Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN


DIABETES MELITUS DI RUANG WIJAYA
KUSUMA RS IBNU SINA GRESIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Klinik Keperawatan
Penyakit Dalam (PKL) Kode MK KLD020

Oleh :

MAYAFIKA HANIFATUL I.
151811913097

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA

2020
KARTU TANDA MAHASISWA

ii
LEMBAR
PERSETUJUAN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN DIABETES MELITUS DI RUANG


WIJAYA KUSUMA RS IBNU SINA GRESIK

MAYAFIKA HANIFATUL ILMI


151811913097

Laporan Praktik Klinik Keperawatan Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Mellitus ini telah disetujui

Oleh :

Pembimbing

iii
Ns. Hafna Ilmy Muhalla, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep. M.B.
NIP.197812202006042026

Menegetahui,
Ketua Program Studi
Diploma III Keperawatan
Fakultas Vokasi Universutas Airlangga

Dr. Joni Haryanto, S.Kp.,M. Si


NIP. 1196306081991031002

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan

AsuhanKeperawatanNy.NdenganDiabetesMellitusdiRuang Wijaya

Kusuma Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik .

Penulisan Asuhan Keperawatan ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk Praktik Klinik Keperawatan

Program Studi D-III Jurusan Keperawatan Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga. Asuhan Keperawatan ini terwujud atas

bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapanterimakasihkepada:

1. Dr. Lestari Sudaryanti, Dr.,Mkes selaku Koordinator Program Studi

Diploma III Keperawatan

2. Ns. Hafna Ilmy Muhalla, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep.

M.B.selaku penguji bimbingan Praktik Klinik Keperawatan

DIII Keperawatan Fakultas Vokasi

Akhir kata, penulis berharap Tuhan yang Maha Esa berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.

Gresik,22April 2020

iv
DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL........................................................................................................i
KARTU TANDA MAHASISWA..................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4


2.1 Konsep Dasar Medis...............................................................................................4
2.2 Konsep Dasar Keperawatan..................................................................................10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................17


3.1 Hasil .......................................................................................................................17
3.1.1 Pengkajian Keperawatan.....................................................................................17
3.1.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................23
3.1.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................................25
3.1.4 Implementasi Keperawatan.................................................................................28
3.2 Evaluasi Keperawatan.............................................................................................36
3.3 Pembahasan Asuhan Keperawatan.........................................................................42
3.4 Pembahasan FTO...................................................................................................42

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................44
4.1Kesimpulan..........................................................................................................44
4.2 Saran...................................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Halaman
3.1 Data pengkajian 20
keperawatan pada pasien
DM
3.2 Data pemeriksaan fisik 21
pasien DM
3.3 Data pemeriksaan 23
penunjang pasien DM
3.4 Data diagnosa 24
keperawatan pada pasien
DM
3.5 Data intervensi 25
keperawatan pasien DM
3.6 Data implementasi 28
keperawatan pasien DM
3.7 Data evaluasi 36
keperawatam pasien DM

4.1 Data Pembahasan FTO 43

vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul lampiran Halaman
Lampiran 1 Halaman judul i
Lampiran 2 Kartu tanda Mahasiswa ii
Lampiran 3 Lembar Persetujuan iii
Lampiran 4 Gambar 1 8

vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan

terapi medis secara berkelanjutan. Penyakit ini semakin berkembang dalam jumlah

kasus begitu pula dalam hal diagnosis dan terapi. Dikalangan masyarakat luas,

penyakit ini lebih dikenal sebagai penyakit gula atau kencing manis. Dari berbagai

penelitian, terjadi kecenderungan peningkatan prevalensi DM baik di dunia

maupun di Indonesia.

Menurut penelitian epidemiologi yang dilakukan di Indonesia, kekerapan diabetes di

Indonesia berkisar antara 1,4% hingga 1,6%, kecuali di dua tempat yaitu Pekajangan, suatu

desa dekat Semarang sebesar 2,3% dan di Manado yang agak tinggi 6%. Melihat tendensi

insiden diabetes secara global yang diakibatkan oleh peningkatan kemakmuran suatu

populasi, maka dapat diperkirakan dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang

jumlah pasien diabetes di Indonesia akan meningkat dengan drastis.

DM dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi yang serius pada organ

tubuh seperti mata, ginjal, jantung, dan pembuluh darah. Untuk mencegah

komplikasi yang lebih serius adalah dengan diagnosis dini DM agar dapat diberikan

intervensi lebih awal. Oleh karena itu, penulis tertarik menggali lebih dalam lagi

bagaimana cara preanalitik dan interpretasi glukosa darah untuk diagnosis Diabetes

Melitus ini.International Diabetes Federation(IDF) menyebutkan bahwa

1
prevalensiDiabetes Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai

penyebab kematian urutan ketujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka kejadian

diabetes me litus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian

diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes

mellitus. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM

di Indonesia membesar sampai 57%. Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe

2disebabkan oleh faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin,

umur, dan faktor genetik yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah

misalnya kebiasaan merokok tingkatpendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik,

kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh, lingkar pinggang dan

umur.

Diabetes Mellitus disebut dengan the silentkiller karena penyakit ini dapat

mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit

yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit

jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren,

infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang,

penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi

pembusukan. Berdasarkan data yang ada di Ruang Wijaya Kusuma Rumah Sakit

Ibnu Sina Gresik, ada pasien yaitu yang menderita Diabetes Melitus. Pasien Ny. N

mengeluh lemas,pusing dan mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus sejak 3

tahun yang lalu berobat di poli penyalit dalam tetapi tidak patuh minum obat serta

GDS terakhir 529 mg/dl.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan
keperawatan Ny.N dengan Diabetes Melitus di Ruang Ruang Wijaya
Kusuma Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik.
1.3.2 Tujuankhusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien DM
2. Menegakkan diagnosis keperawatan pada pasien DM
3. Menyusun intervensi keperawatan pada pasien DM
4. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien DM
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien DM
1.4 Manfaatpenulisan

1.4.1 Bagipenulis

Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat membantu


penulis maupun penulis lainnya untuk mengembangkan
pengetahuan,wawasannya dan menambah pengalaman nyata dalam
asuhan keperawatan pada pasien yang menderita
DiabetesMelitus.
1.4.2 BagiRuangan

Hasil penulisan karya tulis ilmiah diharapkan dapat bermanfaat bagi


Ruang Ruang Wijaya Kusuma Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik dan
menjadi masukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yaitu program kesehatan yang ada khususnyatentang
untuk Diabetes Melitus.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Medis

2.1.1 Pengertian

Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan

klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus

ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan

penyakit vaskular mikroangiopati.Walaupun pada diabetes melitus ditemukan

gangguan metabolisme semua sumber makanan tubuh kita, kelainan

metabolisme yang paling utama ialah kelainan metabolisme karbohidarat. Oleh

karena itu diagnosis diabetes melitus selalu berdasarkan tingginya kadar

glukosa dalam plasma darah. Diabetes Melitus (DM) menurut American

Diabetes Association (ADA) adalah suatu penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan

dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi beberapa organ tubuh terutama

mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.

WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di

Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun

2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Federation (IDF) pada

tahun 2009 memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0 juta pada

4
tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.

Prevalensi DM sulit ditentukan karena standar penetapan diagnosisnya

berbeda-beda. Berdasarkan kriteria American Diabetes Association tahun 2012

(ADA 2012), sekitar 10,2 juta orang di Amerika Serikat menderita DM.

