KEDOKTERAN INDONESIA
OLEH
BELLATRIA KENTSYAI
NIM 1102018188
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA, 2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
SURAT PERNYATAAN
Fakultas : Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan
pada kegiatan Mapres ini adalah benar karya saya sendiri tanpa tindakan
plagiarisme dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba karya tulis.
Mengetahui,
Materai Rp6.000,00
iii
PRAKATA
1. dr. Miranti Pusparini, M.Pd (ked) yang telah bersedia membimbing penulis
dengan sabar dalam penyusunan karya tulis ini.
2. Orang tua penulis yang senantiasa mendukung aktivitas pembelajaran diri
penulis dalam hal pendidikan.
3. Departemen Pendidikan dan Profesi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi yang telah memberikan kesempatan penulis baik menulis
serta mengikuti rangkaian kegiatan Mahasiswa Beprestasi 2021.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan,
karena keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu,
penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan di masa mendatang. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan
manfaat dan kontribusi bagi bangsa Indonesia.
iv
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................ i
Lembar Pengesahan................................................................................ ii
Surat Pernyataan..................................................................................... iii
Prakata..................................................................................................... iv
Daftar Isi................................................................................................... v
BAB I Pendahuluan................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................... 1
1.2 Permasalahan..................................................................................... 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 2
1.4 Metode Studi Pustaka....................................................................... 2
BAB II Telaah Pustaka........................................................................... 3
BAB III Analisis dan Sintesis................................................................. 6
BAB IVSimpulan dan Rekomendasi...................................................... 11
Daftar Pustaka......................................................................................... 12
v
BAB I PENDAHULUAN
1
Kemudian khususnya dalam hal ini para generasi penerus yang berasal
dari perguruan tinggi. Kebutuhan masyarakat yang terus berkembang
mendorong para mahasiswa di perguruan tinggi untuk mampu menyesuaikan
diri dengan keadaan dan menjadi manusia yang bermanfaat tidak hanya untuk
dirinya sendiri namun juga orang-orang di sekitarnya. hal ini juga merujuk
pada kebijakan tentang kampus merdeka yang dicetuskan oleh menteri
pendidikan yakni bapak Nadiem Makarim, penulis mengutip dari salah satu
sumber berita di internet bahwa “kebijakan kampus merdeka ini merupakan
kelanjutan dari konsep merdeka belajar.” (Lubis, 2018).
Oleh karenanya dalam hal ini topik ini diangkat dengan maksud untuk
mengenal lebih dalam dan memberikan sedikit analisis tentang bagaimana
konsep kampus merdeka di era revolusi industri 4.0 sebagai sebuah kondisi
yang akan dihadapi oleh mahasiswa disetiap fakultas, serta alasan mengapa
mahasiswa membutuhkan sebuah konsep kampus merdeka sebagai upaya
untuk memperbaiki sistem pendidikan tinggi yang siap menuju perubahan ke
arah yang lebih baik.
Penulis juga berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat dalam
menambah wawasan tentang bagaimana konsep kampus merdeka bagi
mahasiswa fakultas kedokteran.
2
serta mengolah bahan penelitian. Adapun tahap-tahap yang harus ditempuh
penulis dalam penelitian kepustakaan adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan bahan-bahan penelitian. Karena dalam penelitian ini
adalah penelitian kepustakaan, maka bahan yang dikumpulkan adalah
berupa informasi atau data empirik yang bersumber dari buku-buku,
jurnal, hasil laporan penelitian resmi maupun ilmiah dan literatur lain
yang mendukung tema penelitian ini.
b. Membaca bahan kepustakaan. Pembaca harus menggali secara mendalam
bahan bacaan yang memungkinkan akan menemukan ide-ide baru yang
terkait dengan judul penelitian.
c. Membuat catatan penelitian. Kegiatan mencatat bahan penelitian boleh
dikatakan tahap yang paling penting dan merupakan puncak yang paling
berat dari keseluruhan rangkaian penelitian kepustakaan.
d. Mengolah catatan penelitian. Semua bahan yang telah dibaca kemudian
diolah atau dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang disusun
dalam bentuk laporan penelitian.
3
BAB II TELAAH PUSTAKA
4
3. Prodi baru tersebut otomatis akan mendapatkan akreditasi C prodi baru
yang tengah diajukan oleh PT berakreditasi A dan B akan otomatis
mendapatkan akreditasi C dan BANPT.
4. Tracer studi wajib dilakukan setiap tahun.
D. Hak belajar tiga semester di luar program studi, dengan arahan kebijakan:
1. Perguruan tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara
sukarela (dapat mengambil atau tidak):
5
a. Mahasiswa dapat mengambil sks di luar perguruan tinggi sebanyak
2 semester (setara dengan 40 sks).
b. Mahasiswa ditambah lagi, dapat mengambil sks di prodi yang
berbeda di PT yang sama sebanyak 1 semester (setara dengan 20
sks).
c. Mahasiswa dengan kata lain sks yang wajib diambil di prodi asal
adalah sebanyak 5 semester dari total semester yang harus
dijalankan.
6
BAB III ANALISIS DAN SINTESIS
Dari teori yang telah dipaparkan diatas maka kami selaku penulis dapat
menganalisis atas teori tersebut, terkait dengan konsep kampus merdeka belajar di
era revolusi industri 4.0 ini, sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa
pokok-pokok kebijakan merdeka belajar kampus merdeka terdiri dari 4 point
yakni pembukaan program studi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi,
perguruan tinggi negeri badan hukum dan hak belajar tiga semester di luar prodi.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya 4 poin
kebijakan tersebut yang terangkum dalam konsep kampus merdeka belajar.
Kebijakan ini menunjukkan kepedulian yang besar terhadap perguruan tinggi di
Indonesia, yakni agar perguruan tinggi tetap eksis dalam mencetak generasi
Indonesia yang cerdas, beriman dan bertaqwa sehingga dapat menghadapi
tantangan zaman yang terus berubah.
Kemudian kami selaku penulis menitik beratkan analisis terhadap program
kampus merdeka belajar yang keempat yakni hak belajar tiga semester diluar
program studi. Jadi dapat diketahui bahwa konsep belajar tiga semester di luar
prodi ini hadir dikarenakan beberapa hal di antaranya bahwa dari segi menemukan
jati diri anak (mahasiswa). Di mana masih terdapat mahasiswa yang merasa salah
jurusan atau merasa tidak cocok dengan prodinya. Maka dengan konsep belajar
tiga semester di luar prodi, ia akan memiliki pengalaman belajar yang luas, dan
dengan itu dia dapat menemukan passion dalam kehidupan pendidikannya .
Terdapat ragam bentuk kegiatan pembelajaran pada konsep kampus
merdeka ialah: pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar di satuan
pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, proyek
independen, membangun desa/kuliah kerja nyata tematik (Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
Pertukaran Pelajar. Pertukaran pelajar pada fakultas kedokteran dapat
diimplementasikan dalam bentuk pertukaran pelajar dalam program studi yang
7
sama pada perguruan tinggi yang berbeda. Bentuk pembelajaran yang dapat
diambil mahasiswa untuk memperkaya pengalaman dan konteks keilmuan yang
didapat di perguruan tinggi lain yang mempunyai kekhasan atau wahana
penunjang pembelajaran untuk mengoptimalkan CPL. Jenis mata pelajaran yang
diambil harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan prodi asal untuk lulus
(misalnya memenuhi kurikulum dasar, memenuhi persyaratan kuliah umum,
memenuhi persyaratan electives, dan lainnya). Kegiatan pembelajaran dalam
program studi yang sama pada perguruan tinggi yang berbeda dapat dilakukan
secara tatap muka atau dalam jaringan (daring). Pembelajaran yang dilakukan
secara daring dengan ketentuan mata kuliah yang ditawarkan harus mendapat
pengakuan dari Kemdikbud.
Magang/Praktek kerja. Program magang 1-2 semester, memberikan
pengalaman yang cukup kepada mahasiswa, pembelajaran langsung di tempat
kerja (experiential learning). Selama magang mahasiswa akan mendapatkan hard
skills (keterampilan, complex problem solving, analytical skills, dsb.), maupun
soft skills (etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama, dsb.). Sementara industri
mendapatkan talenta yang bila cocok nantinya memungkinkan untuk langsung di-
recruit, sehingga mengurangi biaya recruitment dan training awal/ induksi.
Mahasiswa yang sudah mengenal tempat kerja tersebut akan lebih siap dalam
memasuki dunia kerja dan karirnya. Melalui kegiatan ini, permasalahan industri
akan mengalir ke perguruan tinggi sehingga memperbarui bahan ajar dan
pembelajaran dosen serta topik-topik riset di perguruan tinggi akan makin relevan.
Magang/ praktik kerja mahasiswa kedokteran tentu akan bekerjasama
dengan lembaga kesehatan seperti rumah sakit ataupun puskesmas. Dengan
kerjasama ini diharapkan para mahasiswa tidak hanya baik didalam pembelajaran
kuliah, melainkan dapat memperoleh pengalaman bidang keahlian di masing-
masing rumah sakit yang expert pada bidangnya. Mahasiswa/i Fakultas
Kedokteran diharapkan juga ahli dalam mengobati pasien yang merupakan bagian
dari bekal untuk mahasiswa tersebut berhubungan dengan masyarakat. Kemudian
dengan adanya magang/praktik kerja ini, mahasiswa kedokteran nanti juga akan
menjadi dokter yang memiliki rasa empati. Sehingga dengan demikian lulusan
Fakultas Kedokteran adalah lulusan yang benar-benar punya hati dan tidak hanya
8
ilmu yang pandai tetapi juga punya empati dan dapat mengobati demi Indonesia
yang lebih baik di masa yang akan datang.
Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan. Memberikan kesempatan
bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang pendidikan untuk turut serta
mengajarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara menjadi asisten mengajar di
satuan pendidikan. Membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan,
serta relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi dan
perkembangan zaman. Peran mahasiswa kedokteran disekolah-sekolah bisa dalam
bentuk pelatihan dokter kecil diskeolah ataupun pengoptimalan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) disekolah.
Penelitian/ Riset. Bagi mahasiswa yang memiliki passion menjadi
peneliti, merdeka belajar dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian di
lembaga riset/pusat studi melalui penelitian mahasiswa dapat membangun cara
berpikir kritis, hal yang sangat dibutuhkan untuk berbagai rumpun keilmuan pada
jenjang pendidikan tinggi. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa akan lebih
mendalami, memahami, dan mampu melakukan metode riset secara lebih baik.
Bagi mahasiswa yang memiliki minat dan keinginan berprofesi dalam bidang
riset, peluang untuk magang di laboratorium pusat riset dapat terwujudkan melalui
program merdeka belajar. Selain itu, laboratorium/lembaga riset terkadang
kekurangan asisten peneliti saat mengerjakan proyek riset yang berjangka pendek
(1 semester – 1 tahun). Kemudian dengan adanya riset/ penelitian ini dapat
melatih mahasiswa kedokteran untuk menemukan solusi permasalahan kesehatan
yang ada dimasyarakat melalui penelitian.
Proyek Kemanusiaan. Mahasiswa kedokteran yang berdedikasi untuk 1
atau 2 proyek utama, dengan fokus: pemecahan masalah sosial (misalnya.
kurangnya tenaga kesehatan di daerah, sanitasi yang tidak memadai), pemberian
bantuan tenaga untuk meringankan beban korban bencan, kegiatan ini
menghasilkan dampak yang nyata di akhir kegiatan (misalnya menjadi tenaga
medis di tengah serangan wabah). Tujuan program proyek kemanusiaan antara
lain, 1) Menyiapkan mahasiswa unggul yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika. 2) Melatih
mahasiswa memiliki kepekaan sosial untuk menggali dan menyelami
9
permasalahan yang ada serta turut memberikan solusi sesuai dengan minat dan
keahliannya masing-masing.
Kegiatan Wirausaha. Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI)
pada tahun 2018, Indonesia hanya memiliki skor 21% wirausahawan dari berbagai
bidang pekerjaan, atau peringkat 94 dari 137 negara yang disurvei. Sementara
menurut riset darn IDN Research Institute tahun 2019, 69,1% millennial di
Indonesia memiliki minat untuk berwirausaha. Namun, potensi wirausaha bagi
generasi milenial tersebut belum dapat dikelola dengan baik selama ini. Kebijakan
Kampus Merdeka mendorong pengembangan minat wirausaha mahasiswa dengan
program kegiatan belajar yang sesuai. Mahasiswa kedokteran yang memiliki
rencana bisnis dan target (jangka pendek dan panjang) berhasil mencapai target
penjualan sesuai dengan target rencana bisnis yang ditetapkan di awal,
bertumbuhnya SDM di perusahaan sesuai dengan rencana bisnis.
Studi Independen. Jenis studi independen (tingkat kesulitan) harus sesuai
dengan tingkat sarjana. Topik studi independen tidak ditawarkan di dalam
kurikulum PT/prodi pada saat ini. Mahasiswa mengembangkan objektif mandiri
beserta dengan desain kurikulum, rencana pembelajaran, jenis proyek akhir yang
harus dicapai di akhir studi.
Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT). Salah satu
program merdeka belajar ini merupakan suatu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah
masyarakat di luar kampus, yang secara langsung bersama-sama masyarakat
mengidentifikasi potensi dan menangani masalah sehingga diharapkan mampu
mengembangkan potensi desa/daerah dan meramu solusi untuk masalah yang ada
di desa. Kegiatan KKNT diharapkan dapat mengasah soft skill kemitraan,
kerjasama tim lintas disiplin/keilmuan (lintas kompetensi), dan leadership
mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah perdesaan. KKNT
sangat berdampak besar kepada mahasiswa kedokteran. Dengan hadirnya program
KKNT ini, mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi secara nyata kepada
masyarakat seperti sosialisasi hidup sehat, pengaktifan kegiatan rutin untuk
menjaga kesehatan masyarakat, membantu layanan kesehatan di daerah.
10
Kemudian dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa dalam menghadapi
era revolusi industri 4.0 konsep kampus merdeka belajar pada point hak belajar
tiga semester di luar prodi, memiliki kelebihan di antaranya menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar bagi mahasiswa. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Mendikbud, bahwa yang terpenting dalam periode pendidikan
tinggi adalah menemukan kehausan untuk terus belajar, jatuh cinta dengan proses
pembelajaran.
Menurut penulis, terkait dengan pelaksanaan konsep kampus merdeka
belajar bahwa memang untuk menjalankannya atau menunggu semua perguruan
tinggi berubah secara merata maka akan memakan waktu cukup lama dan salah
satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mensimulasikan kolam
renang seolah seperti laut, dalam hal ini dapat dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.
Karenanya terkait dengan hal tersebut, yang menjadi kendala adalah
menyatukan setiap perguruan tinggi untuk bersama-sama berubah baik dimulai
secara perlahan dengan strategi dan metode yang inovatif atau dengan langsung
terlebih dengan langsung menjalankan kebijakan kampus merdeka belajar tersebut
dalam waktu yang singkat tentu masih membutuhkan waktu dan kesiapan.
Kemudian terkait dengan kebijakan ini menurut penulis, masih kurang
disosialisasikan, sehingga masih banyak yang belum memahami bagaimana
konsep kampus merdeka belajar ini secara lebih dalam.
11
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Konsep kampus merdeka belajar memiliki empat pokok kebijakan
merdeka belajar kampus merdeka yakni: pembukaan program studi baru,
sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi negeri badan hukum, hak
belajar tiga semester.
Terdapat ragam bentuk kegiatan pembelajaran pada konsep kampus
merdeka ialah: pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar di satuan
pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, proyek
independen, membangun desa/kuliah kerja nyata tematik (Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
5.2 Rekomendasi
Adapun solusi yang dapat kami (penulis) berikan yakni terkait dengan
konsep kampus merdeka belajar ini memang sudah sangat baik dan hanya
bagaimana penerapannya. Walau mungkin tidak mudah untuk diterapkan
secara sempurna dalam waktu dekat, akan tetapi dalam hal ini yang terpenting
dibutuhkan kerja sama antar perguruan tinggi untuk bersama-sama ke arah
yang lebih baik. Demi mencapai kemaslahatan bersama tentu diperlukan
sosialisasi yang mendalam terkait dengan penerapan konsep kampus merdeka
belajar ini baik kepada para dosen maupun kepada seluruh masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14