Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA LARING

MAKALAH

oleh
Kelompok 2

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERATAN
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA LARING

MAKALAH
Disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Bedah dengan Dosen
Pembimbing Ns. Jon Hafan Sutawardana, M.Kep., Sp.Kep.MB

oleh
Riris Nur Rizqiya 162310101054
Vania Putri Widiagma 162310101055
Berta Katrina Ramadhantya 162310101058
Nurul Amilia Oktivana 162310101063
Wildiah Nursyafiqoh Putri 162310101096

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERATAN
2018
ii
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Bedah dengan Judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA LARING”

yang disusun oleh :

Kelompok : 2

Kelas/Angkatan : B-2016

Telah disetujui untuk diseminarkan dan dikumpulkan pada :

Hari/Tanggal : Maret 2018

Makalah ini dikerjakan dan disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil
jiplakan atau reproduksi ulang makalah yang telah ada.

Ketua Kelompok

Berta Katrina Ramadhantya

NIM 162310101058

Mengetahui

Penanggung jawab mata kuliah DosenPembimbing

Ns. Mulia Hakam, M.Kep. Ns. Jon Hafan Sutawardana,M.kep

NIP 198103192014041001 NIP198401022015041002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sesuai waktu
yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan laporan ini tentunya ada pihak yang telah memberikan
bantuan baik moral maupun material. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimaksih kepada:

1. Ns. Mulia Hakam, M.kep,. Sp.Kep.MB selaku penanggung jawab mata


kuliah Keperawatan Bedah
2. Ns. Jon Hafan Sutawardana, M.kep.,Sp.KMB selaku pembimbing utama
dalam penulisan Makalah Keperawatan Bedah
3. Ucapan terimakasih penulis kepada teman-teman yang telah mendukung,
mensupport, dan memotivasi sehingga makalah ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi penyempurnaan
selanjutnya.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan
pembacanya.

Jember, 27 Maret 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. ii

Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii

Kata Pengantar ................................................................................................ iv

Daftar Isi .......................................................................................................... v

BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN ........................................................ 1

1.1 Konsep Penyakit ....................................................................... 1


1.1.1 Definisi ........................................................................... 1
1.1.2 Epidemiologi .................................................................. 2
1.1.3 Etiologi ........................................................................... 2
1.1.4 Klasifikasi ...................................................................... 3
1.1.5 Patofisiologi ................................................................... 5
1.1.6 Manifestasi Klinik .......................................................... 6
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang ................................................. 7
1.1.8 Penatalaksanaan Medis .................................................. 7
1.1.9 Pathway .......................................................................... 10
1.2 Asuhan Keperawatan .............................................................. 11
1.2.1 Assessment / Pengkajian ................................................ 11
1.2.2 Diagnosa Keperawatan .................................................. 15
1.2.3 Intervensi Keperawatan .................................................. 16

BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN........................................................... 32

2.1 Kasus .......................................................................................... 32


2.2 Pengkajian Keperawatan ......................................................... 32
2.3 Analisa Data ............................................................................. 38
2.4 Diagnosa Keperawatan............................................................. 40
2.5 Intervensi Keperawatan .......................................................... 40
2.6 Implementasi Keperawatan .................................................... 44
2.7 Evaluasi Keperawatan ............................................................. 47

Daftar Pustaka ................................................................................................. 49

v
BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Penyakit


1.1.1 Definisi
Secara anatomi tumor laring dibagi tiga bagian yaitu supra glotik,
tumor pada plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis
(glotis: tumor pada korda vokalis, subglotis: tumor dibawah korda
vokalis).
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang
menghubungkan laring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk
memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan
nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring
sering disebut sebagai kotak suara.
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh
akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan
setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas
pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna
sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang
ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan
leukimia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas.
Karsinoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah
tumor ganas di bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia
50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa.
Tahapan tumor laring, ada empat tahap utama dalam sistem ini
tahap 1-4. Tahap 0 adalah tahap awal dan tahap 4 yang paling maju.
Ada 4 tahap ‘T’ utama tumor laring :
1. T1 berarti tumor hanya satu bagian dari laring dan pita suara
mampu bergerak dengan normal.
2. T2 berarti tumor telah tumbuh menjadi bagian lain dari laring.
Pita suara mungkin atau mungkin tidak akan terpengaruh.
3. T3 berarti tumor seluruh laring tetapi belum menyebar lebih
jauh dari penutup laring.

1
4. T4 berarti tumor telah berkembang menjadi jaringan tubuh luar
laring. Ini mungkin telah menyebar ke tiroid, pipa udara
(trakea) atau pipa makanan (esofagus)

Gambar 1
1.1.2 Epidemiologi
Insiden tumor ganas laring di beberapa tempat di dunia ini berbeda-
beda. Di Amerika Serikat pada tahun 1973-1976 dilaporkan 8,5% kasus
karsinoma laring per 100.000 penduduk laki-laki dan 1,3% kasus
karsinoma laring per 100.000 penduduk perempuan. Pada akhir-akhir
ini tercatat insiden tumor ganas laring pada wanita meningkat. Ini
dihubungkan dengan meningkatnya jumlah wanita yang merokok.
Di RSUP H. Adam Malik Medan, Februari 1995- Juni 2003
dijumpai 97 kasus karsinoma laring dengan perbandingan laki-laki dan
perempuan 8:1. Usia penderita berkisar antara 30 sampai 79 tahun. Dari
Februari 1995- Februari 2000, 28 orang diantaranya telah dilakukan
operasi laringektomi total.
1.1.3 Etiologi
Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui. Dikatakan oleh
para ahli bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok
orang-orang dengan resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Merokok
merupakan faktor resiko utama pada karsinoma laring dimana pada
rokok terdapat 43 bahan karsinogen antara lain polisiklik hirokarbon,
nitrosamin, radioaktif polonium-210.
Alkohol (etanol) jika dikombinasikan dengan penggunaan rokok
maka akan berpotensi untuk memberikan efek karsinogenik yang akan

2
memudahkan penetrasi zak karsinogenik dalam jaringan tubuh. Etanol
juga mengganggu sintesis retinoid, derivat vitamin A yang mana zat ini
memberikan efek protektif dari perkembangan sel kanker.
Virus yang juga dikaitkan dengan kejadian karsinoma laring yaitu
HPV (Human Papilloma Virus) dan Eibstein Barr Virus. HPV
dikategorikan menjadi resiko tinggi (tipe 16,18), medium (tipe 31,33),
resiko rendah (tipe 6,11).
Faktor resiko lainnyaadalah paparan debu kayu, sinar radio aktif,
polusi udara, radiasi leher dan asbestosis.
1.1.4 Klasifikasi
Berdasarkan Union International Centre le Cancer (UICC) 1982,
klasifikasi dan stadium tumor ganas laring terbagi atas:
a. Supraglotis (30-35%)
b. Glotis (60-65%)
c. Subglotis (1%)
Yang termasuk supraglotis adalah: permukaan posterior epiglotis
yang terletak di sekitar os hioid, lipatan ariepiglotik, aritenoid, epiglotis
yang terletak dibawah os hioid, pita suara palsu, ventrikel.
Yang termasuk glottis adalah: pita suara asli, komisura anterior dan
komisura posterior. Yang termasuk subglotis adalah : dinding subglotis.
Klasifikasi dan stadium tumor berdasarkan UICC:
a. Tumor Primer (T)
Supraglotis
1. Tis : Karsinoma insitu
2. T0 : Tidak jelas adanya tumor primer l
3. T1 : Tumor terdapat pada satu sisi suara/pita suara
palsu (gerakan masih baik).
T1a :Tumor terbatas pada permukaan laring
epiglotis, plika ariepiglotika, ventrikel atau
pita suara palsu satu sisi.
T1b :Tumor telah mengenai epiglotis dan meluas
ke rongga ventrikel atau pita suara palsu
4. T2 : Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daaerah
supra glotis dan glotis masih bisa bergerak (tidak
terfiksir).
5. T3 : Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau
meluas ke daerah krikoid bagian belakang, dinding

3
medial dari sinus piriformis, dan arah ke rongga pre
epiglotis.
6. T4 : Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi
orofaring jaringan lunak pada leher atau sudah
merusak tulang rawan tiroid.

