Oleh:
NASRUL SEPTIAN
NPM: 13701020047
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN INTRACEREBRAL
HEMATOMA POST CRANIATOMY DI RUANG PERAWATAN
DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
Oleh :
NASRUL SEPTIAN
NPM : 13701020047
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
akhir yang berjudul “Asuhan keperawatan pada klien TN. R dengan Intracerebral
Penyusunan laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat dalam
ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan
penyusunan laporan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin
2. Dr. dr. Wiranegara Tan, SIP, MM, MHA, Ph.D, selaku Direktur RSUD
Tarakan beserta segenap jajarannya yang telah memberi izin pada penulis
3. Bapak Hendy Lesmana, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Pjs. Dekan Fakultas Ilmu
4. Ibu Yuni Retnowati, S.ST, M.Keb, selaku Pjs. Wakil Dekan Fakultas Ilmu
iv
5. Bapak Alfianur, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Pjs. Ketua Jurusan Keperawatan
6. Ibu Dewy Haryanti Parman, M.Kep, SP. Kep., MB. selaku Pjs Sekretaris
pendidikan.
7. Bapak Donny Tri wahyudi, S.Kep., Ns, M.kes selaku dosen pembimbing II
8. Ibu Rahmatuz Zulfia, S.Kep., Ns selaku penguji III dalam penulisan Laporan
menempuh pendidikan.
menempuh pendidikan.
10. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
11. Kepala Ruangan Dahlia serta seluruh staf yang telah banyak membantu
12. Klien Tn. R dan keluarga atas kerjasamanya sehingga penulis tidak banyak
v
13. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu setia dan sabar serta memberi semangat
dan dukungan serta doa kepada penulis selama dalam proses perkuliahan
sampai akhir studi ini. Demikian juga saudara dan keluarga besarku yang
tercinta yang telah memberikan dorongan, semangat dan doa sejak awal
14. Rekan mahasiswa seangkatanku yang ke-XI yang telah banyak memberi
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
untuk ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari banyak pihak
yang bersifat membangun demi perbaikan laporan tugas akhir ini dimasa yang
akan datang.
Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca
Nasrul Septian
vi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN INTRACEREBRAL
HEMATOMA DIRUANG PERAWATAN DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TARAKAN
Nasrul septian Dewy Haryanti Parman2 Donny Tri Wahyudi3
1
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB 5 : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 114
5.2 Saran ................................................................................ 115
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR BAGAN
xi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
meningkatkan jumlah dan jenis kendaraan bermotor. Hal ini berdampak pada
jiwa. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2006 kecelakaan
korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun (Depkes RI,2007).
Menurut (WHO) tahun 2010 trauma akibat kecelakaan lalu lintas tertinggi
dijumpai beberapa Negara Amerika Latin (41,7%) , Korea Selatan (21,9%), dan
lalu lintas pada tahun 2010 terdapat 24.692 orang dengan jumlah kematian 9.865
setiap tahunnya, kurang lebih 18-30% meninggal dalam 4 jam pertama sebelum
sejak tahun 1950-an. Negara-negara di Asia memiliki insidensi yang lebih tinggi
tugas akhir serta memberikan asuhan keperawatan kepada Tn. R agar tidak terjadi
Ruang lingkup penulisan laporan tugas akhir ini adalah asuhan keperawatan
hari dari tanggal 21 Juli 2016 sampai dengan tanggal 23 Juli 2016.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini, dibedakan menjadi tujuan umum
hematoma
Intracerebral hematoma.
1) Bagi pasien
Intracerebral Hematoma
2) Bagi mahasiswa
3) Bagi institusi
Intracerebral Hemotoma.
4
deskriptif dengan studi kasus dalam bentuk naratif dan kemudian dijadikan bahan
dalam penulisan Laporan Tugas Akhir. Adapaun data yang terhimpun dalam
Hematoma.
yang bertanggung jawab atas perawatan Tn. R di Ruang Dahlia Rumah Sakit
1.4.3 Observasi
1.4.4 Dokumentasi
Pada penulisan laporan tugas akhir ini, sistematika yang digunakan adalah
sebagai berikut :
masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan. Bab dua yaitu landasan teori
yang menguraikan tentang konsep dasar penyakit terdiri dari pengertian, etiologi,
keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Bab tiga yaitu laporan kasus
keperawatan pada Tn. R di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Tarakan dalam
praktik nyata dengan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan Intracerebral
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan
otak. Pada pemeriksaan CT scan didapatkan lesi perdarahan di antara neuron otak
yang relatif normal. Indikasi dilakukan operasi adanya daerah hiperdens, diameter
> 3 cm, perifer, adanya pergeseran garis tengah (Nanda NIC-NOC 2015 ).
perdarahan ke dalam otak. Hemoragi ini biasanya terjadi pada cedera kepala
dimana tekanan mendesak ke kepala sampai daerah kecil (Smeltzer dan Bare,
2002).
hematoma adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan subtansi otak yang
disebabkan oleh traumatik sehingga darah menorobos jaringan ke otak dan dapat
Otak dibagi menjadi tiga bagian besar: serebrum, batang otak, dan
serebeluum. Semua berada pada satu bagian struktur tulang yang disebut
tengkorak, yang juga melindungi otak dari cedera. Empat tulang yang
oksipital. Pada dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fossa-fossa. Bagian fossa
anterior berisi locus frontal sereberal bagian hemisfer: bagian tengah fossa berisi
lobus parietal, temporal dan oksipital dan bagian fossa posterior terdiri dari
1) Serebrum
Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Substansia grisea
terdapat bagian luar dinding serebrum dan substansi alba menutupi dinding
jaringan sistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang mengontrol fungsi, yaitu
Lobus terbesar, terletak pada fossa anterior. Area ini mengontrol perilaku
Lobus sensori, area ini menginterpretasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak
posisi dan letak tubuhnya. Kerusakan pada daerah ini menyebabkan sindrom
hemineglect.