Sementara itu, di Indonesia prevalensi DM sebesar 1,5-2,3% penduduk usia

>15 tahun, bahkan di daerah Manado prevalensi DM sebesar 6,1%.

Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk menegakkan

diagnosis serta memonitor terapi dan timbulnya komplikasi. Dengan demikian,

perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah komplikasi.

2.1.2 Klasifikasi

1) DM Tipe 1

Terjadi karena kerusakan sel β pankreas (reaksi autoimun). Sel β

pankreas merupakan satu-satunya sel tubuh yang menghasilkan insulin yang

berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam tubuh. Bila kerusakan sel β

pankreas telah mencapai 80-90% maka gejala DM mulai muncul. Perusakan

sel ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar

penderita DM tipe 1 sebagian besar oleh karena proses autoimun dan

sebagian kecil non autoimun. DM tipe 1 yang tidak diketahui penyebabnya

juga disebut sebagai type 1 idiopathic, pada mereka ini ditemukan

insulinopenia tanpa adanya petanda imun dan mudah sekali mengalami

ketoasidosis. DM tipe 1 sebagianbesar (75% kasus) terjadi sebelum usia 30

5
tahun dan DM Tipe ini diperkirakan terjadi sekitar 5-10 % dari seluruh kasus

DM yang ada.

2) DM Tipe 2

DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai non

insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Bentuk DM ini bervariasi

mulai yang dominan resistensi insulin, defisiensi insulin relatif sampai defek

sekresi insulin.3,4 Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin

bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel β. Akibatnya,

pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk

mengkompensasi insulin resistance. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya

defisiensi insulin relatif. Kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini.

DM tipe 2 umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Pada DM tipe 2 terjadi

gangguan pengikatan glukosa oleh reseptornya tetapi produksi insulin masih

dalam batas normal sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian

insulin.3 Walaupun demikian pada kelompok diabetes melitus tipe-2 sering

ditemukan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler

2.1.2 Etiologi

1. Diabetes Melitus tergantung insulin(DMTI)

a. Faktor Genetik

Penderita di abetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri tetapi mewarisi

suatu presdisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes

tipe 1. Kecenderungan genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki

6
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan

kumpulan gen yang bertanggung atas antigen transplantasi dan proses imun

lainnya.Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute,

autoimun Idiopatik.

b. Faktor Imunologi

Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun ini

merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal

tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya

seolah-olah jaringan asing.

2.1.3 Patofisiologi

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah

satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut : berkurangnya pemakaian

glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan kenaikan konsentrasi glukosa

darah setinggi 300 – 1200 mg/dl. Peningkatan metabolisme lemak

dari daerahpenyimpanan lemak yang terjadi metabolisme lemakyang

abnormal disertai dengan endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah

akibat dari berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.Pasien – pasien yang

mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa

plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan (karbohidrat). Pada

hiperglikemia yang para

7
8
yang melebihi ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa sebesar 160-

180 mg/100 ml), akan timbul glukosuri karena tubulus – tubulus renalis

tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan

mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai

kehilangan sodium, klorida, potassium dan pospat. Adanya poliuri

9
menyebabkan dehidrasi dan polidipsi. Akibat glukosayang keluar

bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein

negatif dan berat badan menurun serta cenderung menjadi poli fagia.

2.1.4 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang sering dijumpai pada pasien DM adalah

poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak

dapat di jelaskan. Selain itu gejala lain yang bisa dijumpai adalah

lemah, kesemutan, gatal, mata kabut, disfungsi ereksi pada pria serta

pruritus vulva pada wanita.

2.1.5 Komplikasi

Sebagai akibat terkaitnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi

suatu rangkaian reaksi dengan metabolisme glukosa didalam sel.

Retensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 disertai dengan

penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak

efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh

jaringan.Akibat

2.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan DM dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup

pasien yang menderita DM. Periode penatalaksanaan DM yaitu: a)

Jangka pendek, pada masa ini penatalaksanaan bertujuan untuk

menghilangkan keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman

10
dan tercapainya target pengendalian glukosa darah. b) angka panjang,

bertujuan untuk mencegah dan menghambat progresivitas penyulit

mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati. Tujuan akhir adalah

menurunkan morbiditas dan mortalitas DM. Tujuan tersebut dapat

dicapai dengan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat

badan dan lipid profile, melalui pengelolaan pasien secara holistik

dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku.

2.2 Konsep Dasar Keperawatan

2.2.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses

keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu Pengumpulan

data yang akurat dan sistematik akan membantu dalam menentukan status

kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan

dan kebutuhan penderita yang diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan

fisik, pemeriksaaan laboraturium serta pemeriksaan penunjanglainnya.

Demografi menggambarkan identitas klien tentang pengkajian

mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu dikaji pada penyakit status

DM. Umumnya DM karena faktor genetik dan bisa menyerang pada usia

kurang lebih 45 tahun. Alamat menggambarkan kondisi

lingkungantempat klien berada, dapat mengetahui faktor pencetus DM.

Status perkawinan gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau

lingkungan merupakan faktor pencetus DM, pekerjaan serta bangsa perlu

11
dikaji untuk mengetahui adanya pemaparan bahan yang perlu dikaji

tentang : tanggal MRS,Nomor RM.

1) Keluhan Utama

1. Nutrisi : peningkatan nafsu makan,mual,muntah penurunan

atau peningkatan berat badan, banyak minum dan perasaan

haus.

2. Eliminasi : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia,

kesulitan berkemih, diare

3. Neurosensori : nyeri kepala, parathesia, kesemutan, pada

esktremitas, penglihatan kabur, gangguan penglihatan

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Adanya kadar glukosa darah yang meningkat karena

ketidakpatuhan mengonsumsi obat secara rutin, menurunnya nafsu

makan banyak BAB cair dalam sehari, serta bantuan pada saat

berkemih ke kamar mandi, mengalami kelemahan pada fisiknya.

3) Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumya pernah mengalami Diabetes Mellitus 3 tahun yang lalu

4) Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit pada keluarga menyatakan tidak ada keluarga

yang mempunyai penyakit diabetes mellitus.

5) Riwayat Psikososial

Meliputi informasi menegnai perilaku, perasaan dan emosi yang

12
dialami penderita sambungan dengan penyakitnya serta tanggapan

keluarga terhadap penyakit penderita.

6) Pola Fungsi Kesehatan

1. Polapersepsi

Pola persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap penyakitnya

tentang ketidakstabilan kadar glukosa darahnya serta

ketidakpatuhan mengonsumsi obat.

2. Pola Nutrisi

Pola nutrisi pasien menggambarkan pada saat klien menghadapi

penyakitnya ini.

3. Pola Eliminasi

Data eliminasi untuk buang air besar (BAB) pada klien diabetes

mellitus tidak ada perubahan yang mencolok. Sedangkan pada

eliminasi buang air kecil (BAK) akan dijumpai jumlah urin yang

banyak baik secara frekuensi maupun volumenya.

4. Pola istirahat dan tidur

Sering muncul perasaan tidak enak efek dari gangguan yang berdampak

pada gangguan tidur (insomnia)

5. Pola aktivitas

Pola pasien dengan diabetes mellitus gejala yang ditimbulkan

antara lain keletihan, kelelahan, malaise, dan seringnya mengantuk

pada pagihari.

