Anda di halaman 1dari 86

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS


LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT DI RUANG ANGGREK B
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN

Oleh:

ILHAM DEDE R
NPM: 15.701020.045

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
ii

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. D DENGAN LEUKEMIA


LIMFOSITIK AKUT DI RUANG ANGGREK B
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

DISUSUN DALAM RANGKA UJIAN AKHIR PROGRAM


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Oleh:
ILHAM DEDE R
NPM: 15.701020.045

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diujikan pada tanggal 13 juli 2018


Dan disetujui sebagai Laporan Tugas Akhir dengan judul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN


DIAGNOSA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT
DIRUANG ANGGREK B RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

Tim Penguji :

Sulidah, S.Kep.,Ns, M. Kep (.........................................)

NIP. 196902061999031003

Alfianur, S.Kep.,Ns.,M.Kep (.........................................)


NIP. 197908232005021004

Putri Ayu Utami, S.Kep.,Ns (.........................................)


NIP. 9900987315

Mengetahui

Dekan Fakultas ilmu Kesehatan Pjs. Ketua Jurusan Keperawatan


Universitas borneo tarakan Fakultas Ilmu kesehatan

Sulidah, S.Kep.,Ns, M. Kep Alfianur, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP. 196902061999031003 NIP. 197908232005021004
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini yang berjudul “Asuhan keperawatan pada An. D dengan Leukemia

Limfositik Akut yang dirawat diruan Perawatan Anak Anggrek B RSUD Tarakan.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis mengalami hambatan dan

kesulitan, namun demikian penulis berusaha menyelesaikan penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini berkat bimbingan, bantuan, dan dorogan yang diberikan dari

berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasi

pada:

1. Prof. Dr. Adri Patton, M.Si selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.

2. dr. Muhammad Hasbi Hasyim, Sp. PD selaku Direktur Rumah Sakit Umum

Daerah Tarakan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengaplikasikan ilmu saya .

3. Sulidah, S.Kep.,Ns.M.Kep Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas sekaligus sebagai ketua dari kordinator Ujian Akhir Program dari

keperawata anak dan sekaligus sebagai penguji I yang telah memberikan

bimbingan, masukan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan

laporan Tugas Akhir ini dan yang telah memberikan motivasi selama penulis
v

mengikuti perkuliahan DIII Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Borneo Tarakan.

4. Yuni Retnowati, SST.,M.Keb selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Borneo Tarakan

5. Alfianur, S.Kep., Ns, M.Kep, selaku Pjs. Ketua Jurusan Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan, sekaligus sebagai

pembimbing I dan juga sebagai Penguji II yang telah memberikan bimbingan,

masukan serta dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir ini.

6. Maria Immaculata Ose, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku selaku sekretaris jurusan

Keperawatan Universitas Borneo Tarakan

7. Dewy Harianti Parman, M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku dosen pembimbing

akademik, yang telah memberikan pengarakan serta bimbingan selama

perkuliahan.

8. Putri Ayu Utami, S.Kep.,Ns selaku pembimbing II dan juga sebagai penguji

III yang telah memberikan motivasi dan bimbingan selama proses pembuat

Tugas Akhir Program

9. Donny Tri Wahyudi, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pengajar sekaligus

penguji, yang telah memberikan berbagai masukan dan motivasi.

10. Hasni, S.Kep. Ns, selaku kepala Ruangan Anggrek B tempat Ujian Akhir

Program keperawatan anak yang telah banyak membantu selama

penyelenggaraan Ujian Akhir Program diRuang Anggrek B RSUD Tarakan.

11. Seluruh Bapak/ibu dosen dan staf Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.


vi

12. Keluarga klien An.D yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam

memberikan informasi yang penulis butuhkan.

13. Kepala Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan dan seluruh

staff atas datanya.

14. Orang tua dan saudara-saudara tercinta serta keluarga yang dengan penuh

kesabaran dalam memberikan dukungan baik moril maupun materi yang tidak

ternilai harganya kepada penulis selama menempuh pendidikan di DIII

Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

hingga akhirnya dapat menyelesaikan program pendidikan ini. Terima kasih

banyak atas semua Do’a dan dukunganya.

15. Rekan rekan Departemen Keperawatan Anak yang telah berkerja sama dan

memotivasi penulis selama proses ujian Terima kasih atas kebersamaan suka

duka selama ujian di rumah sakit.

16. Rekan-rekan Mahasiswa Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Borneo Tarakan terkhusus untuk teman-teman Lokal

C1 dan Lokal C2 yang telah bersama-sama selama 3 tahun berkuliah dan

menjalani senang dan susah bersama .

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Tugas Akhir masih

belum sempurna dan masih banyak membutuhkan perbaikan, oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran.


vii

Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada

umumnya dan khususnya bagi perawat dalam usaha meningkatkan pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar profesi keperawatan.

Tarakan, 13 Juli 2018

Penulis
viii

ABSTRAK

Asuhan keperawatan pada An. D dengan Diagnosa


“Leukemia Limfositik Akut” di ruang perawatan anak Anggrek B
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

Penyakit Leukemia merupakan salah satu penyakit kanker yang menyerang


sistem hematologi, yang dapat menyerang siapa saja baik itu orang dewasa
maupun anak-anak menurut statistik kanker Surveillance, Epidemiology, and
Result Program National Cancer Institute leukemia berada diurutan ke-9 dilihat
dari privalensi kejadianya, yaitu sebesar 3.7% dari seluruh kanker. pada tahun
2013 hasil riset kesehatan dasar di Indonesia menunjukan prevalensi kanker anak
umur 0-14 tahun sebesar 16.291 kasus.
Tujuan dari penulisan yaitu untuk memperoleh gambaran secara nyata tentang
pelaksanaan dan pendokumentasian Asuhan Keperawatan anak dengan Leukemia.
Dalam penulisan laporan ini mengunakan metode, deskriptif, tipe studi kasus
dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik, studi dokumentasi serta studi kepustakaan. Pemberian asuhan keperawatan
menggunakan langkah proses keperawatan meliputi: pengkajian, diagnosa
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini dilakukan agar memperoleh
gambaran dan meningkatkan kemampuan penerapan asuhan keperawatan pada
kasus Leukemia seperti studi kasus asuhan keperawatan pada An D dengan
Leukemia Limfositik Akut di Ruang Anggrek B RSUD Tarakan.
Disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan yang terdapat antar teori dan kasus
pada An D dimulai dari pengkajian, pemeriksaan penunjang dan diagnosa
keperawatan yang ada di teori tetapi tidak ditemukan pada klien, evaluasi hasil
dari kelima diagnosa dapat teratasi.

Kata Kunci : Leukemia Limfositik Akut, Asuhan Keperawatan.


ix

DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................ iv

ABSTRAK................................................................................................... vii

DAFTAR ISI............................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN............................................................................ xii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan................................................................ 3

1.3 Metode penulisan................................................................. 4

1.4 Sistematika Penulisan......................................................... 5

BAB 2 LANDASAN TEORI...................................................................... 6

2.1 Pengertian Leukemia .................................................... 6

2.2 Anatomi fisiologi Darah .................................................... 8

2.3 Etiologi................................................................................. 11

2.4 Patofisiologi..................................................... 12

2.5 Penyimpangan KDM....................................................... 14

2.6 Manifestasi Klinis.......................................................... 15

2.7 Komplikasi........................................................................... 16
x

2.8 Penatalaksanaan.................................................................. 16

2.9 Konsep Dasar Keperawatan............................................... 17

2.9.1 Pengkajian ........................................................ 17

2.9.2 Diagnosa Keperawatan......................................... 22

2.9.3 Intervensi Keperawatan.......................................... 22

2.9.4 Implementasi Keperawatan.................................. 26

2.9.5 Evaluasi................................................................... 26

BAB 3 TINJAUAN KASUS....................................................................... 30

3.1 Pengkajian............................................................................ 30

3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................. 43

3.3 Intervensi Keperawatan................................................. 43

3.4 Implementasi Keperawatan............................................. 46

3.5 Evaluasi Keperawatan..................................................... 57

BAB 4 PEMBAHASAN.............................................................................. 60

4.1 Pengkajian.......................................................................... 60

4.2 Diagnosa Keperawatan................................................ 63

4.3 Intervensi Keperawatan..................................................... 65

4.4 Implementasi Keperawatan.............................................. 66

4.5 Evaluasi Keperawatan......................................................... 67

BAB 5 PENUTUP....................................................................................... 69

5.1 Kesimpulan.......................................................................... 69

5.2 Saran ............................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 72
xi

DAFTAR LAMPIRAN

1) SAP

2) Leaflet

3) Lembar Balik
xii

DAFTAR SINGKATAN

An : Anak.

ASI : Air Susu Ibu.

BAB : Buang Air Besar.

BAK : Buang Air Kecil.

BB : Berat Badan.

TG : Tinggi Badan

CM : Centi Meter.

CRT : Capillary Refilling Time.

Depkes : Departemen Kesehatan..

HCT : Hematokrit.

HGB : Hemoglobin.

IV : Intra Vena.

KDM : Kebutuhan Dasar Manusia.

Kg : Kilogram.

MCHC : Mean Cell Hemoglobin Concentration.

MCV : Mean Corpusculor Volume.

Ny. : Nyonya.

O : Objektif.

PLT : Platelet.

PO : Pressure Oxygen.

RBC : Red Blood Cell.

RI : Republik Indonesia.
xiii

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah.

S : Subjektif

TB : Tinggi Badan.

WBC : White Blood Cell.

WHO : Woeld Health Organization.


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (2013) sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik,

mental dan sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya terbebas dari

penyakit maupun cacat. Sejalan dengan definisi sehat menurut WHO,

menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 sehat adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan

setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti

kesehatan seseorang berperan penting untuk menunjang produktifitas orang

tersebut dalam hidupnya .

Kesehatan merupakan salah satu hal penting untuk mendukung

pembangunan perekonimian negara. Suatu negara dapat di katakan maju jika

masalah kesehatannya dapat teratasi dengan baik, di era globalisasi ini, masalah

kesehatan akan semakin kompleks. Oleh karena itu kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknoligi harus di kembangkan sehingga permasalahan kesehatan dapat

teratasi dengan semestinya, terutama pengembangan pengetahuan dalam profesi

keperawatan (Kemenkes RI 2010).

Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang

komprehensif meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan

pada individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan

pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam

kondisi sehat maupun sakit. berbeda halnya dengan keperawatann anak, anak
2

sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam

pelayanan keperawatan sehingga perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

harus memandang anak sebagai individu yang unik yang memiliki kebutuhan

tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga dalam

memberika asuhan keperawatan pada anak yang mengalami penyakit khusus

mendapat penanganan yang sebagai mana mestinya seperti anak dengan leukemia.

Leukimia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering di

sertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat

menyebabkan anemia, trombisitopeni dan di akhiri dengan kematia (Nurarif,

2015).

Menurut data statistik kanker Surveillance, Epidemiology, and End Result

Program National Cancer Institute prevalensi leukemia sebesar 13.7 per 100.000

populasi per tahun, dan jumlah kematian leukemia sebesar 6.8 per 100.000

populasi per tahun. Pada tahun 2017 diperkirakan sebanyak 62.130 kasus baru

leukemia dan 24.500 orang akan meninggal karena leukemia. Leukemia berada di

urutan ke-9 dilihat dari prevalensi kejadiannya, yaitu sebesar 3.7% dari seluruh

kanker. Kejadian leukemia pada anak (0-19 tahun) menurut CDC pada tahun 2014

adalah sebesar 8.4 per 100.000 ditemukan pada kelompok usia 1-4 tahun dan

tingkat kematian akibat leukemia sebesar 0.8 per 100.000 anak ditemukan pada

kelompok usia 15-19 tahun (Centers for Disease Control and Prevention 2014).

