Oleh :
MAYAFIKA HANIFATUL I.
151811913097
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
KARTU TANDA MAHASISWA
ii
LEMBAR
PERSETUJUAN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
Laporan Praktik Klinik Keperawatan Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Mellitus ini telah disetujui
Oleh :
Pembimbing
iii
Ns. Hafna Ilmy Muhalla, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep. M.B.
NIP.197812202006042026
Menegetahui,
Ketua Program Studi
Diploma III Keperawatan
Fakultas Vokasi Universutas Airlangga
iv
KATA PENGANTAR
AsuhanKeperawatanNy.NdenganDiabetesMellitusdiRuang Wijaya
bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapanterimakasihkepada:
Gresik,22April 2020
iv
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL........................................................................................................i
KARTU TANDA MAHASISWA..................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................3
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................44
4.1Kesimpulan..........................................................................................................44
4.2 Saran...................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Halaman
3.1 Data pengkajian 20
keperawatan pada pasien
DM
3.2 Data pemeriksaan fisik 21
pasien DM
3.3 Data pemeriksaan 23
penunjang pasien DM
3.4 Data diagnosa 24
keperawatan pada pasien
DM
3.5 Data intervensi 25
keperawatan pasien DM
3.6 Data implementasi 28
keperawatan pasien DM
3.7 Data evaluasi 36
keperawatam pasien DM
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul lampiran Halaman
Lampiran 1 Halaman judul i
Lampiran 2 Kartu tanda Mahasiswa ii
Lampiran 3 Lembar Persetujuan iii
Lampiran 4 Gambar 1 8
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
terapi medis secara berkelanjutan. Penyakit ini semakin berkembang dalam jumlah
kasus begitu pula dalam hal diagnosis dan terapi. Dikalangan masyarakat luas,
penyakit ini lebih dikenal sebagai penyakit gula atau kencing manis. Dari berbagai
maupun di Indonesia.
Indonesia berkisar antara 1,4% hingga 1,6%, kecuali di dua tempat yaitu Pekajangan, suatu
desa dekat Semarang sebesar 2,3% dan di Manado yang agak tinggi 6%. Melihat tendensi
insiden diabetes secara global yang diakibatkan oleh peningkatan kemakmuran suatu
populasi, maka dapat diperkirakan dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang
tubuh seperti mata, ginjal, jantung, dan pembuluh darah. Untuk mencegah
komplikasi yang lebih serius adalah dengan diagnosis dini DM agar dapat diberikan
intervensi lebih awal. Oleh karena itu, penulis tertarik menggali lebih dalam lagi
bagaimana cara preanalitik dan interpretasi glukosa darah untuk diagnosis Diabetes
1
prevalensiDiabetes Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai
penyebab kematian urutan ketujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka kejadian
diabetes me litus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian
diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes
mellitus. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM
2disebabkan oleh faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin,
umur, dan faktor genetik yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh, lingkar pinggang dan
umur.
Diabetes Mellitus disebut dengan the silentkiller karena penyakit ini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit
yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit
jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren,
infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang,
penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi
pembusukan. Berdasarkan data yang ada di Ruang Wijaya Kusuma Rumah Sakit
Ibnu Sina Gresik, ada pasien yaitu yang menderita Diabetes Melitus. Pasien Ny. N
tahun yang lalu berobat di poli penyalit dalam tetapi tidak patuh minum obat serta
2
1.2 Rumusan Masalah
1.4.1 Bagipenulis
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
tahun 2009 memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0 juta pada
4
tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.
(ADA 2012), sekitar 10,2 juta orang di Amerika Serikat menderita DM.
2.1.2 Klasifikasi
1) DM Tipe 1
berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam tubuh. Bila kerusakan sel β
sel ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar
5
tahun dan DM Tipe ini diperkirakan terjadi sekitar 5-10 % dari seluruh kasus
DM yang ada.
