KTI
Oleh :
Defi Rahmawati
NIM. P17420512008
KTI
Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh:
Defi Rahmawati
P. 17420512008
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun
Mellitus Pada Tn. D di RSUD Kabupaten Temanggung”. Hasil laporan kasus ini
disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir pada Program
Dengan selesainya penyusunan proposal laporan kasus ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dalam
Keperawatan Magelang.
4. Sunarmi, S.ST, M.Kes, sebagai pembimbing dan penguji hasil laporan kasus
5. Sunarko, S.Pd, M.Med.Ed dan Dwi Ari Murti Widigdo, MN, sebagai dosen
Magelang
Saputra selaku orang tua dan kakak tercinta yang selalu memberikan doa,
kasih sayang dan dukungan dalam menyelesaikan proposal laporan kasus ini.
8. Tatag Ngesti Purnomo yang selalu memberikan doa, motivasi, dan dukungan
Dyah.
10. Semua pihak yang telah membantu penulisan laporan kasus ini yang tidak
masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan serta kesalahan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk
memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan kelak
dikemudian hari.
Akhir kata penulis berharap agar apa yang telah tertuang dalam laporan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1. Definisi ................................................................................................. 7
3. Etiologi ................................................................................................. 8
4. Patofisiologi ......................................................................................... 10
6. Manifestasi Klinik.................................................................................14
1. Pengkajian Fokus...................................................................................18
2. Diagnosa Keperawatan..........................................................................22
3. Intervensi Keperawatan.........................................................................26
4. Evaluasi..................................................................................................35
B. Pengkajian (Assessment)........................................................................39
2. Pengkajian Fokus………………………………………………….40
3. Pemeriksaan Fisik…………………………………………………42
4. Pemeriksaan Diagnostik…………………………………………..44
5. Terapi……………………………………………………………...44
C. Analisa Data………………………………...………………………...44
D. Perumusan Masalah…………………………………………………...47
E. Perencanaan (Plan)……………………………………………………47
F. Pelaksanaan…………………………………………………………...50
G. Evaluasi……………………………………………………………….52
A. Pembahasan…………………………………………………………...56
B. Simpulan………………………………………………………………91
C. Saran ………………………………………………………………….95
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
2.1 Pathway Ulkus Diabetes Mellitus ........................................................ 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Mellitus
6. Lembar Bimbingan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
prevalensi dan insidensi penyakit ini dari tahun ke tahun yaitu sebanyak 1,1
% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 2,1% pada tahun 2013
(RISKESDAS,2013).
provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 0,06% dan mengalami
Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin pada tahun 2012 adalah 0,63% dan
insulin (DM Tipe 1) pada tahun 2012 sebanyak 463 kasus, sedangkan
yang muncul apabila penyakit ini tidak segera ditangani dapat berupa
darah (vaskulopati) dan kelainan pada kaki. Komplikasi yang paling sering
terjadi adalah terjadinya perubahan patologis pada anggota gerak. Salah satu
perubahan patologis yang terjadi pada anggota gerak ialah timbulnya luka.
bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang strategis
untuk pertumbuhan kuman. Pada gangren, kulit dan jaringan disekitar luka
Faisol, 2012).
melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang luka
mengatasi infeksi pada luka dan anti inflamasinya dapat mengurangi nyeri
sebanyak 10 pasien yang mengalami luka diabetik derajat I,II,III yang dibagi
yang dirawat menggunakan madu tampak lebih membaik dan dalam waktu
menggunakan sofratulle, hal ini disebabkan karena madu tidak hanya sebagai
penyembuhan luka. Selain itu, luka yang dirawat menggunakan madu selama
menghasilkan eksudat.
bahwa ulkus Diabetes Mellitus yang tidak ditangani secara tepat dapat
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
C. Manfaat Penulisan
Secara praktis
akan datang.
b. Bagi profesi kesehatan
Hasil penulisan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan inovasi bagi
c. Bagi penulis
Diabetes Mellitus.
d. Bagi keluarga
amputasi.
e. Bagi pasien
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
pembuluh darah di tungkai dan neuropati perifer akibat kadar gula darah
yang tinggi sehingga pasien tidak menyadari adanya luka (Sudoyo, 2009,
p. 1961).
tidak segera diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi
Faisol, 2012).
berbagai sumber adalah luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam
tungkai dan neuropati perifer akibat gula darah yang tinggi sehingga
pasien tidak menyadari adanya luka yang selanjutnya akan terjadi infeksi
a. Derajat 0, kulit utuh tetapi ada kelainan pada kaki akibat neuropati.
d. Derajat 3, yaitu ulkus lebih dalam sudah mengenai tulang dan sering
e. Derajat 4, yaitu gangren pada 1-2 jari kaki atau bagian distal kaki.
bawah.
3. Etiologi
Etiologi luka diabetic menurut Suriadi (2004, p. 63-64) tidak terlepas dari
gula darah yang berkelanjutan dan dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah
gangren.
menghancurkan bakteri.
4. Patofisiologi
(2005) yaitu :
imunitas.
dengan diabetik terkait adanya pengaruh pada saraf yang terdapat pada
kerusakan pada saraf. Hal ini terkait dengan diabetik neuropati yang
berdampak pada sistem saraf autonomi, yang mengontrol fungsi otot-otot
halus, kelenjar dan organ viseral. Dengan adanya gangguan pada saraf
atau tidak dapat mencapai jaringan perifer, dan atau untuk kebutuhan
rasa tidak nyaman dan dalam jangka waktu yang lama dapat
diabetika.
diabetika.