Hasil riset kesehatan dasar di Indonesia tahun 2013 (Riskesdas)

menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar sekitar 16.291

kasus. Sementara jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia yaitu

Leukemia dan kanker bola mata (Retinoblastoma). Lebih dari 50 persen kasus
3

kanker pada anak yang datang ke fasilitas kesehatan, sudah dalam keadaan

stadium lanjut. Minimnya pengetahuan orang tua tentang kanker, menjadi salah

satu penyebab kanker yang diderita anak-anak dalam kondisi stadium lanjut.

Padahal apabila dapat terdeteksi secara dini, kanker pada anak dapat disembuhkan

dengan pengobatan dan terapi yang baik, kata Direktur Pengendalian Penyakit

Menular dr. Lily S.Sulistyowati (Kemenkes Republik Indonesia 2013).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menulis Laporan

Tugas Akhir dengan judul Asuhan Keperawatan pada An D dengan Leukemia

Limfositik Akut, yang di rawat di Ruang Perawatan Anggrek B Rumah Sakit

Umum Daerah Tarakan .

1.2 Tujuan Penulisan

1) Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai pada penulisan Laporan Tugas Akhir ini

adalah memperoleh gambaran secara nyata tentang pelaksanaan dan

pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada An “D” Dengan Leukemia

Limfositik Akut Di Ruangan Perawatan Anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah

Tarakan.

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai pada penulisan Laporan Tugas Akhir ini

adalah untuk memperoleh gambaran nyata dalam:

1) Melaksanakan proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai

dengan evaluasi keperawatan dengan An. D dengan Leukemia Limfositik

Akut di Ruang Perawatan Anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.


4

2) Mempelajari antara kesenjangan yang ada antara teori dan penerapan asuhan

keperawatan pada klien An. D dengan diangnosa Leukemia Limfositik Akut

di Ruang Perawatan Anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.

3) Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan

proses keperawatan pada Klien An. D dengan diagnosa Leukemia Limfositik

Akut di Ruang Perawatan Anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.

4) Melaksanakan pemecahan masalah utama pada klien An. D dengan

Leukemia Limfositik Akut di Ruang Perawatan Anggrek B Rumah Sakit

Umum Daerah Tarakan

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah menggunakan metode

deskriptif tipe studi kasus dan studi literatur yaitu metode ilmiah yang bersifat

mengumpulkan data, menganalisa data, dan menarik kesimpulan. Adapun penulis

Laporan Tugas Akhir ini didapat dengan cara:

5) Wawancara. Wawancara merupakan data dengan wawancara langsung

bertatap muka dengan klien atau dengan keluarga (orang terdekat) dan

mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan data yang akurat

mengenai keadaan klien.

6) Observasi merupakan melakukan pengumpulan data melalui penginderaan.

Cara ini dilakukan secara langsung dengan cara melihat, mengamati atau

menilai untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai diri klien.

7) Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik terdiri atas tekhnik pemeriksaan fisik

yang meliputi Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan juga Auskultasi.


5

8) Dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mengkaji catatan medik dan

keperawatan yang berhubungan dengan klien.

9) Studi kepustakaan. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku

dan sumber lain yang berhubungan dengan judul dan masalah Laporan Tugas

Akhir.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran secara singkat dan menyeluruh dari isi

penulisan Laporan Tugas Akhir ini, maka sistematika penulisan terbagi dalam

lima bab yaitu; Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari Latar belakang, Tujuan

Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan dan Sitematika Penulisan. Bab II

Landasan Teori, yang terdiri dari Konsep Dasar Medis meliputi Pengertian,

Anatomi Fisiologi, Etiologi, Manifestasi Klinik, Pemeriksaan Penunjang,

Komplikasi, Penatalaksanaan dari leukemia, sementara Konsep Dasar

Keperawatan meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana Keperawatan,

Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Tindakan. Bab III Merupakan Tinjauan

Kasus, dimana penulis akan menyajikan suatu kasus dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang meliputi Pengkajian, Penentuan Diagnosa

Keperawatan dan Evaluasi Akhir Tindakan Keperawatan. Bab IV Pembahasan,

menguraikan tentang asuhan keperawatan secara teori dengan asuhan keperawatan

secara nyata yang telah diberikan pada klien yang meliputi Pengkajian, Diagnosa

Keperawatan, Perencanaan Asuhan Keperawatan, Tindakan Keperawatan dan

Evaluasi Akhir. Bab V Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Leukemia

Leukemia adalah suatu tipe kanker. Leukemia berasal dari kata Yunani

leukos-putih, haima-darah. Leukemia adalah kangker yang mulain di sel-sel

darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah

tidak terkontol dan mengganggu pembelakan sel darah normal. Leukemia

(kangker darah) adalah jenis penyakit kangker yang menyerang sel-sel darah putih

yang di produksi oleh sumsum tulang (bone marrow) ( Padila, 2013) .

Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering di sertai

bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat

menyebabkan anemia, trombisitopeni dan di akhiri dengan kematian (Nurarif

2015 ).

Berdasarkan beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

Leukemia adalah penyakit kanker darah yang menyerang sistem Hematologi,

yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dan jika tidak di tangani

dengan semestinya dapat berakhir dengan kematian.

2.1.1 Klasifikasi

1) Leukemia Akut

Leukemia akut adalah keganasan primer sum-sum tulang yang berakibat

terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blostosit)

yang disertai penyebaran ke organ organ lain. Leukemia akut memiliki perjalanan
7

klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6

bulan .

(1) Leukemia Limfositik Akut (ALL)

Leukemia Limfosistik Akut (LLA/ALL) merupakan Jenis leukemia

dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel dari sistem

limfopoetik yang menyebabkan organomegali (pembesaran organ dalam).

ALL lebih sering di temukan pada anak-anak 80 dari pada umur dewasa

18. Insiden LLA akan mencapai puncaknya ada umur 3-7 tahun. Tanpa

pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah terdiagnosis

terutama diakibatkan oleh kegagalan sumsum tulang.

(2) Leukemia mielositik Akut ( LMA )

Leukemia Akut yang menyerang rangkaian mieloid disebut leokemia

nonlimfositik akut ( LNLA ), leukemia mielositik akut (LMA), atau leukemia

granulositik akut. Neoplasma uniklonal dan berasal dari transformasi sel

progenitor hematopoietik.Sifat alami neoplastik sel yang mengalami

transformasi yang sebenarnya telah digambarkan melalui studio molekular

tetapi defek kritis bersifat intrinsik dan dapat diturunkan melalui progeni sel.

2) Leukemia Kronik.

Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proferasi

neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karna keganasan

hematologi .

(1) Leukemia Limfositik Kronik ( LLK )

Merupakan suatu gangguan klonal limfosit B (Jarang ada limfosit T)

Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang


8

berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung

dikenal sebagai kelain yang menyerang individu yang berusia 50 samai 70

tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.

(2) Leukemia Granulositik Kronik (LGK)

Atau leukimia mielositik kronik (LMK) menerangkan 15% leukimia,

paling sering terlihat pada orng dewasa usia pertengahan 40-50 tahun, tetapi

dapat juga timbul pada setiap kelompak umur. Tidak ada seperti LGA, atau

LGK memiliki awitan yang lambat, sering ditemukan sewaktu dilakukan

pemeriksaan darah (Nurarif 2015) .

2.2 Anatomi Fisologi

1) Anatomi dan fisiologi leokosit

Gambar 2.1 Anatomi darah


(Sumber www.Jamesdisabilitylam.com)
9

Darah adalah suatu jaringa tubuh yang terdapat di dalam pembulu darah yang

berwarna merah. Warna merah itu keadaanya tidak tetap tergantung pada

banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamya. Adanya oksigen dalam darah

di ambil dengan jalan nafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran

atau metabolisme di dalam tubuh.

Krakteristik fisik darah meliputi

Viskositas atau kekentalan darah : 4,5-5.5


Temperatur :38OC
Ph : 7,37-7,45
Salinitas : 0,9%
Berat : 8% dari berat badan
Volume :5-6 liter (pria), 4-5 liter (wanita)
Darah selamanya beradar didalam tubuh oleh karena adanya pompa atau
jantung. Selama darah berada dalam pembulu maka akan tetap encer, tetapi jika
ia di luar pembulu darah makan ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat di
cegah dengan jalan mencampurkan kedalam darah tersebut sedikit obat
pembekuan atau sitras narkus.
Fungsi darah

1) Sebagai alat pengangkut, yaitu :

(1) Mengambarkan oksigen atau zat pembekuan dari paru-paru untuk

di edarkan ke seluruh jaringan tubuh

(2) Mengikat karbon dioksida dan di keluarkan melalui paru-paru

(3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk di edarkan dan

di bagikan keseluruh jaringan atau alat tubuh .

(4) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi

tubuh untuk di keluarkan melalui kulit dan ginjal


10

2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh

dengan perantara leukosit dan antibody untuk mempertahankan tubuh

terhadap invasi mikroorganisme dan benda asing (leukosit) dan proses

homeostital (trombosit) .

3) Sebagai pengatur regulasi yaitu :

Mempertahankan pH dan konsentrasi elektrolit pada cairan interstital

melalui permukaan ion-ion molekul pada cairan interstital. Darah mengatur

suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan paru-paru

Tempat pembentukan :

(1) Pembentukan sel darah (hemopoiesis) terjadi pada awal masa embrional,

sebagai besar pada hati dan sebagian kecil pada limpa.

(2) Dari kehidupan fetus hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah

berlangsung dalam 3 tahap, yaitu : Pembentukan di saccus vitellinus

Pembentukan di hati, kelenjar limfe, dan limpa Pembentuk di sum-sum

tulang

(3) Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sum-sum tulang minggu ke-20

masa embrionik.

(4) Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah merah semakin

banyak terjadi pada sum-sum tulang dan peranan hati dan limpa semakin

berkurang.

(5) Sesudah lahir, semua sel darah di buat pada sum-sum tulang, kecil limfosit

yang juga di bentuk di kelenjar limfe, tymus, dan lien .

(6) Selanjutnya pada orang dewasa pembentuk sel darah di luar sum-sum

tulang (extramedullry hemopolesis) masih dapat terjadi bila sum sum


11

tulang mengalami kerusakan atau mengalami fibrosis.

(7) Sampai dengan usia 5 tahun, pada dasarnya semua tulang dapat menjadi

tempat pembentukan sel darah. Tetapi sum sum tulang dari tulang panjang,

kecuali bagian proksimal humerus dan tibia, tidak lagi membentuk sel

darah setelah usia mencapai 20 tahun.

(8) Setelah usia 20 tahun, sel darah di produksi terutama pada tulang

.belakang, sternum, tulang iga dan ileum.

(9) 75% sel pada sum-sum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit) dan

hanya 25% menghasilkan eritrosit.

(10) Jumlah eritrosit dalam sirkulasi 500 kali lebih banyak dari leukosit.

Hal ini disebabkan erotrosit hanya 120 hari.

Darah terdiri dari plasma dan sel-sel darah Plasma terdiri dari air, protein,

dan bahan-bahan non protein Plasma protein terdiri dari albumin (55%) globulin

a, β, y (38%) fibrinogen (7%) Sel-sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit, dan

trombosit. Dimana leukosit terbagi 2 yaitu granulosit: netrfil, eosinofit dan

basofil. Serat agranulosit: limfosit dan monosit leukosit (leukosit) Wijaya S.A &

Putri M.Y (2013).

