Anda di halaman 1dari 82

ANALISIS PENGETAHUAN PERAWAT UNTUK MELAKUKAN

RANGE OF MOTION (ROM) DI RSUD DATU SANGGUL


RANTAU

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan guna memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh derajat Sarjana Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Diajukan Oleh
Mahraini
1710913410013

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
BANJARBARU

Januari, 2019
Karya Tulis Ilmiah

ANALISIS PENGETAHUAN PERAWAT UNTUK MELAKUKAN


RANGE OF MOTION (ROM) DI RSUD DATU SANGGUL
RANTAU

Dipersiapkan dan disusun oleh

MAHRAINI

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


pada tanggal 10 Januari 2019

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing Utama Anggota Dewan Penguji Lain

Noor Diani, Ns., M.Kep. Sp. Kep.MB Agianto, Ns., MNS, Ph.D

Pembimbing Pendamping

Hasby Pri Choiruna, Ns., M.Kep Abdurahman Wahid, Ns., M.Kep

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

Endang Pertiwiwati, Ns., M.Kes


Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
ABSTRAK

ANALISIS PENGETAHUAN PERAWAT UNTUK MELAKUKAN RANGE


OF MOTION (ROM) DI RSUD DATU SANGGUL RANTAU

Mahraini

Latar Belakang: Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Perilaku yang didasari
oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan.
Tujuan: Untuk menganalisis pengetahuan dan kemampuan perawat untuk
melakukan Range of Motion (ROM) pada pasien di RSUD Datu Sanggul rantau.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di
RSUD Datu Sanggul Rantau dengan total sampling sebanyak 34 orang dari dua
ruang perawatan, dengan instrument berupa kuesioner sebanyak 11 item.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 34 responden yang diteliti, yang
mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 responden (73,5%), tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (26,5%). Maka hasil dari data diatas
memperoleh analisis bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat
pengetahuan yang baik tentang Range of Motion (ROM). kemampuan perawat di
RSUD Datu Sanggul Rantau dalam melakukan Range of Motion (ROM) berada
direntang 76%-100% sebanyak 30 orang (88,2%).
Diskusi: Range of Motion (ROM) adalah kemampuan maksimal seseorang dalam
melakukan gerakan. Merupakan ruang gerak atau batas-batas gerakan dari
kontraksi otot dalam melakukan gerakan, apakah otot memendek secara penuh
atau tidak, atau memanjang secara penuh atau tidak.

Kata kunci: pengetahuan, kemampuan, Range of Motion


ABSTRACT

ANALYSIS OF KNOWLEDGE AND NURSING ABILITY TO DO RANGE OF


MOTION (ROM) TO PATIENTS AT DATU SANGGUL RANTAU
HOSPITAL

Mahraini

Background: Knowledge is the result of "know" and this occurs after people hold
sensing on a particular object. The sensation of objects occurs through the five
human senses, namely vision, hearing, smell, taste and touch with itself. Behavior
based on knowledge is more lasting than behavior that is not based on knowledge.
Objective: To analyze nurses' knowledge and ability to do Range of Motion (ROM)
in patients at Datu Sanggul Rantau Hospital.
Method: This study used a cross sectional approach, carried out at Datu Sanggul
Rantau Hospital with a total sampling of 34 people from two treatment rooms, with
11 items of questionnaires.
Results: The results of the study showed that of the 34 respondents studied, who
had good level of knowledge of 25 respondents (73.5%), the level of knowledge
was less 9 respondents (26.5%). Then the results of the data above obtained an
analysis that most respondents had a good level of knowledge about Range of
Motion (ROM). The ability of nurses at Datu Sanggul Rantau Hospital in conducting
Range of Motion (ROM) was in the range from 76% to 100%, there were 30
patients (88.2%).
Discussion: Range Of Motion (ROM) was a person's maximum ability to make
movements. It was the space for movement or the limits of the movement of muscle
contractions in making movements, whether the muscle was fully shortened or not,
or fully extended or not.

Keywords: knowledge, ability, Range of Motion


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Analisis

Pengetahuan Perawat Untuk Melakukan Range Of Motion (ROM) Di RSUD

Datu Sanggul Rantau” tepat pada waktunya .

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna

memperoleh derajat Sarjana Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. Zairin Noor Helmi, dr., Sp. OT., K-

SPINE., MM., FICS dan Ibu Endang Pertiwiwati, Ns., M. Kes. sebagai ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberi kesempatan dan fasilitas

dalam pelaksanaan penelitian.

Kedua pembimbing Ibu Noor Diani, Ns., M. Kep. Sp. Kep. MB dan Bapak

Hasby Pri Choiruna, Ns., M. Kep yang berkenan memberikan saran dan arahan

dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Kedua dosen penguji Bapak Agianto. Ns., MNS. Ph. D dan Bapak

Abdurrahman Wahid. Ns., M.Kep yang memberi kritik dan saran sehingga Karya

Tulis Ilmiah menjadi semakin baik.


Kedua orang tua, istri dan anak tercinta yang tidak pernah lelah memberikan

dukungan moril kepada peneliti. Semua teman-teman seperjuangan di PSIK Alih

Jenjang 2017 dan semua pihak terkait atas sumbangan pikiran dan bantuan yang telah

diberikan.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan.

Banjarbaru, Januari 2019

Mahraini
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................ i
PERNYATAAN...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................. iv
ABSTRACT .......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN …........................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................ 4
1.5. Keaslian Penelitian........................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan................................................................. 8
2.2. Range of Motion (ROM) ................................................ 16
BAB 3 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
3.1. Landasan Teori ............................................................. 27
3.2. Kerangka Konsep ......................................................... 28
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian ................................................... 29
4.2. Populasi dan Sampel .................................................... 29
4.3. Instrumen Penelitian ..................................................... 29
4.4. Variabel Penelitian ........................................................ 30
4.5. Definisi Operasional ...................................................... 30
4.6. Prosedur Penelitian....................................................... 31
4.7. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ................. 32
4.8. Cara Analisa Data ......................................................... 33
4.9. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 33
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Karakteristik Responden................................................ 34
5.2. Pengetahuan.................................................................. 35
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Usia Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau............... 36
6.2. Pendidikan Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau..... 37
6.3. Lama Kerja Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau.... 39
6.6. Informasi Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau........ 41
6.7. Pengetahuan Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau. 41
6.8. Keterbatasan Penelitian................................................. 43
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan........................................................................ 44
7.2. Saran.............................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.5 Keaslian penelitian……………………………………….. ........ 5


Tabel 2.2 Latihan rentang gerak………………………………………….. 20
Tabel 4.5 Definisi operasional……………………………………............. 31
Tabel 5.1 Distribusi usia, Pendidikan, Lama Bekerja, dan
Informasi…………………………………………………………. 34
Tabel 5.2 Pengetahuan ……………………………………………………. 35
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kuesioner Analisis Pengetahuan dan Kemampuan Perawat untuk


melakukan Range Of Motion (ROM) di Ruang rawat Inap RSUD Datu
Sanggul Rantau

Lampiran 2. Lembar Observasi Analisis Pengetahuan dan Kemampuan Perawat untuk


melakukan Range Of Motion (ROM) di Ruang rawat Inap RSUD Datu
Sanggul Rantau

Lampiran 3. Lembar Permintaan Responden

Lampiran 4. Lembar Pernyataan

Lampiran 5. Biodata Peneliti

Lampiran 6 Surat Izin Studi Pendahuluan dari RSUD Datu Sanggul Rantau

Lampiran 7. Surat Keterangan Kelaikan Etik

Lampiran 8. Surat Izin Uji Validitas

Lampiran 9. Lembar Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 10. Rekapitulasi

Lampiran 11. Dokumentasi


1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan aktivitas (pergerakan) adalah salah satu tanda kesehatan yaitu

adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan,

dan bekerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas pergerakan

adalah karena kondisi di mana seseorang tidak mampu melakukan

pergerakan secara mandiri oleh adanya gangguan fungsi motorik (Nurbaeni,

dkk, 2010). Salah satu cara mengatasi keterbatasan gerak adalah dengan

Range of Motion (ROM) atau latihan rentang gerak. ROM adalah

kemampuan maksimal seseorang dalam melakukan gerakan. Merupakan

ruang gerak atau batas-batas gerakan dari kontraksi otot dalam melakukan

gerakan, apakah otot memendek secara penuh atau tidak, atau memanjang

secara penuh atau tidak (Lukman, 2009).

Latihan rentang gerak atau Range of Motion (ROM) dapat mencegah

terjadinya kontraktur, atropi otot, meningkatkan peredaran darah ke

esktremitas, mengurangi kelumpuhan vaskular, dan memberikan

kenyamanan pada klien. Perawat harus mempersiapkan, membantu dan

mengajarkan klien untuk latihan rentang gerak yang meliputi semua sendi

(Lukman, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bakara,

et al (2016), didapatkan ada perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan

Range of Motion (ROM) pasif pada pasien stroke yang mengalami paralisis

yang lama 6 bulan post stroke. Begitupun hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dinanti, et al (2015), didapatkan ada pengaruh Range of Motion

1
2

(ROM) terhadap peningkatan sudut rentang gerak ekstremitas atas pada

pasien stroke. Kedua penelitian ini menunjukkan bahwa latihan Range of

Motion (ROM) berpengaruh terhadap rentang gerak pasien stroke.

Pada pasien-pasien stroke yang mulai mengalami kemajuan penyembuhan,

rehabilitasi stroke terbukti dapat mengoptimalkan pemulihan sehingga

penyandang stroke mendapat keluaran fungsional dan kualitas hidup yang

lebih baik. Salah satu terapi rehabilitasi yang sering dipergunakan adalah

program latihan gerak atau Range of Motion (ROM). Berdasarkan hasil

penelitian dari Yudha, et al (2014), menunjukkan bahwa nilai kekuatan otot

yang meningkat sehingga dapat menjawab beberapa tujuan latihan Range

of Motion (ROM) yaitu mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan

kekuatan otot, memelihara mobilitas persendian dan mencegah kelainan

bentuk, kekakuan dan kontraktur. Nilai kekuatan otot yang meningkat

tersebut juga memberi jawaban pada manfaat Range of Motion (ROM) yaitu

memperbaiki tonus otot, meningkatkan mobilisasi sendi dan memperbaiki

toleransi otot untuk latihan. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Rahayu (2015), disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian

latihan Range of Motion (ROM) terhadap kemampuan motorik pada pasien

post stroke di RSUD Gambiran Kediri pada tahun 2014.

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Purwanti dan Wahyu (2013)

disimpulkan ada pengaruh signifikan pada latihan Range of Motion (ROM)

aktif terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi fraktur humerus di
3

RSUD Dr. moewardi. Begitu pula pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari

(2014) didapatkan bahwa terdapat pengaruh positif dari ROM Exercise dini

pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah (fraktur femur dan fraktur

cruris) terhadap lama hari rawat, yaitu lama hari rawat lebih pendek 2 hari

disbanding dengan pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah (fraktur

femur dan fraktur cruris) yang tidak dilaksanakan ROM Exercise dini.

Saat ini di Rumah Sakit Umum Datu Sanggul Rantau menurut pengamatan

peneliti belum pernah tetapi ada sedikit dilakukan latihan gerak atau Range

of Motion (ROM) terutama pada pasien yang ada di Intensive Care Unit (ICU)

sedangkan terhadap pasien yang ada di ruang rawat inap belum ada karena

saat ini untuk latihan rentang gerak pada pasien lebih banyak dilakukan oleh

petugas fisoterapi yang dilakukan pada pagi hari karena untuk saat ini di

RSUD Datu Sanggul Rantau hanya petugas fisioterapi yang memiliki Standar

Operasional Prosedur (SOP) ROM. Selain itu standar operasional prosedur

(SOP) Range of Motion (ROM) untuk perawat belum ada. Berdasarkan hal

inilah peneliti tertarik untuk meneliti analisis pengetahuan perawat

melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian yang dapat diajukan yaitu analisis

pengetahuan perawat untuk melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD

Datu Sanggul Rantau.


4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengetahuan perawat

untuk melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengetahui karakteristik perawat dalam melakukan Range of Motion

(ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau.

1.3.2 Mengetahui pengetahuan perawat dalam melakukan Range of Motion

(ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan, memperluas wawasan keilmuan dan memberikan

pengalaman langsung serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep

yang didapatkan dalam bangku kuliah ke dalam bentuk penelitian,

khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan perawat

dalam melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau

dan masukan dalam pengambilan kebijakan mengenai SOP Range of Motion

(ROM).

1.5 Keaslian Penelitian

Sepengetahuan peneliti, penelitian tentang analisis pengetahuan perawat

melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau belum

pernah dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang


5

difokuskan pada analisis pengetahuan perawat melakukan Range of Motion

(ROM) yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Tabel 1.5 Keaslian Penelitian Analisis Pengetahuan Perawat Untuk


Melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul
Rantau

Desain
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1 Sukmaningrum Efektivitas Cross Terdapat peningkatan
(2006) Range Of sectional kekuatan otot antara
Motion Aktif- selama 7 hari sebelum dan sesudah
Asistif : dengan latihan ROM aktif-
Spherical Grip perlakuan 2 asistif: spherical grip di
Terhadap kali sehari. RSUD Tugurejo
Peningkatan Semarang.
Kekuatan Otot
Ekstremitas Atas
Pada Pasien
Stroke Di RSUD
Tugurejo
Semarang
2 Widyawati Pengaruh Quasy Latihan active lower
(2008) Latihan Active experimental range of motion
Lower Range Of prepost test berpengaruh terhadap
Motion design kekuatan otot pada
Terhadap Tanda dengan teknik penderita DM tipe II
Dan Gejala consecutive dengan komplikasi
Neuropati sampling. mikrovaskuler.
Diabetikum
3 Ikrima (2008) Pengaruh Quasi Ada pengaruh ADL
Range Of Eksperimental pasien antara
Motion (ROM) dengan kelompok kontrol dan
Secara Dini metode post kelompok perlakuan.
Terhadap test control Artinya ROM
Kemampuan only design. diperlukan untuk
Activities Daily pemulihan kemampuan
Living (ADL) ADL pasien post
Pasien Post operasi fraktur femur.
Operasi Fraktur
Femur Di RSUI
Kustati
Surakarta
6

Tabel 1.5 Keaslian Penelitian Analisis Pengetahuan Perawat Untuk Melakukan


Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau (lanjutan)

Desain
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
4 Fajar Yudha, Pengaruh Eksperimen Terdapat pengaruh
Gustop Range of Motion semu (quasy Range of Motion (ROM)
Amatiria (ROM) experiment) terhadap
(2014) Terhadap pre dan post kekuatan otot pasien
Kekuatan Otot design. pasca perawatan
Pasien Pasca stroke di unit
Perawatan rehabilitasi medik di
Stroke rumah sakit dr. H.
Abdoel Moeloek
propinsi Lampung.
5 Kun Ika Nur Pengaruh Pre Ada pengaruh
Rahayu (2015) Pemberian experimental pemberian latihan
Latihan Range dengan range of motion
Of Motion pendekatan terhadap kemampuan
(ROM) cross motorik pada pasien
Terhadap sectional. post sroke di RSUD
Kemampuan Gambiran Kediri 2014.
Motorik Pada
Pasien Post
Stroke Di RSUD
Gambiran
6 Elisa Ling Pengaruh Pra Terdapat pengaruh
Dinanti, Mugi Range Of experimental antara pemberian ROM
Hartoyo, Motion (ROM) dengan one pasif dengan
Wulandari M Pasif Terhadap group pre- peningkatan sudut
(2015) Peningkatan posttest rentang gerak
Sudut Rentang design. ekstremitas atas
Gerak pasien stroke.
Ekstremitas
Atas Pasien
Stroke Di RSUD
Tugurejo
Semarang
7

Tabel 1.5 Keaslian Penelitian Analisis Pengetahuan Perawat Untuk Melakukan


Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau (lanjutan)

Desain
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Derison Latihan Range Pre Latihan range of
7 Marsinova Of Motion experimental motion (ROM) pasif
Bakara, Surani (ROM) Pasif dengan mempengaruhi
Warsito (2016) Terhadap rancangan rentang sendi pada
Rentang Sendi penelitian ekstremitas atas dan
Pasien Pasca menggunakan bawah pada pasien
Stroke one group stroke.
pretest-
posttest
design.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi pengetahuan

Menurut Bloom, pengetahuan merupakan hasil dari keingintahuan

seseorang setelah menggunakan pancainderanya untuk mengenali sesuatu

objek (Notoatmojo, 2011). Penginderaan terjadi melalui panca indera yang

dimiliki manusia berupa mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Mayoritas ilmu

pengetahuan diperoleh melalui indra penglihatan dan pendengaran.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

tindakan seseorang (over behavior).

Pengetahuan sebagai hasil mengingat banyak hal, termasuk mengingat

peristiwa yang pernah dialami secara sengaja maupun tidak sengaja dan hal

ini terjadi setelah seseorang melakukan kontak atau pengamatan terhadap

suatu objek tertentu (Mubarak, 2007). Pengetahuan sering diperoleh melalui

pendidikan, juga dari pengalaman maupun media massa, media elektronik,

buku, poster, petugas kesehatan, maupun dari kawan kerabat. Pengetahuan

ini dapat merubah perilaku seseorang (Kismoyo,2011).

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan sebagai ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam pembentukan perilaku seseorang (over behavior). Pengetahuan

mempunyai enam tingkatan yaitu: (Notoatmojo, 2011).

8
9

2.1.2.1 Tahu (Know)

Tahu artinya mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dan semua materi yang dipelajari ataupun

rangsang yang diterima. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa

yang dipelajari misalnya dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan dan menyatakan. Contoh: dapat menyebutkan tanda dan

gejala demam tifoid.

2.1.2.2 Memahami (Comprehensip)

Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan kebenaran dari

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan objek tersebut

dengan benar. Seseorang yang paham terhadap suatu objek ataupun

suatu materi maka harus dapat menjelaskan, menyebutkan,

menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang telah dipelajari.

Misalnya dapat menjelaskan diet dan pengobatan untuk demam tifoid.

2.1.2.3 Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menerapkan materi yang telah

dipelajari pada situasi sebenarnya (real). Aplikasi artinya penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi

yang lain. Contoh: dapat menggunakan rumus statistika dalam

penghitungan penelitian
10

2.1.2.4 Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk menjabarkan materi

atau objek ke dalam komponen-komponen yang masih berada di dalam

satu struktur yang sama dan berkaitan satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari pemakaian kata kerja, sebagai contoh

menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.

2.1.2.5 Sintesis (Synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari berbagai formula yang telah ada. Contoh: dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan teori atau

rumusan yang ada.

2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian tersebut

berdasarkan kriteria yang telah ada. Contoh: dapat membandingkan anak

yang termasuk kwashiorkor ataupun marasmus, dapat menanggapi

terjadinya kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue, dan dapat

menafsirkan penyebab mengapa wanita usia subur (WUS) mau ikut

keluarga berencana (KB).


11

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan.

2.1.3.1 Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a. Cara coba dan salah (trial and error)

Cara ini digunakan pada masa sebelum adanya peradaban sebelum

ada budaya, dilakukan dengan menggunakan kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba.

b. Cara kekuasaan (otoritas)

Sumber pengetahuan berupa perintah dari raja, pemimpin formal

maupun informal, ahli agama, pejabat pemerintahan, atau prinsip

seseorang yang memiliki otoritas.

c. Berdasarkan pengalaman

Menyelesaikan masalah dengan bercermin pada permasalahan di

masa lalu.

2.1.3.2 Cara modern dalam mendapatkan pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Cara

ini awalnya dirintis oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Daven sehingga kemudian lahir cara

baru melakukan penelitian ilmiah.

2.1.4 Jenis Pengetahuan


12

Pemahaman masyarakat tentang pengetahuan dalam konteks kesehatan

sangat luas. Pengetahuan sebagai bagian dari perilaku kesehatan. Jenis

pengetahuan menurut Budiman dan Riyanto (2013):

2.1.4.1 Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit merupakan pengetahuan yang masih tertanam

dalam bentuk pengalaman dan berisi faktor-faktor yang tidak nyata,

seperti keyakinan pribadi, perspektif dan prinsip. Pengetahuan seseorang

biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara lisan ataupun

tertulis. Pengetahuan implisit mayoritas berupa kebiasaan, adat budaya

dan hal-hal yang bahkan tidak kita sadari.

2.1.4.2 Pengetahuan Eksplisit

Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang telah disimpan atau

didokumentasikan dalam wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata

yang dideskripsikan dalam tindakan yang berhubungan dengan

kesehatan.

2.1.5 Sumber Pengetahuan

Sumber pertama adalah kepercayaan menurut tradisi, adat, dan agama

berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini biasanya berupa

norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam norma dan kaidah terkandung pengetahuan yang kebenarannya

bisa saja tidak dapat dibuktikan secara rasional dan empiris, namun sulit

dirubah maupun dikritik sehingga harus diikuti tanpa keraguan dengan

kepercayaan penuh. Pengetahuan yang bersumber dari


13

kepercayaan cenderung bersifat tetap (mapan) tetapi subjektif (Suhartono,

2008).

Sumber kedua yaitu pengetahuan berdasarkan otoritas kesaksian orang lain

yang masih dicampuri oleh kepercayaan. Pihak pemegang otoritas mengakui

kebenaran pengetahuan yang mereka percayai adalah orang tua, guru,

ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya. Apapun yang mereka katakan

benar atau salah, baik atau buruk, indah atau jelek, pada umumnya diikuti

dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik (Suhartono, 2008).

Sumber ketiga merupakan pengalaman indrawi. Bagi manusia pengalaman

indrawi adalah alat vital aktualisasi kehidupan sehari-hari. Dengan mata,

telinga, hidung, lidah dan kulit, setiap orang bisa melihat secara langsung

dan bisa melakukan kegiatan sehari-hari.

Sumber keempat yaitu akal pikiran. Berbeda dengan panca indra, akal

pikiran bersifat rohani sehingga mampu menembus batas-batas fisis sampai

pada hal-hal yang bersifat metafisis. Bila panca indra hanya mampu

menangkap hal-hal menurut sisi tertentu, yang satu persatu dan berubah-

ubah, maka akal pikiran justru mampu menangkap hal-hal yang metafisis,

spiritual, abstrak, universal, yang seragam dan bersifat tetap tetapi tidak

berubah-ubah sehingga akal pikiran senantiasa bersikap meragukan

kebenaran pengetahuan indrawi sebagai hal yang semu dan terkadang

menyesatkan. Akal pikiran cenderung memberikan pengetahuan yang

umum, objektif dan pasti, bersifat tetap tidak bisa berubah (Suhartono, 2008).
14

Sumber kelima yakni intuisi, sumber ini berupa gerak hati yang paling dalam

sehingga bersifat sangat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal

pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari

intuisi sebagai pengalaman batin yang bersifat langsung artinya tanpa

melalui sentuhan indra maupun akal pikiran. Ketika seseorang memutuskan

untuk berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia

berada ditahap pengetahuan yang intuisif. Pengetahuan intuisif

kebenarannya tidak dapat diuji baik menurut pengalaman indrawi maupun

akal pikiran sehingga tidak bisa berlaku untuk umum hanya untuk personal

saja (Suhartono, 2008).

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan (2010):

2.1.6.1 Faktor Internal

a. Pendididkan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita yang diinginkan

sehingga manusia dapat berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai kebahagiaan. Menurut Budiman dan Agus (2013) salah satu

faktor yang erat mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan.

Diharapkan pada seseorang yang berpendidikan tinggi akan semakin

luas pula pengetahuannya, dan selain dari pendidikan formal, informasi

dan pengetahuan dapat juga diperoleh dari pendidikan informal.


15

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan untuk menunjang

kehidupan seseorang dan keluarganya.

c. Usia

Usia adalah umur seseorang yang dihitung dimulai ketika seseorang

dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin bertambah usia seseorang

maka diharapkan akan semakin bijaksana karena telah banyak

pengalaman yang dijumpai dan dikerjakan untuk mendapatkan

pengetahuan. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(Depkes RI) tahun 2009 usia diklasifikasikan dalam 6 tingkatan yaitu:

Usia 17 s/d 25 tahun, 26 s/d 35 tahun, usia 36 s/d 45 tahun, usia 46

s/d 55 tahun, usia 56 s/d 65 tahun, dan usia > 65 tahun

Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir individu.

Semakin bertambah usia seseorang semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang didapat

semakin membaik dan luas (Budiman dan Agus, 2013). Namun pada

masa lansia usia > 65 tahun akan mengalami kemunduran kemampuan

kognitif akibat berkurangnya daya ingat sehingga lansia mudah lupa

(Maryam, 2011).

2.1.6.2 Faktor Eksternal

a. Lingkungan

b. lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia

dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.


16

c. Sosial budaya

Suatu sistem kebudayaan yang ada di masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.

2.1.7 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) yang dikutip darti Budiman dan Riyanto (2013)

pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan dengan skala, yaitu:

Baik: nilainya 76%-100%, cukup nilainya 56%-75%, dan kurang nilainya <

55%. Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan metode

wawancara maupun pengisian angket yang menanyakan isi materi yang

ingin kita ukur dari responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan

(Notoatmojo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003) ada berapa tingkatan ke dalam pengetahuan,

yaitu:

2.1.7.1 Pengetahuan baik, apabila responden berpengalaman 76%- 100%.

2.1.7.2 Pengetahuan cukup, apabila responden berpengetahuan 60%-75%.

2.1.7.3 Pengetahuan kurang, apabila responden berpengetahuan < 60%.

(Notoatmodjo, 2007).

2.2 Range of Motion (ROM)

2.2.1 Definisi Range of Motion

Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin

dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagittal, frontal,
17

dan transversal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari

depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.

Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi

bagian depan dan belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal

yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah (Potter & Perry, 2005).

Mobilisasi sendi di setiap potongan dibatasi oleh ligament, otot dan

konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap

potongan. Pada potongan sagital, gerakannya adalah fleksi dan ekstensi

(jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada potongan frontal,

gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan

inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan

supinasi (tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan

plantarfleksi (kaki) (Potter & Perry, 2005).

2.2.2 Indikasi dan kontra indikasi latihan Range Of Motion

2.2.2.1 Indikasi latihan Range of Motion

Penurunan tingkat kesadaran (misal: stroke), kelemahan otot, fase

rehabilitasi fisik, dan bedrest (tirah baring) lama.

2.2.2.2 Kontra indikasi latihan Range of Motion

Kelainan tulang atau sendi, gangguan jantung berat, dan thrombus atau

emboli pada pembuluh darah.


18

2.2.3 Jenis Mobilisasi

Jenis mobilisasi atau latihan rentang gerak terbagi menjadi 2, yaitu:

2.2.3.1 ROM aktif

ROM aktif adalah kemampuan klien dalam melakukan pergerakan

secara mandiri (Lukman, 2009). Ketika merawat klien yang mengalami

gangguan mobilisasi actual atau potensial, maka perawat menyusun

intervensi yang langsung mempertahankan mobilisasi sendi maksimum.

Salah satu intervensi keperawatan tersebut adalah latihan rentang gerak

pendampingan atau active assistive range of motion (ROM) (Perry &

Potter, 2005).

Active assistive range of motion (ROM) merupakan latihan yang

dilakukan dengan cara klien menggunakan lengan atau tungkai yang

berlawanan dan lebih kuat atau dengan bantuan gaya dari luar, seperti

therapis, alat mekanis atau bagian tubuh pasien yang kuat sebagai

tumpuan untuk menggerakkan setiap sendi pada ekstremitas yang tidak

mampu melakukan gerakan aktif (Carpenito, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti, et al, (2012) di

RSUD Tugurejo Semarang dapat disimpulkan bahwa active assistive

range of motion efektif terhadap kekuatan ekstremitas pada pasien stroke

non hemoragik (Ariyanti, et al, 2012).

2.2.3.2 ROM pasif

ROM pasif adalah pergerakan yang dilakukan dengan bantuan orang

lain, perawat atau alat bantu (Lukman, 2009). Berdasarkan hasil


19

penelitian yang dilakukan oleh Bakara, et al (2016) disimpulkan bahwa

latihan range of motion (ROM) pasif mempengaruhi rentang sendi pada

ekstremitas atas dan bawah pada pasien stroke (Bakara, et al 2016).

2.2.4 Manfaat Mobilisasi

Gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh,

memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh, mengontrol berat badan,

mengurangi ketegangan dan meningkatkan relaksasi, menjaga kebugaran

(fitness) dari tubuh, merangsang peredaran darah dan kelenturan otot,

menrunkan stress seperti hipertensi, kelebihan BB, kepala pusing,

kelelahan, depresi dan juga merangsang pertumbuhan pada anak anak.

Lukman, 2009).

2.2.5 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Lingkungan dan klien perlu diperhatikan sebelum melakukan mobilisasi.

Lingkungan harus dapat menjaga keamanan dan kenyamanan klien selama

melakukan latihan, sedangkan yang menjadi perhatian terhadap klien adalah

latihan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan klien dan harus

memperhatikan kesungguhan serta tingkat konsentrasi klien dalam

melakukan latihan (Lukman, 2009).

2.2.6 Gerakan ROM

Gerakan ROM bisa dilakukan pada leher, ekstremitas atas dan ekstremitas

bawah (Lukman, 2009).


20

Tabel 2.2 Latihan Rentang Gerak (Perry & Potter, 2005)

Bagian Rentang
Tipe Sendi Tipe Gerakan Otot-otot Utama
Tubuh (Derajat)
Leher, Pivotal Fleksi: 45 Sternocleidomastoid
Spina (Putar) Menggerakkan 45 Trapezius
servikal dagu menempel 10 Trapezius
ke dada.
Ekstensi:
Mengembalikan
kepala ke posisi
tegak.
Hiperekstensi:
Menekuk
kepala ke
belakang
sejauh
mungkin.
Fleksi lateral:
Memiringkan 40-45 Sternocleidomastoid
kepala sejauh
mungkin ke
arah setiap
bahu.
Rotasi:
Memutar kepala 180 Sternocleidomastoid
sejauh mungkin Trapezius
dalam gerakan
sirkuler.

Bahu Ball and Fleksi: 180 Korakobrakhialis,


socket Menaikkan
lengan dari
posisi di
samping tubuh
ke depan ke
posisi di atas
kepala.
21

Tabel 2.2 Latihan Rentang Gerak (Perry & Potter, 2005) (lanjutan)

Bagian Rentang
Tipe Sendi Tipe Gerakan Otot-otot Utama
Tubuh (Derajat)
Hiperekstensi: bisep brakhii,
Menggerakkan deltoid,
lengan ke pektoralis mayor
belakang tubuh,
siku tetap lurus

Abduksi:
Menaikkan 180 Latissimus dorsi,
lengan ke posisi teres mayor,
samping di atas trisep brakhii
kepala dengan
telapak tangan
jauh dari 45-60 Latissimus dorsi,
kepala. teres mayor,
Adduksi: deltoid
Menurunkan
lengan ke
samping dan
menyilang 180
tubuh sejauh Deltoid,
mungkin. supraspinatus
Rotasi dalam:
Dengan siku
fleksi, memutar
bahu dengan
menggerakkan
lengan sampai 320
ibu jari Pektoralis mayor
menghadap ke
dalam dan ke
belakang.
Rotasi luar:
Dengan siku
fleksi, 90
Pektoralis
mayor,
latissimus dorsi,
teres mayor,
subskapularis

90 Infraspinatus,
22

Tabel 2.2 Latihan Rentang Gerak (Perry & Potter, 2005) (lanjutan)

Bagian Rentang
Tipe Sendi Tipe Gerakan Otot-otot Utama
Tubuh (Derajat)
menggerakan 360 terse mayor,
lengan sampai deltoid
ibu jari ke atas
dan samping
kepala.
Sirkumduksi:
Menggerakkan
lengan dengan Deltoid,
lingkaran penuh korakobrachialis,
(sirkunduksi latissimus dorsi,
adalah teres mayor
kombinasi
semua gerakan
sendi ball and
socket)
Siku Hinge Fleksi: 150 Bisep brachii,
Menekuk siku brakhialis
sehingga brakhioradialis
lengan bawah
bergerak ke
depan sendi
bahu dan
tangan sejajar
bahu.
Ekstensi: 150 Trisep brakhii
Meluruskan
siku dengan
menurunkan
tangan.
Lengan Pivotal Supinasi: 70-90 Supinator, bisep
bawah (Putar) Memutar brakhii
lengan bawah
dan tangan
sehingga
telapak tangan
menghadap ke
atas.
Pronasi: 70-90 Pronator teres,
Memutar pronator
lengan bawah quadratus
sehingga
telapak tangan
menghadap ke
bawah.
23

Tabel 2.2 Latihan Rentang Gerak (Perry & Potter, 2005) (lanjutan)

Bagian Rentang
Tipe Sendi Tipe Gerakan Otot-otot Utama
Tubuh (Derajat)
Pergelangan Kondiloid Fleksi: 80-90 Fleksor karpi,
tangan Menggerakkan ulnaris, fleksor
telapak tangan karpi radialis
ke sisi bagian
dalam lengan
bawah.
Ekstensi: 80-90 Ekstensor karpi
Menggerakkan ulnaris,
jari-jari ekstensor karpi
sehingga jari- radialis brevis,
jari, tangan, dan ekstensor karpi
lengan bawah radialis longus
berada dalam
arah yang
sama.
Hiperekstensi: 89-90 Ekstensor karpi
Membawa radialis brevis,
permukaan ekstensor karpi
tangan dorsal radialis longus,
ke belakang ekstensor karpi
sejauh radialis ulnaris
mungkin.
Abduksi (fleksi Sampai 30 Fleksor karpi
radial): radialis,
Menekuk ekstensor karpi
pergelangan radialis brevis,
tangan miring ekstensor karpi
(medial) ke ibu radialis longus
jari.
Adduksi (fleksi
ulnar): 30-50 Fleksor karpi
Menekuk ulnaris,
pergelangan ekstensor carpi
tangan miring ulnaris
(lateral) kea rah
lima jari.
Fleksi: 90 Lumbrikales,
Jari-jari Condyloid Membuat interosseus
tangan hinge genggaman volaris,
Ekstensi interosseus
Meluruskan jari- dorsalis
jari tangan.
Hiperekstensi: 90 Ekstensor digiti
quintiproprius,
24

Tabel 2.2 Latihan Rentang Gerak (Perry & Potter, 2005) (lanjutan)

Bagian Rentang
Tipe Sendi Tipe Gerakan Otot-otot Utama
Tubuh (Derajat)
Menggerakkan ekstensor
jari-jari tangan digitorum
ke belakang kommunis,
sejauh 30-60 ekstensor indicis
mungkin. proprius
Abduksi:
Merenggangkan
jari-jari tangan 30
yang satu Interosseus
dengan yang dorsalis
lain.
Adduksi:
Merapatkan 30
kembali jari-jari Interosseus
tangan. volaris
Ibu jari Pelana Fleksi: 90 Fleksor pollisis
Menggerakkan brevis
ibu jari
menyilang
permukaan
telapak tangan.
Ekstensi: Ekstensor
Menggerakkan 90 pollisis longus,
ibu jari lurus ekstensor
menjauh dari pollisis brevis
tangan.
Abduksi:
Menjauhkan ibu 30 Abduktor pollisis
jari ke samping brevis
(biasa dilakukan
ketika jari-jari
tangan abduksi
dan adduksi).
Adduksi:
Menggerakan 30 Adduktor pollisis
ibu jari ke obliquus,
depan tangan. adduktor pollisis
Oposisi: transversus
Menyentuhkan
ibu jari ke setiap Opponeus
jari-jari tangan pollisis,
pada tangan opponeus digiti
yang sama minimi
:
25

Tabel 2.2 Latihan Rentang Gerak (Perry & Potter, 2005) (lanjutan)

Bagian Rentang
Tipe Sendi Tipe Gerakan Otot-otot Utama
Tubuh (Derajat)
Pinggul Ball and Fleksi: 90-120 Psoas mayor,
socket Menggerakkan iliakus, iliopsoas,
tungkai ke Sartorius
depan dan
atas.
Ekstensi: Gluteus maksimus,
Menggerakkan 90-120 semitendinosus,
kembali ke semimembranosus
samping
tungkai yang
lain.
Hiperekstensi: Gluteus maksimus,
Menggerakkan 30-50 semitendinosus,
tungkai ke semimembranosus
belakang tubuh.
Abduksi: Gluteus medius,
Menggerakkan 30-50 gluteus minimus
tungkai ke
samping
menjauhi tubuh.
Adduksi: Adductor longus,
Menggerakan 30-50 adductor brevis,
tungkai kembali adductor magnus
ke posisi medial
dan melebihi
jika mungkin.
Rotasi dalam: Gluteus medius,
Memutar kaki 90 gluteus minimus,
dan tungkai ke tensor fasciae latae
arah tungkai
lain.
Rotasi luar: Obturatorius
Memutar kaki 90 internus,
dan tungkai obturatorius
menjauhi eksternus
tungkai lain.
Sirkumduksi: Psoas mayor,
Menggerakkan 120-130 gluteus maksimus,
tungkai gluteus medius,
melingkar. adductor magnus.
Lutut Hinge Fleksi: Bisep femoris,
Menggerakkan semitendonosus,
tumit ke arah semimembranosus,
belakang paha. Sartorius
Ekstensi:
Mengembalikan Rektus femoris,
26

Tabel 2.2 Latihan Rentang Gerak (Perry & Potter, 2005) (lanjutan)

Bagian Rentang
Tipe Sendi Tipe Gerakan Otot-otot Utama
Tubuh (Derajat)
tungkai ke lantai vastus lateralis,
vastus medialis,
Mata kaki Hinge Dorsofleksi: vastus intermedius
Menggerakkan 20-30
kaki sehingga Tibialis anterior
jari-jari kaki
menekuk ke
atas.
Plantarfleksi:
Menggerakkan 45-50
kaki sehingga Gastroknemus,
jari-jari kaki soleus
menekuk ke
bawah.
Kaki Gliding Inversi: 10 atau Tibialis anterior,
Memutar telapak kurang tibialis posterior
kaki ke samping
dalam (medial).
Eversi: 10 atau
Memutar telapak kurang Peroneus longus,
kaki ke samping peroneus brevis
luar (lateral)
Jar-jari kaki Condyloid Fleksi: 30-60 Fleksor digitorum,
Melengkungkan lumbrikalis pedis,
jari-jari kaki ke fleksor hallusis
bawah. brevis
Ekstensi: 30-60 Ekstensor digitorum
Meluruskan jari- longus, ekstensor
jari kaki. digitorum brevis,
Abduksi: 15 atau ekstensor hallusis
Merenggangkan kurang longus
jari-jari kaki satu Abductor hallusis,
dengan yang interosseus dorsalis
lain.
Adduksi: 15 atau Adductor hallusis,
Merapatkan kurang interosseus plantaris
kembali
bersama-sama.
BAB 3 LANDASAN TEORI

3.1 Landasan Teori

Range of Motion (ROM) adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan

terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana pasien menggerakkan

masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif

ataupun pasif (Potter & Perry, 2005). Pengetahuan dan kemampuan perawat

melakukan Range of Motion (ROM) merupakan pemahaman dan

pembelajaran serta pelaksanaan tindakan dari Range of Motion (ROM)

terhadap pasien untuk menggerakkan sendi-sendinya. Pengetahuan perawat

itu sendiri dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal itu terbagi menjadi pendidikan, usia, pekerjaan dan informasi.

Faktor eksternal itu terbagi menjadi lingkungan dan sosial budaya.

Indikasi dalam latihan Range Of Motion (ROM) meliputi penurunan tingkat

kesadaran (misal: stroke), kelemahan otot, fase rehabilitasi fisik dan bedrest

(tirah baring) lama. Sedangkan kontra indikasi latihan Range Of Motion (ROM)

meliputi kelainan tulang atau sendi, gangguan jantung berat dan trombus atau

emboli pada pembuluh darah.

Range of Motion (ROM) sendiri terbagi menjadi dua, yaitu ROM aktif dan ROM

pasif. ROM aktif adalah kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan

secara mandiri sesuai instruksi perawat, sedangkan ROM pasif adalah

pergerakan yang dilakukan dengan bantuan orang lain, perawat atau alat

bantu. Dalam penelitian ini calon peneliti ingin meneliti pengetahuan dan

27
28

kemampuan perawat melakukan Range of Motion (ROM), apakah Range of

Motion (ROM) itu mampu lakukan atau tidak mampu dilakukan.

3.1. Kerangka Konsep

Faktor internal Faktor eksternal


1. Pendidikan 1. Lingkungan
2. Usia 2. Sosial budaya
3. Pekerjaan
4. Informasi
Baik

Pengetahuan
Dilakukan sedang

Aktif
Range of cukup
Motion
(ROM) Pasif Tidak
Dilakukan

Indikasi ROM:
a. Penurunan tingkat kesadaran
(misal: stroke)
b. Kelemahan otot
c. Fase rehabilitasi fisik
d. Bedrest (tirah baring) lama

Kontraindikasi ROM:
a. Kelainan tulang atau sendi
b. Gangguan jantung berat
c. Trombus atau emboli pada
pembuluh darah

Keterangan :

= diamati/dilakukan = tidak diamati/dilakukan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Pengetahuan dan Kemampuan


Perawat Melakukan Range of Motion (ROM) di Ruang Rawat Inap
RSUD Datu Sanggul Rantau
BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross

sectional. Rancangan cross sectional (hubungan dan asosiasi) adalah jenis

penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

bebas dan terikat hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2009).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang ada di ruang rawat inap

(penyakit dalam dan bedah) RSUD Datu Sanggul Rantau yang berjumlah 34

orang.

4.2.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada, berdasarkan

jumlah populasi di ruang rawat inap (penyakit dalam dan bedah) RSUD Datu

Sanggul Rantau, maka banyaknya sampel yang dapat diambil adalah

sebanyak 34 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah total sampling yaitu cara pengambilan sampel secara

keseluruhan.

4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengambil data

penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar

kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti, yang sebelumnya dilakukan dulu

uji validitas di RSUD yang sama tipenya dengan RSUD tempat penelitian
dilakukan yakni RSUD H.Damanhuri Barabai dari tanggal 24 agustus s/d 31

agustus 2018 terhadap 30 orang responden danberdasarkan uji analisa 11

pertanyaan dinyatakan valid karena nilai signifikasinya lebih dari r tabel =

0,361 serta reliabel karena nilai nya tidak melebihi cronbach alfa = 0,781.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang Range of Motion (ROM),

kuesioner terdiri dari 11 item pertanyaan dan lembar observasi kemampuan

melakukan Range of Motion (ROM). Lembar kuesioner penelitian berisi

tanggal pengisian kuesioner, no.responden, usia, jenis kelamin, pendidikan,

lama bekerja/ruangan, budaya/suku, cara mendapat informasi dan 11

pertanyaan mengenai Range of Motion (ROM). Untuk lembar observasi

sendiri berisi macam macam gerakan Range of Motion (ROM) yang diambil

dari buku skill keperawatan medikal bedah PSIK FK Universitas Lambung

Mangkurat. Lembar observasi digunakan untuk pengambilan data triangulasi

pada variabel penelitian yang menggunakan kuesioner.

4.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan perawat untuk melakukan

Range of Motion (ROM).

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional mendefinisikan secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap objek atau fenomena

(Hidayat, 2009).
Tabel 4. 5 Definisi Operasional

Skala Hasil Ukur


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Ukur
Pengetahuan Informasi yang Lembar Ordinal a. Pengetahuan
Range of didapatkan melalui kuesioner baik, apabila
Motion pembelajaran responden
(ROM) oleh tentang Range of berpengalam
perawat Motion (ROM) yang an 76%-
dipahami sehingga 100%
dapat diaplikasikan b. Pengetahuan
ke dalam tindakan cukup,
keperawatan yang apabila
dilakukan oleh responden
perawat. berpengetahu
an 60%-75%
c. Pengetahuan
kurang,
apabila
responden
berpengetahu
an < 60%
(Notoatmodjo,
2007)

4.6. Prosedur Penelitian

4.6.1 Rekomendasi izin penelitian dari Unit Pelayanan Karya Tulis Ilmiah (UP

KTI) FK UNLAM.

4.6.2 Izin Komite Etik Penelitian Kesehatan FK UNLAM

4.6.3 Setelah melalui proses,pada tanggal 8 Agustus,dinyatakan penelitian laik

etik dengan perbaikan revisi tanpa sidang etik.

4.6.4 Izin uji validitas dari RSUD H. Damanhuri Barabai

4.6.5 Setelah didapatkan izin uji validitas dari RSUD H. Damanhuri Barabai,

maka diminta izin oleh peneliti kepada kepala ruangan yang dilakukan uji

validitas.
4.6.6 Ditentukan responden yang bersedia dan dijelaskan pada responden

tentang tujuan uji validitas, responden bersedia,maka dilakukan uji

validitas.

4.6.7 Izin pengambilan data penelitian diajukan oleh peneliti ke RSUD Datu

Sanggul Rantau.

4.6.8 Setelah didapatkan izin dari RSUD Datu Sanggul Rantau, maka diminta izin

oleh peneliti kepada setiap kepala ruangan rawat inap RSUD Datu Sanggul

Rantau.

4.6.9 Ditentukan responden yang bersedia dan dijelaskan pada responden

tentang tujuan penelitian, apabila responden bersedia maka diminta untuk

menandatangani surat persetujuan.

4.6.10 Dilakukan penilaian terhadap pengetahuan Range of Motion (ROM) oleh

perawat dan diisi lembar kuesioner

4.6.11 Dilakukan analisis variabel tersebut.

4.7 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

dalam rangka pencapaian tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini meliputi data yang diperoleh dengan menggunakan lembar

kuesioner. Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan perawat dan dibagikan kepada perawat yang sedang bertugas

di waktu istirahat dan untuk menilai kemampuan responden diminta

melakukan ROM (range of motion) pasif di ruangan kepala ruangan dan di

nilai menggunakan lembar observasi. Pengolahan data yang dilakukan untuk

menganalisis pengetahuan dan kemampuan perawat untuk melakukan


range of motion (ROM) dengan membuat tabel distribusi frekuensi yang

diperoleh dari lembar kuesione dan lembar observasi..

4.8 Cara Analisis Data

Analisa univarat dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel

yaitu pengetahuan perawat untuk melakukan range of motion (ROM) dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis ini juga untuk mengetahui

karakteristik responden (no.responden, usia, pendidikan, lama bekerja, cara

mendapat informasi) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.9 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Datu Sanggul Rantau pada tanggal 01

September 2018 s/d 30 September 2018. Dengan alasan karena di tempat ini

belum ada standar operasional prosedur tentang Range of Motion (ROM).

Sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ditempat ini.


BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Responden

Penelitian analisis pengetahuan dan kemampuan perawat untuk

melakukan Range of Motion (ROM) di ruang rawat inap RSUD Datu

Sanggul Rantau menggunakan instrument penelitian berupa lembar

kuesioner dan lembar observasi yang dikelompokkan berdasarkan usia,

pendidikan, lama kerja, informasi mengenai ROM, pengetahuan perawat di

RSUD Datu Sanggul Rantau.

Tabel 5.1 Distribusi Usia, Pendidikan, Lama Kerja, Informasi mengenai


ROM, Pengetahuan ROM Perawat di RSUD Datu Sanggul
Rantau pada Bulan September (N=34)

Variabel Responden Persentasi (%) Mean Min Max SD


Umur
17 s/d 25 Tahun 3 8,8 30,47 24 48 5,82
26 s/d 35 Tahun 28 82,4
36 s/d 45 Tahun 2 5,9
46 s/d 55 Tahun 1 2,9
56 s/d 65 Tahun 0 0
Total 34 100
Pendidikan
SPK 0 0
DIII Keperawatan 16 47,1
DIV Keperawatan 0 0
S.1 Keperawatan 18 52,9
dan Ners
Total 34 100
Masa Kerja
<5 tahun 11 32,4
>5 tahun 23 67,6
Total 34 100
Informasi
Pelatihan 0 0
Internet 21 61,8
Lainnya 13 38,2
Total 34 100

34
Pada tabel 5.1 usia perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau terbanyak

berusia diantara 26 s/d 35 tahun sebanyak 28 orang (82,4%). Pendidikan

perawat terbanyak yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah S1

Keperawatan+ Ners sebanyak 18 orang (52,9%). Masa kerja perawat di

RSUD Datu Sanggul Rantau terbanyak pada masa kerja >5 tahun

sebanyak 23 orang (67,6%). Ruangan perawat bekerja di RSUD Datu

Sanggul Rantau yang dijadikan sampel penelitian adalah ruangan Saffa

(penyakit dalam) sebanyak 18 orang (52,9%). Sebagian besar suku

perawat di RSUD Datu Sanggul adalah Banjar sebanyak 32 orang (94,2%).

Sebagian besar perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau mendapat

informasi mengenai range of motion (ROM) melalui internet sebanyak 21

orang (61,8%).

5.2 Pengetahuan

Penelitian analisis pengetahuan perawat untuk melakukan Range Of Motion

(ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau menggunakan instrument penelitian

berupa lembar kueisioner.

Tabel 5.2 Distribusi pengetahuan ROM perawat di RSUD Datu Sanggul


Rantau pada bulan September (N=34) (lanjutan)

Variabel Responden Persentasi (%)


Pengetahuan
Baik 25 73,5
Cukup 8 23,5
Kurang 1 2,9
Total 34 100

Pada penelitian yang dilakukan peneliti di RSUD Datu Sanggul Rantau

dengan cara menyebar kuisioner didapatkan pengetahuan perawat di

RSUD Datu Sanggul Rantau mengenai range of motion (ROM) adalah

35
sebanyak 25 orang (73,5%) yang berpengetahuan baik yaitu mengetahui

tentang Range Of Motion (ROM)

36
BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Usia Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia perawat di RSUD Datu Sanggul

Rantau terbanyak berusia diantara 26 s/d 35 tahun sebanyak 28 orang

(82,4%). Di rentang usia ini seseorang akan memiliki pola tangkap dan

daya pikir yang baik sehingga pengetahuan yang dimilikinya juga akan

semakin membaik. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa usia perawat di

RSUD Datu Sanggul yang berada di rentang usia 26 s/d 35 tahun sebanyak

28 orang (82,4%) semakin bijaksana dalam menerima informasi yang

didapatkannya dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya (Budiman dan Agus, 2013). Karenanya

sangat jarang dijumpai perawat berusia di atas >65 tahun berada di ruang

perawatan karena usia tersebut seseorang akan mengalami kemunduran

dalam hal menerima informasi. (Maryam, 2011)

Menurut Verner dan Davison dan Maulana (2007) yang menyatakan bahwa

ada 6 faktor fisik yang dapat menghambat proses belajar pada orang

dewasa diantaranya gangguan penglihatan dan pendengaran sehingga

membuat penurunan pada suatu waktu dalam kekuatan berfikir dan

bekerja. Usia adalah umur seseorang yang dihitung dimulai ketika

seseorang dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin bertambah usia

seseorang maka diharapkan akan semakin bijaksana karena telah banyak

pengalaman yang dijumpai dan dikerjakan untuk mendapatkan

pengetahuan. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

36
(Depkes RI) tahun 2009 usia diklasifikasikan dalam 6 tingkatan yaitu usia

17 s/d 25 tahun, usia 26 s/d 35 tahun, usia 36 s/d 45 tahun, usia 46 s/d 55

tahun, usia 56 s/d 65 tahun dan usia > 65 tahun. Usia dapat mempengaruhi

daya tangkap dan pola pikir individu. Semakin bertambah usia seseorang

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga

pengetahuan yang didapat semakin membaik dan luas (Budiman dan

Agus, 2013). Namun pada masa lansia usia > 65 tahun akan mengalami

kemunduran kemampuan kognitif akibat berkurangnya daya ingat sehingga

lansia mudah lupa (Maryam, 2011).

6.2 Pendidikan Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pendidikan perawat terbanyak yang

menjadi responden dalam penelitian ini adalah S1 Keperawatan dan Ners

sebanyak 18 orang (52,9%). Hal ini juga ditemukan dari observasi pada

penelitian ini yang lebih dari 50% perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau

sudah mencapai gelar S1 Keperawatan dan Ners dan tidak ada lagi yang

pendidikan SPK, minimal pendidikan DIII Keperawatan sebesar 47%

dengan jumlah 16 orang dari total 34 responden. Pendidikan perawat

terbanyak yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah S1

Keperawatan dan Ners.

Hal ini sesuai dengan teori yang ada yang mengatakan bahwa pendidikan

juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang, karena dapat membuat seseorang lebih mudah menerima ide-

ide atau tekhnologi baru (Notoatmodjo, 2009). Sehingga diharapkan agar

37
perawat DIII Keperawatan mau mengikuti Pendidikan dan pelatihan untuk

lebih meningkatkan ilmu pengetahuannya.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan baik didalam maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita yang diinginkan

sehingga manusia dapat berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

kebahagiaan. Menurut Budiman dan Agus (2013) salah satu faktor yang

erat mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Diharapkan pada

seseorang yang berpendidikan tinggi akan semakin luas pula

pengetahuannya, dan selain dari pendidikan formal, informasi dan

pengetahuan dapat juga diperoleh dari pendidikan informal.

Sedangkan menurut Mubarak (2007), pendidikan merupakan bimbingan

yang diperoleh seseorang untuk dapat memahami atau mengerti tentang

semua hal yang belum diketahui atau dipahami. Semakin tinggi pendidikan

individu, maka semakin mudah juga mereka untuk menerima informasi dan

banyak pula pengetahuan dan ilmu yang dimiliki, sebaliknya apabila

individu memiliki tingkat pengetahuan rendah, maka perkembangan sikap

seseorang akan terhambat dalam menerima informasi, pengetahuan, ilmu

dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan dan dipelajari. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak

informasi yang didapat semakin banyak pula pengetahuan yang

38
diperolehnya (Notoatmodjo, 2009). Pendidikan tidak saja didapatkan dari

pendidikan formal tetapi bisa juga dari informal dan non formal seperti

melalui keluarga, lingkungan sehari-hari dan juga pelatihan-pelatihan yang

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Saat ini pendidikan

keperawatan di Indonesia ada beberapa tingkatan yaitu masih ada SPK,

DIII, DIV dan S1 Keperawatan dan Ners. Oleh karenanya peneliti sangat

berharap perawat memiliki kemauan sendiri untuk lebih meningkatkan ilmu

pengetahuannya melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan.

6.3 Lama Kerja Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau

Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa masa kerja perawat di RSUD Datu

Sanggul Rantau terbanyak pada masa kerja >5 tahun sebanyak 23 orang

(67,6%). Dalam konteks ini bisa dijelaskan bahwa jangka waktu dalam

bekerja juga sangat berpengaruh, karena dari bekerja individu bisa atau

dapat menemukan berbagai masalah yang tentunya diharuskan untuk

dapat menyelesaikannya, salah satunya penanganan kesehatan atau

masalah kesehatan yang harus bisa dibantu menyelesaikannya oleh

perawat sebagai tugas pokok dari tenaga kesehatan.

Sedangkan pengalaman merupakan sesuatu hal atau kejadian yang

pernah dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan sekitar. Baik

dan buruknya suatu pengalaman yang didapatkan dan akan membekas

dalam psikologis, sehingga bisa menimbulkan suatu emosi yang positif

maupun negatif, inilah yang terjadi dan diperoleh dari intensitas atau waktu

kita bekerja. Seperti kata pepatah yang berbunyi, pengalaman adalah guru

39
yang baik, dan pengalaman tidak didapatkan dengan berdiam diri, tentunya

diperoleh melalui proses seperti bekerja, dan bekerja dengan intensitas

pendek berbeda dengan intensitas yang bekerja lebih lama. Hal ini juga

tergambar dalam penelitian ini yang menjawab kuisioner dengan nilai baik

diperoleh dari tenaga perawat (responden) yang rata-rata sudah bekerja

dengan jangka waktu 5 tahun keatas. Akan tetapi pada penelitian ini

memberikan hasil untuk intensitas lama bekerja tidak menjadikan

perbedaan dalam kemampuan perawat untuk melakukan tugasnya.

Lingkungan dalam kita bekerja mampu menjadikan individu mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung (Mubarak 2007). Menurut Faiz (2014) masa kerja adalah

pengumpulan dari waktu saat pekerja melakukan pekerjaannya, sehingga

semakin banyak yang pekerja itu lakukan maka informasi yang pekerja itu

dapatkan untuk disimpan, maka akan semakin banyak keterampilan dan

kemampuan yang didapatnya. Semakin lama masa kerja, maka semakin

terampil pekerja tersebut. Menurut Estiwidani., et al (2008), menyebutkan

bahwa keterampilan seseorang untuk memberikan pelayanan yang

bermutu akan meningkat dengan adanya pengalaman-pengalaman yang

didapat. Hal ini membuktikan bahwa semakin lama masa kerja seseorang

maka akan semakin banyak informasi dan keterampilan yang

didapatkannya sehingga pengetahuannya mengenai range of motion

(ROM) semakin bertambah.

Hal ini juga sesuai dengan teori yang ada yang mengatakan bahwa

pengetahuan itu tidak didapatkan dari pendidikan saja tetapi juga dari

40
pengalaman seseorang. WHO juga mengatakan bahwa pengetahuan

sering diturunkan atau diperoleh dari pengalaman yang diperoleh sendiri

maupun dari orang lain (Gibson, 1996). Menurut Notoatmodjo (2009),

mengatakan bahwa pengetahuan dapat meningkat karena adanya

pengalaman-pengalaman yang didapatkan selama hidup, dalam hal ini

pengalaman didapatkan dari lamanya kerja seseorang tersebut.

6.4 Informasi Yang Didapatkan Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau

Dalam mendapatkan informasi mengenai Range of Motion (ROM) perawat

di ruang rawat inap di RSUD Datu Sanggul mendapat informasi melalui

internet sebanyak 21 orang (61,8%) seperti terlihat pada tabel 5.6.

Pengetahuan sering diperoleh melalui pendidikan, juga dari pengalaman

maupun media massa, media elektronik, buku, poster, petugas kesehatan,

maupun dari kawan kerabat. Pengetahuan ini dapat merubah perilaku

seseorang (Kismoyo,2011). Informasi adalah hasil pemprosesan data yang

diperoleh dari setiap elemen system tersebut menjadi bentuk yang mudah

dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh

orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.

6.5 Pengetahuan Perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau.

Dalam penelitian ini pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan

perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau mengenai Range of Motion (ROM)

adalah baik sebanyak 25 orang (73,5%). Berdasarkan data penelitian,

41
menurut peneliti perawat di RSUD Datu Sanggul Rantau tingkatan

pengetahuannya berada di “tahu” dan “memahami”.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendidikan perawat

RSUD Datu Sanggul didominasi oleh lulusan S1 keperawatan dan Ners

sebesar 52,9% (18 orang) dan selama masa pendidikan di kampus maupun

ketika tahap profesi di lahan mereka telah mempelajari mengenai ROM,

berdasarkan penelitian Supadmi (2016) di Salatiga tentang pengetahuan

keluarga dengan sikap pelaksanaan ROM didapatkan hasil bahwa

pengetahuan keluarga baik sebesar 48,9% (22 orang), hal ini dapat diambil

kesimpulan bahwa pengetahuan keluarga baik ini didapatkan berdasarkan

hasil dari penjelasan perawat kepada keluarga dan ini membuktikan bahwa

pengetahuan perawat dapat dikatakan baik juga.

Banyaknya penelitian mengenai ROM dapat menambah pengetahuan

perawat dalam ROM hal ini menurut Menurut Bloom, pengetahuan

merupakan hasil dari keingintahuan seseorang setelah menggunakan

pancainderanya untuk mengenali sesuatu objek (Notoatmojo, 2011).

Pengetahuan sebagai ranah kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam pembentukan perilaku seseorang (over behavior).

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami

(comprehensip), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis

(synthesis) dan evaluasi (evaluation) (Notoatmojo, 2011).

42
Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan metode

pengisian angket yang menanyakan isi materi yang ingin kita ukur dari

responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau yang ingin

kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmojo,

2003). Dalam penelitian ini pengukuran pengetahuan diukur menggunakan

lembar kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai Range of Motion

(ROM) yang berjumlah 11 item.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti kebanyakn perawat di

RSUD Datu Sanggul Rantau telah bekerja lebih dari 5 tahun yakni 23 orang

(67,6%), pengalaman bekerja yang sudah lebih dari 5 tahun mampu

membuat perawat menalar setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien

yang memerlukan tindakan ROM, menurut penelitian Supadmi (2016)

kebanyakan responden telah bekerja lebih dari 5 tahun yakni sebesar 76%

(10 orang) dan perawat di RSUD Datu sanggul kebanyakan berusia 26 –

35 tahun sebesar 82,4% (28 orang) dimana rentang usia ini masih sangat

mau menerima segala hal yang baru mengenai ROM dan melaksanakan

tindakan tersebut kepada pasien yang memerlukan.

Menurut Notoatmodjo (2010) Ada 2 faktor yang mempengaruhi

kemampuan seorang perawat, diantaranya kemampuan intelektual yang

berkaitan dengan cara berpikir, menalar dan memecahkan masalah yang

secara tidak langsung berkaitan dengan usia dan pendidikan perawat itu

sendiri. Faktor lainnya yaitu faktor kemampuan fisik dimana kemampuan

ini ditekankan pada stamina, keterampilan dan kekuatan yang secara tidak

43
langsung berkaitan dengan usia perawat. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan rata-rata usia responden sebesar 30,47 tahun yang artinya di

usia ini seseorang sudah matang dalam berpikir dan menalar untuk

memecahkan masalah yang terjadi dan ini berkaitan dengan pelaksanaan

Range of Motion (ROM)

6.9 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesibukan responden

sambil bekerja, jadi peneliti mencari waktu yang tepat untuk melakukan

penelitian/mengajukan kuesioner, yaitu pada waktu responden sudah

menyelesaikan pekerjaannya

44
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

7.1.1 Karakteristik perawat dalam melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD

Datu Sanggul Rantau berdasarkan usia berada diantara 26 s/d 35 tahun

(82,4%), berdasarkan pendidikan yang terbanyak adalah S.1 Keperawatan

dan Ners sebanyak 18 orang (52,9%), berdasarkan masa kerja yang

terbanyak adalah >5 tahun sebanyak 23 orang (67,6%), berdasarkan cara

mendapatkan informasi adalah melalui internet sebanyak 21 orang

(61,8%).

7.1.2 Pengetahuan perawat dalam melakukan Range of Motion (ROM) di ruang

rawat inap RSUD Datu Sanggul Rantau adalah baik sebanyak 25 orang

(73,5%).

7.1.3 Kemampuan Range of Motion (ROM) oleh perawat pada pasien di RSUD

Datu Sanggul Rantau kategori mampu sebanyak 30 orang (88,2%).

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini bisa menambah informasi dan diharapkan

pengembangan untuk penelitian ini tentang Range of Motion (ROM)

dengan variabel penelitian yang lain dari penelitian ini.

7.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan bagi tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan tentang

Range of Motion (ROM) dan mampu melakukannya pada pasien di Rumah

Sakit tempatnya bekerja

44
7.2.3 Bagi Rumah sakit

Diharapakan kepada rumah sakit untuk mensosialisasikan pengetahuan

dan melaksanakan Range of Motion (ROM) Terutama RSUD Datu Sanggul

Rantau, dan diharapkan adanya penyusunan standar prosedur operasional

perihal pelaksanaan Range of Motion (ROM).

7.2.4 Bagi Responden

Diharapakan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

memberikan motivasi terhadap perawat untuk mengetahui pengetahuan

tentang Range of Motion (ROM) dan dapat melakukannya pada pasien

yang memerlukan latihan rantang gerak atau Range of Motion (ROM) baik

aktif maupun pasif.

45
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ariyanti, Destya, et al. Efektivitas active assistive range of motion terhadap


kekuatan otot ekstremitas pada pasien stroke non hemoragik. Ejournal; Vol.
4 No. 2: Hal. 113-139

Bakara, Derison Marsinova, et al. 2016. Latihan range of motion (ROM) pasif
terhadap rentang gerak sendi pasien pasca stroke. Idea Nursing Journal;
Vol. VII No.2: Hal. 12-18.

Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis keperawatan: aplikasi klinis. Jakarta:


EGC.

Dinanti, Elisa Ling, et al. 2015. Pengaruh range of motion (ROM) pasif terhadap
peningkatan sudut rentang gerak ekstremitas atas pasien stroke di RSUD
Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK); Vol.
5 No. 3: Hal. 1-8.

Hidayat AAA. 2009. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika.

Lestari, Yunanik Esmi Dwi. 2014. Pengaruh ROM exercise dini pada pasien post
operasi fraktur ekstremitas bawah (fraktur femur dan fraktur cruris) tehadap
lama hari rawat di ruang bedah RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal Ilmu
Kesehatan; Vol.3 No.1: Hal. 34-40.

Lukman dan Nurna Ningsih. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem musculoskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan (Sebuah Pengantar Proses


Belajar Mengajar dalam Pendidikan). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Notoatmojo S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Jakarta: Rineka Cipta.

Nurbaeni, Judi, et al. 2010. Latihan ROM lengan meningkatkan kekuatan otot pada
pasien pasca stroke. Jurnal Ners; Vol.5 No.1: Hal.15-20.

Nursalam. 2009. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses dan
praktik edisi 4. Jakarta: EGC.
Purwanti, Ririn dan Wahyu Purwaningsih. 2013. Pengaruh latihan range of motion
(ROM) aktif terhadap kekuatan otot pada pasien post operasi fraktur
humerus di RSUD Dr. Moewardi. GASTER; Vo.10 No.2: Hal. 42- 52.

Rahayu, Kun Ika Nur. 2015. Pengaruh pemberian latihan range of motion (ROM)
terhadap kemampuan motorik pada pasien post stroke di RSUD Gambiran.
Jurnal Keperawatan: Vol. 6 No. 2 Hal. 102-107.

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Smeltzer SC, Bare BG 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner &
Suddarth volume 3 edisi 8. Jakarta: EGC.

Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori & pengukuran: Pengetahuan, sikap dan
perilaku manusia dilengkapi contoh kuesioner. Yogyakarta: Nuha Medika.

Yudha, Fajar, et al. 2014. Pengaruh range of motion (ROM) terhadap kekuatan
otot pasien pasca perawatan stroke. Jurnal Keperawatan; Volume X No. 2:
Hal. 203-208.

Lavernia, Carlos, MD, et al. 2008. Accuracy of Knee Range of Motion Assessment
After Total Knee Arthroplasty. The Journal of Arthroplasty Vol. 23 No. 6
Suppl. 1
BIODATA PENELITI

Nama : Mahraini
Jenis kelamin : Laki Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Tapin, 04 Februari 1981
Alamat Rumah : Komplek Haur Kuning Permai Rt 10
Rw 03 Kelurahan Rangda
Malingkung Kecamatan Tapin Utara
Kabupaten Tapin Kalimantan
Selatan 71114
No Hp : 082154646996

Alamat Email Aktif : araitpank@gmail.com


LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Analisis Pengetahuan Perawat untuk Melakukan Range of Motion (ROM) di
RSUD Datu Sanggul Rantau

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Mahraini
NIM : 1710913410013

Adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Lambung Mangkurat akan


melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengetahuan Perawat untuk
Melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau.

Untuk maksud saya di atas, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden
dalam penelitian tersebut. Adapun hal-hal yang perlu Bapak/Ibu ketahui adalah:
1. Identitas Bapak/Ibu akan dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti dan hanya
data yang Bapak/Ibu isikan yang akan digunakan demi kepentingan
penelitian.
2. Penelitian ini tidak memungut biaya apapun dari Bapak/Ibu.
3. Kerahasiaan informasi yang diberikan Bapak/Ibu dijamin oleh peneliti karena
hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
4. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden, silakan menandatangani
lembar persetujuan dan mengisi kuesioner yang telah saya siapkan dan jika
keberatan, Bapak/Ibu tidak akan dipaksa menjadi responden dalam
penelitian ini.

Demikian surat permohonan ini saya buat. Atas perhatian dan partisipasi
Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Mahraini
NIM.1710913410013
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Analisis Pengetahuan Perawat untuk Melakukan Range of Motion (ROM) di
RSUD Datu Sanggul Rantau

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa telah mendapatkan
informasi tentang rencana penelitian dan bersedia menjadi responden penelitian
yang dilakukan oleh Mahraini, mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Lambung Mangkurat yang berjudul Analisis Pengetahuan Perawat untuk
Melakukan Range of Motion (ROM) di RSUD Datu Sanggul Rantau.

Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tanggal penelitian:
Kode responden:
Peneliti :

Tanda tangan :
Tanda tangan :
KUESIONER PENELITIAN
Analisis Pengetahuan Perawat untuk Melakukan Range of Motion (ROM) di
RSUD Datu Sanggul Rantau

Tanggal pengisian Kuesioner :

No responden :

Usia :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Lama bekerja/ruangan :

Budaya / suku :

Pelatihan

Mendapat Informasi : Internet

Lainnya

1. Apa yang anda ketahui mengenai Range of Motion (ROM) ?

a. Area pergerakan yang dapat dijangkau secara minimal oleh persendian

dalam rentang fisiologis sesuai dengan struktur anatomisnya.

b. Area pergerakan yang dapat dijangkau secara maksimal oleh persendian

dalam rentang fisiologis sesuai dengan struktur anatomisnya.

c. Area pergerakan yang sulit dijangkau secara maksimal oleh persendian

dalam rentang fisiologis sesuai dengan struktur anatomisnya.

d. Area pergerakan yang mudah dijangkau secara maksimal oleh

persendian dalam rentang fisiologis sesuai dengan struktur anatomisnya.


2. Manfaat mobilisasi, kecuali

a. Gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh

b. Menjaga kebugaran (fitness) dari tubuh

c. Merangsang peredaran darah dan kelenturan otot

d. Menambah ketegangan dan menurunkan relaksasi

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mobilisasi adalah

a. Lingkungan dan klien

b. Penolong dan lingkungan

c. Penolong, lingkungan dan klien

d. Klien

4. Range of Motion (ROM) aktif adalah

a. Klien mampu secara aktif menggerakan persendiannya dan melakukan

gerakan sesuai instruksi perawat.

b. Klien mampu secara aktif menggerakan persendiannya

c. Klien melakukan gerakan sesuai instruksi perawat.

d. Semua jawaban benar.

5. Range of Motion (ROM) pasif adalah

a. Pergerakan sendi difasilitasi dengan bantuan perawat

b. Pergerakan sendi dilakukan sendiri.

c. Pergerakan terbatas tanpa bantuan.

d. Pergerakan sendi dilakukan bebas.

6. Gerakan Range of Motion (ROM) dapat dilakukan di bagian tubuh:

a. Leher
b. Ekstremitas atas

c. Ekstremitas bawah

d. Semua jawaban benar

7. Macam-macam gerak Range of Motion (ROM) kecuali

a. Fleksi

b. Rotasi

c. Sirkumduksi

d. Aerobik

8. Gerakan mengecilkan sudut yang dibentuk oleh persendian pada Range of

Motion (ROM) merupakan pengertian dari

a. Fleksi

b. Ekstensi

c. Rotasi

d. Endorotasi

9. Gerakan sendi berputar pada sumbunya dengan arah ke lateral tubuh

(menjauhi pusat tubuh) merupakan pengertian gerakan

a. Eksorotasi

b. Endorotasi

c. Rotasi

d. Sirkumduksi

10. Fungsi Range of Motion (ROM) terkait dengan

a. Sendi

b. Tulang

c. Otot dan ligament


d. Semua benar

11. Alat yang digunakan untuk tindakan Range of Motion (ROM) adalah

a. Tensimeter

b. Goniometer

c. Anemometer

d. Dinamometer

Penilaian

< 60 = pemahaman kurang

>60 – 80 = pemahaman sedang

>80 = pemahaman baik


LEMBAR OBSERVASI
Analisis Pengetahuan Perawat untuk Melakukan Range of Motion (ROM) di
RSUD Datu Sanggul Rantau

No ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
PENDAHULUAN
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan pada klien dan atau keluarga
tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
3 Memberi kesempatan klien dan atau keluarga
untuk menyakan hal-hal yang dianggap kurang
jelas
4 Meminta kesediaan klien atau keluarga untuk
dilkukannya tindakan (termasuk waktu dan
tempat)
5 Mencuci tangan medic
6 Mengkaji keadaan pasien

PELAKSANAAN
LEHER DAN TULANG BELAKANG
1 Menggerakkan sendi tulang belakang
Fleksi (anterfleksi)
Ekstensi (retrofleksi)
Rotasi
2 Menggerakkan sendi leher
Fleksi (anterfleksi)
Ekstensi (retrofleksi)
Rotasi
EKSTREMITAS ATAS
3 Menggerakkan sendi bahu
Abduksi bebas
Abduksi terfiksasi
Adduksi
Fleksi (antefleksi)
Ekstensi (retrofleksi)
Eksorotasi
Endorotasi
4 Menggerakkan sendi siku
Fleksi
Ekstensi
Pronasi
Supinasi
5 Menggerakkan sendi pergelangan tangan
Fleksi (palmofleksi)
Ekstensi (dorsoflekai)
Deviasi radial
Deviasi ulnar
6 Menggerakkan sendi jari I
Ekstensi sendi metakarpofalang
Fleksi sendi metakarpofalang
Ekstensi sendi interfalang
Fleksi sendi interfalang
Abduksi
Adduksi
Retroversi
7 Menggerakkan jari II – V
Fleksi sendi metakarpofalang
Ekstensi sendi metakarpofalang
Fleksi sendi interfalang proksimal dan
distal
Ekstensi sendi interfalang proksimal dan
distal
Abduksi
Adduksi
EKSRTEMITAS BAWAH
8 Menggerakkan sendi panggul
Fleksi
Ekstensi
Endorotasi
Eksorotasi
Abduksi
Adduksi
9 Menggerakkan sendo lutut
Fleksi
Ekstensi
Eksorotasi
Endorotasi
10 Menggerakkan sendi kaki
Fleksi (dorsofleksi)
Ekstensi (plantar fleksi)
Inversi
Eksversi
PENUTUP
1 Mencatat tindakan yang dilakukan, hasil serta
respon klien pada lembar catatan klien
2 Mencatat tanggal dan waktu melakukan tindakan,
nama perawat yang melakukan dan
membubuhkan tanda tangan atau paraf pada
lembar catatan klien
3 Mengucapkan salam dan meninggalkan ruangan
Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus 75%

Jumlah nilai yang didapat X 100%

Nilai = -------------------------------------------- = ------------

Jumlah aspek yang dinilai


KUESIONER PENELITIAN
Analisis Pengetahuan Perawat untuk Melakukan Range of Motion (ROM) di
RSUD Datu Sanggul Rantau

Tanggal pengisian Kuesioner :

No responden :

Usia :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Lama bekerja/ruangan :

Budaya / suku :

Pelatihan

Mendapat Informasi : Internet

Lainnya

1. Apa yang anda ketahui mengenai Range of Motion (ROM) ?

a. Area pergerakan yang dapat dijangkau secara minimal oleh persendian

dalam rentang fisiologis sesuai dengan struktur anatomisnya.

b. Area pergerakan yang dapat dijangkau secara maksimal oleh persendian

dalam rentang fisiologis sesuai dengan struktur anatomisnya.

c. Area pergerakan yang sulit dijangkau secara maksimal oleh persendian

dalam rentang fisiologis sesuai dengan struktur anatomisnya.

d. Area pergerakan yang mudah dijangkau secara maksimal oleh

persendian dalam rentang fisiologis sesuai dengan struktur anatomisnya.


2. Manfaat mobilisasi, kecuali

a. Gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh

b. Menjaga kebugaran (fitness) dari tubuh

c. Merangsang peredaran darah dan kelenturan otot

d. Menambah ketegangan dan menurunkan relaksasi

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mobilisasi adalah

a. Lingkungan dan klien

b. Penolong dan lingkungan

c. Penolong, lingkungan dan klien

d. Klien

4. Range of Motion (ROM) aktif adalah

a. Klien mampu secara aktif menggerakan persendiannya dan melakukan

gerakan sesuai instruksi perawat.

b. Klien mampu secara aktif menggerakan persendiannya

c. Klien melakukan gerakan sesuai instruksi perawat.

d. Semua jawaban benar.

5. Range of Motion (ROM) pasif adalah

a. Pergerakan sendi difasilitasi dengan bantuan perawat

b. Pergerakan sendi dilakukan sendiri.

c. Pergerakan terbatas tanpa bantuan.

d. Pergerakan sendi dilakukan bebas.

6. Gerakan Range of Motion (ROM) dapat dilakukan di bagian tubuh:

a. Leher
b. Ekstremitas atas

c. Ekstremitas bawah

d. Semua jawaban benar

7. Macam-macam gerak Range of Motion (ROM) kecuali

a. Fleksi

b. Rotasi

c. Sirkumduksi

d. Aerobik

8. Gerakan mengecilkan sudut yang dibentuk oleh persendian pada Range of

Motion (ROM) merupakan pengertian dari

a. Fleksi

b. Ekstensi

c. Rotasi

d. Endorotasi

9. Gerakan sendi berputar pada sumbunya dengan arah ke lateral tubuh

(menjauhi pusat tubuh) merupakan pengertian gerakan

a. Eksorotasi

b. Endorotasi

c. Rotasi

d. Sirkumduksi

10. Fungsi Range of Motion (ROM) terkait dengan

a. Sendi

b. Tulang

c. Otot dan ligament


d. Semua benar

11. Alat yang digunakan untuk tindakan Range of Motion (ROM) adalah

a. Tensimeter

b. Goniometer

c. Anemometer

d. Dinamometer

Penilaian

< 60 = pemahaman kurang

>60 – 80 = pemahaman sedang

>80 = pemahaman baik


Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.781 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

Quest1 28.97 17.137 .308 .762

Quest2 29.17 17.937 .206 .776

Quest3 27.87 16.809 .447 .740

Quest4 27.77 18.116 .310 .756

Quest5 28.63 16.654 .531 .730

Quest6 28.07 17.168 .381 .749

Quest7 28.20 16.441 .496 .733

Quest8 27.97 16.792 .478 .736

Quest9 28.30 17.941 .501 .740

Quest10 28.43 16.875 .654 .722

Quest11 28.30 17.528 .413 .745


Correlations

Quest1 Quest2 Quest3 Quest4 Quest5 Quest6 Quest7 Quest8 Quest9 Quest10 Quest11 totalscore

Quest1 Pearson Correlation 1 .328 .338 .365* .143 .297 .055 .039 .059 .102 -.066 .488**

Sig. (2-tailed) .077 .068 .047 .451 .111 .772 .837 .758 .591 .730 .006

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest2 Pearson Correlation .328 1 .286 .225 .156 .047 .047 -.050 -.075 .130 .000 .395*

Sig. (2-tailed) .077 .125 .232 .411 .804 .806 .794 .695 .494 1.000 .031

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest3 Pearson Correlation .338 .286 1 -.039 .250 .059 .392* .297 .188 .253 .395* .582**

Sig. (2-tailed) .068 .125 .839 .183 .755 .032 .112 .319 .177 .031 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest4 Pearson Correlation .365* .225 -.039 1 .182 .242 .088 .107 .060 .280 .195 .442*

Sig. (2-tailed) .047 .232 .839 .336 .198 .642 .572 .751 .133 .302 .014

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest5 Pearson Correlation .143 .156 .250 .182 1 .259 .265 .298 .385* .588** .564** .642**

Sig. (2-tailed) .451 .411 .183 .336 .167 .158 .110 .036 .001 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest6 Pearson Correlation .297 .047 .059 .242 .259 1 .483** .248 .372* .280 -.101 .528**

Sig. (2-tailed) .111 .804 .755 .198 .167 .007 .186 .043 .134 .596 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest7 Pearson Correlation .055 .047 .392* .088 .265 .483** 1 .683** .325 .273 .179 .625**

Sig. (2-tailed) .772 .806 .032 .642 .158 .007 .000 .080 .145 .343 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest8 Pearson Correlation .039 -.050 .297 .107 .298 .248 .683** 1 .429* .435* .319 .603**

Sig. (2-tailed) .837 .794 .112 .572 .110 .186 .000 .018 .016 .086 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Quest9 Pearson Correlation .059 -.075 .188 .060 .385* .372* .325 .429* 1 .808** .445* .582**

Sig. (2-tailed) .758 .695 .319 .751 .036 .043 .080 .018 .000 .014 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest10 Pearson Correlation .102 .130 .253 .280 .588** .280 .273 .435* .808** 1 .688** .725**

Sig. (2-tailed) .591 .494 .177 .133 .001 .134 .145 .016 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Quest11 Pearson Correlation -.066 .000 .395* .195 .564** -.101 .179 .319 .445* .688** 1 .535**

Sig. (2-tailed) .730 1.000 .031 .302 .001 .596 .343 .086 .014 .000 .002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

totalscore Pearson Correlation .488** .395* .582** .442* .642** .528** .625** .603** .582** .725** .535** 1

Sig. (2-tailed) .006 .031 .001 .014 .000 .003 .000 .000 .001 .000 .002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Rekapitulasi Data

No Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pengetahuan Kemampuan Masa Kerja


(Tahun)
1 42 Perempuan S1 Keperawatan Ners 90.91 78.95 20.0
2 24 Laki-Laki S1 Keperawatan Ners 90.91 78.95 1.0
3 35 Laki-Laki S1 Keperawatan Ners 100.00 87.72 16.0
4 26 Perempuan DIII Keperawatan 100.00 83.33 1.0
5 26 Perempuan DIII Keperawatan 90.91 78.95 2.0
6 25 Laki-Laki S1 Keperawatan Ners 100.00 83.33 1.0
7 35 Laki-Laki DIII Keperawatan 81.82 77.19 16.0
8 26 Laki-Laki S1 Keperawatan Ners 90.91 87.72 2.0
9 27 Perempuan S1 Keperawatan Ners 100.00 96.49 12.0
10 28 Perempuan DIII Keperawatan 90.91 83.33 13.0
11 35 Perempuan S1 Keperawatan Ners 72.73 77.19 16.0
12 26 Perempuan S1 Keperawatan Ners 100.00 87.72 1.0
13 28 Laki-Laki DIII Keperawatan 72.73 74.56 2.0
14 35 Perempuan DIII Keperawatan 90.91 78.95 16.0
15 35 Laki-Laki DIII Keperawatan 72.73 76.32 16.0
16 28 Laki-Laki DIII Keperawatan 100.00 83.33 13.0
17 26 Laki-Laki S1 Keperawatan Ners 90.91 78.95 2.0
18 29 Perempuan DII Keperawatan 100.00 96.49 6.0
19 26 Laki-Laki S1 Keperawatan Ners 81.82 78.07 2.0
20 29 Laki-Laki DII Keperawatan 72.73 74.56 6.0
21 27 Laki-Laki S1 Keperawatan Ners 72.73 78.07 6.0
22 35 Perempuan S1 Keperawatan Ners 100.00 87.72 16.0
23 25 Perempuan S1 Keperawatan Ners 90.91 78.07 1.0
24 28 Perempuan S1 Keperawatan Ners 54.55 74.56 6.0
25 44 Perempuan S1 Keperawatan Ners 81.82 78.95 25.0
26 34 Perempuan DIII Keperawatan 100.00 83.33 16.0
27 48 Laki-Laki S1 Keperawatan Ners 100.00 83.33 28.0
28 34 Perempuan DIII Keperawatan 72.73 78.07 16.0
29 34 Perempuan DIII Keperawatan 100.00 96.49 16.0
30 27 Perempuan DIII Keperawatan 81.82 85.96 6.0
31 27 Laki-Laki DIII Keperawatan 63.64 74.56 6.0
32 26 Perempuan S1 Keperawatan Ners 100.00 96.49 2.0
33 29 Laki-Laki DII Keperawatan 100.00 86.84 6.0
34 27 Perempuan S1 Keperawatan Ners 72.73 85.09 6.0
Statistics

Umur Pekerjaan Pendidikan Lama_bekerja Informasi Pengetahuan_

N Valid 34 34 34 34 34 34

Missing 0 0 0 0 0 0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-29 Tahun 3 8.8 8.8 8.8

30-39 Tahun 28 82.4 82.4 91.2

40-49 Tahun 2 5.9 5.9 97.1

50-59 Tahun 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PNS 17 50.0 50.0 50.0

Kontrak 7 20.6 20.6 70.6

TKS 10 29.4 29.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid D3 16 47.1 47.1 47.1

S1 Kep + Ners 18 52.9 52.9 100.0

Total 34 100.0 100.0


Lama_bekerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-5 tahun 11 32.4 32.4 32.4

6-10 tahun 8 23.5 23.5 55.9

11-15 tahun 4 11.8 11.8 67.6

16-20 tahun 9 26.5 26.5 94.1

21-30 tahun 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Internet 21 61.8 61.8 61.8

Lainnya 13 38.2 38.2 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pengetahuan_

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 25 73.5 73.5 73.5

Cukup 8 23.5 23.5 97.1

Kurang 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Statistics

umur

N Valid 34

Missing 0

Mean 30.47

Median 28.00

Mode 26

Std. Deviation 5.817


Statistics

Pengetahuan

N Valid 34

Missing 0

Mean 87.7018

Median 90.9100

Mode 100.00

Std. Deviation 1.28323E1

Anda mungkin juga menyukai