Lobus ini terletak pada lobus posterior hemisfer serebri. Bagian ini
2) Serebelum
Serebellum terletak pada fossa posterior dan terpisah dari hemisfer serebral,
lipatan dura mater, tentorium serebllum. Serebellum (otak kecil) terletak pada
bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh fissura
tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakan halus. Ditambah
3) Batang otak
Batang otak terletak pada fossa anterior. Bagian bagian batang otak ini
terdiri dari otak tengah, pons dan medulla oblongata. Otak tengah midbrain atau
Bagian ini berisi jalur sensorik dan motorik dan sebagai pusat refleks pendengaran
dan penglihatan. Pons terletak di depan serebelum antara otak tengah dan medulla
9
dan merupakan jembatan antara dua bagian serebelum, dan juga antara medulla
medulla spinalis ke otak dan serabut-serabut tersebut menyilang pada daerah ini.
Pons juga berisi pusat-pusat terpenting dalam mengontrol jantung, pernapasan dan
Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah
oblongata:
Otak secara umum diperdarahi oleh dua arteri yaitu arteri vertebra dan arteri
karotis interna. Kedua arteri ini membentuk jaringan pembuluh darah kolateral
yang disebut circle willis. Arteri vertebra memenuhi kebutuhan darah otak bagian
bagian interna untuk memenuhi sebagian besar hemisfer kecuali oksipital, basal
Rongga otak merupakan ruang tertutup yang terdiri atas darah dan
pembuluh darah, cairan serebro spinalis dan jaringan otak. Ketiga komponen
10
(Tarwoto, 2007).
autoregulasi dari aliran darah serebral. Tekanan aliran darah secara umum adalah
yang normal, mekanisme yang terjadi adalah dengan konstriksi atau dilatasi
tinggi, karena cadangan energi yang disediakan otak sangat terbatas. Kebutuhan
utama otak adalah oksigen dan glukosa. Pada keadaan meningkatnya kebutuhan
jaringan otak namun suplainya tidak adekuat maka beresiko terjadi gangguan
metabolisme dan berakibat terjadinya iskemia, injuri atau nekrosis jaringan otak
(Tarwoto, 2007).
(2) Glukosa, normalnya keadaan glukosa harus dipertahankan 70-100 mg/100 ml.
11
(5) Pengaturan oleh sistem saraf automatis, jika terjadi penurunan tekanan darah
(Tarwoto, 2007).
3) Perdarahan
tengah atau arteri meningens lain. Klien harus diatasi dalam beberapa jam
(2)Perdarahan Subdural
(3)Perdarahan Subaraknoid
sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah
12
(4)Perdarahan Intraserebral
Adalah perdarahan di substansi dalam otak. Paling umum pada klien dengan
jaringan otak internal tertekan sehingga menyebabkan infark otak, edema dan
mungkin terjadi herniasi. Biasanya awitan tiba-tiba, dengan sakit kepala berat.
Bila perdarahan membesar, makin jelas defisit neorologik yang terjadi dalam
bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital. Klien dengan
perdarahan luas mengalami penurunan nyata pada tingkat kesadaran dan dapat
2.1.3 Etiologi
paling umum dari perdarahan intraserebral. Pada orang muda, penyebab umum
2) Anuerisme otak pecah ( titik lemah dalam pembuluh darah yang semburan.
13
5) Perdarahan tumor
perdarahan).
2.1.4 Patofisiologi
disfungsi dengan aliran darah ke otak yang berlebihan misalnya, cedara reperfusi,
diathesis, hemoragik nekrosis misalnya tumor, infeksi atau vena obstruksi outflow
wajah, lengan, atau kaki, terutama terjadi hanya pada satu sisi tubuh, tiba-tiba
sakit kepala parah, kesulitan menelan, kesulitan visi dalam satu atau kedua mata,
14
menciptakan gambar dari otak, yang dapat mendeteksi patah tulang tengkorak
atau mengkonfirmasi perdarahan. MRI dapat membantu dokter anda melihat otak
menggunakan teknologi X-ray untuk mengambil gambar dari aliran darah dalam
(Weatherspoon, 2015 ).
2.1.7 Penatalaksanaan
timbulnya gejalah umumnya menghasilkan hasil yang lebih baik. Operasi dapat
tertentu dapat membantu mengelola gejala, seperti obat penghilang rasa sakit
untuk meringankan sakit kepala parah. Obat anti ansietas mungkin diperlukan
untuk mengontrol tekanan darah. Jika dokter menentukan bahwa pasien berisiko
dilakukan dengan terapi fisik dan bicara untuk membantu mengembalikan fungsi
15
2.1.8 Komplikasi
tergantung pada lokasi perdarahan dan beberapa lama otak tanpa oksigen,
2) Kelelahan
4) Kehilangan penglihatan
6) Pneumonia
9) Kejang, demam
2.1.9 Pencegahan
1) Tidak merokok
16
2) Penyakit jantung
2.2.1. Pengkajian
keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari
pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat
(ANA).