2.3 Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor

predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu:

1) Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan sirkulasi gen

2) Radiasi: sina X, sinar radioaktif

3) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.

4) Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethystilbestrol


12

5) Kelaina kromosom, misalnya pada down syndrome

Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian

besar leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (Radiasi) dan

bahan kimia tertentu (mis. Benzena) dan pemakaian obat anti kanker,

meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang memiliki kelainan genetik

tertentu (misalnya Down Syndrome dan Fanconi Syndrome), juga lebih peka

terhadap leukemia (Nurarif 2015) .

2.4 Patofisiologi Leukemia

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh

terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat

dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel

darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda

dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi

memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi.

Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk

sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada

jaringan.

Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi

kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom

dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh

kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali),

delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah

bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan

mulainya proliferasi sel abnormal.


13

Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih

mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan

tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan

genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian

normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi

ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan

tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga

bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah

bening, ginjal, dan otak (Padila 2013).


14

2.5 Penyimpangan KDM Leukimia


FAKTOR PENCETUS
-Genetik -Kelainan kromosom Sel neoplasma berproliferasi dalam
-Radiasi -infeksi virus Sumsum tulang
-Obat-obatan -paparan bahan kimia

Penyebaran
Infiltrasisumsum Sel onkogen
ekstremedular
tulang
Pertumbuhan berlebih

sirkulasi darah system limfatik


Kebutuhan nutrisi
meningkat
Pembesaran limfa Nodus kimfe
dan hati
Limfadenopati Hiper metabolisme
Hepatosplenomegali
Penekana intar Ketidak seimbangan
abdomen Nutrisi kurang dari
Penekanan ruang
kebutuhan
abdomen
Gangguan rasa
nyaman nyeri Ketidak seimbangan
Depresi produksi
sumsum tulang perfusi jaringan
Supai oksigen perifer
kejaringan inadekuat
Resiko pendarahan
Penurunan eritrosit Anemia
Kecenderungan
Penuruna trombosit Trombosipenia pendarahan

Penurunan fungsi Daya tahun tubuh


leukosit Resiko infeksi
Kelemahan tulang
Infiltrasi periosteal
Tulang lemah Stimulasi saraf C

Fraktur fisiologis
Gamgguam
Hambatan mobilitas nyerinyaman nyeri
fisik

Bagan 3.1 Penyimpangan KDM Leukemia (Nurarif, 2015)


15

2.6 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang sering muncul pada leukemia limfositik akut antara lain

1) Bukti anemi, pendarahan dan/ infeksi

(1) Demam

(2) Keletihan

(3) Pucat

(4) Anoreksia

(5) Petekie/ pendarahan

(6) Nyeri sendi dan tulang

(7) Nyeri abdomen yang tidak jelas

(8) Berat badan turun

(9) Pembesaran dan fibrosis organ-organ sistem retikuloendotelial

2) Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges

(1) Nyeri dan kuku kudu

(2) Sakit kepala

(3) Letergi

(4) Muntah

(5) Koma

3) Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem

yang terkena

(1) Kelemahan ekstremitas bawah

(2) Kesulitan berkemih

Betz L.C & Gowwden L.A (2012).


16

2.7 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada kasus leukemia yaitu :

1) Gagal sum-sum tulang

2) Infeksi

3) Hepatomegali

4) Spelenomegali

5) Limfadenopati

Wijaya S.A, & Putri M.Y (2013).

2.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan

penyakit penyerta.

1) Radioterapi dan Kemoterapi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi

metastasis, kemoterapi dilakukan juga pada fase induksi remisi yang bertujuan

mempertahankan remisi selama mungkin.

2) Terapi modlitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pansitopenia,

anemia, perdarahan, infeksi. Pemberian antibiotik dan mungkin transfusi dapat

diberikan.

3) Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.

4) Transplantasi sum-sum tulang, transplantasi sum-sum tulang merupakan

alternatif terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan

pada pasien dengan limphoma, anemia aplastic Padila (2013).


17

2.9 Konsep Dasar Keperawatan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan terhadap klien anak dengan

Leukemia, perawat memandang klien sebagai individu yang utuh yang terdiri dari

bio, psiko, sosial, dan spiritual, yang mempunyai kebutuhan sesuai tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya

Proses keperawatan adalah metode sistematik dimana secara langsung

perawat menentukan masalah keperawatan sehingga membutuhkan asuhan

keperawatan, membuat perencanaan dan rencana implementasi, serta

mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.

2.9.1 Pengkajian

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan

riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik,

serta review catatan sebelumnya (Doenges, 2012).

Menurut (Doenges, 2012) pengumpulan data mencakup:

1) Wawancara

Wawancara memberikan data yang perawat dapatkan dari pasien dan orang

terdekat lainnya melalui percakapan dan pengamatan. Data dapat dikumpulkan

selama satu periode kontrak atau lebih dan harus mencakup semua data yang

relevan. Pengorganisasian dan perbaikan data ini membantu dalam identifikasi

berkelanjutan tentang kebutuhan-kebutuhan perawatan pasien dan diagnosa

keperawatan. Semua pihak dalam proses wawancara harus mengetahui bahwa

data yang dikumpulkan digunakan dalam perencanaan perawatan pasien.


18

1) Pengkajian fisik

Selama aspek pengumpulan informasi ini, perawat melatih keterampilan

perseptual dan observasional, menggunakan indera penglihatan, pendengaran,

sentuhan, dan penciuman. Lama dan kedalaman setiap pengkajian fisik tergantung

pada kondisi pasien sekarang dan kemendesakan situasi tetapi biasanya mencakup

inspeksi, perkusi, auskultasi. Data pengkajian fisik diperlihatkan dalam data dasar

pasien sebagai data objektif.

2) Pemeriksaan laboratorium dan diagnosa

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik termasuk sebagai bagian dari proses

pengumpulan data perawat. Perawat harus waspada terhadap hasil pemeriksaan

signifikan yang membutuhkan pelaporan pada dokter dan atau melakukan

intervensi keperawatan khusus. Beberapa pemeriksaan digunakan untuk

mendiagnosa penyakit, sementara yang lainnya sangat berguna dalam mengikuti

perjalanan penyakit atau penyesuaian terapi.

Resiko untuk masalah potensial Diperoleh data dan informasi mengenai

masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang

harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,

mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data

tersebut harus akurat dan mudah dianalisis. Jenis data antara lain:

1) Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,

pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta

warna kulit.
19

2) Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien,

atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.

Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi :

(1) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang

(2) Pola koping sebelumnya dan sekarang

(3) Fungsi status sebelumnya dan sekarang.

(4) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan

(5) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

Adapun pengkajian yang muncul pasien dengan leukemia menurut

Wijaya S.A, & Putri M.Y. (2013)

1) Biodata/ Identitas

Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua

Perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama,

umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.

2) Riwayat kesehatan dahulu

(1) Kemungkina klien pernah terpapar zat kimia atau pernah mendapatkan

pengobatan seperti benzol, arsen, preparaf sulfat.

(2) Memungkinkan kontak atau terpapar radiasi dengan kadar ionisasi yang

lebih tinggi.

(3) Kemungkinan klien pernah menderita demam yang tidak diketahui

penyebabnya.

3) Riwayat kesehatan sekarang

(1) Adanya perdarahan seperti: ptekie, purpura, epistaksis

(2) Nyeri sendi dan tulang


20

(3) Peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, anoreksia ,mual muntah

(4) Mengeluh tidak enak perut dan BAB tidak teratur

4) Kebutuhan dasar

(1) Pola aktivitas sehari hari

Keletihan, malaise kelemahan, kelemahan otot.

(2) Sirkulasi

Palpitas, tachicardia murmur jantung , membran mukosa dan kulit pucat

Muncul tanda tanda pendarahan serebral.

(3) Eliminasi

Diare, nyeri tekanan peranal, feses hitam, darah pada urine, penurunan

haluan urin.

(4) Integritas ego

Perasaan tidak berdosa, tidak ada harapan, depresi, ansietas, takut, marah

mudah tersinggung Perubahan alam perasaan kacau.

(5) Makanan dan cairan

Penurunan nafsu makan, mual muntah, perubahan rasa kecap, penurunan

berat badan, disfagia, pharingritis distensi abdomen, penurunan bising

usus.

(6) Neurosensori

Penurunan kondisi atau kesadaran, perubahan dalam perasaan, kacau

disorientasi/ kurang konsentrasi , pusing, kebas parastesia, Otot-otot

mulai terangsang, kejang.

(7) Nyeri dan kenyamanan

Sakit kepala, nyeri abdomen, nyeri sendi dan tulang nyeri tekan pada
21

sternum, kram otot,gelisah.

(8) Pernapasan

Napas pendek , dispnea, takimeu, ronchi, batuk penurunan bunyi napas.

(9) Keamanan

Gangguan penglihatan, jatuh, injuri, demam dan infeksi.

5) Pemeriksaan penunjang

(1) Pemeriksaan laboratorium

Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sum-sum tulang yaitu berupa

pansistopenia, limfosistosis yang dapat mengambarkan tepi monoton

terdapat leukosit imatur.

(2) Kimia darah

Kolesterol mungkin rendah, asam urat mungkin meningkat

(3) Sumsum tulang

Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain

terdesak (aplasia sekunder).

6) Pemeriksaan lain

(1) Biobsi limpa

Memperlihatkan proliferansi sel leukemia dan sel yang berasal dari

jaringan limpa atau terdesak seperti limfosit normal.

(2) Sitogenik

Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologinya.


22

2.9.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan

mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan

resiko tinggi (Doenges, 2012).

Menurut Wijaya S.A, & Putri M.Y. (2013) diagnosa keperawatan pada pasien

leukemia adalah :

(1) Hipertermi berhubungan dengan prosess infeksi .

(2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen penting

darah (hemoglobin).

(3) Resiko pendarahan berhubungan dengan penurunan komponen pembekuan

darah (trombosit).

(4) Reseko / gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

anoreksi, mual, muntah.

(5) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kekebalan tubuh adanya

tindakan infasi.

(6) Nyeri akut berhubungan dengan ketidak nyamanan fisik.

(7) Intoleransi aktifitas berhububgan dengan kelemahan anemia.

2.9.3 Perencanaan/ Intervensi

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.

Tindakan atau intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam

mencapai hasil pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan. Intervensi ini

mempunyai maksud mengindividualiskan perawatan dengan memenuhi


23

kebutuhan spesifik pasien serta harus menyertakan kekuatan-kekuatan pasien

yang telah diidentifikasi bila memungkinkan (Doenges, 2012).

Menurut (Doenges, 2012) rencana asuhan keperawatan yang akan disusun

harus mempunyai beberapa komponen yaitu :

1) Menentukan prioritas masalah

Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon klien yang

aktual atau potensial yang memerlukan suatu intervensi. Dalam menentukan

perencanaan perlu disusun suatu sistem untuk menentukan diagnosis yang akan

pertama kali diintervensi.

2) Menyusun kriteria hasil

Tujuan klien dan tujuan keperawatan merupakan standar atau ukuran yang

digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat.

Adapun kriteria hasil harus ditujukan kepada keadaan klien, pedoman

penyusunan kriteria hasil berdasarkan SMART (Nursalam, 2011) yaitu :

(1) Spesific (Tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda).

(2) Measurable (Tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang

prilaku klien : dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dibau).

(3) Achievable (Tujuan harus dapat dicapai).

(4) Reasonable (Tujuan harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah).

(5) Time (Tujuan harus mempunyai batasan waktu yang jelas).