13
6. Pola Nilai dan Keyakinan

Gambaran pasien diabetes mellitus tentang penyakit yang

dideritanya menurut agama dan kepercayaannya, kecemasan akan

kesembuhan, tujuan dan harapan akan sakitnya.

7) Pemeriksanfisik

1. Status kesehatanumum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan.

2. Pemeriksaan Head to toe

a. Kepala :Wajah dan kulit kepala Bentuk muka , ekspresi

wajah gelisah dan pucat, rambut, bersih/tidak dan

rontok/tidak, ada/tidak nyeritekan.

b. : Mata kanan dan kiri simetris / tidak , mata cekung/tidak,

konjungtiva anemis/ tidak, selera ikterit/tidak, ada/tidak

sektet, gerakan bola mata normal/tidak, ada benjolan/tidak,

ada/tidak nyeri tekan, fungsi penglihatanmenurun/tidak.

c. Hidung : ada/Tidak polip, ada/tidak sektet, ada/ tidak

radang, ada/tidak benjolan, fungsi penghidubaik/buruk.

d. Telinga : Canalis bersih/kotor, pendengaranbaik/menurun,

14
ada/tidak benjolan pada daun telinga, ada/ tidak memakaialat

e. Mulut :Gigi bersih/kotor, ada/tidak karies gigi,

ada/tidak memakai gigi palsu, gusi ada/ tidak

peradangan, lidah bersih/kotor, bibirkering/lembab.

f. Leher :ada/Tidak pembesaran kelenjar thyroid,

ada/tidak nyeri tekan, ada/tidak bendungan vena

jugularis dan ada/tidak pembesaran kelenjarlimpa.

g. Thorax dan paru :Bentuk dada normal chest

simetris/tidak kanan dan kiri.Paru – paru Inspeksi :

pada paru – parudidapatkan data tulang iga

simetris/tidak kanan dankiri,

h. AbdomenInspeksi : abdomen simetris/tidak, datar

dan ada/tidak lukaAuskultasi : peristartik 25x/

menitPalpasi : ada/tidak nyeri di kuadran kiri

atas.Perkusi : suarahypertimpani.

i. Genitalia Data tidak terkaji, terpasang kateter/tidak.

15
j. Muskuluskeletal:Ekstresmitas atas : simetris/tidak,

ada/tidak odema atau lesi, ada/tidak nyeri tekan,

Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kaki kiri

simetris ada /tidak kelainan. Ada atau tidakluka.

k. Integumentum:Warna kulit, turgor kulit

baik/jelek/kering ada lesi/tidak, ada/tidak

pengurasan kulit, ada/tidak nyeritekan.

8) Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar glukosa

1) Gula darah sewaktu atau random>200mg/dl.

2) Gula darah puasa atau nuchter >140mg/dl.

3) Gula darah 2 jam PP (post prandial) >200mg/dl

2. Aseton plasma jika hasil (+)mencolok.

3. Asam lemak bebas adanya peningkatan lipid dankolesterol.

4. Osmolaritas serum (>330osm/l).

2.2.2 Diagnosa Keperawatan DM

16
1. Ketidakseimbangan kadar glukosa darah

2. Defisit perawatan diri

3. Kerusakan integritas kulit

4. Defisit nutrisi

2.2.3 Intervensi Keperawatan

Tindakan yang dilakukan seorang perawat terhadap klien yang sudah

ditegakkan diagnosanya

2.2.4 Implementasi

Merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi meliputi kegiatan

yaitu validasi, rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana,

memberikan askep dalam pengumpulan data, serta melaksanakan

advise dokter dan ketentuan RS.

2.2.5 Evaluasi

Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan rencana tentang

kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetepkan, dilakukan

dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan

(Wijaya&Putri 201)

17
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

(tgl 17 April 2020, pukul: 14.00WIB)/ Pasien 1

1) Identitas Klien

Nama :Ny.N

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Penghasilan :-

Alamat : Kebomas Gresik

MRS tgl/ jam : 16 April 2020

Ruangan : Wijaya Kusuma

No. Reg : 009973

Dx. Medis :Diabetes Melitus

2) Identitas penanggung jawab

Nama : Bp.R

Umur : 69 tahun

18
Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Penghasilan :-

Alamat : Kebomas Gresik

Hub. Dengan klien : Suami

Pengkajian (tgl 21 April 2020, pukul:13.00 WIB)/ Pasien 2

3) Identitas Klien

Nama :Tn.M

Umur : 55 Tahun

Jenis Kelamin :Laki-laki

Agama : .Hindu

Suku/ Bangsa : Sasak/Indonesia

Pendidikan :SMA

Pekerjaan :-

Penghasilan :-

Alamat : .Jl. Danau Denpasar

MRS tgl/ jam : 20 April 2020

Ruangan : Wijaya Kusuma

19
No. Reg : .2614xx

Dx. Medis : ..DM Tipe II dengan Luka Gangren

4) Identitas penanggung jawab

Nama : Tn.G

Umur : 28 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Hindu

Suku/ Bangsa : sasak /Indonesia

Pendidikan :-

Pekerjaan : wiraswasta

Penghasilan :-

Alamat : .Jl. Danau Denpasar

Hub. Dengan klien : Anak Kandung

20
a. Wawancara

Pada tabel 3.1 berikut akan diuraikan dengan rinci temuan data

wawancara pada 2 pasien .

Tabel 3.1 wawancara pasien diabetes mellitus

Item data Pasien 1 Pasien 2


Keluhan utama Badan Lemas Badan Lemas
Riwayat Px mengatakan badan terasa lemas , Px mengeluh badan terasa lemas, lapar, luka

Penyakit pusing sejak 3 hari yang lalu, buang air di kaki tidak kunjung sembuh. Luka gangren

Sekarang besar cair 5 kali dalam sehari, serta jika ditelapak kaki dengan luas luka 3x3 cm,

ke kamar mandi harus di bantu oleh kedalaman luka ½ cm , luka berwarna

anaknya karena badan lemah. Pada 16 kemerahan dan terdapat pus. Keluarga Tn.M

April 2020 pasien berobat ke poli dalam sering dijaga oleh istrinya. Anak-anaknya

RS Ibnu Sina Gresik kemudian pasien bergantian menjaga Tn.M

menjalani rawat inap di Ruang WK


Riwayat Px mengatakan sakit DM sejak 3 tahun Px memiliki riwayat kencing manis sejak 2

Penyakit Dahulu lalu , pasien berobat rutin dipuskesmas, tahun ,yang lalu pasien dirawat dirumah sakit

mendapatkan terapi metfrmin dan karena penyakit kencing manis. Pasien di

glimipirid . Anak px mengatakan rawat selama 6 hari

terkadang pasien lupa meminum obat

rutinnya
Riwayat Dari pihak keluarga pasien tidak ada Px mengatakan bahwa keluarganya tidak ada

Penyakit yang menderita penyakit DM seperti yang memiliki riwayat penyakit keturunan

Keluarga pasien.
b. Pemeriksaan fisik

Pada tabel 3.1 berikut akan diuraikan dengan rinci temuan data

21
wawancara pada 2 pasien.