1) Aktivitas/istirahat
Gejala :
Tanda :
2) Sirkulasi
Gejala :
3) Integritas ego
Gejalah :
Tanda :
4) Eliminasi
5) Makan/cairan
Gejalah :
Tanda :
6) Neurosensori
Gejala:
Tanda :
memori). Perubahan pupil (respons terhadap cahaya, simetri), devisiasi pada mata,
seimbang, refleks tendon dalam tidak ada atau lemah, apraksia, hemiparase,
posisi tidur.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala :
Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama.
Tanda :
Wajah menyeringai, respons menarik pada rangsangan nyeri yang hebat, gelisah
8) Pernapasan
Tanda :
stridor, tersedak.
9) Keamanan
Gejala :
Tanda :
Kulit laserasi, abrasi, perubahan warna, seperti “raccoon eye” tanda betle di
sekitar telinga (merupakan tanda adanya trauma). Adanya alira cairan (drainase)
Gangguan rentang gerak, tonus otot hilanhg, kekuatan secara umum mengalami
Tanda :
Afasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang-ulang, disatria,
anomia.
20
Trauma kepala
Gangguan persepsi
sensori
psikologis.
pembedahan invasive.
mengunyah, menelan.
2) Klien dapat mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tak adanya tanda-
Intervensi keperawatan :
TIK
standar.
Rasional : variasi mungkin terjadi oleh karena tekanan/ trauma serebral pada
daerah vasomotore.
4) Evaluasi keadaan pupil, catat ukuran, ketajaman, kesamaan antara kiri dan
Rasional : reaksi pupil diatur oleh syaraf okulomotorius III dan berguna untuk
yang terkena.
Rasional : menigkatkan aliran balik vena dari kepala, sehi ngga akan
Intervensi keperawatan :
pernapasan.
keterlibatan otak.
3) Angkat kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miring sesuai indikasi.
4) Anjurkan pasien untuk melakukan napas dalam yang efektif jika pasien sadar.
9) Berikan oksigen.
pencegahan hipoksia.
presepsi.
mengkompensasi/defisit hasil.
Intervensi keperawatan :
Rasional : fungsi serebral bagian atas biasanya terpengaruh lebih dahulu oleh
emosi yang labil, frustasi, apatis dan muncul tingkah laku impulsif selama
neurologis.
menstimulasi persepsi.
10) Buat jadwal istirahat yang adekuat/periode tidur tanpa ada gangguan.
pola tidur/bangun.
12) Berikan kesempatan yang lebih banyak untuk berkomunikasi dan melakukan
aktivitas.
13) Rujuk pada ahli fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara dan terapi kognitif.
penatalaksanaan.
psikologis.
Intervensi keperawatan
3) Pertahankan bantuan yang konsisten oleh staf atau keberadaan staf sebanyak
mungkin.
Rasional : pasien mungkin tidak menyadari adanya trauma secara total atau
dari perluasan trauma dan karena itu pasien perlu dihadapkan pada kenyataan.
ketakutan.
teratur.
konfrotasi.
meningkatkan dan melanjutkan sampai pada tingkat fungsi lebih tinggi untuk
13) Hindari meninggali pasien sendiri ketika mengalami agitasi, gelisah, atau
berontak.
30
kepanikan
atau kontraktur.
dan kompensasi.
Intervensi keperawatan
4).
tekanan.
Rasional: mengunakan sepatu tenis hak tinggi “space boots” dan “ kulit
5) Sokong kepala dan badan, tangan dan lengan, kaki dan paha, ketika pasie
kongsigis.
mobilisasi.
kepala dan pemulihan secara fisik merupakan bagian yang amat penting dari
8) Berikan perawatan kulit degan cermat, masase, dengan pelembab, dan ganti
sarung kasur/pakaian yang basah dan pertahankan sarung kasur tersebut tetap
9) Periksa adanya daerah yang mengalami nyeri tekan, kemerahan, kulit yang
2.2.4.6 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit rusak,
pembedahan invasive.
Intervensi keperawatan
yang baik.
2) Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan seperti luka, garis jahitan,
daerah yang terpasang invasive , catat karakteristik dari drainase dan adanya
inflamasi.
3) Pantau suhu tubuh secara teratur. Catat adanya demam, mengigil, diaforesi,
infeksi”
2.2.4.7 Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menguyah, menelan.
tujuan.
normal.
Intervensi keperawatan :
hiperaktif.
Rasional : fungsi saluran pencernaan biasanya tetap baik pada kasus cedera
kepala, jadi bising usus membantu dalam menentukan respons untuk makan
nutrisi.
34
4) Jaga keamana dalam memberi makan pada pasien, seperti tinggikan kepala
tempat tidur selama makan atau selama pemberia makan lewat selang NG.
5) Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dengan
teratur.
nutrisi.
makan.
makan.
10) Berikan makanan dengan cara yang sesuai, seperti melalui selang NG,
melalui oral dengan makanan lunak dan cairan yang agak kental.
35
pemberian.