Antibodi menurun
terhadap infeksi
Pada jaringan saraf Aterosklerosis
Kerusakan integritas
Luka sukar sembuh
Kulit/jaringan
DefisitKurang Kurang Ulkus
Pengetahu
pengetahuan informasi Resiko Infeksi
amputasi
Gangguan
Hambatan mobilitas
Mobilitas Fisikfisik Gangguan citra tubuh
Gambar 2.1: Pathway Ulkus Diabetes Mellitus (Suriai, 2004 dan Price, 2005)
6. Manifestasi Klinik
a. Kontrol metabolik.
b. Kontrol vaskular.
melihat warna dan suhu kulit, perabaan arteri Dorsalis Pedis dan
vaskular, yaitu:
1) Mencegah infeksi
selulitis >2 cm dan telah mencapai tulang atau sendi, serta adanya
infeksi sistemik).
berarti kaki dipakai untuk menahan berat badan) tidak akan sempat
yaitu :
2). Memakai sepatu yang sesuai atau sepatu khusus untuk kaki dan
nyaman dipakai.
3). Sebelum memakai sepatu periksa terlebih dahulu apabila ada batu
kaki terbuat dari bahan wol atau katun dan tidak memakai bahan
f. Edukasi
1. Pengkajian Fokus
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
Tanda dan gejala: Adanya ulkus pada kaki, hilangnya rambut pada
kaki, kuku yang rapuh/pecah, sianosis jari kaki, kedua kaki pucat
d. Nyeri/kenyamanan
kesemutan.
e. Eliminasi
f. Makanan/cairan
g. Pernafasan
h. Seksualitas
luka, yaitu:
1) Derajat 0, kulit utuh tetapi ada kelainan pada kaki akibat
neuropati.
5) Derajat 4, yaitu gangren pada 1-2 jari kaki atau bagian distal
kaki.
tungkai bawah.
1) Dasar luka merah: Dasar warna luka merah tua / terang tampak
terinfeksi.
perawatan kuning.
jam.
product of inflamation.
h. Wound edge (tepi luka): umumnya tepi luka akan dipenuhi oleh
infeksi.
2. Diagnosa Keperawatan
dan/atau dermis.
BatasanKarakteristik :
ulkus), eritema,edema.
c. Resiko infeksi
Faktor risiko :
p.531).
Batasan Karakterisitik :
seseorang
Batasan karakteristik :
Batasan karakteristik :
pengungkapan masalah.
3. Intervensi Keperawatan
2). Integritaskulitbaik.
Intervensi:
1). Pantau adanya tanda dan gejala infeksi ( misalnya suhu tubuh,
dan kering.
prinsip steril.
9). Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi.
dan keluarga.
2). Integritaskulitbaik.
10). Tidak ada peradangan pada luka (Moorhead, et.al, 2008, p.699).
Intervensi:
1). Pantau adanya tanda dan gejala infeksi ( misalnya suhu tubuh,
dan kering.
prinsip steril.
9). Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi.
dan keluarga.
mencegah infeksi.
infeksi.
terjadinya infeksi.
11). Granulasidalamkeadaanbaik.
12). Penurunanukuranluka.
Intervensi:
1). Pantau adanya tanda dan gejala infeksi ( misalnya suhu tubuh,
dan kering.
prinsip steril.
9). Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi.
dan keluarga.
11). Jelaskan intake nutrisi dan cairan yang cukup.
sesuai kemampuan.
Intervensi:
secara mandiri.
5). Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki anti selip yang
kebutuhan sehari-hari.
636).
melakukan ADL
berjalan
Intervensi:
kemampuan fisik
3). Bantu klien untuk menggunakan alas kaki yang tepat untuk
aktivitas sehari-hari
fisiknya.
kehidupan sehari-hari.
karena kecacatannya.
pasien.
mengungkapkan perasaan.
2008, p. 181).
perawatan.
2). Klien mengetahui perawatan luka yang tepat agar luka cepat
sembuh.
Intervensi:
kaki.
berulang.
tepat.
4. Evaluasi
tidak ada eritema disekitar luka, tidak ada edema di sekitar luka,
tidak ada bau busuk pada luka, granulasi dalam keadaan baik,
edema di sekitar luka, tidak ada bau busuk pada luka, granulasi
c. Risiko infeksi
infeksi.
kulit, tidak ada bau busuk pada luka, granulasi dalam keadaan
kehidupan sehari-hari.
g. Defisit pengetahuan
2008, p. 463).
BAB III
LAPORAN KASUS
Temangung pada tanggal 4 Maret 2015 pukul 12.15 WIB melalui poliklinik
dan mendapatkan nomer rekam medis 186278 dengan diagnosa medis ulkus
plantar sinistra. Penanggung jawab adalah istri klien yang bernama Ny.R
yang berumur 43 tahun, beragama islam dan sebagai ibu rumah tangga. Tn.D
B. Pengkajian (Assessment)
Temanggung pada tanggal 4 maret 2015 dengan keluhan ada luka pada
telapak kaki kiri karena terkena paku. Klien mengatakan luka tersebut
sudah sejak 7 hari yang lalu dan tidak sembuh-sembuh. Klien mengatakan
pernah memeriksakan lukanya ke puskesmas, namun klien dirujuk ke
Kalimantan pada tahun 2014 karena jari telunjuk pada tangan sebelah
kanan terkena mesin di tempat kerja. Luka tersebut sembuh dalam waktu 2
D mengatakan suka minum teh manis 2 kali sehari, minum kopi 2 hari
sekali, dan jarang minum air putih. Klien mengatakan tidak pernah
berolahraga, karena badan sudah capek untuk bekerja dan hari libur
2. Pengkajian Fokus
mandi klien dibantu oleh keluarganya karena sulit berjalan dengan adanya
luka pada telapak kaki kiri. Kekuatan otot klien untuk ekstremitas atas dan
kanan dan kiri serta kaki terasa tebal, terdapat odem dan kulit kering pada
daerah telapak kaki. Klien tidak mengeluh pusing, tekanan darah klien
tusuk, R: telapak kaki kiri, S: 7, dan T: hilang timbul. Klien rutin BAB
sekali dalam sehari dengan konsistensi lunak (tidak diare atau konstipasi)
dan BAK 6-7 kali sehari dengan warna urin jernih. Klien merasa lapar
sehingga dalam sehari minum 9-10 gelas air putih (1800-2000 cc). Turgor
kulit klien kembali dalam 3 detik. Klien tidak mengeluhkan sesak napas,
klien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan suami istri. Klien
menerima sakitnya dan berdoa supaya cepat sembuh sehingga bisa cepat
pulang. Klien mengatakan merasa tenang dan tidak cemas karena istrinya
dan keluarga baik. Klien tampak sopan dan kooperatif saat dilakukan
mengetahui informasi tentang cara merawat luka pada kaki dan setelah
mengetahui terdapat luka pada telapak kaki 1 minggu yang lalu, luka tidak
bagaimana caranya agar luka pada kaki kirinya cepat sembuh, karena
3. Pemeriksaan Fisik
keadaan umum klien baik dengan kesadaran composmentis dan GCS 15,
tekanan darah 140/70 mmHg, nadi radialis 90x/ menit, nadi pada arteri
dorsalis pedis 78 x/menit, suhu 37,8o C, dan pernafasan 20x/ menit. Kepala
klien berbentuk mesochepal, tidak ada lesi, rambut bersih dan terdapat
uban. Hidung klien memiliki fungsi penciuman normal, tidak ada polip,
simetris dan tidak terdapat lendir. Klien memiliki fungsi penglihatan yang
normal, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik dan pupil isokor.