Glotis

1. Tis : Karsinoma insitu


2. T0 : Tak jelas adanya tumor primer
3. T1 : Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara,
tetapi gerakan pita suara masih baik, atau tumor
sudah terdapat pada komisura anterior atau
posterior.
T1a : Tumor terbatas pada satu pita suara asli
T1b : Tumor mengenai kedua pita suara
4. T2 : Tumor meluas ke daerah supraglotis atau
subglotis, pita suara masih dapat bergerak atau
sudah terfiksir (impaired mobility).
5. T3 : Tumor meliputi laring dan pita suara sudah
terfiksir.
6. T4 : Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan
tiroid atausudah keluar dari laring.

Subglotis

1. Tis : Karsinoma insitu


2. T0 : Tak jelas adanya tumor primer
3. T1 : Tumor terbatas pada daerah subglotis
T1a : Tumor terbatas pada satu sisi
T1b: Tumor telah mengenai kedua sisi
4. T2 : Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih
dapat bergerak atau sudah terfiksir.
5. T3 : Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah
terfiksir.
6. T4 : Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan
atau perluasan keluar laring atau kedua-duanya.
b. Penjalaran ke Kelenjar Limfa (N)
1. Nx : Kelenjar limfa tidak teraba
2. N0 : Secara klinis kelenjar tidak teraba
3. N1 : Secara klinis teraba satu kelenjar limfa dengan
ukuran diameter 3cm homolateral.

4
4. N2 : Teraba kelenjar limfa tunggal, ipsilateral, ukuran
diameter 3-6 cm.
N2a : Satu kelenjar limfa ipsilateral, diameter lebih dari
3cm tapi tidak lebih dari 6cm
N2b : Multipel kelenjar limfa ipsilateral, diameter tidak
lebih dari 6cm
N2c : Metastasisbilateral atau kontralateral, diameter
tidak lebih dari 6cm
5. N3 : Metastasis kelenjar limfa lebih dari 6 cm
c. Metastasis Jauh (M)
1. Mx : Tidak terdapat/terdeteksi
2. M0 : Tidak ada metastasis jauh.
3. M1 : Terdapat metastasis jauh.

d. Stadium
STADIUM TUMOR KELENJAR METASTASIS
PRIMER LIMFA
Stadium 1 T1 N0 N0

Stadium 2 T2 N0 N0

Stasium 3 T3 N0 M0
T1/T2/T3 N1 M0

Stasium 4 T4 N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4 N2/N3
T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M1

1.1.5 Patofisiologi
Paparan karsinogenik berulang-ulang akan menyebabkan struktur
DNA selnormal akan terganggu sehingga terjadi diferensiasi dan
proliferasi abnormal. Adanya mutasi serta perubahan pada fungsi dan
karakteristik sel berakibat pada buruknya sistem perbaikan sel dan
terjadilah apoptosis serta kematian sel. Pro-onkogen akan terus
meningkat sementara tumor supressor gene menurun, keadaan ini
mengakibatkan proliferasi terus-menerus dari sel anaplastik yang akan
mengambil suply oksigen, darah dan nutrien dari sel normal sehingga
penderita akan mengalami penurunan berat badan. Selain itu akan
terjadi penurunan serta serta destruksi komponen darah, penurunan
5
trombosit menyebabkan gangguan perdarahan, penurunan jumlah
eritrosit menyebabkan anemia dan penurunan leukosit menyebabkan
gangguan status imunologi pasien. Proliferasi sel kanker yang terus
berlanjut hingga membentuk suatu masa mengakibatkan kompresi pada
pembuluh darah sekitar dan saraf sehingga terjadilah odinofagi, disfagi,
dan nyeri pada kartilago tiroid. Massa tersebut juga mengakibatkan
hambatan pada jalan nafas. Iritasi pada nervus laringeus menyebabkan
suara menjadi serak. Jika mutasi yang terjadi sangat progresif, kanker
dapat bermetastasis ke jaringan sekitar dan kelenjar getah bening.
1.1.6 Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda yang sering dijumpai adalah:
1. Suara Serak
Gejala utama karsinoma laring. Merupakan gejala paling
dini tumor pita suara. Hal ini disebabkan karena ganguan fungsi
fonasi laring. Kualitas nada sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
celah glotik, besar pita suara, ketajaman tepi pita suara, kecepatan
getaran, dan ketegangan pita suara. Pada tumor ganas laring, pita
suara gagal berfungsi secara baik disebabkan ketidakteraturan pita
suara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya otot-otot
vokalis, sendi dan ligamen krikoaritenoid, dan kadang-kadang
menyerang saraf. Serak menyebabkan kualitas suara menjadi kasar,
menganggu, sumbang, dan nadanya lebih rendah dari biasanya.
Kadang bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas, atau
paralisis komplit.
Hubungan antara suara serak dengan tumor laring
tergantung dari letak tumornya. Apabila tumbuh di pita suara asli,
maka serak merupakan gejala dini dan menetap. Pada tumor
subglotik dan supraglotik, serak dapat merupakan gejala akhir atau
tidak muncul sama sekali.
2. Sesak Nafas dan Stridor
Terjadi karena adanya sumbatan jalan nafas oleh massa
tumor, penumpukan kotoran atau sekret, maupun fiksasi pita suara.
Adanya stridor dan dispnea adalah tanda prognosis kurang baik.
3. Rasa Nyeri di Tenggorok
Keluhan bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang
tajam.
4. Disfagia dan Odinofagia
Merupakan ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik,
hipofaring, hipofaring, dan sinus piriformis. Keluhan ini
6
merupakan keluhan yang paling sering pada tumor ganas
postkrikoid. Adanya odinofagi menandakan adanya tumor ganas
lanjut yang mengenai struktur ekstra laring.
5. Batuk dan Hemoptisis
Batuk jarang pada tumor ganas glotik, biasanya timbul
dengan tertekannya hipofaring disertai sekret yang mengalir ke
dalam laring. Sedangkan haemoptisis sering pada tumor ganas
glotik dan supraglotik.
6. Nyeri alih telinga ipsilateral, halitosis, penurunan berat badan serta
pembesaran kelenjar getah bening di pertimbangkan sebagai
perluasan tumor ke luar laring atau metastasis jauh.
7. Nyeri tekan daerah laring
Gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi
tumor yang menyerang kartilago tiroid dan perikondrium
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan
laboratorium darah, juga pemeriksaan radiologik. Foto toraks
diperlukan untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses
spesifik dan metastasis di paru. Foto jaringan lunak (soft tissue) leher
dari lateral kadang-kadang dapat menilai besarnya dan letak tumor, bila
tumornya cukup besar. Apabila memungkinkan, CT scan laring dapat
memperlihatkan keadaan tumor da laring lebih seksama, misalnya
penjalaran tumor pada tulang raawan tiroid dan daerah pre-epiglotis
serta metastase kelenjar getah bening leher.
Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi-anatomik
dari bahan biopsi laring, dan biosi jarum-halus pada pembesaran
kelenjar limfa dileher. Dari hasil patologi anatomik yang terbanyak
adalah karsinoma sel skuamosa.
1.1.8 Penatalaksanaan Medis
Secara umum ada 3 jenis penanggulangan karsinoma laring yaitu
pembedahan, radiasi dan sitostatika, ataupun kombinasi, tergantung
pada stadium penyakit dan keadaan umum pasien.
a. Pembedahan
Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari:
1. Laringektomi
a) Laringektomi Parsial

7
Laringektomi parsial diindikasikan untuk karsinoma
laring stadium I yang tidak memungkinkan dilakukan
radiasi, dan tumor stadium II.
b) Laringektomi Total
Adalah tindakan pengangkatan seluruh struktur
laring mulai dari batas atas (epiglotis dan os hioid)
sampai batas bawah cincin trakea.
2. Diseksi Leher Radikal
Tidak dilakukan pada tumor glotis stadium dini (T1-
T2) karena kemungkinan metastase ke kelenjar limfe leher
sangat rendah. Sedangkan tumor supraglotis, subglotis dan
tumor glotis stadium lanjut sering kali mengadakan
metastase ke kelenjar limfe leher sehingga perlu dilakukan
tindakan diseksi leher. Pembedahan ini tidak disarankan
bila telah terdapat metastase jauh.
b. Radioterapi
Radioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan
supraglotis T1 dan T2 dengan hasil yang baik (angka kesembuhan
90%). Keuntungan dengan cairan ini adalah laring tidak cedera
sehingga suara masih dapat dipertahankan. Dosis yang dianjurkan
adalah 200 rad perhari sampai dosis total 6000-7000 rad.
c. Kemoterapi
Diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi
adjuvant ataupun paliatif. Obat yang diberikan adalah cisplatinum
80-120 mg/m2 dan 5 FU 800-1000 mg/m2.
d. Rehabilitasi Suara
Laringektomi total yang dikerjakan untuk mengobati
karsinoma laring menyebabkan cacat pada penderita. Dengan
dilakukannya pengangkatan laring beserta pita-suara yang ada
dalamnya, maka penderita akan menjadi afonia dan bernafas
melalui stoma permanent di leher.
Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien, baik yang
bersifat umum, yakni agar pasien dapat memasyarakatkan dan
mandiri kembali, maupun rehabilitasi khusus yakni rehabilitasi
suara (voice rehabilitation), agar penderita dapat berbicara
(bersuara), sehingga berkomunikasi verbal. Rehabilitasi suara
dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu suara, yakni
semacam vibrator yang ditempelkan di daerah submandibula,
ataupun dengan suara yang dihasilkan dari esophagus (eso-
phageal speech) melalui proses belajar. Banyak faktor yang
mempengaruhi suksesnya proses rehabilitasi suara ini, tetapi

8
dapat disimpulkan menjadi 2 faktor utama, ialah faktor fisik dan
faktor psiko-sosial.
Suatu hal yang sangat mmebantu adalah pembentukan
wadah perkumpulan guna menghimpun pasien-pasien tuna-laring
guna menyokong aspek psikis dalam lingkup yang luas dari
pasien, baik sebelum maupun sesudah operasi.

9
1.1.9 Pathway

FAKTOR PREDISPOSISI
(ALKOHOL, ROKOK, RADIASI)

POLIFERASI SEL LARING

DIFERENSIASI BURUK SEL


LARING

Ca. Laring

METASTASE PLICA MENEKAN/ OBSTRUKS


SUPRAGLOTIK VOCALIS MENGIRITA I JALAN
SI SERABUT NAFAS
SYARAF

OBSTRUSI SUARA
LUMEN PARAU MENGIRITA
OESOPHAGUS NYERI SI SEL
DIPERSEPS LARING
IKAN
AFONIA
DISFAGIA
PROGRESIF INFEKSI
GANGGUAN
GANGGUAN RASA
KOMUNIKAS NYAMAN ;
INTAKE I VERBAL NYERI AKUMULA
BERKURANG SI SEKRET

BB TURUN BERSIHAN
JALAN
NAFAS
TIDAK
GANGGUAN EFEKTIF
PEMENUHAN NUTRISI

10
1.2 Asuhan Keperawatan

1.2.1 Assessment / Pengkajian


Pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi,
dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini
mencakup dua langkah : pengumpulan data dari sumber primer (klien)
dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analis data
sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Potter dan Perry, 2005).
a. Identitas klien yang terdiri dari nama, Umur, Suku/bangsa, status
perkawinan, agama, pendidikan, alamat, nomor register, tanggal
datang ke rumah sakit.
b. Riwayat kesehatan yang terdiri dari :
1) Keluhan utama
Adalah keluhan atau gejala apa yang menyebabkan pasien
berobat atau keluhan atau gejala saat awal dilakukan pengkajian
pertama kali yang utama. Keluhan utama klien Ca laring
biasanya batuk disertai secret berwarna putih dan encer. Batuk
dirasakan ketika tenggorokanya terasa gatal dan banyak
secret,batuk berhenti bila dilakukan suctionning, batu tidak
dapat dikontrol dan hilang timbal.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Adalah faktor yang melatar belakangi atau mempengaruhi
dan mendahului keluhan, bagaimana sifat terjadinya gejala
(mendadak, perlahan-lahan, terus menerus atau berupa serangan,
hilang dan timbul atau berhubungan dengan waktu), lokasi
gejalanya dan bagaimana sifatnya (menjlar, menyebar,
berpindah-pindah atau menetap). Bagaimana berat ringannya
keluhan berkurang, lamanya keluhan berlangsung, atau mulai
kapan serta upaya yang telah dilakukan untuk penyembuhan.
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Dapat ditanyakan seperti riwayat pemakaian jenis obat,
jumlah dosis dan pemakaiannya, riwayat atau pengalaman masa

11
lalu tentang kesehatan atau penyakit yang pernah dialami atau
riwayat masuk rumah sakit atau riwayat kecelakaan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Adakah keluarga yang menderita penyakit ca laring.
b) Penyakit kronik yang lain seperti diabetes melitus, batu
ginjal, kardiovaskuler, dll.
5) Status sosial
Status sosial ekonomi atau mempengaruhi tingkat
pendidikan, sedangkan tingkat pendidikan akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan klien dan hal ini akan berpengaruh pada
pola hidup dan kebiasaan sehari-hari yang akan mencerminkan
tingkat kesehatan klien.
6) Penampilan Umum
a) Tanda-tanda vital : pola pernafasan dan suhu tubuh.
b) Tingkat kesadaran : composmetis, somnolen, sofor, koma,
delirium
c) konsentrasi : mampu berkonsentrasi atau tidak.
d) kemampuan bicara : mampu bicara atau tidak.
e) gaya jalan : seimbang atau tidak
f) koordinasi anggota gerak : mampu menggerakan anggota
tubuh atau tidak.
c. Pola Fungsi Kesehatan.
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan adanya tanda dan
gejala yang menyebabkan klien mencari pertolongan kesehatan
seperti : nyeri pada tenggorokan, susah untuk menelan,
peningkatan suhu tubuh, kelemahan hebat, kehilangan perhatian
pada lingkungan.
2) Pola nutrisi dan metabolik.
Anoreksia, mual, muntah, BB menurun karena intake kurang,
nyeri untuk menelan, nafas berbau.membran mukosa kering.
3) Pola eliminasi
Warna urin kuning pekat, ureum meningkat.

12
4) Pola aktivitas dan latihan
Kelelahan (fatique), kelemahan.
5) Pola tidur dan istirahat
Gelisah, tidur sering terganggu karena nyeri pada tenggorokan.
6) Pola persepsi sensor dan kogniti.
Kurangnya pendengaran perhatian berkurang atau menyempit,
kemampuan berfikir abstrak menurun, kehilangan perhatian
untuk lingkungan, sakit kepala.
7) Pola persepsi diri dan konsep diri
Penurunan harga diri, perubahan konsep diri dan body image,
menurunnya harga diri, menurunnya tingkat kemandirian dan
perawatan diri.
8) Pola peran dan hubungan sesama
Tidak dapat menjalankan sekolah, penurunan kontak sosial dan
aktivitas.
9) Pola koping dan toleransi terhadap stress
Ketidak efektifan koping individu dan keluarga, mekanisme
pertahanan diri : denial proyeksi, rasionalisasi, displasmen
10) Pola nilai dan kepercayaan.
11) Kehilangan kepercayaan kepada pemberi pelayanan kesehatan.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum ini dapat meliputi kesan keadaan sakit termasuk
ekspresi wajah posisi pasien, kesadaran (GCS/ Gaslow Come
Scale), yang dapat meliputi penilaian secara kualitas seperti
comosmetis, apatis, somnolen, sofor, koma, delirium, dan status
Gizinya.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi nadi, tekanan darah, pola
pernafasan dan suhu tubuh.
3) Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah bening.
a) Kulit meliputi warna (meliputi pigmentasi, sianosis, ikterik,
pucat, eritema), turgor, kelembaban kulit dan atau ada
tidaknya edema.

13
b) Rambut meliputi dapat dinilai dari warna, kelebatan,
distribusi dan karakteristik.
c) Kelenjar getah bening meliputi dapat dinilai dari bentuknya
serta tanda-tanda radang yang dapat dinilai di daerah
servikal anterior, inguinal oksiptil, dan retroavrikuler.
4) Pemeriksaan Kepela Dan Leher
Laksanakan pemeriksaan kepala dan leher secara menyeluruh :
palpasi leher dan tiroid untuk merasakan adanya pembengkakan,
nodularitas, atau adenopati. Kaji adanya suara serak, luka pada
tenggorokan, dispnea, disfagia, atau nyeri dan rasa terbakar
ditenggorokan (Smeltzer, 2013).
5) Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung, secara
umum bentuk dada, keadaan paru yang meliputi simetris atau
tidaknya, pergerakan nafas, ada tidaknya femitus suara, krepitasi
serta dapat dilihat batas ada saat perkuasi didapatkan (bunyi
perkusinya bagaimana apakah hipersenosor atau timpani). Pada
pemeriksaan jantung dapat diperiksa tentang denyut apeks atau
dikenal dengan siklus kordis dan aktivitas artikel, getaran
bsising, bunyi jantung.
6) Pemeriksaan abdomen meliputi bentuk perut, dinding perut,
bising usus, adanya ketegangan dinding perut atau adanya nyeri
tekan serta dilakukan palpasi pada organ hati, limfa, ginjal,
kandung kemih, yang ditentukan ada tidaknya nyeri pada
pembesaran pada organ tersebut, kemudian pada daerah anus,
rectum, serta genitalia.
7) Pemeriksaan anggota gerak dan neurologi meliputi adanya
rentang gerak keseimbangan dan gaya berjalan, genggaman
tangan, otot kaki dan lainnya.
e. Prosedur Diagnostik
Pemeriksaan untuk melihat kedalam laring dapat dilakukan dengan
cara langsung maupun tak langsung dengan menggunakan
laringoskopi untuk menilai lokasi tumor penyebaran tumor yang

14
terlihat dan kemudian melakukan biopsy. Laringoskopi tidak
langsung dilakukan untuk mengevaluasi secara visual keluasan
tumor. Uji diagnostic, termasuk sinar X jaringan lunak, tomogram,
serogram, pemeriksaan kontras, dan pencitraan resonansi magnetic
(MRI) dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan diagnostic untuk
menentukan keluasan pertumbuhan tumor. Bagaimanapun,
pemeriksaan laringoskopi langsung dibawah anastesi umum, adalah
metode primer untuk mengevaluasi laring. Mobilitas pita suara
dikaji, jika gerakan normalnya terbatas maka pertumbuhan tumor
mungkin sudah mengenai otot, jaringan lain dan bahkan jalan nafas.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons
manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau
kerentanan respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau
komunitas. Indikator diagnostik data yang digunakan untuk
mendiagnosis dan untuk membedakan satu diagnosis dari yang lain.
Indikator diagnostik meliputi batasan karakteristik yang meliputi tanda
dan gejala dan faktor risiko yang meliputi faktor yang berhubungan
dengan penyebab, keadaan, fakta, atau pengaruh yang memiliki
beberapa jenis hubungan dengan diagnosis keperawatan (Keliat dkk.,
2015) Diagnosa keperawatan menurut (Nanda, 2015) pada pasien ca
laring adalah :
a. Defisiensi pengetahuan mengenai prosedur bedah dan penanganan
pasca operasi
b. Ansietas dan depresi yang berhubungan dengan diagnosis kanker
dan pembedahan yang akan dilakukan
c. Ketidakefektifan kebversihan jalan napas yang berhubungan dengan
produksi mucus yang berlebihan, sekunder akibat perubahan jalan
napasa secara bedah
d. Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan deficit anatomi,
sekunder akibat pengangkatan laring dan edema

15
e. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, yang
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan, sekunder
akibat kesulitan menelan
f. Gangguan citra tubuh dan harga diri rendah, sekunder akibat
pembedahan leher mayor, perubahan penampilan, dan perubahan
struktur dan fungsi
g. Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan nyeri, kelemahan,
dan keletihan; gangguan musculoskeletal yang berhubungan dengan
prosedur bedah dan rangkaian terapi pasca operasi
1.2.3 Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah berbagai perawatan, berdasarkan
penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakuakn oleh seorang perawat
untuk meningkatkan hasil klien/pasien. Diagnosis keperawatan
digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari perawatan
dan merencanakan tindakan keperawatan yang spesifik secara
berurutan. Kriteria hasil kperawatan mengacu pada perilaku yang
terukur atau perilaku yang ditunjukkan oleh individu, keluarga,
kelompok, komunitas. (Keliat dkk., 2015).
N Hari/ Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional Nama
o Tanggal Keperawa kriteria dan
/Jam tan hasil Paraf

1 Jumat/2 Mengajar Setelah 1. Klarifikas 1. agar R


3 Maret kan dulakukan i setiap pasien
Ns.
2018/ pasien tindakan kelasalahn mengert
Rima
09.00 praoperas asuhan konsep, i
WIB i keperawata dan beri dengan
n selama pasien dan tindaka
1x24 jam keluarga n yang
diharapkan materi akan
Pasien pendidika dilakuk
dapat n an.

16
mengetahui mengenai
prosedur pembedah
yang akan an(tertulis
dilakukan dan
sehingga audiofisua
pasien l) untuk
merasa dibaca R
tenang. kembali Ns.
KH : dan 2. agar Rima
1. Pasien sebagai pasien
meresa penguatan menget
tenang ahui
saat akan 2. Jelaskan konsek
mendekat kepada uensi
i waktu pasien yang
operasi bahwa mungki
2. Pasien suara asli n
dapat akan didapat R
memberi hilang jika kan
Ns.
kan laringekto setelah
Rima
optimism mi operasi.
e yang komplet
kaut direncanak 3. Agar
an pasien
mersa
3. Tenangkan tenang
atau dan
yakinkan nyaman R
pasien selama
bahwa Ns.
rehabili
banyak hal Rima
tasi
yang dapat berlang

17
dilakukan sung.
selama
pelatihan 4. Agar

dalam tidak

program terjadi R
rehabilitasi kesalah
Ns.
4. Tinjau an
Rima
perlengkap dalam

an dan melaku

terapi yang kan

akan tindaka

menjadi n

bagian
dalam 5. Agar

asuhan pasien

pascaperas dapat

i batuk

5. Ajarkan dengan

pasien cara adekuat

batuk dan .

latihan
napas
dalam
biarkan
pasien
mendemon
strasikan
ulang
latihan
batuk dan
napas
dalam

18
2 Jumat/2 Menguran Setelah 1. Kaji 1. untuk R
3 Maret gi dilakukan persiapan mengur
Ns.
2018/ ansietas tindakan psikologi angi
Rima
09.00 dan keperawata pasien, rasa
WIB depresi n selama dan khawati
1x24 jam berikan r pasien
diharapkan kesempata dan
pasien dapat n kepada keluarg
merasa pasien dan a.
tenang dan keluarga
nyaman. untuk
KH : mengungk
1. Pasien apkan
dapat perasaan
mengide dan
R
ntifikasi, menyamp
mengun aikan Ns.
gkapkan pandanga Rima
dan n 2. agar
menunju 2. Atur pasien
kkan kunjungan termoti
teknik dari pasien vasi
untuk lain yang untuk
mengont pernah sembuh
rol menjalani dan
cemas. laringekto tidak
2. Vital mi merasa
sight pesimis
dalam dengan
batas penyaki
normal tnya. R
3. agar Ns.

19
3. Pelajari tindaka Rima
dari pasien n yang
aktivitas kita
apa yang lakukan
meningkat sesuai
kan rasa dengan
nyaman kemaua
dan bantu n pasien
pasien
dalam
melaksana
kan
aktivitas
tersebut
3 Jumat/2 Memperta Setelah 1. Posisikan 1. Agar R
3 Maret hankan dilakukan pasien pasien
Ns.
2018/ kepatenan tindakan dalam memili
Rima
09.00 jalan keperawata posisi ki
WIB napas n selama semi pernafa
1x24 jam fowler san
diharapkan atau posisi yang
pasien dapat fowler adekua
bernafas setelah t
R
dengan pulih dari
normal dan anastesia 2. agar Ns.
adekuat. 2. Pantau dapat Rima
KH : kegelisaha menget
1. n, ahui
frekuens pernapasan dan
i paksa, mence
pernapas kecemasan gah
an , dan masala

20
ditingkat peningkata h
kan ke n frekuensi kesehat
skala 5 nadi, yang an lain
2. Kemam dapat yang R
puan mengindik muncul Ns.
untuk asikan dari Rima
mengelu kemungkin pasien
arkan an masalah
secret pernapasan 3. agar
ditingkat atau dapat

kan sirkulasi; memba

keskala kaji suara ntu

5 paru dan pasien

3. Penggun laporkan bernafa

aan obat perubahan s

bantu yang dapat dengan

napan mengindik normal

ditingkat asikan dan R


kan komplikasi mendu
Ns.
keskala yang akan kung
Rima
5 terjadi pernafa

3. Gunakan san

medikasi pasien

yang yang

menekan adekua

pernapasan t.

dengan
4. agar
hati-hati;
pasien
R
namun,
dapat Ns.
penngguna
mandir Rima
an obat
i dan
analgesik

21
yang tidak
adekuat bergant
penting, ung
karena pada
nyeri pasca perawa
operasi t. R
dapat Ns.
menyebab 5. Agar
Rima
kan kebersi

pernapasan han

dangkal pasien

dan batuk terjaga

tidak dan

efektif. menghi

4. Dorong ndari

pasien dari

untuk iritasi.

berpindah
6. agar
posisi,
tidak
batuk, dan
terjadi
bernapas
infeksi
dalam;
kepada
lakukan
pasien.
pengasapa
n jika
perlu;
anjurkan
ambulasi
dini
5. Rawat
selang
laringekto

22
mi dengan
cara yang
sama
seperti
merawat
selang
trakeostom
i;
humidifika
si
(kelembab
an) dan
pengisapan
penting
jika tidak
ada kanula
bagian
dalam
6. Jaga agar
stoma
tetap
bersih
dengan
membersih
kan setiap
hari sesuai
program,
dan lap
lubang
dengan
bersih
sesuai

23
kebutuhan
setelah
batuk
4 Jumat/2 Meningka Setelah 1. Bekerja 1. agar R
3 Maret tkan dilakukan bersama terjaga
Ns.
2018/ metode tindakan pasien, hubung
Rima
09.00 komunika keperawata terapis an
WIB si n selama bicara, terapeut
alternatif 1x24 jam dan ik
diharapkan keluarga antara
pasien dapat untuk pasien
mempunyai mendukun dan
rasa saling g petugas
percaya. pengguna kesehat
KH : an metode an
R
1. mengenal komunika
i pesan sdi Ns.
2. Agar
yang alternatif; Rima
pasien
diterima metode ini
dapat
ditingkat harus
dengan
kan ke digunakaa
mundah
skala 5 n dengan
meman
2. interpreta konsisten
ggil
si akurat setelah
prawat
terhadap operasi
yang
pesan 2. Berikan
bertuga
yang bel panggil
diterima atau bel
s jika R
membut
ditingkat tangan Ns.
uhkan
kan ke kepada Rima
pertolo
skala 5 pasien;
ngan
magicslate

24
dapat 3. Agar
digunaan aktivita
untuk s pasien
komunikas tidak
i tergang
3. Gunakan gu R
lengan Ns.
yang tidak 4. agar Rima
digunakan pasien
untuk dapat
menulis member
untuk itahu
infuse IV perawat
4. Jika pasien dengan
tidak dapat jelas R
menulis, apa
Ns.
papan yang
Rima
berisi frase pasien
kata inginka
bergambar n,
atau sinyal rasakan,
tangan dan
dapat keluhan
digunakan. nya
walaup
5. Berikan un
waktu pasien
yang tidak
cukup dapat
pada menulis
pasien .
untuk 5. agar

25
menyampa pasie
ikan merasa
kebutuhan dihargai
nya dan
dihorm
ati.
5 Jumat/2 Meningka Setelah 1. Pertahanka 1. agar R
3 Maret tkan dilakukan n pasien pasien
Ns.
2018/ nutrisi tindakan tetap puasa siap
Rima
09.00 dan keperawata selama untuk
WIB hidrasi n selama beberapa melaksa
yang 1x24 jam hari, dan nakan
adekuat diharapkan berikan operasi,
pasien dapat sumber namun
Terpenuhi nutrisi tetap
nutrisinya. alteernatif mendap
KH : sesuai atkan
1. asupan program: nutrisi
gizi cairan IV, yang
ditingkat makanan adekuat
R
kan ke enternal, .
skala 5 dan nutrisi 2. agar Ns.
2. asupan parenteral; pasien Rima
cairan jelaskan mudah
ditingkat rencana untuk
kan ke nutrisi makan
skala 5 kepada dan
3. energy pasien dan agar
ditingkat keluarga pasien
kan ke 2. Mulai mendap
skala 5 membrika atkan
R
n makanan nutrisi Ns.

26
peroral yang Rima
dengan seimba
cairan ng.
kental
untulk
3. agar
memudahk
pasien
an
tetap
menelan;
mejaga
intruksikan
pasien
kebersi R
han diri
untuk Ns.
;
menghinda Rima
Khusus
ri makanan
nya
manis,
kebersi
yang akan
han
meningkat
mulut.
kan salvias
dan
menekan
nafsu
4. agar
makan; R
pasien
perkenalka
segara Ns.
n makanan
medapa Rima
padat
tkan
sesuai
pertolo
yang
ngan
ditoleransi
Dari
3. Intruksika
tenaga
n pasien
medis
untuk
berkumur-
kumur

27
dengan air 5. untuk
hangat memant
atau au
pencuci perkem
mulut bangan
(mouth kesehat
wash) dan an dan
sikat gigi nutrisi
dengan pasien.
sering
4. Pantau
pasien
untuk
melihat
adanya
kesulitan
menelan
(terutama
saat
makan);
laporkan
kejadian
ini kepada
dokter
5. Pantau
berat
badan dan
data
laboratoriu
m

28
6 Jumat/2 Meningka Setelah 1. Dorong 1. agar R
3 Maret tkan dilakukan pasien paien
Ns.
2018/ konsep tindakan untuk dapat
Rima
09.00 diri keperawata mengekspr mengek
WIB n selama eiskan spresika
1x24 jam perasaan n
diharapkan mengenai perasaa
pasien dapat perubahan n
memiliki sejak ia mengen
rasa percaya menjalani ai efek
diri. operasi setelah
KH : 2. Rujuk dilakuk
1. menyesu pasien ke an
aikan kelompok operasa
R
terhadap pendukung i
perubaha , seperti Ns.
n IAL Rima
2. agar
tampilan (Internatio
pasien
fisik nal
dapat
2. pasien Associatio
berinter
dapat n of
aksi
menggun Laryngect
dengan
akan omees),
lingkun
strategi WebWispe
gan
untuk r, dan I
sosial
meingkat Can Hope
kan 3. Gunakan
R
penampil pendekata Ns.
an n positif; Rima
3. pasien tingkatkan
dapat partisipasi
3. agar
menyesu pasien

