OLEH :
ANDI PASINRINGI
H211 09 501
ANDI PASINRINGI
H211 09 501
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas akhir dan memperoleh gelar sarjana
Oleh :
ANDI PASINRINGI
H211 09 501
Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama
Pembimbing Pertama
ray this unit must be precision and accuration in determining location or place of
trouble in human body. So is required alignment test that output of X-rays beam
from X-ray tube up to patient still in a state of alignm and there is no diflection of
angle or distance at X-ray tube. At alignment test is needed beam alignment test
tool to measure degree of deflection from diagnostic X-ray which we test would.
unit, because would very danger if the X-ray beam is not alignment gives wrong
body linear circuit, if information of situation tumor potition there are aberration
SARI BACAAN
Diagnostic X-Ray unit adalah alat yang digunakan untuk mendiagnosa atau
sinar-X. Untuk mendiagnosa, diagnostic X-ray unit ini harus presisi dan akurasi
dalam menentukan lokasi atau tempat gangguan dalam tubuh manusia. Sehingga
dibutuhkan pengujian kesejajaran agar keluaran berkas sinar X dari X-ray tube
sampai ke pasien masih dalam keadaan sejajar dan tidak ada pergeseran sudut atau
jarak pada tabung sinar-X. Pada pengujian diperlukan alat bantu uji untuk
mengukur derajat simpangan dari diagnostic X-ray yang akan kita uji. Uji
karena akan sangat fatal apabila berkas sinar tidak sejajar memberikan kontribusi
jaringan tubuh manusia, apabila informasi letak tumor ada penyimpangan maka
Syukur Alhamdulillah atas Karunia dan Rahmat Allah SWT, atas kesehatan, rejeki, dan
anugerah berupa ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan Berkas Radiasi yang dihasilkan pada Pesawat Sinar-X Mobile di Rumah
Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya teruntuk istri dan keluarga tercinta yang telah memberi dukungan moril serta
Demikian pula penulis menyampaikan terima kasih yang yang tulus dan penghargaan
1. Bapak Ir. Hi. Iwan Boking, MM selaku Bupati Boalemo yang telah memberikan
Hasanuddin Makassar.
2. Bapak dr.H. Sukri Djakatara, Sp.A selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Tani dan Nelayan yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan pendidikan S1
3. Bapak dr. Tito E.M. Bastian, M.Mars. selaku Kepala Bagian SDM Kabupaten
nasehat dan arahan yang sangat membantu penulis selama menempuh pendidikan.
5. Bapak Prof. DR. H. rer-nat Wira Bahari Nurdin selaku Pembimbing Utama yang
telah meluangkan waktu dan tenaga dalam mendidik dan mengarahkan penulis
6. Bapak DR. Paulus Lobo Gareso, M.Sc, Ph.D selaku pembimbing pertama yang
telah meluangkan waktu dan tenaga dalam memberi bimbingan dan masukan serta
dengan baik.
7. Dosen penguji yang terdiri atas: Bapak Prof. DR. H. Halmar Halide, M.Sc., Ibu
Sri Dewi Astuty Ilyas, S.Si., M.Si., dan Bapak Drs. Bansawang, BJ.,M.Si., atas
segala masukan, saran, dan pengalaman untuk bisa introspeksi diri demi kemajuan di
masa depan.
8. Bapak Prof. DR. Halmar Halide, M.Sc. dan Prof. DR. Syamsir Dewang, M.Eng,
Sc. selaku Ketua Program Studi Fisika dan Ketua Kons. Fisika Medik F.MIPA
9. Para Staf pengajar Kons. Fisika Medik Jurusan Fisika F.MIPA UNHAS yang telah
10. Bapak H. Ambo Tuwo dan Bapak Latif selaku staff administrasi Jurusan Fisika
pendidikan.
11. Kak Mulyadin,Amd.Rad.S.Si. yang telah membantu dalam hal literature dan
12. Mulyadi Rais, Amd.Tem dan Muh. Jafar, Amd.Tem. yang membantu dalam hal
Asmi, K’ Uphieq, Reni, Chia, Dhani, Tibe, Rha-rha, Thira, Dwie, Echal, Ays,
Itha, Alfred cs. atas keceriaan dan kebersamaan yang selalu penulis rindukan
selamanya.
14. Semua teman-teman serta Senior yang tidak sempat penulis sebut satu persatu,
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda kepada semua pihak yang
meminta maaf dengan segala kerendahan hati dan niat yang ikhlas atas segala kekhilafan
Semoga Skripsi ini dapat bernilai dan bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi
penulis sendiri.
Amin
Penulis
Andi Pasinringi
DAFTAR ISI
BAB HAL.