didapatkan data inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis
bising usus 10 x/menit, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar
RL 20 tpm pada tangan kiri dan pada ekstremitas bawah terdapat luka
pada telapak kaki kiri, kulit kering dan terdapat odem pada area sekitar
luka. Turgor kulit kembali dalam 3 detik. Tidak terpasang kateter pada
klien.
2: yaitu ulkus dalam sampai tendon, ligament, otot, sendi, belum mengenai
persentase 30% dari luas luka, terdapat jaringan berwarna kuning yang
menempel pada luka ( slough ), terdapat krusta disekitar area luka, belum
dan berjumlah ±10 cc, dan terdapat odema pada kaki kiri, kulit sekitar luka
pukul 13.03 WIB menunjukkan hasil sebagai berikut. GDS 500 mg/dL
(high), Limfosit 18,9 % (low), kolesterol total 254 mg/dL (high) dan
5. Therapi
mg, metformin 1-0-1 ( via oral), simfastatin 0-0-1 (20 mg) , gemfibroxil 0-
C. Analisa Data
Dari data subjektif, Tn. D mengeluh terdapat luka di telapak kaki kiri
yang tidak kunjung sembuh dan area luka terasa panas dan perih. Data objektif
yang didapatkan yaitu ekstremitas bawah bagian telapak kaki kiri terdapat
ulkus tingkat 2: yaitu ulkus dalam sampai tendon, ligament, otot, belum
dengan persentase 30 % dari luas luka, terdapat jaringan berwarna kuning yang
menempel pada luka ( slough ), terdapat krusta pada area sekitar luka, belum
berjumlah ±10 cc, dan terdapat odema pada kaki kiri, kulit sekitar luka
berwarna kemerahan dan ada sebagian area yang kering. GDS 500 mg/dL
(high). Jumlah hemoglobin 13,6 g/dL (low) jumlah leukosit 13,0 103/uL (high),
Dari data subjektif, klien mengeluh area luka pada telapak kaki kiri
telapak kaki kiri, S: 7, dan T: hilang timbul. Data objektif yang didapatkan
yaitu klien mengipas-ngipas daerah luka dengan tangan dan sering bernafas
respirasi 20 x/menit, suhu 37,8 oC, nadi radialis 90 x/menit, nadi pada arteri
Dari analisa data di atas dapat muncul masalah keperawatan Nyeri akut
Dari data subjektif, klien mengeluh sulit berjalan karena terdapat luka
pada kaki kiri dan luka terasa nyeri. Data objektif yang didapatkan yaitu untuk
klien dapat melakukan secara mandiri. Klien berjalan dengan langkah kecil
yang harus dilakukan agar gula darahnya normal, klien mengatakan belum
mengetahui informasi tentang cara merawat luka pada kaki dan setelah
mengetahui terdapat luka pada telapak kaki 1 minggu yang lalu, luka tidak
klien mengatakan jika berjalan tidak menggunakan alas kaki karena sudah
agar luka pada kaki kirinya cepat sembuh, karena sudah 7 hari luka tersebut
belum juga sembuh. Data objektif yang didapatkan yaitu klien terlihat bingung
saat ditanya contoh makanan yang harus dibatasi dan harus dikurangi pada
olahraga maupun latihan agar gula darah menjadi normal, klien tidak
menjawab saat ditanya mengenai cara merawat luka yang tepat pada kakinya,
pengetahuan tentang diit, latihan, cara perawatan kaki dan perawatan luka
4. Defisit pengetahuan tentang diit, latihan, cara perawatan kaki dan perawatan
b) Kriteria hasil : temperatur kulit dalam batas normal, integritas kulit baik
dan tidak ada kulit yang mengalami nekrosis, tidak terdapat odema
disekitar luka, tidak ada bau menyengat pada luka, terjadi penurunan
ukuran luka, tidak ada tanda-tanda infeksi ( rubor, kalor,dolor, tumor dan
purulen, gula darah puasa dan gula darah sewaktu dalam batas normal.
dengan ahli gizi dalam pemberian diit dan jelaskan pentingnya intake
b) kriteria hasil: skala nyeri berkurang ( skala nyeri dari 7 menjadi 1-3),
ekspresi wajah klien rileks, tanda-tanda vital dalam batas normal, klien
klien adekuat.
mempermudah berjalan.
dalam aktivitas.