Dari diagnosa keperawatan yang telah disusun, maka rencana tindakan \

keperawatan klien dengan leukemia sebagai berikut (Nurarif, 2015):

1) Hipertermi berhububgan dengan prosess infeksi

Intervensi
24

(1) Monitor suhu sesering mungkin

(2) Monitor IWL

(3) Monotor warna dan suhu kulit

(4) Monitor tekanan darah, nadi dan RR

2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen penting

darah (hemoglobin)

Intervensi

(1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap

panas/ dingin/ tajam/ tumpul

(2) Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung

(3) Monitor adanya tromboplebitis

(4) kaji yang mendasar dan banyaknya darah yang keluar

(5) Mengobserfasi tanda-tanda vital

3) Resiko pendarahan berhubungan dengan penurunan komponen pembekuan

darah (trombosit).

Intervensi

(1) Monitor ketat tanda tanda pendarahan

(2) Catat nilai HB dab HT sebelum dan sesudah terjadinya pendarahan

(3) Pertahankan bed rest selama pendarahan aktif

(4) Monitor TTV ortostatik

4) Reseko / gangguan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksi,

mual, muntah.

Intervensi

(1) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori


25

(2) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

(3) BB badan pasien dalam batas normal

(4) Monitor turgor kulit

(5) Monitor mual muntah

5) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kekebalan tubuh adanya

tindakan infasi

Intervensi

(1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

(2) Pertahankan teknik isolasi

(3) Batasi pengunjung bila perlu

(4) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan perawatan

6) Nyeri akut berhubungan dengan ketidak nyamanan fisik

Intervensi

(1) Lakukan pengkajian nyeri secara komperehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipetasi

(2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

(3) Tingkatkan istirahat

(4) Ajarkan teknik nonfarmakologi

(5) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

7) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan anemia

Intervensi

(1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

(2) Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam

aktivitas
26

(3) Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelemahan

(4) Bantu pasien atau keluagra untuk mengidentifikasi kekurangan dalam

aktivitas

(5) Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktifitas seperti kursi roda, krek

2.9.4 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana

perawat. Tindakan keperawatan mencangkup tindakan mandiri (independen) dan

tindakan kolaborasi, Tindakan mandiri (independen) adalah aktifitas perawat yang

didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan

petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah

tindakan yang didasarkan dari hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas

kesehatan lain (Tarwoto dan Wartona, 2010).

2.9.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan: membandingkan efek/hasil suatu tindakan keperawatan

dengan norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat (Deden, 2012), Hasil pasien

yang diperkirakan didefinisikan sebagai hasil intervensi keperawatan dan respon-

respon pasien yang dapat dicapai, diinginkan oleh pasien dan atau pemberi

asuhan, dan dapat dicapai dalam periode waktu yang telah ditentukan, situasi dan

sumber-sumber tertentu yang ada. Hasil yang diinginkan ini merupakan langkah

yang dapat diukur mengarah pada tujuan-tujuan saat pulang yang telah ditetapkan

sebelumnya.

1) Tujuan dari evaluasi antara lain:

(1) Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien

(2) Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan


27

keperawatan yang telah diberikan.

(3) Untuk menilai penatalaksanaan asuhan keperawatan.

(4) Mendapatkan umpan balik

(5) Sebagai tanggung jawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanaan

Keperawatan.

2) Tipe peryataan evaluasi. Tipe pernyataan tahapan evaluasi dapat dilakukan

secara formatif dan sumatif. Evaluai formatif adalah evaluasi yang dilakukan

selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah akhir (

Deden, 2012).

(1) Pernyataan evaluasi formatif. Hasil observasi dan analisa perawat terhadap

respon pasien segera pada saat/setelah dilakukan tindakan keperawatan dan

tulis pada catatan perawat.

Contoh: membantu pasien duduk semi fowler, pasien dapat duduk selama 30

menit tanpa pusing.

(2) Pernyataan evaluasi sumatif. Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan

analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan dan ditulis pada catatan

perkembangan.

3) Bentuk evaluas. Evaluasi telah diklasifikasikan berdasarkan apa yang dinilai

dan kapan, terdapat 3 type evaluasi yang menjelaskan apa yang perlu

dievaluasi: struktur, proses dan hasil. Setiap tipe memiliki fokus dan kriteria

yang berbeda dan sebagaimana didefinisikan berikut ini (Deden, 2012).

(1) Evaluasi struktur. Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara

atau keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek


28

lingkungan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam

pemberian pelayanan.

(2) Evaluasi proses. Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan

apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok,

tanpa tekanan, dan sesuai wewenang, area yang menjadi perhatian pada

evaluasi proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara

dan pemberian fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dan

kemampuan tehnikal perawat.

(3) Evaluasi hasil. Evaluasi hasil berfokus pada respon dan fungsi klien. Respon

perilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan

terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

4) Format evaluasi. Catatan perkembangan berisi diagnosa keperawatan

keperawatan spesifik mencakup implementasi tindakan, reaksi klien dan

adanya data tambahan yang terkait dengan diagnosa keperawatan tertentu.

Status masalah dan kriteria hasil serta rekomendasi untuk melanjutkan atau

modifikasi rencana asli juga dicatat dalam evaluasi.

Evaluasi ditulis setiap kali setelah semua tindakan dilakukan terhadap pasien.

Pada tahap evaluasi dibagi menjadi 4 tahap yaitu SOAPIER atau SOAP (Deden,

2012):

S: Subyektif : Hasil pemeriksaan terakhir yang telah dikeluhkan oleh pasien

biasanya data iniberhubungan dengan kriteria hasil.

O: Obyektif: Hasil pemeriksaan terakhir yang dilakukan perawat biasaanya data

ini juga berhubungan dengan kriteri hasil.


29

A: Analisa: Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah kebutuhan pasien telah

terpenuhi atau tidak.

P: Rencana asuhan: Dijelaskan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan

terhadap Pasien.

5) Penilaian keberhasilan

Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi

selalu berkaitan dengan tujuan (Deden, 2012):

(1) Masalah teratasi: Jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan tujuan dan

kriteria hasil yang telah ditetapkan.

(2) Masalah sebagaian teratasi: Jika klien menunjukan perubahan sebagian dari

kriteria hasil yang telah ditetapkan.

(3) Masalah tidak teratasi: Jika klien tidak menunjukan perubahan dan kemajuan

sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan

dan atau bahkan timbul masalah/diagnosa keperawatan baru.


30

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil asuhan keperawatan

pana An. D dengan diagnosa Leukemia limfositik Akut (ALL) yang dirawat,

mulai tanggal 20-27 Juni 2018 diruang anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah

Tarakan.

Pelaksanaan dari asuhan keperawatan ini dilaukan tahap demi tahap yang

diawali dengan pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan dan

pelaksanaan serta evaluasi sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses

keperawatan.

3.1 Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 25, Juni 2018 pada klien An. D dengan

diagnosa Leukemia limfositik Akut (ALL) dan diperoleh dari data-data sebagai

berikut :

3.1.1 Biodata

1) Identitas Klien

Nama Klien An.D, Berusia 7 tahun tempat tanggal lahir sekatak 04-12-

2011 berjenis kelamin laki –laki, beragama Kristen, yang di rawat di ruang

Anggrek B kamar 329 masuk tanggal 20, Juni 2018.

2) Identitas penanggung jawab

Tn. M umur 31 tahun, pekerjaan petani, pendidikan SD, agama kristen,

suku dayak, hubungan dengan klien adalah ayah klien, alamat sekatak, jl.

Batung 3 kabupaten Bulungan.


31

3) Identitas saudara kandung

Klien memiliki saudara kandung yaitu kaka nya bernaman An L 10 tahun

status kesehatan sehat.

3.1.2 Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Ayah klien mengatakan anaknya sakit pada perut.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Keluarga klien mengatakan klien masuk rumah sakit pada hari rabu

tanggal 20, Juli 2018 dengan keluhan muncul ruam berwarna biru dan merah

pada bagian kaki tangan dan wajah, ayah klien juga mengatakan anaknya

sakit perut, ayah klien mengatakan anaknya akan menangis dan mengeluh

sakit jika bergerak, nyeri yang di rasakan hilang tibul ketika nyeri hilang

klien tampak tenang, ayah klien mengatakan anaknya juga sulit tidur karena

nyeri dan gatal yang ia rasakan, klien tampak lemas, klien tampak menangis

klien tampak sering memegang perutnya.

3) Riwayat kesehatan lalu

Ayah klien mengatakan anakanya pernah masuk rumah sakit dengan

penyakit yang sama dan hanya tahu anaknya mengalami penyakit kelainan

darah, ayah klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan

apapun.
32

4) Riwayat kesehatan keluarga

Ayah klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang pernah

mengalami penyakit seperti ini dan tidak ada riwayat penyakit keturunan

seperti DM dll.

Genogram

3 2

2 9

7 thn 9

9
------------------------

Bagan 3.1 Genogran Keluargan An

Keterangan: Laki- laki

Perempuan

Meninggal dunia

Klien

------------ Satu keluarga

3.1.3 Riwayat Imunisasi

(tidak dilakukan pengkajian) di karenakan anak hanya di jaga oleh sang

ayah dan nenek nya.


33

3.1.4 Riwayat tumbuh kembang

Pertumbuhan klien baik, klien berusia 7 tahun, BB klien 20 kg, PB

TB klien 110 cm.

3.1.5 Riwayat Nutrisi

1) Pemberian ASI

Klien pertama kali disusui umur 0 hari dan mendapatkan kolostrum, klien

diberikan ASI setiap kali menangis, lama pemberian 2 bulan.

2) Pemberian susu formula

Ayah klien mengatakan anaknya tidak pernah mengkonsumsi susu formula

hanya asi saja.

3) Pola perubahan nutrisi tahap usia sampai nutrisi saat ini

Saat ini klien makan nasi, dan terkadang juga bubur.

3.1.6 Riwayat psikososial

Anak tinggal bersama keluarganya di rumah milik sendiri di sekatak ayah

klien mengatakan hubungan dengan keluarga yang lain harmonis.

3.1.7 Reaksi Hospitalisasi

1) Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Ayah klien mengatakan sebelumya anaknya pernah di rawat di rumah sakit,

ayah klien mengatakan dokter memberitau penyakit anaknya, perasaan orang

tua klien gelisah dan khawatir dan berharap anaknya segera sembuh.

2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat ini

Klien belum memiliki cukup pemahaman tentang penyakitnya.


34

3.1.8 Aktivitas sehari-hari

1) Nutrisi

(1) Sebelum sakit : ayah klien mengatakan klien makan 2x sehari jenis

makanan nasi sayur dan lauk pauk, nafsu makan klien baik, klien

menghabiskan porsi makan, klien makan peroral dan dapat makan

sendiri.

(2) Saat sakit : klien makan 2x sehari, jenis makanan bubur, nafsu makan

sedikit menurun, klien hanya menghabiskan 2-3 sendok makan dan

makan lagi jika klien mau.

2) Cairan

(1) Sebelum sakit : klien minum air putih 7-8x/hari, terkadang klien minum

susu 2-3kali klien minum dengan ukuran kurang lebih 200ml minum

melalui oral kebutuhan cairan terpenuhi.

(2) Saat sakit : klien minum air putih dan terkadang juga malas klien minum

2 gelas ukuran kurang lebih 240 ml jenis air putih dan juga cairan infus

melalui iv RL 14 tpm.

3) Eliminasi (BAB dan BAK)

(1) Sebelum sakit : Ayah klien mengatakan bahwa anaknya tidak ada

masalah saat BAB lancar biasa 1-2 x/hari ayah klien mengatakan tidak

ada masalah anaknya dapat BAK dengan mudah dan dapat melakukanya

sendiri di wc.

