KTI
Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto
KTI
Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto
i
LAPORAN KASUS
KTI
Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto
1. Bapak dan Ibu (Affandie dan Siti Chulasotul Karomah) yang telh
membesarkan, mendidik, memberikan kasih sayang, semangat, dukungan
dan pengorbanan untuk kesuksesan penulis.
2. Kakak dan adik (Ely Fitria Rifkhatussa’diyah dan Alya Rahma Azzahra)
serta Ihsan Nur Huda yang senantiasa memberikan motivasi, kasih sayang,
dukungan dan doa agar tetap semangat menyelesaikan laporan kasusu ini.
3. Teman kamar (Tami, Angga, dan Firda), Vienneta, Novi, Dawiti dan Sapto
yang senantiasa membantu, mendukung dan memberikan motivasi.
4. Teman seperjuangan (Anggi, Rizka, Anggi Melinda, Aris dan Pyta) yang
sudah membantu dalam proses penyusunan hasil laporan kasusu ini.
5. Ny. T dan keluarga yang telah bersedia bekerja sama dengan baik menjadi
responden dalam penyusunan hasil laporan kasus ini.
6. Teman-teman seperjuangan tingkat 3, khususnya tingkat 3B semoga kita
semua menjadi orang-orang yang sukses dan bermanfaat di masa depan.
7. Teman-teman Himpunan Mahasiswa 2015/2016 yang senantiasa
memberika pengalaman dan pelajaran.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
berpartisispasi dalam menyelesaikan laporan ini.
vi
PRAKATA
vii
9. Tenaga Kependidikan yang telah membantu dalam proses penyusunan
hasil laporan akhir sebagai tugas akhir pendidikan Diploma III.
10. Teman-teman tingkat 3 A, B dan C yang senantiasa memberikan motivasi,
semangat dan bantuan dalam penulisan proposal laporan akhir.
11. Sahabat-sahabat yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat
dalam penulisan proposal laporan akhir.
12. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan hasil
laporan tugas akhir yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
A. LatarBelakang .............................................................................................. 1
B. TujuanPenulisan ........................................................................................... 3
C. ManfaatPenulisan ......................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun (Oktariyani, 2012, p. 1). Usia lanjut dikatakan sebagai tahap
akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. (Sunaryo, dkk, 2016, p.
56). Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur
seseorang. Manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya
umur. Semakin bertambah umur semakin berkurang fungsi organ tubuh
(Sunaryo, dkk, 2016, p. 36).
Gout adalah hasil akhir metabolisme dari purin. Purin adalah termasuk
golongan nukleo protein yang didapat dari makanan dan dari penghancuran
sel-sel tubuh yang sudah tua (Misnadiarly, 2008 dalam Rakhman, dkk, 2015).
Penyakit ini di tandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut
berulang-ulang dan paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai
usia lanjut dan wanita pasca menopause (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 42).
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendiskripsikan pengelolaan asuhan keperawatan gerontik Sindrome
Lansia Lemah pada Ny. T dengan Gout di Kelurahan Mersi Kecamatan
Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
4. Bagi Penulis
Penulis lebih memahami tentang asuhan keperawatan gerontik sindrom
lansia lemah pada pasien gout dan mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gout
1. Pengertian
2. Etiologi
5
6
3. Klasifikasi
4. Manifestasi Klinis
5. Patofisiologi
6. Pathway keperawatan
Berdasarkan patofisiologi gout menurut Stockslager dan Schaeffer
(2008) dan Nurarif dan Kusuma (2015) dapat digambarkan pada bagan
sebagai berikut :
8
Gangguan metabolism
purin
GOUT
hiperurisemia
Penimbunan kristal
urat
Terbentuk topus,
Mekanisme fibrosis
peradangan Perubahan bentuk
Pembentukan tukak pada
akilosis pada tubuh pada tulang
tulang sendi dan sendi
Sirkulasi darah daerah
Sendi menjadi
radang
kaku
Gangguan konsep
Eritma, Hambatan Mobilitas
diri citra tubuh
panas fisik
Resiko
Resiko cidera
Resiko kelemaha
Kelemahan
kelemahan
Nyeri jatuh
jatuh Ketidakefektifan
Ketidakefektifan penampilan
n
kronis peranpenampilan peran
1. Pengertian
2. Batasan Karakteristik
3. Faktor Berhubungan
Gout
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
4. Implementasi
5. Evaluasi
METODA
A. Metoda Penulisan
B. Sampel
1. Populasi
18
19
2. Sampel
C. Lokasi
E. Analisis
Dalam bab ini, penulis akan melaporkan hasil dan pembahasan mengenai
asuhan keperawatan gerontik yang telah dilakukan penulis terhadap Ny. T dengan
sindrome lansia lemah pada pasien gout di kelurahan Mersi Kecamatan
Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas yang dilakukan dengan pendekatan
proses keperawatan gerontik yaitu tahap pengkajian, perumusan masalah,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan
yang dilakukan selama 6 kali kunjungan yaitu pada tanggal 20, 23 dan 25-28
April 2017. Pada tanggal 20 dan 23 April 2017 penulis melakukan pengkajian
terhadap Ny. T dan suaminya, dalam pengambilan data, penulis menggunakan
metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Pada tanggal 25-27 April
2017 penulis melakukan implementasi sesuai tindakan keperawatan yang telah di
rencanakan. Selanjutnya penulis melakukan evaluasi terhadap apa yang telah
penulis implementasikan kepada Ny. T. Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan
pada tanggal 28 April 2017.
A. HASIL
Penulis akan memaparkan hasil laporan kasus sindrome lansia lemah pada
Ny. T dengan Gout di Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur
Kabupaten Banyumas.
1. Pengkajian (Assessment)
21
22
a. Biodata
b. Riwayat Keperawatan
c. Pemeriksaan Fisik
3. Perencanaan (Planning)
4. Pelaksanaan (Implementation)
5. Evaluasi (Evaluation)
kekuatan otot pasien meningkat pada kaki sebelah kanan, pasien sudah
mampu melakukan latihan gerak sendi dan melakukan kompres hangat
secara mandiri. P : Intervensi keperawatan selanjutnya yaitu latih pasien
dalam melakukan latihan gerak sendi serta motivasi pasien untuk rutin
melatih gerak sendi (ROM) secara mandiri untuk mempertahankan dan
meningkatkan kekuatan otot pasien.
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Namun dari beberapa data tersebut, ada beberapa data yang tidak
menunjukkan bahwa terjadinya Gout yaitu tidak terjadi komplikasi
meskipun nyeri sudah berlangsung dan Ny. T mempunyai riwayat DM
yang tidak bisa mengontrol makanan yang tidak boleh di konsumsi. Jadi
ada kesenjangan antara teori dan keadaan yang dialaminya. Seperti DM
yang tidak ada di teori dan tidak terjadi komplikasi meskipun nyeri yang
dialami sudah lama.
dan jari-jari kaki kiri, kemerahan pada persendian lutu kiri, kaku, bengkak,
faktor usia dan jenis kelamin.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
A. SIMPULAN
Selama memberikan asuhan keperawatan pada Ny. T dengan
sindrome lansia lemah pada pasien gout merupakan suatu masalah yang
komplek karena dalam melakukan tindakan keperawatan tidak hanya
berfokus pada satu anggota saja melainkan seluruh anggota sehingga
membutuhkan strategi yang tepat untuk beradaptasi dengan keluarga
khususnya pada keluarga lansia. Berdasarkan hasil laporan kasus dan
pembahasan selama enam hari dapat ditarik kesimpulan :
B. SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran
yang bermanfaat dan membantu pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik
khususnya sindrome lansia lemah, yaitu :
Arwani, Wagiyo, Supriyatno & Shobirun. (2015). Panduan penulisan karya tulis
2015-2017. Ed.10. Terjemah oleh S. Budi Ana Keliat, dkk. Jakarta : Penerbit
Imron, M. & Munif, A. (2011) Metodologi penelitian bidang kesehatan: bahan ajar
(www.depkes.go.id/download.php?file=download/.../buletin/buletin-lansi...
25 Desember 2016)
Lukman & Nurna Ningsih. (2009). Asuhan keperawatan pada klien dengan
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, L. M., & Swanson (2016). Nursing outcome
Puskesmas Purwokerto Timur 1. (2016 ). Data statistik kunjungan pasien gout pada
Timur 1.
Rakhman, A., dkk (2015). Pengaruh Terapi Akupressure Terhadap Kadar Asam Urat
Desember 2016)
Sukarmin (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Asam Urat Dalam
Setiati, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing.
Sugiharti. (2010). Determinan disabilitas pada lanjut usia di Indonesia (analisis data
(ROM) terhadap fleksibilitas sendi lutut pada lansia di Panti Wreda Wening
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/718/587
intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Edisi 9. Terjemah oleh Esty
Oleh :
Ayu Rozalia Widaningrum
NIM. P1337420214114
I. Pengkajian
A. Data Umum Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. N
2. Usia : 66 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Buruh Tani
5. Alamat : Kelurahan Mersi Rt. 05 Rw. 04
Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten
Banyumas.
6. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama Usia JK Pendidikan Pekerjaan Hubungan Ket
1. Ny. T 67 P Tamat SD IRT Istri Sakit
7. Genogram
Keretangan :
: Perempuan Meninggal
: Laki-Laki Meninggal
: Perempuan
: Laki-Laki
: Garis keturunan
: Tinggal Serumah
: Klien
8. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. N adalah adalah tipe keluarga pasangan umur lansia
atau pertengahan.
9. Suku
Keluarga Tn. N berasal dari suku Jawa, Bangsa Indonesia dan tidak ada
tradisi dari sukunya yang bertentangan dengan kesehatan.
10. Agama
keluarga Tn. N memeluk agama Islam, terlihat keluarga Tn. N
menerapkan nilai agama yaitu harus mengucapkan salam ketika masuk
rumah dan menjawab salam ketika ada tamu yang datang.
11. Status sosial ekonomi keluarga
a. Pendapatan keluarga satu bulan
Secara umum ekonomi keluarga tergolong mampu, pendapatan
keluarga dari Tn. N dan anak-anak Tn. N. Tn. N setiap bulannya
mendapat sebesar Rp. 400.000,00 dan dari anak-anaknya sebesar
Rp. 1.000.000,00. Pendapatan tersebut menurut Tn. N cukup untuk
memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan untuk berobat Ny. T
setiap bulannya.
b. Pengelola keuangan
Pengelolaan seluruh keuangan keluarga Tn. N dikelola oleh Tn. N.
Makan : Rp. 500.000,00
Biaya berobat : Rp. 200.000,00
Lain-lain : Rp. 700.000,00
c. Bagaimana pandangan keluarga terhadap pendidikan anggota
keluarga
Menurut keluarga Tn. N pendidikan itu penting dibuktikan dengan
semua anak Tn. N berpendidikan terakhir SMA.
d. Adakah nilai/ keyakinan/ agama yang bertentangan dengan
kesehatan
Tidak ada budaya/ nilai/ keyakinan/ agama yang bertentangan
dengan kesehatan dalam keluarga Tn. N.