a) tujuan dan kriteris hasil: Klien dan keluarga mengetahui diit pada pasien
perawatan luka yang tepat agar luka cepat sembuh, klien mengetahui
manfaat perawatan luka efektif pada kaki, klien mengetahui alas kaki
penyembuhan luka.
latihan yang dilakukan agar gula darah mendekati normal (<200 mg/dL),
tentang contoh makanan yang harus dibatasi dan harus dikurangi pada
pada kaki, 7) Instruksikan klien untuk menggunakan alas kaki yang tepat
aktivitas yang dapat menjadi penyebab timbulnya tekanan pada saraf dan
melakukan tes gula darah, berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
diit pada pasien dan menjelaskan pentingnya intake makanan dan nutrisi
Metronidazol 500 mg/100 cc, memberikan terapi obat metformin (via oral)
istirahat.
kaki dan luka pada kaki, menganjurkan klien untuk menggunakan alas
berdiri atau berjalan yang terlalu lama dapat memberikan tekanan pada
kesehatan tentang diit yang harus dipatuhi oleh klien untuk mempercepat
dapat dilakukan agar gula darah dalam rentang normal, memonitor klien
G. Evaluasi
konsistensi tidak terlalu kental serta tidak bau, tepi luka berwarna
merah muda dan odema menurun, tidak terdapat krusta, kulit sekitar
luka berwarna kemerahan dan ada sebagian area yang kering. Hasil
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi radialis 84x/ menit, nadi pada
leukosit 13,0 103/uL (high), netrofil 74,2 % (high) dan limfosit 18,9 %
(low). Klien mendapatkan diit 1.700 kalori dan ekstra susu DM (susu
sandal yang longgar karena terdapat luka pada kaki. Klien berjalan ke
P: Pertahankan kondisi.
S: klien mengatakan makanan yang harus dihindari adalah gula pasir, gula
jawa, es krim, kue manis dan susu kental manis, klien mengatakan kaki
dengan hati-hati,
jumlah, jenis dan jadwal makan serta contoh makanan yang harus
luka dengan kassa steril serta klien mengatakan kaki harus selalu
menggunakan alas kaki setiap turun dari bed, klien dapat menjelaskan
berulang pada kaki dan luka tidak terpapar lantai yang kotor yang dapat
P: Pertahankan kondisi.
BAB IV
A. Pembahasan
yang muncul selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.D selama
4 hari yaitu pada tanggal 4 Maret 2015 sampai dengan 7 Maret 2015. Dalam
pembahasan ini penulis akan membahas kesenjangan yang terjadi antara teori
dengan kondisi nyata pada kasus ulkus diabetes melitus yang dialami oleh
Pada bab ini juga akan membahas tentang masalah keperawatan yang
tersebut bisa terjadi, dampak jika masalah tersebut tidak diatasi serta
membahas masalah yang seharusnya tidak muncul tetapi muncul pada Tn.D,
penghambatnya.
1. Pengkajian
mengeluh luka di telapak kaki kiri yang tidak kunjung sembuh dan area luka
terasa panas dan perih, hal ini sesuai dengan teori menurut Suriadi (2004),
aliran darah tersebut tidak diperbaiki. Selain itu akibat dari glukosa yang
jaringan.
Tn.D mengeluh luka terasa panas, perih dan sulit berjalan, hal ini
sesuai dengan teori menurut Wound Care Center dalam (Susman dan
adanya permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah, kalor (panas) yang
memerangi penyebab infeksi atau antigen, dolor (nyeri) yang terjadi karena
berjalan.
kaki kiri terdapat ulkus tingkat 2: yaitu ulkus dalam sampai tendon, ligamen,
otot, sendi, belum mengenai tulang, dengan selulitis dan abses yang
pada luka ( slough ), terdapat krusta pada area sekitar luka, belum terlihat
berjumlah ±10 cc, dan terdapat odema pada kaki kiri, kulit sekitar luka
Odor atau bau tidak sedap pada luka disebabkan oleh adanya
beberapa cairan luka yang dapat menimbulkan bau. Ulkus pada tingkat 2
terjadi jika tepi luka odema, nekrosis, dan infeksi. Tanda infeksi pada luka
Tn.D mengeluh area luka pada telapak kaki kiri terasa nyeri, nyeri
Dengan adanya cairan eksudat pada jaringan sekitar luka juga menjadi salah
serabut saraf perifer. Serabut saraf perifer memasuki medulla spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam
luka terasa nyeri. Hal ini sesuai menurut Sussman dan Barbara (2011), salah
satu tanda gejala dari infeksi adalah terjadinya fungsiolaesa yaitu perubahan
kesulitan berjalan.
Tn.D mengeluh BAK 6-7 kali sehari, merasa lapar secara terus-
menerus dan sering merasa haus sehingga dalam sehari minum 9-10 gelas
air putih (1800-2000 cc). Hal ini sesuai dengan teori menurut Price (2005)
banyak kencing (poliuri), hal ini terjadi karena hiperglikemia yang berat
(antideuretic hormone) dan menimbulkan rasa haus. Banyak makan, hal ini
disebabkan setiap makanan yang telah dimakan oleh penderita tidak bisa di
merasa lemas dan selalu merasa lapar, dengan demikian penderita akan
mg/dL (high) dan trigliserida 568 mg/dL ( high). Kadar kolesterol dan
lemak pada pasien diabetes mellitus biasanya tinggi, hal ini disebabkan pada
insulin, maka proses lipolisis tidak dapat dihambat sehingga produksi asam
ke hati dan akan diubah menjadi vLDL dan trigliserida. Kemudian vLDL
akan dkirim ke pembuluh darah dan diubah menjadi LDL yang mengandung
banyak kolesterol. LDL yang berlebih akan menimbulkan plak pada dinding
pembuluh darah dan mengganggu sirkulasi darah (Mcneal & Wilson, 2008)
2. Diagnosa Keperawatan
telapak kaki kiri terdapat ulkus tingkat 2: yaitu ulkus dalam sampai
tendon, ligament, otot, belum mengenai tulang disertai dengan adanya
luas luka, terdapat jaringan berwarna kuning yang menempel pada luka (
slough ), terdapat krusta pada area sekitar luka, belum terlihat granulasi,
berjumlah ±10 cc, dan terdapat odema pada kaki kiri, kulit sekitar luka
berwarna kemerahan dan ada sebagian area yang kering. Gula Darah
merasa sakit saat penggantian balutan dan ketika terjadi penekanan yang
keras pada area sekitar luka untuk mengeluarkan cairan eksudat. Menurut
pembuluh darah dimana cairan ini berisi protein dan sel darah putih yang
menurut Suriadi (2004, p. 65) dan Price (2005), yaitu salah satu
dengan diabetik terkait adanya pengaruh pada saraf yang terdapat pada
kaki dan biasanya dikenal sebagai neuropati perifer. Pada pasien dengan
Hal ini terkait dengan diabetik neuropati yang berdampak pada sistem
lokasi tersebut.