11) Libatkan terapi wicara, terapi okupasi/fisioterapi jika masalah mekanis ada,
seperti gangguan refleks menelan, kaku rahang, kontraktur pada tangan dan
paralisis.
situasi.
krisis.
kemandirian.
Intervesi keperawatan
pendukung.
yang diperlukan.
36
kehilangan.
informasi yang disampaikan dan hambatan dapat terjadi sabagai akibat dari
6) Tekankan pentingnya untuk selalu menjaga suatu dialog terbuka secara terus
suasana terbuka.
10) Tentukan dan anjurkan untuk mengunakan cara-cara koping tingkah laku
saat ini.
mengalami sakit yang membuat anggota keluarga yang lain merasa terisolasi.
anggotanya.
Rasional : walaupu berduka tidak perna teratasi penuh dan keluarga mungkin
perawtan/pengambilan keputusan.
38
komplikasi.
rehabilitasi.
Intervensi keperawatan
1) Evaluasi kemapuan dan kesiapan untuk belajar dari pasien dan juga
keluarganya.
pengaruh sesudahnya.
5) Berikan instruksi dalam bentuk tulisan dan jadwal mengenai aktivitas, obat-
7) Diskusikan dengan pasien dan orang terdekat perkmbangan dari gejala seperti
munculnya tanda dan gejala yang perna dialami saat trauma terjadi.
yang dapat terjadi dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah
mengalami trauma.
40
rehabilitasi.
disusun dan ditujukan pada nursing oreder untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
Perencanaan asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik. Jika klien
data dan memiliki asuhan keperawatan yang pali sesuai dengan kebutuhan klien
(Nursalam, 2008).
dan emosional bervariasi, bergantung dari individu dan masalah yang spesifik
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Perlu dipahami bersama
oleh perawat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon klien (individu)
1) Evaluasi proses
2) Evaluasi hasil
kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna. Evaluasi hasil
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1. Pengkajian
2016 pukul 12:05 WITA. Klien bernama Tn. R berumur 26 tahun, stasus
perkawinan kawin, jenis kelamin laki-laki, beragama Islam, suku bangsa Sunda,
Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan. Klien masuk rumah sakit pada tanggal
18 Juni 2016 pada pukul 16:48 dengan diagnosa medis Intracranial Hematoma,
Klien mengatakan nyeri pada kepala bagian kanan, nyeri yang dirasakan
hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti tersayat benda tajam, nyeri berkurang
apabila pasien berbaring dan istirahat dan bertambah bila klien bergerak, sklala
Keluarga klien mengatakan pada hari Sabtu tanggal 18 Juni 2016 klien
mengalami kecelakaan tunggal di sekitar Jl. Aki Balak. Kepala klien terbentur
aspal ketika jatuh dari motor klien langsung dibawa ke IGD Rumah Sakit Umum
44
dengan penurunan kesadaran. Pada tanggal 18 Juni 2016 klien dilakukan tindakan
Unit (ICU) selama di ICU klien dirawat selama 2 hari. Pada tanggal 20 Juni 2016
klien dipindahkan ke ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Selama
dirawat di ruang dahlia klien mengeluh sakit kepala, keluarga juga mengatakan
klien gelisah dan selalu ingin turun dari tempat tidur, klien tampak difiksasi
tangan kanan dan kaki sebelah kanan karena klien sulit mengontrol dirinya.
obatan. Ibu klien mengatakan anaknya pernah dirawat di rumah sakit sekitar umur
menahun seperti diabetes mellitus , hipertensi dan keluarga klien juga mengatakan
3.1.2.6 Genogram
65 60 40
27 21 14 25
4 th
Keterangan :
= laki-laki = klien
= perempuan = tinggal serumah
= meninggal
27 = umur klien
dan sebagai seorang ayah dari 1 orang anak dan klien mengatakan mempunyai
teman dekat yang tinggal dekat dengan rumah klien dan yang mempercayai untuk
membantu klien dalam kesulitan yaitu keluarga klien, klien jarang mengikuti
kegiatan yang diadakan di masyarakat karena klien sibuk bekerja. Masalah yang
46
dirasakan klien selama dirawat di rumah sakit yaitu klien tidak bisa mencari
Klien mengatakan dirinya beragama Islam, klien sangat yakin dan percaya
terhadap agamanya klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien tidak
pernah shalat.
dengan selera makan baik dan porsi makan selalu dihabiskan, jenis makan yang
yang dimakan seperti nasi, sayur dan lauk pauk, klien mengatakan semua
makanan klien suka dan tidak ada makanan pantang maupun pembatasan pola
Saat sakit keluaga klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan jadwal
pemberian makan dirumah sakit, porsi makan tidak dihabiskan, klien hanya
makan 5 sendok makan saja, klien mendapat diet TKTP (tinggi kalori tinggi
3.1.5.2 Cairan
Sebelum sakit klien mengatakan minum air putih kira kira 1800 ml/hari.
Saat sakit keluarga klien mengatakan klien hanya menghabiskan 2 gelas air
mineral kurang lebih 500 ml/ hari. Klien terpasang IVFD terpasang RL dengan
tetesan 20 tpm.
47
1) Eliminasi urine
Sebelum sakit klien mengatakan BAK 5 kali sehari dengan warna urine
Saat di rumah sakit klien terpasang kateter dengan pengeluaran urine 1600
IWL= 15xbb= 15x57= 85,5cc/jam, IWL dalam 24 jam= 85,5x24=2502 cc/24 jam.