(2) Saat sakit : Ayah kelien mengatakan BAB anaknya tidak ada masalah

klien berak pada pagi hari saat sakit : Ayah klien mengatakan tidak ada
35

masalah dengan BAK anaknya, hanya saja anaknya sering kencing di

botol karna kondisinya yang lemah, warna kuning berbau has urin,

4) Istirahat tidur

(1) Sebelum sakit : Ayah klien mengatakan tidak ada masalah dengan tidur

klien, klien jarang tidur siang karena asik bermain, tidur malam jam

21.00-08.00, klien bangun dalam keadaan segar.

(2) Saat sakit : Ayah klien mengatakan klien susah tidur, klien sering

terbangun di malam hari karena nyeri yang di rasakanya klien tidur

malam jam 22.00 dan sering terbangun sekitar jam 2 dan sulit untuk

tidur kembali .

5) Olah raga

(1) Sebelum sakit: klien sering bermain bersama teman-temanya.

(2) Klien tidak beraktivitas karna kondisinya yang lemah dan berfokus pada

kesehatanya.

6) Personal hygiene

(1) Sebelum sakit : klien dapat mandi sendiri klien membersihkan seluruh

tubuhnya mencuci rambut dan mengosok gigi dan

(2) Saat sakit : klien hanya diseka setiap pagi dan selalu di ganti bajunya

7) Aktivitas/mobilitas fisik

(1) Sebelum sakit : klien bermain dengan keluarga tanpa ada keluhan

(2) Saat sakit :klien hanya bermain diranjang


36

3.1.9 Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Keadaan umum klien baik, pasien sadar penuh (composmentis), nilai GCS :

E4M5V6.

2) Tanda;tanda vital

(1) Suhu : 36,8oC

(2) Nadi : 90x/ menit

(3) Respirasi :20x/ menit

3) Antopometri

(1) Tinggi Badan 110cm

(2) Berat Badan :20 kg

4) Sistem pernapasan

Hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada lendir

dan secret pada saluran napas klien. kulit leher terlihat bersih, tidak ada

pembengkakan, tidak ada nyeri tekan. Pengembangan dada simetris kiri dan

kanan, tidak ada lesi ataupun benjolan, pernafasan 24x/menit, tidak terdapat

suara napas tambahan vesikuler.

5) Sistem cardio vaskuler

Conjungtiva pucat bibir kering capillary refilling time kembali dalam

kurang lebih 1 detik.

6) Sistem pencernaan

Sklera tidak ikterus, bibir kering, tidak terdapat labioskizis, mulut tidak

ada stomatitis, kemampuan menelan baik. Abdomen bulat, tidak ada lesi/
37

benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus 8x/menit, saat perkusi terdengar

timpani.

7) Sistem Indra

Pada pemeriksaan mata ditemukan alis tebal, penyebaran alis merata,

kelopak mata tidak ada lesi, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, reflek

berkedip baik lapang pandang baik, visus 6/6 Pada pemeriksaan hidung,

penciuman hembusan napas baik tidak ada polip tidak ada penyumbatan jalan

napas pada pemeriksaan telinga, telinga simetris kiri dan kana pendengaran

baik keadaan bersih.

8) Sistem muskuloskeletal

(1) Kepala: Rambut klien berwarna hitam, tidak mudah tercabut, tidak

berminyak. Pada pemeriksaan kulit kepala tidak ada lesi, tidak ada

benjolan, tidak ada ketombe, kulit kepala bersih. Pada pemeriksaan wajah.

ditemukan wajah berbentuk oval, terdapat ruam kebiruan pada wajah .

(2) Tungkai : klien mampu menggerakan lengan, dan kakinya tetapi klien

terlihat lemah, daerah infus di kaki terlihat bengkak.

9) Sistem integument

Kulit berwarna sawo matang, lembab, bulu mata merata, suhu 36,8oC,

permukaan kuku halus tidak ikteri


38

3.1.10 Pemeriksaan penunjang

Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap tgl 23 Juni 2018

Tabel 3.1 Pemeriksaan Darah Lengkap ; Pemeriksaan Penunjang

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


WBC -1,4x 103 4-12 ribu/mm
RBC 3.06x 106 Lk : 4,5-6 Pr : 4,0 – 5,5
HGB 8.7gr/dl 14-18 g/dl
HCT -24,4 % Lk : 40 - 48 %
MCV -79,7% 82 – 92 fl
MCH 29,4 pg 27 – 31 %
MCHC 35,7 g/dl 32 – 37 %
PLT 8x 103 150 – 450

Pemeriksaan darah lengkap tgl 26 Juni 2018

Tabel 3.2 Pemeriksaan Darah Lengkap ; Pemeriksaan Penunjang

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


WBC -2,8x 103 4-12 ribu/mm
RBC 4.13x 106 Lk : 4,5-6 Pr : 4,0 – 5,5
HGB 12.1gr/dl 14-18 g/dl
HCT 32,4 % Lk : 40 - 48 %
MCV -78,5% 82 – 92 fl
MCH 29,3 pg 27 – 31 %
MCHC +37,3 g/dl 32 – 37 %
PLT pl *24x10 150 – 450

3.1.11 Terapi

Tanggal 25.06.2018

1) Infus DN ½ 8 Tpm drip novalgin , via IV

2) Ceftrtiaxon 1gr/ 12 jam, via IV (bolus)

3) Ranitidin 1/2g/ 8jam, via IV, (bolus)

4) Kalnex 250 g/8jam, via IV (bolus)

5) Ome prazole 1/2/12 jam, via oral

6) Tranfusi PRC 250 CC/ hari 3 hari, via IV

7) Tranfusi TC 150 CC/ hari 3 hari, via IV


39

3.1.12 Data fokus

1) Data Subjektif

(1) Ayah klien mengatakan anaknya terdapat lebam berwarna biru dan

merah di bagian tangan wajah dan kaki

(2) Ayah klien mengatakan anaknya di bantu saat bergerak

(3) Ayah klien mengatakan perut anaknya sakit

(4) Ayah klien mengatakan anaknya mengeluh nyeri saat bergerak

(5) Ayah klien mengatakan anaknya sulit tidur karena nyeri yang di

rasakan

(6) Ayah klien mengatakan anakanya sering terbangun di malam hari

karena nyeri

(7) Ayah klien mengatakan saat bab dan bak di gendong ke wc

(8) Ayah klien mengatakan jika bergerak sedikit menangis

(9) Ayah klien mengatakan hanya mengetahui anaknya mengalami

penyakit kelainan darah

(10) Ayah klien mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit anaknya

2) Data Objektif

(1) Kulit klien pucat

(2) Hb :8,7 g/dl

(3) Trombosit: 8x 103

(4) Konjungtiva anemis

(5) Terlihat ruam merah dan biru di bagian wajah kaki dan tangan

(6) Klien tampak meringis

(7) Klien sering memegang daerah perut


40

(8) Klien tampak lemah

(9) Klien menunjukan wajah meringis

(10) Klien tampak lemah dan berbaring di tempat tidur

(11) CRT kembali dalam kurang lebih 1 detik

(12) Saat duduk klien di bantu

3.1.13 Analisa data

1) Pengelompokan data I

(1) Data Subjektif :

a. Ayah klien mengatakan terdapat lebam berwarna biru dan merah di

wajak kaki dan tangan

b. Ayah klien mengatakan anaknya lemah

c. Ayah klien mengatakan anaknya mengeluh nyeri

(2) Data Objektif :

a. Kulit pucat

b. Hb 8.7 g/dl

c. Trombosit: 8x 103

d. Klien tampak lemah

e. CRT kembali kurang lebih 1 detik

(3) Masalah keperawatan : Gangguan perfusi jaringan perifer

(4) Penyebab : berkurangnya komponen darah sebagai pengangkut oksigen

2) Pengelompokkan data II

(1) Data Subjektif:

a. Ayah klien mengatakan perut anaknya sakit

b. Ayah klien mengatakan terdapat memar biru di badanya


41

c. Ayah klien mengatakan anaknya mengeluh nyeri saat di gerakan

(2) Data objektif :

a. Klien tampak meringis

b. Skala nyeri 6

c. Klien tampak sering memegang daerah perut

d. Suhu : 36,8oC

(3) Masalah Keperawatan : Nyeri akut

(4) Penyebab : Agen cedera biologis

3) Pengelompokkan data III

(1) Data subjektif :

a. Ayah klien mengatakan anaknya sulit tidur karena nyeri yang di

rasakan

b. Ayah klien mengatakan anaknya sering terbangun di malam hari

karena nyeri

(2) Data obyektif :

a. Klien tampak lemah

b. Mata klien tampak sayup

c. Jam tidur malam jam 22.00 dan sering terbangun jam 2 malam dan

sulit tidur lagi

(3) Masalah keperawatan : Gangguan pola tidur

(4) Penyebab : ketidak nyamanan fisik (Nyeri)


42

4) Pengelompokan data IV

(1) Data subjektif:

a. Ayah klien mengatakan anaknya di bantu saat bergerak

b. Ayah klien mengatakan saat BAB dan BAK di gendong ke wc

c. Ayah klien mengatakan jika bergerak sedikit pasti

Menangis

(2) Data obyektif:

a. Klien ampak lemah dan sering berbaring

b. Saat duduk klien di bantu

(3) Masalah keperawatan : Intoleransi aktifitas

(4) Penyebab : kelemahan umum

5) Pengelompokan data V

(1) Data subjektif:

a. Ayah klien mengatakan hanya tau anaknya mengalami kelainan darah

b. Ayah klien mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakitnya

(2) Data objektif:

a. Ayah klien sering bertanya tenyang penyakitnya

b. Pendidikan terakhir SD

(3) Masalah keperawatan : Defisiensi pengetahuan

(4) Penyebab : Kurang terpapar nya informasi


43

3.2 Diagnosa keperawatan

1) Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan berkurangnya

komponen darah sebagai pengangkut oksigen

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (nyeri pada perut)

3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamanan fisik (nyeri)

4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

3.3 Intervensi keperawatan

1) Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan berkurangnya

komponen darah sebagai pengangkut oksigen

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Jam Gangguan

perfusi jaringan perifer tidak terjadi.

Kriteria hasil :

(1) Kulit dan membran mukosa tidak pucat

(2) Saturasi Spo2 dalam batas normal 95-100%

(3) CRT kembali dalam kurang lebih 1 detik

Intervensi :

(1) Observasi tanda tanda vital setiap 6 jam

(2) Kaji yang mendasar dan banyaknya darah yang keluar

(3) Pantau terjadinya kebas atau kesemutan

(4) Ajarkan pasien atau keluarga, untuk memantau posisi bagian tubuh saat

pasien mandi, duduk berbaring atau mengubah posisi


44

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (nyeri pada perut)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 nyeri dapat

teratasi.

Kriteria hasil :

(1) Klien terlihat tenang

(2) Klien tidak terlihat meringis

(3) Skala nyeri berkurang menjadi 3

(4) Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri

Interensi:

(1) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensiv sehari sekali

(2) Menejemen nyeri mengurangi/ meringankan nyeri sampai tingkat

kenyamanan

(3) Lakukan pengunaan teknik nonfarmakologi kompres hangat/ dingin

(4) Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi nyeri

3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamanan fisik (Nyeri)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam gangguan

pola tidur dapat teratasi.

Kriteria hasil

(1) Keluarga klien melaporkan klien tidur dengan mudah saat mengantuk

(2) Jumlah jam tidur bertambah menjadi 6-8 jam perhari

(3) Klien tidak terbangun di malam hari

(4) Menunujukkan perasaan segar


45

Intervensi :

(1) Kaji pola tidur klien setiap pagi dan sore

(2) Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat

(3) Pantau pola tidur dan catat faktor-faktor ketidak nyamanan fisik

(4) Ciptakan lingkungan yang nyaman

4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam intoleransi

aktifitas teratasi.

Keriteria hasil:

(1) Tanda-tanda vital dalam batas normal nadi 60-110x/mnt

(2) RR 20-30 x/mnt

(3) Mampu berpindah dengan atau tambah bantuan alat

(4) Mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri

Intervensi:

(1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan akifitas

(2) Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelemahan

(3) Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam

aktivitas

(4) Ajarkan pencegahan cederah

5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya Informasi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pemaham

keluarga dapat bertambah.


46

Kriteria hasil:

(1) Klien dan keluarga mampu memahami tentang penyakit, kondisi dan

program pengobatan penyakit

(2) Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat

Intervensi:

(1) Kaji tingkat pengetahuan klien/ keluarga

(2) Sediakan informasi pada klien/ keluarga tentang kondisi, dengan cara

yang tepat

(3) Gambarkan tanda dan gejala penyebab serta penangana penyakit dengan

cara yang tepat

3.4 Implementasi Keperawatan

Tanggal :25/062018

1) Diagnosa I : Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan berkurangnya

komponen darah sebagai pengangkut oksigen

Jam : 08.00 : Mengobservasi tanda-tanda vital/ 6 jam

Ds:-

Do: Suhu: 35,8oC Nadi: 90x/menit Spo2 97%

Jam : 14.00 : Mengobservasi tanda-tanda vital

Ds:-

O: S 36,5oC N 95x/ menit Spo2 98%

Jam : 20.00 : Mengobservasi tanda-tanda vital

Ds-

Do:S 36,8oC N 97x/ menit Spo2 98%


47

Jam : 08.10 : Mengkaji yang mendasar dan banyaknya darah yang keluar

Ds: Ayah klien mengatakan terdapat memar merah dan biru di badan

Klien

Do: Terdapat memar merah dan biru di daerah kaki dan tangan

Hb : 8,7 g/dl, Trombosit : 8x 103 tgl 23/06/2018 Tidak ada

Pendarahan atau luka baru

Jam : 09.00 : Memantau adanya kebas dan kesemutan

Ds: Ayah klien mengatakan gatal di daerah telapak kaki

Do: Klien tampak mengaruk daerah kaki

Tidak ada kebas dan kesemutan

Jam : 10.00 : Menganjurkan pasien atau keluarga untuk memantau posisi

bagian tubuh saat pasien mandi, duduk, berbaring atau mengubah posisi,

seperti pada saat berbaring usahakan kepala klien lebih tinggi,

Ds: Keluarga mampu mengulang mengapa pentingnya memantauposisi

pada klien

Do: Klien berbaring dalam posisi kepala lebih tinggi

2) Diagnosa II : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (nyeri

pada perut)

Jam : 08.15 : Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi

PQRST

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya nyeri, nyeri yang dirasakan

apabila klien bergerak, nyeri berkurang ketika beristirahat, nyeri


48

yang di rasakan seperti tertusuk tusuk, ayah klien mengatakan nyeri

di daerah perut

Do: Klien tampak meringis

Klien sering memegang daerah perut

Skala nyeri 6

Jam : 09.00 : Memanajemen nyeri mengurangi / meringankan nyeri sampai

tingkat kenyamanan

Ds: -

Do: Klien tampak tenang setelah dilakukan pengalihan nyeri dengan

bermain dengan mainan.

Jam : 10.00 : Mengkolaborsi pemberian obat untuk mengurangi nyeri

Ds: -

Do: Diberikan obat nyeri ranitidine/ 8 jam melalui IV 3cc

Jam : 18.00 : Mengkolaborasi pemberian obat untuk mengurangi nyeri

Ds:-

Do: Diberikan obat nyeri ranitidin melalui IV 3cc

3) Diagnosa III : Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamana

fisik

Jam : 08.05 : Mengkaji pola tidur klien setiap pagi dan sore

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya banggun tidur sekitar jam 10.00

pagi di karenakan tidur malam yang sering terganggu karena nyeri.

Do: Klien tampak mengantuk, klien sering menguap


49

Jam : 16.00 : Mengkaji pola tidur klien setiap pagi dan sore

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya tidur malam jam 22.00 dan sering

terbangun sekitar jam 2 malam, dan sulit tidur kembali.

Do: Klien tampak sering mengeluh nyeri

Jam : 10.40 : Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

Ds: Ayah klien mengatakan mengerti tentang pentingnya tidur untuk

kesehatan klien.

Do: Ayah klien mampu menjelaskan kembali pentingnya tidur untuk

kesehatan Klien.

Jam : 22.00 : Memantau pola tidur dan catat faktor faktor ketidak nyamana

fisik

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya sering terbangun di malam hari

sekitar jam 2 karena nyeri yang klien rasakan.

Ds: Klien masih terjaga/ bangun saat malam hari

4) Diagnosa IV : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

Jam : 11.00 : Mengobservasi adanya keterbatasan klien dalam melakukan

aktifitas

Ds: Ayah klien mengatakan saat duduk anankanya di bantu dan saat

ingin bak klien di gendong.

Do: Klien tampak lemah

Klien tampak hanya berbaring di tempat tidurnya


50

Jam : 11.15 : Mengkaji adanya faktor yang menyebab kelemahan

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya lemah dan hanya berbaring di

tempat tidur

Do: Klien tampak lemah

HB mengalami penurunan 8,7 g/dl tgl 23/06/2018

5) Diagnosa V : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi

Jam : 11.20 : Mengkaji tingkat pengetahuan klien/ keluarga

Ds: Ayah klien mengatakan hanya tahu bahwa anknya mengalami

penyakit kelainan pada darah.

Do: Ayah klien tampak sering bertanya

Jam : 11.45 : Menyediakan informasi pada klien/ keluarga tentang kondisi,

dengan cara yang tepat

Ds : Ayah klien mengatakan masih bingung karena tidak ada

penjelasan yang dapat ia baca

Do : Ayah klien tampak masih kurang faham tentang penyakit anakya

karena hanya di beri penjelasan secara lisan


51

Tanggal 26/06/2018

1) Diagnosa I : Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

berkurangnya komponen darah sebagai pengangkut oksigen

Jam: 07.00 : Mengobservasi tanda-tanda vital/ 6 jam

Ds:-

Do: Suhu: 36,8 Nadi: 100x/menit Spo2 98%

Jam: 13.00 : Mengobserfasi tanda-tanda vital

Ds-

Do: Suhu: 36,7oC Nadi 100x/menit Spo2 97%

Jam: 19.00 : Mengobservasi tanda-tanda vital

Ds:-

Do: Suhu: 36,5oC Nadi 100x/menit Spo2 97%

Jam: 24.00: Mengobservasi tanda-tanda vital

Ds: -

Do: Suhu: 36,8oC Nadi 100x/menit Spo2 98%

Jam: 08.15 : Mengkaji yang mendasar dan banyaknya darah yang keluar

Do: ruam merah dan biru berkurang jumblah Hb tgl 26/06/2018

Hb 12,1 g/dl Trombosit 24x 103

Jam: 08.00 : Menganjurkan pasien atau keluarga untuk memantau posisi bagian

tubuh saat pasien mandi, duduk, berbaring atau mengubah posisi, seperti saat

duduk usahakan pada posisi yang nyamanan, seperti posisi semifowler

Ds: Ayah klien mengatakan memahami pentingnya posisi yang nyaman

untuk anaknya.

Do: Klien terlihat duduk dalam posisi semifowler


52

2) Diagnosa II : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

Jam: 08.00 : Melakukan penggunaan teknik nonfarmakologi

Ds: -

Do: Dilakukan kompres hangat pada daerah kepala dan perut

Klien tampak lebih tenang

Jam : 08.10 : Mengkolaborasi pemberian obat

Ds: Klien di berikan obar ranitidine/ 8 jam melalui IV 3 cc

Jam : 16.30 : Mengkolaborai pemberian obat

Ds: Klien di berikan obat ranitidine melaui IV 3 cc

Jam : 22.30 Mengkolaborasi pemberian obat

Ds: Klien di betrikan obat ranitidin melalui bolus IV 3 cc

Jam : 09.00 : Memenejemeni nyeri mengurangi /meringankan nyeri ke tingkat

yang nyaman

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya tidak mengeluh nyeri seperti yang

kemarin

Do: Klien tampak bermain dengan mainannya.

Klien tampak lebih tenang

3) Diagnosa III : Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamanan

fisik (nyeri)

Jam : 08.00 Mengkaji pola tidur klien setiap pagi dan sore

Ds: Ayah klien mengatakan tidur malam anaknya lebih awal dan bangun

di pagi hari di jam yang sesuai yaitu jam 7.30

Do: Klien tampak masih sedikit mengantuk


53

Jam :10.00 : Memantau pola tidur dan catat faktor faktor ketidak nyamanan

fisik

Ds: Ayah klien mengatakan tidur anaknya sedikit nyenyak klien tidur

jam 21.00 dan terkadang masih terbangun jam 23.00 dan tidur lagi

Do: Klien tampak sedikit lesuh

Jam : 22.00 : Mencitakan lingkungan yang nyaman dengan menurunkan suhu

ruangan dan menutup sampiran

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya kedinginan dengan suhu ruangan

Do: Klien tampak tertidur dengan suhu ruangan yang tidak terlalu dingin

dengan sampiran yang tertutup

4) Diagnosa IV : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

Jam : 10.10 : Mengkaji adanya faktor yang menyebab kelemahan

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya tidak begitu lemah lagi klien

sudah mampu duduk sendiri.

Do: Jumlah HB mengalami peningkatan Hb 12,1 g/dl Trombosit 24x 103

Jam : 10.35 Membantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi

kekurangan dalam aktivitas

Ds:-

Do:Menjelaskan bahwa klien tidak boleh terlalu lelah dalam

beraktivitas dan untuk menghindari cedera dengan menjaga

lingkungan sekitar agar tetap aman .


54

5) Diagnosa V : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi

Jam : 11.30 : Menyediakan informasi pada klien/ keluarga tentang kondisi,

dengan cara yang tepat. Memberikan informasi dengan metode penyuluhan

tentang penyakt.

Ds: Ayah klien mengatakan bersedia untuk dilakukanya penyuluhan

Do Klien tampak antusias

Klien bertanya tentang apa yang ia kurang pahami

Jam : 11.45 : Mengambarkan pengertian tanda dan gejala penyebab serta

penanganan penyakit dengan cara yang tepat yaitu mengunakan media lembar

balik dan liflet dengan metode penyuluhan kesehatan.