12. Aktifitas rekreasi keluarga
a. Kebiasaan rekreasi dalam keluarga
Kebiasaan rekreasi Tn. N dan Ny. T di rumah yaitu menonton TV
sebagai sarana rekreasi keluarga.
b. Bagaimana keluarga menggunakan waktu senggangnya
Tn. N dalam menggunakan waktu senggangnya yaitu untuk
berkebun ke sawah dan menonton tv.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. N saat ini masuk pada tahap perkembangan keluarga
pasangan umur lansia atau pertengahan, karena Tn. N hanya tinggal
bersama istri yang telah memasuki umur lansia.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan tidak ada tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. N dan Ny. T menikah atas dasar suka sama suka dengan proses
saling kenal dan menikah pada tahun 1970 di karuniai anak pertama
pada tahun 1971. Keluarga dari Tn.N tidak memiliki riwayat penyakit
menurun seperti penyakit jantung dan hipertensi. Tn. N saat ini
memiliki penyakit vertigo sejak 1 tahun yang lalu. Keluarga dari Ny. T
tidak memiliki riwayat penyakit menurun yaitu hipertensi, DM dan
jantung. Akan tetapi Ny. T memiliki riwayat asam urat yang tinggi dan
DM.. Ny. T sudah 20 tahun terkena asam urat dan sudah 3 tahun
terkena DM. Ny. T rutin berobat jalan di klinik Amanda Purwokerto
setiap satu bulan sekali, akan tetapi selama berobat rutin setiap
bulannya Ny. T tidak pernah memeriksakan asam uratnya. Ny. T
mengatakan kakinya merasa nyeri, pegal dan kaku. Ny. T tidak bisa
mengontrol makanan yang harusnya di hindari, Ny. T sering membeli
lauk di warung contohnya membeli sayur kangkung, bayam dan kol,
dan tiap sore Ny. T sering membeli sate ayam keliling. Ny. T jarang
melakukan olahraga dan pergi jalan-jalan pagi, aktivitas sehari-harinya
terbatas karena juka kelelahan kaki Ny. T merasa nyeri dan kaku. Ny. T
dan keluarga tidak pernah mendapat penyuluhan tentang latihan gerak
sendi (ROM) oleh petugas kesehatan. Obat yang di konsumsi Ny. K
saat ini yaitu :
Glimiperide tablet 1mg 1 x 1
Acarbose tablet 50 mg 2 x 1
D E F
B C
A B U
Keterangan :
A : Ruang Tamu
B : Kamar
C : Ruang Keluarga
D : Kamar Mandi/WC
E : Dapur
F : Ruang Makan
c. Luas pekarangan :
Tidak terdapat pekarangan.
d. Status kepemilikan rumah :
Status kepemilikan rumah Tn. N yaitu milik Tn. N sendiri.
e. Kondisi ventilasi rumah :
Di setiap ruangan terdapat ventilasi yang cukup untuk sirkulasi
udara.
f. Kondisi penerangan rumah :
Penerangan rumah cukup, pada siang hari cahaya dapat masuk
kedalam rumah dan pada malam hari tersedia lampu yang cukup
memadai untuk menerangi rumah.
g. Kondisi lantai :
Lantai menggunakan kramik, tidak terdapat anak tangga, kondisi
lantai cukup bersih.
h. Kebersihan rumah secara keseluruhan :
Kebersihan rumah secara keseluruhan baik, di tandai dengan cukup
bersihnya setiap ruangan pada rumah Tn. N.
i. Bagaimana pembagian ruangan di rumah :
Pembagian ruangan di dalam rumah sudah teratur, rumah dengan
teras, ruang tamu, ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1 dapur, dan 1
kamar mandi. Ada pembatas di antara setiap ruangan.
j. Pengelolaan sampah keluarga :
Pengelolaan sampah dalam keluarga Tn. N setiap 2 hari sekali di
ambil oleh petugas sampah.
k. Sumber air bersih dalam keluarga :
Sumber air bersih dalam keluarga Tn. N menggunakan sumur
pompa.
l. Kondisi jamban keluarga :
Kondisi jamban dalam keluarga Tn. N bersih dengan menggunakan
jamban jongkok dan menggunakan septiktank untuk pembuangan
kotoran.
m. Pembuangan limbah
Pembuangan limbah kamar mandi dan dapur keluarga Tn. N di
alirkan langsung ke sungai.
6. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn. N hidup dilingkungan tempat tinggal daerah pedesaan
tepatnya di Kelurahan Mersi Rt. 05 Rw. 04 yang sebagian besar
tetangga bekerja sebagai buruh , dan pedagang.
7. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. N menempati rumah tersebut sejak tahun 1975.
Sebelumnya keluarga Tn. H tinggal di Kelurahan Mersi RT 03 RW 05.
8. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. N aktif dalam perkumpulan masyarakat seperti arisan RT
dan perkumpulan kelompok tani, pengajian dan gotong royong.
Hubungan keluarga Tn. N dengan tetangga akrab dan harmonis.
9. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. N memiliki fasilitas jaminan kesehatan yaitu BPJS. Jarak
rumah dengan pelayanan kesehatan terdekat yaitu Puskesmas
Purwokerto Timur sejauh 100 meter bisa dijangkau dengan jalan kaki.
C. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Di dalam keluarga Tn. N anggota keluarga terbina hubungan keluarga
yang cukup harmonis, saling menghormati antara yang muda dan yang
lebih tua, setiap menghadapi masalah dilakukan musyawarah keluarga
dan berkomunikasi menggunakan bahasa jawa.
2. Struktur kekuatan keluarga
Struktur kekuatan keluarga yaitu demokratis dimana keputusan diambil
bersama, kepala keluarga yaitu Tn. N. Tn. N selalu menyertakan anak-
anaknya yang sudah tidak tinggal dalam satu rumah untuk mengambil
keputusan.
3. Struktur peran
Tn. N peran formalnya yaitu sebagai kepala keluarga, pencari nafkah,
suami dari Ny. T dan ayah dari 6 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.
Peran non formalnya yaitu pendamai dan pengharmonis setiap ada
masalah keluarga. Ny. T peran formalnya sebagai istri, ibu dari 6 anak
laki-laki dan 1 anak perempuan. Anak-anak Tn. N dan Ny. T peran
formalnya berperan sebagai anak dari pasangan Tn. N dan Ny. T. Peran
nonformal yaitu membantu mencari nafkah dengan bekerja sebagai
guru dan Karyawan.
4. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn. N memiliki norma untuk seluruh anggota keluarganya
yaitu menghormati orang yang lebih tua dan rukun sesama anggota
keluarga.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Seluruh anggota keluarga Tn. N memiliki gambaran diri yang baik,
memiliki sikap saling menghargai dan saling menghormati satu sama
lain.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan dalam keluarga cukup erat. Interaksi dalam keluarga cukup
harmonis. Keluarga mengajarkan perilaku sosial yang baik sesuai
norma keluarga dan masyarakat. Keluarga cukup aktif dalam
bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a) Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn. N mengetahui bahwa Ny. T mengalami asam urat
tinggi dan DM. Ny. T mengalami kekakuan pada sendi kakinya
sehingga Ny. T mengalami hambatan dalam akiviasnya akan tetapi
keluarga Tn. N belum mengetahui cara latihan gerak sendi secara
mandiri di rumah.
b) Mengambil keputusan
Kemampuan keluarga mengambil keputusan cukup baik dengan
memeriksakan Ny. T kontrol rutin setiap bulannya di klinik Amanda
Purwokerto. Akan tetapi selama kontro tiap bulan Ny. T tidak pernah
memeriksakan asam uratnya.
c) Merawat anggota keluarga
Tn. N dalam merawat Ny. T yang mengalami kekakuan pada sendi
kaki kurang melakukan latihan gerak sendi, di buktikan dengan tidak
pernahnya Ny. T melakukan latihan gerak sendi dan tidak ada
tindakan yang dilakukan jika Ny. T merasa nyeri dan pegal. Tn. N
dan Ny. T tidak bisa mengontrol makanan yang dilarang untuk
kesembuhan Ny. T, karena masih sering membeli makanan di
warung.
d) Memelihara lingkungan
Tn. N cukup mampu memelihara lingkungan rumah ditandai dengan
lantai yang terbuat dari semen dan bersih karena Tn. N dan
keluarganya selalu menggunakan sandal khusus didalam rumah,
pencahayaan dan ventilasi cukup, dan penataan ruangan teratur.
e) Menggunakan sumber/fasilitas kesehatan
Keluarga mengetahui tempat-tempat fasilitas kesehatan yang
terdekat. Jika sakit juga keluarga langsung berobat ke pelayanan
kesehatan yang ada.
4. Fungsi reproduksi
Tn. N dan Ny. T pasangan sudah tidak produktif karena usianya yang
sudah lanjut, mempunyai 7 anak yang sudah menikah semua dan
mempunyai 18 cucu.
G. Harapan Keluarga
Harapan keluarga Tn. N terhadap petugas kesehatan adalah pelayanan
yang yang bermutu dan terjangkau serta dengan adanya mahasiswa
kesehatan dapat memotivasi Ny. T dan keluarga dalam melakukan latihan
gerak sendi.
D. Riwayat Rekreasi
Ny. T mengatakan tidak pernah pergi keluar rumah untuk rekreasi, keluar
rumah hanya untuk belanja kebutuhan rumah tangga di depan rumah. Ny.
T mengatakan aktivitas di rumah hanya duduk menonton TV. Ny. T aktif
dalam kegiatan posyandu Lansia.
E. Sistem Pendukung
Di daerah tempat tinggal klien ada kegiatan posyandu lansia. Ny. T sering
memeriksakan kondisi kesehatan tentang DM yang dialaminya, sedangkan
untuk asam uratnya tidak pernah di periksa. Jika klien merasa sakit dan
sanga pegal baru diperiksakan ke mantri atau puskesmas. Jarak rumah ke
Puskesmas 100 meter. Orang terdekat klien adalah suami, anak ke 5 dan
ke 7.
F. Deskripsi Kekhususan
Ny. T sering mengalami nyeri di persendian kaki dengan tiba-tiba pada
saat beraktifitas dan dalam keadaan dingin. Ny. T tidak mengalami
gangguan pendengaran maupun gangguan penglihatan. Klien beragama
islam dan taat melakukan ibadah.
H. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir adalah asam urat dan DM
b. Keluhan kesehatan Utama
Kaki nyeri dan kaku
P: Nyeri dan pegal-pegal di sendi kaki kiri
Q: seperti di tusuk-tusuk
R: nyeri bagian sendi lutut kaki dan jari-jari kaki
S : skala 5
T : hilang timbul saat beraktifitas dan saat dingin
c. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah diderita : asam urat, DM
2) Riwayat alergi ( obat, debu, makanan ) : tidak ada
3) Riwayat kecelakaan : tidak ada
4) Riwayat dirawat di RS : tidak pernah
5) Riwatyat pemakaian obat : tidak ada
2. Status fungsional, kognitif, sosial dan spiritual
a. Status Fungsional
Ny. T mengatakan jarang melakukan olahraga dan aktivitasnya
terganggu, cara berjalan Ny. T tidak seimbang jika naik turun
tangga harus menggunakan alat bantu. Skor screening
menggunakan indekz barthel : 87 (ketergantungan berat).
b. Status kognitif
Ny. T mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini, akan tetapi
Ny. T tetap bersemangat untuk menyembuhkan penyakitnya.
c. Status sosial
Ny. T mengatakan jarang main ke rumah tetangga, akan tetapi Ny.