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Pasien Diabetes Mellitus

Pasien 1 Pasien 2
Kepala rambut lurus, rambut hitam terdapat uban, I : Kebersihan rambut dan kulit baik , tidak lesi di
danberambut tebal.Rambut tertata rapi kulit kepala
P: tidak ada rasa nyeri tekan , tidak teraba adanya
benjolan dan massa

Mata konjungtiva tidak anemis, dilatasi pupil normal, I: Bentuk simetris, sklera putih, konjugtiva
anemis, pergerakan bola mata terkoordinir
reflek pupil baik P: Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya
massa

Hidung normal dan simetris, tidak terdapat lesi. I: Bentuk simetris, kebersihan cukup, tidak
terdapat kelainan septum nasal
P: Tidak teraba nyeri tekan dan tidak teraba
adanya massa

Mulut mulut bersih , tidak ada gigi palsu, gigi rapat Mukosa lembab, gigi lengkap, kebersihan gigi
berwarna putih kekuningan, mukosa bibir cukup, tonsil tidak membesar
lembab.

Telinga kedua lubang telinga bersih tidak ada cairan Bentuk simetris, tidak terdapat serumen.

Kebersihan cukup
Leher tidak ada benjolan (tidak terdapat pembesaran Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
vena jugularis ) pembesaran kelenjar limfe, tidak pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan dan tidak
teraba massa dan reflex menelan baik

Thorax I: simetris , tidak ada pertumbuhan rambut I: Bentuk dada simetris , tidak terdapat
P: tidak ada nyeri tekan, dada simetris retraksi intercostae, tidak terdapat lesi
P: suara sonor P: tidak teraba adanya masa dan nyeri tekan
Jantung
A:suara tracheal, bronkial, bronko vesikuler
P: dullness, paru sonor
A: Jantung S1, S2 reguler , Paru vesikuler

Abdomen I: warna kulit sawo matang , warna kulit merata, I: Bentuk simetris, tidak ada lesi
tidak terdapat bekas luka A: Bising usus 12 kali per menit
A: peristaltik usus 38 kali permenit, terdengar P: .Tidak teraba adanya massa atau bejolan
P: Terdengar suara tympani
jelas
P: terdengat timpani disemua kuadran

P: tidak ada nyeri tekan. Tidak terdapat edema,

22
tidak terdapat massa.

Genetalia genetalia pasien normal, tidak ada luka Genetalia pasien normal, tidak ada luka
Ekstremitas Atas : Atas : tidak ada edema, pergerakan baik,
Kanan:tangan kanan dan
Kiri : dapat digerakkan secara leluasa. Kekuatan tidak terdapat lesi, tidak ada sianosis perifer
otot 5. Tangan kiri terpasang infus NaCl 0,9 %
20 tpm Kekuatan otot baik, tonus otot menurun

Bawah: kedua telapak kaki kanan dan kiri tidak Bawah : tidak ada edema , pergerakan baik,
terjadi kelemahan, anggota gerak lengkap, tidak
terdapat edema tidak terdapat lesi, tidak ada sianosis perifer,

gangren pada telapak kaki kanan dengan luas

3x3 cm, serta terdapat pus

c. Pemeriksaan penunjang

Pada tabel 3.1 berikut akan diuraikan dengan rinci temuan data

wawancara pada 2 pasien.

Tabel 3.3 Pemeriksaan Penunjang pasien diabetes mellitus

Pasien 1

No Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan


1. Hemoglobin 12,5 Mg/dL 75-140
2. Eritrosit 3,79 M/uL 3,9-5,5
3. Gds 529 Mg/dL <200
4. Leukosit K/uL 4.0-10.000
Tabel 3.3 Pemeriksaan Penunjang pasien diabetes mellitus

Pasien 2

No. Pemeriksaan Satuan Nilai rujukan


1. Gds 400 mg/dl 80-200
2. Na+ 138 135-150
3. K+ 4,3 3,5-5,0
4. Cl- 96 95-110
5. WBC 14,03 4,60-10,2

23
6. RBS 3,42 3,80-6,50
7. HGB 10 11,5-18,0
8. HCT 27,3 37,0-54,0
9. PLT 510 150-400
10. Albumin 3,1 3,4-5

3.1.2 Diagnosis Keperawatan

Tabel 3.4 Diagnosis Keperawatan pada Pasien Diabetes Mellitus

Pasien 1/ 17 April 2020 Pasien 2/ 21 April 2020


Dx 1 Dx 1

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Kerusakan integritas kulit b.d Neuropati perifer

Kurang patuh pada rencana manajemen diabetes ditandai dengan :

ditandai dengan : DS :

DS : - Px mengatakan luka di kaki tidak kunjung

- Pasien mengatakan lemas dan pusing sembuh serta merasa kesemutan

- Pasien mengatakan buang air besar cair 5x - Px mengatakan luka melebar

- Pasien mengatakan nafsu makan berkrang, DO :

hanya habis setengah porsi dari diet RS - Tampak luka gangren ditelapak kaki dan

- Pasien mengatakan mempunyai riwayat lebar 3x3 cm dengan kedalaman luka ½

DM 3 tahun lalu cm

- Anak pasien mengatakan pasien kontrol - Luka tampak kemerahan dan terdapat pus

rutin di puskesmas, namun sering lupa - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB :

untuk meminum obat 160 , N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 400

DO : mg/dl

- GDS 529 mg/dl Dx 2

24
- Pasien tampak lemas Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan mengabsorpsi

- Pasien tampak lemah nutrien

- TD 100/70 mmHg , S : 37,4 , N 88x/menit, DS :

RR : 22x/menit - Px mengatakan badan lemas disertai lapar

Dx 2 - Px mengatakan suka makan roti dan apel

Defisit Perawatan Diri b.d Kelemahan fisik ditandai pada malam hari

dengan : DO :
DS : - Px tampak lemas
- Pasien mengatakan badan lemah
- Px terlihat sering makan roti dan apel di
- Anak pasien mengatakan untuk mandi, makan
malam hari
dan minum perlu dibantu oleh dirinya
Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m, BB : 58 , TB : 160 ,
DO :
N : 88x/m , Td : 130/80, GDA : 400 mg/dl
- Pasien terlihat lemah

- TD : 100/70 mmHg, S : 37,5

N : 90x/menit, RR : 22x/menit

GDA : 529 mg/dl

3.1.3 Intervensi Keperawatan

Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan pada Pasien Diabetes Mellitus

Pasien 1 / 17 April 2020 Pasien 2 / 21 April 2020


Dx 1 Dx 1

25
Observasi Obsevasi

- Identifikasi kemungkinan penyebab - Monitor ttv


hiperglikemia - Identifikasi penyebab gangguan integritas
- Monitor kadar glukosa darah
kulit
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
- Identifikasi luas dan kedalam luka
(kelemahan,sakit kepala)
- Monitor karakteristik luka dan tanda-tanda
- Monitor intake dan output cairan
infeksi
Terapeutik
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Ubah posisi kaki tiap 2 jam
- Konsultasi dengan dokter jika tanda dan gejala
- Lepaskan balutan dan plester
hiperglikemia semakin memburuk
- Bersihkan dengan cairan NaCl
Edukasi
- Bersihkan jaringan nekrotik
- Anjurkan makan sedikit namun sering
- Pasang balutan sesuai jenis luka
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
- Ganti balutan sesuai jumlah eksudat
mandiri
- Berikan perawatan luka setiap hari
- Ajarkan pengelolaan diabetes (penggunaan

insulin, obat oral) Edukasi

Kolaborasi - Jelaskan tanda dan gejala infeksi

- Kolaborasi dengan dokter pemberian injeksi - Anjurkan mengkonsumsi makanan

novorapid dan cairan IV Tinggi kalori dan protein

Dx 2 - Ajarkan perawatan luka secara mandiri


Observasi : Kolaborasi
- Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri
- Kolaborasi dengan dokter pemberian
dan makan
antibiotik dan inj novorapid
- Identifikasi kebiasaan BAB&BAK

26
- Monitor kadar glukosa darah Dx 2

Terapeutik Observasi :

- Dampingi dalam melakukan perawatan diri - Identifikasi penyebab hiperglikemia


sampai mandiri - Monitor GDA
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
melakukan perawatan diri
( polifagia dan kelemahan)
- Jaga privasi selama eliminasi
- Monitorketon urin, elektrolit

- Monitor intake dan output cairan


Edukasi
Terapeutik :
- Anjurkan melakukan perawatan diri secara
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan
konsisten sesuai kemampuan
gejala hiperglikemia tetap ada
- Anjurkan ke kamar mandi
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan makan sedikit namun sering
Edukasi :

- Anjurkan makan sedikit namun sering


Kolaborasi

- Kolaborasi dengan dokter pemberian injeksi


- Anjurkan monitor kadar gula darah secara

novorapid dan cairan IV mandiri

- Ajarkan pengelolaan diabetes (penggunaan

insulin , obat oral)

Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan dokter pemberian

cairan IV dan injeksi novorapid

27
3.1.4 Implementasi Keperawatan

Tabel 3.6 Implementasi Keperawatan pada Pasien Diabetes Mellitus

Tgl/jam Pasien 1 Tgl/jam Pasien 2


17,April Dx 1 21,April Dx 1

2020 - Mengidentifikasi penyebab 2020 - Mengobservasi tanda vital sign

hiperglikemia (Nadi,RR, TD)

- Memonitor tanda-tanda vital - Mengidentifikasi penyebab gangguan

- Memonitor kadar glukosa darah integritas kulit

- Memberikan cairan infus NaCl 0,9%


- Mengobservasi luas dan kedalaman

luka
- Menganjurkan injeksi novorapid
- Mengobsevasi karakteristik luka dan
secara mandiri saat sudah pasien
tanda infeksi
pulang
- Cek GDA

- Mengedukasi pasien untuk

- Menanyakan tanda gejala mengubah dan meninggikan kakinya

hiperglikemia seperti kepala pusing menggunakan bantal tiap 2 jam

dan lemas - Mengedukasi tentang tanda dan

- Menganjurkan makan sedikit namun gejala infeksi

sering

28
- Memberikan obat ceftriaxon1 gr /12 - Menganjurkan pasien mengonsumsi

jam iv makanan tinggi kalori dan protein

- Memonitor kadar glukosa darah

- Menganjurkan perawatan luka secara

mandiri

- Pemberian obat sagestam berupa

- pemberian injeksi novorapid 12 salep /tube (10 gr)

unit/SC

- Mengajarkan pengelolaan diabetes - Pemberian obat oral metformin

seperti penggunaan insulin dan obat 500gr

oral metformin

- Pemberian obat oral metformin 500mg - Memberikan cairan infus RL

- Melakukan cek GDA

- Memonitor kadar glukosa darah

- Memberikan obat ceftriaxon 1gr/12 22,April

jam iv 2020 - Mengobservasi ttv (nadi,RR, dan

TD)

- pemberian injeksi novorapid 12 - Pemberian cairan infus fladex 100 ml

unit/SC - Mengedukasi pasien untuk


18,April
mengubah posisi kaki setiap 2 jam
2020
- Memonitor tanda-tanda vital

- Memonitor kadar glukosa darah - Pemberian obat sagestam berupa

29
- Memberikan cairan infus NaCl 0,9% salep/tube (10 gr)

- Menganjurkan injeksi novorapid

secara mandiri saat pasien sudah - Pemberian cairan IV metrofusin

pulang 0,5%

- Mengobservasi luka dan tanda

infeksi
23,April

2020
- Menanyakan tanda gejala

hiperglikemia seperti kepala masih

pusing dan lemas atau tidak - Mengobservasi tanda vital sign

- Menganjurkan makan sedikit namun (Nadi,RR, TD)

sering - Mengidentifikasi penyebab gangguan

- Memberikan inj ceftriaxon1 gr /12 jam integritas kulit

iv - Mengobservasi luas dan kedalaman

- Memonitor kadar glukosa darah luka

- Mengobsevasi karakteristik luka dan

tanda infeksi

- pemberian injeksi novorapid 12

unit/SC

- Mengajarkan pengelolaan diabetes - Mengedukasi pasien untuk

seperti penggunaan insulin dan obat mengubah dan meninggikan kakinya

oral metformin menggunakan bantal tiap 2 jam

30
- Pemberian obat oral metformin - Mengedukasi tentang tanda dan

500mg/24 jam gejala infeksi

21,April

2020 - Menganjurkan pasien mengonsumsi

- Memonitor kadar glukosa darah makanan tinggi kalori dan protein

- Memberikan obat ceftriaxon 1gr/12 - Menganjurkan perawatan luka secara

jam iv mandiri

- pemberian injeksi novorapid 12 - Pemberian obat sagestam berupa

unit/SC salep /tube (10 gr)

- Pemberian obat oral metformin

- pemberian injeksi novorapid 500gr

19,April 12unit/SC

2020 22,April - Memberikan cairan infus RL

- Pemberian ceftriaxon 1gr /24 jam iv 2020

- Menanyakan tanda gejala

hiperglikemia seperti kepala masih - Mengobservasi ttv (nadi,RR, dan

pusing dan lemas atau tidak TD)

- Menganjurkan makan sedikit namun - Pemberian cairan infus fladex 100 ml

sering - Mengedukasi pasien untuk

- Memberikan inj ceftriaxon1 gr /12 jam mengubah posisi kaki setiap 2 jam

iv

31
- Memonitor kadar glukosa darah - Pemberian obat sagestam berupa

salep/tube (10 gr)

- Mengajarkan pengelolaan diabetes 23,April


seperti penggunaan insulin dan obat 2020 - Pemberian cairan IV metrofusin

oral metformin 0,5%

- Pemberian obat oral metformin

500mg/24 jam - Mengobservasi luka dan tanda

- Memberikan obat ceftriaxon 1gr/12 infeksi

jam iv

- pemberian injeksi novorapid 12

unit/SC - Mengobservasi tanda vital sign

(Nadi,RR, TD)

- Mengidentifikasi penyebab gangguan

integritas kulit

- pemberian injeksi novorapid - Mengobservasi luas dan kedalaman

12unit/SC luka

- Mengobsevasi karakteristik luka dan

- Pemberian ceftriaxon 1gr /24 jam iv tanda infeksi

17,April
- Mengedukasi pasien untuk
2020
mengubah dan meninggikan kakinya

32
menggunakan bantal tiap 2 jam

18,April - Menanyakan kebiasaan BAB&BAK

2020 - Menanyakan kebutuhan alat bantu - Menganjurkan pasien mengonsumsi

kebersihan diri dan makan makanan tinggi kalori dan protein

- Menanyakan kebiasaan - Menganjurkan perawatan luka secara

BAB&BAK mandiri apabila pasien telah pulang

- Menanyakan kebutuhan alat bantu


- Pemberian obat sagestam berupa
kebersihan diri dan makan
salep /tube (10 gr)

- Pemberian obat oral metformin


- Membantu jika tidak mampu
19,April 500gr
melakukan perawatan diri
2020
- Menjaga privasi pasien selama

eliminasi Dx 2

- Mengobservasi ttv (nadi,RR, dan TD)

- Menganjurkan melakukan - Pemberian cairan infus fladex 100 ml

perawatan diri secara konsisten

sesuai kemampuan

- Menganjurkan ke kamar mandi

- Memonitor tanda-tanda vital - Mengidentifikasi penyebab

hiperglikemia
- Memberikan cairan infus NaCl
- Mengecek GDA setiap 2 jam
0,9%

33
- Mengobservasi tanda dan gejala

hiperglikemi( polifagi dan kelemahan)

- Memonitor keton urin, elektrolit


- Menanyakan kebiasaan BAB&BAK
- Mengobservasi intake dan output cairan

- Menganjurkan melakukan perawatan diri


secara konsisten sesuai kemampuan - Menganjurkan konsultasi dengan

dokter jika tanda dan gejala

hiperglikemia

- Pemberian injeksi novorapid 12 unit

- Menganjurkan makan sedikit namun

sering

- Pemberian cairan IV dan injeksi

novorapid kolaborasi dengan dokter

- Mengidentifikasi penyebab

hiperglikemia

- Mengecek GDA setiap 2 jam

- Menanyakan kepada pasien apakah

masih lemas atau tidak

34
- Memonitor keton urin, elektrolit

- Mengobservasi intake dan output cairan

- Menganjurkan konsultasi dengan

dokter jika tanda dan gejala

hiperglikemia

- Pemberian injeksi novorapid 12 unit

- Menganjurkan makan sedikit namun

sering

- Pemberian cairan IV kolaborasi dengan

dokter

Dan kolaborasi dengan ahli gizi

terkait nutrisi pasien

- Mengecek GDA setiap 2 jam

- Menanyakan kepada pasien apakah

masih lemas atau tidak

- Menyakan kebutuhan lapar sudah

terpenuhi atau belum

- Mengobservasi intake dan output cairan

35
- Pemberian injeksi novorapid 12 unit

- Menganjurkan makan sedikit namun

sering walau nantinya pasien sudah

pulang

- Pemberian cairan IV kolaborasi dengan

dokter

Dan kolaborasi dengan ahli gizi

terkait nutrisi pasien

3.1.5 Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.6 Evaluasi Keperawatan pada Pasien Diabetes Mellitus

Tanggal Pasien 1 tanggal Pasien 2


21,April Dx 1 21,April Dx1
2020 : 2020 S : - Px mengatakan luka tidak kunjung sembuh
- Px mengatakan terkadang masih - Px juga mengatakan bagian kaki yang luka sering
belum jelas penyebab hiperglikemia terasa seperti kesemutan dan luka semakin melebar
-px mengatakan sudah diberi cairan O:
infus NaCl 0,9% - Tampak luka gangren ditelapak kaki dan lebar
- px mengatakan masih agak sedikit 3x3 cm dengan kedalaman luka ½ cm
pusing dan lemas
-px mengatakan jika dirumah masih - Luka tampak kemerahan dan terdapat pus
sering lupa untuk melakukan inj - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
novorapid secara mandiri N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 400 mg/dl
O: A : masalah belum teratasi
-Ttv : S : 37,5 , N : 85x/menit , RR : - Luka tidak kunjung sembuh
22x/menit
- Px mengatakan bagian kaki yang luka merasa seperti
GDA : 500 mg/dl
kesemutan
-Pasien tampak lemas
-Berhasil dimasukkan cairan infus - Luka gangren semakin melebar 3x3 cm dan kedalam
NaCl 0,9% ½ cm
- Gda : 400 mg/dl

36
-Pasien memahami apabila harus P : Lanjutkan intervensi
melakukan inj - Rawat luka setiap hari
novorapid secara mandiri - Menganjurkan pasien mengonsumsi tinggi kalori
dan protein
A : Masalah belum teratasi - Pemberian salep sagestam/tube 10 gr
-GDA : 500 mg/dl - Mengobservasi karakteristik luka dan tanda infeksi
-pasien tampak lemas - Kolaborasi dengan dokter pemberian inj novorapid
-pasien sering lupa untuk melakukan
12 unit/sc
inj novorapid secara mandiri.
P : intervensi dilanjutkan
S : -px mengatakan sudah diberikan obat oral metformin
-kolaborasi dengan dokter pemberian
500 gr/12 jam
inj nvorapid 12 unit/SC
- Px mengatakan telah diberi cairan infus RL serta
- pemberian edukasi untuk
cairan infus fladex 100 ml
mengingatkan melakukan inj
novorapid secara mandiri - Keluarga px mengatakan bahwa px belum
melakukan ubah posisi kaki setiap 2 jam karena
masih merasa kesemutan
S: - Px mengatakan sudah diberikan obat melalui
-Px mengatakan sudah mulai penyuntikan yaitu metrofusin 0,5%/24 jam iv
mengenal tanda dan gejala O : - telah diberikan cairan infus RL dan cairan infus
hiperglikemia fladex 100 ml
-Anak px mengatakan px belum mau - Px tampak belum melakukan ubah posisi kaki setiap
untuk makan sedikit namun sering 2 jam
Px mengatakan sudah diberikan - Telah diberikan obat melalui inj selang infus ,
suntikan ceftriaxon 20mg/12 jam iv metrofusin 0,5%/24 jam iv
melalui infus - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
-px mengatakan sudah dilakukan N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 400 mg/dl
pengecekan GDA A : Masalah belum teratasi
O:
- Px tampak belum melakukan ubah posisi kaki setiap
-Ttv : S : 37,4 , N : 88x/menit, RR :
2 jam
20x/menit
GDA : 450 mg/dl - Gda : 400 mg/dl
-Px tampak lemas berkurang P : lanjutkan intervensi
- sudah dimasukkan inj ceftriaxon - Mengedukasi px untuk mengubah posisi kaki pasien
20mg/12 jam iv setiap 2 jam
A : masalah teratasi sebagian - Kolaborasi dengan dokter pemberian inj novorapid
-lemas berkurang 12 unit/sc
-GDA 450 mg/dl 22,April
P : intervensi dilanjutkan 2020 S : - px mengatakan sudah mengetahui penyebab
-kolaborasi dengan dokter pemberian gangguan integritas kulit
inj novorapid 12 unit/sc - Px mengatakan luka gangren semakin mengecil luas
dan kedalamannya serta pus berkurang
S: - Px juga mengatakan rasa kesemutan pada kaki mulai
-Px mengatakan sudah diberi terasa berkurang
suntikan novorapid - Keluarga px mengatakan bahwa px masih latihan
-Px mengatakan sudah paham dalam mengubah posisi kaki setiap dua jam
tentang penggunaan insulin dan obat - Px mengatakan sudah dilakukan rawat luka pagi tadi
oral O : - luka gangren tampak mengecil luas nya serta
-px mengatakan pusing bertambah kedalaman luka , tidak ada kemerahan
dan badan lemas - Pus didalam luka gangren tampak berkurang

37
-px mengatakan sudah meminum - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
obat metformin 500mg/24 jam N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 385 mg/dl
O:
- berhasil meminum obat metformin - Rawat luka sudah dilakukan setiap hari dengan
500mg/24jam teknik aseptic
-Ttv : S : 37,4 , N : 88x/menit, RR : A : masalah teratasi sebagian
22x/menit - Luas dan luka gangren mengecil
GDA : 500 mg/dl - Pus tampak berkurang
A : Masalah belum teratasi - Rawat luka dilakukan setiap hari
-GDA 500 mg/dl P : Lanjutkan intervensi
- pusing bertambah dan badan lemas - Melakukan cek gda setiap 2 jam
P : lanjutkan intervensi - Melakukan rawat luka setiap hari agar tidak terjadi
-kolaborasi dengan dokter pemberian nekrotik
inj novorapid 16 unit/sc dan obat oral S : -px mengatakan sudah diberikan obat oral metformin
metformin 500mg/24jam 500 gr/12 jam
- Px mengatakan telah diberi cairan infus RL serta
S: cairan infus fladex 100 ml
-px mengatakan sudah dilakukan - px mengatakan sudah melakukan ubah posisi
pengecekan GDA kaki /meninggikan setiap 2 jam
-px mengatakan sudah diberi obat - Px mengatakan sudah diberikan obat melalui
melalui selang infus ceftriaxon penyuntikan yaitu metrofusin 0,5%/24 jam iv
20mg/24jam iv - Px mengatakan telah diberi penyuntikan novorapid
-px mengatakan sudah diberikan inj 12 unit/sc
novorapid 12unit/sc O : - telah diberikan cairan infus RL dan cairan infus
O: fladex 100 ml
-sudah dilakukan cek GDA
- Px tampak belum melakukan ubah posisi kaki setiap
- sudah dimasukkan ceftriaxon
2 jam
20mg/24jam iv
-sudah dimasukkan inj novorapid 12 - Telah diberikan obat melalui inj selang infus ,
unit/sc metrofusin 0,5%/24 jam iv
- Ttv : S : 37,4 , N : 88x/menit, RR : - Telah dilakukan inj novorapid 12 unit/sc
22x/menit - Ttv : s : 37,5 , RR : 22x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
GDA : 450mg/dl N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 385mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
A : masalah teratasi sebagian - Px mengatakan sudah melakukan ubah posisi
-gda : 450mg/dl kaki /meniggikan setiap 2 jam
P : intevensi dilanjutkan - Gda : 385 mg/dl
-kolaborasi dengan dokter pemberian P : lanjutkan intervensi
inj novorapid
- Kolaborasi dengan dokter pemberian inj novorapid
23,April
12 unit/sc
S: 2020
- Px mengatakan sudah jelas
penyebab hiperglikemia
S : - px mengatakan sudah paham penyebab gangguan
-px mengatakan sudah diberi cairan
integritas kulit serta kondisi lukanya
18,April infus NaCl 0,9%
2020 - px mengatakan sudah dilakukan cek
- Px mengatakan luka gangren semakin mengecil luas
dan kedalamannya serta pus berkurang
GDA
-px mengatakan jika dirumah masih - Px juga mengatakan rasa kesemutan pada kaki mulai
sering lupa untuk melakukan inj terasa berkurang
novorapid secara mandiri - Keluarga px mengatakan bahwa px masih latihan
dalam mengubah posisi kaki setiap dua jam

38
O: - Px mengatakan sudah dilakukan rawat luka pagi tadi
-Ttv : S : 37,5 , N : 85x/menit , RR : O : - luka gangren tampak sudah kering dan semakin
22x/menit membaik,jaringan nekrotik sudah tidak ada
GDA : 400 mg/dl - Pus sudah tidak ada
-Pasien tampak lemas berkurang - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
-Berhasil dimasukkan cairan infus
N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 200 mg/dl
NaCl 0,9%
-Pasien memahami apabila harus - Rawat luka sudah dilakukan setiap hari
melakukan inj A : masalah teratasi
novorapid secara mandiri P : pertahankan kondisi klien
21,April
A : Masalah teratasi sebagian 2020
-GDA : 400 mg/dl
-pasien tampak lemas Dx 2
P : intervensi dilanjutkan S : - px mengatakan sudah diberi cairan infus fladex
-kolaborasi dengan dokter pemberian 100ml
inj nvorapid 12 unit/SC - Px mengatakan belum mengetahui penyebab
hiperglikemia pada tubuhnya
S: - Px mengatakan sudah di cek glukosa darah
-px mengatakan sudah dilakukan - Px mengatakan badan lemas dan rasa lapar
pengecekan GDA O : - px tampak lemas dan mengeluh lapar
-px mengatakan sudah diberi obat - Sudah dilakukan pengecekan gda setiap 2 jam
melalui selang infus ceftriaxon - Melakukan pengecekan keton urin dan elektrolit
20mg/24jam iv - Melakukan observasi intake dan output cairan
-px mengatakan sudah diberikan inj - Memberikan injeksi novorapid 12 unit/sc
novorapid 12unit/sc
- Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
O:
-sudah dilakukan cek GDA N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 400 mg/dl
- sudah dimasukkan ceftriaxon - Menganjurkan makan sedikit namun sering
20mg/24jam iv A : masalah belum teratasi
-sudah dimasukkan inj novorapid 16 - Px mengeluh lemas dan lapar
unit/sc - Kadar glukosa darah tidak seimbang 400 mg/dl
- Ttv : S : 37,4 , N : 88x/menit, RR : 22,April P : lanjutkan intervensi
22x/menit 2020 - Menganjurkan makan sedikit namun sering
GDA : 390 mg/dl
- Melakukan cek gda setiap 2 jam
A : masalah teratasi sebagian - Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi terkait
-gda : 390 mg/dl dengan kebutuhan nutrisi pasien dan gula darah
P : intevensi dilanjutkan pasien
-kolaborasi dengan dokter pemberian S : - px mengatakan sudah diberi cairan infus fladex
inj novorapid 100ml
- Px mengatakan mulai mengetahui penyebab
S: hiperglikemia pada tubuhnya
- Px mengatakan sudah mematuhi - Px mengatakan sudah di cek glukosa darah
sedikit makan namun sering - Px mengatakan badan mulai terasa segar walau
-px mengatakan sudah diberi cairan masih lemas , rasa lapar mulai terpenuhi
infus NaCl 0,9% O : - px tampak lebih segar dan rasa lapar mulai terpenuhi
- px mengatakan sudah dilakukan cek - Sudah dilakukan pengecekan gda setiap 2 jam
GDA - Melakukan pengecekan
-px mengatakan jika dirumah akan - keton urin dan elektrolit

39
melakukan penyuntikkan novorapid - Melakukan observasi intake dan output cairan
secara rutin - Memberikan injeksi novorapid 12 unit/sc
O: - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
-Ttv : S : 37,5 , N : 85x/menit , RR :
N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 385 mg/dl
22x/menit
GDA :200 mg/dl - Menganjurkan makan sedikit namun sering
-Pasien tampak tidak lemas A : masalah teratasi sebagian
-Berhasil dimasukkan cairan infus - Px mengatakan badan terasa lebih segar , rasa lapar
NaCl 0,9% terpenuhi
-Pasien memahami apabila harus - Kadar glukosa darah tidak seimbang 385 mg/dl
melakukan inj 23,April P : lanjutkan intervensi
novorapid secara mandiri 2020 - Menganjurkan makan sedikit namun sering
- Melakukan cek gda setiap 2 jam
A : Masalah teratasi - Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi terkait
-GDA : 200 mg/dl dengan kebutuhan nutrisi pasien dan gula darah
P : intervensi dihentikan pasien serta inj novorapid 12 unit/sc