2) Eliminasi alvi
Sebelum sakit klien mengatakan biasanya buang air besar 1 kali dalam 2
hari dengan konsistensi semi lunak warna kuning dengan bau khas, tidak ada
Saat sakit keluarga klien mengatakan selama dirawat dirumah sakit klien
Sebelum sakit klien mengatakan jarang tidur siang karena klien sibuk
bekerja sebagai sales dan pada malam harinya klien baru tertidur sekitar jam
48
22:00 WITA dan terbangun pada jam 06:00 WITA, sebelum tidur klien selalu
Saat sakit keluarga klien mengatakan selama sakit klien tidak ada kesulitan
tidur, pada malam hari klien tertidur sekitas jam 21:00 WITA dan terbangun pada
jam 05:00 WITA dan siang hari klien hanya tertidur sekitar 2 jam.
secara mandiri. Klien bekerja sebagai sales, tidak ada gangguan dalam
Saat sakit keluarga klien mengatakan selama dirawat dirumah sakit klien
hanya berbaring di tempat tidur dan segala aktivitas dan kebutuhan klien dibantu
Sebelum sakit klien mengatakan biasanya mandi 2 kali dalam sehari yaitu
pagi dan sore dengan menggunakan sabun mandi, klien mengatakan mencuci
rambut dengan sampo dan menyikat gigi setiap kali mandi, klien menggunting
Saat sakit keluarga klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien
Tekanan darah klien 120/80 mmHg. MAP (Mean Arteriol Pressure) klien
93,3 mmHg. Frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi pernafas 20x/menit dan suhu
1) Kepala
operasi dangan 23 jahitan dengan panjang jahitan 20 cm, luka klien tampak tidak
kemerahan, klien tampak terpasang drain dengan produksi drain 150 cc dengan
warna drain kemerahan, terdapat nyeri tekan. Klien mengatakan nyeri pada luka
operasi.
2) Mata
kemerahan, sklera tidak ikterik, mata sebelah kanan klien mengalami lebam akibat
terjatuh dari motor, pemeriksaan Nervus II optikus klien tidak mampu membaca
koran dari jarak 30 cm karena klien hanya diam. Pemeriksaan Nervus III
Okulomotorius saat diberi rangsangan cahaya pupil klien mengecil, ukuran pupil 3
melakukan nya, pada pemeriksaan. Mata berkedip saat diberi refleks glabella.
3) Hidung
kayu putih dan bau jeruk. Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat adanya
terdapat secret.
bibir klien berwarna coklat, terdapat secret dan caries pada gigi, terdapa gigi yang
hilang yaitu pada gigi depan berjumlah 3 buah, tidak terdapat stomatitis, pada
pemeriksaan Nervus V Trigeminus klien tidak mampu merasakan rasa pahit pada
lidah bagian belakang baik kiri maupun kanan. Pada pemeriksaan Nervus VII
Fascialis klien tidak mampu merasakan manisnya gula pada lidah bagian depan,
asinnya garam pada lidah bagian tengah, dan kecut/ asamnya jeruk nipis pada
lidah bagian samping kiri dan kanan. klien tidak dapat menjulurkan lidah kedepan,
Vagus, tidak terdapat deviasi uvula dan klien mampu menelan dengan baik.
5) Telinga
Telinga klien simetris antara kiri dan kanan, terdapat serumen telinga klien
tamapak tidak bersih. Untuk pemeriksaan Nervus VIII Vestibulo Askutikus klien
6) Leher
Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, tidak ada kelainan pada posisi trakea. Pada pemeriksaan
Nervus accessories klien tidak mampu mengangkat bahu kiri dan kanan.
7) Payudara
Bentuk payudara klien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat lesi
maupun secret, pada saat di palpasi tidak teraba massa dan tidak ada pembesaran
getah bening.
8) Thoraks
transversal 2:1. Gerakan dada klien simetris antara kiri dan kanan. Perkusi paru
terdengar sonor dan suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru. Tidak
9) Jantung
Ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba 1 cm dibawah mamae yakni di
kanan jantung linea sternalis sinistra dan batas kiri jantung linea midklavikula
sinistra. Batas bawah jantung intercosta 5 sinistra. Tidak terdengar bunyi jantung
detik.
10) Abdomen
8x/menit. Tidak terdapat massa atau benjolan pada daerah abdomen. Tidak
52
terdapat distensi abdomen dan tidak terdapat pembesaran hepar dan saat dilakukan
11) Genetalia
Tidak terdapat massa pada daerah scrotum, terpasang kateter sejak tanggal
12) Anus
5 1
skoliosis).
3.1.6.5 Kulit
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit kering, tekstur kasar, tidak
3.1.7.1 Laboratorium
3.1.7.2 Rontgen :
CT Scan kepala, tampilan axial tanpa bahan kontras, pada pasien dengan klinis
hasil.
ventrikel.
3.1.7.3 Terapy
1) Data subjektif
Nyeri yang dirasakan ketika klien bergerak dan hilang ketika beristirahat.
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien hanya berbaring di tempat tidur.
Keluarga klien mengatakan selama di rumah sakit klien belum pernah BAB.
