Anda di halaman 1dari 22

KETUBAN PECAH

DINI
Pengertian

• Ketubahan pecah dini (PROM, pemature rupture of


membrane) adalah kondisi dimana ketuban pecah sebelum
proses persalinan dan usia gestasi 37 minggu.
• Jika ketuban pecah <27 minggu  ketuban pecah dini pada
kehamilan prematur (PPROM, preterm premature rupture
of membrane)
• Makin muda usia gestasi ketika ketuban pecah  semakin
panjang periode laten
12/14/20
Masa Laten
Usia gestasi Persalinan

Cukup bulan Setelah 24 jam

32 minggu 24-48 jam

26 minggu Setelah 1 minggu


Etiologi
• Idiopatik
• Infeksi traktus genitalis
• Perdarahan antepartum
• Polihidramnion
• Inkompetensi serviks
• Abnormalitas uterus
• Amniocentesis
• Trauma
• Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
Diagnosis
• Menayakan riwayat keluar air dari vagina dan tanda lain
persalinan
• Pemeriksaan inspekulo
• Vaginal touche (tidak dianjurkan kecuali inpartu)
• pH vagina menggunakan kertas lakmus
• USG
• Singkirkan adanya infeksi.
Tata Laksana
1. Lakukan penilaian awal pada ibu hamil dan janin:
- Memastikan diagnosis
- Menentukan usia kehamilan
- Evaluasi infeksi maternal atau janin, pertimbangkan
membutuhkan antibiotik atau tidak terutama jika ketuban
pecah sudah lama
- Dalam kondisi inpartu, ada gawat janin atau tidak
Lanjutan…
2. Penatalaksaan ketuban pecah dini
-Pasien dengan kecurigaan ketuban pecah dini harus dirawat di
RS untuk diobservasi
-Jika selama perawatan, air ketuban tidak keluar, boleh pulang
-Jika ada persalinan kala aktif, korioamnionitis, gawat janin,
kehamilan  cepat diterminasi
-PPRON  tatalaksana persalinan preterm
-Tatalaksana  tergantung usia gestasi
KONSERVATIF
-Usia gestasi <32minggu  rawat inap jika air ketuban masih
keluar. Tunggu hingga berhenti  steroid, antibiotik, observasi
kondisi ibu dan janin
-Usia gestasi 32-37minggu :
•Belum inpartu  sterois,profilaksis antibiotik, observasi tanda
infeksi dan kesejahteraan janin
•Sudah ada tanda inpartu  steroid, antibiotik intrapartum
profilaksis, induksi setelah 24 jam
•Usia gestasi >37 minggu  evaluasi infeksi, pertimbangkan
antibiotik jika ketuban pecah sudah lama, terminasi kehamilan
(pertimbangkan pemberian induksi)
AKTIF
-Kehamilan >37minggu  induksi oksitosin atau misoprostol 25-
50g Intravaginal/ 6 jam maks 4x.
-Infeksi  antibiotik dosis tinggi + terminasi
-Gagal  pertimbangkan SC/
-Pelvic score <5  pematangan serviks+induksi
-Tidak berhasil pertimbangkan SC
-Pelvic score>5  induksi persalinan
PEMBERIAN ANTIBIOTIK
-Terutama  <37 minggu  mengurangi terjadinya
korioamnionitis, mengurangi jumlah kelahiran bayi 2-7 hari dan
mengurangi morbiditas neonatus
-Ampisilin 1-2 gr IV, setiap 4-6 jam, selama 48 jam
-Eritromisin 250 mg IV, setiap 6 jam, selama 48 jam
-Lanjutkan dengan 2 terapi oral selama 5 hari, amoksisilin dan
eritromisin (4x250 mg PO), jika alergi penisilin terapi tunggal
klindamisin (3x600 mg PO)
-Hindari co-amoksiklav pada PPROM
KOMPLIKASI PROM dan PPROM

•Persalinan prematur
•Infeksi maternal/neonatus
•Hipoksia
• insiden SC
•Hipoplasia pulmonal
Pecahnya ketuban menyebabkan:
•oligohidramnnion
12/14/20
12/14/20
KEHAMILAN
POST DATE

12/14/20
Definisi
WHO mendefinisikan kehamilan lewat waktu sebagai kehamilan
usia ≥ 42 minggu penuh (294 hari) terhitung sejak hari pertama
haid terakhir

12/14/20
Epidemiologi
Insidensi kehamilan lewat waktu berkisar antara 4-19 % •
Diperkirakan 6 % dari 4 juta bayi yang lahir di Amerika Serikat
selama 2006 lahir pada usia kehamilan 42 minggu atau lebih

12/14/20
Faktor Resiko
1. Primiparitas
2. Riwayat kehamilan post term sebelumnya
3. Anensephali janin
4. Jenis kelamin bayi adalah laki-laki
5. Predisposisi genetik

12/14/20
Diagnosis
• USG di trimester pertama untuk menentukan usia kehamilan
• Jika tidak ada USG, maka lakukan anamnesis yang baik untuk
menentukan hari pertama haid terakhir
• Pada beberapa penelitian, penentuan usia kehamilan dengan
tanggal HPHT  tidak akurat
• Penentuan dengan USG menunjukan proporsi usia
kehamilan yang lebih rendah dengan USG dibandingkan
dengan HPHT
• Semakin dini dilakukan pemeriksaan USG (12 minggu atau
kurang) makin rendah insidensi kehamilan post term

12/14/20
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan USG untuk menentukan berat janin, posisi janin,
air ketuban, dan usia kehamilan
• Usia kehamilan paling baik ditentukan melalui USG di usia
kehamilan 12 minggu atau kurang
• Pemeriksaan CTG untuk menilai kesejahteraan janin
• Oligohidramnion digambarkan pada USG melalui Indeks
Cairan Amnion (AFI) ≤ 5

12/14/20
Penatalaksanaan
• Berdasarkan ACOG, jika dalam 41 minggu tanpa komplikasi
 pantau kesejahteraan janin  42 minggu  diperiksa
apakah ada komplikasi atau tidak
• Jika ada (ganggunan janin dan oligohidramnion)  induksi
• Jika tidak ada, pantau kesejahteraan janin dan induksi
(terutama dengan pematangan serviks)
• Belum ada penelitian yang membedakan persalinan pada 41
dan 42 minggu  kematian perinatal 0,7% dan 3 % per 1000
kehamilan pada 41 dan 42 minggu  konsep intervensi pada
41 minggu

12/14/20
Prognosis
• Kehamilan lewat waktu menyebabkan komplikasi pada janin •
Bayi yang dilahirkan lebih dari 42 minggu atau lebih akan
beresiko mengalami ensepalopati neonatal yang dapat
menyebabkan Cerebral palsy
• Distosia bahu dan trauma pada kehamilan akan meningkat
pada kehamilan lewat waktu
• Oligohidramnion dan hipoksia janin
• Makrosomia juga menjadi salah satu komplikasi pada
kehamilan post term  akibat pertumbuhan janin yang terus
terjadi meskipun melewati 37 minggu

12/14/20

Anda mungkin juga menyukai