Bab I Pendahuluan 1
I.3.Tujuan Penelitian............................................................................. 3
IV.2. Pembahasan................................................................................... 36
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
13. Gambar 4.2. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 31
14. Gambar 4.3. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 32
15. Gambar 4.4 Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 32
16. Gambar 4.5. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 33
17. Gambar 4.6. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 33
18. Gambar 4.7. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 34
19. Gambar 4.8. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 35
20. Gambar 4.9. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 35
21. Gambar 4.10. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool
dikoreksi..................................................................................................... 35
DAFTAR TABEL
dikoreksi..................................................................................................... 32
dikoreksi..................................................................................................... 34
dikoreksi..................................................................................................... 36
PENDAHULUAN
terkait dengan desain keselamatan (safety design) terus dilakukan oleh pihak
karena itu pesawat sinar-X harus dipelihara, diuji kinerjanya apakah sesuai
yang baru sebelum digunakan terhadap pasien dan secara rutin diuji kembali
dilakukan sesuai dengan jenis pesawat sinar-X. Hasil uji kesesuaian dievaluasi
oleh Tim Tenaga Ahli (Qualified Expert Team). Pengujian yang dilakukan
oleh Petugas Uji yang berkualifikasi harus dengan Peralatan Uji yang standar
(Compliance Test atau Quality Test Tools) dan menggunakan Protokol Uji
(Test Protocol) yang sesuai. Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No.7 Tahun
2007 tentang Keamanan Sumber Radioaktif ini sebagai amanat dari Peraturan
Keamanan Sumber Radioaktif, yaitu mulai pasal 35 – 40. Salah satu uji
Kesejajaran berkas sinar-X. Dan untuk pengujiannya digunakan alat bantu uji
yaitu Collimator test tool, untuk mempermudah perhitungan dan atau untuk
apabila berkas sinar tidak sejajar akan memberikan kontribusi informasi yang
lampu kolimator pada bidang kaset dengan radiasi yang keluar dari celah
akan tetapi memiliki fungsi yang cukup penting karena akan memberikan
informasi apakah lapangan penyinaran benar atau sesuai dengan radiasi yang
dikeluarkan.
yang lebih lebar maka dapat menambah radiasi yang diterima oleh pasien
akan tetapi jika lapangan penyinaran terhadap gambaran radiasi lebih sempit
Sinar-X Mobile di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo”.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat uji yang dikenal dengan
TINJAUAN PUSTAKA
tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu ia
tabung Gookes Hitrof yang dialiri listrik. Tidak lama kemudian ditemukanlah
dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, akan tetapi
dengan panjang gelombang yang sangat pendek yaitu 1/10.000 dari panjang
katoda ini berasal dari pemanasan filamen ( lebih dari 2000° C ), sehingga
pada filamen ini akan terbentuk awan elektron. Elektron-elektron dari katoda
ini akan bergerak cepat menumbuk bidang target (anoda) akibat diberikannya
tegangan tinggi atau beda potensial antara katoda dan anoda. Dari hasil
karakteristik.
1. Sinar-X Bremstrahlung
elektromagnetik.[3]
kinetik yang terjadi berinteraksi dengan medan energi pada inti atom.
Karena inti atom ini mempunyai energi positif dan elektron mempunyai
energi negatif, maka terjadi hubungan tarik- menarik antara inti atom
dengan elektron.
Ketika elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan inti atom
mempunyai medan energi yang cukup besar untuk ditembus oleh elektron
proyektil, maka medan energi pada inti atom ini akan melambatkan gerak
dari elektron proyektil. Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini akan
mengakibatkan elektron proyektil kehilangan energi dan berubah arah.
Energi yang hilang dari elektron proyektil ini dikenal dengan photon sinar
– X bremstrahlung.[4]
2. Sinar-X Karakteristik
yang singkat.
energi kinetik yang tinggi berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit
atom. Elektron proyektil ini harus mempunyai energi kinetik yang cukup
tinggi untuk melepaskan elektron pada kulit atom tertentu dari orbitnya.
Saat elektron dari kulit atom ini terlepas dari orbitnya maka akan terjadi
besar dan digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (kV)
yang digunakan, maka makin besar daya tembusnya. Dan makin rendah
berat atom (kepadatan suatu benda), maka makin besar daya tembus
sinarnya.[2]
b) Pertebaran
c) Penyerapan
Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan/zat sesuai dengan
d) Efek Fotografik
setelah diproses secara kimiawi di kamar processing film (kamar gelap). [2]
e) Pendar Flour
f) Ionisasi
g) Efek Biologi
Radioterapi.[2]
Ada tiga prinsip kontrol untuk sistem Sinar-X standar, yaitu tegangan
anoda pada target, maka semakin cepat sinar-X terbentuk dan semakin
kuat daya tembus dari Sinar-X yang dihasilkan. Ini berarti jumlah kV
X diberi arus listrik. Semakin besar arus yang diberikan pada tabung Sinar-
elektron yang menumbuk di anoda dan itu berarti semakin banyak foton
dinyatakan dalam second (s). Kombinasi antara kuat arus (mA) dengan
waktu (s) yang diberikan ke tabung Sinar-X yang kemudian disebut
Semakin tinggi “mAs” yang digunakan maka semakin tinggi densitas yang
dihasilkan.[6]
“mAs”. Jadi berapapun nilai “mA” dan nilai “s” nya asalkan memiliki
jumlah perkalian yang sama, maka dinyatakan memiliki nilai “mAs” yang
sama.[6]
B. Transformator
lainnya terhubung ke beban (dalam hal ini tabung X-ray) dan disebut
C. Generator
energi listrik, misalnya dari PLN yang tidak dapat langsung digunakan ke
4. menyimpan energi;
D. Tabung Sinar-X
a) Tube Insert
Tube Insert yaitu bagian dalam dari tabung Sinar-X. Adapun
Katoda
focus pada anoda terdapat dua yaitu: Fokus besar (large focus) dan
yang dugunakan.[7]
Anoda
awet. [7]
yang terbuat dari kaca pyrex. Fungsi kefakuman tabung kaca sinar-
biasa juga disebut Rumah Tabung yang terbuat dari metal, dan bagian
dalam tabung terbuat dari lapisan timbal (Pb). Fungsi dinding ini adalah
dapat menekan radiasi yang tidak dibutuhkan. Pada sisi kiri dan kanan
juga dibuatkan jendela housing atau port output sebagai tempat berkas
Sinar-X keluar.[7]
Tube housing itu sendiri berfungsi sebagai isolasi dan proteksi tube
dengan target dan pemisah komponen yang lain dalam Tube Insert.
