KTI
Oleh:
Novita Andriyani
NIM P17420511028
JUNI 2014
1
LAPORAN KASUS
KTI
Oleh:
Novita Andriyani
NIM P17420511028
JUNI 2014
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis
Ruang Flamboyan RSUD Tidar Kota Magelang”. Laporan kasus ini disusun
sebagai syarat ujian akhir program pada Program Studi DIII Keperawatan
Magelang.
bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam
Semarang
Magelang dan penguji yang telah memberi masukan dalam penulisan laporan
kasus ini.
semangat kebersamaan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan kasus ini
masih jauh dari dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun
guna menyempurnakan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini bermanfaat
bagi pembaca.
Penulis
Novita Andriyani
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1. Definisi ...................................................................................................................... 5
3. Etiologi ...................................................................................................................... 9
4. Manifestasi Klinik ..................................................................................................... 10
5. Patofisiologi .............................................................................................................. 10
B. Pengkajian ....................................................................................................................... 12
D. Perencanaan..................................................................................................................... 13
E. Evaluasi ........................................................................................................................... 14
B. Pengkajian ....................................................................................................................... 16
D. Perencanaan..................................................................................................................... 20
E. Pelaksanaan ..................................................................................................................... 21
F. Evaluasi ........................................................................................................................... 25
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan ..................................................................................................................... 31
B. Simpulan ......................................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Pathway .................................................................................................................. 11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7: Leaflet
PENDAHULUAN
erat dengan istilah ulkus diabetik. Ulkus diabetik adalah infeksi, ulserasi, dan
atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan dengan neuropati dan
(Decroli, 2008)
otonom dan kerusakan sistem saraf motorik. Kerusakan sistem saraf perifer
pada umumnya dapat menyebabkan kesemutan, nyeri pada tangan dan kaki,
serta berkurangnya sensitivitas atau mati rasa. Kaki yang mati rasa
mellitus terlambat untuk menyadari bahwa telah terjadi luka pada kakinya, hal
ini semakin diperparah karena kaki yang terluka tersebut tidak dirawat dan
rumah sakit di antara pasien dengan diabetes adalah karena ulkus kaki diabetik
bangsal bedah 100% mengalami ulkus. Adapun rincian data yang diperoleh
adalah sebagai berikut: jumlah pasien diabetes mellitus sejak bulan Juni
jaringan pada pasien diabetes merupakan masalah yang serius, maka penulis
tertarik mengangkat kasus dengan judul “Pengelolaan keperawatan Kerusakan
dukungan dari keluarga pasien dan kerjasama para petugas kesehatan yang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Kota Magelang.
2. Tujuan Khusus:
Kota Magelang.
C. Manfaat Penulisan
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam
kerusakan integritas jaringan pada pasien dengan ulkus diabetes mellitus, juga
mellitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
merupakan luka yang terjadi pada pasien dengan diabetic yang melibatkan
2. Tingkatan Luka
3. Etiologi
saraf sensori dan autonomik dan system pergerakan. Kerusakan pada saraf
Adapun tanda dan gejala klinik penderita diabetik yang mengalami ulkus:
kelainan bentuk pada kaki, berjalan kurang seimbang, adanya fisura pada
area yang tertekan, luka biasanya dalam dan berlubang, hilang atau
(Suriadi, 2004).
5. Patofisiologi
disebabkan oleh plak dari hasil sisa metabolisme berupa asam lemak
mengalami cedera dari luar maka luka akan menjadi lama sembuh karena
KOMPLIKASI DM
penyakit makrovaskuler
aterosklerosis
oklusif perifer
CEDERA
↓
gangrene
nyeri saat berjalan), kaki (perubahan bentuk, pulsasi, kondisi kaki), sensasi
kaki, kategori risiko, pengkajian alas kaki, pendidikan perawatan kaki, studi
diagnostik.
luka antara lain: jenis luka (ulkus), lokasi luka (plantar kaki), lama luka
berbau), nyeri (lokasi, frekuensi, skala), tepi luka (warna, edema), kondisi
C. Perumusan Masalah
subkutan.
14) Pertahankan teknik balut luka yang steril ketika merawat luka
18) Ajarkan pasien atau anggota keluarga tentang prosedur perawatan luka.
B. Evaluasi
Indikator:
f) Perfusi jaringan
Skala:
1: sangat dikompromikan
2: dikompromikan
3: cukup dikompromikan
4: agak terganggu
5: tidak terganggu
Indikator:
a) Granulasi
b) Epitialisasi
c) Resolusi nekrosis
d) Resolusi bau luka
Skala:
1: tidak ada
2: sedikit
3: sedang
4: banyak
5: sempurna
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Biodata Pasien
sebagai ibu rumah tangga. Pasien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Tidar
Kota Magelang pada tanggal 14 Maret 2014 dengan nomor rekam medik
B. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Tidar Kota Magelang sejak tanggal 14 Maret 2014 dengan keluhan luka
pada kaki kanan tidak lekas sembuh. Pasien menyatakan bahwa sebelum
masuk Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang, luka di kaki
pasien terdapat nanah dan berbau busuk. Saat itu pasien menggunakan jasa
perawat homecare, tetapi luka yang dialami pasien tidak segera sembuh.
Ketika itu pasien sudah tidak tahan dengan lukanya sehingga pasien
Magelang.
ruang operasi Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang pada
diperoleh data subjektif berupa keluhan utama yaitu pasien merasa ngeri
dengan luka di kaki kanannya yang tidak segera sembuh. Pasien mengeluh
lemas dan penglihatan kabur. Selain itu, juga didapatkan data objektif
becefort 1x1 kaplet. Diet yang diberikan pasien yaitu rendah kalori inggi
protein.
dikonsumsi Ny. W yaitu teh manis sebanyak 2 gelas besar atau setara
dengan 800 ml tiap pagi dengan kandungan gula 5 sendok teh per gelas.
2. Pemeriksaan Fisik
diperoleh: tekanan darah 130/ 70 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 365C, dan
ada lesi. Rambut klien berwarna hitam, rambut kuat tidak mudah rontok,
dan kulit kepala bersih. Pada pemeriksaan mata, konjungtiva tidak anemis,
telinga bersih, tidak ada serumen yang keluar, tidak ada lesi, tidak ada
gigi. Bagian leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, ataupun tekanan
vena jugularis.
inspeksi pergerakan dada simetris saat bernafas, tidak ada retraksi dada,
tidak ada lesi, untuk palpasi vocal fremitus teraba sama kanan-kiri dan
tidak ada nyeri tekan, untuk hasil perkusi resonan, dan hasil auskultasi
palpasi abdomen tidak ada nyeri tekan, dan hasil perkusi adalah timpani.
Hasil pemeriksaan kulit yaitu turgor kulit baik, kurang dari 2 detik.
kiri dapat berfungsi dengan baik, sensibilitas baik, kekuatan otot maksimal
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pengkajian Fokus
didapatkan data subjektif yaitu, pasien merasakan nyeri pada luka post
dengan panjang luka 35 cm, lebar luka 9 cm, kedalaman luka 1,5 cm,
tendon kaki terlihat pada area luka, warna dasar luka merah dengan
25%, jaringan lemak 15%, terdapat eksudat purulen 1cc, luka berbau
busuk, derajat luka II, sensibilitas agak terganggu pada jari ketiga kaki
b. Pemeriksaan Penunjang
protein total 6,5mg/dl dengan nilai di bawah normal, albumin 2,6 g/dl
dengan nilai di bawah normal, globulin 3,9 mg/dl dengan nilai di atas
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 24 dan 25 Maret 2014 dapat
D. Perencanaan
integritas jaringan dengan kriteria hasil: perfusi jaringan baik, tidak ada tanda-
tanda infeksi, menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka (warna dasar
luka mengalami kenaikan yaitu lebih dari 60%; jaringan nekrotik berkurang
jaringan, monitor gula darah tiap hari, kaji status nutrisi, kaji tingkat
ketidaknyamanan pasien (status nyeri), kaji adanya gatal dan goresan, kaji
perawatan luka, beri tahu pasien tanda gejala infeksi, kolaborasi pemberian
E. Pelaksanaan
06.00 WIB yaitu mengukur gula darah. Hasil pengukuran gula darah
berlangsung, pasien mengeluh nyeri terutama pada luka post operasi yaitu
pada jari ketiga kaki kanan. Berdasarkan observasi didapatkan data skala
bersih, bau luka berkurang, salep yang dioles pada luka merata di seluruh
permukaan luka.