pada tungkai bawah terutama kaki, akibat perfusi jaringan bagian distal
infeksi akibat masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang
ulkus, kulit dan jaringan disekitar luka akan berwarna kuning dan
dalam Faisol, 2012), adalah dengan adanya luka pada pasien diabetes
integumen yang apabila tidak dirawat dengan tepat akan menjadi ulkus
sembuh total pada 12 minggu. Tujuan dan kriteria hasil yang akan
temperatur kulit dalam batas normal, integritas kulit baik dan tidak ada
kulit yang mengalami nekrosis, tidak terdapat odema disekitar luka, tidak
ada bau menyengat pada luka, terjadi penurunan ukuran luka, tidak ada
2008, p.699).
gula darah, lakukan perawatan ulkus (cuci area luka dengan NaCl,
balut), monitor tanda vital, kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
Sussman dan Barbara (2010) yaitu mengkaji keadaan luka untuk menilai
(dari skala 0-skala 5), mengamati dasar luka (merah, kuning, hitam),
luka dan ada atau tidaknya goa, cairan luka (blood, inflamation, chronic
wound fluid, product of inflamation), odor (bau), tepi luka, kulit sekitar
luka, dan kaji adanya tanda infeksi. Sedangkan penyembuhan luka pada
yang menempel pada luka ( slough ),terdapat krusta pada area luka,
sekitar luka berwarna kemerahan dan ada sebagian area yang kering.
Menurut Suriadi (2004), glukosa yang tinggi di dalam darah, sel menjadi
glukosa, sel juga memerlukan protein untuk proses regenerasi sel. Akibat
menurun dan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Keadaan ini yang
dikatakan tinggi apabila kadar gula darah sewaktu >200 mg/dL, gula
darah puasa >140 mg/dL, dan gula darah 2 jam setelah mengkonsumsi
gula darah sewaktu pada saat pengkajian adalah 500 mg/dL sedangkan
pada hari ke-4 adalah 209 mg/dL. Setelah mengetahui kadar glukosa
nilai glukosa darah sewaktu >20 mg/dl dari nilai gula darah puasa berarti
glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar gula darah puasa, berarti terjadi
konsentrasi dan komposisi cairan yang hampir sama dengan cairan tubuh
luka. Sedangkan menurut Tjay (2002, p.236) normal saline juga berguna
tidak memperbanyak diri ditempat itu dan umumnya akan mati sendiri.
luka yang akut atau kronik dengan jaringan nekrosis, luka yang terinfeksi
yang terletak pada dasar luka), skala 4= jaringan mati berwarna hitam
slough.
fiskal dan kimiawi dalam madu, seperti kadar keasaman dan pengaruh
anti bakteri yang membantu mengatasi infeksi pada luka dan anti
kulit(Faisol,2012).
tanda vital klien dengan rasional apabila terjadi infeksi maka akan
suhu tubuh yaitu 37,6 oC, tekanan darah klien 130/80 mmHg, nadi
radialis klien 90 x/menit, nadi pada arteri dorsalis pedis 82x/menit dan
respirasi klien adalah 22 x/menit. Nadi pada radialis dan dorsalis pedis
dapat berbeda, hal ini disebabkan dengan adanya gangguan sirkulasi pada
penyembuhan luka. Berat badan klien adalah 60 kg, tinggi badan 162 cm.
IMT klien adalah 22,9 % (berat badan normal). Cara menghitung kalori
melawan infeksi (misal ikan, putih telur, ayam) dan memperbaiki sel
akan nutrisi membantu menjaga system imun tubuh (misal roti gandum,
bakteri dan membantu respon imun (misal susu, ikan, daging merah). Tn.
mendapatkan menu diit nasi (100 gram), ikan (50 gram), tempe 2 potong
(100 gram). Selain itu, klien juga mendapatkan ekstra susu DM yaitu
susu skim cair 1 gelas (200 gram). Pada tanggal 5 Maret 2015, klien
mendapatkan menu diit nasi (100 gram), telur ayam 1 butir (50 gram),
tempe 2 potong sedang (50 gram), sayuran (150 gram), minyak (5 gram)
dan mendapatkan makanan selingan berupa buah yaitu pepaya I potong
besar (150 gram). Selain itu, klien juga mendapatkan ekstra susu DM
yaitu susu skim cair 1 gelas (200 gram). Pada tanggal 6 Maret dan 7
maret 2015, klien mendapatkan menu diit nasi (100 gram), ayam tanpa
kulit 1 potong sedang (50 gram), tahu 1 biji (100 gram), sayuran (150
yaitu jeruk manis 2 buah (100 gram). Selain itu, klien juga mendapatkan
ekstra susu DM yaitu susu skim cair 1 gelas (200 gram). Tn.D
serta tidak klien mendapatkan susu kental manis karena susu kental
manis mengandung tinggi lemak dan tinggi gula yang dapat menghambat
7,5 mg/kg BB dan diberikan setiap 6-8 jam , dosis maksimum adalah 4
g/hari dan lama penggunaan adalah 7 hari. Efek samping yang dapat
(via oral) 500 mg dan terapi simfastatin 20 mg serta gemfibroxil 600 mg.
kepekaan tubuh terhadap insulin, maka kadar gula darah dalam darah
gula dalam darah yang tinggi akan menurunkan fungsi leukosit sehingga
Dosis awal adalah 20 mg tiap malam hari dan tidak boleh diberikan lebih
dari 40 mg/hari. Efek samping dari penggunaan obat ini adalah sakit
kepala, konstipasi, sakit perut, diare, nyeri dada. Obat gemfibroxil dapat
dari penggunaan obat ini adalah sakit perut, sakit kepala dan mengantuk.
Lemak dan kolesterol yang berlebih dapat menumpuk pada pembuluh
keperawatan adalah belum mencapai tujuan dan kriteria hasil yang telah
± 2 cc dan konsistensi tidak terlalu kental serta tidak bau, tidak ada
terdapat krusta, kulit sekitar luka berwarna kemerahan dan ada sebagian
area yang kering hal ini menunjukkan luka masih perlu dilakukan
kurang.
Diagnosa ini ditegakkan atas dasar klien mengeluh area luka pada
telapak kaki kiri terasa nyeri, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 7
dan hilang timbul. Klien mengipas-ngipas daerah luka dengan tangan dan
sering bernafas panjang saat dilakukan pengkajian. Hal ini sesuai teori
mengalami nyeri akut, yaitu adanya laporan nyeri secara verbal maupun
non verbal, tingkah laku berhati-hati, fokus pada diri sendiri, terjadi
mengalami kerusakan akibat adanya luka pada telapak kaki kiri serta
Serabut saraf perifer memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu
dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna
Akibat yang terjadi apabila nyeri akut tidak segera diatasi menurut
menggigil, mual, muntah, marah atau depresi yang berulang. Jika klien
yaitu syok neurogenik. Selain itu, nyeri dapat membatasi mobilisasi dan
4x24 jam untuk mengatasi masalah keperawatan nyeri akut karena nyeri
yang dirasakan Tn.D timbul karena adanya luka pada telapak kaki
membutuhkan waktu yang lama. Tujuan dan kriteria hasil yang akan
dicapai oleh penulis dalam masalah nyeri akut selama 4x24 jam adalah
skala nyeri berkurang ( skala nyeri dari 7 menjadi 1-3), ekspresi wajah
klien rileks, tanda-tanda vital dalam batas normal, klien mengetahui dan
(Moorhead,2008)
Rencana tindakan yang telah dirumuskan penulis adalah kaji
2015 sampai 7 Maret 2015 adalah yang pertama mengkaji keluhan dan
laku berhati-hati dari klien seperti berganti posisi dengan lambat, adanya
eksternal. Posisi nyaman yang dimaksut adalah posisi yang menurut klien
ketegangan fisiologi, hal utama yang dibutuhkan dalam teknik ini adalah
klien dengan posisi yang nyaman, pikiran yang tenang serta lingkungan
dan otak sehingga klien secara konsisten akan merasakan respon fisiologi
yang meliputi penurunan tekanan darah, meningkatkan respon kekebalan
berat dengan dosis pemberian 30 mg tiap 6-8 jam, dosis harian total tidak
boleh lebih dari 90 mg dan penggunaannya tidak boleh lebih dari 5 hari
frekuensi jantung dan tekanan darah. Tekanan darah pada Tn.D adalah
berkurang. Cairan eksudat klien pada hari ke-4 adalah ± 2cc. Maka dari
karena terdapat luka pada kaki kiri dan luka terasa nyeri. Untuk
dibantu oleh istri. Hal ini sesuai teori menurut Herdman (2012), batasan
pergerakan lambat.
aktivitas sehari-hari secara mandiri, hal ini sesuai dengan teori menurut
Price (2005).
Akibat lanjut dari masalah ini apabila tidak diatasi menurut Potter
kulit.
Tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai oleh penulis dalam
masalah defisit perawatan diri selama 4x24 jam adalah defisit perawatan
diri teratasi dengan hasil skala ketergantungan klien 0, klien terbebas dari
159).
sesuai kemampuan fisik, bantu klien untuk menggunakan alas kaki yang
et.al, 2008).
kaki yang tepat dengan rasional penggunaan alas kaki yang sempit dapat
luka karena luka mendapatkan tekanan, selain itu pemilihan alas kaki
dahulu apakah ada batu kecil karena dapat menyebabkan iritasi dan luka
pada kulit, sebaiknya hindari menggunakan alas kaki yang terbuat dari
dengan ukuran dan bentuk kaki, menggunakan alas kaki 1-2 cm lebih
panjang dari ukuran kaki dan menggunakan alas kaki di dalam ataupun di
luar rumah.
rencana pengobatan.
luka pada kaki dan setelah mengetahui terdapat luka pada telapak kaki 1
minggu yang lalu, luka tidak dirawat dan dibiarkan karena beranggapan
kirinya cepat sembuh, karena sudah 7 hari luka tersebut belum juga
persepsi pada klien dan keluarga yang dapat berpengaruh pada proses
yang akan dicapai oleh penulis dalam masalah defisit pengetahuan adalah
perawatan luka yang tepat agar luka cepat sembuh, klien mengetahui
manfaat perawatan luka efektif pada kaki, klien mengetahui alas kaki
yang tepat untuk mengurangi tekanan pada luka, (Moorhead, et.al, 2008,
p. 463).
luka pada kaki, instruksikan klien untuk menggunakan alas kaki yang
aktivitas yang dapat menjadi penyebab timbulnya tekanan pada saraf dan
maret 2015 sampai 7 Maret 2015 adalah yang pertama mengkaji tingkat
keterampilan klien tentang perawatan kaki dan luka pada kaki dengan
perawatan kaki dan perawatan luka pada kaki. Tindakan keempat adalah
batu kecil karena dapat menyebabkan iritasi dan luka pada kulit,
dengan ukuran dan bentuk kaki, menggunakan alas kaki 1-2 cm lebih
panjang dari ukuran kaki dan menggunakan alas kaki di dalam ataupun di
luar rumah.
yang terlalu lama dapat memberikan tekanan pada luka yang dapat
perawatan luka yang benar dan tepat. Perawatan ulkus diabetes meliputi
Perawatan kaki yang tepat yaitu menjaga kaki agar selalu bersih,
kemerahan, memar, luka atau iritasi pada kaki, mencuci kaki setiap hari
menggunakan lotion dan memotong kuku sesuai bentuk kuku dan tidak
luka. Diit pada pasien dengan ulkus diabetes mellitus adalah prinsip 3 j
tentang latihan yang dapat dilakukan agar gula darah dalam rentang
normal dengan tujuan agar klien mengetahui latihan yang tepat agar gula
latihan fisik bagi penderita diabetes mellitus sama dengan prinsip latihan
fisik secara umum yaitu frekuensi atau jumlah olahraga per minggu
sebaiknya dilakukan dengan teratur 3-5 kali dengan durasi 30-60 menit
memonitor klien dalam penggunaan alas kaki yang tepat dengan rasional
klien menggunakan alas kaki setiap turun dari bed, klien dapat
terjadinya luka berulang pada kaki dan luka tidak terpapar lantai yang
kotor yang dapat menghambat penyembuhan luka. Maka dari itu, penulis
pada Tn. D. Hal tersebut dapat terjadi karena Tn.D sudah mengalami
infeksi ditandai dengan ditemukannya luka pada telapak kaki kiri dengan
kemerahan dan ada sebagian area yang kering. Hal ini sesuai dengan
(penurunan fungsi).
cepat pulang. Klien juga mengatakan merasa tenang dan tidak cemas
rumah sakit. Interaksi klien dengan perawat dan keluarga baik. Hal ini
gangguan citra tubuh adalah apabila klien berespon secara verbal atau
terhadap penolakan atau reaksi dari orang lain, berfokus pada kekuatan,
misalnya perasaan putus asa, atau tidak mampu, atau tidak berdaya),
trauma terhadap bagian tubuh yang tidak berfungsi, tidak melihat dan
kehilangan, tingkah laku merusak diri (misalnya usaha bunuh diri, makan
B. Simpulan
1. Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 4 Maret 2015 pada Tn.D dengan
dalam aktivitas.
berjalan yang terlalu lama dapat memberikan tekanan pada luka yang
pendidikan kesehatan tentang diit yang harus dipatuhi oleh klien untuk
tentang latihan yang dapat dilakukan agar gula darah dalam rentang
latihan atau aktivitas untuk mengontrol kadar gula darah, meminta klien
diberikan.
informasi teratasi.
penulis, penulis tidak mendokumentasikan luka ulkus klien pada hari ke-
istri untuk diberi penyuluhan dan respon antusiasme klien dan istri saat
keperawatan.
C. Saran
pengetahuan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Carville, K. (2007). Wound Care: Manual (5th ed.). Australia: Silver Chain
Nursing Association
EGC
65-68
Cendekia
Pustaka Publisher
Obor
di Indonesia.
http://www.rkzsurabaya.com/images/brosur/pdf
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Komalasari,dkk. Jakarta:EGC
101-104
Smeltzer, S.C, Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah .Edisi
Sudoyo, Aru. W & Bambang Setiyohadi (Eds.) (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan
Kluwer
Waspadji, Sarwono. (2006). Kaki Diabetik. Dalam Sudoyo, Aru. W & Bambang
Setiyohadi (Eds.) (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi
Sub Pokok Bahasan : Perawatan dan Diit pada Pasien Diabetes Mellitus
Temanggung
A. Latar Belakang
terdapat luka pada telapak kaki kiri sudah 7 hari yang lalu, dan Tn. D
pasien dengan diabetes mellitus untuk menjaga kadar gula darah menjadi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
pentingnya diit dan latian sehingga Tn. D mematuhi Diit diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
C. Materi Penyuluhan
D. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
E. Media
Leafleat
F. Kegiatan Penyuluhan
1 Pendahuluan 5 mnt
Menjawab
Memberi salam
salam
Memberi pertanyaan apersepsi
Memberi salam
Mengkomunikasikan pokok
Menyimak
bahasan
Menyimak
Mengkomunikasikan tujuan
Menyimak
Memberikan penjelasan tentang DM:
Bertanya
a. Pengertian Diabetes Mellitus
Memperhatikan
b. Cara Pengendalian Diabetes Mellitus
Mellitus
Diabetes Mellitus
untuk bertanya
3 Penutup 5 mnt
Memperhatikan
Menyimpulkan materi penyuluhan
menjawab
bersama keluarga
G. Evaluasi
5.
H. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
I. Referensi
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Pengertian
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar gula dalam darah tinggi
Yaitu:
1. Diet
makan, dan jenis makanan yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli
gizi
3. Hindarilah penggunaan gula murni dan makanan yang terbuat dari gula
murni
1. 1 bungkus mie = nasi 100 gram= 4 sendok makan = ½ gelas nasi = 2 biji
2. Jika malam hari merasa lapar dibolehkan makan pisang kapok rebus 2 biji
4. Untuk makanan selingan, yaitu snack asin, agar-agar yang tidak dibuat
5. Makanan yang dihindari: semur, tahu bacem, sirup, jelly, susu kental
saat kadar gula darah berada pada puncaknya. Latihan fisik mempermudah
ringan, durasi selama 30-60 menit.Jenis olahraganya yaitu ringan (jalan biasa
Sub Pokok Bahasan : Perawatan Kaki dan Perawatan Luka pada Pasien
Diabetes Mellitus
A. Latar Belakang
terdapat luka pada telapak kaki kiri sudah 7 hari yang lalu, dan Tn. D
pasien dengan diabetes mellitus untuk menjaga kadar gula darah menjadi
menunjang upaya preventif dan promotif bagi klien dan keluarga. Oleh
karena itu pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn S mengenai diit diabetes
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
merawat kaki dan merawat luka yang tepat sehingga mendukung proses
penyembuhan luka.
2. Tujuan Khusus
C. Materi Penyuluhan
(Terlampir)
2. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
3. Media
Leafleat
4. Kegiatan Penyuluhan
1 Pendahuluan 5 mnt
Menjawab
Memberi salam
salam
Memberi pertanyaan apersepsi
Memberi salam
Mengkomunikasikan pokok
Menyimak
bahasan
Menyimak
Mengkomunikasikan tujuan
Menyimak
Memberikan penjelasan tentang DM:
Bertanya
a. Pengertian Ulkus Diabetes Mellitus
Memperhatikan
b. Tujuan Perawatan kaki pada pasien
untuk bertanya
3 Penutup 5 mnt
Memperhatikan
Menyimpulkan materi penyuluhan
menjawab
bersama keluarga
5. Evaluasi
5. Butir soal
5.
6. Lampiran
3. Materi
4. Leaflet
7. Referensi
Pengertian
Ulkus Diabetik adalah luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam
dan neuropati perifer akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga pasien
2. Bagian yang diperiksa adalah punggung kaki, telapak kaki, sisi-sisi kaki,
1. Membersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi
2. Memberikan pelembab/ lotion pada daerah kaki yang kering agar kulit
3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
5. Gunakan sepatu atau sandal sesuai dengan ukuran, dengan ruang sepatu
jarum dan duri karena dapat menyebabkan iritasi dan luka terhadap kulit.
7. Memakai kaus kaki yang bersih dan ganti setiap hari serta kaus kaki
terbuat dari bahan wol atau katun dan tidak memakai bahan sintesis karena
dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki sesuai dengan
sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya
otot betis dan otot paha dan juga mengatasi keterbatasan sendi.
Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, dudukdan tidur
dengan cara menggerakkan kaki dan sendi –sendi kaki misalnya berdiri
keluar atau kedalam dan mencengkeram pada jari-jari kaki. Latihan senam
kkai diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur, sambil santai di rumah
bersama keluaga, juga waktu kaki terasa dingin, lakukan senam ulang.
Perawatan Ulkus Diabetes Mellitus
diabetes mellitus adalah dari pusat luka ke arah luar luka dan secara hati-
hati atau dapat juga dari bagian luar dulu kemudian bagian dalam dengan
2. Debridement
penyembuhan luka.
Karbohidrat diberikan 55-65% dari total kebutuhan sehari. Pada setiap gram
b. Protein : 60 gram/hari
Jumlah protein yang diberikan sekitar 10-15% dari total kalori per hari.
c. Lemak : 40 gram/hari
Jumlah lemak yang diberikan sekitar 20 % dari total kalori per hari. Lemak
f. Natrium : ≤ 3000mg/hari
Menentukan status gizi dengan menggunakan rumus Body Mass Index (BMI)
Klasifikasi IMT :
f. Obesitas II ≥30,0
Untuk laki-laki <160 cm, wanita <150 cm, perhitungan BB idaman tidak
dikurangi 10%.
Klasifikasi :
Keterangan:
a. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan idaman dikalikan
Protein : 60 gram
Lemak : 40 gram
sebagai berikut:
a. Debridement
Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 cm dari tepi luka ke jaringan sehat.
diabetes mellitus dan dianggap paling efisien adalah dengan teknik bedah (
luka selanjutnya.
diabetes mellitus adalah dengan normal salin atau bisa dengan larutan
perlu dilakukan irigasi dengan tekanan yang tidak terlalu kuat, dengan
arah luar luka dan secara hati-hati atau dapat juga dari bagian luar dulu
c. Dressing
fisiologi pada ulkus diabetes mellitus dan suasana dalam keadaan lembab
pengkajian pada kondisi luka yaitu meliputi tipe ulkus, ada atau tidaknya
eksudat, ada tidaknya infeksi dan kondisi kulit sekitar ulkus. Hal ini
metronidazole.
Tujuan dari pembalutan ulkus diabetes mellitus yaitu:
luka.
( Luka Tn.D pada hari ke-1) ( Luka Tn.D pada hari ke-2)
A. BIODATA
1. Nama Lengkap : Defi Rahmawati
2. NIM : P17420512008
3. Tanggal Lahir : 23 Februari 1994
4. Tampat Lahir : Magelang
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah: a. Jalan : Jalan Mayor Unus, RT 03 RW 18
b. Kelurahan : Kalinegoro
c. Kecamatan : Mertoyudan
d. Kab/Kota : Magelang
e. Propinsi : Jawa Tengah
7. Telepon: a. Rumah :-
b.HP : 085643089449
c.E-mail :dhefira23@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SD N 2Kalinegoro Mertoyudan Magelang, lulus
tahun 2006
2. Pendidikan SLTP di SMP N 4 Magelang, lulus tahun 2009
3. Pendidikan SLTA di SMA N 4 Magelang, lulus tahun 2012
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. Wakil Gubernur Himpunan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Semarang Prodi DIII Keperawatan Magelang tahun 2013
2. Divisi Litbang Himpunan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
Prodi DIII Keperawatan Magelang tahun 2014
DEFI RAHMAWATI
NIM. P.17420512008