Dx 2 S : - px mengatakan sudah diberi cairan infus fladex


S: 100ml
-px mengatakan kesusahan dalam
- Px mengatakan sudah mengetahui penyebab
BAK&BAB ke kamar mandi
hiperglikemia pada tubuhnya
-px mengatakan badan masih terasa
lemah - Px mengatakan sudah di cek glukosa darah
O: - Px mengatakan badan segar sudah tidak lemas,
-px tampak badan lemah kebutuhan nutrisi akan rasa lapar terpenuhi
A : masalah belum teratasi O : - px tampak segar dan sudah tidak lemas, rasa lapar
-px tampak lemah dan perlu dibantu sudah terpenuhi
anaknya apabila akan ke kamar - Sudah dilakukan pengecekan gda setiap 2 jam
mandi - Melakukan pengecekan keton urin dan elektrolit
P : lanjutkan intervensi - Melakukan observasi intake dan output cairan
-menanyakan kebiasaan bab&bak - Memberikan injeksi novorapid 12 unit/sc
masih dibantu anaknya atau tidak - Ttv : s : 37,6 , RR : 22x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
-membantu jika tidak mampu N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 200 mg/dl
melakukan perawatan sendiri
- Menganjurkan makan sedikit namun sering
S: A : masalah teratasi
-px mengatakan masih kesusahan Px mengatakan badan sudah tidak lemas, rasa lapar
dalam melakukan perawatan diri
secara mandiri
-px mengatakan untuk makan dan
minum juga dibantu anaknya
O:
-px tampak lemah dan masih dibantu
anaknya saat BAK ke kamar mandi
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

S:
-px mengatakan sudah perlahan ke

40
kamar mandi bisa sendiri namun
badan masih lemah
O:
-px tampak sudah mulai mandiri
dalam melakukan bak dan bab secara
mandiri walau sedikit dibantu oleh
anaknya
A : masalah teratasi sebagian
-px mulai bisa secara mandiri ke
kamar mandi sesuai kemampuan
walau terkadang dibantu anaknya
P : intervensi dilanjutkan
-menganjurkan ke kamar mandi
perlahan sesuai kemampuan tana
bantuan anaknya

S:
-px mengatakan badannya sudah
segar kembali tidah merasakan lemah
-px mengatakan jika ke kamar mandi
dan melakukan perawatan diri sudah
tidak dibantu dengan anaknya
O:
-px terlihat segar dan tidak lemah
fisik
-px sudah mampu untuk melakukan
perawatan diri sendiri tanpa bantuan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.

S:
-px mengatakan sudah diberi
penyuntikkan novorapid 12unit/sc
-px mengatakan mulai belajar makan
sedikit namun sering
-px mengatakan sudah diberi cairan
infus NaCl 0,9%
O:
-gda : 400mg/dl
-sudah diberikan cairan infus Nacl
0,9%
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-kolaborasi pemeberian inj novorapid
12unit/sc
-anjuran makan sedikit namun sering

41
3.2 Pembahasan F-T-O

N Pasien Intervensi Comparatio Outcome Teori


o. n
1. Ny. N (p/60 tahun) Pemberian Pemberian Ada tanda Diabetes
1. Ketidakstabila obat oral obat oral kadar glukosa Melitus (DM)
n kadar metformin metformin darah menurut
glukosa darah 500mg dan monitor meningkat American
2. Defisit kadar karena Diabetes
Perawatan diri glukosa ketidakpatuha Association
3. Personal Memonitor darah ialah n dalam (ADA)
hygiene
kadar 17,April manajemen adalah suatu
dengan
bantuan anak
glukosa 2020 obat penyakit
px darah Begitu metabolik
4. obat seterusnya dengan
ceftriaxon1 Memberika sampai hari karakteristik
gr /12 jam iv n obat ke 4 hiperglikemia
5. inj novorapid ceftriaxon yang terjadi
12 unit/sc 1gr/12 jam karena
6. iv kelainan
sekresi
insulin, kerja
insulin atau
kedua-
duanya.
Hiperglikemi
a kronik pada
diabetes
berhubungan
dengan
kerusakan
jangka
panjang,
disfungsi
beberapa
organ tubuh
terutama

42
mata, ginjal,
saraf, jantung
dan
pembuluh
darah.

2. Tn. M (L/55 tahun) Pemberian cairan Pemberian Ada tanda Penyakit yang akan
1. Kerusakan infus fladex 100 ml obat salep kerusakan ditimbulkan antara
integritas Mengedukasi sagestam integritas kulit lain gangguan
kulit pasien untuk diberikan tl karena kadar penglihatan mata,
mengubah posisi 21,April gula darah katarak, penyakit
2. Defisit nutrisi kaki setiap 2 jam 2020 hingga yang tidak jantung, sakit ginjal,
3. Personal Mengedukasi pasien 23,April stabil impotensi seksual,
hygine baik 2020 luka sulit sembuh dan
4. Pemberian untuk mengubah dan membusuk/gangren,
obat infeksi paru-paru,
meninggikan kakinya
sagestam gangguan pembuluh
berupa darah, stroke dan
menggunakan bantal
salep /tube sebagainya. Tidak
(10 gr) tiap 2 jam jarang, penderita DM
yang sudah parah
Mengedukasi tentang menjalani amputasi
anggota tubuh karena
tanda dan gejala terjadi pembusukan.

infeksi

43
BAB 4

PENUTUP

4.1 Simpulan

Kesimpulan dari dua kasus ini jika dilihat dari pengkajian memiliki

persamaan serta perbedaan yang menarik , dilihat dari kasus pertama dapat

disimpulkan bahwa Ny.N memiliki masalah pada tubuhnya dengan

diagnosa ketidakseimbangan kadar glukosa darah sedangkan kasus ke dua

dapat disimpulkan bahwa Tn. M dengan masalah utama kerusakan

integritas kulit karena adanya glukosa dalam darah yang meningkat . Dari

kedua kasus tersebut intervensi keduanya sama -sama memiliki persamaan

yaitu kolaborasi dengan dokter terkait pemberian injeksi novorapid

sebagai pengganti glukosa darah dalam tubuh.

4.2 Saran

Dari kedua kasus tersebut sudah sangat baik dalam melakukan penelitian

terhadap kasus yang diolah. Namun, kasus kedua tidak dijelaskan terapi

dari dokter apa saja yang diberikan, sebaiknya lebih tepat jika diberikan

terapi agar dapat mengetahui obat dan cairan apa saja didalam kasus

44
dengan diagnosa kerusakan integritas kulit. Sedangkan kasus pertama jika

dilihat dari diagnosa, intervensi serta evaluasi sudah sangat baik dan dapat

dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

Asuhan KeperawatanPada Tn. M Dengan Diabetes Tipe II + Luka Gangren di

Jalan Danau Beratan Denpasar. 2012. 25 Juni- 01 Juli. Dokumen Scribt

Noor,Restyana .2015. Diabetes Melitus Tipe 2 . Lampung : Medical Faculty .

Volume 4 (2): 93

Raharjo,Muji .2018. Asuhan Keperawatan Ny. N Dengan Diabetes Melitus di

Ruang Kirana Rumah Sakit TK III Dr. Soetarto Yogyakarta . Karya Tulis Ilmiah

( tidak diterbitkan). Program Ahli Madya Politeknik Kesehatan Yogyakarta

Tombokan,Vera. dkk. 2015. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan

Berobat Pasien Diabetes Melitus Pada Praktek Dokter Keluarga di Kota

Tomohon. Manado : Vol 5 (2) April. Artikel Penelitian

45
LAMPIRAN

46
47
48
49
50
51
52

Anda mungkin juga menyukai