dengan kecepatan 60 tetes per menit. Pasien diberikan diet pada pukul
12.00 WIB. Selanjutnya pada pukul 16.00 WIB pasien diberi infus
dilanjutkan pemberian diet. Pukul 24.00 WIB pasien diberi terapi infuse
dimulai pukul 06.10 WIB yaitu melakukan pemeriksaan gula darah. Hasil
berlangsung, pasien mengeluh nyeri terutama pada luka post operasi yaitu
pada jari ketiga kaki kanan. Berdasarkan observasi didapatkan data skala
bersih, bau luka berkurang, salep yang dioles pada luka merata di seluruh
permukaan luka.
dengan kecepatan 60 tetes per menit. Pasien diberikan diet pada pukul
12.00 WIB. Selanjutnya pada pukul 16.00 WIB pasien diberi infus
dilanjutkan pemberian diet. Pukul 24.00 WIB pasien diberi terapi infuse
salep pada luka, membalut luka dengan perban. Pada saat perawatan luka
berlangsung, pasien mengeluh nyeri terutama pada luka post operasi yaitu
pada jari ketiga kaki kanan. Berdasarkan observasi didapatkan data skala
bersih, bau luka berkurang, salep yang dioles pada luka merata di seluruh
permukaan luka.
Pasien diberikan diet pada pukul 12.00 WIB. Selanjutnya pada pukul
pukul 18.00 WIB dilanjutkan pemberian diet. Pukul 24.00 WIB pasien
menit.
berlangsung, pasien mengeluh nyeri terutama pada luka post operasi yaitu
pada jari ketiga kaki kanan. Berdasarkan observasi didapatkan data skala
bersih, bau luka berkurang, salep yang dioles pada luka merata di seluruh
permukaan luka.
08.00 WIB dengan kecepatan 60 tetes per menit. Pemeriksaan gula darah
mg/dl. Pasien diberikan diet pada pukul 12.00 WIB. Selanjutnya pada
celocid 250 mg pukul 18.00 WIB dilanjutkan pemberian diet. Pukul 24.00
F. Evaluasi
mengeluh nyeri pada luka post operasi saat ganti balut, nyeri terasa perih,
anemis, rambut bersih dan kuat, lingkar lengan atas 26 cm. Gula darah
sewaktu 188 mg/dl. Sedangkan untuk kondisi luka diperoleh data: luka
terletak di punggung kaki kanan dengan panjang luka 35 cm, lebar luka 9
cm, kedalaman luka 1,5 cm, tendon kaki terlihat pada area luka, warna
dasar luka merah dengan persentase 60% dari keseluruhan luka, jaringan
1cc, luka berbau busuk, derajat luka II, sensibilitas agak terganggu pada
baik, gula darah mengalami kenaikan, skala nyeri tetap tidak berkurang.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan status nutrisi tiap hari,
mengeluh nyeri pada luka post operasi saat ganti balut, nyeri terasa perih,
anemis, rambut bersih dan kuat, lingkar lengan atas 26 cm. Gula darah
sewaktu 249 mg/dl. Sedangkan untuk kondisi luka diperoleh data: luka
terletak di punggung kaki kanan dengan panjang luka 35 cm, lebar luka 9
cm, kedalaman luka 1,5 cm, tendon kaki terlihat pada area luka, warna
dasar luka merah dengan persentase 65% dari keseluruhan luka, jaringan
mati/nekrosis sebesar 20%, jaringan lemak 15%, eksudat tidak ada, bau
luka berkurang, derajat luka II, sensibilitas agak terganggu pada jari ketiga
baik, gula darah mengalami kenaikan, skala nyeri tetap tidak berkurang.
Sedangkan untuk kondisi luka pada Ny. W pada evaluasi hari kedua
nutrisi tiap hari, monitor gula darah tiap hari, lakukan perawatan luka,
mengeluh nyeri pada luka post operasi saat ganti balut, nyeri terasa perih,
nyeri timbul terus-menerus. Pasien mengaku menghabiskan porsi rumah
anemis, rambut bersih dan kuat, lingkar lengan atas 26 cm. Gula darah
sewaktu 257 mg/dl. Sedangkan untuk kondisi luka diperoleh data: luka
terletak di punggung kaki kanan dengan panjang luka 35 cm, lebar luka 9
cm, kedalaman luka 1,5 cm, tendon kaki terlihat pada area luka, warna
dasar luka merah dengan persentase 70% dari keseluruhan luka, jaringan
mati/nekrosis sebesar 15%, jaringan lemak 15%, eksudat tidak ada, bau
luka berkurang, derajat luka II, sensibilitas agak terganggu pada jari ketiga
baik, gula darah mengalami kenaikan, skala nyeri tetap tidak berkurang.
Sedangkan untuk kondisi luka pada Ny. W pada evaluasi hari ketiga
nutrisi tiap hari, monitor gula darah tiap hari, lakukan perawatan luka,
mengeluh nyeri pada luka post operasi saat ganti balut, nyeri terasa perih,
anemis, rambut bersih dan kuat, lingkar lengan atas 26 cm. Gula darah
sewaktu 350 mg/dl. Sedangkan untuk kondisi luka diperoleh data: luka
terletak di punggung kaki kanan dengan panjang luka 35 cm, lebar luka 9
cm, kedalaman luka 1,5 cm, tendon kaki terlihat pada area luka, warna
dasar luka merah dengan persentase 70% dari keseluruhan luka, jaringan
mati/nekrosis sebesar 10%, jaringan lemak 20%, eksudat tidak ada, bau
luka tidak ada, derajat luka II, sensibilitas agak terganggu pada jari ketiga
untuk kondisi luka pada Ny. W pada evaluasi hari keempat tampak
nekrotik berkurang 15% dari 25%, warna dasar luka dapat dipertahankan
dari hari sebelumnya yaitu 70%, bau luka tidak ada, eksudat tidak ada.
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
1. Pengkajian
saling berkaitan.
pasien dalam kondisi malnutrisi atau nutrisi baik. Status nutrisi berkaitan
berat badan 50kg, Indeks Masa Tubuh 21,4 kg/m2(rentang normal: 18,5-
22,9 kg/m2), Lingkar lengan atas 26 cm, persen lingkar lengan atas sebesar
nilai di bawah normal (nilai normal 40-48%), Albumin 2,6 g/dl dengan
tersebut dapat dikatakan bahwa status nutrisi pasien dalam kondisi relative
2009).
dilakukan ganti balut, luka disentuh), Quality (nyeri terasa perih), Region
(nyeri terletak pada luka post op, jari kelima kaki kanan), Scale (skala
sebagai berikut, luka terletak di punggung kaki kanan dengan panjang luka
35 cm, lebar luka 9 cm, kedalaman luka 1,5 cm, tendon kaki terlihat pada
area luka, warna dasar luka merah dengan persentase 60% dari
15%, terdapat eksudat purulen 1cc, luka berbau busuk, sensibilitas agak
terganggu pada jari ketiga kaki kanan, granulasi sedang (Morison, 2004).
jenis lain. Netrofil merupakan garis depan pertahanan selama fase infeksi
protein dari luar tubuh kurang. Kreatinin 0,47 mg/dl dengan nilai di bawah
produk akhir dari metabolisme keratin otot dan keratin fosfat (protein).
Nilai normal protein total yaitu 6.6-8,7 mg/dl. Protein total dalam darah
malnutrisi atau perlukaan. Globulin 3,9 mg/dl dengan nilai di atas normal.
gula darah tanpa puasa dan tanpa pertimbangan waktu setelah makan.
