrat; (45%-65% dari total kebutuhan kalori)
seperti roti gandum
 Serat; seperti biji-bijian, buah- buahan dan sayuran
 Protein tanpa lemak; (10%-20% dari total kebutuhan
kalori)seperti ayam(tanpa kulit) atau ikan
 Banyak sayuran; terutama yang hijau dan berdaun
 Lemak yang sehat untuk jantung; (20%-25% dari total
kebutuhan kalori)
 seperti minyak zaitun, kacang tanah, kacang almond
c. Prinsip Pengaturan Diet DM
 Jumlah
Berapa banyak jumlah kalori yang harus dipenuhi oleh tubuh kita
 Jenis
Makanan apa saja yang sesuai dengan anda dan gaya hidup anda
 Waktu
Atur jadwal makan dan makanan yang dimakan
2. Akifitas fisik untuk DM
Tingginya kadar gula darah dalam tubuh di akibatkan oleh aktivitas
fisik yang kurang. Aktivitas fisik secara rutin dapat meningkatkan
rasa nyaman, menurunkan stress dan kecemasan, meningkatkan
tekanan darah, menurunkan kolestrol dan menurunkan kadar gula
darah.
a. Tips Berolahraga Bagi Penderita Diabetes
1) Di Rumah
a) Jalan dan bermain dgn binatang peliharaan
b) Merapikan taman
c) Membersihkan rumah
d) Angkat beban, mengelilingi ruangan sambil nonton TV,
baris-berbaris.
2) Di Kantor
a) Jalan setelah makan siang
b) Senam di kursi
c) Naik tangga
d) Berdiri saat menelpon, membaca, ngobrol berhadapan
bersama teman
3) kegiatan luar
a) Menari
b) Senam thi chi
c) Jalan setelah makan malam
d) Parkir motor jauh dari pintu masuk

