dengan keluhan paralitik yang penyebabnya belum jelas (proses imunologik) Patofisiologi • Infiltrasi limfositik & infiltrasi seluler makrofag dari saraf pusat dengan distribusi myelin • Selaput mielin yang mengelilingi akson hilang • Hilangnya mielin dpat oleh krn : hipoksemia, trauma fisik, toksik kimia, insufisiensi vaskuler. • Akson yang bermielin mengkonduksi impul saraf lebih cepat dari akson yang tek bermielin • Impul saraf sepanjang selaput yang bermelin dapat melompat dari satu nodus ke nodus yang lain dengan kuat. • Kerusakan mielin menyebabkan konduksi impul saraf tidak adekuat Faktor pencetus
• Infeksi virus • suntikan Gejala
• Kelumpuhan progresif dari
tungkai dengan gejala & tanda kelemahan motorik yang relatif simetri • Gejala sensorik--- ringan ditandai infeksi beberapa hari Pemeriksaan • Anamnese: - Infeksi - Ispa 2 – 3 mg - Kelumpuhan progresif • Neurologik - kelumpuhan flasid simetris. Otot pernafasan dapat terkena mengakibatkan insufisiensi pernafasan - Gangguan otonom : retensi urine, dan kadang hipotensi postural dapat tjd, reflek superfisial dan tendon dpt hilang - Kehilangan masa otot - Gejala parastesia termasuk kesemutan (jarum,peniti) dan kebas dpt tjd sementara - Dapat mengenai saraf fasial sehingga tdk dapat bersiul, tersenyum, cemberut. - Kesadaran tdk terganggu - Gejala memuncak dalam 1 minggu tetapi dapat beberapa minggu . Paralisis dapat terhenti, fungsi motorik membaik karena. Kecepatan remielinisasi sekitar 1 – 2 mm/hari Pemeriksaan diagnostik • Tidak ada satu pun alat pemeriksaan yang dpt memastikan GBS • Pemeriksaan hanya untuk menyingkirkan diagnosa lain • Pemeriksaan lumbal protein normal pd awal dan meningkat minggu 4 dan 6 • Kecepatan konduksi menurun • Pemeriksaan antibodi ditemukan sitomegali virus atau virus Epstein- Barr • Pemriksaan fungsi pulmonal untuk mengetahui perkembangan penyakit Penatalaksanaan
• Tujuan: memelihara fungsi
sistem tubuh • Mengatasis krisis-krisis yang mengancam jiwa • Mencegah infeksi • Memberi dukungan psikologis pasien dan keluarga Dukungan pernafasan & kardiovaskuler • Ventilasi mekanik • Tracheostomi • Jika saraf otonom yang terserang maka dapat terjadi perubahan tekanan darah drastis(hipo/hipertensi) serta frekwensi • Gangguan saraf otonom dapat tjd karena manuver valsava, batuk, suksioning, perubahan posisi Plasmaferesis
• Untuk mengurangi anti bodi
yang membahayakan dari plasma • Jika keadaan memburuk Nutrisi
• Nutrisi peroral bila mungkin
• Jika tidak per sonde Penatalaksanaan nyeri
• Nyeri dapat dikurangi dengan
unit stimulasi listrik transkutan Dukungan emosional
• Ketakutan, putus asa, ketidak
berdayaan dpt tjd • Dukungan emosional yang adekuat dpat mengurangi masalah di atas Problem keperawatan • Ketidak efektifan pola pernafasan berhubungan paralisis otot pernafasan • Keterbatasan imobilitas fisik berhubungan dengan paralisis otot ekstremitas • Resiko terhadap konstipasi b.d imobilisasi, perubahan diet, tirahbaring • Kecemasan b.d situasi krisis