c) Filter
besar.
Filter bawaan
(ESD) sampai 70% dari energi yang berenergi rendah. Nilai filter
bawaan setara dengan filter yang terbuat dari bahan aluminium (Al)
Filter tambahan
d) Kolimasi/Kolimator
akan dikenai Sinar-X dapat diketahui yaitu dengan melihat luas bidang
d
2d
3d
kolimator. Collimator Test Tool ini terbuat dari bahan kuningan dilengkapi
Alat ini diletakkan melekat di atas kaset. Dan persegi empat yang ada pada
setiap sisi Collimator Test Tool sebagai batas pengaturan cahaya lampu
Dalam Penelitian ini kami penulis membuat sendiri alat uji Collimtor
Test Tool yang bahan utamanya dari papan Akrilit sedangkan bagian persegi
empat pada keempat sisi-sisinya serta 2 (dua) garis lurus melintang pada
Uji Collimator Test Tool ini penulis buat sebanyak 3 (tiga) ukuran yaitu 24
• Emulsi
Film Sinar-X adalah film yang susunannya dimulai dari base film
selanjutnya adalah emulsi yang dioleskan di atas perekat dan lapisan terakhir
dari film adalah supercoat yang digunakan sebagai pelindung emulsi film.[9]
dimana lapisan perekat dan lapisan emulsi dioleskan hanya pada satu
dimana lapisan perekat dan lapisan emulsi dioleskan pada kedua sisi
o Green Sensitive
cahaya hijau.[9]
o Blue Sensitive
Blue sensitive adalah jenis film Sinar-X yang sensitif terhadap cahaya
biru.[9]
Intensifying Screen adalah alat yang tebuat dari kardus (card board)
khusus yang mengandung lapisan tipis emulsi fosfor dengan bahan pengikat
dari kalsim tungtat. Intensifying screen ini sendiri berfungsi menambah efek
diperlukan suatu alat yang disebut kaset. Kaset, dalam panggunaannya selalu
intensyfing screen dari kotoran dan debu. Selain itu kaset juga berfungsi
menjaga agar film dapat dengan rapat menempel pada kedua intensyfing
screen yang terletak di depan dan belakang kaset tersebut. Bagian belakang
kaset dilapisi oleh lapisan besi atau Pb. Sehingga dapat mengurangi radiasi
berukuran : (18 x 24) cm, (24 x 30) cm, (30 x 40) cm, (35 x 35) cm dan (35 x
43) cm.
atau set prosedur yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu produk
(JCHA) bahwa Salah satu tanggung jawab pelayanan unit radiologi adalah
radiografi.[13]
terdiri dari beberapa program, antara lain: kendali mutu (quality control),
calibration), pendidikan bagi radiographer dan petugas kamar gelap, uji coba
alat baru, dan evaluasi produk baru. Maka dapat diambil kesimpulannya
program manajemen.
METODOLOGI PENELITIAN
Radiologi Rumah Sakit umum Daerah Tani dan Nelayan Jl. Prof DR.Aloei
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
bayangan nyata.
larutan pembangkit yang terbawa oleh film. Ada pun bahannya adalah air
(pembilasan).
- Rinsing merupakan tahap prossesing yang dilakukan antara larutan
kualitas gambar.
sebagai berikut:
5. Meletakkan kaset ukuran (24 x 30) cm, (30 x 40) cm, (35 x 35) cm dalam
lurus (sudut 90˚) terhadap kaset dengan dengan sentrasi tabung Sinar-X
120 cm).
8. Letakkan alat uji collimator test tool (berdasarkan ukuran kaset yang
garis persegi yang ada pada permukaan alat uji Collimator test Tool.
percobaan III masing- masing menggunakan ukuran Film (24 x 30) cm,
11. Proses film yang sudah terekspos di kamar processing film (kamar
gelap).
12. Ukur dan Catat perubahan skala lapangan radiasi yang tampak pada film
Y1 + Y2 ≤ 2% FFD
Distance)
Tabung Pesawat
Sinar - X
Collimator Aligment
Test Tool
Kaset
alat di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan
Gorontalo.
B. Analisis Data
Data-data hasil pengukuran dianalisa dengan menggunakan
X1 + X2 ≤ 2% FFD
Y1 + Y2 ≤ 2% FFD
Keterangan:
X 1 dan X2 = skala lapangan radiasi /kolimator sisi kiri dan sisi kanan
Y1 dan Y2 = skala lapangan radiasi /kolimator sisi bawah dan sisi atas)
FFD (Fokus Film Distance) = jarak ketinggian antara Tabung Sinar-X dengan Film/kaset) dalam
centimeter.
pengukuran dari hasil uji Collimator Test Tool tiap 1 (satu) centimeter].
(Focus Film Distance) yaitu pada jarak ketinggian 60 cm, 90 cm dan 120 cm.
Misalnya:
Pada FFD 60 cm : bisanya dilakukan pada pemeriksaan pada objek yang
Pengukuran skala
penyimpangan
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
Skala penyimpangan pada bidang sumbu X (X1 dan X2) pada film
Radiograf merupakan selisih antara skala area yang terkena radiasi pada
bidang sumbu X (X1 .1 dan X1 .2) dengan skala area lapangan kolimasi pada
bidang sumbu X (X0 .1 dan X0 .2). Dan skala penyimpangan pada bidang
sumbu Y (Y1 dan Y2) pada film Radiograf merupakan selisih antara skala
area yang terkena radiasi pada bidang sumbu Y (Y1 .1 dan Y1 .2) dengan skala
Y1 = Y1 .1 - Y0 .1 ; Y2 = Y1 .2 - Y0 .2
X1 X2
Y2
Y0 .2 Y1 .2
Y1 .1 Y0 .1
Y1 .1
Y1
X0 .1 X0 .2
X1.1 X1 .2
Gambar 4.1. Sketsa Pengukuran Penyimpangan Radiasi
Keterangan :
X0.1 = Skala Lapangan kolimasi pada sisi kiri Y1.1 = Skala area yang terkena Radiasi pada sisi bawah
X0.2 = Skala Lapangan kolimasi pada sisi kanan Y1.2 = Panjang area yang terkena Radiasi pada sisi atas
Y0.1 = Skala Lapangan kolimasi pada sisi bawah X1 = Skala Penyimpangan pada sisi sebelah kiri
Y0.2 = Skala Lapangan kolimasi pada sisi atas X2 = Skala Penyimpangan pada sisi sebalah kanan
X1.1 = Skala area yang terkena Radiasi pada sisi kiri Y1 = Skala Penyimpangan pada sisi bawah
X1.2 = Skala area yang terkena Radiasi pada sisi kanan Y2 = Skala Penyimpangan pada sisi atas
Pesawat Sinar-X yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Pesawat Sinar-X Mobile dengan merk Hyundai buatan Korea, jenis tabung
Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan yaitu dengan jarak
FFD (Focus Film Distance) 60 cm, 90 cm dan 120 cm. Setiap percobaan
- ukuran 24 cm x 30 cm
- ukuran 30 cm x 40 cm dan
- ukuran 35 cm x 35 cm.
Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo yang kemudian
1. Ukuran Kaset/Film 24 cm x 30 cm
Gambar 4.2. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 60 cm sebelum dikoreksi
Gambar 4.3. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 90 sebelum dikoreksi
Gambar 4.4. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool
pada Film Ukuran 24 cm x 30 cm deng an FFD 120 cm sebelum dikoreksi
Tabel 4.1. Hasil pengukuran penyi mpangan radi asi pada gambaran radi ograf untuk
ukuran fil m/kaset 24 cm x 30 cm sebelum dik oreksi
Area yang disinari Kolimator Area yang terkena Radiasi
No FFD Penyimpangan (cm)
(cm) (cm)
X0.1 X0.2 Y0.1 Y0.2 X1.1 X1.2 Y1.1 Y1.2 X1 X2 Y1 Y2
1 60 cm 12,00 12,00 9,00 9,00 11,55 12,53 8,13 9,75 0,45 0,53 0,87 0,75
2 90 cm 12,00 12,00 9,00 9,00 11,13 12,26 7,94 10,17 0,87 0,26 1,06 1,17
3 120 cm 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,31 7,74 10,57 1,50 0,31 1,26 1,57
radiasi pada bidang sumbu X untuk X1 dan X2 serta pada bidang sumbu Y
penyimpangan radiasi tertinggi berada pada FFD 120 cm. Tetapi pada sisi
X2, skala penyimpangan radiasi tertinggi berada pada FFD 60 cm. Dan hasil
pengukuran penyimpangan radiasi pada bidang sumbu Y pada sisi Y1 dan
Y2, skala penyimpangan radiasi tertinggi berada pada FFD 120 cm.