29
aikan diri dalam pasien
terhadap aktivitas merasa
perubaha perawatan dihargai
n tubuh diri dengan saat
akibat segera perawat
pembeda an
han

7 Jumat/2 Mengajar Setelah 1. Berikan 1. Agar R


3 Maret kan dilakukan instruksi pasien
Ns.
2018/ pasien tindakan untuk dapat
Rima
09.00 tentang keperawata pemulanga mandiri
WIB perawatan n selama n segera
diri 1x24 jam setelah
2. Agar R
diharapkan pasien
pasien
pasien dapat mampu Ns.
dan
menjaga berpartisip Rima
keluarg
kebersihan asi, kaji
a bisa
diri. persiapan
melaku
KH : pasien
kan
1. pasien untuk
perawat
dapat belajar.
an
mempert 2. Kaji
mandiri
ahankan pengetahu
dengan
kebersiha an
benar
n tubuh mengenai
2. pasien penatalaks
R
dapat anaan 3. Agar Ns.
membersi perawatan pasien Rima
hkan area diri; dan
perineum yakinkan keluarg
3. pasien pasien dan a tidak

30
dapat keluarga melaku
membersi bahwa kan
hkan strategi kesalah
mulut, dapat an saat
gusi dan dikuasai melaku
lidah. 3. Berikan kan
informasi tindaka
spesifik n
mengenai kepera
trakeostom watan
i dan dengan
perawatan mandiri
stoma,
perawatan
luka, dan
hygiene
oral

31
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Kasus
Seorang pasien laki – laki, Tn. DH, umur 49 datang ke IGD RS Nusa
Bangsa tanggal 23-03-2018 dengan keluhan utama kesulitan menelan. Saat
dilakukan pemeriksaan, tampak terdapat benjolan di belakang lehernya. Pasien
mengatakan benjolan tersebut nyeri bila ditekan. Pasien mengatakan lehernya
terasa panas seperti terbakar ketika minum – minuman yang hangat. Riwayat
suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu. Tn.
DH juga mengalami masalah bau mulut, tapi dianggapnya sebagai hal biasa.
Pasien mengalami penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal ini terjadi
akibat pasien menjadi kurang nafsu makan semenjak kesulitan makan. Saat
ditanya pekerjaannya, pasien mengatakan bekerja di pertambangan asbes.
Riwayat merokok 2 bungkus dalam 1 hari.

2.2 Pengkajian Keperawatan


I. Identitas Klien
Nama : Tn. DH No. RM : 45678997
Umur : 49 tahun Status Perkawinan : Menikah
Jenis Kelamin : Laki-laki Tgl MRS : 22 Maret 2018
Agama : Islam Tgl Pengkajian : 22 Maret 2018
Alamat : Kreongan Sumber Informasi : Primer
Pekerjaan : Pekerja tambang asbes
II. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medik : Ca Laring
2. Keluhan Utama : Kesulitan menelan
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan benjolan tersebut
nyeri bila ditekan. Pasien mengatakan lehernya terasa panas seperti
terbakar ketika minum – minuman yang hangat. Tn. DH juga
mengalami masalah bau mulut, tapi dianggapnya sebagai hal biasa.
Pasien mengalami penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal ini

32
terjadi akibat pasien menjadi kurang nafsu makan semenjak kesulitan
makan.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu : Suara serak sejak 2 tahun yang lalu
dan sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien meninggal karena Ca Mamae
6. Genogram

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: tinggal satu rumah
: meninggal
: klien

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Bekerja ditambang asbes, terdapat tonjolan di bagian belakang
leher, perokok (+) 2 bungkus dalam 1 hari.
2. Pola nutrisi dan metabolic
- Antropometeri
IMT : BB
TB2(meter)
50

33
(1,75)2 : 16,32
Interpretasi :
Obesitas II: > 30
Obesitas I : 25 – 29,9
Overweight : 23 – 24,9
Normal : 18,5 – 22,9
Underweight : < 18,5
Interpretasi :
indeks massa tubuh klien dalam kategori underweight
- Biomedical sign :
Konjungtiva anemis
- Clinical Sign :
BB menurun, kurang nafsu makan, lemas, bau mulut, terdapat
tonjolan dibelakang leher, kesulitan menelan, sesak nafas, kesulitan
tidur
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Intake makanan tidak adekuat
3. Pola aktivitas dan latihan
Klien dalam melakukan ADL perlu dibantu.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu
petugas, 3: dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi :
Klien bernapas spontan, tidak tampak menggunakan otot-otot bantu
pernapasan, respiratory rate 28 x/ menit.
34
Fungsi kardiovaskuler :
Tekanan darah saat pengkajian tanggal 22 Maret 2018 = 120/80
mmHg, Nadi 90 x/menit.
Terapi oksigen :
Klien tidak mendapatkan terapi oksigen.
4. Pola tidur dan istirahat
Kesulitan tidur karena sesak nafas
5. Pola kognitif dan konseptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Klien mampu berhitung dan mengingat apa yang telah disampaikan
oleh perawat saat dilakukan pengkajian.
6. Pola persepsi diri
Gambaran diri :
Identitas diri :
Klien tidak memiliki gangguan identitas diri, klien masih memiliki
orientasi yang baik terhadap dirinya sendiri
Harga diri :
Klien mengatakan tidak merasa minder walaupun sakit, klien dan
keluarga percaya bahwa akan segera diberikan kesembuhan.
Ideal diri :
Ideal diri klien tidak terganggu dan memiliki keyakinan untuk sehat
kembali
Peran diri :
Tidak dapat makan dengan normal, karena susah menelan
7. Pola seksualitas dan reproduksi
Tidak ada masalah dengan alat reproduksi dan tidak ada
penyimpangan seksual
8. Pola peran dan hubungan
Pasien kesulitan dalam berkomunikasi akibat suaranya yang serak,
terutama saat banyak bicara
9. Pola manajemen koping-stress

35
Pasien menganggap suara seraknya adalah hal yang biasa dan saat sulit
menelan pasien tidak nafsu makan.
10. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien yakin dengan berdoa dan beribadah Tuhan akan
menyembuhkan penyakitnya.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 130/80 mmHG N: 90x/mnt
RR: 28 x/mnt T: 370C
Interpretasi: Hasil pengukuran menunjukkan menunjukkan kenaikan
tekanan darah.
1. Kepala
Inspeksi : kepala simetris, rambut tersebar merata berwarna hitam,
distribusi normal, tidak mudah rontok,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal pada
kepala
2. Mata
Inspeksi : tidak terdapat kantung mata, tidak ada edema palpebra,
icterus (+), anemis (+), pupil isokor, posisi mata simetris, kondisi
bersih, bulu mata rata dan hitam.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal pada
kedua mata.
3. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, lubang telinga bersih tidak ada serumen,
tidak ada kelainan bentuk,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal,
tidak teraba benjolan abnormal pada kedua telinga
4. Hidung
Inspeksi : hidung simetris, hidung terlihat bersih, tidak ada
pernafasan cuping hidung
5. Mulut

36
Inspeksi : mukusa bibir lembab, lidah klien bersih, mulut dan gigi
bersih, bau mulut
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Leher
Ispeksi : Ada pembesaran tyroid, warna kulit leher sama seperti
sekitarnya, tampak pembengkakan kelenjar limfe,
Palpasi : Teraba adanya pembesaran tyroid, ada nyeri tekan
7. Dada
Paru-paru:
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat otot bantu pernapasan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus simetris, pergerakan
dan getaran simetris kiri dan kanan
Perpuksi : Paru kanan dan kiri pekak pada ICS 4
Auskultasi: Vesikuler +/+, ronchi (-), wheezing (-)
Jantung :
Inspeksi : Dada simetris, tidak tampak jejas, ictus cordis tidak
nampak
Palpasi : Tidak teraba benjolan atau massa, tidak ada nyeri tekan,
ictus cordis teraba di ICS 5.
Perkusi : Pekak, batas kiri jantung pada ICS 4,5, dan 8
Auskultasi: Suara jantung S1 S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
8. Abdomen
Inspeksi : perut terlihat cembung, asites, tidak ada lesi
Auskultasi: peristaktik usus 15 x/menit
Palpasi : ada nyeri tekan, perut teraba keras seperti papan
Perkusi : shifting dullnes (+)
V. Terapi
a. Terapi pembedahan
b. Terapi radiasi
c. Kemoterapi
d. Terapi wicara
VI. Pemeriksaan Penunjang

37
a. Hasil laringoskopi optic
1. Tampak massa memenuhi supraglotik. Massa merah dan
berbenjol-benjol
2. Pita suara tidak dapat dinilai
3. Epiglottis edema & hiperemis

2.3 Analisa Data

N Hari/ Data Etiologi Masalah Nama


O Tangga Penunjang dan
l/Jam Paraf

1 Jumat/ DO: Obstruksi jalan Ketidakefe R


23 napas ktifan
- RR:
maret Ns.
28x/menit bersihan
2018/ - Suhu: 37oC Rima
08.00 - Nadi: Mengiritasi sel jalan nafas
WIB 90x/menit laring
- Terdapat
benjolan
dibelakang
leher Infeksi
- Hasil
laringoskopi
: tampak
masa Akumulasi secret
memenuhi
supraglotik
DS: Gangguan
- Pasien kemampuan
mengatakan untuk bernafas,
sesak nafas batuk, dan
sejak 5 bulan menelan
yang lalu
- Pasien
mengatakan
kesulitan
menelan
2 Jumat/ DO:
- TD : 130/80
Terdapat benjolan Ketidaksei R
23 dibelakang leher mbangan
maret mmHg nutrisi: Ns.
- RR:
2018/ kurang Rima
28x/menit
38
08.30 - Suhu: 37oC Agen cedera dari
WIB - Nadi: biologis (ca kebutuhan
90x/menit laring) tubuh
- Terdapat
benjolan
dibelakang
leher Nyeri Akut
- Pasien
tampak
meringis
kesakitan
saat leher
dipalpasi
DS:
- Pasien
mengatakan
benjolan
dilehernya
terasa nyeri
bila ditekan

3 Jumat/ DO : Terdapat benjolan Ketidaksei R


23 di leher belakang mbangan
- TD:
maret nutrisi: Ns.
130/80mmH
2018/ g kurang Rima
08.30 - RR: Ketidak mampuan dari
WIB 28x/menit makan kebutuhan
- Suhu: 37oC tubuh
- Nadi:
90x/menit
- Konjungtiva Berkurangnya
anemis nafsu makan
- BB pasien
mengalami
penurunan
yang Kurang asupan
signifikan makanan
(60 menjadi
50 kg)
- Terdapat
benjolan di Ketidakseimbang
leher an nutrisi: kurang
belakang dari kebutuhan
tubuh
DS:

- Pasien

39
mengatakan
sulit
menelan
- Pasien
mengatakan
tidak nafsu
makan

2.4 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas d.d RR:
28x/menit, suhu: 37oC, nadi: 90x/menit, terdapat benjolan dibelakang
leher, hasil laringoskopi : tampak masa memenuhi supraglotik, pasien
mengatakan sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu,dan pasien mengatakan
kesulitan menelan.
2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis d.d TD : 130/80 mmHg, RR:
28x/menit, Suhu: 37oC, Nadi: 90x/menit, terdapat benjolan dibelakang
leher, pasien tampak meringis kesakitan saat leher dipalpasi, dan pasien
mengatakan benjolan dilehernya terasa nyeri bila ditekan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
asupan makanan d.d TD: 130/80mmHg, RR: 28x/menit, Suhu: 37oC, Nadi:
90x/menit, Konjungtiva anemis, BB pasien mengalami penurunan yang
signifikan (60 menjadi 50 kg), terdapat benjolan di leher belakang, pasien
mengatakan sulit menelan, dan pasien mengatakan tidak nafsu makan.

2.5 Intervensi Keperawatan

Hari/ Diagnosa Intervensi Nama


N Tujuan
Tangga Keperawa Rasional dan
o (NOC) (NIC)
l/Jam tan Paraf

1 Jumat/2 Domain Setelah 3140-


3 Maret 4: dilakukan Manaje
2018/0 Aktivitas/ tindakan men
9.00 Istirahat asuhan Jalan
WIB keperawat Nafas 1. Agar
an selama 1. Posisika pasien R
40
Kelas 4. 2x24jam, n pasien lebih Ns.
Respons diharapka untuk nyaman. Rima
Kardiova n jalan memaksi 2. Untuk
skuler/Pul nafas malkan melihat
monal sudah ventilasi kestabila
efektif. 2. Monitor n
TTV kondisi
00032-
KH: 3. Motivasi pasien R
Ketidakef 0410- pasien 3. Agar
untuk pasien Ns.
ektifan Status
bernafas lebih Rima
Pola Pernafasa
pelan, nyaman
Napas n:
dalam, dalam R
Kepatena
n Jalan berputar, bernafas
Ns.
Nafas dan 4. Agar
Definisi: Rima
batuk dapat
Inspirasi 1. Frekue 4. Monitor mengeta
dan/atau nsi status hui
ekspirasi
yangtidak
penapa pernfasa frekuens R
san n i nafas
memberi normal 5. Lakukan pasien Ns.
venilasi 2. Irama penyedot 5. Agar Rima
adekuat pernap an pasien
asan melalui lebih
normal endotrak nyaman
3. Kema ea atau dalam
mpuan nasotrak bernafas, R
utnuk ea karena
mengel tidak ada Ns.
uarkan sumbata Rima
secret n

2 Jumat/2 Domain Setelah 2210-


Pemberian
1. Agar
melakuka
R
3 Maret 12: dilakukan
2018/0 Kenyama tindakan Analgesik n
1. Tentukan tindakan Ns.
9.30 nan asuhan
lokasi, keperawa Rima
WIB keperawat karakteris tan
an selama tik, dilakukan
Kelas 1. 1x24 jam kualitas dengan
Kenyama diharapka dan tepat
n nyeri keparaha
n nyeri
41
nan Fisik pasien sebelum
mengobat 2. Mengeta
R
dapat
berkurann i pasien. hui
Ns.
keadaan
00132- g Rima
2. Monitor umum
Nyeri KH: tanda- pasien
Akut tanda
1605- vital.
Kontrol 3. Menghin R
dari
Definisi: Nyeri
kesalahan Ns.
Pengalama 1. Adanya 3. Pilih pemiliha Rima
n sensori penurun analgesik n obat
dan an atau
emosional intensit kombinas
tidak as nyeri i
analgesik
menyenan 2. Menggu
nakan yang
gkan yang sesuai
analgesi
muncul k yang ketika
akibat direkom lebih dari 4. Agar
kerusakan endasik satu pasien
R
jaringan an diberikan nyaman
3. Menggu Ns.
aktual atau
potensial nakan 4. Lakukan Rima
tindaka tindakan-
atau yang tindakan
n
digambark pencega untuk
an sebagai han menurun
kerusakan( kan efek
Internation samping
analgesik
al
(misalnya
Associatio ,
n for the konstipas
Study of i dan
Pain); iritasi
5. Untuk
lambung.
awitan menen R
yang tiba- tukan
5. Kolabora
tiba atau tindakan Ns.
si dengan
lambat yang
pasien, Rima
dari tepat bagi
orang
pasien
intensitas terdekat
ringan dan tim
hingga kesehatan
lainnya
berat
untuk
42
dengan memilih
akhir yang dan
dapat mengimp
lementasi
diantisipas
kan
i atau tindakan
diprediksi penuruna
dan n nyeri
berlangsun non
g kurang farmakol
dari 6 ogi
sesuai
bulan.
kebutuha
n.
3 Jumat/2 Domain Setelah 1030- 1. Untuk R
3 maret 2: Nutrisi dilakukan Manajeme mengetahui
2018/1 asuhan n status gizi Ns.
0.00 keperawat Gangguan klien Rima
WIB Kelas 1. an selama Makan
Makan 1x24 jam
diharapka 1. Tentuka
n nutrisi n status
gizi 2. Untuk
00002-
dapat
terpenuhi klien pengemban
R
Ketidakse dan gan rencana
dengan, Ns.
imbangan kemamp perawatan
Nutrisi: uan Rima
klien
Kurang klien
Dari KH: untuk
Kebutuha 1004- memenu
n Tubuh Status hi
Nutrisi kebutuha
n gizi
Definisi: 1. Menin
gkatka 2. Kolabor
Asupan
n asi
nutrisi
asupan dengan
tidak 3. Agar
cairan tim
cukup
kesehata
dapat
melihat
R
untuk 2. Menin n lain
memenuhi intake Ns.
gkatka untuk
kebutuhan asupan Rima
n mengem
metabolik. klien secara
asupan bangkan
tepat
makan rencana

43
an perawata
n dengan
3. Menin melibatk 4. Untuk
gkatka an klien mengetahui R
n dan keadaan
asupan umum klien Ns.
orang-
gizi Rima
orang
terdekat
nya
dengan
tepat

3. Monitor
intake/as
upan dan
asupan
cairan
secara
tepat

4. Monitor
tanda-
tanda
vital

2.6 Implementasi Keperawatan

NO Hari/ Nama
. Tang Jam Tindakan Hasil Respon dan
Dx gal Paraf

1 Jumat 10.10 1. Memposisikan 1. Pasien lebih R


/23 WIB pasien untuk nyaman dan lebih
maret memaksimalkan mudah bernafas Ns.
2018 ventilasi Rima

2. Memonitor 2. - TD:110/70mmHg R
10.20 TTV -RR: 20x/menit
WIB -Suhu: 36,5oC Ns.
-Nadi: 96x/menit Rima

3. Memotivasi
44
pasien untuk 3. Pasien tidak
bernafas pelan, gelisah dan
dalam, berputar, Nampak lebih
10.35 dan batuk tenang sehingga
WIB tidak ada indikasi
masalah R
4. Memonitor pernapasan
status pernfasan 4. Nafas pasien Ns.
berangsur Rima
membaik
5. Melakukan
penyedotan
melalui 5. Pasien nampak
11.35
WIB
endotrakea atau lebih tenang dan R
nasotrakea nyaman dalam
bernafas Ns.
Rima

12.15
WIB
R
Ns.
Rima

2 Jumat 14.00 1. Menentukan


lokasi,
1. Pasien kooperatif
dalam tindakan
R
/23 WIB
maret karakteristik,
Ns.
kualitas dan
2018 Rima
keparahan nyeri
sebelum
mengobati
pasien.
2. Memonitor 2. - TD: R
15.00 tanda-tanda 110/70mmHg
WIB vital. -RR: 20x/menit Ns.
-Suhu: 36,5oC Rima
-Nadi: 96x/menit

3. Memilih 3. Pasien tidak


analgesik atau mengalami efek
15.30
WIB
kombinasi samping R
analgesik yang
sesuai ketika Ns.
lebih dari satu
45
diberikan 4. Tidak mengalami Rima
efek samping

4. Melakukan
15.45 tindakan- R
WIB tindakan untuk
menurunkan Ns.
efek samping
Rima
analgesik
(misalnya, 5. Pasien merasa
konstipasi dan nyaman dengan
iritasi lambung. apa yang dilakukan
dan tiddak terjadi
5. Mengkolaborasi efek samping
dengan pasien,
orang terdekat R
dan tim
kesehatan Ns.
lainnya untuk Rima
memilih dan
mengimplement
asikan tindakan
penurunan nyeri
non farmakologi
sesuai
kebutuhan.
2 Jumat 16.00 1. Menentukan 1. Klien sudah dapat R
/23 WIB status gizi klien memenuhi kebutuhan
maret dan kemampuan gizinya Ns.
2018 klien untuk Rima
memenuhi
kebutuhan gizi.

2. Berkolaborasi 2. Klien sudah mulai R


16.20 dengan tim membangun rasa
WIB kesehatan lain kepercayaan Ns.
untuk Rima
mengembangka
n rencana
perawatan
dengan
melibatkan
klien dan orang-
orang
terdekatnya

46
dengan tepat R
16.40 3. Memonitor 3. Intake cairan klien
Ns.
WIB intake/asupan dan dapat terpenuhi
Rima
asupan cairan
secara tepat

17.00 4. Memonitor 4. -TD: 120/70 mmHg R


WIB tanda-tanda vital -RR: 20x/menit Ns.
-Suhu: 36,5oC Rima
-Nadi: 96x/menit

10.45Evaluasi Keperawatan

Hari/ Nama
N No. Dx
Tangga Evaluasi Somatif (SOAP) Dan
o Kep
l/Jam Paraf

1 Sabtu/ Domai S: klien mengatakan lebih nyaman dan R


24 n 4: bernafas lebih baik dari sebelumnya
maret Aktivit Ns.
2018/1 O:Pasien nampak lebih baik dan TTV
as/Istir Rima
9.00 pasien:
ahat
WIB - TD: 110/70mmHg
Kelas
-RR: 20x/menit
4.
-Suhu: 36,5oC
Respon
-Nadi: 96x/menit
s
Kardio A: sebagian outcome tercapai
vaskule
r/Pulm P: lanjutkan intervensi 2 dan 4
onal

00032-
Ketida
kefekti
fan
Pola
Napas

47
2 Sabtu/ Domai S: klien mengatakan lebih nyaman dan R
24 n 12: rasa nyeri berkurang
maret Kenya Ns.
2018/1 O: wajah klien tampak tidak meringis
manan Rima
9.30 kesakitan dan TTV pasien:
WIB Kelas
- TD: 110/70mmHg
1.
-RR: 20x/menit
Kenya
-Suhu: 36,5oC
manan
-Nadi: 96x/menit
Fisik
A: sebagian outcome tercapai

P: lanjutkan intervensi 2 dan 3


00132-
Nyeri
Akut

3 Sabtu/ Domai S: klien mengatakan sudah dapat R


24 n 2: memenuhi kebutuhan gizinya
maret Nutrisi Ns.
2018/2 O: intake cairan/asupan klien terpenuhi
Rima
0.00 Kelas dan TTV pasien:
WIB 1.
- TD: 110/70mmHg
Makan
-RR: 20x/menit
-Suhu: 36,5oC
-Nadi: 96x/menit
00002-
Ketida A: sebagian outcome tercapai
kseimb
P: lanjutkan intervensi 3 dan 4
angan
Nutrisi
:
Kuran
g Dari
Kebutu
han
Tubuh

48
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/118672636/karsinoma-laring [diakses pada tanggal


23 Maret 2018]

https://www.slideshare.net/lnathania/karsinoma-laring [diakses pada tanggal 23


Maret 2018]

Keliat, B. A., H. D. Windarwati, A. Pawirowiyono, dan M. A. Subu. 2015. Nanda


International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-
2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.

Potter, P. A. dan A. G. Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :


Konsep, Proses, Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Edisi


12. Jakarta.

49

Anda mungkin juga menyukai