2) Data objektif
Klien terpasang drain dengan produksi drain 150 cc dengan warna drain
kemerahan.
kekuatan otot 5 1
5 1
GCS 13
Data subjektif
-
57
Data objektif
klien tampak terpasang drain dengan produksi drain 150 cc dengan warna drain
kemerahan.
Data Subjektif :
Data objektif
GCS 13.
Etiologi : Trauma kepala, Suplai darah keotak menurun, insufisiensi aliran darah
Data subjektif :
Nyeri yang dirasakan ketika klien bergerak dan hilang ketika beristirahat
Data objektif
Masalah : nyeri
Data subjektif :
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien hanya berbaring di tempat tidur.
Data objektif :
GCS 13 apatis
Data subjektif :
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien hanya berbaring di tempat tidur
Data objektif :
kekuatan otot 5 1
5 1
mobilitas fisik,
Data subjektif
Keluarga klien mengatakan selama dirumah sakit klien belum perna BAB
Data objektif
Masalah : konstipasi
menurun, konstipasi.
Data subjektif :
Data objektif :
Data subjektif
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien hanya berbaring di tempat tidur
Data objektif
Trauma kepala
Dilakukannya
pembedahan Darah masuk kedalam Kintrakrilitis usus
craniatomy jaringan otak menurun
Penekanan pada
Resiko infeksi jaringanh otak
Gangguan kesadaran
Ketidak mampuan
Influs kepusat nyeri di
Kerusakan melakukan perawatan diri
otak
neuromotorik
Tirah baring
Resiko kerusakan
integritas kulit
darah keotak
perawatan diri
Tidak terdapat tanda – tanda infeksi seperti dolor, kalor, tumor, rubor.
Intervensi :
darah keotak
(1) Tekanan darah : sistol (100-140 mmHg) dan diastol (70-90 mmHg)
Intervensi :
pandang.
4) Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi anatomis
(netral)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri klien dapat
Skala 1-3
Intervensi :
Intervensi keperawatan
gerak
3) Klien dapat melakukan mobilitas fisik duduk di tempat tidur secara mandiri
Intervensi :
Intervensi :
perawatan diri
1) Klien bersih
Intervensi :
hari
3) Hindari melakukan sesuatu pasien yang dapat dilakukan pasien sendiri, tetapi
Intervensi :
2) Mengubah posisi sering ditempat tidur ( miring kanan dan miring kiri)
tinggi
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : S = 36,7 ºc
Evaluasi
klien
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Evaluasi :
Subjektif :-
36,2º C
Evaluasi :
Evaluasi :
ditinggikan
Evaluasi :
Evaluasi :
berlebihan
Objektif :-
berlebihan
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 12:15
Evaluasi
Pukul 12:17
Evaluasi
Pukul 12:30
Evaluasi
Pukul 12:45
Evaluasi
Pukul 12:50
Subjektif :-
Objektif : klien tampak berbaring di tempat tidur yang telah disediakan oleh
rumah sakit
73
Pukul 13:00
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 13:10
Evaluasi
Subjektif :-
Evaluasi
Evaluasi
evaluasi
Subjektif :-
74
Evaluasi
Subjektif :-
Evaluasi :
Objektif :-
Pukul 17:25
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 17:30
Mengajarkan keluarga dan bantu lakukan latihan ROM pada ekstremitas dan sendi
Evaluasi
aktifitas fisik
Pukul 19:00
Evaluasi :
Subjektif :klien mengatakan selama dirumah BAB 1x dalam dua hari dan
Objektif :-
Evaluasi :
evaluasi :
kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan sehari hari
evaluasi :
Objektif :-
76
Pukul 19:25
Evaluasi
Objektif :-
Pukul 19:30
Hindari melakukan sesuatu pasien yang dapat dilakukan pasien sendiri, tetapi
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 19:40
evaluasi
Objektif :-
Pukul 19:45
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 19:50
Evaluasi :
Pukul 20:00
Evaluasi :
Subjektif :-
Pukul 20:05
Evaluasi :
Pukul 20:10
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Objektif : Balutan klien tampak bersih dan tidak kotor, klien tampak
terpasang drain
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : S = 36,5 ºc
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi
Evaluasi
Subjektif :-
36,0º C
Evaluasi :
Evaluasi
ditinggikan
Evaluasi :
Evaluasi :
berlebihan
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi
Subjektif :-
82
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan nyeri pada kepala berkurang dengan skala nyeri
Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : klien tampak berbaring di tempat tidur yang telah disediakan oleh
rumah sakit
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 08:15
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : tempat tidur klien tampak terpasang pengahalang disisi kanan dan
kiri
Pukul 08:20
Evaluasi
Evaluasi
evaluasi
Subjektif :-
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : membantu klien untuk selalu berubah posisi dibantu oleh perawat
evaluasi
Objektif :-
Evaluasi
Subjektif :-
Mengajarkan keluarga dan bantu lakukan latihan ROM pada ekstremitas dan sendi
Evaluasi
aktifitas fisik
Pukul 19:00
Evaluasi :
Subjektif :klien mengatakan selama dirumah BAB 1x dalam dua hari dan
Objektif :-
Evaluasi :
Evaluasi :
kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan sehari hari
Evaluasi :
Objektif :-
Evaluasi
Hindari melakukan sesuatu pasien yang dapat dilakukan pasien sendiri, tetapi
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 06:30
Evaluasi
Objektif :-
Pukul 19:45
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 19:50
Evaluasi
Pukul 20:00
Evaluasi :
Subjektif :-
Pukul 20:05
Evaluasi :
Pukul 20:10
Evaluasi :
Subjektif :
Evaluasi :
Subjektif :-
Objektif : Balutan klien tampak bersih dan tidak kotor, klien tampak
terpasang drain
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : S = 36,5 ºc
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi
Evaluasi
Subjektif :-
36,0º C
Evaluasi :
Evaluasi
ditinggikan
Evaluasi :
Evaluasi :
berlebihan.
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi :
Subjektif :-
Evaluasi
Subjektif :-
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan nyeri pada kepala berkurang dengan skala nyeri
Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : klien tampak berbaring di tempat tidur yang telah disediakan oleh
rumah sakit
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 08:15
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : tempat tidur klien tampak terpasang pengahalang disisi kanan dan
kiri
Pukul 08:20
Evaluasi
Evaluasi
evaluasi
Subjektif :-
Evaluasi
Subjektif :-
Objektif : membantu klien untuk selalu berubah posisi dibantu oleh perawat
evaluasi
Objektif :-
Pukul 08:50
Evaluasi
Subjektif :-
Mengajarkan keluarga dan bantu lakukan latihan ROM pada ekstremitas dan sendi
Evaluasi
aktifitas fisik
Pukul 19:00
Evaluasi :
Subjektif :klien mengatakan selama dirumah BAB 1x dalam dua hari dan
Objektif :-
Evaluasi :
evaluasi :
kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan sehari hari
evaluasi :
Objektif :-
Evaluasi
Objektif :-
Hindari melakukan sesuatu pasien yang dapat dilakukan pasien sendiri, tetapi
Evaluasi
Subjektif :-
evaluasi
Objektif :-
Pukul 19:45
Evaluasi
Subjektif :-
Pukul 19:50
Evaluasi :
Pukul 20:00
Evaluasi :
Subjektif :-
Pukul 20:05
Evaluasi :
Pukul 20:10
Evaluasi :
Subjektif :
Pukul 11:45
Subjektif :-
99
keotak.
muntah.
Pukul 09:00
tidur.
Pukul 16:14
Pukul 10:00
perawatan diri.
Objektif : klien terlihat bersih dan rapi, klien mandi 1 kali dalm sehari.
Subjektif :-
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang keterkaitan dan kesenjangan
Tarakan Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 21 Juli 2016 hingga 23 Juli
2016.
4.1. Pengkajian
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.
hasil pengkajian:
1) Sirkulasi
yang diselingi dengan bradikardi, distrimia). Menurut Smeltzer dan Bare (2013)
darah.
103
Pada hasil pengkajian pada Tn. R tidak didapat data seperti di atas karena
penyakit juga berbeda-beda karena manusia itu unik pada penerimaan respon
2) Eliminasi
tindakan memasukan selang karet atau plastik melalui uretra dan masuk ke dalam
kandung kemih. Sehingga pada pengkajian pada Tn. R tidak ditemukan adanya
gangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia), mual muntah, dan mengalami
perubahan selera makan. Menurut Widagdo (2008), bagian otak yang mengatur
fungsi menelan dan refleks mual dan muntah adalah medulla obllongata, nafsu
makan hipothalamus, dan berdasarkan data hasil pengkajian maka aliran oksigen
pada hasil pengkajian pada Tn. R tidak didapatkan data seperti di atas karena data
yang diperoleh dari hasil pengkajian adalah klien mampu menelan dengan baik,
klien makan 3x sehari, klien mengatakan tidak merasakan mual dan muntah.
Karena pada hasil Ct-Scan tampak lesi hiperdens di lobus pariental dextra yang
4) Pernapasan
perubahan pola napas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi), napas berbunyi,
Smeltzer dan Bare (2012) pusat pernafasan, refleks menelan, dan batuk berada
pada medulla oblongata sedangkan data yang didapatkan pada Tn.R tidak adanya
perubahan pola napas, suara napas klien vesikuler di seluruh lapang paru. Karena
tingkat kesadaran Tn. R yaitu apatis biasanya pada pasien yang apatis tidak
ditemukan suara napas stridor. Suara napas stridor biasanya paling sering
ditemukan pada pasien yang mengalami penurunan keadaran dan karena edema
laring/faring.
5) Keamanan
Sedangkan pada pengkajian pada Tn.R didapatkan data klien tidak mampu
membaca buku dari jarak 30 cm. Tidak ditemukannya fraktur/dislokasi pada klien,
6) Interaksi sosial
afasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti , bicara berulang-ulang. Menurut
pada lobus frontal. Lobus prontal sangat rentan terhadap cedera karena lokasinya,
seperti di depan tengkorak pusat. Setiap kerusakan lobus otak ini dapat
berkurang atau tidak ada rasa dan bau, gangguan spontanitas dan fleksibilitas
dapatkan tampak lesi hiperdens di lobus pariental dextra yang meluas ke sistema
dapatkan data klien mampu berbicara dengan jelas yang menandakan kemampuan
(2012) terdapat diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan kasus Tn. R,
yaitu:
yang dilakukan pada Tn. R didapatkan gerakan dada klien simetris antara kiri
dan kanan, perkusi paru terdengar sonor dan suara nafas vesikuler pada seluruh
lapang paru, tidak terdapat suara nafas tambahan, dan pada pemeriksaan foto
(trauma atau defisit neurologis). Diagnosa ini tidak diangkat karena menurut
perubahan pada jumlah atau pola stimulus yang diterima, yang disertai respon
dengan baik dan dapat mengerti apa yang orang lain sampaikan dengan baik,
stimulus berasal (klien mampu menunjukan sentuhan kapas pada daerah dahi,
psikologis, disanosa ini tidak di angkat karena menurut Doenges (2012) untuk
107
jarak jauh, saat ini, yang baru terjadi, pengalihan perhatian, perubahan
abdomen, nyeri abdomen, menghindari makan, berat badan 20% atau lebih
dibawah berat badan ideal, bising usus hiperktif kurang minat pada makanan,
yang diberikan secara akurat, performa uji tidak akurat, kurang familiar dengan
sumber-sumber informasi.