Nilai normal gula darah sewaktu yaitu 70-125 mg/dl.Kadar gula darah
2. Masalah Keperawatan
demikian pasien mengalami cedera dari luar maka luka akan menjadi lama
sembuh karena oksigen dan nutrisi tidak terjangkau ke jaringan. Luka yang
3. Perencanaan Tindakan
optimal), monitor gula darah tiap hari (rasional: untuk mengetahui kondisi
nyeri), kaji adanya gatal dan goresan (rasional: pasien yang menggaruk
luka teratasi secara paripurna), beri tahu pasien tanda gejala infeksi
(rasional: tanda gejala infeksi yang dapat dideteksi sedini mungkin dapat
4. Tindakan Keperawatan
Ny. W selalu diperiksa gula darah tiap pagi.Hal ini dilakukan untuk
hari dari tanggal 25-29 Maret 2014 diperoleh: 155 mg.dl, 188 mg/dl,
dapat dinyatakan bahwa gula darah Ny. W tidak stabil. Oleh karena itu
nutrisi pasien dalam kondisi malnutrisi atau nutrisi baik. Status nutrisi
nutrisi pasien.
tindakan.
luka dengan lidi kapas kemudian tandai kedalaman luka tersebut lalu
f. Merawat luka
tidak dalam kondisi terlalu basah.Pada tahap ini juga bertujuan untuk
atas luka dapat merusak proses penyembuhan luka dan merusak sekitar
lembab pada luka karena biasanya karena luka terpapar udara memicu
penyembuhan luka.
secara paripurna.
distraksi.
pada Ny. W yaitu asam mefenamat 500 mg. Obat ini berfungsi
berkurang. Pemberian ini dilakukan tiga kali dalam sehari dengan cara
perbincangan.
jaringan lunak.
setiap hari.
l. Memberi multivitamin
kulit.
(Pramudianto, 2011).
5. Evaluasi
subjektif yaitu pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi saat ganti
balut, nyeri terasa perih, nyeri timbul terus-menerus. Data status nyeri
tersebut menunjukkan bahwa luka yang dialami pasien terletak pada area
lembab, konjungtiva tidak anemis, rambut bersih dan kuat, lingkar lengan
status nutrisi pasien dalam kondisi baik. Status nutrisi pasien berpengaruh
terhadap proses penyembuhan luka. Diet tinggi protein sangat cocok pada
diperoleh data: luka terletak di punggung kaki kanan dengan panjang luka
35 cm, lebar luka 9 cm, kedalaman luka 1,5 cm, tendon kaki terlihat pada
area luka, warna dasar luka merah dengan persentase 70% dari
20%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa luka pasien termasuk dalam
B. Simpulan
status nyeri, kondisi luka yang meliputi panjang luka, lebar luka,
lebih dari 60%; jaringan nekrotik berkurang yaitu kurang dari 25%;
(status nyeri), kaji adanya gatal dan goresan, kaji karakteristik ulkus,
luka, beri tahu pasien tanda gejala infeksi, kolaborasi pemberian diet,
warna dasar luka mengalami kenaikan 10% sehingga warna dasar luka
granulasi baik, bau luka hilang, tidak terdapat eksudat. Selain itu,
status nutrisi pasien relative baik, mukosa oral lembab, rambut kuat,
Decroli, E., Karimi J., Manaf, A., dan Syahbuddin, S. 2008. The Profile of
Diabetic Ulcer on Hospitalized Patients in Internal Medicine Deparment,
Dr M Djamil Hospital, Padang [Abstract]. Majalah Kedokteran
Indonesia, 58, 1.
Potter, Patriia A., Perry, Anne Griffin. 2006. Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Volume 2. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G., Hinkle, Janice L., and Cheever, Kerry H.
2010. Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing.
Twelfth Edition. Philadelphia: Lippicott Williams & Wilkins.
Sussman, Carrrie and Jensen, Barbara Bates. 2012. Woun Care: A Collaborative
Practice Manual for Health Professionals. Fourth Edition. Baltimore:
Lippicott Williams & Wilkins.
PROSEDUR
A. Tahap pre interaksi
1. Membaca catatan perawat untuk rencana perawatan luka
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat:
a. Seperangkat set perawatan luka steril
1) Sarung tangan steril
2) Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
3) Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
4) Balutan kassa dan kassa steril
5) Kom untuk larutan antiseptik/larutan pembersih
6) Salp antiseptik
7) Depress
8) Lidi kapas
b. Larutan pembersih yang diresepkan (garam fisiologis, sabun ringan)
c. Gunting perban/plester
d. Sarung tangan sekali pakai
e. Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
f. Bengkok
g. Perlak pengalas
h. Kantong untuk sampah
i. Korentang steril
j. Alcohol 70%
k. Troli/meja dorong
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam, memanggil klien dengan namanya
2. Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien / keluarga
C. Tahap kerja
1. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di troly dekat pasien (jangan
membuka peralatan steril dulu)
3. Letakkan bengkok di dekat pasien
4. Jaga privacy pasien, dengan menutup tirai yang ada di sekitar pasien, serta
pintu dan jendela
5. Mengatur posisi klien, instruksikan pada klien untuk tidak menyentuh area
luka atau peralatan steril
6. Mencuci tangan secara seksama
7. Pasang perlak pengalas
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan
atau balutan dengan pinset
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan
perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih
terdapat plester pada kulit, bersihkan dengan kapas alkohol
10. Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan
kotor jauh dari penglihatan klien
11. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan
steril/NaCl
12. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada bengkok
14. Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok
15. Buka bak instrument steril
16. Siapkan larutan yang akan digunakan
17. Kenakan sarung tangan steril
18. Inspeksi luka
19. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diresepkan atau larutan
garam fisiologis
20. Pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut dengan pinset steril
21. Gunakan satu kassa untuk satu kali usapan
22. Bersihkan dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
23. Gerakan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka
24. Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan
cara seperti di atas
25. Berikan salp antiseptik bila dipesankan/diresepkan, gunakan teknik seperti
langkah pembersihan
26. Pasang kassa steril kering pada insisi atau luka
27. Gunakan plester di atas balutan,fiksasi dengan ikatan atau balutan
28. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya
29. Bantu klien pada posisi yang nyaman
D. Tahap terminasi
1. Mengevaluasi perasaan klien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan
5. Mencuci dan membereskan alat
6. Mencuci tangan
E. Dokumentasi
1. Mencatat tanggal dan jam perawatan luka
2. Mencatat Kondisi luka
Lampiran 3
A. Analisis Situasi
1. Penyuluh
Mahasiswa tingkat III Prodi DIII Keperawatan Magelang Poltekkes
Kemenkes Semarang yang sedang melaksanakan tugas akhir di RSUD
Tidar Magelang.
2. Peserta
Pasien Ulkus Diabetik dan keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah kegiatan penyuluhan, para peserta dapat memahami alasan
dilakukan perawatan kaki, pengertian gangrene/ulkus diabetic, dan tatacara
perawatan kaki.
2. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan peserta mampu:
a. Menjelaskan rasional/alasan perawatan kaki
b. Mengetahui pengertian ulkus diabetes mellitus
c. Mengetahui pathway ulkus diabetes mellitus
d. Mengetahui tatacara perawatan kaki diabetes mellitus
e. Mengetahui cara memilih sepatu yang baik
f. Mengetahui penatalaksanaan perawatan luka di kaki
C. Materi
1. Alasan perawatan kaki diabetes mellitus
2. Pengertian ulkus diabetes mellitus/gangrene
3. Pathway ulkus diabetes mellitus
4. Tatacara perawatan kaki diabetes mellitus
5. Cara memilih sepatu yang baik
6. Penatalaksanaan perawatan luka di kaki
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Media
1. Leaflet
2. Alat peraga
F. Pelaksanaan
1. Pembukaan:
a. Salam Pembuka
b. Penjelasan tujuan penyuluhan
2. Inti:
a. Alasan perawatan kaki diabetes mellitus
b. Pengertian ulkus diabetes mellitus/gangrene
c. Pathway ulkus diabetes mellitus
d. Tatacara perawatan kaki diabetes mellitus
e. Cara memilih sepatu yang baik
f. Penatalaksanaan perawatan luka di kaki
3. Penutup:
a. Menyimpulkan penyuluhan
b. Salam penutup
G. Evaluasi
1. Pasien mampu menjelaskan rasional/alasan perawatan kaki
2. Pasien mampu mengetahui pengertian ulkus diabetes mellitus
3. Pasien mampu mengetahui pathway ulkus diabetes mellitus
4. Pasien mampu mengetahui tatacara perawatan kaki diabetes mellitus
5. Pasien mampu mengetahui cara memilih sepatu yang baik
6. Pasien mampu mengetahui penatalaksanaan perawatan luka di kaki
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
RIWAYAT PENDIDIKAN
NOVITA ANDRIYANI
NIM P17420511028