2. Ukuran Kaset/Film 30 cm x 40 cm
Gambar 4.5. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm pada FFD 60 cm sebelum dikoreksi
Gambar 4.6. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 90 cm sebelum dikoreksi
Gambar 4.7. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 120 cm sebelum dikoreksi
Tabel 4.2. Hasil pengukuran penyi mpangan radi asi pada gambaran radi ograf
untuk ukuran fil m/kaset 30 cm x 40 cm sebelum dikoreksi
Area yang disinari Kolimator Area yang terkena Radiasi
Penyimpangan (cm)
No FFD (cm) (cm)
X0.1 X0.2 Y0.1 Y0.2 X1.1 X1.2 Y1.1 Y1.2 X1 X2 Y1 Y2
1 60 cm 17,00 17,00 12,00 12,00 16,81 17,26 11,38 12,33 0,19 0,26 0,62 0,33
2 90 cm 17,00 17,00 12,00 12,00 16,44 17,16 11,00 12,93 0,56 0,16 1,00 0,93
3 120 cm 17,00 17,00 12,00 12,00 16,22 17,35 10,60 13,26 0,78 0,35 1,40 1,26
pada sisi X1 maupun X2 serta pada bidang sumbu Y pada sisi Y1 dan
3. Ukuran Kaset/Film 35 cm x 35 cm
Gambar 4.8. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 60 cm sebelum dikoreksi
Gambar 4.9. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 90 cm sebelum dikoreksi
Gambar 4.10. Gambaran Radi ograf hasil pengujian Colli mator Test Tool pada Fil m
Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 120 cm sebelum dikoreksi
Tabel 4.3. Hasil pengukuran penyi mpangan radi asi pada gambaran radi ograf
untuk ukuran fil m/kaset 35 cm x 35 cm sebelum dikoreksi
No FFD Area yang disinari Kolimator Area yang terkena Radiasi Penyimpangan (cm)
(cm) (cm)
1 60 cm 14,50 14,50 14,50 14,50 14,44 14,74 14,17 15,03 0,06 0,24 0,33 0,53
2 90 cm 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,71 13,74 15,76 0,70 0,21 0,76 1,26
3 120 cm 14,50 14,50 14,50 14,50 13,32 14,79 13,15 15,98 1,18 0,29 1,35 1,48
radiasi pada bidang sumbu X untuk X1 dan X2 serta pada bidang sumbu Y
tertinggi berada pada FFD 120 cm. Sedangkan skala penyimpangan radiasi
IV.2. Pembahasan
pembangkit Sinar-X.
Perlu diingat bahwa Sinar-X tidak dapat dilihat dengan kasat mata
spesifikasi lampu dan posisi letak lampu harus tepat sehingga berkas cahaya
lampu yang keluar dari kolimator sejajar/searah dengan berkas Sinar-X yang
keluar dari tabung Sinar-X. Karena Sinar-X keluar dari Tabung Sinar –X
sedangkan sumber cahaya kolimator berasal dari lampu halogen yang
bidang berkas radiasi. Hal ini bisa disebabkan oleh hal berikut:
dengan sempurna.
kedua bidang ini tidak sesuai maka akan mengakibatkan lebar batas kolimasi
satu sisi akan tergambar yang tidak diperlukan dan di sisi yang lain gambar
yang diperlukan tidak tercakup (terpotong). Jika hal ini terjadi, maka akan
dapat menambah dosis yang diterima oleh pasien maupun petugas radiologi
(radiographer).
Untuk mengetahui kesesuaian antara luas lapangan kolimator dengan
berkas radiasi yang dihasilkan pada pesawat Sinar-X digunakan alat yang
Keterangan:
= Masih dalam batas toleransi
= Melebihi Batas Toleransi
FFD = Focus Film Distance (Jarak antara Sumber Sinar dengan
Film/ Kaset)
Nilai X diperoleh yaitu dengan menju mlahkan skala penyimpangan radasi
X1 dengan X2 pada gambaran radiograf. Dan nilai Y dipero leh dengan
men ju mlah kan skala penyimpangan radiasi Y1 dengan Y2 pada gambaran
radiograf. Batas toleransi yang diizin kan adalah tidak bo leh meleb ihi 2%
dari jarak fokus/sumber rad iasi dengan Film/Kaset (FFD).
Pada Tabel 4.4 di atas diperoleh data hasil pengujian pada jarak FFD
60 cm untuk ukuran kaset/film (24 x 30) cm, (30 x 40) cm dan (35 x 35) cm
skala penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X dan bidang sumbu Y masih
berada dalam batas toleransi yang diperkenankan untuk ukuran film (30 x 40)
cm dan (35 x 35) cm akan tetapi skala penyimpangan radiasi pada bidang
sumbu Y untuk ukuran kaset/film (24 x 30) cm melebihi batas toleransi yang
FFD 120 cm juga terjadi penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X dan
sumbu Y. Namun skala penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X untuk
ukuran film/kaset (24 x 30) cm, (30 x 40) cm dan (35 x 35) cm masing-
masing masih berada dalam batas toleransi yang diperkenankan. Akan tetapi
(24 x 30) cm, (30 x 40) cm dan (35 x 35) cm masing- masing melebihi batas
Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo tidak baik dan tidak
Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo bisa dikategorikan baik maka perlu
(bawaan aslinya).
radiasi yang dihasilkan. Dan diperoleh data seperti pada tabel beriikut:
Tabel 4.5. Hasil Analisis Pengukuran penyi mpangan radi asi pada gambaran Radiograf
setelah dikoreksi
Pada tabel 4.5 di atas diperoleh data bahwa hasil pengujian pada jarak
bidang sumbu X dan bidang sumbu Y adalah sebesar 0,00 cm. Dengan
demikian berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa lapangan
Sinar-X Mobile di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo
V.1. Kesimpulan
untuk dioperasikan.
V.2. Saran
Beam Alignment Test Toll untuk menguji ketepatan Titik Fokus Tabung
Sinar-X
DAFTAR PUSTAKA
4. http://www.google.co.id/search?q=sinar-x+karakteristik
5. http://www.slideshare.net/wiranto/pengenalan-pesawat-sinar-x-diagnostik
7. http://www.google.co.id/search?q=collimator+x-ray+tube
8. http://www.mas-medical.co.uk/p-2273-collimator-beam-alignment-test-
tools.aspx
9. http://siavent.blogspot.com/2010/03/jenis-film-sinar-x.html
10. http://dadang-saksono.blogspot.com/2010/12/kaset-radiologi-dan-kamar-
gelap.html
11. Maoras, B.M. 1990. Practical Guide in Quality Assurance. New York:
John Willey and Sons
13. Herman, C. 1983. Pengantar Fisika Kesehatan. Semarang: IKIP Semarang Press.
15. http://www.google.com/imgres?q=x-ray+collimator
16. http://www.google.com/search?q=collimator+test+tool&hl
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran II
A.Pe rcobaan I FFD 60 cm
Gambar L2.2. Pengujian Akurasi Koli masi ukuran kaset 30 x 40 cm pada FFD 60 cm
Lampiran III
B. Percobaan II FFD 90 cm
Gambar L3.1. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 24 x 30 cm pada FFD 90 cm
Gambar L3.2. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 30 x40 cm pada FFD 90 cm
Gambar L3.3. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 35 x35 cm pada FFD 90 cm
Lampiran IV
Gambar L4.2. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 30x 40 cm pada FFD 120 cm
Gambar L4.3. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 35 x 35 cm pada FFD 120 cm
Tabel L4.1. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 24 x 30 cm dengan FFD 120 cm
Pengukuran Area yang disinari
Area yang terkena Radiasi (cm) Penyi mpang an (cm)
pada 'n' cm Koli mator (cm)
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 12,00 12,00 9,00 9,00 10,45 12,20 7,75 10,60 1,55 0,20 1,25 1,60
2 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,20 7,75 10,60 1,50 0,20 1,25 1,60
3 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,25 7,75 10,60 1,50 0,25 1,25 1,60
4 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,30 7,75 10,65 1,50 0,30 1,25 1,65
5 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,70 10,65 1,50 0,35 1,30 1,65
6 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,40 7,70 10,60 1,50 0,40 1,30 1,60
7 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,40 7,65 10,60 1,50 0,40 1,35 1,60
8 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,65 10,60 1,50 0,35 1,35 1,60
9 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,65 10,70 1,50 0,35 1,35 1,70
10 12,00 12,00 9,00 9,00 10,45 12,35 7,65 10,70 1,55 0,35 1,35 1,70
11 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,70 10,65 1,50 0,35 1,30 1,65
12 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,70 10,50 1,50 0,35 1,30 1,50
13 12,00 12,00 9,00 9,00 10,55 12,35 7,70 10,55 1,45 0,35 1,30 1,55
14 12,00 12,00 9,00 9,00 10,55 12,35 7,75 10,55 1,45 0,35 1,25 1,55
15 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,30 7,80 10,55 1,50 0,30 1,20 1,55
16 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,30 7,80 10,55 1,50 0,30 1,20 1,55
17 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,25 7,80 10,50 1,50 0,25 1,20 1,50
18 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,25 7,85 10,50 1,50 0,25 1,15 1,50
19 9,00 9,00 7,85 10,50 1,15 1,50
20 9,00 9,00 7,78 10,50 1,22 1,50
21 9,00 9,00 7,80 10,50 1,20 1,50
22 9,00 9,00 7,85 10,45 1,15 1,45
23 9,00 9,00 7,75 10,40 1,25 1,40
Jumlah 189,00 221,65 178,13 243,00 27,00 5,65 28,87 36,00
rata-rata 10,50 12,31 7,74 10,57 1,50 0,31 1,26 1,57
Standar Deviasi 0,02 0,06 0,06 0,08 0,02 0,06 0,06 0,08
Tabel L4.2. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 30 x 40 cm dengan FFD 120 cm
Area disinari Kolimator (cm) Bagian yang terkena Radiasi (cm) Penyimpangan (cm)
Pengukuran
pada 'n' cm
X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 17,00 17,00 12,00 12,00 16,35 17,10 10,90 12,95 0,65 0,10 1,10 0,95
2 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,15 10,90 13,00 0,50 0,15 1,10 1,00
3 17,00 17,00 12,00 12,00 16,45 17,15 10,90 13,05 0,55 0,15 1,10 1,05
4 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 10,90 13,05 0,60 0,20 1,10 1,05
5 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 10,90 13,05 0,60 0,20 1,10 1,05
6 17,00 17,00 12,00 12,00 16,35 17,25 10,90 13,10 0,65 0,25 1,10 1,10
7 17,00 17,00 12,00 12,00 16,30 17,30 10,90 13,10 0,70 0,30 1,10 1,10
8 17,00 17,00 12,00 12,00 16,25 17,30 10,90 13,15 0,75 0,30 1,10 1,15
9 17,00 17,00 12,00 12,00 16,25 17,35 10,85 13,15 0,75 0,35 1,15 1,15
10 17,00 17,00 12,00 12,00 16,25 17,35 10,80 13,20 0,75 0,35 1,20 1,20
11 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,35 10,80 13,20 0,80 0,35 1,20 1,20
12 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,40 10,75 13,25 0,80 0,40 1,25 1,25
13 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,40 10,75 13,25 0,80 0,40 1,25 1,25
14 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,45 10,70 13,25 0,80 0,45 1,30 1,25
15 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,45 10,70 13,40 0,80 0,45 1,30 1,40
16 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,45 10,70 13,40 0,80 0,45 1,30 1,40
17 17,00 17,00 12,00 12,00 16,15 17,50 10,60 13,35 0,85 0,50 1,40 1,35
18 17,00 17,00 12,00 12,00 16,15 17,50 10,60 13,30 0,85 0,50 1,40 1,30
19 17,00 17,00 12,00 12,00 16,10 17,50 10,55 13,35 0,90 0,50 1,45 1,35
20 17,00 17,00 12,00 12,00 16,10 17,50 10,55 13,40 0,90 0,50 1,45 1,40
21 17,00 17,00 12,00 12,00 16,05 17,50 10,55 13,40 0,95 0,50 1,45 1,40
22 17,00 17,00 12,00 12,00 16,05 17,50 10,55 13,40 0,95 0,50 1,45 1,40
23 17,00 17,00 12,00 12,00 16,00 17,50 10,50 13,40 1,00 0,50 1,50 1,40
24 17,00 17,00 12,00 12,00 16,00 17,00 10,45 13,40 1,00 0,00 1,55 1,40
25 12,00 12,00 10,50 13,40 1,50 1,40
26 12,00 12,00 10,40 13,40 1,60 1,40
27 12,00 12,00 10,40 13,40 1,60 1,40
28 12,00 12,00 10,40 13,40 1,60 1,40
29 12,00 12,00 10,35 13,35 1,65 1,35
30 12,00 12,00 10,35 13,35 1,65 1,35
31 12,00 12,00 10,35 13,30 1,65 1,30
32 12,00 12,00 10,30 13,30 1,70 1,30
33 12,00 12,00 10,25 13,30 1,75 1,30
34 12,00 12,00 9,50 13,20 2,50 1,20
Jumlah 389,30 416,35 360,40 450,95 18,70 8,35 47,60 42,95
rata-rata 16,22 17,35 10,60 13,26 0,78 0,35 1,40 1,26
Standar Deviasi 0,14 0,15 0,29 0,14 0,14 0,15 0,29 0,14
Tabel L4.3. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 35 x 35 cm dengan FFD 120 cm
Bagian yang disinari Bagian yang terkena Radiasi
Pengukuran Penyi mpang an (cm)
Koli mator (cm) (cm)
pada 'n' cm
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,90 13,30 15,95 1,20 0,40 1,20 1,45
2 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,60 13,30 15,95 1,10 0,10 1,20 1,45
3 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,80 13,25 16,00 1,10 0,30 1,25 1,50
4 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
5 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
6 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
7 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
8 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
9 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
10 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
11 14,50 14,50 14,50 14,50 13,35 14,85 13,20 16,00 1,15 0,35 1,30 1,50
12 14,50 14,50 14,50 14,50 13,35 14,85 13,20 16,05 1,15 0,35 1,30 1,55
13 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,10 1,20 0,35 1,30 1,60
14 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,00 1,20 0,35 1,30 1,50
15 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 15,90 1,20 0,35 1,30 1,40
16 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,05 1,20 0,35 1,30 1,55
17 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,05 1,20 0,35 1,30 1,55
18 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,05 1,20 0,35 1,30 1,55
19 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,05 1,20 0,35 1,30 1,55
20 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,80 13,20 16,05 1,20 0,30 1,30 1,55
21 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,75 13,20 16,05 1,20 0,25 1,30 1,55
22 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,75 13,15 16,05 1,20 0,25 1,35 1,55
23 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,75 13,15 16,05 1,20 0,25 1,35 1,55
24 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,70 13,10 16,05 1,20 0,20 1,40 1,55
25 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,70 13,10 16,05 1,20 0,20 1,40 1,55
26 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,70 13,10 16,05 1,20 0,20 1,40 1,55
27 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,65 13,10 16,00 1,20 0,15 1,40 1,50
28 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,65 13,10 15,90 1,20 0,15 1,40 1,40
29 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,65 12,70 15,70 1,20 0,15 1,80 1,20
30 14,50 14,50 14,50 14,50 12,85 14,60 12,40 15,40 1,65 0,10 2,10 0,90
Jumlah 399,55 443,60 394,35 479,50 35,45 8,60 40,50 44,50
rata-rata 13,32 14,79 13,15 15,98 1,18 0,29 1,35 1,48
Standar Devi asi 0,10 0,09 0,17 0,13 0,10 0,09 0,17 0,13
A. FFD 60 cm
Ukuran Area yang disinari Koli mator (cm) Area yang terkena Radiasi (cm)
Fil m
(cm) X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2
24 x 30 12,00 12,00 9,00 9,00 11,55 ± 0,05 12,53 ± 0,06 8,13 ± 0,05 9,75 ± 0
30 x 40 17,00 17,00 12,00 12,000 16,81 ± 0,14 17,26 ± 0,20 11,38 ± 0,24 12,33 ± 0
35 x 35 14,50 14,50 14,50 14,50 14,44 ± 0,08 14,74 ± 0,16 14,17 ± 0,16 15,03 ± 0
B. FFD 90 cm
Ukuran Area yang disinari Koli mator (cm) Area yang terkena Radiasi (cm)
Fil m
(cm) X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2
24 x 30 12,00 12,00 9,00 9,00 11,13 ± 0,04 12,26 ± 0,06 7,94 ± 0,04 10,17 ± 0
30 x 40 17,00 17,00 12,00 12,00 16,44 ± 0,07 17,16 ± 0,08 11,00 ± 0,10 12,93 ± 0
35 x 35 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 ± 0,00 14,71 ± 0,09 13,74 ± 0,06 15,76 ± 0
C. FFD 120 cm
Ukuran Area yang disinari Koli mator (cm) Area yang terkena Radiasi (cm)
Fil m
(cm) X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2
24 x 30 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 ± 0,02 12,31 ± 0,06 7,74 ± 0,06 10,57 ± 0
30 x 40 17,00 17,00 12,00 12,00 16,22 ± 0,14 17,35 ± 0,15 10,60 ± 0,29 13,26 ± 0
35 x 35 14,50 14,50 14,50 14,50 13,32 ± 0,10 14,79 ± 0,09 13,15 ± 0,17 15,98 ± 0
Lampiran V
Gambar L5.1. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 60 cm setelah dikoreksi
Gambar L5.2. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm pada FFD 60 cm setelah dikoreksi
Gambar L5.3. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 60 cm setal ah dikoreksi
Gambar L5.4. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 90 cm setelah dikoreksi
Gambar L5.5. Gambaran Radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 90 cm setelah dikoreksi
Gambar L5.6. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 90 cm setelah dikoreksi
Gambar L5.7. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 120 cm setelah dik oreksi
Gambar L5.8. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 120 cm setelah dik oreksi
Gambar L5.9. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 120 cm setelah dik oreksi
LAMPIRAN VI
GLOSSARIUM
KATA DEFENISI
Casette / lead film Radiography Adalah alat untuk melindungi film Sinar-X
yang telah maupun belum di ekspose.
Kaset dalam panggunaannya selalu
bersama dengan intensyfing screen yang
terletak di depan dan dibelakang film.
Kaset memiliki berbagai fungsi,
diantaranya adalah: melindungi
intensyfing screen dari kerusakan akibat
tekanan mekanik, menjaga intensyfing
screen dari kotoran dan debu. Selain itu
kaset juga berfungsi menjaga agar film
dapat dengan rapat menempel pada kedua
intensyfing screen yang terletak di depan
dan belakang kaset tersebut. Bagian
belakang kaset dilapisi oleh lapisan besi
atau Pb. Sehingga dapat mengurangi
radiasi hambur balik yang berasal dari
kaset bagian belakang.
Glossarium
Efek Genetik efek stokastik adalah efek yang terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan
dosis yang penyebabkan terjadinya
perubahan pada sel.
Entance Skin Dose (ESD) Entance Skin Dose (ESD) adalah dosis
terimaan pada permukaan kulit akibat
terkena paparan radiasi.
Film Object Distance (FOD) Jarak antara film (kaset) dan obyek pada
pemeriksaan radiologi.
Glossarium
Filter Filter adalah suatu alat yang berfungsi
sebagai penyaring radiasi yang berenergi
rendah, yang terdapat pada suatu tabung
pesawat sinar-X, yang dapat mereduksi
atau mengurangi terimaan dosis pada
permukaan kulit serta meningkatkan
kualitas Sinar-X.
Filter bawaan (inherent filter) Filter bawaan pada tabung Sinar-X dikenal
dengan istilah inherent filter, merupakan
filter yang melekat pada tabung yang
bersifat menetap. Filter bawaan meliputi;
oli, glass envelop dan casing internal.
Glossarium
Glossarium
Glossarium
Glossarium
Qualified Tester Petugas Uji Berkualifikasi (Qualified Tester
adalah sekelompok orang/tim yang
bertugas melakukan pengujian terhadap
pesawat sinar-X yang baru sebelum
digunakan terhadap pasien dan pengujian
kembali secara rutin dan berkala yang
disebut dengan kaliberasi.
Radiografi Konvensional Pemeriksaan Radiografi biasa, yang tidak
menggunakan bahan kontras biasanya
dilakukan untuk organ-organ (selain
organ lunak) seperti pencitraan kepala,
dada, panggul, ekstremitas dll.
Glossarium
Glossarium
Temperature Control Pengatur suhu (panas) filamen dalam
tabung sinar-X sehingga pesawat sinar-X
selalu dalam kondisi yang baik.
Glossarium
IDENTITAS PRIBADI
E-mail : andy.pass00@gmail.com
PENDIDIKAN
1988 – 1990 : TK Purwanida Lawo Soppeng
(Jl. Polite
1990 – 1996 : SD Negeri 167 Togigi Soppeng
1996 – 1998 : SLTP Negeri 3 Watan Soppeng
1998 – 2000 : SMU Negeri 1 Watan Soppeng
2000 – 2003 : ATRO Muhammadiyah Makassar
2009 – 2012 : Konsentrasi Fisika Medik, Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA), Universitas Hasanuddin Makassar
PENGALAMAN ORGANISASI
HOBBY
KEAHLIAN KOMPUTER
Microsoft Office (MO. Words, MO. Excel, MO. Powerpoint, MO. Access)
Internet (Surfing, Browsing, E-mail)