2) DM Tipe 2
DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai non
mulai yang dominan resistensi insulin, defisiensi insulin relatif sampai defek
DM tipe 2 umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Pada DM tipe 2 terjadi
2.1.2 Etiologi
a. Faktor Genetik
Penderita di abetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri tetapi mewarisi
6
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung atas antigen transplantasi dan proses imun
autoimun Idiopatik.
b. Faktor Imunologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun ini
2.1.3 Patofisiologi
glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan kenaikan konsentrasi glukosa
plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan (karbohidrat). Pada
7
8
yang melebihi ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa sebesar 160-
180 mg/100 ml), akan timbul glukosuri karena tubulus – tubulus renalis
9
menyebabkan dehidrasi dan polidipsi. Akibat glukosayang keluar
negatif dan berat badan menurun serta cenderung menjadi poli fagia.
dapat di jelaskan. Selain itu gejala lain yang bisa dijumpai adalah
lemah, kesemutan, gatal, mata kabut, disfungsi ereksi pada pria serta
2.1.5 Komplikasi
jaringan.Akibat
2.1.6 Penatalaksanaan
10
dan tercapainya target pengendalian glukosa darah. b) angka panjang,
data yang akurat dan sistematik akan membantu dalam menentukan status
mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu dikaji pada penyakit status
DM. Umumnya DM karena faktor genetik dan bisa menyerang pada usia
11
dikaji untuk mengetahui adanya pemaparan bahan yang perlu dikaji
1) Keluhan Utama
haus.
makan banyak BAB cair dalam sehari, serta bantuan pada saat
5) Riwayat Psikososial
12
dialami penderita sambungan dengan penyakitnya serta tanggapan
1. Polapersepsi
2. Pola Nutrisi
penyakitnya ini.
3. Pola Eliminasi
Data eliminasi untuk buang air besar (BAB) pada klien diabetes
eliminasi buang air kecil (BAK) akan dijumpai jumlah urin yang
Sering muncul perasaan tidak enak efek dari gangguan yang berdampak
5. Pola aktivitas
pada pagihari.
13
6. Pola Nilai dan Keyakinan
7) Pemeriksanfisik
1. Status kesehatanumum
14
ada/tidak benjolan pada daun telinga, ada/ tidak memakaialat
atas.Perkusi : suarahypertimpani.
15
j. Muskuluskeletal:Ekstresmitas atas : simetris/tidak,
8) Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar glukosa
16
1. Ketidakseimbangan kadar glukosa darah
4. Defisit nutrisi
ditegakkan diagnosanya
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
(Wijaya&Putri 201)
17
BAB 3
3.1 Hasil
1) Identitas Klien
Nama :Ny.N
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Penghasilan :-
Nama : Bp.R
Umur : 69 tahun
18
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Penghasilan :-
3) Identitas Klien
Nama :Tn.M
Umur : 55 Tahun
Agama : .Hindu
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :-
Penghasilan :-
19
No. Reg : .2614xx
Nama : Tn.G
Umur : 28 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikan :-
Pekerjaan : wiraswasta
Penghasilan :-
20
a. Wawancara
Pada tabel 3.1 berikut akan diuraikan dengan rinci temuan data
Penyakit pusing sejak 3 hari yang lalu, buang air di kaki tidak kunjung sembuh. Luka gangren
Sekarang besar cair 5 kali dalam sehari, serta jika ditelapak kaki dengan luas luka 3x3 cm,
anaknya karena badan lemah. Pada 16 kemerahan dan terdapat pus. Keluarga Tn.M
April 2020 pasien berobat ke poli dalam sering dijaga oleh istrinya. Anak-anaknya
Penyakit Dahulu lalu , pasien berobat rutin dipuskesmas, tahun ,yang lalu pasien dirawat dirumah sakit
rutinnya
Riwayat Dari pihak keluarga pasien tidak ada Px mengatakan bahwa keluarganya tidak ada
Penyakit yang menderita penyakit DM seperti yang memiliki riwayat penyakit keturunan
Keluarga pasien.
b. Pemeriksaan fisik
Pada tabel 3.1 berikut akan diuraikan dengan rinci temuan data
21
wawancara pada 2 pasien.