3. Pengobatan untuk DM
Orang dengan diabetes perlu minum obat untuk membantu menjaga
kadar gula darah (glukosa) tetap stabil. Diabetes meningkatkan risiko
terhadap penyakit lainnya seperti : jantung, ginjal dan stroke.
a. Obat- Obatan Yang Perlu Di Konsumsi
1) Insulin; hormon yang membantu tubuh Anda
menggunakan atau menyimpan makanan (karbohidrat)
yang anda makan untuk energi
2) Obat-obatan yang membantu tubuh anda melepaskan
atau menggunakan insulin dengan lebih baik. Seperrti:
sulfonylurea, glibenclamide, metformin dan lain-lain.
3) Anti-hipertensi, yang menurunkan tekanan darah
4) Statin, yang menurunkan kolesterol
5) Aspirin, yang menurunkan risiko serangan jantung
6) Vaksinasi, termasuk influenza dan pneumonia,
yang membantu anda tetap sehat
b. Tips pengobatan
1) Jangan lupa - Untuk memastikan anda minum obat pada
waktu yang tepat setiap hari, gunakan waktu untuk kegiatan
sehari- hari lainnya (seperti menggosok gigi atau makan
sarapan), atau atur ponsel anda atau jam alarm untuk
mengingatkan Anda.
2) Putar area suntikan anda - Jika Anda menyuntikkan insulin,
putar area suntikan setiap hari dari bagian lemak di lengan atas
anda ke paha luar ke bokong ke perut. Jika tidak, anda bisa
mendapatkan benjolan di bawah kulit, sehingga lebih sulit
bagi tubuh anda untuk menyerap insulin
4. Pemeriksaan rutin pada penderita DM
a. Yang harus anda pelajari adalah
1) Cara menggunakan meter gula darah.
2) Obat-obatan yang membantu tubuh anda melepaskan
Kapan memeriksa gula darah anda dan apa artinya hasil
angka-angka tersebut.
3) Apa yang harus dilakukan ketika hasilnya berada di luar
batas normal.
4) Cara mencatat hasil gula darah anda.
b. Prosedur pemeriksaan gula darah
1) mencuci tangan
2) pasang stik GDA pada alat glaukometer
3) menghidupkan alat glaukometer
4) mengurut jari yang aka ditusuk denga kapas alkohol
5) desinfesi jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
6) Menusukkan lanset di jari tangan pasien, dan biarkan
darah mengalir secara spontan
7) Tempatkan ujung strip tes glukosa darah (bukan diteteskan
) secara otomatis terserap ke dalam strip
8) Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas
alkohol.
9) Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang
tertera pada monitor.
10) Keluarkan strip tes glukosa dari alat monitor
11) Matikan alat monitor kadar glukosa darah
12) Membereskan alat.
13) Mencuci tangan.
14) Dokumentasi : catat hasil pada buku catatan
5. Perawatan kaki pada pasien DM
a. Tujuan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
1) Meningkatkan kebersihan kaki
2) Mencegah trauma dan infeksi kaki
3) Meningkatkan kelancaran peredarahan darah pada kaki
4) Memberikan perasaan segar dan nyaman
5) Meningkatkan derajat kesehatan
b. Akibat kaki diabetik jika tidak dirawat dengan baik
1) Terjadi gangguan pembuluh darah, seperti :
a) Rasa nyeri pada waktu istirahat dan malam hari
b) Sakit pada telapak kaki setelah berjalan
c) luka sukar sembuh
2) Resiko terjadi infeksi
3) Berkurangnya perasaan pada kedua kaki
4) Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi
c. Cara perawatan kaki diabetes
1) Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersi dan sabun mandi
2) Berikan pelembab/ body lotion pada daerah kaki yang kering
agar kulit tidak menjadi retak, tapi jangan di sela-sela jari kaki
karena akan lembab dan dapat menimbulkan jamur
3) Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki,
tidak terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku
tidak tajam
4) Pakai alas kaki, sepatu dan sendal untuk melindungi kaki agar
tidak terjadi luka
5) Gunakan sepatu atau sendal dengan baik, sesuai dengan
ukuran dan enak untuk dipakai dengan ruangan sepatu yang
cukup untuk jari- jari
6) Periksa sepatu sebelum diapakai, apakah ada kerikil/ benda
benda tajam seperti jarum dan duri
7) Bila adal luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau
kassa bersih
8) Periksalah apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke dokter
bila kaki mengalami luka
9) Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi

B. Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluhan Sasaran

1 menit Pembukaan:  Memberi salam  Menjawab salam


 Salam  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Perkenalan  Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Tujuan penyuluhan

10 menit Menjelaskan materi  Memberikan materi  Menyimak dan


secara sistematis Diabetes Self Care mendengarkan
Activities pada Pasien
Diabetes Melitus

7 menit Evaluasi:  Memberikan kesempatan  Tidak memberikan


Tanya jawab pada pasien dan anggota pertanyaan
keluarga
Untuk bertanya
 Memberikan kesempatan
pasien dan anggota
keluarga untuk
memberikan kesimpulan
dari materi yang
disampaikan

2 menit Penutup:  Membacakan kesimpulan  Mendengarkan


Kesimpulan materi kepada pasien dan  Mendengarkan
anggota keluarga  Menjawab salam
 Mengucapkan terima
kasih atas peran serta
pasien dan anggota
keluarga
 Mengucapkan salam
penutup
C. Evaluasi

1. Evaluasi Struktural
a) Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang
dijadwalkan
b) Penyelenggaraan dilaksanakan di rumah pasien
c) Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) aSasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b) Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai
acara berakhir
c) Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

No Evaluasi Lisan Respons Nilai


Audiens
1. Perencanaan pola makan untuk DM

2. Aktifitas fisik untuk DM

3. Pengobatan untuk DM

4. Pemeriksaan rutin pada penderita DM

5. Perawatan kaki pada pasien DM

D. Metode
1.Ceramah
2.Tanya Jawab

E. Media
1.Leaflet
Lampiran 10

LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai