Anda di halaman 1dari 75

EFEKTIVITAS METODE TIM DALAM PELAYANAN ASUHAN

KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN RSUD


OTANAHA KOTA GORONTALO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

PERCI TAMANI, S.KEP


NIM. C03121079

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2023
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Efektivitas Metode
Tim Pelayanan Asuhan Keperawatan Di Ruang Perawatan Rsud Otanaha Kota
Gorontalo” adalah karya saya dibawah arahan dari komisi pembimbing. Karya Ilmiah
Akhir Ners ini belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun dan bebas dari unsur plagiat. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Ilmiah Akhir
Ners ini. Apabila dikemudian hari ditemukan unsur-unsur plagiat maka saya bersedia
menerima sangsi hukuman dari akademik sesuai ketentuan yang berlaku.

Gorontalo, Januari 2023

PERCI TAMANI, S.Kep


NIM. C03121079
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah AWT,serta rahmat Shalawat
dan salam untuk junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul : “Efektivitas Metode Tim
Pelayanan Asuhan Keperawatan Di Ruang Perawatan Rsud Otanaha Kota
Gorontalo” Selama penelitian dan penyelesaian penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners
ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui
kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Abd Kadim Masaong, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Gorontalo (UMGo).
2. Prof. Dr. Hj. Moon Hidayati Otoluwa, M.Hum., selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
3. Dr. Salahudin Pakaya, M. H., selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum
dan Keuangan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
4. Apris Tilome, S. Ag, M.Si., Selaku Wakil Rektor III Bidang Riset, Pengembangan
dan Kerja Sama Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
5. Dr. Zuriati Muhamad, SKM.,M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang
telah banyak memberikan arahan dan bantuan selama penyelesaian
penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
6. Ns. Andi Akifa Sudirman,S.Kep., M.Kep., selaku Kepala Program Studi Profesi
Ners yang telah membantu memberikan arahan selama perkuliahan dan dalam
penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
7. Ns. Harismayanti, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Program studi Ilmu
Keperawatan yang telah banyak memberikan arahan selama perkuliahan.
8. Ns. Sabirin B. Syukur, M.Kep., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan tentang isi dan permasalahan dalam penelitian serta
memberikan arahan tentang metode dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners
9. Ns Euis Hidayat,S.Kep., M.M., Selaku Penguji I yang memberikan bimbingan dan
masukan tentang metode dan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
10. Dosen/Staf Universitas Muhammadiyah Gorontalo yang telah membantu dalam
memberikan arahan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
11. Orang tua tercinta mama, papa, suami dan saudara-saudara yang telah banyak
memberikan dukungan baik secara emosional maupun materil selama sejak awal
proses perkuliahan sampai dengan tahap akhir pembuatan Karya Ilmiah Akhir
Ners.
12. Rekan-rekan seperjuangan Profesi Ners Reguler Angkatan XIV yang saling
memberikan dukungan dan semangat.
Pencipta memahami bahwa masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
terbatasnya informasi, pengetahuan, dan kapasitas pencipta. Oleh karena itu, penulis
sangat menyukai kontribusi untuk pengembangan dalam Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
Semoga artikel ini berharga untuk peneliti, pembaca, tenaga pendidik dan tenaga
kesehatan.

Gorontalo, Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..........................................ii
PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................................iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ........................................................iv
KATA PENGANTAR ..............................................................................vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................xiii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah................................................................1
1.2.Rumusan Masalah .......................................................................5
1.3.Tujuan Penelitian ..........................................................................5
1.4.1Tujuan Umum .....................................................................5
1.4.2Tujuan Khusus ....................................................................5
1.4.Manfaat Penelitian.........................................................................5
1.4.1 Manfaat teoritis...................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis....................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Teoritis ...........................................................................7
2.1.1 Definisi Metode Tim...........................................................7
2.1.2 Komponen/Elemen Metode Tim ........................................8
2.1.3 Konsep Penerapan Metode Tim .......................................9
2.1.4 Prinsip-prinsip Tim Keperawatan .....................................10
2.1.5 Tanggung jawab Perawat.....................................................
2.1.6 Tanggung jawab Kepala Ruangan.......................................
2.1.7 Kelebihan Metode Tim.........................................................
2.2 Konsep Asuhan keperawatan .....................................................12
2.2.1 Definisi Asuhan Keperawatan..........................................12
2.2.2 Tahap-tahap Proses Keperawatan...................................12
2.2.3 Tinjauan Islami.................................................................14
2.2.4 Metode Penelitian ............................................................15

BAB. III GAMBARAN KASUS


3.1Data Kasus Kelolaan .................................................................26
3.1.1 Data Identitas Responden....................................................
3.1.2 Kuisioner Responden...........................................................
3.1.3 Observasi Asuhan Keperawatan..........................................
3.1.4 Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek..........

BAB. IV PELAKSANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN


4.1SOAP Asuhan Keperawatan ......................................................34
4.1.1 Pengkajian...............................................................
4.1.2 Diagnosa Keperawatan............................................
4.1.3 Intervensi Keperawatan............................................
4.1.4 Implementasi Keperawatan......................................
4.1.5 Evaluasi Keperawatan.............................................
BAB. V PEMBAHASAN
5.1Usia............................................................................................46
5.2Saran .........................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


(World Health Organization. (WHO,2017) Rumah sakit merupakan bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pencegahan penyakit (preventif) pada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang No.
44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi perorangan secara menyeluruh dan
paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
Praktik pelayanan keperawatan Rumah Sakit di Indonesia belum mencerminkan
praktik pelayanan profesional. Metode pemberian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan
klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
(Nursalam, 2018) Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
340/MENKES/PER/III/2010, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, pasal 29 (b) menyebutkan bahwa
Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit. Salah satu indikator pelayanan kesehatan adalah
keselamatan pasien (Patient Safety)
Salah satu metoda pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah
metoda pemberian asuhan keperawatan tim. Metoda pemberian asuhan keperawatan
tim menurut pendapat Blais, Hayes, Kozier, dan Erb merupakan pemberian asuhan
keperawatan pada sekelompok klien oleh sekelompok perawat dengan berbagai
jenjang kompetensi dipimpin oleh ketua tim dengan kompetensi yang lebih tinggi dari
anggota tim. Hubungan penerapan..., Nining Rusmianingsih, FIK UI, 2012.
Universitas Indonesia Keperawatan tim dipimpin oleh perawat profesional dan
perawat vokasional yang dapat merencanakan, menginterpretasikan,
mengkoordinasikan, melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan
keperawatan(Tomey, 2018)
Manejemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Manajer
keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan
mengevaluasi suatu ruangan yang dipimpinnya untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang seefektif dan seefesien mungkin bagi individu, keluarga dan
masyarakat (Gillies, 2017)
Pelayanan keperawatan merupakan sistem pelayanan kesehatan yang
penting untuk menjaga mutu pelayanan di rumah sakit dan menjadi tolak ukur citra
rumah sakit di mata masyarakat, sehingga perawat dituntut untuk bekerja secara
profesional. Dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas, perlu menggunakan
sistem pemberian pelayanan asuhan keperawatan yang mendukung praktik
keperawatan profesional serta berpedoman pada standar yang ditetapkan oleh
manajer dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai (Hasibuan, 2019)
Pelayanan keperawatan profesional diberikan dengan berbagai bentuk
metode penugasan yang terdapat lima model asuhan keperawatan yang sudah ada
dan akan dikembangkan di masa depan, dalammenghadapi tren pelayanan
keperawatan. Metode penugasan yang terdiri dari lima yaitu metode fungsional,
metode tim, metode primer, metode kasus dan metode keperawatan tim- primer.
Metode tim adalah metode yang paling banyak diterapkan oleh perawat dalam
memberikan keperawatan. Metode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda, dalammemberikan asuhan keperawatanterhadap sekelompok
pasien. Perawat di ruangan dibagi dalam 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga
profesional, tenaga teknial, dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu(Suarli, 2017)
Salah satu bentuk pelayanan keperawatan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan adalah memberikan rasa tanggung jawab perawat yang lebih
tinggi sehingga terjadi peningkatan kinerja kerja dan kepuasan pasien. Pelayanan
keperawatan ini akan lebih memuaskan tentunya dengan penerapan model asuhan
keperawatan profesional atau MAKP karena kepuasan pasien di tentukan salah
satunya dengan pelayanan keperawatan yang optimal(Fisbch, 2021)
Untuk memperbaiki mutu pelayanan khususnya keperawatan perlu menata
ulang manajemen keperawatan terutama manajemen asuhan keperawatan, dengan
menggunakan metode asuhan keperawatan yang lebih professional. Beberapa
metode asuhan yang sudah dikenal yaitu, Metode Fungsional,Metode Tim, Metode
Moduler, Metode Primer, dan Metode Kasus. (Nur Hidayah, 2020)
Keberhasilan metoda tim ditentukan dari kemampuan ketua tim dalam
membuat penugasan bagi anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya. Perawat
yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan
kebutuhan semua pasien yang ada dalam timnya dan merencanakan perawatan
pasien. Tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberikan arahan
perawatan untuk pasien, melakukan pendidikan kesehatan, mengkoordinasikan
aktivitas pasien. Selain itu peran kepala ruang juga sangat penting dalam
pelaksanaan metoda tim yaitu sebagai narasumber bagi ketua tim (Putra & Subekti,
2021)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan di teliti
adalah “efektivitas metode tim pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan RSUD
otanaha kota gorontalo
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas metode tim pelayanan asuhan keperawatan di ruang
perawatan RSUD otanaha kota gorontalo
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengindentifikasi metode tim dalam pelayanan asuhan keperawatan
2. Mampu menjelaskan asuhan keperawatan
3. Mampu memberikan gambaran efektivitas metode tim dalam pelayanan asuhan
keperawatan di ruang perawatan RSUD otanaha kota gorontalo
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk pengembangan teori, khususnya
dalam efektivitas metode tim pelayanan asuhan keperawatan serta memberikan landasan
bagi parapa peneliti lain dalam melakukan penelitian lain sejenis dalam rangka meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah di rumah sakit.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran dalam
pengembangan kinerja organisasi, khususnya di RSUD Otanaha kota gorontalo.
2. Memperluas wawasan perawat mengenai efektivitas metode tim pelayanana asuhan
keperawatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORITIS


2.1.1 Definisi Metode Tim
Metode tim adalah suatu keadaan dimana proses keperawatan dilakukan oleh
sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien di ruang perawatan yang
terdiri atas kepala ruangan, ketua tim dan anggota timMenurut (Huston, 2020)
2.1.2 Komponen/Elemen Metode Tim
Metode tim mempunyai beberapa elemen yang diperlukan agar pelaksanaan
keperawatan tim secara efektif dan efisien. Menurut(Huston, 2020)elemen
metode tim meliputi kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan penugasan
sebagai berikut:
a. Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership adalah berasal dari kata to lead yang berarti
memimpin, yaitu proses mempengaruhi kegiatan kelompok yang
terorganisasikan dalam usaha dalam menentukan tujuan dan pencapaiannya
atau kemampuan seorang untuk memobilisasi, menyelaraskan, memimpin
kelompok, kemampuan dalam menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima
orang lain.
b. Komunikasi
Komunikasi merupakan penyampaian informasi dari seseorang kepada orang
lain. Komunikasi akan berhasil dengan baik apabila timbul saling pengertian.
Komunikasi yang baik dimaksudkan jalinan pengertian antara pihak yang satu ke
pihak yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan
dan dilaksanakan. tanpa adanya komunikasi yang baik maka pekerjaan akan
menjadi simpang siur dan kacaubalau, sehingga tujuan organisasi kemungkinan
besar tidak akan tercapai. Jadi, dengan komunikasi seseorang akan menerima
berita dan informasi sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran atau perasaan,
sehingga orang lain dapat mengerti. Komunikasi dalam praktik keperawatan
profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang
memerlukan komunikasi meliputi; Timbang terima, interview atau anamnesa,
komunikasi melalui komputer, komunikasi rahasia klien, komunikasi melalui
sentuhan, komunikasi dalam pendokumentasian, komunikasi antara perawat dan
profesi kesehatan lainnya dan komunikasi antara perawat dan pasien.
c. Koordinasi
Koordinasi merupakan hubungan kerjasama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan kesehatan. Koordinasi dalam penerapan metode tim sangat
diperlukan agar pemberian asuhan keperawatan kepada pasien efektif dan
efisien
d. Penugasan
Penugasan Metode tim merupakan pengorganisasian pelayanan keperawatan
oleh sekelompok perawat dan sekelompok pasien. Kelompok ini dipimpin oleh
perawat berijasah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam
bidangnya. Pembagian tugasdalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok/ketua tim. Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengatur
anggotanya sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan pasien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas
apabila mengalami kesulitan. Pembagian tugas dalam tim keperawatan dapat
didasarkan pada tempat/kamar pasien, tingkat penyakit pasien, jenis penyakit
pasien, dan jumlah pasien yang dirawat (Nasrullah, 2016).

2.1.3 Konsep Penerapan Metode Tim


Menurut (Huston, 2020)pelaksanaan metode tim harus berdasarkan
konsep sebagai berikut:
1. Ketua Tim
sebagai perawat profesional ketua tim, harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang
prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah
berorientasi pada tugas atau pada klien.
2. Komunikasi
komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana asuhan
keperawatan terjamin. Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan melalui
berbagai cara, terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang
merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi

3. Anggota Tim
Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim
membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan
kemampuan mereka
4. Kepala Ruangan
Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, menurut (Adriani et al.,
2021) metode tim akan berhasil baik, apabila didukung oleh kepala ruangan.
Untuk itu, kepala ruangan diharapkan telah:
a) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b) Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c) Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangan
kepemimpinan
d) Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperaawatan
e) Menjadi narasumber bagi ketua tim
f) Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
g) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.

2.1.4 Prinsip-Prinsip Tim Keperawatan


1. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu tim terhadap satu atau
sekelompok klien/pasien.
2. Tim dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai
kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin
3. Dalam model ini, tim dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level
kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas tim harus terkoordinasi
secara baik
4. Semua anggota tim harus paham terhadap permasalahan klien, intervensi dan
dampaknya karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan
berkesinambungan
5. Dalam proses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar tim untuk setiap shift
dinas. Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis pasien.

2.1.5 Tanggung Jawab Perawat


1. Tanggung Jawab Anggota Tim
Tupoksi atau tanggung jawab anggota tim yang menjadi fokus penilaian
sebagai berikut
a) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya
b) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim
c) Memberikan laporan.
2. Tanggung jawab ketua tim
a) Membuat perencanaan
b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
c) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
d) Mengembangkan kemampuan anggota
e) Menyelenggarakan konferensi.

2.1.6 Tanggung Jawab Kepala Ruang


a. Perencanaan
Tanggung jawab kepala ruangan sebagai perencana
1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan
pulang bersama ketua tim
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan
5) Merencanakan strategi pelaksanaan
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:
a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
b) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan
c) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
d) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
rumah sakit
e) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
f) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
g) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.
b. Pengorganisasian
Tanggung jawab kepala ruangan sebagai pengorganisasi
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
8) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada
ketua tim
9) Memberi wewenang kepada ketua tim untuk memimpin asuhan
keperawatan
10) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua
2) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
3) Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan
dan sikap
4) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan
tanggung jawab kepala ruangan pada tahap pengawasan terbagi
menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1) Melalui Komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien
2) Melalui Supervisi
supervisi dapat dilakukan dengan cara:
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi mengamati sendiri atau
melalui laporan secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga
b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan atau
didokumentasikan Selain itu mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas
c) Evaluasi yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun
bersama ketua tim
d) Audit keperawatan.
2.1.7 Kelebihan Metode Tim
1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik
2. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
3. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim,
cara ini efektif untuk belajar
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif
6. Peningkatan kerjasama dan komunikasi di antara anggota tim
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara
keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai
kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberika
7. Menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung
jawabkan
8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas
9. Memberikan kepuasan pada pasien & perawat
10. Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


2.2.1 Definisi Asuhan Keperawatan
Pengertian Asuhan Keperawatan (KINERJA et al., 2017) mengemukakan
bahwa Asuhan keperawatan adalah proses mengidentifikasi dan
menggabungkan unsur-unsur dari kiat keperawatan yang paling diperlukan
dengan unsur-unsur teori sistem yang relevan, ataupun memelihara derajat
kesehatan yang optimal. mengembangkan proses keperawatan menjadi lima
tahap yaitu:
1. Pengkajian (perawat mengumpulkan data kesehatan pasien
2. Diagnosa (perawat menganalisis data yang diperoleh melalui pengkajian
untuk menentukan dignosa
3. Perencanaan (perawat membuat rencana perawatan yang memuat
intervensi – intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan)
4. Implementasi (perawat mengimplementasikan intervensi-intervensi yang
telah diidentifikasi dalam perencanaan keperawatan
5. Evaluasi (perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap peraencanaan
hasil).

2.2.2 Tahap-Tahap Proses Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual
dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data,
Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.
1. Pengumpulan data
a) Data Objektif,yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah,
serta warna kulit.
b) Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan
pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing,
nyeri dan mual.
2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan
kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu
pengetahuan
3. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi
dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan)
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah.
C. Rencana keperawatan
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana
perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan
keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas
asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil,
semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten.
D. Implementasi Keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klienmencapai
tujuan yang diharapkan. Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan
adalah sebagai berikut
a) Tahap 1 : persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut
perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap
perencanaan
b) Tahap 2 : intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan
adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan
keperawatan meliputi tindakan : independen,dependen,dan
interdependen
c) Tahap 3 : dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti
oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian
dalam proses keperawatan.
E. Evaluasi Perencanaan
evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan
sebelumnya.

2.2.3 TINJAUAN ISLAMI


1. Keselamatan pasien merupakan fokus utama bagi setiap penyedialayanan
kesehatan. Pencegahan kesalahan medis sebelum menyebabkan
kerugian pada pasien merupakan prioritas dalam perawatan
kesehatan.Tentunya dalam berkomunikasi yang baik maka kejadian yang
tidak diinginkan tidak akan terjadi, maka dengan metode komunikasi
Handover dapat mengurangi kejadian dalam pemberian obat dan
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien.
Tentunya sebagai tenaga kesehatan harus bisa bertanggung jawab
pada keselamatan pasien. Komunikasi yang baik akan berpengaruh pada
aspek pemberian asuhan keperawatan. Tenaga medis harus senantiasa
belajar untuk menambah wawasannya. Halter sebut sesuai dengan ayat
Al-Qur’an surat
Al-Isra’ ayat 36 yang berbunyi:
ٰۤ ُ ُ
‫ان َع ْن ُه َمسْ ـ ُْٔول‬
َ ‫ك َك‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ص َر َو ْالفَُؤ ادَ ك ُّل ا‬
َ ‫ك ِبهٖ عِ ْل ٌم ۗاِنَّ ال َّس ْم َع َو ْال َب‬ َ ‫َواَل َت ْقفُ َما لَي‬
َ َ‫ْس ل‬
2. “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan

dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya.”

Dampak positif akan didapatkan jika tenaga kesehatan melakukan

tindakan sesuai dengan standar operasional pekerjaan, halter sebut

sesuai dengan ayat Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi

ْ ُ‫اِنْ اَحْ َس ْن ُت ْم اَحْ َس ْن ُت ْم اِل َ ْنفُسِ ُك ْم َۗواِنْ اَ َسْأ ُت ْم َفلَ َه ۗا َفا َِذا َج ۤا َء َوعْ ُد ااْل ٰ خ َِر ِة لِ َي ٗۤســُٔ ْوا و‬
‫جُو َه ُك ْم َولِ َي ْـد ُخلُوا‬

ْ‫ْال َمسْ ِج َد َك َما َد َخلُ ْوهُ اَ َّو َل مَرَّ ٍة وَّ لِ ُي َت ِّبر ُْوا َما َعلَ ْوا َت ْت ِبي‬

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri

dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,

dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,(Kami

datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu

dan mereka masuk kedalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu

memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasa.

2.2.4 METODE PENELITIAN


1. Desain Penelitian
Dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini peneliti menggunakan jenis
penelitian observasi dan deksriptif dalam bentuk studi kasus untuk menganalisi
metode tim pelayanan asuhan keperawatan pendekatan yang di lakukan
melalui observasi dan kuisoner (Notoatmodjo, 2014)
Metode deksriptif merupakan suatu penelitian yang berusaha untuk
mendeksripsikan atau menggambarkan kenyataan atau (fakta-fakta) dengan
mengemukakan keadaan-keadaan mengenai objek penelitian sebagaimana
adanya secara lengkap (Mulyani, 2019)
2. Objek Penelitian
Subjek studi adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh penulis atau
subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. Subjek pada studi
kasus ini adalah membagi kuisoner pada perawat terkait metode tim asuhan
keperawatan dengan Bersedia menjadi responden.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data tentang perilaku
manusia. Perilaku yang diobservasi mungkin pasien atau orang-orang
yang mendapatkan treatment atau pelayanan atau implementasi dari
sebuah kebijakan. Metode observasi ini sering digunakan dalam
penelitian tentang pelayanan asuhan keperawatan. (Sitanggang et al.,
2021)
b. Kuisoner
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis kuesioner atau angket tertutup, karena responden hanya tinggal
memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu
daftar pernyataan yang disusun secara tertulis yang bertujuan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang metode tim asuhan keperawatan. Skala likert
yang digunakan dalam penelitian ini dikarenakan akan diketahui secara
pasti jawaban responden, apakah cenderung kepada jawaban yang
setuju maupun yang tidak setuju. Sehingga hasil jawaban responden
diharapkan lebih relevan, (Riskesdas, 2018)
c. Dokumentasi
Penulis menggunakan pengumpulan data dengan metode studi dokumen
karena dokumen dapat member informasi tentang situasi yang tidak
dapat diperoleh langsung melalui observasi langsung atau wawancara
(Bararah & Mohammad, 2017)

4. Teknik Analisi Data


Pengolahan hasil analisa data ini menggunakan analisis statistic
deksriptif. Analisis deksriptif adalah pendekatan penulisan deksriptif
dengan menggunakan rancangan studi kasus (Notoatmodjo, 2014)
Pengolahan data ini untuk mengobservasi pelayanan asuhan keperawatan
dan hasil kuisoner dari perawat Ruang perawat RSUD Otanaha.
BAB III
GAMBARAN KASUS

3.1 Data Kasus Kelolaan


3.1.1 Data identitas responden
1). Nama : N.A
Umur : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Perawat Pelaksana
Lama Kerja: 3 Tahun
2). Nama : F.M
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Jabatan : Kepala Ruangan
Lama Kerja: 8 Tahun
4. Nama : P. Z. E
Umur : 26Tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Lama kerja: 6 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
5. Nama : S.K
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin: laki-Laki
Lama Kerja: 7 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
6. Nama : S.M
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Lama Kerja: 8 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
7. Nama : N.R.A
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lama Kerja : 4 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
8. Nama : N.H
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lama Kerja : 5 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
9. Nama : R.M
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Lama Kerja : 6 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
10. Nama : M.L
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lama Kerja : 6 tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
11. Nama : R.D
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lama Kerja : 8 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
12. Nama : N.K
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamain : Perempuan
Lama Kerja : 7 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
13. Nama : P.T
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lama Kerja : 3 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
3.1.2 Kuisoner Reponden
1). Ruangan: P2
Nama : N.A
Umur : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Perawat Pelaksana
Lama Kerja: 3 Tahun
Tabel 1. Lembar Kuisioner
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan √
Demi Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap
sekelompok pasien di ruangan
perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang √
di perlukan untuk pelaksanaan
perawatan tim secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode
tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian
asuhan keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim
Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 7
peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 5 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab tidak setuju (TS).

2). Ruangan : P2 Interna


Nama : F.M
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Jabatan : Perawat Pelaksana
Lama Kerja: 8 Tahun
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok √
mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di √
Sampaikan Demi Kerberhasilan
Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap
sekelompok pasien di ruangan
perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen √
yang di perlukan untuk
pelaksanaan perawatan tim secara
efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada √
kegiatan kelompok dalam
menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik √
perawatan merupakan unsur utama
melaksanakan asuhan
keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap √
kerja sama antara anggota tim
dalam memberikan asuhan
keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian
asuhan keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat √
penyakit pasien, jenis penyakit
pasien dan jumlah pasien
berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota √
tim adalah konsep dalam
pelaksaan metode tim
12. Tim keperawatan harus memiliki √
prinsif-prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat √
dalam metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 6


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 6 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab tidak setuju (TS).

3). Ruangan : P2 Interna


Nama : P. Z. E
Umur : 26Tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Lama kerja: 6 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok √
mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan √
Demi Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap
sekelompok pasien di ruangan
perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen √
yang di perlukan untuk pelaksanaan
perawatan tim secara efektif dan
efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada √
kegiatan kelompok dalam
menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama
melaksanakan asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap √
kerja sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian
asuhan keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat √
penyakit pasien, jenis penyakit
pasien dan jumlah pasien
berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota √
tim adalah konsep dalam pelaksaan
metode tim
12. Tim keperawatan harus memiliki √
prinsif-prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat √
dalam metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 7


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 5 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab Kurang setuju (KS).

4). Ruangan : P2 Interna


Nama : S.K
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin: laki-Laki
Lama Kerja: 7 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi √
Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang di √
perlukan untuk pelaksanaan perawatan tim
secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam menjalankan √
pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap efektivitas √
dan efisiensi pemberian asuhan
keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 9


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 3 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab Kurang setuju (KS).

5). Ruangan : P2 Interna


Nama : S.M
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Lama Kerja: 8 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi √
Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang di √
perlukan untuk pelaksanaan perawatan tim
secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian asuhan
keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 11


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 1 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab Kurang setuju (KS).

6) Nama : N.R.A
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lama Kerja : 4 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi √
Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang di √
perlukan untuk pelaksanaan perawatan tim
secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian asuhan
keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 8


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 4 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab kurang setuju (KS).

7) Nama : N.H
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lama Kerja : 5 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi √
Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang di √
perlukan untuk pelaksanaan perawatan tim
secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian asuhan
keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 8


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 4 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab kurang setuju (KS).

8) Nama : R.M
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Lama Kerja : 6 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan √
Demi Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap
sekelompok pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang √
di perlukan untuk pelaksanaan perawatan
tim secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian
asuhan keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 4


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 8 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab kurang setuju (KS).

9) Nama : M.L
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lama Kerja : 6 tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi √
Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang di √
perlukan untuk pelaksanaan perawatan tim
secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian asuhan
keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 5


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 7 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab tidak setuju (TS).

10) Nama : R.D


Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lama Kerja : 8 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi √
Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang di √
perlukan untuk pelaksanaan perawatan tim
secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian asuhan
keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 9


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), 3 peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1
peryataan yang dijawab kurang setuju (KS).

11) Nama : N.K


Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamain : Perempuan
Lama Kerja : 7 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan √
Demi Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap
sekelompok pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang √
di perlukan untuk pelaksanaan perawatan
tim secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam √
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap √
efektivitas dan efisiensi pemberian
asuhan keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 12


peryataan yang dijawab sangat setuju (SS), dan 1 peryataan yang dijawab kurang
setuju (KS).

12) Nama : P.T


Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lama Kerja : 3 Tahun
Jabatan : Perawat Pelaksana
NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai √
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi √
Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh √
sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang di √
perlukan untuk pelaksanaan perawatan tim
secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan √
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam menjalankan √
pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan √
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja √
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap efektivitas √
dan efisiensi pemberian asuhan
keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit √
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim √
adalah konsep dalam pelaksaan metode tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif- √
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam √
metode tim

Dari tabel kuisoner di atas di dapatkan bahwa dari 13 peryataan didapatkan 12


peryataan yang dijawab setuju (S) dan 1 peryataan yang dijawab tidak setuju (TS).
3.1.3 Observasi asuhan keperawatan
Tabel 2. Lembar Observasi
No Asuhan Keperawatan
Nama
Pasien Identitas Diagnosa Intervensi Implemtasi Evaluasi
1. Ny. N. F √ √ √ √ √
2. Ny. S. M √ √ √ √ √
3. Ny. N. M √ √ √ √ √
4. Ny. N. M √ √ √ √ √
5. Ny. I.D √ √ √ √ √
6. Tn. H.I √ √ √ √ √
7. Tn. S.H √ √ √ √ √
8. Tn. J.P √ √ √ √ √
9. Tn. A.Y √ √ √ √ √
10. Ny. R.M √ √ √ √ √
11. Ny. M.K √ √ √ √ √
12. Ny. R.H √ √ √ √ √

Dari hasil tabel observasi di atas di dapatkan hasil dalam pelayanan asuhan
keperawatan sudah memenuhi SOAP yang ada di ruang perawatan RSUD otanaha
dimana dalam buku status sudah ada identitas, diagnosa, intervensi, implemtasi, dan
evaluasi.
3.1.4 Gambaran Umum Rumah Sakit Dan Ruang Praktek
a. Sejarah Singkat
Keberadaan RSUD Otanaha Kota Gorontalo merupakan RSUD milik
pemerintah Kota Gorontalo yang merupakan pengembangan dari Puskesmas
perawatan Pilolodaa yang dibangun pada tahun 1970 dengan namabalai
Pengobatan Potanga yang menempati salah satu ruangan Kantor Camat Kota
Barat, pada tahun 1975 dengan berbagai upaya dari segenapun surpemerintah dan
masyarakat serta biaya suwadaya masyarakat maka penambahan ruangan dengan
bertambah fungsinya menjadi Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Pada tahun
1990 beralih menjadi Puskesmas Pilolodaa dengan rawat inap Kotamadya
Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha diresmikan oleh Walikota
Gorontalo pada tanggal 19 Maret 2010 dengan jumlah pegawai 79 orang yang
terdiri dari pejabat structural 4 (empat) orang dan fungsional serta staf administrasi
79 orang, jumlah tempat tidur pasien 35 TT.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan tuntutan kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, maka mulai diupayakan adanya gedung rumah
sakit yang representative berlokasi dikecamatan kota barat + 1 KM dari tempat
semula. Pada tahun 2013 secara berangsur-angsur kegiatan pelayanan rumah sakit
Otanaha pindah keeks gedung dinas social Provinsi Gorontalo yang bertempat di
kelurahan Buladu KecamatanKota Barat yang diresmikan pemakaianya oleh
Walikota Gorontalo pada tanggal 14 Januari 2013. Selanjutnya pada tanggal 13
februari 2013 Instalasi Rawat Darurat diresmikan oleh Walikota Gorontalo. Adapun
jumlah tempat tidur pasien 35 TT, dengan pembagian ruang terdiri dari Rawat jalan
yang terbagi (poli umum,poli bedah, poli anak, poli gigi, poli kebidanan) Rawat Inap
terdiri dari (perawatan bedah, anak, perawatan interna dan kebidanan) serta ruang
apotik, laboratorium, instalasi gizi dan administrasi. Selanjutnya pada bulan
desember 2013 bertambah ruang rawat inap kelas III untuk anak dengan jumlah
tempat tidur 15TT. Dengan berpindahnya kegiatan RSUD Otanaha ke lokasi yang
baru,maka perkembangan dan kemajuan yang dialami RSUD Otanaha semakin
meningkat seiring dengan perkembangannya melalui pembangunan gedung-
gedung baru dan penambahan sumber daya manusia dalam rangka memenuhi
standar rumah sakit menuju akreditas. Perkembangan ini dapat dilihat dimana pada
bulan desember 2013 dibangun fasilitas Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
untuk layanan 120 TT, bulan oktober 2014 dibangun unit transfusi darah, ICCU dan
ruang perawatan IV Kelas III yang diresmikan oleh Walikota Gorontalo pada bulan
Januari 2015. Selanjutnya tahun 2015 mulai dirintis pembangunan ruang Radiologi
dengan luas bangunan 13x14,5M2, pembangunan gedung VIP dan penambahan
selasar yang menjadi penghubung antargedung. Untuk Tahun 2016 dibangun ruang
interna kelas I & II sebanyak 7kamar, ruang kebidanan, ruang bedah kelasI, II, III
sertaruang operasidan penambahan ruang VIP sebanyak 8 Kamar. Yang
kesemuanya akan diresmikan pada Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo.
Pada Juli 2017 ruang kebidanan sudah dapat difungsikan yang terdiridari ruang
bersalin dengan 5 TT ,Gynekologi 1 TT dan ruang nifas dengan12 TT. RSUD
Otanaha mendapatkan alokasi anggaran dari dana alokasiumum (bantuan Provinsi)
dengan pembangunan ruang central opname dan ruang poliklinik/rawat jalan, yang
kesemua ruangan tersebut akan diresmikan pada akhir Tahun 2017 oleh Bapak
Walikota Gorontalo serta akan difungsikan pada awal Tahun 2018. Pada Tahun
2018 RSUD Otanaha Kota Gorontalo melaksanakan pembangunan kamar jenazah
dan Ruang Central Steril Suplly Department (CSSD).
b. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Gambar 1 : Struktur Organisasi Rumah Sakit

STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
dr. Grace Tumewu

KASIE KEPERAWATAN KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPALA SUB BAG. TATAUSAHA


drg. Zohrawati Djafar Hj. Adrianus Feki Rosok, Amd. Kes

INSTANSI

c. Falsafah, Motto, Visi, Misi dan Tujuan


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 11 tahun2010
tanggal 30 Agustus 2010 ditempatkan organisasi dan tata kerja rumah sakit
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 11 tahun 2010 tanggal
30 Agustus 2010 ditempatkan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum
Daerah Otanaha Kota Gorontalo. Dengan kondisi tingkat pelayanan saat ini
dan dibarengi pula oleh berbagai perubahan yang terjadi,RSUD Otanaha Kota
Gorontalo memiliki komitmen dan keinginan untuk mendambakan suatu tingkat
pelayanan lebih optimal (PRIMA) yang diformulasikan dalam Visi dan Misi,
sebagai,berikut :
Visi

“Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Rujukan Regional Yang


Bermutu Menuju RumahSakit YangTerakreditasi”

Misi
1. Melaksanakan Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan
pelayanan penunjang medik yang Bermutu, Efisien yang
berorientasi pada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.
2. Mengembangkan kemampuan pelayanan dengan kemampuan
pengelolaan lingkungan yang sehat dan produktif
3. Mengelola Seluruh Sumber Daya Secara Transparan, Efektif,
Efisien dan Accountable
4. Meningkatkan dan Mengembangkan Sistem Rujukan dan
Jejaring Pelayanan Medik.

Tujuan
1. Terwujudnya pelayanan berkualitas yang dapat diukur dengan
pemenuhan stándar akreditasi rumah sakit dengan hasil akreditasi
yang paripurna oleh Kementrian Kesehatan RI.
2. Terwujudnya pelayanan yang didukung oleh teknologi yang efektif
dan efisien.
3. Terwujudnya aparatur yang professional dalam rangka meningkatkan
kualitas Pelayanan sehingga memberi kepuasan kepada pasien.

4. Terwujudnya lingkungan rumah sakit yang nyaman


serta
Meningkatkan kepuasan pasien.

5. Terwujudnya sistem pengelolaan keuangan yang acountable

6. Terwujudnya Data Dan Informasi Yang Akurat dan terupdate.


a). Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Tabel 2 : Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah
Tugas : Melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah dibidang
pengelolaan dan pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Fungsi : a. Merencanakan pengolahan dan pengembangan rumah sakit


sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk
kelancaran tugas unit
b. Merumuskan kebijakan teknis dibidang pengolahan dan
pengembangan rumah sakit sesuai rencana induk dan ketentuan
untuk peningkatan kinerja
c. Menyusun prosedur kerja tetap rumah sakit sesuai ketentuan
sebagai dasar pelaksanaan tugas unit.
d. Mengorganisir kegiatan pengelohan, pengembangan dan
pelayanan kesehatan di rumah sakit berdasarkan sistem dan
prosedur kerja untuk tertibnya pelaksanan tugas unit.
e. Mengendalikan pelaksanan tugas dibidang pengelolaan dan
pelayanan kesehatan di rumah sakit secara rutin untuk
peningkatan pelayanan medis dan keperawatan.
f. Mengarahkan pelaksanaan sistem pengolahan dan
pengembangan rumah sakit secara proaktif dan inofatif untuk
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
g. Membina pelaksanaan kegiatan unit secara menyeluruhuntuk
tertib dan suksesnya tugas unit.
h. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang masing-
masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas unit.
i. Mengawasi pelaksanaan tugas baik interen dan eksteren
secara
berkala untuk efektivitas dan efisiensi kegiatan unit.
j. Mengevaluasi seluruh kegiatan unit secara terpadu untuk
k. mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
b). Seksi keperawatan
Tabel 3 : Tugas Seksi Keperawatan
Tugas : Melaksanakan tugasbagian/ seksi keperawatan berdasarkan
juklak/juknis untuk pengembangan dan
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.

: a. Menghimpun kebijakan teknis yang berhubungan dengan


keperawatan sesuai kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas.

1. Menghimpun data dibagian keperawatan sesuai jenis untuk


mengetahui perkembangannya.
2. Menyusun rencana kerja keperawatan sesuai kebutuhan untuk
menjadi program unit.
3. Melakukan pengendalian jalannya organisasi dan administrasi
bidang keperawatan.
4. Menyusun dan menetapkan ketentuan-ketentuan pelayanan
keperawatan sesuai dengan kebijaksanaan Direktur Rumah
Sakit.
5. Memberikan bimbingan, petunjuk dan penilaian kepada tenaga
perawat untuk peningkatan dan terpeliharanya mutu pelayanan
keperawatan secara paripurna.
6. Melakukan kerjasama dan memelihara hubungan baik dengan
semua komponen rumah sakit.
7. Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan tenaga
keperawatan demi terciptanya semangat dan prestasi kerja yang
baik.
8. Melakukan program orientasi bagi pegawai baru dan
program rotasi tenaga perawatan diunit-unit pelayanan
perawatan.
9. Memfasilitasi program pendidikan dan kegiatan lain terutama
pendidikan keperawatan yang membutuhkan Rumah Sakit
sebagai lapangan belajar.
10. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun
tertulis untuk beroleh petunjuk.
11. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala
bidang/unit terkait melalui rapat/pertemuan untuk penyatuan
pendapat.
12. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job untuk
13. Tertibnya pelaksanaan tugas.
14. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sesuai
bahan evaluasi.
15. Malaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
16. untuk kelancaran tugas kedinasan.

d. Kelompok jabatan fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan
Fungsional terdiri dari:

1) Kelompok Komite
Mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dalam
menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya, melaksanakan
pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medik
fungsional dan mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan.
2) Staf Medik Fungsional (SMF)
Adalah kelompok dokter yang bekerja di Instalasi dalam jabatan fungsional.
a) Instalasi
Adalah unit pendukung penyelenggaraan tugas Rumah Sakit sesuai dengan
lingkup kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal rumah sakit dan
standar operasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien.
b) Unit Pelayanan Fungsional (UPF)
Adalah staf fungsional medis yang menyelenggarakan penegakan diagnosis,

pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan


kesehatan, penelitian dan pengembangan sesuai keahlian.
1. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Medis

Pelayanan kesehatan rumah sakit dilaksanakan secara holistic sesuai dengan


visi/jiwa dari pelayanan Rumah Sakit yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat. Pelayanan paripurna dapat terlihat dari kegiatan antara lain:
1) Promosi Kesehatan Rumah Sakit
2) Pelayanan Kesehatan
3) Penanganan kasus rujukan
4) Penanganan kasus gawat darurat
Pelayanan dilaksanakan di Rumah sakit Umum Daerah Otanaha dapat
dikelompokan dalam 4 kategori kelompok pelayanan
1) Pelayanan Medik
2) Pelayanan Perawatan
3) Pelayanan Kegawat Daruratan
4) Pelayanan Penunjang Medik
5) PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)
Dari keempat kelompok pelayanan tersebut diselenggarakan pada instalasi-
instalasi yang terdiri dari:
1) Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik
2) Instalasi Rawat Inap
3) Instalasi Bedah Sentral
4) Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Penunjang terdiri dari 5 instalasi dan 4 kegiatan khususyaitu:


1) Instalasi Laboratorium
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

5) Rekam Medik

Instalasi Rawat
Instalasi rawat Jalan yang berfungsi melaksanakan pelayanan
pemulihan pemeliharaan dan pengobatan, pelayanan penunjang medik dan
non medik dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut:
a) Pelayanan Medik Umum dan Gizi
b) Pelayanan Medik Spesialis Dasar:
1. Klinik Penyakit dalam
2. Klinik Anak
3. Klinik Bedah
4. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
c) Pelayanan Spesialis Tambahan/Pelengkap
1. Klinik gigi dan mulut
2. Saraf
3. Rehabilitasi medic
d) Pelayanan Penunjang Medik
1. Laboratorim
2. farmasi
e) Pelayanan Penunjang Non Medik
1. Administrasi
2. Pusat Pengendali Akses
3. Sanitasi
4. IPSRS
5. Ruang Tunggu
6. Layanan Informasi
f) Pelayanan Rujukan Kesehatan
1. Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat Inap berfungsi melaksanakan pelayanan pemeliharaan,
pemulihan, perawatan dan pengobatan yang terdiri dari:
a) Pelayanan Rawat Inap Kebidanan

b) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam

c) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Anak

d) Pelayanan Rawat Inap Bedah

e) Pelayanan Rawatan ICU


2. Pelayanan Penunjang Medis
Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari dua jenis pelayanan yakni:
Pelayanan Penunjang Diagnostik dan Pelayanan Penunjang Keperawatan.
Pelayanan penunjang diagnostik terdiri dari :
a) Pelayanan laboratorium
1) Pemeriksaan Hematologi
2) Pemeriksaan Urinalis
3) Pemeriksaan Feses
4) Pemeriksaan Imunoserologi (Tes Widal, Tes HCG, HbsAG, Gol darah dll)
5) Pemeriksaan Kimia darah (Gula darah, Cholesterol, Trigliserida,
Creatinin, Uric Acid, Ureum, Bilirubin, Protein,SGOT, SGPT)
6) Pemeriksaan Elektrolit
7) Pelayanan radiologi

e. Struktur Organisasi di ruangan P2 Interna


Gambar 2 : Struktur Organisasi P2 Interna

KEPALA SEKSI KEPERAWATAN


Ns. Euis H. Hidayat, S,Kep.,MM

KETUA TIM I ADMINISTRASI KETUA TIM II


Lilan Hippy, Novianti Umar Ns. Minarty Ismail, S.Kep
f. Jumlah Ketenagaan diruang P2 Interna
Diagram 2.1 Jumlah ketenagaan di ruang P2 interna RSUD Otanaha Kota
Gorontalo tahun 2021

Jumlah ketenagaan di ruang P2 In-


terna
Kepala ruangan
7% 7%
7% Perawat
Admin
Cleaning service

80%

Berdasarkan diagram di atas di ruangan interna berjumlah 15 orang. Kepala


ruangan 1 orang dengan presentasi 6%, perawat pelaksana berjumlah 12 orang
dengan presentase 80%. . Admin berjumlah 1 orang dengan presentase 7%.Dan
Cleaning service berjumlah 1 orang dengan presentase 7%

g. Jumlah tenaga perawat diruang interna RSUD Otanaha Kota Gorontalo


Diagram 2.1 Distribusi tenaga Perawat di ruang P2 interna RSUD Otanaha
Kota Gorontala

Jumlah tenaga perawat di ruangan P2


interna RSUD Otanaha Kota gorontalo

7% Kepala Ruangan
13%
Perawat
Katim

80%

Berdasarkan diagram di atas perawat di ruangan interna berjumlah 13 orang.


Kepala ruangan 1 orang dengan presentasi 7%, katim berjumlah 2 orang dengan
presentase 13 %. dan Perawat berjumlah 10 orang dengan presentase 80%.
h. Karakteristik Ketenagaan Berdasarkan SpesifikasiPekerjaan Jumlah tenaga
diruang P2 Interna RSUD Otanaha Kota Gorontalo
Diagram 2.1 Distribusi Berdasarkan Ketenagaan Tingkat Pekerjaan Diruangan
Ruangan P2 Interna RSUD Otanaha Kota Gorontalo

Distribusi berdasarkan tingkat pekerjaan


di ruangan P2 interna

21% PNS
HND
43% HRS

36%

Sumber :data primer 2023


Berdasarkan Diagram 2.1, ketenagaan diruangan P2Interna RSUD Otanaha
Kota Gorontalo adalah Tenaga PNS Sebanyak 3 orang Dengan presentasi 21% ,
kemudian pegawai Honor Rumah sakit sebnyak 6 orang dengan presentasi 43%
dan Pegawai Honor Daerah sebanyak 5 orang dengan presentase 36%
i. Karakteristik Tenaga Keperawatan Berdasarkan Pendidikan diruangan P2
Interna RSUD Otanaha Kota Gorontalo
Diagram 2.2 Distribusi Berdasarkan Pendidikan Perawat diruangan P2 Interna
RSUD Otanaha Kota Gorontalo

Karakteristik Tenaga Keperawatan Berdasarkan


Pendidikan diruangan
Interna RSUD Otanaha Kota Gorontalo

2 NERS
31%
DIII

69%

Sumber :data primer 2023

Berdasarkan Diagram 2.2 Pendidikan perawat, Diruangan Interna Sebagian


Besar Tenaga Keperawatan D3 Keperawatan sebanyak 9 orang (69%), S1 Ners
Sebanyak 4 orang (31%).

2.2.5
BAB IV
PELAKSANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN

4.1 Intervensi keperawatan pada hasil opservasi dan kuisoner.perawat ruang


perawatan menggunakan SOAP asuhan keperawatan

4.1.1 Pengkajian
a). Identitas Pasien

Nama Ny.S
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 37 tahun
Status Menikah
Agama Hindu
Suku Bangsa Indonesia
Pendidikan SMA
No. Telepon -
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Alamat Br. Madangan Kaja. Desa Petak
Diagnosis Medis Low Back Pain

b). Identitas penanggung jawab

Nama Tn. A
Jenis kelamin Laki-laki
No. Telepon -
Pendidikan Diploma 3
Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Br. Mandangan Kaja, Desa Petak

c). Riwayat kesehatan

Data Hasil
Riwayat kesehatan Pasien mengeluh nyeri pada punggung bawah sejak 2
sekarang hari yang lalu akibat melakukan pekerjaan rumah yang
sering membungkuk, berjongkok. Nyeri dirasakan
seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5 (0-10) dengan
intensitas nyeri hilang timbul. Nyeri akan berkurang
saat beristirahat.
Riwayat kesehatan Pasien mengatakan pertama kali mengalami nyeri
masa lalu punggung bawah sejak satu tahun yang lalu

Riwayat Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada


kesehatan yang menderita penyakit keturunan maupun penyakit
keluarga menular

d). Pemeriksaan fisik

Data Hasil
Umum : kesadaran, Compos mentis,
GCS, GCS: 15, E: 4, V: 5, M: 6
TB/BB
TTV :
TD, TD: 110/70 mmHg
Nadi, N:88x/mnt
Suhu, S: 36oC
Respirasi R:20x/mnt
Pemerikasaan fisik : - Kepala simetris, rambut hitam, kulit kepala
- Kepala bersih, tidak ada benjolan,
- Mata - Mata: Sklera jernih, konjungtiva tidak anemis
- Mulut - Mulut: mukosa bibir lembab
- Hidung - Hidung: tidak ada pernafasan cuping
- Telinga hidung, tidak ada secret
- Leher - Telinga: telinga bersih, bentuk simetris
- Dada - Leher tidak ada pembesaran limfe
- Abdomen - Dada simetris, tidak ada jejas
- Ekstremitas - Abdomen: Bising usus 10x/mnt, tidak ada
jejas, tidak ada nyeri tekan
- Ekstremitas: tidak ada masalah
Pemeriksaan Nilai GDS: 110 mg/dL
Penunjang Asam urat: 6,3 mg/dL
Terapi Medis -

e). Psikologis

Sub Kategori : Nyeri Dan Kenyamanan


Nyeri Akut
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh nyeri √ Tekanan darah meningkat
Tampak meringis √ Pola napas berubah
Bersikap protektif (mis. Waspada, Nafsu makan berubah
posisi menghindari nyeri)

Gelisah √ Proses berpikir terganggu


Frekuensi nadi meningkat Menarik diri
Sulit tidur Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis

f). Analisis Data

Data Etiologi Masalah


DS: Cedera traumatis Nyeri
- Pasien mengatakan merasakan akut
nyeri pada punggung bawahnya usai
melakukan aktivitas rumah tangga
- Pengkajian status nyeri: Agen pencedera fisik
- Paliativ/pemicu: melakukan (melakukan aktivitas
aktivitas fisik dengan posisi dengan posisi yang
yang salah tidak ergonois)
- Quality/kualitas: nyeri seperti
tertusuk
- Region/lokasi: dirasakan pada Nyeri akut
punggung bagian bawah
- Scale/skala: skala nyeri 5 (nyeri
sedang)
- Time/waktu: nyeri dirasakan sejak
2 hari yang lalu, nyeri
hilang timbul
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien pasien tampak meringis saat
menggerakkan pinggangnya.

4.1.2 Diagnosis Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan pasien
mengeluh nyeri pada punggung bawah,nyeri dirasakan saat melakukan aktivitas
fisik, skala nyeri 5 (0-10), nyeri seperti tertusuk, nyeri dirasakan sejak kemarin
4.1.3 Intervensi Keperawatan
dengan intensitas hilang timbul, pasien tampak meringis saat menggerakkan
No.
pinggangnya,Tujuan (SLKI)
dan pasien tampak gelisah. Intervensi (SIKI)
DX
1. Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Intervensi keperawatan durasi, frekuensi, kualitas,
selama 3x24 jam, intensitas nyeri
diharapkan tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun dengan kriteria 3. Identifikasi faktor yang
hasil: memperberat dan memperingan
a. Keluhan nyeri menurun nyeri
b. Meringis menurun 4. Monitor keberhasilan terapi
c. Gelisah menurun akupresur yang sudah diberikan
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
(pemberian terapi akupresur)
6. Berikan terapi akupresur untuk
mengurangi rasa nyeri
7. Ajarkan keluarga atau orang
terdekat melakukan akupresur
secara mandiri.

4.1.4 Implementasi

Hari/ Implementasi Evaluasi


Tangga

Mengidentifikasi lokasi, DS: Pasien mengatakan nyeri pada


karakteristik,durasi,frekuensi, punggung bawahnya usai melakukan
kualitas, intensitas nyeri aktivitas rumah tangga dengan posisi
yang tidak bagus, nyeri dirasakan
Hari hilang timbul, nyeri seperti tertusuk
ke- 1 DO: Pasien tampak meringis
saat mengerakkan pinggang- nya
DS: Pasien mengatakan skala nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri yang dirasakan 5 (0-10)
DO: Pasien tampak gelisah

Mengidentifikasi faktor yang DS: Pasien mengatakan rasa nyeri


memperberat dan saat beraktivitas dan mereda saat
memperingan nyeri beristirahat
DO: Pasien tampak tidak
Nyaman

Mengajarkan teknik DS: Pasien mengatakan bingung titik


Nonfarmakologi untuk mana yang harus ditekan dan
Hari mengurangi rasa nyeri bagaimana caranya
ke- 2 (pemberian terapi akupresur) DO: Pasien tampak antusias
saat dijelaskan
DS: Pasien mengatakan baru pertama
Memberikan terapi kali dipijat dan bersedia untuk dipijat.
akupresur untuk mengurangi DO: Pasien tampak rileks
rasa nyeri saat diberikan terapi
DS: Suami pasien
Mengajarkan keluarga atau mengatakan mengerti caranya dan
orang terdekat melakukan akan membantu pasien untuk terapi
akupresur secara mandiri. akupresur
DO: keluarga tampak antusias
Memonitor keberhasilan DS: Pasien mengatakan nyeri
terapi akupresur yang sudah masih dirasakan setelah diberikan
diberikan terapi akupresur
DO: Pasien tampak belum
terbiasa

DS: Pasien mengatakan bersedia


Hari Memberikan terapi akupresur dipijat, dan merasa lebih nyaman saat
ke- 3 untuk mengurangi rasa nyeri tidur
DO: Pasien tampak rileks
DS: Pasien mengatakan nyeri
Memonitor keberhasilan berkurang setelah diberikan tindakan
terapi akupresur yang sudah terapi akupresur
diberikan DO: Pasien tampak rileks
DS: Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman saat diberikan tindakan dan
Hari Memberikan terapi akupresur menyukai saat dipijat
ke- 4 untuk mengurangi rasa nyeri DO: Pasien tampak rileks

DS: Pasien mengatakan nyeri


berkurang setelah diberikan tindakan
Memonitor keberhasilan terapi akupresur. Pasien mengatakan
terapi akupresur yang sudah akan terapi akupresur saat nyeri
diberikan punggungnya kambuh
DO: Pasien tampak rileks
DS: Pasien mengatakan nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri dirasakan skala 3 (0-10)
DO: pasien tampak nyaman
4.1.5 Evaluasi

Hari/ Evaluasi
tanggal/
jam
S: pasien mengatakan nyeri berkurang setelah
diberikan pijatan terapi akupresur, pasien
mengatakan lebih rileks, Pasien mengatakan skala
nyeri 3(0-10)
O: Pasien tamak kooperatif, pasien tampak
nyaman,
A: Nyeri Akut teratasi, rasa nyaman terpenuhi
P: Tingkatkan kondisi klien
Anjurkan keluarga pasien untuk melakukan pijatan
apabila
pasien merasa nyeri punggung
BAB V
PEMBAHASAN

1. Umur
Umur F %

26-30 tahun 7 58.3

30-35 Tahun 5 41.7

Total 12 100.0
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi umur responden adalah dengan kategori
yaitu umur dari 26-30 tahun sebayak 7 responden atau 58.3%. dan berdasarkan
frekuensi umur dari 30-35 Tahun sebanyak 5 responden atau 41.7%.

2. Jenis Kelamin

jenis Kelamain F %
Laki-Laki 6 50.0

Perempuan 6 50.0
Total 12 100.0

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jenis kelamin responden yaitu Laki-Laki


sebanyak 6 responden atau 50.0%. dan jenis kelamin perempuan sebanyak 6
responden atau 50.0%.

3. Lama Kerja

lama kerja F %

< 5 tahun 3 25.0


> 5 tahun 9 75.0
Total 12 100.0
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi lama kerja < 5 tahun sebanyak 3
responden atau 25.0%. dan lama kerja > 5 tahun sebanyak 9 responden atau 75.0%.

4. Jabatan
jabatan F %

Perawat 11 91.7
Kepala Ruangan 1 8.3

Total 12 100.0

Berdasarkan Hasil Distribusi Frekuensi Perawat Sebanyak 11 Responden Atau


91.7%. Dan Kepala Ruangan Sebanyak 1 Responden Atau 8.3%
5. Setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
Peryataan 1 F %
Sangat Setuju 8 66.7

Setuju 4 33.3
Total 12 100.0
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 1 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 8 Atau
66.7%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 4 Atau 33.3%.

6. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi Kerberhasilan Metode Tim


Peryataan 2 F %
Sangat Setuju 8 66.7

Setuju 4 33.3
Total 12 100.0
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 2 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 8 Atau
66.7%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 4 Atau 33.3%.

7. Proses keperawatan dilakukan oleh sekelompok perawat terhadap


sekelompok pasien di ruangan perawatan
Peryataan 3 F %
Sangat Setuju 8 66.7

Setuju 4 33.3
Total 12 100.0
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 3 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 8 Atau
66.7%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 4 Atau 33.3%.

8. Tim mempunyai beberapa elemen yang di perlukan untuk pelaksanaan


perawatan tim secara efektif dan efisien
Peryataan 4 F %
Sangat Setuju 7 58.3

Setuju 5 41.7
Total 12 100.0
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 4 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 7 Atau
58.3%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 5 Atau 41.7%.
9. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan kelompok dalam menjalankan metode
tim
Peryataan 5 f %
Sangat Setuju 8 66.7

Setuju 4 33.3
Total 12 100.0
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 5 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 8 Atau
66.7%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 4 Atau 33.3%.

10. Komunikasi di perlukan dalam menjalankan pekerjaan tim


Peryataan 6 f %

Sangat Setuju 8 66,7

Setuju 4 33,3
Total 12 100,0

Berdasarkan Hasil tabel peryataan 6 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 8 Atau


66.7%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 4 Atau 33.3%.

11. Komunikasi dalam praktik perawatan merupakan unsur utama


melaksanakan asuhan keperawatan
Peryataan 7 f %
Sangat Setuju 8 66,7

Setuju 4 33,3

Total 12 100,0

Berdasarkan Hasil tabel peryataan 7 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 8 Atau


66.7%.Dan frekuensi Setuju Sebanyak 4 Atau 33.3%.

12. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja sama antara anggota tim


dalam memberikan asuhan keperawatan
Peryataan 8 f %
Sangat Setuju 8 66,7

Setuju 4 33,3
Total 12 100,0
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 8 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 8 Atau
66.7%.Dan frekuensi Setuju Sebanyak 4 Atau 33.3%.
13. Koordinasi berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi pemberian
asuhan keperawatan
Peryataan 9 f %
Sangat Setuju 6 50,0

Setuju 6 50,0
Total 12 100,0
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 9 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 6 Atau
50,0%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 6 Atau 50,0%.

14. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit pasien, jenis penyakit pasien
dan jumlah pasien berpengaruh terhadap pembaian tugas dalam tim

Peryataan 10 f %
kurang setuju 8 66,7

tidak setuju 4 33,3

Total 12 100,0

keperawatan
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 10 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 8 Atau
66.7%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 4 Atau 33.3%.

15. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim adalah konsep dalam pelaksaan
metode tim
Peryataan 11 F %
Sangat Setuju 5 41,7

Setuju 7 58,3

Total 12 100,0
Berdasarkan Hasil tabel peryataan 11 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 5 Atau
41,7%.Dan frekuensi Setuju Sebanyak 7 Atau 58,3%.

16. Tim keperawatan harus memiliki prinsif-prinsif tim


Peryataan 12 F %
Sangat Setuju 6 50,0

Setuju 6 50,0

Total 12 100,0

Berdasarkan Hasil tabel peryataan 9 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 6 Atau


50,0%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 6 Atau 50,0%.
17. Perawat memiliki tanggung jawat dalam metode tim
Peryataan 13 F %

Sangat Setuju 5 41,7

Setuju 7 58,3
Total 12 100,0

Berdasarkan Hasil tabel peryataan 13 Frekuensi sangat setuju Sebanyak 5


Atau 41,7%. Dan frekuensi Setuju Sebanyak 7 Atau 58,3%.
BAB VI
PENUTUP

a. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini yaitu:
1. bahwa dari 5 responden dari semua peryataan 65 didapatkan 40 peryataan yang
dijawab sangat setuju (ss), 20 peryataan yang dijawab setuju (s). 3 peryataan yang
dijawab kurang setuju (ks). Dan 2 pernyataan yang di jawab tidak setuju (ts).
2. Pelayanan asuhan keperawatan sudah memenuhi soap yang ada di ruang
perawatan rsud otanaha dimana dalam buku status sudah ada identitas, diagnosa,
intervensi, implemtasi, dan evaluasi.
3. Dibawah ini hasil distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, lama kerja, jabatan.
a. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi umur responden adalah dengan kategori
yaitu umur dari 26-30 tahun sebayak 7 responden atau 58.3%. dan berdasarkan
frekuensi umur dari 30-35 Tahun sebanyak 5 responden atau 41.7%.
b. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi jenis kelamin responden yaitu Laki-Laki
sebanyak 6 responden atau 50.0%. dan jenis kelamin perempuan sebanyak 6
responden atau 50.0%.
c. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi lama kerja < 5 tahun sebanyak 3
responden atau 25.0%. dan lama kerja > 5 tahun sebanyak 9 responden atau
75.0%.
d. Berdasarkan Hasil Distribusi Frekuensi Perawat Sebanyak 11 Responden Atau
91.7%. Dan Kepala Ruangan Sebanyak 1 Responden Atau 8.3%.

b. Saran
1. Untuk RSUD otanaha
Bagi RSUD otanaha khususnya para perawat lebih meningkatkan pelayanan
asuhan keperawatan dan hubungan peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai soap RSUD.
2. Untuk perawat
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada (tenaga kesehatan) tentang
metode tim asuhan keperawatan atau pelayanan yang baik.
3. Untuk peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya dengan berbagai variabel yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani et al., Hubungan Peran Ketua Tim Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Irina F Rsup Prof Dr. R. D.
Kandou Manado 2021
Bararah & Mohammad, Gambaran Efektivitas Metode Tim Terhadap Pelayanan
Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Myria Palembang. 2017
Fisbch, Hubun gan Metode Asuhan Keperawatan Profesional Tim Dengan Stres Kerja
Perawat Di Rsud Muntilan2021
gillies, Hubungan Penerapan Fungsi Manajemen Keperawatan Dengan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (Makp) Metode Tim Di Ruang Perawatan Nilam
Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten
Kolaka2017
Hasibuan, Hubungan Penerapan Metoda Pemberian Asuhan Keperawatan Tim
Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang 2019
Kinerja Et Al., Hubungan Peran Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan
Pasien Dengan Kesembuhan Luka Gangren Di Rsud Kota Madiun 2017
Mulyani, Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (Makp) Tim Dalam
Peningkatan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit 2019
Nur Hidayah,Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (Makp) Tim Dalam
Peningkatan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit 2020
nursalam, Pelaksanaan Standar Ketepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap Di Rumah
Sakit Sinar Husni Medan Tahun 2018
notoatmodjo, Persepsi Perawat Tentang Pelaksanaan Fungsi Ketua Tim Di Ruang
Rawat Inap Kelas 3 Rsud Kupang 2014
Nasrullah, Hubungan Penerapan Metode Tim Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di
Ruang Nakula Rsud K.R.M.T Wongsonegoro Semarang 2016.
Putra &Subekti, Pengaruh Pelaksanaan Fungsi Manajerial Kepala Ruang Dalam
Metode Penugasan Tim Terhadap Kinerja Ketua Tim Di Rsu Dr Saiful
Anwar Malang 2021
Riskesdas, Pengalaman Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Dengan
Metode Tim Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Slamet Garut 2018
suarli, Hubungan Penerapan Metode Tim Dengan Rencana Asuhan Keperawatan
Pasien Diruang Rawat Inap 2017
Sitanggang et al.,Efektifitas Penerapan Manajemen Asuhan Keperawatan Model Tim
Dan Model Primer Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Karawang 2021
Tomey, Gambaran Efektivitas Metode Tim Terhadap Pelayanan Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Myria Palembang 2018
who, Hubungan Penerapan Metode Tim Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Irina C
Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2017
Lampiran 1.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gorontalo pada tanggal 28 Januari 1997,


dari Ayah Abdulah Tamani dan Ibu Lince Kauna. Penulis
merupakan anak Kedua dari dua bersaudara.
Tahun 2010 penulis lulus SDN 3 Molo Patodu, Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 3 Bongomeme pada tahun 2013, Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bongomeme pada tahun 2016.
Pada tahun 2022 penulis lulus sarjana keperawatan di Universitas
Muhammadiyah Gorontalo dan pada saat ini tahun 2022 sedang mengambil profesi
Ners pada angkatan XIV di program studi NERS Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo. Selama menempuh jenjang profesi pada bulan Maret 2022,
penulis mengikuti pelatihan Basic Trauma Basic Support (BTCLS) oleh Himpunan
Perawat Gawat Darurat Dan Benacana Indonesia (HIPGABI) Gorontalo.
Lampiran 2.

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang saya hormati, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Perci Tamani, S.Kep
NIM : C03121079
Mahasiswa Program Studi Ners Universitas Muhammadiyah Gorontalo Melakukan
Penelitian Tentang:
EFEKTIVITAS METODE TIM DALAM PELAYANAN
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN
RSUD OTANAHA KOTA GORONTALO
Oleh Karena Itu, Saya mohon kesediaan perawat ruang perawatan RSUD
Otanaha untuk menjadi responden. Jawaban akan saya jaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian atas bantuan dan kerja sama yang
telah diberikan, saya ucapkan terima kasih

Peneliti,

(Perci Tamani)
Lampiran 3.
NAMA :
UMUR :
JABATAN :
TGL/HARI :

KUISONER METODE TIM

Pililah jawaban atas pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pengetahuan anda
dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom pilihan yang telah di sediakan
dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
a. SS (Sangat Setuju)
b. S (Setuju)
c. KS (Kurang Setuju)
d. TS (Tidak Setuju)
e. STS (Sangat Tida Setuju)

NO JAWABAN
PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan
2. Menerima Saran Yang Di Sampaikan Demi
Kerberhasilan Metode Tim
3. Proses keperawatan dilakukan oleh
sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien di ruangan perawatan
4. Tim mempunyai beberapa elemen yang di
perlukan untuk pelaksanaan perawatan tim
secara efektif dan efisien
5. Pemimpin berpengaruh pada kegiatan
kelompok dalam menjalankan metode tim
6. Komunikasi di perlukan dalam
menjalankan pekerjaan tim
7. Komunikasi dalam praktik perawatan
merupakan unsur utama melaksanakan
asuhan keperawatan
8. Koordinasi berpengaruh terhadap kerja
sama antara anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan
9. Koordinasi berpengaruh terhadap
efektivitas dan efisiensi pemberian asuhan
keperawatan
10. Tempat/ kamar pasien, tingakat penyakit
pasien, jenis penyakit pasien dan jumlah
pasien berpengaruh terhadap pembaian
tugas dalam tim keperawatan
11. Ketua tim, komunikasi dan anggota tim
adalah konsep dalam pelaksaan metode
tim
12. Tim keperawatan harus memiliki prinsif-
prinsif tim
13. Perawat memiliki tanggung jawat dalam
metode tim
Lampiran 4.
LEMBAR OBSERVASI
ASUHAN KEPERAWATAN

Berilah Tanda (√) Apabila Menurut Anda Lengkap


Berilah Tanda (x) Apabila Menurut Anda Tidak Lengkap

No Asuhan Keperawatan
Nama
Pasien Identitas Diagnosa Intervensi Implemtasi Evaluasi
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.
Lampiran 5
Lampiran 6
DOKUMENTASI PENELITIAN
PEMBAGIAN KUISONER

Hari: Rabu-Jumat
Tgal: 28-30 Desember 2022
DOKUMENTASI OBSERVASI
ASUHAN KEPERAWATAN

Hari: Senin-Selasa
Tgal: 2-3 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai