Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI FISIKA MEDIK

“PENGUJIAN KESESUAIAN ANTARA LAPANGAN PENYINARAN


KOLIMATOR DENGAN BERKAS RADIASI YANG DIHASILKAN PADA
PESAWAT SINAR-X MOBILE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TANI DAN NELAYAN GORONTALO”

OLEH :

ANDI PASINRINGI

H211 09 501

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI KONSENTRASI FISIKA MEDIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012\
PENGUJIAN KESESUAIAN ANTARA LAPANGAN PENYINARAN
KOLIMATOR DENGAN BERKAS RADIASI YANG DIHASILKAN PADA
PESAWAT SINAR-X MOBILE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TANI DAN NELAYAN GORONTALO

ANDI PASINRINGI
H211 09 501

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas akhir dan memperoleh gelar sarjana

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI KONSENTRASI FISIKA MEDIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
PENGUJIAN KESESUAIAN ANTARA LUAS LAPANGAN PENYINARAN
KOLIMATOR DENGAN BERKAS RADIASI YANG DIHASILKAN PADA
PESAWAT SINAR-X MOBILE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TANI DAN NELAYAN GORONTALO

Oleh :

ANDI PASINRINGI

H211 09 501

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

Prof. Dr. rer nat H. Wira Bahari Nurdin


NIP. 19670923 199103 1 001

Pembimbing Pertama

Dr. Paulus Lobo Gareso, M.Sc.Ph.D


NIP. 19650306 199103 1 008
ABSTRACT

Diagnostic X-Ray unit is device applied for diagnosis or detects existence of

something trouble in human body by using X-rays. For diagnosis, diagnostic X-

ray this unit must be precision and accuration in determining location or place of

trouble in human body. So is required alignment test that output of X-rays beam

from X-ray tube up to patient still in a state of alignm and there is no diflection of

angle or distance at X-ray tube. At alignment test is needed beam alignment test

tool to measure degree of deflection from diagnostic X-ray which we test would.

Compliance Testing for beam alignment need to be done at diagnostic X-rays

unit, because would very danger if the X-ray beam is not alignment gives wrong

information contribution, for example : to determine hoisting of tumor at human

body linear circuit, if information of situation tumor potition there are aberration

hence will result error of location of surgery and or diagnostic error.

SARI BACAAN
Diagnostic X-Ray unit adalah alat yang digunakan untuk mendiagnosa atau

mendeteksi adanya sesuatu gangguan dalam tubuh manusia dengan menggunakan

sinar-X. Untuk mendiagnosa, diagnostic X-ray unit ini harus presisi dan akurasi

dalam menentukan lokasi atau tempat gangguan dalam tubuh manusia. Sehingga

dibutuhkan pengujian kesejajaran agar keluaran berkas sinar X dari X-ray tube

sampai ke pasien masih dalam keadaan sejajar dan tidak ada pergeseran sudut atau

jarak pada tabung sinar-X. Pada pengujian diperlukan alat bantu uji untuk

mengukur derajat simpangan dari diagnostic X-ray yang akan kita uji. Uji

kesesuaian kesejajaran berkas perlu dilakukan pada pesawat sinar-X diagnostik,

karena akan sangat fatal apabila berkas sinar tidak sejajar memberikan kontribusi

informasi yang salah, misal : untuk menentukan pengangkatan tumor pada

jaringan tubuh manusia, apabila informasi letak tumor ada penyimpangan maka

akan mengakibatkan kesalahan lokasi pembedahan dan atau kesalahan diagnostik.


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah atas Karunia dan Rahmat Allah SWT, atas kesehatan, rejeki, dan

anugerah berupa ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pengujian Kesesuaian Antara Luas lapangan Penyinaran Kolimator

dengan Berkas Radiasi yang dihasilkan pada Pesawat Sinar-X Mobile di Rumah

Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo”. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnya teruntuk istri dan keluarga tercinta yang telah memberi dukungan moril serta

doa restunya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Demikian pula penulis menyampaikan terima kasih yang yang tulus dan penghargaan

yang sitinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Ir. Hi. Iwan Boking, MM selaku Bupati Boalemo yang telah memberikan

rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan S1 Fisika Medik di Universitas

Hasanuddin Makassar.

2. Bapak dr.H. Sukri Djakatara, Sp.A selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Tani dan Nelayan yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan pendidikan S1

Fisika Medik di Universitas Hasanuddin Makassar.

3. Bapak dr. Tito E.M. Bastian, M.Mars. selaku Kepala Bagian SDM Kabupaten

Boalemo Gorontalo yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moril hingga

penulis dapat menyelesasikan studi ini.


4. Ibu Sri Suriani, DEA selaku Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan

nasehat dan arahan yang sangat membantu penulis selama menempuh pendidikan.

5. Bapak Prof. DR. H. rer-nat Wira Bahari Nurdin selaku Pembimbing Utama yang

telah meluangkan waktu dan tenaga dalam mendidik dan mengarahkan penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Bapak DR. Paulus Lobo Gareso, M.Sc, Ph.D selaku pembimbing pertama yang

telah meluangkan waktu dan tenaga dalam memberi bimbingan dan masukan serta

pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

7. Dosen penguji yang terdiri atas: Bapak Prof. DR. H. Halmar Halide, M.Sc., Ibu

Sri Dewi Astuty Ilyas, S.Si., M.Si., dan Bapak Drs. Bansawang, BJ.,M.Si., atas

segala masukan, saran, dan pengalaman untuk bisa introspeksi diri demi kemajuan di

masa depan.

8. Bapak Prof. DR. Halmar Halide, M.Sc. dan Prof. DR. Syamsir Dewang, M.Eng,

Sc. selaku Ketua Program Studi Fisika dan Ketua Kons. Fisika Medik F.MIPA

UNHAS atas kebijakan-kebujakan yang diberikan kepada Mahasiswa.

9. Para Staf pengajar Kons. Fisika Medik Jurusan Fisika F.MIPA UNHAS yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan keilmuan kepada penulis

serta staff pegawai atas keramahan dan bantuannya selama ini.

10. Bapak H. Ambo Tuwo dan Bapak Latif selaku staff administrasi Jurusan Fisika

F.MIPA UNHAS atas segala bantuan demi kelancaran administratif selama

pendidikan.

11. Kak Mulyadin,Amd.Rad.S.Si. yang telah membantu dalam hal literature dan

bimbingannya terkait penelitian ini.

12. Mulyadi Rais, Amd.Tem dan Muh. Jafar, Amd.Tem. yang membantu dalam hal

literatur dan penelitian di lapangan.


13. Teman-teman mahasiswa (i) Kons. Fisika Medik angkatan 2009: K’ Ratih, K’

Asmi, K’ Uphieq, Reni, Chia, Dhani, Tibe, Rha-rha, Thira, Dwie, Echal, Ays,

Itha, Alfred cs. atas keceriaan dan kebersamaan yang selalu penulis rindukan

selamanya.

14. Semua teman-teman serta Senior yang tidak sempat penulis sebut satu persatu,

terima kasih semua.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Akhirnya perkenankanlah penulis

meminta maaf dengan segala kerendahan hati dan niat yang ikhlas atas segala kekhilafan

yang selama ini penulis telah lakukan.

Semoga Skripsi ini dapat bernilai dan bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi

penulis sendiri.

Amin

Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, April 2012

Penulis

Andi Pasinringi
DAFTAR ISI

BAB HAL.

Halaman Judul .................................................................................................. i

Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii

Abstrak ............................................................................................................. iii

Kata Pengantar ................................................................................................. v

Daftar Isi ........................................................................................................... x

Daftar Gambar .................................................................................................. xii

Daftar Tabel ...................................................................................................... xiv

Bab I Pendahuluan 1

I.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

I.2 Ruang Lingkup................................................................................. 2

I.3.Tujuan Penelitian............................................................................. 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

II.1. Produksi Sinar-X........................................................................... 4

II.2. Pesawat Sianr-X dan Komponen-komponennya........................... 8

II.3. Collimator Test Tool..................................................................... 17

II.4. Sistem Detektor Film Radiografi................................................... 18

II.5. Intensifying Screen........................................................................ 20

II.6. Cassette/Lead Film Radiografi...................................................... 20

II.7. Jaminan Mutu dan Kendali Mutu.................................................. 21

Bab III Metodologi Penelitian 23


III.1. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 23

III.2. Alat dan bahan............................................................................... 23

III.3. Prosedur Penelitian........................................................................ 24

III.4. Analisis Data Pengukuran............................................................. 27

III.5. Bagan Alir Penelitian.................................................................... 29

Bab IV Hasil dan Pembahasan 30

IV.1. Hasil Penelitian............................................................................. 30

IV.2. Pembahasan................................................................................... 36

Bab V Kesimpulan dan Saran 42

V.1. Kesimpulan ................................................................................... 42

V.2. Saran ............................................................................................. 42

Daftar Pustaka

Lampiran
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Proses Terjadinya Sinar-X................................................... 5

2. Gambar 2.2. Proses Terjadinya Radiasi Sinar-X Bremstrahlung.............. 6

3. Gambar 2.3. Proses Terjadinya Radiasi Sinar-X Karakteristik ............... 7

4. Gambar 2.4. Tabung pesawat Sinar-X dengan komponen pokoknya....... 14

5. Gambar 2.5. Kolimator Pesawat Sinar-X................................................. 16

6. Gambar 2.6. Cara kerja Kolimator Pesawat Sinar-X................................ 16

7. Gambar 2.7. Alat uji Collimator Test Tool............................................... 17

8. Gambar 2.8. Film Radiografi jenis single emulsi..................................... 19

9. Gambar 2.9. Film Radiografi jenis double emulsi.................................... 19

10. Gambar 2.10. Jenis kaset radiografi........................................................... 21

11. Gambar 3.1. Skema pengujian kesejajaran Kolimator.............................. 26

12. Gambar 4.1. Sketsa Pengukuran penyimpangan radiasi........................... 30

13. Gambar 4.2. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 60 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 31

14. Gambar 4.3. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 90 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 32

15. Gambar 4.4 Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 120 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 32
16. Gambar 4.5. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 60 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 33

17. Gambar 4.6. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 90 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 33

18. Gambar 4.7. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 120 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 34

19. Gambar 4.8. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 60 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 35

20. Gambar 4.9. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 90 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 35

21. Gambar 4.10. Gambaran radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool

pada film ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 120 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 35
DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1. Hasil pengukuran penyimpangan radiasi pada gambaran

radiograf untuk ukuran film/kaset 24 cm x 30 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 32

2. Tabel 4.2. Hasil pengukuran penyimpangan radiasi pada gambaran

radiograf untuk ukuran film/kaset 30 cm x 40 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 34

3. Tabel 4.3. Hasil pengukuran penyimpangan radiasi pada gambaran

radiograf untuk ukuran film/kaset 35 cm x 35 cm sebelum

dikoreksi..................................................................................................... 36

4. Tabel 4.4. Hasil Analisis Pengukuran penyimpangan pada gambaran

Radiograf sebelum dikoreksi..................................................................... 38

5. Tabel 4.5. Hasil Analisis Pengukuran penyimpangan radiasi pada

gambaran Radiograf setelah dikoreksi....................................................... 40


BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pengalaman dengan penggunaan pesawat sinar-X diagnostik dan

intervensional telah menunjukkan fakta keselamatannya. Perbaikan yang

terkait dengan desain keselamatan (safety design) terus dilakukan oleh pihak

pabrikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh

karena itu pesawat sinar-X harus dipelihara, diuji kinerjanya apakah sesuai

terhadap parameter keselamatan, yang disebut uji kesesuaian (compliance test)

dan diperbaiki apabila rusak. Pengukuran dilakukan terhadap pesawat sinar-X

yang baru sebelum digunakan terhadap pasien dan secara rutin diuji kembali

oleh Petugas Uji Berkualifikasi (Qualified Tester). Frekuensi pengukuran

dilakukan sesuai dengan jenis pesawat sinar-X. Hasil uji kesesuaian dievaluasi

oleh Tim Tenaga Ahli (Qualified Expert Team). Pengujian yang dilakukan

oleh Petugas Uji yang berkualifikasi harus dengan Peralatan Uji yang standar

(Compliance Test atau Quality Test Tools) dan menggunakan Protokol Uji

(Test Protocol) yang sesuai. Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No.7 Tahun

2007 tentang Keamanan Sumber Radioaktif ini sebagai amanat dari Peraturan

Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi dan

Keamanan Sumber Radioaktif, yaitu mulai pasal 35 – 40. Salah satu uji

kesesuaian (Compliance Testing) pada pesawat sinar-X diagnostik adalah

Kesejajaran berkas sinar-X. Dan untuk pengujiannya digunakan alat bantu uji

yaitu Collimator test tool, untuk mempermudah perhitungan dan atau untuk

analisa penyimpangan pada berkas sinar-X. Uji kesesuaian kesejajaran berkas


perlu dilakukan pada pesawat sinar-X diagnostik, karena akan sangat fatal

apabila berkas sinar tidak sejajar akan memberikan kontribusi informasi yang

salah, misal : untuk menentukan pengangkatan tumor pada jaringan tubuh

manusia, apabila informasi letak tumor ada penyimpangan maka akan

mengakibatkan kesalahan lokasi pembedahan dan atau kesalahan diagnostik.

Uji kesesuaian antara lapangan penyinaran (kolimator) dengan berkas

radiasi dimaksudkan sebagai salah satu upaya penyesuaian antara cahaya

lampu kolimator pada bidang kaset dengan radiasi yang keluar dari celah

kolimator yang sama. Penelitian ini merupakan penelitian yang sederhana

akan tetapi memiliki fungsi yang cukup penting karena akan memberikan

informasi apakah lapangan penyinaran benar atau sesuai dengan radiasi yang

dikeluarkan.

Jika terjadi Lapangan penyinaran (Kolimator) terhadap berkas radiasi

yang lebih lebar maka dapat menambah radiasi yang diterima oleh pasien

akan tetapi jika lapangan penyinaran terhadap gambaran radiasi lebih sempit

maka akan menyebabkan organ yang diekspose menjadi terpotong (tidak

terlihat pada citra radiografi karena berada diluar lapangan kolimasi).

1.2. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada “Pengujian Kesesuaian Antara Lapangan

penyinaran kolimator dengan Berkas Radiasi yang dihasilkan pada Pesawat

Sinar-X Mobile di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo”.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat uji yang dikenal dengan

nama Collimator Test Tool.

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini

1. Mengukur skala penyimpangan Lapangan penyinaran kolimator

(Kolimasi) terhadap gambaran radiasi yang dihasilkan pada pesawat Sinar-

X mobile di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo.

2. Menganalisis Kesesuaian antara Lapangan penyinaran kolimator

(Kolimasi) dengan gambaran radiasi yang dihasilkan pada pesawat Sinar-

X mobile di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Produksi Sinar-X

Sinar X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada

tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu ia

melihat adanya sinar fluorisensi pada kristal Barium Planitosianida dalam

tabung Gookes Hitrof yang dialiri listrik. Tidak lama kemudian ditemukanlah

bahwa sinar tersebut adalah sinar baru atau sinar-X. [1]

Sinar-X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis

dengan gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, akan tetapi

dengan panjang gelombang yang sangat pendek yaitu 1/10.000 dari panjang

gelombang cahaya yang kelihatan.[2]

Foton sinar-X dihasilkan ketika elektron berkecepatan tinggi yang

berasal dari katoda menumbuk target pada anoda. Elektron-elektron dari

katoda ini berasal dari pemanasan filamen ( lebih dari 2000° C ), sehingga

pada filamen ini akan terbentuk awan elektron. Elektron-elektron dari katoda

ini akan bergerak cepat menumbuk bidang target (anoda) akibat diberikannya

tegangan tinggi atau beda potensial antara katoda dan anoda. Dari hasil

tumbukan tersebut menghasilkan foton sinar-X lebih kurang 1 % dan sisanya

99 % berupa energi panas.[1]


Gambar 2.1. Proses terjadinya Sinar-X
(http://www.google.co.id/search?q=sinar-x+karakteristik)

Sinar-X dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, sinar-X Bremstrahlung dan sinar-X

karakteristik.

1. Sinar-X Bremstrahlung

Sinar-X Bremstrahlung, adalah sinar-X yang terjadi dikarenakan

radiasi partikel bermuatan (beta atau elektron) yang

dibelokkan/dipantulkan oleh inti atom ketika memasuki atom tersebut,

sehingga menghasilkan pancaran energi berbentuk gelombang

elektromagnetik.[3]

Sinar-X Bremstrahlung terjadi ketika elektron dengan energi

kinetik yang terjadi berinteraksi dengan medan energi pada inti atom.

Karena inti atom ini mempunyai energi positif dan elektron mempunyai

energi negatif, maka terjadi hubungan tarik- menarik antara inti atom

dengan elektron.

Ketika elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan inti atom

mempunyai medan energi yang cukup besar untuk ditembus oleh elektron

proyektil, maka medan energi pada inti atom ini akan melambatkan gerak

dari elektron proyektil. Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini akan
mengakibatkan elektron proyektil kehilangan energi dan berubah arah.

Energi yang hilang dari elektron proyektil ini dikenal dengan photon sinar

– X bremstrahlung.[4]

Gambar 2.2. Proses terjadinya radiasi Sinar-X Bremstrahl ung


[http://www.google.co.id/search?q=sinar-x+karakteristik)

2. Sinar-X Karakteristik

Sinar-X Karakteristik, adalah perpindahan elektron yang terjadi

setelah peristiwa eksitasi pada saat menumbuk target sehingga

memancarkan energi berbentuk gelombang elektromagnetik dalam waktu

yang singkat.

Sinar-X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil dengan

energi kinetik yang tinggi berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit

atom. Elektron proyektil ini harus mempunyai energi kinetik yang cukup

tinggi untuk melepaskan elektron pada kulit atom tertentu dari orbitnya.

Saat elektron dari kulit atom ini terlepas dari orbitnya maka akan terjadi

transisi dari orbit luar ke orbit yang lebih dalam. [3]

Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal dengan

photon sinar-X karakteristik.


Gambar 2.3. Proses terjadinya radiasi Sinar-X Karakteristik
http://www.google.co.id/search?q=sinar-x+karakteristik

Adapun sifat-sifat Sinar-X sebagai berikut:

a) Memiliki daya tembus

Sinar-X dapat menembus bahan, dengan daya tembus yang sangat

besar dan digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (kV)

yang digunakan, maka makin besar daya tembusnya. Dan makin rendah

berat atom (kepadatan suatu benda), maka makin besar daya tembus

sinarnya.[2]

b) Pertebaran

Apabila berkas Sinar-X melalui suatu bahan/zat, maka berkas

tersebut akan bertebaran ke segala arah, dan menimbulkan radiasi

sekunder (radiasi hambur) pada bahan/zat yang dilaluinya.[2]

c) Penyerapan
Sinar-X dalam radiografi diserap oleh bahan/zat sesuai dengan

berat atom atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatan

bahan/zat (berat atom) makin besar penyerapannya.[2]

d) Efek Fotografik

Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida)

setelah diproses secara kimiawi di kamar processing film (kamar gelap). [2]

e) Pendar Flour

Sinar-X menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti: kalsium-

tugstat atau zink-sulfid memendarkan cahaya (luminisensi), bila bahan

tersebut dikenai radiasi Sinar-X.[2]

f) Ionisasi

Efek primer Sinar-X apabila mengenai suatu bahan/zat akan

menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan/zat tersebut.[2]

g) Efek Biologi

Sinar-X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologik pada

jaringan. Efek Biologik ini yang dipergunakan dalam pengobatan

Radioterapi.[2]

II.2. Pesawat Sinar-X dan komponen-komponennya

Bila ditinjau dari segi bentuk fisik dan penginstalannya:

(1) Pesawat Sinar-X Dapat Dijinjing/Portabel (Portable);

(2) Pesawat Sinar-X Mudah Dipindahkan (Mobile); dan

(3) Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap (Stationery).[3]

Pesawat Sinar-X terdiri dari beberapa komponen yaitu control

panel, trafo, generator tegangan tinggi, tabung sinar-X, kolimator/kolimasi.[5]


A. Control Panel (Panel Kontrol)

Komponen penting untuk system Sinar-X adalah panel control.

Ada tiga prinsip kontrol untuk sistem Sinar-X standar, yaitu tegangan

(kV), Arus tabung (mA) dan timer (s). [5]

Semakin tinggi kV yang diberikan diantara katoda dan anoda, maka

elektron akan bergerak semakin cepat. Semakin cepat elektron menumbuk

anoda pada target, maka semakin cepat sinar-X terbentuk dan semakin

kuat daya tembus dari Sinar-X yang dihasilkan. Ini berarti jumlah kV

menunjukkan kualitas Sinar-X yang dihasilkan terhadap gambaran

radiograf. Kualitas Sinar-X itu sendiri akan mempengaruhi detail,

ketajaman serta kontras radiografi yang dihasilkan.[6]

Arus Tabung (mA) menentukan jumlah Sinar-X yang keluar dari

tabung Sinar-X. Elektron yang akan menumbuk anoda, dihasilkan di

katoda tepatnya di filamen. Filamen ini akan menghasilkan elektron

apabila dipanaskan. Pemanasan filamen bisa terjadi apabila tabung Sinar-

X diberi arus listrik. Semakin besar arus yang diberikan pada tabung Sinar-

X maka semakin banyak elektron yang dihasilkan oleh filamen. Semakin

banyak elektron yang dihasilkan di filamen, maka semakin banyak pula

elektron yang menumbuk di anoda dan itu berarti semakin banyak foton

Sinar-X yang dihasilkan. [6]

Kuat arus yang diberikan pada tabung Sinar-X ini harus

dikombinasikan dengan waktu kuat arus tersebut diberikan, yang

dinyatakan dalam second (s). Kombinasi antara kuat arus (mA) dengan
waktu (s) yang diberikan ke tabung Sinar-X yang kemudian disebut

dengan “mAs”. Kenaikan “mAs” akan diikuti dengan banyaknya jumlah

elektron yang dihasilkan dan mempengaruhi banyaknya foton Sinar-X

yang dihasilkan. Dengan kata lain “mAs” berhubungan dengan kuantitas

Sinar-X yang dihasilkan. Kuantitas Sinar-X itu sendiri akan

mempengaruhi densitas (derajat kehitaman) gambaran yang dihasilkan.

Semakin tinggi “mAs” yang digunakan maka semakin tinggi densitas yang

dihasilkan.[6]

Fungsi Timer (s) adalah untuk mengontrol durasi paparan, dengan

kata lain, berapa banyak waktu tabung menghasilkan radiasi. Waktu

penyinaran (s) ini bertujuan:

- untuk mengurangi perkaburan gambaran radiografi akibat pergerakan

organ/pasien (Movement Unshapness).

- mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien.

Dalam radiografi, pembentukan gambar dihasilkan dari nilai

“mAs”. Jadi berapapun nilai “mA” dan nilai “s” nya asalkan memiliki

jumlah perkalian yang sama, maka dinyatakan memiliki nilai “mAs” yang

sama.[6]

B. Transformator

Transforme r adalah perangkat elektromagnetik yang

memungkinkan tegangan arus bolak balik harus diubah, tegangan dapat

ditingkatkan atau diturunkan. Transformator terdiri dari dua set gulungan


yang elektrik terisolasi dari satu sama lain. Satu set gulungan terhubung ke

catu daya dan dikenal sebagai pendahuluan. Sedangkan gulungan yang

lainnya terhubung ke beban (dalam hal ini tabung X-ray) dan disebut

sebagai gulungan sekunder.[5]

C. Generator

Untuk memproduksi sinar-X maka tabung harus disuplai dengan

energi listrik, misalnya dari PLN yang tidak dapat langsung digunakan ke

tabung sinar-X. Pesawat sinar-X mempunyai sejumlah komponen yang

menata kembali, mengendalikan, dan dapat menyimpan energi listrik

sebelum digunakan ke tabung sinar-X. Komponen-komponen tersebut

secara kolektif dinyatakan sebagai catu daya atau pembangkit. Fungsi

generator bukan untuk mensuplai atau membangkitkan energi, tetapi

mengubah energi listrik kedalam suatu bentuk produksi sinar-X.[5]

Fungsi dari generator meliputi:

1. menaikkan tegangan listrik (menghasilkan kV);

2. mengkonversi arus listrik bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC);

3. mengubah bentuk gelombang (filter);

4. menyimpan energi;

5. mengendalikan tegangan tabung (kilovoltage-kV)

6. mengendalikan arus tabung (milliampere- mA); dan

7. mengendalikan waktu paparan (exposure time).

D. Tabung Sinar-X

Tabung Sinar-X terdiri dari:

a) Tube Insert
Tube Insert yaitu bagian dalam dari tabung Sinar-X. Adapun

bagian dari X-Ray tube Insert yakni:

 Katoda

Merupakan tempat filamen yang terbuat dari kawat

tungsten yang mempunyai titik lebur tinggi. Pada filamen terjadi

emission thermionic akibat pemanasan akibat dialiri arus listrik.

Akibat emission termionic adalah terbentuk awan-awan elektron

bebas pada permukaan filamen. Pada bagian katoda juga dilengkapi

alat pemusat berkas elektron yang disebut focusing cup. Ukuran

focus pada anoda terdapat dua yaitu: Fokus besar (large focus) dan

focus kecil (small focus) bergantung pada pemilihan arus tabung

yang dugunakan.[7]

 Anoda

Merupakan sasaran (target) yang akan ditembaki oleh

elektron yang dilengkapi dengan focal spot permukaan anoda yang

membentuk sudut dengan kemiringan 45˚. Kemiringan ini untuk

mendapatkan fokus yang lebih efektif agar Sinar-X yang keluar

dari tabung dapat terarah.[7]

 Rotor (anoda putar)

Keuntungan dari anoda putar antara lain pendinginannya

lebih sempurna, target elektron dapat berganti- gannti sehingga

awet. [7]

 Kaca tabung Sinar-X


Kaca tabung Sinar-X atau glass enclosure bersifat fakum

yang terbuat dari kaca pyrex. Fungsi kefakuman tabung kaca sinar-

X adalah menghindari terjadinya proses ionisasi molekul gas

dengan elektron dari filamen. Ionisasi dapat menghambat

pergerakan elektron untuk menumbuk target.[7]

b) Tube Housing (Rumah Tabung)

Tube Housing adalah dinding bagian paling luar tabung yang

biasa juga disebut Rumah Tabung yang terbuat dari metal, dan bagian

dalam tabung terbuat dari lapisan timbal (Pb). Fungsi dinding ini adalah

dapat menekan radiasi yang tidak dibutuhkan. Pada sisi kiri dan kanan

tube housing dihubungkan denga socket kabel yang menghubungkan

generator tegangan tinggi dengan tabung sinar-X. pada tube housing

juga dibuatkan jendela housing atau port output sebagai tempat berkas

Sinar-X keluar.[7]

Fungsi X-Ray tube housing antara lain:

 Tube housing itu sendiri berfungsi sebagai isolasi dan proteksi tube

insert dari gangguan tekanan dari luar.

 X-Ray tube Housing didalamnya terisi oil transformer yang berfungsi

untuk pendingin panas yang dihasilkan akibat tumbukan elektron

dengan target dan pemisah komponen yang lain dalam Tube Insert.

 X-Ray tube housing dilapisi lead shielding yang berfungsi untuk

atenuasi radiasi agar tidak keluar dari tabung Sinar-X


Gambar 2.4. Tabung pesawat Sinar-X deng an komponen pokoknya
(http://www.google.co.id/search?q=sinar-x+karakteristik)

c) Filter

Pada tabung pesawat Sinar-X dilengkapi dengan filter yang

berfungsi sebagai penyaring radiasi yang berenergi rendah. Radiasi

yang berenergi rendah ini apabila mengenai jaringan dapat

meningkatkan penerimaan dosis serap. [5]

Dalam konteks ini filter pada tabung Sinar-X berfungsi:

- Dapat mereduksi atau mengurangi terimaan dosis pada permukaan

kulit yang disebut entance skin dose (ESD).

- Meningkatkan kualitas Sinar-X. Kualitas Sinar-X menentukan

kemampuan Sinar-X untuk menembus bahan. Makin tebal nilai filter

pada tabung Sinar-X, maka kualitas atau daya tembusnya makin

besar.

- Mengurangi intensitas Sinar-X. Intensitas Sinar-X berhubungan

dengan jumlah Sinar-X yang keluar dari tabung Sinar-X

Filter pada tabung Sinar-X terbagi menjadi dua:

 Filter bawaan

Filter bawaan pada tabung Sinar-X dikenal dengan istilah inherent

filter, merupakan filter yang melekat pada tabung yang bersifat

menetap. Filter bawaan meliputi; oli, glass envelop dan casing


internal. Filter bawaan mampu menekan Entrance Skin Dose

(ESD) sampai 70% dari energi yang berenergi rendah. Nilai filter

bawaan setara dengan filter yang terbuat dari bahan aluminium (Al)

setebal 0,5-1,0 mm.

 Filter tambahan

Filter bawaan tidak cukup mampu menyerap radiasi rendah

sehingga pada tabung Sinar-X perlu Filter Tambahan (additional

filter). Filter tambahan ini selain mampu mengurangi nilai

Entrance Skin Dose (ESD) juga dapat mengurangi dosis pada

permukaan jaringan (superficial tissue dose). Filter tambahan ini

dapat dilepas atau diganti (bersifat remove filter). Bahan filter

tambahan ini adalah aluminium (Al).

d) Kolimasi/Kolimator

Kolimasi/kolimator dipasang pada bagian Tabung Sinar-X.

Kolimasi/kolimator berfungsi untuk mengatur luas bidang penyinaran

yang dikehendaki. Sebelum dilakukan penyinaran, luas bidang yang

akan dikenai Sinar-X dapat diketahui yaitu dengan melihat luas bidang

yang di kenai cahaya yang keluar dari kolimator.[7]


Gambar 2.5. Kolimator Pesawat Sinar-X
(dokumentasi)

d
2d
3d

Gambar 2.6. Cara Kerja Kolimator Pesawat Sinar-X


(http://www.google.com/ imgres?q=x-ray+collimator)

II.3. Collimator Test Tool

Gambar 2.7. Al at Uji Collimator Test Tool


(http://www.google.com/search?q=collimator+test+tool&hl)
Alat Collimator Test Tool berfungsi untuk menganalisa kesejajaran

kolimator. Collimator Test Tool ini terbuat dari bahan kuningan dilengkapi

ukuran dalam satuan sentimeter pada permukaannya yang dapat memberikan

hasil pengukuran, normal atau tidaknya paparan sinar-X pada radiograf.[8]

Sebelum menggunakan alat ini, permukaan kaset dan tabung Sinar-X

harus tegak lurus. Untuk memastikan posisi tersebut, digunakan waterpass.

Alat ini diletakkan melekat di atas kaset. Dan persegi empat yang ada pada

setiap sisi Collimator Test Tool sebagai batas pengaturan cahaya lampu

kolimator atau yang dikenal dengan luas lapangan penyinaran. [8]

Dalam Penelitian ini kami penulis membuat sendiri alat uji Collimtor

Test Tool yang bahan utamanya dari papan Akrilit sedangkan bagian persegi

empat pada keempat sisi-sisinya serta 2 (dua) garis lurus melintang pada

pertengahan sisi-sisinya terbuat dari kawat lurus yg berdiameter 1mm. Alat

Uji Collimator Test Tool ini penulis buat sebanyak 3 (tiga) ukuran yaitu 24

cm x 30 cm, 30 cm x 40 cm dan 35 cm x 35 cm.

II.4. Sistem Detektor Film Radiografi

Film sinar-X tersusun atas:

• Base (dasar film)

• Subratum (perekat film)

• Emulsi

• Supercoat (pelindung film)

Film Sinar-X adalah film yang susunannya dimulai dari base film

(dasar film) yang merupakan bagian yang sangat penting. Kemudian


Subratum (lapisan perekat) sebagai perekat emulsi ke alas film. Lapisan

selanjutnya adalah emulsi yang dioleskan di atas perekat dan lapisan terakhir

dari film adalah supercoat yang digunakan sebagai pelindung emulsi film.[9]

Adapun jenis-jenis film sinar x terbagi atas:

1) Jenis film menurut lapisannya.

Adapun Jenis film sinar-X menurut lapisannya dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Single Side (single emulsi)

Single side adalah film sinar x dengan satu lapisan emulsi

dimana lapisan perekat dan lapisan emulsi dioleskan hanya pada satu

sisi dasar film (base) saja.[9]

Gambar 2.8. Fil m radiografi jenis single emulsi


(http://siavent.blogspot.com/2010/03/ jenis -film-sinar-x.html)

b. Double Side (double emulsi)

Double side adalah film sinar-X dengan dua lapisan emulsi,

dimana lapisan perekat dan lapisan emulsi dioleskan pada kedua sisi

dari dasar film (base).


Gambar 2.9. Fil m radiografi jenis double emulsi
(http://siavent.blogspot.com/2010/03/ jenis -film-sinar-x.html)

Adapun jenis film menurut sensifitasnya

o Green Sensitive

Green sensitive adalah jenis film sinar-X yang sensitif terhadap

cahaya hijau.[9]

o Blue Sensitive

Blue sensitive adalah jenis film Sinar-X yang sensitif terhadap cahaya

biru.[9]

II.5. Intensifying Screen

Intensifying Screen adalah alat yang tebuat dari kardus (card board)

khusus yang mengandung lapisan tipis emulsi fosfor dengan bahan pengikat

dari kalsim tungtat. Intensifying screen ini sendiri berfungsi menambah efek

Sinar-X pada film sehingga memperpendek masa penyinaran.[10]

II.6. Cassette/lead Film Radiografi

Untuk melindungi film Sinar-X yang telah maupun belum di ekspose

diperlukan suatu alat yang disebut kaset. Kaset, dalam panggunaannya selalu

bersama dengan intensyfing screen yang terletak di depan dan dibelakang


film. Kaset memiliki berbagai fungsi, diantaranya adalah: melindungi

intensyfing screen dari kerusakan akibat tekanan mekanik, menjaga

intensyfing screen dari kotoran dan debu. Selain itu kaset juga berfungsi

menjaga agar film dapat dengan rapat menempel pada kedua intensyfing

screen yang terletak di depan dan belakang kaset tersebut. Bagian belakang

kaset dilapisi oleh lapisan besi atau Pb. Sehingga dapat mengurangi radiasi

hambur balik yang berasal dari kaset bagian belakang.[10]

Kaset memiliki berbagai macam ukuran. Diantaranya adalah

berukuran : (18 x 24) cm, (24 x 30) cm, (30 x 40) cm, (35 x 35) cm dan (35 x

43) cm.

Gambar 2.10. Jenis-jenis Kaset Radi ografi


(http://dadang-saksono.blogspot.com/2010/12/kaset-radiologi-dan-kamar-
gelap.html)

II.7. Jaminan Mutu dan Kendali Mutu

Jaminan Mutu (Quality Assurance) didefinisikan sebagai prosedur

atau set prosedur yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu produk

atau jasa dalam pengembangannya telah memenuhi persyaratan tertentu.[11]


Kendali Kualitas (Quality Control) adalah suatu prosedur atau set prosedur

yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi layak

untuk dioperasikan atau memenuhi standar uji kelayakan. [12]

Jaminan Mutu (Quality Assurance) dan Kendali Mutu (Quality Control)

berkembang secara cepat sejak diterbitkannya rekomendasi untuk program

menjaga kualitas fasilitas diagnostic imaging (Bureau of Radiological Health,

1980), dikatakan oleh The Joint Commission On The Acreditation of Hospital

(JCHA) bahwa Salah satu tanggung jawab pelayanan unit radiologi adalah

menjaga Kendali Mutu (Quality Control) yang bertujuan meminimalisir

faktor pengulangan citra radiografi dan memaksimalkan kualitas citra

radiografi.[13]

Deskripsi lain menyatakan bahwa Jaminan Mutu (Quality Assurance)

terdiri dari beberapa program, antara lain: kendali mutu (quality control),

perawatan berkala (preventive maintenance), kalibrasi (equipment

calibration), pendidikan bagi radiographer dan petugas kamar gelap, uji coba

alat baru, dan evaluasi produk baru. Maka dapat diambil kesimpulannya

bahwa jaminan mutu (quality assurance) merupakan keseluruhan dari

program manajemen.

Setiap Instalasi diharuskan membuat program jaminan mutu bagi

instalasi yang mempunyai potensi dampak radiologi tinggi untuk kegiatan

perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan perawatan instalasi, serta

pengelolaan limbah radioaktif. Program jaminan kualitas tersebut kemudian

disampaikan ke Badan Pengawas agar disetujui. Badan Pengawas melakukan


inspeksi dan audit selama pelaksanaan program jaminan kualitas untuk

menjamin efektifitas pelaksanaannya.[13]


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Waktu dan Te mpat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 di Ruang

Radiologi Rumah Sakit umum Daerah Tani dan Nelayan Jl. Prof DR.Aloei

Soboe, Desa Lamu, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo.

III.2. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Pesawat Sinar-X mobile.

2. Collimator Test Tool berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat

kesejajaran lapangan penyinaran dengan berkas radiasi yang dihasilkan

3. Film Radiografi berfungsi sebagai perekam gambaran radiografi

4. Kaset Radiografi berfungsi sebagai holder atau rumah film untuk

melindungi film Sinar-X yang telah maupun belum di ekspose

5. Larutan Developer berfungsi membangkitkan bayangan laten menjadi

bayangan nyata.

6. Rinsing merupakan tahap prossesing yang dilakukan antara larutan

pembangkit dengan fiksasi yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa

larutan pembangkit yang terbawa oleh film. Ada pun bahannya adalah air

7. Larutan Fixer berfungsi untuk menetapkan gambar yang telah

dibangkitkan oleh larutan developer.

8. Air yang berfungsi sebagai Rinshing (pencucian) dan Washing

(pembilasan).
- Rinsing merupakan tahap prossesing yang dilakukan antara larutan

pembangkit dengan fiksasi yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-

sisa larutan pembangkit yang terbawa oleh film.

- Washing merupakan tahap prossesing yang dilakukan antara fixer

dengan drying yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa larutan

fixer dari permukaan film yang apabila dibiarkan akan merusak

kualitas gambar.

9. Mesin Pengering berfungsi untuk mengeringkan film radiografi yang

sudah disinari setelah tahap washing.

10. Water pass /bullwater berfungsi untuk mengukur kerataan bidang.

11. Mistar/penggaris berfungsi untuk menggukur simpangannya.

III.3. Prosedur Penelitian

Adapun langkah- langkah dalam melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan alat dan bahan

2. Pesawat Sinar-X disetting dalam posisi “ON”

3. Mengatur Faktor Eksposi: kV = 60 , mA = 100 dan s = 0,05

4. Mengukur FFD setinggai 60 cm (percobaan I) , 90 cm (percobaan II) dan

120 cm (percobaan III)

5. Meletakkan kaset ukuran (24 x 30) cm, (30 x 40) cm, (35 x 35) cm dalam

setiap percobaan di atas permukaan yang datar (ditest dengan

menggunakan water pass/bullwater).

6. Yakinkan bahwa Anoda dan Kotoda sudah paralel dengan kaset


7. Nyalakan lampu kolimator Tabung Pesawat Sinar-X dan diatur tegak

lurus (sudut 90˚) terhadap kaset dengan dengan sentrasi tabung Sinar-X

dipusatkan di tengah kaset dan atur jarak (ketinggian) antara focus

dengan film (FFD) berdasarkan percobaan (setinggi 60 cm, 90 cm, dan

120 cm).

8. Letakkan alat uji collimator test tool (berdasarkan ukuran kaset yang

digunakan) menempel tepat pada pertengahan kaset.

9. Mengatur luas lapangan penyinaran (cahaya kolimator) sesuai dengan

garis persegi yang ada pada permukaan alat uji Collimator test Tool.

10. Melakukan eksposi radiografi agar diperoleh densitas optis (gambaran

radiologi) pada film. [pada tiap-tiap percobaan, dari percobaan I sampai

percobaan III masing- masing menggunakan ukuran Film (24 x 30) cm,

(30 x 40) cm dan (35 x 35) cm.

11. Proses film yang sudah terekspos di kamar processing film (kamar

gelap).

12. Ukur dan Catat perubahan skala lapangan radiasi yang tampak pada film

radiografi (X 1 dan X2 serta Y1 dan Y2).

13. Analisis tingkat kesesuaian berkas cahaya kolimator dengan berkas

Sinar-X yang dihasilkan menggunakan standar pengukuran dengan

menggunakan rumus: X1 + X2 ≤ 2% FFD

Y1 + Y2 ≤ 2% FFD

14. Nilai batas tolenransi sesuai standar NCRP (National Council of

Radiation protection andn Measurement) ≤ 2% FFD (Focus Film

Distance)
Tabung Pesawat
Sinar - X

Collimator Aligment
Test Tool

Kaset

Gambar 3.1. Skema Pengujian Kesejajaran Kolimator

III.4. Analisis Data Pengukuran

A. Pengambilan data pengukuran

Data pengukuran diambil secara langsung pada saat pengujian

alat di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan

Gorontalo.

B. Analisis Data
Data-data hasil pengukuran dianalisa dengan menggunakan

standar pengukuran dengan menggunakan rumus:

X1 + X2 ≤ 2% FFD

Y1 + Y2 ≤ 2% FFD
Keterangan:
X 1 dan X2 = skala lapangan radiasi /kolimator sisi kiri dan sisi kanan
Y1 dan Y2 = skala lapangan radiasi /kolimator sisi bawah dan sisi atas)
FFD (Fokus Film Distance) = jarak ketinggian antara Tabung Sinar-X dengan Film/kaset) dalam
centimeter.

Yang selanjutnya dilakukan perhitungan sebanyak “n” kali [n =

pengukuran dari hasil uji Collimator Test Tool tiap 1 (satu) centimeter].

Untuk alat uji Collimator Test Tool:

- Ukuran (24 x 30) cm berarti X1 dan X2 masing- masing dilakukan

penghitungan sebanyak 18 kali serta Y1 dan Y2 masing- masing

dilakukan penghitungan sebanyak 23 kali.

- Ukuran (30 x 40) cm berarti X1 dan X2 masing- masing dilakukan

penghitungan sebanyak 24 kali serta Y1 dan Y2 masing- masing

dilakukan penghitungan sebanyak 34 kali.

- ukuran (35 x 35) cm berarti X1 dan X2 serta Y1 dan Y2 masing-

masing dilakukan penghitungan sebanyak 30 kali.

Percobaan dilakukan sebanyak 3 (tiga kali) dengan perubahan FFD

(Focus Film Distance) yaitu pada jarak ketinggian 60 cm, 90 cm dan 120 cm.

Karena dalam pemeriksaan Radiografi pengaturan Jarak antara Fokus dengan

Film/Kaset ini dilakukan berdasarkan ketebalan objek yang akan diperiksa,

Misalnya:
 Pada FFD 60 cm : bisanya dilakukan pada pemeriksaan pada objek yang

ketebalannya tinggi, seperti pada Kepala.

 Pada FFD 90 cm : biasanya dilakukan pada pemeriksaan pada objek yang

ketebalannya sedang, seperti pada tulang belakang yang meliputi leher,

punggung, pinggang dan panggul.

 Pada FFD 120 cm : biasanya dilakukan pada pemeriksaan pada objek

yang ketebalannya kecil, seperti pemeriksaan paru-paru, alat gerak/tugkai

yang meliputi kaki dan tangan.

III.5. Bagan Alir Penelitian


Mulai

Persiapan Alat dan bahan

Uji Colimator Test Tool

FFD 60 cm FFD 90 cm FFD 120 cm

-Film (24 x 30) cm -Film (24 x 30) cm -Film (24 x 30) cm

-Film (30 x 40) cm -Film (30 x 40) cm -Film (30 x 40) cm

-Film (35 x 35) cm -Film (35 x 35) cm -Film (35 x 35) cm

Pengukuran skala
penyimpangan

Kesimpulan

Selesai
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

Skala penyimpangan pada bidang sumbu X (X1 dan X2) pada film

Radiograf merupakan selisih antara skala area yang terkena radiasi pada

bidang sumbu X (X1 .1 dan X1 .2) dengan skala area lapangan kolimasi pada

bidang sumbu X (X0 .1 dan X0 .2). Dan skala penyimpangan pada bidang

sumbu Y (Y1 dan Y2) pada film Radiograf merupakan selisih antara skala

area yang terkena radiasi pada bidang sumbu Y (Y1 .1 dan Y1 .2) dengan skala

area lapangan kolimasi pada bidang sumbu Y (Y0 .1 dan Y0 .2).


X1 = X1 .1 - X0 .1 ; X2 = X1 .2 - X0 .2

Y1 = Y1 .1 - Y0 .1 ; Y2 = Y1 .2 - Y0 .2

X1 X2

Y2
Y0 .2 Y1 .2

Y1 .1 Y0 .1
Y1 .1
Y1
X0 .1 X0 .2
X1.1 X1 .2
Gambar 4.1. Sketsa Pengukuran Penyimpangan Radiasi

Keterangan :
X0.1 = Skala Lapangan kolimasi pada sisi kiri Y1.1 = Skala area yang terkena Radiasi pada sisi bawah
X0.2 = Skala Lapangan kolimasi pada sisi kanan Y1.2 = Panjang area yang terkena Radiasi pada sisi atas
Y0.1 = Skala Lapangan kolimasi pada sisi bawah X1 = Skala Penyimpangan pada sisi sebelah kiri
Y0.2 = Skala Lapangan kolimasi pada sisi atas X2 = Skala Penyimpangan pada sisi sebalah kanan
X1.1 = Skala area yang terkena Radiasi pada sisi kiri Y1 = Skala Penyimpangan pada sisi bawah
X1.2 = Skala area yang terkena Radiasi pada sisi kanan Y2 = Skala Penyimpangan pada sisi atas
Pesawat Sinar-X yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

Pesawat Sinar-X Mobile dengan merk Hyundai buatan Korea, jenis tabung

ROTANDE type E7239 dengan kapasitas 100kV/100 mA.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan yaitu dengan jarak

FFD (Focus Film Distance) 60 cm, 90 cm dan 120 cm. Setiap percobaan

yang dilakukan, masing- masing menggunakan 3 (tiga) jenis ukuran

kaset/film/Collimator Test Tool yaitu:

- ukuran 24 cm x 30 cm

- ukuran 30 cm x 40 cm dan

- ukuran 35 cm x 35 cm.

Berikut adalah gambaran radiograf hasil pengukuran Collimator Test

tool untuk mengukur skala penyimpangan antara Lapangan penyinaran

kolimator dengan berkas Radiasi yang dihasilkan Pesawat Sinar-X Mobile di

Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo yang kemudian

diuraikan dalam bentuk tabel:

1. Ukuran Kaset/Film 24 cm x 30 cm

Gambar 4.2. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 60 cm sebelum dikoreksi
Gambar 4.3. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 90 sebelum dikoreksi

Gambar 4.4. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool
pada Film Ukuran 24 cm x 30 cm deng an FFD 120 cm sebelum dikoreksi

Tabel 4.1. Hasil pengukuran penyi mpangan radi asi pada gambaran radi ograf untuk
ukuran fil m/kaset 24 cm x 30 cm sebelum dik oreksi
Area yang disinari Kolimator Area yang terkena Radiasi
No FFD Penyimpangan (cm)
(cm) (cm)
X0.1 X0.2 Y0.1 Y0.2 X1.1 X1.2 Y1.1 Y1.2 X1 X2 Y1 Y2

1 60 cm 12,00 12,00 9,00 9,00 11,55 12,53 8,13 9,75 0,45 0,53 0,87 0,75
2 90 cm 12,00 12,00 9,00 9,00 11,13 12,26 7,94 10,17 0,87 0,26 1,06 1,17
3 120 cm 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,31 7,74 10,57 1,50 0,31 1,26 1,57

Pada tabel 4.1 di atas diperoleh data hasil pengukuran penyimpangan

radiasi pada bidang sumbu X untuk X1 dan X2 serta pada bidang sumbu Y

untuk Y1 dan Y2 pada ukuran kaset/film 30 cm x 40 cm. Hasil pengukuran

penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X pada sisi X1, skala

penyimpangan radiasi tertinggi berada pada FFD 120 cm. Tetapi pada sisi

X2, skala penyimpangan radiasi tertinggi berada pada FFD 60 cm. Dan hasil
pengukuran penyimpangan radiasi pada bidang sumbu Y pada sisi Y1 dan

Y2, skala penyimpangan radiasi tertinggi berada pada FFD 120 cm.

2. Ukuran Kaset/Film 30 cm x 40 cm

Gambar 4.5. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm pada FFD 60 cm sebelum dikoreksi

Gambar 4.6. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 90 cm sebelum dikoreksi
Gambar 4.7. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 120 cm sebelum dikoreksi

Tabel 4.2. Hasil pengukuran penyi mpangan radi asi pada gambaran radi ograf
untuk ukuran fil m/kaset 30 cm x 40 cm sebelum dikoreksi
Area yang disinari Kolimator Area yang terkena Radiasi
Penyimpangan (cm)
No FFD (cm) (cm)
X0.1 X0.2 Y0.1 Y0.2 X1.1 X1.2 Y1.1 Y1.2 X1 X2 Y1 Y2

1 60 cm 17,00 17,00 12,00 12,00 16,81 17,26 11,38 12,33 0,19 0,26 0,62 0,33
2 90 cm 17,00 17,00 12,00 12,00 16,44 17,16 11,00 12,93 0,56 0,16 1,00 0,93
3 120 cm 17,00 17,00 12,00 12,00 16,22 17,35 10,60 13,26 0,78 0,35 1,40 1,26

Pada tabel 4.2. di atas diperoleh data hasil pengukuran

penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X untuk X1 dan X2 serta

pada bidang sumbu Y untuk Y1 dan Y2 pada ukuran kasert/film 30 cm

x 40 cm. Hasil pengukuran penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X

pada sisi X1 maupun X2 serta pada bidang sumbu Y pada sisi Y1 dan

Y2 skala penyimpangan radiasi tertinggi berada pada FFD 120 cm.

Sedangkan skala penyimpangan radiasi terendah berada FFD 60 cm.

3. Ukuran Kaset/Film 35 cm x 35 cm
Gambar 4.8. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 60 cm sebelum dikoreksi

Gambar 4.9. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 90 cm sebelum dikoreksi

Gambar 4.10. Gambaran Radi ograf hasil pengujian Colli mator Test Tool pada Fil m
Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 120 cm sebelum dikoreksi

Tabel 4.3. Hasil pengukuran penyi mpangan radi asi pada gambaran radi ograf
untuk ukuran fil m/kaset 35 cm x 35 cm sebelum dikoreksi
No FFD Area yang disinari Kolimator Area yang terkena Radiasi Penyimpangan (cm)
(cm) (cm)

X0.1 X0.2 Y0.1 Y0.2 X1.1 X1.2 Y1.1 Y1.2 X1 X2 Y1 Y2

1 60 cm 14,50 14,50 14,50 14,50 14,44 14,74 14,17 15,03 0,06 0,24 0,33 0,53

2 90 cm 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,71 13,74 15,76 0,70 0,21 0,76 1,26

3 120 cm 14,50 14,50 14,50 14,50 13,32 14,79 13,15 15,98 1,18 0,29 1,35 1,48

Pada tabel 4.3 di atas diperoleh data hasil pengukuran penyimpangan

radiasi pada bidang sumbu X untuk X1 dan X2 serta pada bidang sumbu Y

untuk Y1 dan Y2 pada ukuran kasert/film 35 cm x 35 cm. Hasil pengukuran

penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X pada sisi X1 maupun X2 serta

pada bidang sumbu Y pada sisi Yi dan Y2 skala penyimpangan radiasi

tertinggi berada pada FFD 120 cm. Sedangkan skala penyimpangan radiasi

terendah berada FFD 60 cm.

IV.2. Pembahasan

Pada penggunaan pesawat Sinar-X diagnostik untuk membatasi

bidang penyinaran Sinar-X agar tidak mengenai organ yang tidak

membutuhkan penyinaran Sinar-X, maka digunakan Kolimator yang

berfungsi mengatur luas bidang penyinaran yang keluar dari tabung

pembangkit Sinar-X.

Perlu diingat bahwa Sinar-X tidak dapat dilihat dengan kasat mata

sehingga pengaturan luas lapangan penyinaran tidak dapat dilakukan

langsung dengan menggunakan Sinar-X, oleh karena itu pada kolimator

digunakan lampu halogen yang dipasang di dalam kolimator dimana

spesifikasi lampu dan posisi letak lampu harus tepat sehingga berkas cahaya

lampu yang keluar dari kolimator sejajar/searah dengan berkas Sinar-X yang

keluar dari tabung Sinar-X. Karena Sinar-X keluar dari Tabung Sinar –X
sedangkan sumber cahaya kolimator berasal dari lampu halogen yang

dipasang di dalam kolimator, maka bisa terjadi perbedaan antara luas

lapangan penyinaran yang terlihat dari cahaya lampu kolimator dengan

bidang berkas radiasi. Hal ini bisa disebabkan oleh hal berikut:

1. Posisi lampu halogen di dalam kolimator bergeser dari posisi yang

seharusnya. Ini biasa terjadi karena pada saat penggantian lampu

kolimator posisi saat pemasangan lampu yang baru posisinya berubah.

2. Penggantian lampu kolimator yang tidak sesuai dengan spesifikasi lampu

yang digunakan sebelumnya (tidak sesuai dengan bawaan aslinya).

3. Diafragma kolimator tidak berfungsi dengan baik. Diafragma (tuas buka-

tutup) vertikal dengan horizontal tidak dapat membuka dan menutup

dengan sempurna.

Pengukuran kesesuaian luas lapangan penyinaran (kolimator) dengan

berkas radiasi yang dihasilkan pada pesawat Sinar-X dilakukan untuk

menetukan apakah berkas Sinar-X sesuai dengan bidang kolimasi. Apabila

kedua bidang ini tidak sesuai maka akan mengakibatkan lebar batas kolimasi

pada kedua sisi yang tidak sama pada gambaran radiografi.

Ketidak sesuaian antara luas lapangan kolimator dengan berkas radiasi

yang dihasilkan dapat mempengaruhi keadaan gambaran radiografi, dimana

satu sisi akan tergambar yang tidak diperlukan dan di sisi yang lain gambar

yang diperlukan tidak tercakup (terpotong). Jika hal ini terjadi, maka akan

terjadi pengulangan pemeriksaan sehingga ditinjau dari segi keselamatan

dapat menambah dosis yang diterima oleh pasien maupun petugas radiologi

(radiographer).
Untuk mengetahui kesesuaian antara luas lapangan kolimator dengan

berkas radiasi yang dihasilkan pada pesawat Sinar-X digunakan alat yang

dikenal dengan nama Collimator Test tool. Adapaun hasil analisisnya

diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.4. Hasil Analisis Pengukuran penyimpangan pada g ambaran Radiograf


sebelum dikoreksi

Batas Hasil Pengukuran (cm)


NO. FFD Toleransi 24 cm x 30 cm 30 cm x 40 cm 35 cm x 35 cm
(cm)
X Y X Y X Y
1. 60 cm 1,20 0,98 1,62 0,45 0,95 0,30 0,86

2. 90 cm 1,80 1,13 2,23 0,72 1,93 0,91 2,02

3. 120 cm 2,40 1,81 2,83 1,13 2,66 1,47 2,83

Keterangan:
= Masih dalam batas toleransi
= Melebihi Batas Toleransi
FFD = Focus Film Distance (Jarak antara Sumber Sinar dengan
Film/ Kaset)
Nilai X diperoleh yaitu dengan menju mlahkan skala penyimpangan radasi
X1 dengan X2 pada gambaran radiograf. Dan nilai Y dipero leh dengan
men ju mlah kan skala penyimpangan radiasi Y1 dengan Y2 pada gambaran
radiograf. Batas toleransi yang diizin kan adalah tidak bo leh meleb ihi 2%
dari jarak fokus/sumber rad iasi dengan Film/Kaset (FFD).

Pada Tabel 4.4 di atas diperoleh data hasil pengujian pada jarak FFD

60 cm untuk ukuran kaset/film (24 x 30) cm, (30 x 40) cm dan (35 x 35) cm

terjadi penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X dan sumbu Y. Namun

skala penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X dan bidang sumbu Y masih

berada dalam batas toleransi yang diperkenankan untuk ukuran film (30 x 40)

cm dan (35 x 35) cm akan tetapi skala penyimpangan radiasi pada bidang

sumbu Y untuk ukuran kaset/film (24 x 30) cm melebihi batas toleransi yang

diperkenankan. Untuk pengujian pada jarak FFD 90 cm berikut pada jarak

FFD 120 cm juga terjadi penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X dan
sumbu Y. Namun skala penyimpangan radiasi pada bidang sumbu X untuk

ukuran film/kaset (24 x 30) cm, (30 x 40) cm dan (35 x 35) cm masing-

masing masih berada dalam batas toleransi yang diperkenankan. Akan tetapi

skala penyimpangan radiasi pada bidang sumbu Y untuk ukuran film/kaset

(24 x 30) cm, (30 x 40) cm dan (35 x 35) cm masing- masing melebihi batas

toleransi yang diperkenankan.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pesawat Sinar-X di

Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo tidak baik dan tidak

layak untuk dioperasikan.

Agar supaya kinerja Pesawat Sinar-X Mobile di Rumah Sakit Umum

Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo bisa dikategorikan baik maka perlu

diadakan perbaikan atau koreksi.

Jika terjadi penyimpangan atau Lapangan penyinaran kolimator tidak

sesuai dengan berkas radiasi yang dihasilkan maka dapat dilakukan

perbaiakan/koreksi dengan cara sebagaia berikut:

1. Apabila lapangan penyinaran tidak sesuai dengan berkas Sinar-X yang

keluar dari tabung maka yang pertama di lakukan adalah melakukan

penyetelan posisi lampu kolimator.

Penyetelan dapat dilakukan dengan menggeser sedikit demi sedikit posisi

lampu kolimator kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan

alat uji Collimator Test Tool.

2. Apabila dari hasil pengujian ini lapangan penyinaran kolimator dengan

berkas radiasi yang dihasilkan masih menyimpang maka langkah kedua


yang harus dilakukan yaitu mengecek spesifikasi lampu kolimator

apakah sesuai dengan lampu yang digunakan sebelumnya.

3. Namun apabila spesifikasinya sudah tepat maka penyimpangan ini

dipastikan disebabkan karena diafragma kolimator yang tidak berfungsi

dengan baik. Maka jalan satu-satunya yang dapat dilakukan adalah

mengganti roda-roda penggerak diafragma yang sudah rusak.

Penggantian roda-roda diafragma juga harus sesuai dengan spesifikasinya

(bawaan aslinya).

Setelah dilakukan koreksi atau perbaikan maka dilakukan kembali

pengujian kesesuaian antara lapangan penyinaran kolimator dengan berkas

radiasi yang dihasilkan. Dan diperoleh data seperti pada tabel beriikut:

Tabel 4.5. Hasil Analisis Pengukuran penyi mpangan radi asi pada gambaran Radiograf
setelah dikoreksi

Batas Hasil Pengukuran (cm)


NO. FFD Toleransi 24 cm x 30 cm 30 cm x 40 cm 35 cm x 35 cm
(cm)
X Y X Y X Y
1. 60 cm 1,20 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2. 90 cm 1,80 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. 120 cm 2,40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Pada tabel 4.5 di atas diperoleh data bahwa hasil pengujian pada jarak

FFD 60 cm dengan ukuran film/kaset 24 cm x 30 cm, 30 cm x 40 cm dan 35

cm x 35 cm. Lalu jarak FFD 90 cm juga dengan ukuran film/kaset 24 cm x 30

cm, 30 cm x 40 cm dan 35 cm x 35 cm kemudian jarak FFD 120 cm juga

dengan ukuran film/kaset 24 cm x 30 cm, 30 cm x 40 cm dan 35 cm x 35 cm

diperoleh hasil pengukuran penyimpangan radiasi masing- masing pada

bidang sumbu X dan bidang sumbu Y adalah sebesar 0,00 cm. Dengan
demikian berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa lapangan

penyinaran kolimator dengan berkas radiasi yang dihasilka n pada pesawat

Sinar-X Mobile di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo

sudah sesuai/tidak manyimpang karena skala penyimpangan radiasinya sudah

berada pada titik 0 (nol).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Pesawat Sinar-X Mobile merek Hyundai buatan Korea di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Gorontalo

sebelum dilakukan perbaikan/koreksi dinyatakan bahwa Lapangan

penyinaran (kolimator) dengan berkas radiasi terjadi penyimpangan dan

tidak layak/tidak aman untuk dioperasikan.

2. Berdasarkan hasil pengujian pada pesawat Sinar-X Mobile merek

Hyundai buatan Korea di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah

Tani dan Nelayan Gorontalo setelah dilakukan perbaikan/koreksi

dinyatakan bahwa lapangan penyinaran kolimator dengan berkas radiasi

yang dihasilkan sudah tidak menyimpang karena hasil pegukuran

penyimpangan radiasi berada pada titik 0 (nol) dan dinyatakan layak/aman

untuk dioperasikan.

V.2. Saran

1. Untuk meningkatkan kualitas citra dan aspek keselamatan radiasi baik

petugas, pasien dan masyarakat umum waktu penyinaran, sebaiknya

dilakukan pengujian/kalibrasi minimal 2 kali dalam setahun.

2. Untuk menguji kemampuan atau performa tabung pesawat Sinar-X, untuk

penelitian selanjutnya diambil lagi sampel dengan menggunakan alat uji

Beam Alignment Test Toll untuk menguji ketepatan Titik Fokus Tabung

Sinar-X
DAFTAR PUSTAKA

1. Rasad, S., Kartoleksono, Ekayuda. I. 1999. Radiologi Dignostik.


Jakarta: FKUI Press.

2. Sjariar Rasjad, dkk. 1992. Radiologi Diagnostik. Jakarta: FKUI.

3. Curry III, Thomas. S and James E. 1990. Christensen's Physics of Diagnostic


Radiology, Texas (sinar-x; karakteristik dan bremstahlung)

4. http://www.google.co.id/search?q=sinar-x+karakteristik

5. http://www.slideshare.net/wiranto/pengenalan-pesawat-sinar-x-diagnostik

6. Rahman,Nova., 1990. Radiofotografi. Jakarta: Universitas baiturramah

7. http://www.google.co.id/search?q=collimator+x-ray+tube

8. http://www.mas-medical.co.uk/p-2273-collimator-beam-alignment-test-
tools.aspx

9. http://siavent.blogspot.com/2010/03/jenis-film-sinar-x.html

10. http://dadang-saksono.blogspot.com/2010/12/kaset-radiologi-dan-kamar-
gelap.html

11. Maoras, B.M. 1990. Practical Guide in Quality Assurance. New York:
John Willey and Sons

12. Jessica, P. 1999. Quality Control Radiology. Osteaux: Medical Press.

13. Herman, C. 1983. Pengantar Fisika Kesehatan. Semarang: IKIP Semarang Press.

14. Alamsyah, Reno.2004. Jaminan Mutu untuk Keselamatan pada Fasilitas


Sumber Radiasi. Jakarta: Requalifikasi PPR Bidang Industri.

15. http://www.google.com/imgres?q=x-ray+collimator

16. http://www.google.com/search?q=collimator+test+tool&hl
LAMPIRAN
Lampiran 1

Gambar L1.1. Colli mator Alignment Test Tool ukuran kaset 24 x 30 cm

Gambar L1.2. Colli mator Alignment Test Tool ukuran kaset 30 x 40 cm

Gambar L1.3. Colli mator Alignment Test Tool ukuran kaset 35 x 35 cm

Lampiran II
A.Pe rcobaan I FFD 60 cm

Gambar L2.1. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 24 x 30 cm pada FFD 60 c m

Gambar L2.2. Pengujian Akurasi Koli masi ukuran kaset 30 x 40 cm pada FFD 60 cm

Gambar L2.3. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 35 x 35 cm pada FFD 60 cm

Tabel L2.1. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 24 x 30 cm dengan FFD 60 cm


Pengukuran Area yang disinari
Area yang terkena Radiasi (cm) Penyi mpang an (cm)
pada 'n' cm Koli mator (cm)
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 12,00 12,00 9,00 9,00 11,60 12,40 8,10 9,75 0,40 0,40 0,90 0,75
2 12,00 12,00 9,00 9,00 11,60 12,40 8,10 9,75 0,40 0,40 0,90 0,75
3 12,00 12,00 9,00 9,00 11,60 12,45 8,10 9,75 0,40 0,45 0,90 0,75
4 12,00 12,00 9,00 9,00 11,60 12,45 8,10 9,75 0,40 0,45 0,90 0,75
5 12,00 12,00 9,00 9,00 11,60 12,50 8,10 9,75 0,40 0,50 0,90 0,75
6 12,00 12,00 9,00 9,00 11,60 12,50 8,10 9,75 0,40 0,50 0,90 0,75
7 12,00 12,00 9,00 9,00 11,60 12,55 8,10 9,75 0,40 0,55 0,90 0,75
8 12,00 12,00 9,00 9,00 11,55 12,60 8,10 9,75 0,45 0,60 0,90 0,75
9 12,00 12,00 9,00 9,00 11,55 12,60 8,10 9,75 0,45 0,60 0,90 0,75
10 12,00 12,00 9,00 9,00 11,55 12,60 8,10 9,75 0,45 0,60 0,90 0,75
11 12,00 12,00 9,00 9,00 11,50 12,55 8,10 9,80 0,50 0,55 0,90 0,80
12 12,00 12,00 9,00 9,00 11,50 12,55 8,10 9,80 0,50 0,55 0,90 0,80
13 12,00 12,00 9,00 9,00 11,50 12,55 8,10 9,80 0,50 0,55 0,90 0,80
14 12,00 12,00 9,00 9,00 11,50 12,55 8,10 9,80 0,50 0,55 0,90 0,80
15 12,00 12,00 9,00 9,00 11,50 12,55 8,10 9,80 0,50 0,55 0,90 0,80
16 12,00 12,00 9,00 9,00 11,50 12,55 8,10 9,80 0,50 0,55 0,90 0,80
17 12,00 12,00 9,00 9,00 11,50 12,55 8,20 9,75 0,50 0,55 0,80 0,75
18 12,00 12,00 9,00 9,00 11,50 12,55 8,20 9,70 0,50 0,55 0,80 0,70
19 9,00 9,00 8,20 9,65 0,80 0,65
20 9,00 9,00 8,20 9,65 0,80 0,65
21 9,00 9,00 8,20 9,65 0,80 0,65
22 9,00 9,00 8,20 9,75 0,80 0,75
23 9,00 9,00 8,20 9,75 0,80 0,75
Jumlah 207,85 225,45 187,00 224,20 8,15 9,45 20,00 17,20
rata-rata 11,55 12,53 8,13 9,75 0,45 0,53 0,87 0,75
Standar Deviasi 0,05 0,06 0,05 0,05 0,05 0,06 0,05 0,05

Tabel L2.2. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 30 x 40 cm dengan FFD 60 cm


Area disinari Kolimator (cm) Bagian yang terkena Radiasi (cm) Penyimpangan (cm)
Pengukuran
pada 'n' cm
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 17,00 17,00 12,00 12,00 16,85 17,00 11,75 12,00 0,15 0,00 0,25 0,00
2 17,00 17,00 12,00 12,00 16,85 17,00 11,70 12,00 0,15 0,00 0,30 0,00
3 17,00 17,00 12,00 12,00 16,85 17,00 11,65 12,05 0,15 0,00 0,35 0,05
4 17,00 17,00 12,00 12,00 16,90 17,00 11,65 12,05 0,10 0,00 0,35 0,05
5 17,00 17,00 12,00 12,00 16,90 17,00 11,65 12,05 0,10 0,00 0,35 0,05
6 17,00 17,00 12,00 12,00 16,95 17,00 11,65 12,05 0,05 0,00 0,35 0,05
7 17,00 17,00 12,00 12,00 17,00 17,00 11,65 12,10 0,00 0,00 0,35 0,10
8 17,00 17,00 12,00 12,00 17,00 17,10 11,60 12,15 0,00 0,10 0,40 0,15
9 17,00 17,00 12,00 12,00 17,00 17,15 11,60 12,20 0,00 0,15 0,40 0,20
10 17,00 17,00 12,00 12,00 17,00 17,25 11,60 12,20 0,00 0,25 0,40 0,20
11 17,00 17,00 12,00 12,00 16,90 17,30 11,55 12,25 0,10 0,30 0,45 0,25
12 17,00 17,00 12,00 12,00 16,90 17,30 11,55 12,30 0,10 0,30 0,45 0,30
13 17,00 17,00 12,00 12,00 16,90 17,35 11,50 12,30 0,10 0,35 0,50 0,30
14 17,00 17,00 12,00 12,00 16,85 17,35 11,50 12,30 0,15 0,35 0,50 0,30
15 17,00 17,00 12,00 12,00 16,80 17,35 11,50 12,30 0,20 0,35 0,50 0,30
16 17,00 17,00 12,00 12,00 16,70 17,40 11,45 12,45 0,30 0,40 0,55 0,45
17 17,00 17,00 12,00 12,00 16,65 17,40 11,45 12,35 0,35 0,40 0,55 0,35
18 17,00 17,00 12,00 12,00 16,65 17,45 11,40 12,45 0,35 0,45 0,60 0,45
19 17,00 17,00 12,00 12,00 16,65 17,45 11,35 12,45 0,35 0,45 0,65 0,45
20 17,00 17,00 12,00 12,00 16,65 17,50 11,35 12,45 0,35 0,50 0,65 0,45
21 17,00 17,00 12,00 12,00 16,65 17,50 11,30 12,45 0,35 0,50 0,70 0,45
22 17,00 17,00 12,00 12,00 16,60 17,50 11,25 12,45 0,40 0,50 0,75 0,45
23 17,00 17,00 12,00 12,00 16,60 17,50 11,25 12,45 0,40 0,50 0,75 0,45
24 17,00 17,00 12,00 12,00 16,60 17,30 11,20 12,45 0,40 0,30 0,80 0,45
25 12,00 12,00 11,20 12,40 0,80 0,40
26 12,00 12,00 11,15 12,40 0,85 0,40
27 12,00 12,00 11,15 12,40 0,85 0,40
28 12,00 12,00 11,10 12,55 0,90 0,55
29 12,00 12,00 11,10 12,55 0,90 0,55
30 12,00 12,00 11,10 12,55 0,90 0,55
31 12,00 12,00 11,05 12,60 0,95 0,60
32 12,00 12,00 11,05 12,60 0,95 0,60
33 12,00 12,00 11,00 12,60 1,00 0,60
34 12,00 12,00 10,90 12,40 1,10 0,40
Jumlah 403,40 414,15 386,90 419,30 4,60 6,15 21,10 11,30
rata-rata 16,81 17,26 11,38 12,33 0,19 0,26 0,62 0,33
Standar Deviasi 0,14 0,20 0,24 0,19 0,14 0,20 0,24 0,19

Tabel L2.3. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 35 x 35 cm dengan FFD 60 cm


Bagian yang disinari
Pengukuran Bagian yang terkena Radiasi (cm) Penyi mpang an (cm)
Koli mator (cm)
pada 'n' cm
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 14,50 14,50 14,50 14,50 14,35 14,70 14,50 14,80 0,15 0,20 0,00 0,30
2 14,50 14,50 14,50 14,50 14,30 14,50 14,50 14,80 0,20 0,00 0,00 0,30
3 14,50 14,50 14,50 14,50 14,30 14,50 14,50 14,85 0,20 0,00 0,00 0,35
4 14,50 14,50 14,50 14,50 14,30 14,50 14,45 14,90 0,20 0,00 0,05 0,40
5 14,50 14,50 14,50 14,50 14,30 14,50 14,35 14,90 0,20 0,00 0,15 0,40
6 14,50 14,50 14,50 14,50 14,35 14,50 14,35 14,95 0,15 0,00 0,15 0,45
7 14,50 14,50 14,50 14,50 14,35 14,50 14,35 14,95 0,15 0,00 0,15 0,45
8 14,50 14,50 14,50 14,50 14,35 14,55 14,30 14,95 0,15 0,05 0,20 0,45
9 14,50 14,50 14,50 14,50 14,40 14,60 14,30 15,00 0,10 0,10 0,20 0,50
10 14,50 14,50 14,50 14,50 14,40 14,65 14,25 15,00 0,10 0,15 0,25 0,50
11 14,50 14,50 14,50 14,50 14,45 14,70 14,25 15,00 0,05 0,20 0,25 0,50
12 14,50 14,50 14,50 14,50 14,45 14,70 14,25 15,00 0,05 0,20 0,25 0,50
13 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,75 14,20 15,05 0,00 0,25 0,30 0,55
14 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,75 14,20 15,05 0,00 0,25 0,30 0,55
15 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,80 14,20 15,05 0,00 0,30 0,30 0,55
16 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,80 14,15 15,10 0,00 0,30 0,35 0,60
17 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,80 14,15 15,10 0,00 0,30 0,35 0,60
18 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,80 14,15 15,10 0,00 0,30 0,35 0,60
19 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,85 14,10 15,15 0,00 0,35 0,40 0,65
20 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,85 14,05 15,15 0,00 0,35 0,45 0,65
21 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,85 14,05 15,15 0,00 0,35 0,45 0,65
22 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,85 14,05 15,10 0,00 0,35 0,45 0,60
23 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,90 14,00 15,05 0,00 0,40 0,50 0,55
24 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,90 14,00 15,05 0,00 0,40 0,50 0,55
25 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,95 14,00 15,05 0,00 0,45 0,50 0,55
26 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,95 13,95 15,20 0,00 0,45 0,55 0,70
27 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,95 13,95 15,20 0,00 0,45 0,55 0,70
28 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,95 13,95 15,20 0,00 0,45 0,55 0,70
29 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,90 13,95 15,20 0,00 0,40 0,55 0,70
30 14,50 14,50 14,50 14,50 14,50 14,65 13,60 14,90 0,00 0,15 0,90 0,40
Jumlah 433,30 442,15 425,05 450,95 1,70 7,15 9,95 15,95
rata-rata 14,44 14,74 14,17 15,03 0,06 0,24 0,33 0,53
Standar Devi asi 0,08 0,16 0,20 0,12 0,08 0,16 0,20 0,12

Lampiran III

B. Percobaan II FFD 90 cm
Gambar L3.1. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 24 x 30 cm pada FFD 90 cm

Gambar L3.2. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 30 x40 cm pada FFD 90 cm

Gambar L3.3. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 35 x35 cm pada FFD 90 cm

Tabel L3.1. Hasil pengukuran pada Film Ukuran 24 x 30 cm dengan FFD 90 cm


Area yang disinari
Pengukuran Area yang terkena Radiasi (cm) Penyi mpang an (cm)
Koli mator (cm)
pada 'n' cm
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 12,00 12,00 9,00 9,00 11,20 12,15 7,90 10,20 0,80 0,15 1,10 1,20
2 12,00 12,00 9,00 9,00 11,20 12,15 7,90 10,20 0,80 0,15 1,10 1,20
3 12,00 12,00 9,00 9,00 11,20 12,20 7,90 10,20 0,80 0,20 1,10 1,20
4 12,00 12,00 9,00 9,00 11,15 12,20 7,90 10,20 0,85 0,20 1,10 1,20
5 12,00 12,00 9,00 9,00 11,15 12,20 7,90 10,20 0,85 0,20 1,10 1,20
6 12,00 12,00 9,00 9,00 11,15 12,25 7,90 10,20 0,85 0,25 1,10 1,20
7 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,25 7,90 10,20 0,90 0,25 1,10 1,20
8 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,90 10,20 0,90 0,30 1,10 1,20
9 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,90 10,20 0,90 0,30 1,10 1,20
10 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,90 10,30 0,90 0,30 1,10 1,30
11 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,90 10,20 0,90 0,30 1,10 1,20
12 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,95 10,15 0,90 0,30 1,05 1,15
13 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,95 10,15 0,90 0,30 1,05 1,15
14 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,95 10,15 0,90 0,30 1,05 1,15
15 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,95 10,15 0,90 0,30 1,05 1,15
16 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 7,95 10,15 0,90 0,30 1,05 1,15
17 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 8,00 10,20 0,90 0,30 1,00 1,20
18 12,00 12,00 9,00 9,00 11,10 12,30 8,00 10,20 0,90 0,30 1,00 1,20
19 9,00 9,00 8,00 10,15 1,00 1,15
20 9,00 9,00 8,00 10,15 1,00 1,15
21 9,00 9,00 8,00 10,10 1,00 1,10
22 9,00 9,00 8,00 10,00 1,00 1,00
23 9,00 9,00 8,00 10,09 1,00 1,09
Jumlah 200,25 220,70 182,65 233,94 15,66 4,70 24,35 26,94
rata-rata 11,13 12,26 7,94 10,17 0,87 0,26 1,06 1,17
Standar Deviasi 0,04 0,06 0,04 0,06 0,04 0,06 0,04 0,06

Tabel L3.2. Hasil pengukuran pada Film Ukuran 30 x 40 cm dengan FFD 90 cm


Area disinari Kolimator (cm) Bagian yang terkena Radiasi (cm) Penyimpangan (cm)
Pengukuran
pada 'n' cm
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,00 11,10 12,80 0,50 0,00 0,90 0,80
2 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,00 11,10 12,80 0,50 0,00 0,90 0,80
3 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,05 11,10 12,85 0,50 0,05 0,90 0,85
4 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,05 11,10 12,90 0,50 0,05 0,90 0,90
5 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,10 11,10 12,90 0,50 0,10 0,90 0,90
6 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,10 11,10 12,90 0,50 0,10 0,90 0,90
7 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,10 11,10 12,90 0,50 0,10 0,90 0,90
8 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,15 11,10 12,90 0,50 0,15 0,90 0,90
9 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,20 11,10 12,90 0,50 0,20 0,90 0,90
10 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,25 11,05 12,90 0,50 0,25 0,95 0,90
11 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,25 11,05 12,95 0,50 0,25 0,95 0,95
12 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,25 11,05 12,95 0,50 0,25 0,95 0,95
13 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,25 11,05 12,95 0,50 0,25 0,95 0,95
14 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 11,05 12,95 0,60 0,20 0,95 0,95
15 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 11,05 12,95 0,60 0,20 0,95 0,95
16 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 11,05 13,00 0,60 0,20 0,95 1,00
17 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 11,05 12,95 0,60 0,20 0,95 0,95
18 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 11,05 13,00 0,60 0,20 0,95 1,00
19 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 11,05 13,00 0,60 0,20 0,95 1,00
20 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 11,05 13,00 0,60 0,20 0,95 1,00
21 17,00 17,00 12,00 12,00 16,35 17,20 11,00 13,00 0,65 0,20 1,00 1,00
22 17,00 17,00 12,00 12,00 16,35 17,20 11,00 13,00 0,65 0,20 1,00 1,00
23 17,00 17,00 12,00 12,00 16,35 17,25 11,00 13,00 0,65 0,25 1,00 1,00
24 17,00 17,00 12,00 12,00 16,25 17,05 11,00 13,00 0,75 0,05 1,00 1,00
25 12,00 12,00 10,95 13,00 1,05 1,00
26 12,00 12,00 10,95 13,00 1,05 1,00
27 12,00 12,00 10,90 12,95 1,10 0,95
28 12,00 12,00 10,85 12,90 1,15 0,90
29 12,00 12,00 10,85 12,85 1,15 0,85
30 12,00 12,00 10,85 12,85 1,15 0,85
31 12,00 12,00 10,85 12,80 1,15 0,80
32 12,00 12,00 10,80 13,00 1,20 1,00
33 12,00 12,00 10,80 13,00 1,20 1,00
34 12,00 12,00 10,90 12,90 1,10 0,90
Jumlah 394,60 411,85 374,15 439,70 13,40 3,85 33,85 31,70
rata-rata 16,44 17,16 11,00 12,93 0,56 0,16 1,00 0,93
Standar Deviasi 0,07 0,08 0,10 0,06 0,07 0,08 0,10 0,06

Tabel L3.3. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 35 x 35 cm dengan FFD 90 cm


Bagian yang disinari
Pengukuran Bagian yang terkena Radiasi (cm) Penyi mpang an (cm)
Koli mator (cm)
pada 'n' cm
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,50 13,65 15,90 0,70 0,00 0,85 1,40
2 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,65 15,90 0,70 0,25 0,85 1,40
3 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,65 15,90 0,70 0,25 0,85 1,40
4 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,65 15,90 0,70 0,25 0,85 1,40
5 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,65 15,90 0,70 0,25 0,85 1,40
6 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,70 15,90 0,70 0,25 0,80 1,40
7 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,70 15,90 0,70 0,25 0,80 1,40
8 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,70 15,90 0,70 0,25 0,80 1,40
9 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,70 15,85 0,70 0,25 0,80 1,35
10 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,70 15,85 0,70 0,25 0,80 1,35
11 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,75 15,85 0,70 0,25 0,75 1,35
12 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,80 13,75 15,80 0,70 0,30 0,75 1,30
13 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,80 13,75 15,90 0,70 0,30 0,75 1,40
14 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,80 13,75 15,80 0,70 0,30 0,75 1,30
15 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,80 13,75 15,70 0,70 0,30 0,75 1,20
16 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,80 13,80 15,70 0,70 0,30 0,70 1,20
17 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,80 13,80 15,75 0,70 0,30 0,70 1,25
18 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,80 15,75 0,70 0,25 0,70 1,25
19 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,75 13,80 15,75 0,70 0,25 0,70 1,25
20 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,70 13,80 15,75 0,70 0,20 0,70 1,25
21 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,70 13,80 15,70 0,70 0,20 0,70 1,20
22 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,70 13,80 15,70 0,70 0,20 0,70 1,20
23 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,70 13,80 15,70 0,70 0,20 0,70 1,20
24 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,65 13,80 15,70 0,70 0,15 0,70 1,20
25 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,65 13,80 15,65 0,70 0,15 0,70 1,15
26 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,65 13,80 15,60 0,70 0,15 0,70 1,10
27 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,50 13,80 15,55 0,70 0,00 0,70 1,05
28 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,60 13,80 15,50 0,70 0,10 0,70 1,00
29 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,60 13,80 15,50 0,70 0,10 0,70 1,00
30 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 14,55 13,60 15,40 0,70 0,05 0,90 0,90
Jumlah 414,00 441,30 412,30 472,65 21,00 6,30 22,70 37,65
rata-rata 13,80 14,71 13,74 15,76 0,70 0,21 0,76 1,26
Standar Devi asi 0,00 0,09 0,06 0,14 0,00 0,09 0,06 0,14

Lampiran IV

C. Pe rcobaan III FFD 120 cm


Gambar L4.1. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 24 x 30 cm pada FFD 120 cm

Gambar L4.2. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 30x 40 cm pada FFD 120 cm

Gambar L4.3. Pengujian Akurasi Kolimasi ukuran kaset 35 x 35 cm pada FFD 120 cm

Tabel L4.1. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 24 x 30 cm dengan FFD 120 cm
Pengukuran Area yang disinari
Area yang terkena Radiasi (cm) Penyi mpang an (cm)
pada 'n' cm Koli mator (cm)
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 12,00 12,00 9,00 9,00 10,45 12,20 7,75 10,60 1,55 0,20 1,25 1,60
2 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,20 7,75 10,60 1,50 0,20 1,25 1,60
3 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,25 7,75 10,60 1,50 0,25 1,25 1,60
4 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,30 7,75 10,65 1,50 0,30 1,25 1,65
5 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,70 10,65 1,50 0,35 1,30 1,65
6 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,40 7,70 10,60 1,50 0,40 1,30 1,60
7 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,40 7,65 10,60 1,50 0,40 1,35 1,60
8 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,65 10,60 1,50 0,35 1,35 1,60
9 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,65 10,70 1,50 0,35 1,35 1,70
10 12,00 12,00 9,00 9,00 10,45 12,35 7,65 10,70 1,55 0,35 1,35 1,70
11 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,70 10,65 1,50 0,35 1,30 1,65
12 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,35 7,70 10,50 1,50 0,35 1,30 1,50
13 12,00 12,00 9,00 9,00 10,55 12,35 7,70 10,55 1,45 0,35 1,30 1,55
14 12,00 12,00 9,00 9,00 10,55 12,35 7,75 10,55 1,45 0,35 1,25 1,55
15 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,30 7,80 10,55 1,50 0,30 1,20 1,55
16 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,30 7,80 10,55 1,50 0,30 1,20 1,55
17 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,25 7,80 10,50 1,50 0,25 1,20 1,50
18 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 12,25 7,85 10,50 1,50 0,25 1,15 1,50
19 9,00 9,00 7,85 10,50 1,15 1,50
20 9,00 9,00 7,78 10,50 1,22 1,50
21 9,00 9,00 7,80 10,50 1,20 1,50
22 9,00 9,00 7,85 10,45 1,15 1,45
23 9,00 9,00 7,75 10,40 1,25 1,40
Jumlah 189,00 221,65 178,13 243,00 27,00 5,65 28,87 36,00
rata-rata 10,50 12,31 7,74 10,57 1,50 0,31 1,26 1,57
Standar Deviasi 0,02 0,06 0,06 0,08 0,02 0,06 0,06 0,08

Tabel L4.2. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 30 x 40 cm dengan FFD 120 cm
Area disinari Kolimator (cm) Bagian yang terkena Radiasi (cm) Penyimpangan (cm)
Pengukuran
pada 'n' cm
X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 17,00 17,00 12,00 12,00 16,35 17,10 10,90 12,95 0,65 0,10 1,10 0,95
2 17,00 17,00 12,00 12,00 16,50 17,15 10,90 13,00 0,50 0,15 1,10 1,00
3 17,00 17,00 12,00 12,00 16,45 17,15 10,90 13,05 0,55 0,15 1,10 1,05
4 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 10,90 13,05 0,60 0,20 1,10 1,05
5 17,00 17,00 12,00 12,00 16,40 17,20 10,90 13,05 0,60 0,20 1,10 1,05
6 17,00 17,00 12,00 12,00 16,35 17,25 10,90 13,10 0,65 0,25 1,10 1,10
7 17,00 17,00 12,00 12,00 16,30 17,30 10,90 13,10 0,70 0,30 1,10 1,10
8 17,00 17,00 12,00 12,00 16,25 17,30 10,90 13,15 0,75 0,30 1,10 1,15
9 17,00 17,00 12,00 12,00 16,25 17,35 10,85 13,15 0,75 0,35 1,15 1,15
10 17,00 17,00 12,00 12,00 16,25 17,35 10,80 13,20 0,75 0,35 1,20 1,20
11 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,35 10,80 13,20 0,80 0,35 1,20 1,20
12 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,40 10,75 13,25 0,80 0,40 1,25 1,25
13 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,40 10,75 13,25 0,80 0,40 1,25 1,25
14 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,45 10,70 13,25 0,80 0,45 1,30 1,25
15 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,45 10,70 13,40 0,80 0,45 1,30 1,40
16 17,00 17,00 12,00 12,00 16,20 17,45 10,70 13,40 0,80 0,45 1,30 1,40
17 17,00 17,00 12,00 12,00 16,15 17,50 10,60 13,35 0,85 0,50 1,40 1,35
18 17,00 17,00 12,00 12,00 16,15 17,50 10,60 13,30 0,85 0,50 1,40 1,30
19 17,00 17,00 12,00 12,00 16,10 17,50 10,55 13,35 0,90 0,50 1,45 1,35
20 17,00 17,00 12,00 12,00 16,10 17,50 10,55 13,40 0,90 0,50 1,45 1,40
21 17,00 17,00 12,00 12,00 16,05 17,50 10,55 13,40 0,95 0,50 1,45 1,40
22 17,00 17,00 12,00 12,00 16,05 17,50 10,55 13,40 0,95 0,50 1,45 1,40
23 17,00 17,00 12,00 12,00 16,00 17,50 10,50 13,40 1,00 0,50 1,50 1,40
24 17,00 17,00 12,00 12,00 16,00 17,00 10,45 13,40 1,00 0,00 1,55 1,40
25 12,00 12,00 10,50 13,40 1,50 1,40
26 12,00 12,00 10,40 13,40 1,60 1,40
27 12,00 12,00 10,40 13,40 1,60 1,40
28 12,00 12,00 10,40 13,40 1,60 1,40
29 12,00 12,00 10,35 13,35 1,65 1,35
30 12,00 12,00 10,35 13,35 1,65 1,35
31 12,00 12,00 10,35 13,30 1,65 1,30
32 12,00 12,00 10,30 13,30 1,70 1,30
33 12,00 12,00 10,25 13,30 1,75 1,30
34 12,00 12,00 9,50 13,20 2,50 1,20
Jumlah 389,30 416,35 360,40 450,95 18,70 8,35 47,60 42,95
rata-rata 16,22 17,35 10,60 13,26 0,78 0,35 1,40 1,26
Standar Deviasi 0,14 0,15 0,29 0,14 0,14 0,15 0,29 0,14

Tabel L4.3. Hasil Pengukuran pada Fil m Ukuran 35 x 35 cm dengan FFD 120 cm
Bagian yang disinari Bagian yang terkena Radiasi
Pengukuran Penyi mpang an (cm)
Koli mator (cm) (cm)
pada 'n' cm
X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2 X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X1 X2 Y1 Y2
1 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,90 13,30 15,95 1,20 0,40 1,20 1,45
2 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,60 13,30 15,95 1,10 0,10 1,20 1,45
3 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,80 13,25 16,00 1,10 0,30 1,25 1,50
4 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
5 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
6 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
7 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
8 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
9 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
10 14,50 14,50 14,50 14,50 13,40 14,85 13,20 16,00 1,10 0,35 1,30 1,50
11 14,50 14,50 14,50 14,50 13,35 14,85 13,20 16,00 1,15 0,35 1,30 1,50
12 14,50 14,50 14,50 14,50 13,35 14,85 13,20 16,05 1,15 0,35 1,30 1,55
13 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,10 1,20 0,35 1,30 1,60
14 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,00 1,20 0,35 1,30 1,50
15 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 15,90 1,20 0,35 1,30 1,40
16 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,05 1,20 0,35 1,30 1,55
17 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,05 1,20 0,35 1,30 1,55
18 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,05 1,20 0,35 1,30 1,55
19 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,85 13,20 16,05 1,20 0,35 1,30 1,55
20 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,80 13,20 16,05 1,20 0,30 1,30 1,55
21 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,75 13,20 16,05 1,20 0,25 1,30 1,55
22 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,75 13,15 16,05 1,20 0,25 1,35 1,55
23 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,75 13,15 16,05 1,20 0,25 1,35 1,55
24 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,70 13,10 16,05 1,20 0,20 1,40 1,55
25 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,70 13,10 16,05 1,20 0,20 1,40 1,55
26 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,70 13,10 16,05 1,20 0,20 1,40 1,55
27 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,65 13,10 16,00 1,20 0,15 1,40 1,50
28 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,65 13,10 15,90 1,20 0,15 1,40 1,40
29 14,50 14,50 14,50 14,50 13,30 14,65 12,70 15,70 1,20 0,15 1,80 1,20
30 14,50 14,50 14,50 14,50 12,85 14,60 12,40 15,40 1,65 0,10 2,10 0,90
Jumlah 399,55 443,60 394,35 479,50 35,45 8,60 40,50 44,50
rata-rata 13,32 14,79 13,15 15,98 1,18 0,29 1,35 1,48
Standar Devi asi 0,10 0,09 0,17 0,13 0,10 0,09 0,17 0,13
A. FFD 60 cm
Ukuran Area yang disinari Koli mator (cm) Area yang terkena Radiasi (cm)
Fil m
(cm) X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2
24 x 30 12,00 12,00 9,00 9,00 11,55 ± 0,05 12,53 ± 0,06 8,13 ± 0,05 9,75 ± 0
30 x 40 17,00 17,00 12,00 12,000 16,81 ± 0,14 17,26 ± 0,20 11,38 ± 0,24 12,33 ± 0
35 x 35 14,50 14,50 14,50 14,50 14,44 ± 0,08 14,74 ± 0,16 14,17 ± 0,16 15,03 ± 0

B. FFD 90 cm
Ukuran Area yang disinari Koli mator (cm) Area yang terkena Radiasi (cm)
Fil m
(cm) X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2
24 x 30 12,00 12,00 9,00 9,00 11,13 ± 0,04 12,26 ± 0,06 7,94 ± 0,04 10,17 ± 0
30 x 40 17,00 17,00 12,00 12,00 16,44 ± 0,07 17,16 ± 0,08 11,00 ± 0,10 12,93 ± 0
35 x 35 14,50 14,50 14,50 14,50 13,80 ± 0,00 14,71 ± 0,09 13,74 ± 0,06 15,76 ± 0

C. FFD 120 cm
Ukuran Area yang disinari Koli mator (cm) Area yang terkena Radiasi (cm)
Fil m
(cm) X1 .1 X1 .2 Y1 .1 Y1 .2 X0 .1 X0 .2 Y0 .1 Y0 .2
24 x 30 12,00 12,00 9,00 9,00 10,50 ± 0,02 12,31 ± 0,06 7,74 ± 0,06 10,57 ± 0
30 x 40 17,00 17,00 12,00 12,00 16,22 ± 0,14 17,35 ± 0,15 10,60 ± 0,29 13,26 ± 0
35 x 35 14,50 14,50 14,50 14,50 13,32 ± 0,10 14,79 ± 0,09 13,15 ± 0,17 15,98 ± 0
Lampiran V

Gambar L5.1. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 60 cm setelah dikoreksi

Gambar L5.2. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm pada FFD 60 cm setelah dikoreksi
Gambar L5.3. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 60 cm setal ah dikoreksi

Gambar L5.4. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 90 cm setelah dikoreksi

Gambar L5.5. Gambaran Radiograf hasil pengujian Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 90 cm setelah dikoreksi
Gambar L5.6. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 90 cm setelah dikoreksi

Gambar L5.7. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 24 cm x 30 cm dengan FFD 120 cm setelah dik oreksi

Gambar L5.8. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 30 cm x 40 cm dengan FFD 120 cm setelah dik oreksi

Gambar L5.9. Gambaran Radi ograf hasil penguji an Collimator Test Tool pada
Fil m Ukuran 35 cm x 35 cm dengan FFD 120 cm setelah dik oreksi
LAMPIRAN VI

GLOSSARIUM

KATA DEFENISI

Anoda Anoda atau elektroda positif biasa juga


disebut sebagai target yang berfungsi
sebagai tempat tumbukan elektron.

Anode Rotor Rotor atau stator yang terdapat pada


bagian anoda, berfungsi sebagai alat untuk
memutar anoda. Rotor atau stator ini
hanya terdapat pada tabung sinar-X yang
menggunakan anoda putar. Keuntungan
dengan anoda putar antara lain
pendinginannya lebih sempurna, target
elektron dapat berganti-ganti.

Anode Stem Batang anoda yang merupakan


penghubung antara rotor dan target.

Blue Sensitive Blue sensitive adalah jenis film Sinar-X


yang sensitif terhadap cahaya biru.

Bucky Semacam laci tempat penyimpanan kaset


film radiografi yang terletak dibawah meja
pemeriksaan. Biasanya digunakan untuk
pemeriksaan dengan posisi pasien
berbaring diatas meja pemeriksaan.

Cable Sockets Soket (lekukan) kabel yang terdapat disisi


atas tabung pesawat sinar-X yang
meupakan penghubung antara sumber
tegangan listrik dengan X-Ray Tube.
Glossarium

Casette / lead film Radiography Adalah alat untuk melindungi film Sinar-X
yang telah maupun belum di ekspose.
Kaset dalam panggunaannya selalu
bersama dengan intensyfing screen yang
terletak di depan dan dibelakang film.
Kaset memiliki berbagai fungsi,
diantaranya adalah: melindungi
intensyfing screen dari kerusakan akibat
tekanan mekanik, menjaga intensyfing
screen dari kotoran dan debu. Selain itu
kaset juga berfungsi menjaga agar film
dapat dengan rapat menempel pada kedua
intensyfing screen yang terletak di depan
dan belakang kaset tersebut. Bagian
belakang kaset dilapisi oleh lapisan besi
atau Pb. Sehingga dapat mengurangi
radiasi hambur balik yang berasal dari
kaset bagian belakang.

Cathode Assembly Cathode Assembly (rangkaian katoda),


terbuat dari nikel murni dimana celah
antara 2 batang katoda disisipi kawat pijar
(filamen) yang menjadi sumber elektron
pada tabung sinar-X.

Compliance Test Compliance Testing (Uji Kesesuaian)


adalah serangkaian pengujian yang
dilakukan untuk memastikan bahwa
pesawat Sinar-X memenuhi persyaratan
keselamatan radiasi dan memberikan
informasi diagnosis atau pelaksanaan
radiologi yang tepat dan akurat yang
meliputi program jaminan kualitas dan
kendali kualitas (QA/QC).

Contras Media Contrast Media (Bahan Kontras) adalah


suatu bahan untuk melihat jaringan tubuh
yang tidak telihat atau samar dalam
pemeriksaan radiodiagnostik, biasanya
digunakan untk melihat organ-organ lunak
seperti usus, rongga tubuh, dsb.
Glossarium
Collimator Test Tool Collimator Test Tool adalah alat berfungsi
untuk menganalisa kesejajaran kolimator.
Collimator Test Tool ini terbuat dari bahan
kuningan dilengkapi ukuran dalam satuan
sentimeter pada permukaannya yang
dapat memberikan hasil pengukuran,
normal atau tidaknya paparan sinar-X
pada radiograf.

Control Panel Panel kontrol dilengkapi dengan alat yang


menunjukkan parameter penyinaran dan
kondisi yang meliputi tegangan tabung,
arus tabung, waktu penyinaran,
penyinaran integral dalam miliamper
detik (mAs), pemilihan teknik, persesuaian
mekanisme bucky, dan indikator input
listrik.

Daya Tembus Kemampuan sinar-X untuk menembus


bahan, Sinar-X memiliki daya tembus yang
sangat besar dan digunakan dalam
radiografi. Makin tinggi tegangan tabung
(kV) yang digunakan, maka makin besar
daya tembusnya.

Double Side Double side adalah film sinar-X dengan


dua lapisan emulsi, dimana lapisan perekat
dan lapisan emulsi dioleskan pada kedua
sisi dari dasar film (base).

Efek Biologik Efek/perubahan-perubahan biologik pada


jaringan, yag timbul akibat terpapar oleh
radiasi.

Efek Fotografik Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film


(emulsi perak-bromida) setelah diproses
secara kimiawi di kamar processing film
(kamar gelap).

Glossarium
Efek Genetik efek stokastik adalah efek yang terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan
dosis yang penyebabkan terjadinya
perubahan pada sel.

Emission Thermionic Emission thermionic adalah terbentuknya


awan-awan elektron bebas pada
permukaan filamen, dikarenakan pe-
manasan pada filamen akibat dialiri oleh
listrik.

Entance Skin Dose (ESD) Entance Skin Dose (ESD) adalah dosis
terimaan pada permukaan kulit akibat
terkena paparan radiasi.

Exposure switch Exposure switch adalah tombol yang


berfungsi sebagai tombol ekspose dan
tombol charge (pengisian) sinar-X
sebelum dilakukan ekspose pada pesawat
sinar-X

Filamen in Focusing Cup Filamen terbuat dari kawat wolfram


(tungsten) digulung dalam bentuk
spiralmerupakan bagian yang mengubah
energi kinetik elektron yang berasal dari
katoda berbentuk sekeping logam wolfram
yang ditanam pada permukaan anoda.

Film Object Distance (FOD) Jarak antara film (kaset) dan obyek pada
pemeriksaan radiologi.

Film Sinar-X Film Sinar-X adalah film yang susunannya


dimulai dari base film (dasar film) yang
merupakan bagian yang sangat penting.
Kemudian Subratum (lapisan perekat)
sebagai perekat emulsi ke alas film.
Lapisan selanjutnya adalah emulsi yang
dioleskan di atas perekat dan lapisan
terakhir dari film adalah supercoat yang
digunakan sebagai pelindung emulsi film.

Glossarium
Filter Filter adalah suatu alat yang berfungsi
sebagai penyaring radiasi yang berenergi
rendah, yang terdapat pada suatu tabung
pesawat sinar-X, yang dapat mereduksi
atau mengurangi terimaan dosis pada
permukaan kulit serta meningkatkan
kualitas Sinar-X.

Filter bawaan (inherent filter) Filter bawaan pada tabung Sinar-X dikenal
dengan istilah inherent filter, merupakan
filter yang melekat pada tabung yang
bersifat menetap. Filter bawaan meliputi;
oli, glass envelop dan casing internal.

Filter Tambahan Filter Tambahan (additional filter) ini


(Additionanl Filter) selain mampu mengurangi nilai Entrance
Skin Dose (ESD) juga dapat mengurangi
dosis pada permukaan jaringan (superficial
tissue dose). Bahan filter tambahan ini
adalah aluminium (Al) yang dapat dilepas
atau diganti (bersifat remove filter).

Focusing Cup Focusing cup ini sebenarnya terdapat pada


katoda yang berfungsi sebagai alat untuk
mengarahkan elektron secara konvergen
ke target agar elektron tidak terpancar ke
mana-mana atau biasa disebut dengan
pemusat berkas elektron

Full Funcion Meter Full Function meter adalah alat untuk


mengukur nilai paparan radiasi dari
berbagai variasi nilai keluaran arus tabung
(mAs)

General Radiography Pemeriksaan Radiologi secara umum,


meliputi pemeriksaan konvensional
(biasa) dan pemeriksaan dengan
menggunakan bahan konras (contrast
media)
Glossarium

Generator Pesawat sinar-X mempunyai sejumlah


komponen yang menata kembali,
mengendalikan, dan dapat menyimpan
energi listrik sebelum digunakan ke
tabung sinar-X. Komponen-komponen
tersebut secara kolektif dinyatakan
sebagai catu daya atau pembangkit
(generator).

Glass Metal Envelope Glass metal envelope atau vacuum tube


terbuat dari kaca pyrex, merupakan
tabung yang gunanya membungkus
komponen-komponen penghasil sinar-X
agar menjadi vacum atau kata lainnya
menjadikannya ruangan hampa udara.

Green Sensitive Green sensitive adalah jenis film sinar-X


yang sensitif terhadap cahaya hijau.

High Tension Supply High Tension Supply adalah sumber


(generator) tegangan tinggi yang
digunakan sebagai sumber energi listrik

Intensifying Screen (IS) Intensifying Screen adalah alat yang tebuat


dari kardus (card board) khusus yang
mengandung lapisan tipis emulsi fosfor
dengan bahan pengikat dari kalsim
tungtat. Intensifying screen ini sendiri
berfungsi menambah efek Sinar-X pada
film sehingga memperpendek masa
penyinaran.

Intensitas Sinar-X Intensitas Sinar-X adalah banyaknya


jumlah sinar-X yang keluar dari tabung
sinar-X unuk satu kali paparan radiasi.

Glossarium

Keamanan Sumber Radioaktif Suatu tindakan yang dilakukan untuk


mencegah akses tidak sah, perusakan,
kehilangan, pencurian dan/atau
pemindahan tidak sah sumber radioaktif

Kualitas Sinar-X Kualitas Sinar-X menentukan kemampuan


Sinar-X untuk menembus bahan. Makin
tebal nilai filter pada tabung Sinar-X, maka
kualitas atau daya tembusnya makin besar.

kV selector Pengatur nilai keluaran tegangan tabung


sinar-X yang terdapat pada panel kontrol
dimana didalamnya terdapat beberapa
parameter pemilihan nilai keluaran
tegangan tabung (kV)

Large Focus Ukuran fokus besar pada anoda, yang


bertujuan sebagai penyearah berkas
elekton dimana pemilihannya bergantung
pada arus tabung yang akan digunakan
pada pemaparan sinar-X, biasanya
digunakan untuk pencitraan organ-organ
besar dan tebal.

Linearitas Output Radiasi Linearitas output radiasi adalah tingkat


keluaran radiasi yang proporsional
terhadap penggunaan berbagai mAs.
Linearitas output radiasi adalah
kemampuan pesawat radiografi untuk
menghasilkan keluaran radiasi yang
konstan dari berbagai macam kombinasi
mA dan waktu paparan sinar-X.

Line Voltage Line Voltage adalah tegangan/catu daya


yang mensuplai suatu alat/pesawat agar
alat tersebut dapat berfungsi. Line Voltage
dapat berupa tegangan AC (bolak balik)
maupun DC (searah).

Glossarium
Glossarium

mA selector Pengatur besar kecil arus keluar yang


menentukan intensitas sinar-X yang
dikeluarkan oleh tabung. Arus dari hasil
pengaturan itu akan menghidupkan
filamen dalam tabung yang selanjutnya
akan menghasilkan elektron. Nilai arus
tabung akan ditampilkan pada display
pada panel control.

Pendar Fluor Sinar-X menyebabkan bahan-bahan


tertentu seperti: kalsium-tugstat atau zink-
sulfid memendarkan cahaya (luminisensi),
bila bahan tersebut dikenai radiasi Sinar-X.

Pertebaran Suatu sifat sinar-X, dimana apabila berkas


Sinar-X melalui suatu bahan/zat, maka
berkas tersebut akan bertebaran ke segala
arah, dan menimbulkan radiasi sekunder
(radiasi hambur) pada bahan/zat yang
dilaluinya.

Quality Assurance Jaminan Mutu (Quality Assurance)


didefinisikan sebagai prosedur atau set
prosedur yang dimaksudkan untuk
memastikan bahwa suatu produk atau jasa
dalam pengembangannya telah memenuhi
persyaratan tertentu.

Quality Control Quality Control (Kendali Mutu) adalah


suatu prosedur atau set prosedur yang
dimaksudkan untuk memastikan bahwa
produk yang diproduksi layak untuk
dioperasikan atau memenuhi standar uji
kelayakan.

Glossarium
Qualified Tester Petugas Uji Berkualifikasi (Qualified Tester
adalah sekelompok orang/tim yang
bertugas melakukan pengujian terhadap
pesawat sinar-X yang baru sebelum
digunakan terhadap pasien dan pengujian
kembali secara rutin dan berkala yang
disebut dengan kaliberasi.
Radiografi Konvensional Pemeriksaan Radiografi biasa, yang tidak
menggunakan bahan kontras biasanya
dilakukan untuk organ-organ (selain
organ lunak) seperti pencitraan kepala,
dada, panggul, ekstremitas dll.

Rectifier Alat yang digunakan untuk mengubah


sumber arus bolak-balik (AC) menjadi
sinyal sumber arus searah (DC)

Rotating Anode Rotating anode (anoda putar) merupakan


jenis anoda yang memiliki rotor sehingga
anoda akan berputar selama dioperasikan,
yang memiliki keuntungan antara lain
pendinginannya lebih sempurna dan
target elektron dapat berganti-ganti,
sehingga tidak mudah mengalami
kerusakan (aus).

Safey Design Safety Design (desain keselamatan) adalah


tindakan perbaikan yang dilakukan oleh
pihak pabrikan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang radiodiagnostik dan
radioterapi berdasarkan pengalaman
dengan penggunaan pesawat sinar-X
diagnostik dan intervensional.

Sinar-X Bremmsrahlung Sinar-X Bremstrahlung, adalah sinar-X


yang terjadi dikarenakan radiasi partikel
bermuatan (beta atau elektron) yang
dibelokkan/dipantulkan oleh inti atom
ketika memasuki atom tersebut, sehingga
menghasilkan pancaran energi berbentuk
gelombang elektromagnetik.

Glossarium

Sinar-X Karakteristik Sinar-X Karakteristik, adalah perpindahan


elektron yang terjadi setelah peristiwa
eksitasi pada saat menumbuk target
sehingga memancarkan energi berbentuk
gelombang elektromagnetik dalam waktu
yang singkat.
Single Side Single side adalah film sinar x dengan satu
lapisan emulsi dimana lapisan perekat dan
lapisan emulsi dioleskan hanya pada satu
sisi dasar film (base) saja.

Small Focus Ukuran fokus kecil pada anoda, yang


bertujuan sebagai penyearah berkas
elekton dimana pemilihannya bergantung
pada arus tabung yang akan digunakan
pada pemaparan sinar-X, biasanya
digunakan untuk pencitraan organ-organ
kecil dan tipis, misalnya ekstremitas.

Spektrum Diskrit Spektrum energi diskrit adalah spektrum


energi yang terdapat pada proses
pembentukan sinar-X Karakteristik
dimana spektrum energinya bersifat
putus-putus (tidak berkesinambungan).

Spektrum Kontinyu Spektrum energi kontinyu adalah spektrum


energi yang terdapat pada proses
pembentukan sinar-X Bremmstrahlng
dimana spektrum energinya bersifat terus
menerus (berkesinambungan)/tidak
terputus.

Stand of Casette Alat untuk memposisikan kaset sehingga


berada pada posisi yang tepat pada saat
pemeriksaan radiodiagnostik.

Glossarium
Temperature Control Pengatur suhu (panas) filamen dalam
tabung sinar-X sehingga pesawat sinar-X
selalu dalam kondisi yang baik.

Timer Timer berfungsi sebagai pewaktu


(pengatur lamanya waktu) dalam
melakukan ekspose (pemaparan) radiasi
sinar-X.

Hightension transformer Tangki yang berisi transformator tegangan


tinggi, trafo filamen, penyearah dan oli
sebagai pendingin. Fungsinya adalah untuk
membrikan beda potensial pada tabung
Rontgen (X-Ray Tube).

Tube Assembly Tube Assembly (Rangkaian tabung)


merupakan rangkaian lengkap tabung
pesawat sinar-X yang terdiri atas
komponen-komponen seperti anoda,
katoda, rotor, filamen, glass envelope,
window, oil dsb.

Tube Window of Port Tube Window of port atau kisi jendela


tabung adalah tempat keluarnya sinar-X.
Window ini terletak di bagian bawah
tabung. Tabung bagian bawah di buat
lebih tipis dari tabung bagian atas hal ini
di karenakan agar sinar-X dapat keluar.

Voltage Compensator Sering disebut juga Line Voltage


Compensator (LVC), yang berada pada
rangkaian awal dari Power Supply
pesawat Rontgen. Fungsinya adalah
untuk mengatur agar tegangan yang
masuk ke pesawat Rontgen sesuai dengan
tegangan yang dibutuhkan oleh pesawat
itu sendiri.

Glossarium

Warming-Up Warming-Up (pemanasan pesawat)


adalah kegiatan yang dilakukan pada saat
akan memulai aktivitas pemeriksaan
radiologi, dengan cara menyalakan
pesawat kemudian membiarkannya
beberapa saat sambil diperhatikan pula
parameter-parameter controlling yang
berada pada panel control. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa
pesawat dalam kondisi yang baik dan
dapat dgunakan untuk pemeriksaan
radiologi.
Waterpass Waterpass adalah alat yang digunakan
untuk memastikan bahwa alat Full
Function Meter benar terletak pada
bidang datar sehingga data pengukuran
yang dihasilkan lebih akurat.
CURRICULUM VITAE

 IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Andi Pasinringi


Tempat Tanggal Lahir : Talagae, Soppeng 05 Oktober 1981
Gender : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat :  Komp. Santaruna Permai Blok B1/1

Jl.Tamangapa Raya, Makassar

E-mail : andy.pass00@gmail.com

 PENDIDIKAN


1988 – 1990 : TK Purwanida Lawo Soppeng
(Jl. Polite
1990 – 1996 : SD Negeri 167 Togigi Soppeng
1996 – 1998 : SLTP Negeri 3 Watan Soppeng
1998 – 2000 : SMU Negeri 1 Watan Soppeng
2000 – 2003 : ATRO Muhammadiyah Makassar
2009 – 2012 : Konsentrasi Fisika Medik, Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA), Universitas Hasanuddin Makassar
 PENGALAMAN ORGANISASI

 Ketua OSIS SLTP Negeri 3 Watan Soppeng (1997 - 1998)


 Ketua Palang Merah Remaja SMU Negeri 1 Watan Sopeng (1999 – 2000)

 PELATIHAN DAN KURSUS/ SEMINAR

 Has Succesfully Completed Training on Emprovement Training Management


and Reporting, 18 – 21 Maret 2002 di Makassar
 Seminar Nasional dan Musyda PARI Sulawesi Selatan “ Menuju
Profesionalisme Radiografer di Era Global”, 21 – 22 Maret 2008 di Hotel
Delta Makassar
 Seminar Ilmiah Nasional Radiologi PARI Sulawesi Selatan “ Perkembangan
Tekhnologi Radiologi Mutakhir” , 8 – 9 Mei 2009 di Hotel Quality Makassar

 HOBBY

Traveling, Diving, Badminton

 KEAHLIAN KOMPUTER

 Microsoft Office (MO. Words, MO. Excel, MO. Powerpoint, MO. Access)
 Internet (Surfing, Browsing, E-mail)

Anda mungkin juga menyukai