Dan terdapat empat diagnosa tambahan yang tidak terdapat pada teori tetapi
defekasi yang disertai oleh kesulitan atau pengeeluaran tidak lengkap feses
dan/ atau pengeluaran feses yang keras. Dan pada pengkajian pada Tn. R
mengalami perubahan kulit yang buruk dengan faktor resiko : imobilisasi fisik
(2012) resiko jatuh adalah peningkatan kerentanan untuk jatuh yang dapat
4.3. Intervensi
keadaan klien, waktu serta keterbatasan sarana dan prasarana yang ada :
darah ke otak.
110
karena klien tidak mengalami batuk, muntah dan tidak pernah BAB selama
sakit.
tekanan, intervensi tersebut tidak dilakukan karena setiap 2 jam sekali klien
mengubah posisi.
tidur
(3)Berikan perawatan kulit degan cermat, masase, dengan pelembab, sarung kasur
/pakaian yang basah dan pertahankan sarung kasur tersebut tetap bersih dan
bebas dari kerutan. Intervensi tersebut tidak dilakukan karena tidak terdapat
(4)Periksa adanya daerah yang mengalami nyeri tekan, kemerahan, kulit yang
hangat, otot yang tegang, dan sumbatan vena pada kaki, intervensi tersebut
tidak dilakukan karena tidak terdapat nyeri tekan, otot yang tegang maupun
(5)Sokong kepala dan badan, tangan dan lengan, kaki dan paha, ketika pasien
berada di atas kursi roda, intervensi tersebut tidak dilakukan Karen pasien tidak
4.4. Implementasi
disusun pada intervensi sesuai waktu yang telah ditetapkan pada tujuan.
pada klien Tn. R, yaitu penulis tidak dapat memantau klien selama 24 jam
Selain itu, penulis juga mempunyai keterbatasan dalam hal pengetahuan dan
R.
4.5. Evaluasi
mana tujuan-tujuan telah tercapai yang telah dilakukan selama tiga hari yaitu
mulai tanggal 21 Juli 2016 sampai dengan tanggal 23 Juli 2016. Dari hasil
(1) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan teratasi karena
pada evaluasi akhir luka klien tidak tampak kemerahan, tidak ada tanda-tanda
(2) Resiko injury berhubungan dengan gangguan kesadaran teratasi karena pada
evaluasi akhir tempat tidur klien diberi pembatas, dan klien tampak tenang.
112
(3) Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidak mampuan merawat diri
teratasi karena pada evaluasi akhir klien mandi minimal 1x dalam sehari,
integritas dengan cara mengganti posisi dengan sering secara mandiri, serta
darah ke otak belum teratasi karena tingkat kesadaran apatis GCS 13 , namun
ada beberapa kriteria hasil yang tercapai seperti TD 120/80 mmHg, tidak ada
tanda peningkatan TIK seperti penurunan kesadaran, mual, muntah dan nyeri
kepala.
(2) Nyeri berhubungan dengan luka post op belum teratasi karena klien masih
kontraksi otot-otot kepala dan leher dalam jangka waktu lama, tidur yang
kurang, kesalahan dalam posisi tidur dan kelelahan juga dapat menyebabkan
nyeri kepala tegang otot ini, sehingga jika klien ingin mengubah posisi kepala
klien merasakan nyeri sehingga diagnosa nyeri berhubungan dengan luka post
op belum teratasi namun ada beberapa kriteria hasil yang tercapai seperti
belum teratasi karena klien tampak berbaring di tempat tidur, segala aktifitas
karena keluarga klien mengatakan masih belum BAB selama 2 hari dilakukan
tindakan. Namun ada salah satu dari empat kriteria hasil yang tercapai yaitu
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hematoma selama tiga hari sejak tanggal 21 Juni 2016 sampai dengan tanggal 23
Juni 2016 di ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Provinsi
dimiliki penulis.
tidak semuanya sama dengan yang didapatkan di teori hanya perlu penambahan
dari klien dan keluarganya yang bersedia dan ikut berperan serta dalam
115
dimiliki.
yang terdiri dari diagnostik, terpeutik, edukatif dan kolaboratif dengan tim
kesehatan lainnya
5.4. Saran
1) Bagi pasien
Dalam penulisan laporan tigas akhir ini pasien dan keluarga dapat mengetahui
2) Bagi mahasiswa
3) Bagi institusi
Intracerebral Hematoma
116