Pasien 1 Pasien 2
Kepala rambut lurus, rambut hitam terdapat uban, I : Kebersihan rambut dan kulit baik , tidak lesi di
danberambut tebal.Rambut tertata rapi kulit kepala
P: tidak ada rasa nyeri tekan , tidak teraba adanya
benjolan dan massa
Mata konjungtiva tidak anemis, dilatasi pupil normal, I: Bentuk simetris, sklera putih, konjugtiva
anemis, pergerakan bola mata terkoordinir
reflek pupil baik P: Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya
massa
Hidung normal dan simetris, tidak terdapat lesi. I: Bentuk simetris, kebersihan cukup, tidak
terdapat kelainan septum nasal
P: Tidak teraba nyeri tekan dan tidak teraba
adanya massa
Mulut mulut bersih , tidak ada gigi palsu, gigi rapat Mukosa lembab, gigi lengkap, kebersihan gigi
berwarna putih kekuningan, mukosa bibir cukup, tonsil tidak membesar
lembab.
Telinga kedua lubang telinga bersih tidak ada cairan Bentuk simetris, tidak terdapat serumen.
Kebersihan cukup
Leher tidak ada benjolan (tidak terdapat pembesaran Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
vena jugularis ) pembesaran kelenjar limfe, tidak pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan dan tidak
teraba massa dan reflex menelan baik
Thorax I: simetris , tidak ada pertumbuhan rambut I: Bentuk dada simetris , tidak terdapat
P: tidak ada nyeri tekan, dada simetris retraksi intercostae, tidak terdapat lesi
P: suara sonor P: tidak teraba adanya masa dan nyeri tekan
Jantung
A:suara tracheal, bronkial, bronko vesikuler
P: dullness, paru sonor
A: Jantung S1, S2 reguler , Paru vesikuler
Abdomen I: warna kulit sawo matang , warna kulit merata, I: Bentuk simetris, tidak ada lesi
tidak terdapat bekas luka A: Bising usus 12 kali per menit
A: peristaltik usus 38 kali permenit, terdengar P: .Tidak teraba adanya massa atau bejolan
P: Terdengar suara tympani
jelas
P: terdengat timpani disemua kuadran
22
tidak terdapat massa.
Genetalia genetalia pasien normal, tidak ada luka Genetalia pasien normal, tidak ada luka
Ekstremitas Atas : Atas : tidak ada edema, pergerakan baik,
Kanan:tangan kanan dan
Kiri : dapat digerakkan secara leluasa. Kekuatan tidak terdapat lesi, tidak ada sianosis perifer
otot 5. Tangan kiri terpasang infus NaCl 0,9 %
20 tpm Kekuatan otot baik, tonus otot menurun
Bawah: kedua telapak kaki kanan dan kiri tidak Bawah : tidak ada edema , pergerakan baik,
terjadi kelemahan, anggota gerak lengkap, tidak
terdapat edema tidak terdapat lesi, tidak ada sianosis perifer,
c. Pemeriksaan penunjang
Pada tabel 3.1 berikut akan diuraikan dengan rinci temuan data
Pasien 1
Pasien 2
23
6. RBS 3,42 3,80-6,50
7. HGB 10 11,5-18,0
8. HCT 27,3 37,0-54,0
9. PLT 510 150-400
10. Albumin 3,1 3,4-5
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Kerusakan integritas kulit b.d Neuropati perifer
ditandai dengan : DS :
hanya habis setengah porsi dari diet RS - Tampak luka gangren ditelapak kaki dan
DM 3 tahun lalu cm
- Anak pasien mengatakan pasien kontrol - Luka tampak kemerahan dan terdapat pus
DO : mg/dl
24
- Pasien tampak lemas Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan mengabsorpsi
Defisit Perawatan Diri b.d Kelemahan fisik ditandai pada malam hari
dengan : DO :
DS : - Px tampak lemas
- Pasien mengatakan badan lemah
- Px terlihat sering makan roti dan apel di
- Anak pasien mengatakan untuk mandi, makan
malam hari
dan minum perlu dibantu oleh dirinya
Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m, BB : 58 , TB : 160 ,
DO :
N : 88x/m , Td : 130/80, GDA : 400 mg/dl
- Pasien terlihat lemah
N : 90x/menit, RR : 22x/menit
25
Observasi Obsevasi
26
- Monitor kadar glukosa darah Dx 2
Terapeutik Observasi :
Kolaborasi :
27
3.1.4 Implementasi Keperawatan
luka
- Menganjurkan injeksi novorapid
- Mengobsevasi karakteristik luka dan
secara mandiri saat sudah pasien
tanda infeksi
pulang
- Cek GDA
sering
28
- Memberikan obat ceftriaxon1 gr /12 - Menganjurkan pasien mengonsumsi
mandiri
unit/SC
oral metformin
TD)
29
- Memberikan cairan infus NaCl 0,9% salep/tube (10 gr)
pulang 0,5%
infeksi
23,April
2020
- Menanyakan tanda gejala
tanda infeksi
unit/SC
30
- Pemberian obat oral metformin - Mengedukasi tentang tanda dan
21,April
jam iv mandiri
19,April 12unit/SC
- Memberikan inj ceftriaxon1 gr /12 jam mengubah posisi kaki setiap 2 jam
iv
31
- Memonitor kadar glukosa darah - Pemberian obat sagestam berupa
jam iv
(Nadi,RR, TD)
integritas kulit
12unit/SC luka
17,April
- Mengedukasi pasien untuk
2020
mengubah dan meninggikan kakinya
32
menggunakan bantal tiap 2 jam
eliminasi Dx 2
sesuai kemampuan
hiperglikemia
- Memberikan cairan infus NaCl
- Mengecek GDA setiap 2 jam
0,9%
33
- Mengobservasi tanda dan gejala
hiperglikemia
sering
- Mengidentifikasi penyebab
hiperglikemia
34
- Memonitor keton urin, elektrolit
hiperglikemia
sering
dokter
35
- Pemberian injeksi novorapid 12 unit
pulang
dokter
36
-Pasien memahami apabila harus P : Lanjutkan intervensi
melakukan inj - Rawat luka setiap hari
novorapid secara mandiri - Menganjurkan pasien mengonsumsi tinggi kalori
dan protein
A : Masalah belum teratasi - Pemberian salep sagestam/tube 10 gr
-GDA : 500 mg/dl - Mengobservasi karakteristik luka dan tanda infeksi
-pasien tampak lemas - Kolaborasi dengan dokter pemberian inj novorapid
-pasien sering lupa untuk melakukan
12 unit/sc
inj novorapid secara mandiri.
P : intervensi dilanjutkan
S : -px mengatakan sudah diberikan obat oral metformin
-kolaborasi dengan dokter pemberian
500 gr/12 jam
inj nvorapid 12 unit/SC
- Px mengatakan telah diberi cairan infus RL serta
- pemberian edukasi untuk
cairan infus fladex 100 ml
mengingatkan melakukan inj
novorapid secara mandiri - Keluarga px mengatakan bahwa px belum
melakukan ubah posisi kaki setiap 2 jam karena
masih merasa kesemutan
S: - Px mengatakan sudah diberikan obat melalui
-Px mengatakan sudah mulai penyuntikan yaitu metrofusin 0,5%/24 jam iv
mengenal tanda dan gejala O : - telah diberikan cairan infus RL dan cairan infus
hiperglikemia fladex 100 ml
-Anak px mengatakan px belum mau - Px tampak belum melakukan ubah posisi kaki setiap
untuk makan sedikit namun sering 2 jam
Px mengatakan sudah diberikan - Telah diberikan obat melalui inj selang infus ,
suntikan ceftriaxon 20mg/12 jam iv metrofusin 0,5%/24 jam iv
melalui infus - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
-px mengatakan sudah dilakukan N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 400 mg/dl
pengecekan GDA A : Masalah belum teratasi
O:
- Px tampak belum melakukan ubah posisi kaki setiap
-Ttv : S : 37,4 , N : 88x/menit, RR :
2 jam
20x/menit
GDA : 450 mg/dl - Gda : 400 mg/dl
-Px tampak lemas berkurang P : lanjutkan intervensi
- sudah dimasukkan inj ceftriaxon - Mengedukasi px untuk mengubah posisi kaki pasien
20mg/12 jam iv setiap 2 jam
A : masalah teratasi sebagian - Kolaborasi dengan dokter pemberian inj novorapid
-lemas berkurang 12 unit/sc
-GDA 450 mg/dl 22,April
P : intervensi dilanjutkan 2020 S : - px mengatakan sudah mengetahui penyebab
-kolaborasi dengan dokter pemberian gangguan integritas kulit
inj novorapid 12 unit/sc - Px mengatakan luka gangren semakin mengecil luas
dan kedalamannya serta pus berkurang
S: - Px juga mengatakan rasa kesemutan pada kaki mulai
-Px mengatakan sudah diberi terasa berkurang
suntikan novorapid - Keluarga px mengatakan bahwa px masih latihan
-Px mengatakan sudah paham dalam mengubah posisi kaki setiap dua jam
tentang penggunaan insulin dan obat - Px mengatakan sudah dilakukan rawat luka pagi tadi
oral O : - luka gangren tampak mengecil luas nya serta
-px mengatakan pusing bertambah kedalaman luka , tidak ada kemerahan
dan badan lemas - Pus didalam luka gangren tampak berkurang
37
-px mengatakan sudah meminum - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
obat metformin 500mg/24 jam N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 385 mg/dl
O:
- berhasil meminum obat metformin - Rawat luka sudah dilakukan setiap hari dengan
500mg/24jam teknik aseptic
-Ttv : S : 37,4 , N : 88x/menit, RR : A : masalah teratasi sebagian
22x/menit - Luas dan luka gangren mengecil
GDA : 500 mg/dl - Pus tampak berkurang
A : Masalah belum teratasi - Rawat luka dilakukan setiap hari
-GDA 500 mg/dl P : Lanjutkan intervensi
- pusing bertambah dan badan lemas - Melakukan cek gda setiap 2 jam
P : lanjutkan intervensi - Melakukan rawat luka setiap hari agar tidak terjadi
-kolaborasi dengan dokter pemberian nekrotik
inj novorapid 16 unit/sc dan obat oral S : -px mengatakan sudah diberikan obat oral metformin
metformin 500mg/24jam 500 gr/12 jam
- Px mengatakan telah diberi cairan infus RL serta
S: cairan infus fladex 100 ml
-px mengatakan sudah dilakukan - px mengatakan sudah melakukan ubah posisi
pengecekan GDA kaki /meninggikan setiap 2 jam
-px mengatakan sudah diberi obat - Px mengatakan sudah diberikan obat melalui
melalui selang infus ceftriaxon penyuntikan yaitu metrofusin 0,5%/24 jam iv
20mg/24jam iv - Px mengatakan telah diberi penyuntikan novorapid
-px mengatakan sudah diberikan inj 12 unit/sc
novorapid 12unit/sc O : - telah diberikan cairan infus RL dan cairan infus
O: fladex 100 ml
-sudah dilakukan cek GDA
- Px tampak belum melakukan ubah posisi kaki setiap
- sudah dimasukkan ceftriaxon
2 jam
20mg/24jam iv
-sudah dimasukkan inj novorapid 12 - Telah diberikan obat melalui inj selang infus ,
unit/sc metrofusin 0,5%/24 jam iv
- Ttv : S : 37,4 , N : 88x/menit, RR : - Telah dilakukan inj novorapid 12 unit/sc
22x/menit - Ttv : s : 37,5 , RR : 22x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
GDA : 450mg/dl N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 385mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
A : masalah teratasi sebagian - Px mengatakan sudah melakukan ubah posisi
-gda : 450mg/dl kaki /meniggikan setiap 2 jam
P : intevensi dilanjutkan - Gda : 385 mg/dl
-kolaborasi dengan dokter pemberian P : lanjutkan intervensi
inj novorapid
- Kolaborasi dengan dokter pemberian inj novorapid
23,April
12 unit/sc
S: 2020
- Px mengatakan sudah jelas
penyebab hiperglikemia
S : - px mengatakan sudah paham penyebab gangguan
-px mengatakan sudah diberi cairan
integritas kulit serta kondisi lukanya
18,April infus NaCl 0,9%
2020 - px mengatakan sudah dilakukan cek
- Px mengatakan luka gangren semakin mengecil luas
dan kedalamannya serta pus berkurang
GDA
-px mengatakan jika dirumah masih - Px juga mengatakan rasa kesemutan pada kaki mulai
sering lupa untuk melakukan inj terasa berkurang
novorapid secara mandiri - Keluarga px mengatakan bahwa px masih latihan
dalam mengubah posisi kaki setiap dua jam
38
O: - Px mengatakan sudah dilakukan rawat luka pagi tadi
-Ttv : S : 37,5 , N : 85x/menit , RR : O : - luka gangren tampak sudah kering dan semakin
22x/menit membaik,jaringan nekrotik sudah tidak ada
GDA : 400 mg/dl - Pus sudah tidak ada
-Pasien tampak lemas berkurang - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
-Berhasil dimasukkan cairan infus
N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 200 mg/dl
NaCl 0,9%
-Pasien memahami apabila harus - Rawat luka sudah dilakukan setiap hari
melakukan inj A : masalah teratasi
novorapid secara mandiri P : pertahankan kondisi klien
21,April
A : Masalah teratasi sebagian 2020
-GDA : 400 mg/dl
-pasien tampak lemas Dx 2
P : intervensi dilanjutkan S : - px mengatakan sudah diberi cairan infus fladex
-kolaborasi dengan dokter pemberian 100ml
inj nvorapid 12 unit/SC - Px mengatakan belum mengetahui penyebab
hiperglikemia pada tubuhnya
S: - Px mengatakan sudah di cek glukosa darah
-px mengatakan sudah dilakukan - Px mengatakan badan lemas dan rasa lapar
pengecekan GDA O : - px tampak lemas dan mengeluh lapar
-px mengatakan sudah diberi obat - Sudah dilakukan pengecekan gda setiap 2 jam
melalui selang infus ceftriaxon - Melakukan pengecekan keton urin dan elektrolit
20mg/24jam iv - Melakukan observasi intake dan output cairan
-px mengatakan sudah diberikan inj - Memberikan injeksi novorapid 12 unit/sc
novorapid 12unit/sc
- Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
O:
-sudah dilakukan cek GDA N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 400 mg/dl
- sudah dimasukkan ceftriaxon - Menganjurkan makan sedikit namun sering
20mg/24jam iv A : masalah belum teratasi
-sudah dimasukkan inj novorapid 16 - Px mengeluh lemas dan lapar
unit/sc - Kadar glukosa darah tidak seimbang 400 mg/dl
- Ttv : S : 37,4 , N : 88x/menit, RR : 22,April P : lanjutkan intervensi
22x/menit 2020 - Menganjurkan makan sedikit namun sering
GDA : 390 mg/dl
- Melakukan cek gda setiap 2 jam
A : masalah teratasi sebagian - Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi terkait
-gda : 390 mg/dl dengan kebutuhan nutrisi pasien dan gula darah
P : intevensi dilanjutkan pasien
-kolaborasi dengan dokter pemberian S : - px mengatakan sudah diberi cairan infus fladex
inj novorapid 100ml
- Px mengatakan mulai mengetahui penyebab
S: hiperglikemia pada tubuhnya
- Px mengatakan sudah mematuhi - Px mengatakan sudah di cek glukosa darah
sedikit makan namun sering - Px mengatakan badan mulai terasa segar walau
-px mengatakan sudah diberi cairan masih lemas , rasa lapar mulai terpenuhi
infus NaCl 0,9% O : - px tampak lebih segar dan rasa lapar mulai terpenuhi
- px mengatakan sudah dilakukan cek - Sudah dilakukan pengecekan gda setiap 2 jam
GDA - Melakukan pengecekan
-px mengatakan jika dirumah akan - keton urin dan elektrolit
39
melakukan penyuntikkan novorapid - Melakukan observasi intake dan output cairan
secara rutin - Memberikan injeksi novorapid 12 unit/sc
O: - Ttv : s : 37,5 , RR : 18x/m , BB : 58 , TB : 160 ,
-Ttv : S : 37,5 , N : 85x/menit , RR :
N : 88x/m , Td : 130/80 , GDA : 385 mg/dl
22x/menit
GDA :200 mg/dl - Menganjurkan makan sedikit namun sering
-Pasien tampak tidak lemas A : masalah teratasi sebagian
-Berhasil dimasukkan cairan infus - Px mengatakan badan terasa lebih segar , rasa lapar
NaCl 0,9% terpenuhi
-Pasien memahami apabila harus - Kadar glukosa darah tidak seimbang 385 mg/dl
melakukan inj 23,April P : lanjutkan intervensi
novorapid secara mandiri 2020 - Menganjurkan makan sedikit namun sering
- Melakukan cek gda setiap 2 jam
A : Masalah teratasi - Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi terkait
-GDA : 200 mg/dl dengan kebutuhan nutrisi pasien dan gula darah
P : intervensi dihentikan pasien serta inj novorapid 12 unit/sc
S:
-px mengatakan sudah perlahan ke
40
kamar mandi bisa sendiri namun
badan masih lemah
O:
-px tampak sudah mulai mandiri
dalam melakukan bak dan bab secara
mandiri walau sedikit dibantu oleh
anaknya
A : masalah teratasi sebagian
-px mulai bisa secara mandiri ke
kamar mandi sesuai kemampuan
walau terkadang dibantu anaknya
P : intervensi dilanjutkan
-menganjurkan ke kamar mandi
perlahan sesuai kemampuan tana
bantuan anaknya
S:
-px mengatakan badannya sudah
segar kembali tidah merasakan lemah
-px mengatakan jika ke kamar mandi
dan melakukan perawatan diri sudah
tidak dibantu dengan anaknya
O:
-px terlihat segar dan tidak lemah
fisik
-px sudah mampu untuk melakukan
perawatan diri sendiri tanpa bantuan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.
S:
-px mengatakan sudah diberi
penyuntikkan novorapid 12unit/sc
-px mengatakan mulai belajar makan
sedikit namun sering
-px mengatakan sudah diberi cairan
infus NaCl 0,9%
O:
-gda : 400mg/dl
-sudah diberikan cairan infus Nacl
0,9%
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
-kolaborasi pemeberian inj novorapid
12unit/sc
-anjuran makan sedikit namun sering
41
3.2 Pembahasan F-T-O
42
mata, ginjal,
saraf, jantung
dan
pembuluh
darah.
2. Tn. M (L/55 tahun) Pemberian cairan Pemberian Ada tanda Penyakit yang akan
1. Kerusakan infus fladex 100 ml obat salep kerusakan ditimbulkan antara
integritas Mengedukasi sagestam integritas kulit lain gangguan
kulit pasien untuk diberikan tl karena kadar penglihatan mata,
mengubah posisi 21,April gula darah katarak, penyakit
2. Defisit nutrisi kaki setiap 2 jam 2020 hingga yang tidak jantung, sakit ginjal,
3. Personal Mengedukasi pasien 23,April stabil impotensi seksual,
hygine baik 2020 luka sulit sembuh dan
4. Pemberian untuk mengubah dan membusuk/gangren,
obat infeksi paru-paru,
meninggikan kakinya
sagestam gangguan pembuluh
berupa darah, stroke dan
menggunakan bantal
salep /tube sebagainya. Tidak
(10 gr) tiap 2 jam jarang, penderita DM
yang sudah parah
Mengedukasi tentang menjalani amputasi
anggota tubuh karena
tanda dan gejala terjadi pembusukan.
infeksi
43
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Kesimpulan dari dua kasus ini jika dilihat dari pengkajian memiliki
persamaan serta perbedaan yang menarik , dilihat dari kasus pertama dapat
integritas kulit karena adanya glukosa dalam darah yang meningkat . Dari
4.2 Saran
Dari kedua kasus tersebut sudah sangat baik dalam melakukan penelitian
terhadap kasus yang diolah. Namun, kasus kedua tidak dijelaskan terapi
dari dokter apa saja yang diberikan, sebaiknya lebih tepat jika diberikan
terapi agar dapat mengetahui obat dan cairan apa saja didalam kasus
44
dengan diagnosa kerusakan integritas kulit. Sedangkan kasus pertama jika
dilihat dari diagnosa, intervensi serta evaluasi sudah sangat baik dan dapat
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Volume 4 (2): 93
Ruang Kirana Rumah Sakit TK III Dr. Soetarto Yogyakarta . Karya Tulis Ilmiah
45
LAMPIRAN
46
47
48
49
50
51
52