T dengan tetangganya hidup rukun, tidak pernah ada perselisihan.
Ny. T mengikuti posyandu lansia setiap bulannya. Ny. T
mengatakan keluarga dan tetangganya selalu membantu sesuatu
yang menurutnya sulit dan selalu membicarakan sesuatu dengan
musyawarah. Skor APGAR keluarga : 8
d. Status spiritual
Ny. T mengatakan selalu solat 5 waktu. Jika merasa nyeri Ny. T
beribadah dengan duduk dan Ny. T selalu berdoa untuk
kesembuhanya.
III. ANALISA DATA
Total Skor 6
a. Prioritas Masalah
Setelah di lakukan proses skoring maka dapat diketahui prioritas masalah
yang muncul yaitu :
1. Sindrome Lansia Lemah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2. ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota
keluarga yang sakit berhubungan dengan defisit pengetahuan latihan
gerak sendi (ROM).
V. INTERVENSI
I Setelah dilakukan TUK I : Keluarga Respon verbal, NOC : pergerakan sendi NIC : Pengajaran : Proses
tindakan mampu mengenal afektif dan Kriteria Hasil: Penyakit
keperawatan 6 masalah tenng psikomotor Indikator Awal Tujuan Intervensi :
kali kunjungan penyakit gout, Keseimba- 1. Bina hubungan saling percaya
3 4
rumah, nyeri sendi dan ngan 2. Kaji tingkat pengetahuan
diharapkan Ny. T kekakuan sendi Koordinasi 3 4 pasien keluarga terkait dengan
Cara
mampu 2 4 proses penyakit gout
Berjalan
melakukan Gerakan 3. Dorong pasien dan keluarga
akivias sehari-hari 2 4 untuk menggali pilihan terapi
Otot
secara bertahap Bergerak nonfarmakologi (ROM,
dan mengontrol dengan 1 4 kompres hangat) sesuai
nyeri. mudah kebutuhan.
TUK II : Keluarga NIC : Pengajaran : Persepan
mampu mengambil Keterangan : Latihan
keputusan untuk 1. Sangat terganggu Intervensi :
melakukan 2. Banyak terganggu 1. Informasikan pasien dan
tindakan 3. Cukup terganggu keluarga mengenai tujuan ,
4. Sedikit terganggu manfaat dari latihan ROM dan
5. Tidak terganggu Kompres hangat
2. Instruksikan pasien dan
keluarga terkait penggunaan
medikasi pengontrol nyeri dan
metode alernaif pengontrol
nyeri sebelum latihan, sesuai
kebutuhan
3. Instruksikan pasien dan
keluarga bagaimana
mempertahankan latihan rutin
setiap hari, sesuai kebutuhan
4. Informasikan kepada pasien
dan keluarga mengenai
aktivitas yang sesuai dengan
kondisi pasien.
TUK III : Keluarga NIC : Bantuan perawatan diri
mampu merawat Intervensi :
anggota keluarga 1. Bantu pasien menerima
yang menderita kebutuhan ROM dan kompres
gout, mengalami hangat
nyeri sendi dan 2. Instruksikan pasien dan
kekakuan sendi keluarga cara melakukan
latihan ROM dan kompres
hangat
3. Bantu pasien dan keluarga
untuk membuat jadwal latihan
ROM dan kompres hangat
Rabu, 26 April I S:
2017
- Ny. T mengatakan masih merasa nyeri pegal, linu dan kaku.
- Ny. T dan Tn. N mengatakan sudah paham jika Ny. T merasa nyeri di kaki sebaiknya
langsung di kompres hangat
O : pasien terlihat paham dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
Keseimbangan 3 4 3
Koordinasi 3 4 3
Cara Berjalan 2 4 2
Gerakan Otot 2 4 2
Bergerak dengan
1 4 1
mudah
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
P : Lanjutkan Intervensi
- Latih ROM
Rabu, 26 April II S:
2017
- Ny. T dan Tn. N menjelaskan pengertian, tanda dan gejala asam urat dan diit yang
dilarang dan dianjurkan
- Ny. T dan Tn. N mengatakan sudah paham tentang materi yang sudah diberikan
O : Ny. T dan Tn. N terlihat paham dan dapat menjawab pertanyaan yang dibelikan
Keterangan :
1. Sangat adekuat
2. Adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sedikit adekuat
5. Tidak adekuat
P : Lanjutkan Intervensi
28 April 2017 I S:
- Ny. T mengatakan masih merasa nyeri pegal, linu dan kaku, namun sudah bisa digerakan
secara perlahan dan berjalan dengan pelan tanpa bantuan
- Ny. T sudah mau melakukan latihan gerak sendi setiap pagi
- Ny. T dan Tn. N mengatakan sudah paham jika Ny. T merasa nyeri di kaki sebaiknya
langsung di kompres hangat
O : pasien terlihat sudah bisa berjalan tanpa bantuan akan tetapi jalannya masih pelan
Keseimbangan 3 4 3
Koordinasi 3 4 3
Cara Berjalan 2 4 3
Gerakan Otot 2 4 3
Bergerak dengan
1 4 3
mudah
Keterangan :
6. Sangat terganggu
7. Banyak terganggu
8. Cukup terganggu
9. Sedikit terganggu
10. Tidak terganggu
P : pertahankan intervensi
- Ny. T dan Tn. N menjelaskan pengertian, tanda dan gejala asam urat dan diit yang
dilarang dan dianjurkan
- Ny. T dan Tn. N menjelaskan pengertian ROM dan menyebutkan manfaat dan tujuan
dilakukannya ROM
O : Ny. T dan Tn. N mendemonstrasikan latihan ROM sesuai prosdur dan menjelaskan secara
detai
A : Masalah teratasi
Keterangan :
1. Sangat adekuat
2. Adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sedikit adekuat
5. Tidak adekuat
P : Pertahankan intervensi
Penilaian :
0 – 20 : ketergantungan
21 – 61 : ketergantungan berat/sangat tergantung
62 – 90 : ketergantungan berat
91 – 99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
Lampiran 3
Oleh :
Ayu Rozalia Widaningrum
NIM. P1337420214114
ASAM URAT
A. Latar Belakang
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout
artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler
terbanyak yang menyerang penduduk indonesia. Penyakit ini merupakan
gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan
tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat
timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian. Selain itu
asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein
(terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti
kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya akan
dibuang melalui ginjal, feses, atau keringan
Meskipun secara klasis gout relatif jarang, merupakan bentuk ringan
dari penyakit, yang sering lolos saat di diagnostik, mungkin lebih umum
daripada yang diperkirakan sebelumnya. Gout adalah penyakit yang
didominasi oleh laki-laki, rasio menjadi 20:1. Ini mungkin ada selama
masa muda, namun kejadian puncaknya setelah usia 40 tahun, dan
perempuan jarang menderita penyakit ini sebelum menopause. Gout arthritis
terutama melibatkan sendi peripheral dari kaki dan tangan, sejauh ini
keadaan yang paling umum adalah sendi metatarsophalangeal dari kaki.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan Ny. T dan
keluarganya dapat mengetahui tentang penyakit Asam Urat
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
Ny. T dan keluarganya mampu metahui tentang :
1) Menyebutkan kembali pengertian asam urat
2) Menyebutkan kembali penyebab dari asam urat
3) Menyebutkan tanda dan gejala asam urat
4) Menjelaskan perawatan pada penderita asam urat
5) Menjelaskan kembali cara pencegahan asam urat
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
D. Media
1. Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
c. Menjelaskan tujuan
2. 10 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
menyimak
a. Menyebutkan kembali
pengertian asam urat
b. Menyebutkan kembali
penyebab dari asam urat
d. Menjelaskan perawatan
pada penderita asam urat
F. Setting Tempat
Keterangan :
: Keluarga Pasien
: Ny. T
: Fasilitator
: Penyuluh
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Klien dan keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Ny. T
2. Evaluasi proses
a. Klien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Klien dan keluarga terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan
(diskusi).
3. Evaluasi hasil
Klien dan keluarga mampu:
a. Menyebutkan kembali pengertian asam urat
b. Menyebutkan kembali penyebab dari asam urat
c. Menyebutkan tanda dan gejala asam urat
d. Menjelaskan perawatan pada penderita asam urat
e. Menjelaskan kembali cara pencegahan asam urat
H. Referensi
Khanna D, Fitzgerald JD, Khanna PP, et al. (2012). American College of
Rheumatology Guidelines for Management of Gout. Part 1 : Sysmatic
Nonpharmacologic and Pharmacologic Therapeutic Approaches to
Hyperuricemia. Arthritis Care Res (Hoboken). 2012;64:1431-1446.
I. Pengesahan
Purwokerto, 25 April 2017
Pemateri Pembimbing
1. Pengertian
Menurut American College of Rheumatology dalam Khanna, et al.
(2012) gout adalah suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang
sendi yang sudah dikenal sejak lama, gejalanya terdiri dari episodik berat dari
nyeri inflamasi satu sendi.
Gout merupakan penyakit yang diakibatkan gangguan metabolisme
purin ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-
ulang (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 42).
2. Penyebab
Faktor penyebab gout yaitu gangguan metabolik dengan meningkatnya
konsentrasi asam urat, ditimbulkan dari penimbunan kristal di sendi oleh
monosodium urat (MSU, gout), kalsium pirofosfat dihidrat (CPPD,
pseudogout) dan tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi
(Nurarif & Kusuma, 2015, p. 42).
Faktor perdisposisi penyakit gout yaitu umur, jenis kelamin lebih sering
terjadi pada pria, iklim, herediter dan keadaan-keadaan yang menyebabkan
timbulnya hiperurikemia. Selain itu dapat ditelusuri dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan adanya
keturunan. (Setiati, dkk, 2014, p. 3183).
3. Tanda dan Gejala
a. Sendi bengkak, merah, lunak pada peradaban
b. Tidak tahan terhadap tekanan
c. Timbul demam
d. Rasa sakit yang hilang timbul pada sendi
4. Cara Perawatan
a. Minum air putih yang banyak (minimal 6-8 gelas/hari)
b. Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam
c. Hindari makanan yang mengandung tinggi purin : ikan sarden, kerang, sea
food
d. Hindari penggunaan obat-obatan : diuretic, aspirin
e. Hindari kecemasan
f. Cegah terjadinya trauma pada kulit
g. Perawatan kulit
h. Jaga makanan yang mengandung basa : susu, kentang, jeruk
5. Cara Pencegahan
a. Diit yang baik untuk mencegah asam urat dengan cara menghindari atau
mengurangi makanan yang tinggi kadar asam urat, diantaranya : Yang
berprotein tinggi khususnya protein hewani, seperti : sarden, kerang,
seafood
b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung basa, seperti susu, kentang,
jeruk
c. Hindari penggunaan obat-obatan: diuretic, aspirin
d. Memeriksa kesehatan terutama kesehatan sendi dan tulang
5. Obesitas (kegemukan), penyakit kulit
PENYAKIT PENYAKIT ASAM URAT
(psoriasis), kadar trigliserida yang
tinggi.
ASAM URAT
Penyakit yang disebabkan oleh
tingginya kadar asam urat
dalam darah (akibat gangguan
metabolisme DaRI MAKANAN
YANG MENGANDUNG
protein purin)!!!
Normalnya, Nilai asam urat bagi wanita 1. Kesemutan dan
2,4 – 6 mg/dl, untuk pria 3,0 – 7 mg/dl Linu
Oleh :
Ayu Rozalia Widaningrum
NIM. P1337420214114
Media/alat : Poster
A. Latar Belakang
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindari. Manusia
seperti halnya semua makhluk hidup di dunia ini mempunyai batas
keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian. Perubahan-berubahan
pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya terkadang sukar dibedakan
dari kelainan patologi yang diakibatkan oleh penyakit.
Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi juga telah menunjukan kemunduran sejalan dengan
waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “Usia Kemunduran” yaitu ada yang
menetapkan 60 tahun, 65 tahun, dan 70 tahun. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukan proses menua
yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut sebagai lanjut
usia. Dari sembilanbelas juta jiwa penduduk Indonesia 0,8% mengalami gout
di usia lansia.
Gout adalah hasil akhir metabolisme dari purin. Purin adalah termasuk
golongan nukleo protein yang didapat dari makanan dan dari penghancuran
sel-sel tubuh yang sudah tua (Misnadiarly, 2008 dalam Rakhman, dkk, 2015).
Penyakit ini di tandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut
berulang-ulang dan paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai
usia lanjut dan wanita pasca menopause (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 42).
Survey epidemologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa tengah kerja
sama WHO COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15 – 45 tahun,
0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita). (Darmawan,
2009 dalam Sukarmin, 2015). 3,9% mengalami disabilitas karena penyakit
gout yang dideritanya (Kemenkes RI, 2013). Menurut data statistik
Puskesmas Purwokerto Timur 1 kabupaten Banyumas pada bulan Desember
2016, 0,3 % mengalami disabilitas karena penyakit gout.
Disabilitas merupakan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-
hari. Penderita gout pada lansia sering kali menimbulkan disabilitas karena
penurunan fungsi organ tubuh sehingga para lansia tersebut tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari atau Activies of Daily Living(ADLs), seperti
aktivitas makan, mandi, ke wc, membersihkan kamar mandi, Instrumental
Activies of Daily Living (IADLs) seperti menyiapkan makan dan pergi
berbelanja (Sugiharti, 2010).
Hasil Pengkajian pada desa Mersi RT 05/04 pada tanggal 20 April
2017, menunjukan data terdapat 1 Keluarga dengan lansia yang menderita
gout dan keterbatasan mobilitas, sehingga perawat bermaksud memberikan
pendidikan kesehatan tentang ROM (Range of Motion) guna Meningkatkan
atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot, Mempertahankan fungsi
jantung dan pernapasan, Mencegah kekakuan pada sendi, Merangsang
sirkulasi darah, Mencegah kelainan bentuk kekakuan dan kontraktur.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit stroke dan latihan ROM
aktif diharapkan Ny. T dan keluarga memahami mengenai peyakit gout
dan latihan rentang gerak.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Pengertian gout dan ROM (Range Of Motion) aktif
b. Mengetahui manfaat dari ROM (Range Of Motion).
c. Mengetahui Tujuan dari ROM (Range Of Motion).
d. Mendemonstrasikan ROM (Range Of Motion) Pasif.
E. Materi
Terlampir
F. Setting Tempat
ket : : Fasilitator
: Keluarga Ny. T
: Ny. T
: Penyuluh
G. Kegiatan
H. Evaluasi
1. Apa pengertian gout?
2. Apa penyebab gout?
3. Bagaimana pencegahan gout berulang?
4. Apa pengertia ROM?
5. Bagaimana ROM dilakukan?
I. Penutup
Setelah kegiatan penyuluhan ini dilakukan, diharapkan keluarga
pasien gout di desa Mersi, Purwokerto Timur dapat mengetahui tentang
penyakit gout dan melaksanakan ROM pada pasien gout sehingga dapat
membantu dalam pemulihan pasien gout dan cara pencegahan terjadinya gout
berulang.
J. Pengesahan
Purwokerto, 26 April 2017
Pemateri Pembimbing
1. Pengertian
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2006).
ROM (Range Of Motion), ada dua jenis :
a. Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan pasien
dengan bantuan perawat setiap gerakan.
b. Latihan ROM aktif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh
pasien tanpa bantuan perawat di setiap gerakan yang dilakukan.
Jakarta : EGC.
Vita Health. 2006. Informasi Lengkap untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta.
Lampiran 6
Oleh :
Ayu Rozalia Widaningrum
NIM. P1337420214114
KOMPRES HANGAT
12. Evaluasi
1. Apa pengertian gout?
2. Apa penyebab gout?
3. Bagaimana pencegahan gout berulang?
4. Apa pengertia ROM?
5. Bagaimana ROM dilakukan?
13. Penutup
Setelah kegiatan penyuluhan ini dilakukan, diharapkan keluarga
pasien gout di kelurahan Mersi, Purwokerto Timur dapat mengetahui
tentang penyakit gout dan melaksanakan Kompres Hangat pada pasien gout
sehingga dapat membantu dalam pemulihan pasien gout dan mengurangi
nyeri.
14. Pengesahan
Purwokerto, 26 April 2017
Pemateri Pembimbing
Oleh :
Ayu Rozalia Widaningrum
NIM. P1337420214114
A. Latar Belakang
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindari. Manusia
seperti halnya semua makhluk hidup di dunia ini mempunyai batas
keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian. Perubahan-berubahan
pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya terkadang sukar dibedakan
dari kelainan patologi yang diakibatkan oleh penyakit. Masalah kesehatan
lansia yang sering terjadi pada sistem muskuloskeletal adalah fraktur,
osteoarthritis dan gout atau asam urat.
Gout adalah hasil akhir metabolisme dari purin. Purin adalah termasuk
golongan nukleo protein yang didapat dari makanan dan dari penghancuran
sel-sel tubuh yang sudah tua (Misnadiarly, 2008 dalam Rakhman, dkk, 2015).
Penyakit ini di tandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut
berulang-ulang dan paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai
usia lanjut dan wanita pasca menopause (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 42).
Survey epidemologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa tengah
kerja sama WHO COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15 – 45
tahun, 0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita).
(Darmawan, 2009 dalam Sukarmin, 2015). 3,9% mengalami disabilitas
karena penyakit gout yang dideritanya (Kemenkes RI, 2013). Menurut data
statistik Puskesmas Purwokerto Timur 1 kabupaten Banyumas pada bulan
Desember 2016, 0,3 % mengalami disabilitas karena penyakit gout.
Disabilitas merupakan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-
hari. Penderita gout pada lansia sering kali menimbulkan disabilitas karena
penurunan fungsi organ tubuh sehingga para lansia tersebut tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari atau Activies of Daily Living(ADLs), seperti
aktivitas makan, mandi, ke wc, membersihkan kamar mandi, Instrumental
Activies of Daily Living (IADLs) seperti menyiapkan makan dan pergi
berbelanja (Sugiharti, 2010).
Hasil Pengkajian pada desa Mersi RT 05/04 pada tanggal 20 April
2017, menunjukan data terdapat 1 Keluarga dengan lansia yang menderita
gout dan keterbatasan mobilitas, sehingga perawat bermaksud memberikan
pendidikan kesehatan tentang ROM (Range of Motion) guna Meningkatkan
atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot, Mempertahankan fungsi
jantung dan pernapasan, Mencegah kekakuan pada sendi, Merangsang
sirkulasi darah, Mencegah kelainan bentuk kekakuan dan kontraktur.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan keperwatan pendidikan kesehatan ROM
(Range Of Motion) Aktif pada Ny. T dan keluarga, diharapkan keluarga
Ny. T mampu mengerti mengenai ROM Aktif dan dapat memberikan
tindakan ROM aktif terhadap Ny. T.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluahan selama 1 x 30 menit diharapkan klien
mampu untuk :
C. Metode Pelaksanaan
1. Ceramah
2. Demonstrasi ROM
D. Media
1. SAP
2. Poster
3. Leaflet
E. Strategi Pelaksanaan
1. Sasaran
a. Sasaran : Ny. T dan keluarga
b. Waktu : Kamis, 27 April 2017 pukul 15.00 – 15.00 WIB
c. Tempat : Rumah Keluarga Ny. A di desa Mersi RT.05/04
Purwokerto Timur, Banyumas.
2. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Ayu Rozalia Widyaningrum
3. Susunan Acara
F. Seting Tempat
a. Penyuluhan Keterangan :
: Keluarga Pasien
: Ny. T
: Penyuluh
: Fasilitator
b. Demonstrasi Keterangan :
: Keluarga Pasien
: Ny. T
: Penyuluh
: Fasilitator
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai dengan kontrak
b. Keluarga memahami penjelasan dari kegiatan penyuluhan
c. Mahasiswa dapat melakukan wawancara dengan baik
d. Kegiatan berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyuluhan
yang telah dilaksanakan dan mampu mempraktikan ROM (Range Of
Motion) aktif yang telah didemonstrasikan.
b. Pasien dan keluarga mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
P O LT E K K E S
GERAKAN ROM KEMENKES
Putar pangkal SEMARANG
paha ke kanan
dan ke kiri
Tekuk jarijari kaki ROM
ke depan dan
belakang (Range Of Motion)
Angkat pangkal
kaki ke atas
dan ke bawah Latihan Gerak Sendi
Tekuk perge-
langan kaki ke
Depan dan
belakang
Disusun Oleh:
Ayu Rozalia Widyaningrum
Terimakasih~~~~~
Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan
Semoga Bermanfaat
Purwokerto
ROM Manfaat
Jenis
yang dilakukan untuk 1. Mempertahankan kekuatan otot setiap gerakan yang dilakukan.
A. IDENTITAS
1. Nama lengkap : Ayu Rozalia Widyaningrum
2. NIM : P1337420214114
3. Temap tanggal lahir : Banyumas, 19 Agustus 1996
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Alamat : Jalan raya Tambak Timur No. 16
Purwodadai Rt.03 Rw 01, Tambak ,
Banyumas, Jawa Tengah
6. Telepon : 085799106900
7. Email : Rozalia_ayu@ymail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan TK di TK Pertiwi Kecamatan Tambak lulus tahun 2002
2. Pendidikan SD di SDN Pesantren lulus tahun 2008
3. Pendidikan SMP di MTsN Kebumen 1 lulus tahun 2011
4. Pendidikan SMA di SMAN 2 Kebumen lulus tahun 2014
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. Wakil Koordinator Divisi Sosial Himpunan Mahasiswa Prodi DIII
Keperawatan Purwokerto tahun 2015
2. Koordinator Divisi Sosial Himpunan Mahasiswa Prodi DIII
Keperawatan Purwokerto tahun 2016
3. Anggota Pramuka Suryaningrat-Sedyaningsih Prodi DIII Keperawatan
Purwokerto tahun 2015-2016