Ds: Ayah klien mengatakan pengetahuanya bertambah tentang penyakit

klien (leukemia)

Do:Ayah klien mengatakan mampu menjelaskan kembali pengertian,

tanda dan gejala serta penangana pada penyakit klien (Leukemia)

Tanggal 27/06/2018

1) Diagnosa I : Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan berkurangnya

komponen darah sebagai pengangkut oksigen

Jam : 08.00 : Mengobservasi tanda-tanda vital

Do: 36,5OC N: 110x/menit Spo2 98%

Jam : 14.00: Mengobservasi tanda-tanda vital

Do: S: 36,0OC N: 100x/menit Spo2 98%


55

Jam : 21.00: Mengobservasi tanda-tanda vital

Do: S: 36,5OC N: 100x/menit Spo2 98%

Jam : 08.10 : Memantau adanya kebas dan kesemutan

Ds: Klien mengatakan kakinya tidak keram dan gatal nya berkurang

Do: Klien sudah tidak mengaruk telapak kakinya lagi

2) Diagnosa II : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (nyeri

perut)

Jam : 08.25 : Melakukan pengkajian nyeri yang komperehensif meliputi

PQRST

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya tidak nyeri lagi

Do: Klien menganguk saat ditanya apakah ia tidak sakit perut lagi

Klien tidak meringis dan nangis

Skala nyeri 1-3

3) Diagnosa III : Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamana fisik

(nyeri)

Jam : 07.00 : Memantau pola tidur dan catat faktor-faktor ketidak nyamana

fisik

Ds: Ayah klien mengatakan tidur anaknya nyenyak klien tidur malam

jam20.00 dan terbangun jam 08.00

Do: klien tampak lebih bertenaga


56

4) Diagnosa IV : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

Jam : 10.00 : Membantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi

kekurangan dalam aktivitas

Ds: Ayah klien mengatakan anaknya sudah dapat bergerak bebas tetapi

untuk berjalan sendiri masih susah karna kaki yang sakit akibat infus

Do: Menjelaskan bahwa anaknya tidak boleh terlalu lelah dan selalu

mengawasi saat beraktivitas agar tidak terjadi cedera

5) Diagnosa V : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi

Jam : 10.30 : Menyediakan informasi pada klien/ keluarga tentang kondisi,

dengan cara yang tepat penyuluhan mengenai pencegahan cedera di rumah

Ds: Ayah klien mengatakan bersedia mendengarkan penyuluhan

Do: Ayah klien tampak antusias dalam punyuluhan yang di berikan

Jam : 11.45 :Mengambarkan pengertian, pentingnya pencegahan cedera, apa

saja yang menyebabkan cedera dan pencegahan cedera di ruamh mengunakan

media lembar balik dengan metode penyuluhan kesehatan.

Ds: Ayah klien mengatakan mengerti tentang pengertian pentingnya

pencegahan cedera pada klien

Do: Ayah klien mampu menjelaskan kembali apa yang telah di jelaskan
57

3.5 Evaluasi

Tanggal : 27/06/2018

1) Diagnosa I : Gangguan pola tidur berhubungan dengan berkurangnya

komponen pengangkut O2

Jam : 08.00

S :Ayah klien mengatakan anaknya tidak lemas lagi

O :Kulit dan membran mukosa tidak pucat

Saturasi Spo2 98%

CRT kembali dalam 2 detik

A : Masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

2) Diagnosa II : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( nyeri pada

peru)

Jam : 09.00

S :Ayah klien mengatakan anaknya tidak mengeluh nyeri lagi

Ayah klien mengatakan anaknya tidak meringis lagi

O :Klien terlihat tenang

Klien tidak menangis lagi

Skala nyeri berkurang 1-3

A : masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan
58

3) Diagnos III : Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamana fisik

(nyeri)

Jam 08.15

S : Ayah klien mengatakan anaknya tidur dengan mudah saat mengantuk

Ayah klien mengatakan anaknya tidak rewel lagi saat tidur malam

O : Klien tidur malam jam 20.00 dan terbangun di jam 8.00 pagi

Klien tidak terbangun di malam hari

Klien terlihat segar

A :Masalah teratasi

P :Intervensi di hentikan

4) Diagnosa IV : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

Jam 10.00

O : Suhu: 36,5oC Nadi 100x/menit RR 20x/menit

Klien dapat berpindah dan duduk sendiri

A :Masalah tertasi

P :Intervensi di hentikan

5) Diagnosa V : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi

Jam 11.30

S :Ayah klien mengatakan paham tentang penyakit anaknya

Ayah klien mengatakan mengerti tentang penyakit, tanda dan gejala serta

penangana anaknya
59

O :Ayah klien tamak paham

Ayah klien mampu menjelaskan kembali pengertian, penyebab dan tanda

gejala dari penyakit klien (Leukemia)

A :Masalah teratasi

P :Intervensi di hentikan
60

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang hasil pelaksanaan dan

penerapan dari asuhan keperawatan pada An. D dengan diagnosa medis Leukemia

limfositik akut di ruang perawatan anak Anggrek B RSUD Tarakan tanggal 25

juni 2018 hingga 27 juni 2018.

Pembahasan ini merupakan bagian dari penilaian untuk membandingkan

kesesuaian dan kesenjangan antara teori dan kenyataan yang didapatkan

dilapangan keperawatan dan penulis menyajikan dalam bentuk analisa pada tiap

tahap proses keperawatan meluputi: pengkajian, perumusan diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

4.1. Pengkajian

Selama tahap pengkajian klien dan keluarga koomperatif dan bersifat

terbuka untuk setiap hal yang memerlukan keterangan dari pihak klien maupun

keluarga, selain itu penulis juga mendapatkan dukungan dan kerjasama yang baik

dengan perawat ruangan yang bertugas.

Pada proses pengkajian pada An. D dengan Leukemia lemfositik akut

penulis menemukan data dasar yang terdapat pada teori tetapi tidak ditemukan

pada Klien menurut Wijaya S.A & Putri M.Y (2013) yaitu:

1) Sirkulasi

Pada data dasar pengkajian pemeriksaan fisik, data dasar di temukan masalah

takikardia. Namun pada klien D tidak ditemukan tanda tersebut karena respon

individu terhadap penyakit berbeda-beda sehingga pada An D tidak mengalami


61

takikardia, frekuensi nadi klien 90x/ menit, dengan irama yang teratur hal ini di

karenakan tidak ada gangguan pada pusat kardiorespiratorik. gangguan pada

pusat kardiorespiratorik terlihat dengan adanya denyut yang tidak teratur atau

denyut yang lambat .

2) Pernapasan

Menurut Wijaya S.A & Putri M.Y (2013) pada pengkajian data dasar

ditemukan masalah takipnea dan pernapasan dangkal, menurut Smaltzer &

Barel (2013) dijelaskan bahwa pernapasan normal sekita 18-20x/ menit,

takipnea atau pernapasan cepat biasanya di temukan pada klien yang

mengalami pnemonia, edema plumonal dan sebagainya, namun pada An D

hasil pengkajian tidak di temukan adanya pernapasan takipnea dan dangkal,

pernapasan klien 20x/ menit, irama teratur.

3) Integritas Ego

Pada data dasar yang biasa ditemukan yaitu, Perasaan tidak berdosa, tidak

ada harapan, depresi, takut, mudah tersinggung perubahan dan perasaan kacau

sedangkan menurut hasil pengkajian tidak di temukan tanda anak mengalami

depresi, tidak ada harapan di karenakan klien belum memahami tentang

penyakitnya.

4) Makanan dan cairan

Pada data dasar yang biasa timbul yaitu penurunan nafsu makan, mual

muntah, perubahan rasa kecap, penurunan berat badan, disfagia, distensi

abdomen, penurunan bising usus sedangkan menurut hasil pengkajian tidak di

temukan tanda di atas, nafsu makan klien baik 2xsehari porsi makan di
62

habiskan, tidak ada mual muntah yang berlebihan, tidak ada penuruna BB,

berat badan 20 kg, tinggi badan 110cm normal untuk anak umur 7 tahun.

5) Eliminasi

Pada data dasar yang biasa ditemukan yaitu diare, nyeri tekan peranal, feses

hitam, terdapat darah pada urin, dan penurunan haluan urin sedangkan hasil

pengkajian tidak ditemukan tanda-tanda di atas, Klien tidak mengalami diare,

tidak terdapat darah pada urin dapat bab-bak minimal 2-3 kali sehari.

6) Neurosensori

Pada data dasar yang di temukan yaitu penurunan kesadaran, perasaan

kacau/ kurang konsentrasi, pusing dan dapat terjadi kejang, sedangkan hasil

pengkajian tidak di temukan tand-tanda tersebut, kesadaran umum klien baik,

klien sadar penuh composmentis nilai GCS E4M5V6, tidak terjadi kejang.

7) Keamanan

Pada data dasar yang di temukan yaitu dapat terjadi gangguan penglihatan,

dan dapat terjadi injuri, sedangkan hasil pengkajian tidak di temukan adanya

gengguan penglihatan, klien mampu melihat dengan baik visus 6/6.

Pada pemeriksaan penunjang menurut Wijaya S.A & Putri M.Y (2013)

terdapat beberapa pemeriksaan di antaranya, pemeriksaan kimia darah (darah

lengkap), pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan lain yaitu biopsi limpa,

dan sistogenik. Tetapi pemeriksaan penunjang yang di jalani oleh klien hanya

berupa pemeriksaan darah lengkap saja.

Pada teori manifestasi klinis yang sering muncul menurut Betz L.C &

Gowwden L.A (2012) antara lain dilihat dari peningkatan tekanan intrakranial,

TIK tidak terjadi pada klien karena infitrasi meninges tidak terjadi yang sering
63

di tandai dengan, nyeri dan kaku kudu, sakit kepala, letergi, muntah, dan dapat

mengalami koma, sedangkan data yang di temukan pada klien tidak ada tanda-

tanda di atas, klein sadar, klien tidak mengeluh sakit kepala, dan tidak terjadi

koma.

Pada manifestasi klinis lainya menurut teori Betz L.C & Gowwden L.A

(2012) yaitu gejalah dari sitem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian

sistem yang terkena yang sering di tandai dengan, kelemahan ekstremitas, dan

kesulitan berkemih. kelemahan ekstremitas di temukan pada klien di karenakan

jumlah Hemoglobin yang rendah sehingga suplai oksigen dalam darah menjadi

berkurang dan menyebabkan kelemahan, sesak napas, kulit dingin terutama

tangan dan kaki, dan pusing yang merupakan tanda dari terjadinya anemia.

kesulitan berkemih tidak terjadi pada klien, dikarenakan tidak ada gangguan

sistem saraf yang berhubungan dengan perkemihan klien, klien mampu

berkemih dengan semestinya.

4.2. Diagnosa Keperawatan

Terdapar diagnosa keperawatan yang sering muncul pada Leukemia

sebagaimana menurut teori Wijaya S.A & Putri M.Y (2013), tetapi tidak di

temukan pada klien antara lain:

1) Hipertermi berhubungan dengan adanya proses infeksi virus ditemukan tanda

gejala pada teori suhu tubuh perektal >38,5°C kening anak teraba panas,

terdapat pembengkakan, kemerahan pada tonsil, data tersebut tidak di temukan

pada klien, karna pada pemeriksaan suhu ditemukan hasil S 36,8oC kening

teraba dingin tidak terdapat kemerahan pada tonsil atau pembengkakan apapun.
64

2) Resiko pendarahan berhubungan dengan penurunan komponen pembekuan

darah (Hemoglobin) ditemukan tanda dan gejala pada teori nadi teraba cepat,

peningkatan tekanan sistolik, pendarahan, terdapat memar, data tersebut hanya

terdapat satu pada klien saat dilakukan pengkajian yaitu memar, nadi dalam

batas normal 90x/ menit, tidak ada pendarahan di daerah gusi.

3) Resiko/ gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhububgan dengan

anoreksia, mual, muntah tanda dan gejala yang timbul pada teori biasanya

anoreksia, adanya mual muntah yang berlebihan, rasa engan untuk makan, dan

diare, hasil pengkajian klien tidak di temukan tanda-tanda di atas klien mampu

makan 2x sehari porsi makan di habiskan berat badan 20 kg dengan tinggi

badan 110 cm yang masih dikategorikan idel untuk anak 7 tahun.

4) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kekebalan tubuh, adanya

tindakan infasi tanda dan gejala yang timbul biasnya, jika terdapat luka, akan

terasa sanggat nyeri, adanya rasa panas daerah luka, adanya pembengkakan,

adanya kemerahan dan perubahan fungsi, gejala tersebut tidak di temukan pada

Klien di karenakan pasien tidak memiliki luka, dan saat melakukan tindakan

perawat selalu dalam keadaan bersih, seperti mencuci tangan dan

menggunakan sarung tangan .

Terdapat 2 diagnosa keperawatan yang tidak terdapat diteori tetapi ada pada klien

An. D menurut Wilkinson, J.M (2015) yaitu :

1) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak nyamana fisik, data yang di

temukan pada klien antara lain, kesulitan dalam tidur, adanya faktor yang

memperberat, jumlah jam tidur, diagnosa keperawatan ini di angkat karena

penulis menemukan data-data yang mendukung yaitu, ayah klien mengatakan


65

anaknya sulit tidur karena nyeri yang dirasakan, klien sering terbangun

dimalam hari karena nyeri, ayah klien mengatakatan ankany tidur malam jam

22.00 dan sering terbangun jam 2 malam dan sulit tidur lagi.

2) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

pengertian, penyebab, tanda gejala, serta penanganan Leukemia diagnosa

keperawatan ini diangkat karena penulis menemukan data-data yang

mendukung yaitu, ayah klien hanya tau anaknya mengalami kelaina darah,

ayah klien tidak mengetahui penyebab penyakitnya, ayah klien sering bertanya

penyakit anaknya.

4.3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan merupakan langkah ketiga dalam proses

keperawatan setelah merumuskan diagnosa keperawatan. Rencan keperawatan

yang di lakukan penulis sesuai dengan teori, Berdasarkan diagnosa yang terdapat

di teori dan terdapat di klien, terdapat beberapa kesenjangan intervensi yang tidak

penulis ambil tetapi terdapat di teori, maka dapat di susun rencana keperawatan

sebagai berikut menurut Nurarif (2015).

Diagnosa I Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

berkurangnya komponen darah sebagai pengangkut oksigen Pada teori terdapat

beberapa intervensi, namun penulis hanya mengambil sebagian dari intervensi

tersebut. Intervensi yang tidak diambil tersebut adalah :

1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/ dingin/

tajam/ tumpul. Penulis tidak mengambil intervensi karena pada saat

pengkajian hari pertama klien kurang kooperatif dan sering sekali menangis,

sehingga untuk dilakukanya intervensi tersebut dirasa kurang efektif.


66

2) Monitor adanya tromboplebitis. Penulis tidak mengambil intervensi karena

saat pengkajian pada daerah yang terpasang infus, tidak terjadi peradangan

atau pun bengkak.

Diagnosa II Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (nyeri

pada perut), pada teori terdapat bebrapa intervensi namun penulis hanya

mengambil sebagian dari intervensi tersebut, intervensi yang tidak diambil adalah:

Tingkatkan istirahat penulis tidak mengambil intervensi karena intervensi

tersebut sudah masuk di dalam diagnosa gangguan pola tidur yaitu menciptakan

lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan istirahat klien.

Diagnosa IV Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum,

pada teori terdapat beberapa intervensi, namun penulis hanya mengambil sebagian

dari intervensi tersebut intervensi yang tidak di ambil adalah:

Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktifitas seperti kursi roda, Penulis

tidak mengambil intervensi karena pada awal pengkajian klien dalam kondisi

yang lemah, dan untuk duduk saja klien di bantu, saat bergerak klien mengeluh

nyeri.

4.4. Implemetasi

Implemetasi keperawatan merupakan bentuk dinamis dari tahap/proses

keperawatan berdasarkan pada intervensi keperawatan yang telah ditentukan

sebelumnya. pada tahap ini penulis berusaha melaksanakan asuhan keperawatan

sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan

keperawatan pada An. D penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai

dengan tindakan yang berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat

secara profeesional.
67

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis juga melanjutkan

observasi dan pengumpulan data untuk melihat perkembangan selanjutnya,

sebeagai mana umumnya asuhan keperawatan pada An.D juga melibatkan peran

aktif keluarga dalam pencapaian tujuan keperawatan, semua tindakan keperawatan

dapat dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun.

Terdapat beberapa modifikasi implementasi di antaranya penyuluhan

mengenai pentingnya istirahat yang baik untuk klien dan penyuluhan mengenai

pencegahan cedera pada klien

Adapun faktor-faktor penunjang yang penulis dapatkan selama praktik

adalah kerjasama dari perawat ruangan Anggrek B yang telah membantu dalam

memperhatikan keadaan klien saat penulis tidak bisa menemani klien sedangkan

Sedangkan faktor penghambat pada hari pertama pengkajian Klien kurang

kooperatif dan juga dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini waktu yang

singkat, sehingga penulis merasa keterbatasan waktu penulis dalam melakukan

asuhan keperawatan.

4.4 Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan merupakan tahap akhir dari proses

keperawatan dalam mengevaluasi respon klien terhadap perawatan yang di

berikan untuk memastikan bahwa tujuan dan kereteria hasil telah tercapai. Hal-

hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, malasah

klien yang teratasi seluruhnya teratasi, teratasi sebagian dan yang belum teratasi.

Penulis menemukan 5 diagnosa keperawatan yang teratasi pada tahap evaluasi ini.

5 diagnosa keperawatan yang teratasi tersebut adalah:


68

1) Diagnosa keperawatan gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

berkurangnya komponen pengangkut O2 diagnosa ini teratasi di hari ketiga

dengan indikator klien tidak lemas lagi kulit dan membran mukosa tidak pucat

saturasi Spo2 98% CRT kembali dalam 2 detik.

2) Diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologisa

(nyeri pada perut) teratasi di hari ketiga ayah klien mengatakan anaknya tidak

mengeluh nyeri lagi, klien tampak tenang skala nyeri berkurang 1-3 .

3) Diagnosa keperawatan gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak

nyamana fisik tertasi di hari ketiga dengan indikator klien tidur dengan mudah

saat mengantuk klien tidak rewel lagi saat tidur malam, klien tidur malam jam

20.00 dan terbangun jam 08.00 pagi, klien terlihat segar .

4) Diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

umum teratasi di hari ketiga suhu 36,5oC nadi 100x/ menit pernapasan

20x/menit .

5) Diagnosa keperawatan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi teratasi di hari ketiga ayah klien mengatakan faham

tentang penyakit anaknya, ayah klien mengerti pengertian, tanda dan gejala

serta penyakit anaknya, ayah klien mampu menjelaskan kembali apa yang di

jelaskan perawat. Terdapat rencana tindak lanjut yang di berikan kepada klien

dan keluarga yang perlu di perhatikan pada saat di rumah yaitu, pencegahan

cedera pada klien saat di rumah, serta discharge planning yaitu pemenuhan

nutrisi dan pemantauan aktivitas, terdapat jadwal kontrol yang di tetapkan

tanggal 27 juni 2018, dan di berikan obat untuk di rumah yaitu vitamin D yang

di minum 3x sehari.
69

BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah mengurai penerapan keperawatan pada An. D dengan

“Leukemia limfositik akut” di ruang perawatan anak Anggrek B Rumah Sakit

Umum Daerah Tarakan dan kemudian melakukan pembahasan mengenai

mesalah kesehatan yang di alami oleh klien tersebut, maka penulis

menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Penulis mampu melakukan proses keperawatan pada An. D dengan

pendekatan proses keperawatan melalui pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.

2) Selama proses asuhan keperawatan berlangsung diperoleh beberapa

kesenjangan dimulai dari pengkajian dan mengangkat diagnosa

keperawatanDiagnosa yang terdapat pada teori tujuh diagnosa, sedangkan

diagnosa yang penulis temukan pada klien An. D dengan leukemia

terdapat 5 diagnosa, 3 diantaranya terdapat pada teori. Terdapat

kesenjangan pada pengkajian, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang An. D.

3) Dalam proses asuhan keperawatan terdapat beberapa faktor pendukung

sikap klien dan keluarga yang kooperatif dan terbuka untuk setiap tindakan

asuhan keperawatan yang diberikan, serta adanya dukungan dari semua

pihak diantaranya para perawat, dokter ruangan adapun faktor penghambat

yang dirasakan penulis seperti keterbatasan waktu dalam melakukan


70

asuhan keperawatan selama 24 jam sehingga observasi kepada klien masih

kurang optimal.

4) Masalah yang dihadapi An. D dengan Leukemia dilakukan berdasarkan

rencana asuhan keperawatan yang telah ditetapkan sesuai dengan landasan

teori dan beberapa modifikasi oleh penulis karena adanya penyesuaian

terhadap situasi dan kondisi yang berbeda. Serta disesuaikan dengan

kondisi klien saat itu juga.

5.2. Saran

1) Untuk Mahasiswa

Untuk melakukan proses keperawatan, hendaknya mahasiswa

meningkatkan asuhan keperawatan khususnya asuhan keperawatan dengan

Leukemia pada anak sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dan

dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dikemudian hari.

2) Untuk Institusi

Supaya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pada mahasiswa dalam

pembekalan, pengetahuan dan keterampilan terutama dalam pemberian

asuhan keperawatan pada klien khususnya asuhan keperawatan Leukemia

pada anak, dan pemberian waktu yang lebih panjang dalam melakukan

proses keperawatan di rumah sakit.

3) Untuk Rumah Sakit

Untuk melakukan asuhan keperawatan hendaknya rumah sakit memiliki

peralatan yang lebih memadai, terutama pada pemeriksaan penunjang pada

pasien Leukemia yang memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang

lainya tidak hanya pemeriksaan darah lengkap saja .


71

4) Untuk klien dan keluarga

Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat dan berbagai

pihak selama proses pemberian asuhan keperawatan, diharapkan keluarga

untuk memotivasi klien dalam proses penyembuhan sehingga derajat

kesehatan yang optimal dapat terwujudkan.


72

DAFTAR PUSTAKA

Betz L.C & Gowwden L.A 2012 . Buku saku keperawatan pediatrik, Edisi: 5
Jakarta : EGC

Centers for Disease Control and Prevention 2014 (CDC) Pengendalian penyakit
https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Pengendalian_dan_Pencegahan_Penyakit

Deden. D. 2012. Proses Keperawatan: Penerapan Konsep dan Kerangka


Kerja. Jakarta. Penerbit Gosyen Publishing

Depkes RI. 2009. Kesehatan Nasional . http://www.depkes.go.id.

Doenges, EM, dkk, 2012 Proses Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Jakarta :EGC

James Disability Law October 2010 Anatomi Darah Sumber


www.Jamesdisabilitylam.com

Kemenkes Republik Indonesia (Riskesdas) 2013

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun


2010 – 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id

Kusuma, A. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


medis NANDA NIC-NOC jilid 2. Jogjakarta: Mediaction jogja

Nurarif HA, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


BerdasarkanDiagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jilid 2. Jogjakarta.
Penerbit MediAction.

Nursalam. 2011 Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan Info


Media: Jakarta

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Penerbit : Nuha Medika.


Media: Yogyakarta.
73

Smeltzer & Barel (2013), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &
Suddarth Edisi 8 Jakarta: EGC

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan


Jakarta :Selembah Medika.

WHO (2013). Jenewa, Swiss: http://www.who.int diakses Kamis, 05 juli 2018

Wijaya S.A, & Putri M.Y. 2013. Keperawatan Medikal Bedah , Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep Yogyakarta Penerbit Nuha Medika

Wilkison JM, Ahern. 2015. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC
NOC. Jakarta EGC. 2015.

Wong, Donna L. 2013. Pedoman klinis keperawatan pediatrik.. Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai