Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN DI


INDONESIA
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Ema Hikmah, S.Kp, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Anggun Maelatul Fauziah (P27901118054)


Chyta Adelia Septina (P27901118059)
Imel Laela Izmi (P27901118072)
Muhamad Awaludin Badi (P27901118077)
Nihayatul Maskuroh (P27901118079)
Sri Yuliana (P27901118089)
Verawati (P27901118092)

REGULER / SEMESTER : III B / SEMESTER V

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TANGERANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Ilmu
Keperawatan di Indonesia” ini dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian dalam mengembangkan dan meningkatkan
nilai pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat bantuan, masukkan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini
penyusun menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Ema Hikmah, S.Kp. M.Kep selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Metodologi Penelitian yang telah memberi bantuan, masukan dan dukungan
terkait penyusunan makalah ini.
2. Kepada Mahasiswa Politeknik Kesehatan Banten yang terlibat dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan
makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Tangerang, 23 Juli 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ....................................................................... 3
E. Manfaat Penulisan .................................................................. 3
F. Metode Penulisan ................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4
A. Definisi Keperawatan sebagai Ilmu ....................................... 4
B. Karakteristik Ilmu Keperawatan ............................................ 4
C. Perkembangan Ilmu Keperawatan di Indonesia ..................... 5
D. Pertumbuhan Profesionalisasi dalam Keperawatan ............... 10
E. Pendidikan Keperawatan di Indonesia saat ini....................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................... 14
B. Saran ...................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut sejarah, perkembangan ilmu keperawatan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Perkembangan ilmu
keperawatan di dunia, diawali pada zaman purbakala (primitive culturel sampai
pada munculnya Florence Nightingale (1820) sebagai pelopor keperawatan
yang berasal dari Inggris. Sejak itu pula mulai dilakukan penataan terhadap
asuhan keperawatan di Rumah Sakit (RS) Militer di Turki. Hal tersebut
memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus
meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama "The
Lady of the Lamp".
Menurut Lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983, keperawatan adalah
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh ditujukan kepada individu, kelompok,
dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan. Sedangkan menurut lnternational Council of Nurses (ICN),
keperawatan adalah fungsi unik membantu individu yang sakit atau sehat,
dengan penampilan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan atau
penyembuhan (meninggal dengan damai), hingga individu dapat merawat
kesehatannya sendiri apabila memiliki kekuatan, kemampuan dan
pengetahuan.
Sebagai suatu profesi keperawatan tentunya mempunyai landasan ilmu dan
keperawatan didalam memberikan tindakan atau asuhan keperawatan kepada
klien/pasien. Setiap orang selalu berusaha mengenang, mempelajari dan
menganalisa berbagai fenomena yang terjadi didalam hidupnya sebagai suatu
pengetahuan dasar dan pengalaman hidup yang dimilikinya sehingga
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi ilmu. Keperawatan

1
sebagai profesi juga memiliki body of knowledge yang jelas berbeda dengan
profesi lain, altruistik, memiliki wadah profesi, memiliki standard dan etika
profesi, akuntabilitas, otonomi, dan kesejawatan. Perawat juga diharuskan
akuntabel terhadap praktik keperawatan yang berarti dapat memberikan
pembenaran terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan dengan
konsekuensi dapat digugat secara hukum apabila tidak melakukan praktik
keperawatan sesuai dengan standar profesi, kaidah etik dan moral. Di Indonesia
profesi perawat merupakan profesi yang penting dalam turut meningkatkan
derajat kesehatan individu maupun derajat kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Definisi Keperawatan sebagai Ilmu?
2. Bagaimanakah Karakteristik Dasar Ilmu Keperawatan?
3. Bagaimanakah Perkembangan Ilmu Keperawatan di Indonesia?
4. Bagaimanakah Pertumbuhan Profesionalisme Keperawatan di Indonesia?
5. Bagaimanakah Pendidikan Keperawatan di Indonesia saat ini?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang Perkembangan Ilmu
Keperawatan di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami Definisi Keperawatan sebagai Ilmu.
b. Dapat mengetahui dan memahami Karakteristik Dasar Ilmu
Keperawatan.
c. Dapat mengetahui dan memahami Perkembangan Ilmu Keperawatan di
Indonesia.
d. Dapat mengetahui dan memahami Pertumbuhan Profesionalisme
Keperawatan di Indonesia.
e. Dapat mengetahui dan memahami Pendidikan Keperawatan di Indonesia
saat ini.

2
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulis dalam makalah ini adalah tentang Perkembangan Ilmu
Keperawatan di Indonesia.

E. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
Perkembangan Ilmu Keperawatan di Indonesia.
b. Bagi Pembaca
Pembaca dapat mengetahui, memahami mengenai Perkembangan Ilmu
Keperawatan di Indonesia.
c. Bagi Institusi
Menambah kepustakaan di bidang Ilmu Keperawatan dan bahan masukan
bagi mahasiswa prodi D3 Keperawatan khususnya tentang Perkembangan
Ilmu Keperawatan di Indonesia.

F. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode Studi Pustaka, yaitu metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka,
baik berupa jurnal penelitian, buku maupun informasi dari internet.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Keperawatan sebagai Ilmu


Ilmu Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki body of
knowledge yang khas sehingga akan selalu berkembang. Perkembangan ilmu
keperawatan menjadi tanggung jawab semua stakeholder keperawatan,
diantaranya adalah para professional keperawatan, pendidik keperawatan,
dan mahasiswa keperawatan. Salah satu bagian penting dalam proses
pengembangan ilmu keperawatan adalah dengan adanya riset keperawatan.
Keperawatan sebagai ilmu memiliki objek formal dan material, sebagai
objek formal, keperawatan mempunyai cara pandang pada respon manusia
terhadap masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, bantuan
pada manusia diberikan pada individu, kelompok atau masyarakat yang tidak
mampu berfungsi secara sempurna dalam masalah kesehatan dan proses
penyembuhan, dimana ilmu keperawatan sangat memperhatikan masalah-
masalah keperawatan yang dilakukan dengan mencari secara ilmiah. Sebagai
objek materi, keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara sistematis
dan menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan ditujukan
kepada manusia sebagai makhluk yang utuh dan unik.

B. Karakteristik Dasar Ilmu Keperawatan


Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima
karakteristik dasar teori keperawatan :
1. Ilmu keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai
hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti
hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan
dan keperawatan.

4
2. Ilmu keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan
dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan
menggunakan cara berpikir yang logis.
3. Ilmu keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan
dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang
kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
4. Ilmuk keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
5. Ilmu keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktek keperawatan.

C. Perkembangan Ilmu Keperawatan di Indonesia


1. Perkembangan Ilmu Keperawatan di Indonesia Periode 1945-1962
Selama 4 tahun setelah kemerdekaan merupakan masa transisi
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan
keperawatan pun masih jalan di tempat. Dapat dilihat dari pengembangan
tenaga keperawatan yang masih menggunakan sistem pendidikan yang
telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun
pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat
jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun
pendidikan) yang lulusannya disebut Mantri Juru Rawat.
Pada tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955,
dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah
pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai
pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan
pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto
Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl.
Kimia No. 17 Jakarta Pusat.

5
Walau sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan
pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan
organisasi di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih
berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum
dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan.

2. Perkembangan Ilmu Keperawatan di Indonesia Periode 1963-1983


Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang
keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah
organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam
perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi
profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya. Tahun 1983
merupakan tahun kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia, sebagai
perwujudan lokakarya tersebut di atas pada tahun 1984 dberlakukan
kurikulum nasional untuk Diploma III Keperawatan. Dari sinilah awal
pengembangan profesi keperawatan Indonesia, yang sampai saat ini masih
perlu perjuangan, karena keperawatan di Indonesia sudah diakui sebagai
suatu profesi maka pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan
harus didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Hal ini sejalan dengan
tuntunan UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, terutama pada pasal
32 yang berbunyi:
Ayat 3: Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Ayat 4: Tenaga keperawatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk melakukan keperawatan sebagaimana diharapkan tersebut
harus dipersiapkan pada tingkat pendidikan tinggi.

6
3. Perkembangan Ilmu Keperawatan di Indonesia Periode 1984 Sampai
Dengan Sekarang
Pada tahun 1985, dibuka pendidikan S1 keperawatan dengan nama
Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah
menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun
1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga
keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung.
Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan
kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan
dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III
keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai
dengan sekarang.
Sejak tahun 1990-an pendidikan keperawatan di Indonesia telah
selangkah lebih baik daripada periode sebelumnya. Sebagai perawat
umum mereka memiliki izin untuk bekerja di rumah sakit atau berbagai
pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Namun demikian,
pengaturan mengenai pendirian dan penyelenggaraan pendidikan
keperawatan masih saja belum tegas dan jelas, sehingga banyak sekali
berdiri institusi pendidikan keperawatan yang kualitasnya masih
diragukan. Sebagai contoh, sejak tahun 1982 sebenarnya telah dilakukan
phasing out terhadap lulusan Sekolah Perawat Kesehatan/ SPK (SMP + 3
tahun) dan dikonversikan menjadi pendidikan jenjang DIII keperawatan.
Namun realitanya bermunculan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
khusus keperawatan. Hal ini mengingkari dihapusnya SPK. Tugas dari
lulusan SMK hanya pada tataran membantu tugas asuhan keperawatan.
Saat ini bahkan jumlah SMK semakin banyak. Di beberapa wilayah
bahkan seolah mendapatkan perijinan dari Dinas Kesehatan dan Bupati
setempat, terbukti dengan dihadirinya salah satu acara wisuda lulusan

7
SMK. Selain itu, pelaksanaan kesepakatan kerjasama antara institusi
pendidikan keperawatan dengan institusi lain (unit penyelenggara
pelayanan kesehatan atau institusi pendidikan lain), selama ini sifatnya
baru sebatas pemenuhan kebutuhan administratif dalam rangka persiapan
akreditasi saja. Sehingga terkadang pihak insitusi pendidikan maupun
tempat praktik peserta didik keperawatan tidak mempunyai standar
minimalyang baku. Lulusan pendidikan keperawatan dari jenjang SMK
sampai magister mencapai 24.000-25.000 orang per tahun. Namun dari
sejumlah besar lulusan tersebut hanya 40% saja yang diserap pasar kerja
di lembaga kesehatan pemerintah dan swasta. Rendahnya daya serap
lulusan pendidikan keperawatan itu merupakan imbas terbatasnya
anggaran pemerintah dalam merekrut pegawai negeri. Moratorium
perekrutan pegawai negeri (sejak desentralisasi, proses perekrutan tenaga
kesehatan menjadi kewenangan pemerintah daerah), walau ada kebijakan
khusus untuk tenaga kesehatan, makin memperkecil penyerapan perawat.
Sedangkan sebagian perawat yang tidak tertampung kemudian menjadi
perawat di luar negeri atau menjadi pegawai honorer di sejumlah rumah
sakit dan puskesmas pemerintah. Bahkan, ada sejumlah perawat di
beberapa kabupaten di sejumlah provinsi menjadi tenaga sukarela yang
tidak digaji. Kondisi ini sangat ironis karena kebutuhan perawat di
Indonesia sebenarnya masih sangat tinggi. Sebagai pembanding, Jepang
yang berpenduduk 130 juta orang memiliki 1,3 juta perawat dan masih
meminta perawat dari Indonesia. Sementara lndonesia yang memiliki 240
juta penduduk hanya memiliki 524.000 lulusan perawat. Rendahnya
pendidikan perawat, menjadi penyebab rendahnya kualitas pelayanan
keperawatan dan daya saing perawat kita dibandingkan dengan perawat
asing. Sedangkan, jumlah terbesar dari profesional kesehatan adalah
perawat. Rendahnya pendidikan perawat tidak dapat dipisahkan
perkembangannya. dari sejarah Perkembangan keperawatan di Indonesia
mengadopsi pelayanan keperawatan di Belanda, yakni profesi perawat
lahir karena pelayanan kemanusiaan, seperti biarawati. Oleh karena itu,

8
pendidikan keperawatannya kurang berkembang dibandingkan dengan
negara negara Commonwealth. Sampai saat ini kebijakan dan peraturan
yang mengatur perawat baru sebatas peraturan menteri kesehatan, seperti
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 1239 Tahun 2001, yang
kemudian dicabut dan diganti menjadi Kepmenkes No. 151 Tahun 2010,
di mana isinya menggabungkan pengaturan perawat dengan tenaga
kesehatan lain. Selain itu ada juga Perrnenkes No. 148 Tahun 2009,
tentang penyelenggaran ijin praktik perawat. Kebijakan yang ada tersebut
masih belum memadai dan belum memberikan perlindungan bagi perawat.
Selama ini profesi perawat masih mengalami keterbatasan wewenang
dalam menjalankan praktik keperawatan. Sedangkan penjenjangan
pendidikan tidak berpengaruh banyak terhadap kompetensi, pengakuan,
dan kesejahteraan perawat di tempat kerja didalam melakukan asuhan
keperawatan. Tumpang tindih pada gray area bagi berbagai jenis dan
jenjang perawat maupun dengan profesi kesehatan lainnya merupakan hal
yang sering sulit untuk dihindari dalam praktik, terutama terjadi dalam
keadaan darurat maupun karena keterbatasan tenaga di daerah terpencil.
Dalam keadaan seperti ini perawat terpaksa harus melakukan tindakan
medis yang bukan merupakan wewenangnya demi keselamatan pasien.
Tindakan ini dilakukan perawat tanpa adanya delegasi dan protap dari
pihak dokter dan atau pengelola RS. Keterbatasan tenaga dokter terutama
di puskesmas yang hanya memiliki satu dokter yang berfungsi sebagai
pengelola puskesmas, sering menimbulkan situasi yang mengharuskan
perawat melakukan tindakan pengobatan. Tindakan pengobatan oleh
perawat yang telah merupakan pemandangan umum di hampir semua
puskesmas terutama yang berada di daerah tersebut dilakukan tanpa
adanya pelimpahan wewenang dan prosedur tetap yang tertulis. Akibatnya
apabila timbul permasalahan berkaitan dengan hal tersebut tanggung
jawab dibebankan secara sepihak kepada perawat. Hal ini tentunya sangat
merugikan profesi perawat.

9
D. Pertumbuhan Profesionalisasi dalam Keperawatan
1. Penataan Pendidikan Keperawatan
Pendidikan merupakan unsur pertama yang harus dilakukan penataan
karena melalui pendidikan perkembangan profesi keperawatan akan
terarah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi
sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkannya dapat berkualitas.
Dalam penataan pendidikan keperawatan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Percepatan pertumbuhan pendidikan keperawatan dalam sistem
pendidikan nasional dengan menetapkan jenjang dan jenis pendidikan
keperawatan mulai dari jenjang pendidikan diploma,sarjana,dan
profesi.
b. Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pendidikan pada pusat-
pusat pendidikan keperawatan. Pelaksanaan pengendalian tersebut
dilakukan dengan mengadakan pelaksanaan akreditasi pendidikan
serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan pendidikan
profesi keperawatn.
c. Pengembangan lahan praktek keperawatan dilakukan dengan
membentuk komunitas profesional. Upaya tersebut dapat dilakukan
dengan membentuk komunitas keperawatan seperti pembagian
komunitas perawat menjadi divisi- divisi, seperti: komunitas perawat
divisi medical bedah, divisi maternitas, divisi anak, divisi jiwa, divisi
gawat darurat, divisi gerontik dan lain-lain, sehingga keperawatan
sebagai pendidikan profesi akan lebih terarah.
d. Pengembangan dan pembinaan staf akademis menuju terbentuknya
masyarakat akademis professional. Hal tersebut dilakukan dengan
melalui berbagai pengembangan bagi staf untuk mengadakan
penelitian sehingga akan dihasilkan berbagai karya untuk kepentingan
profesi keperawatan dan pengabdian apda masyarakat dalam rangka
menata bentuk aplikasi di masyarakat bagi profesi keperawatan.

10
2. Penataan Praktek Keperawatan
Penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi
keperawatan menuju profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan lain.
Mengingat dengan menata bidang ini, lingkup praktek keperawatan akan
lebih jelas dan terarah dalam praktek sebagai profesi, dan dalam penataan
praktek keperawatan tersebut, maka dapat dilakukan upaya sebagai
berikut:
a. Pengembangan dan pembinaan pelayanan asuhan keperawatan secara
professional. Pengembangan ini dilakukan harus berlandaskan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.
b. Penyusunan dan pemberlakuan standar praktek keperawatan.
Penyusunan ini akan dilakukan dalam meningkatkan mutu asuhan
keperawatan sehingga dapat dipertanggung jawabkan melalui asuhan
keperawatan mandiri dan professional.
c. Penerapan model asuhan keperawatan secara professional dengan
memperhatikan beberapa kode etik keperawatan yang berlaku dan
dalam melakukan setiap tindakan menggunakan asuhan professional.

3. Penataan Pendidikan Berlanjut


Penataan pendidikan keperawatan berkelanjutan merupakan syarat
penting dalam mempercepat profesionalisasi keperawatan, karena
melalui pendidikan berkelanjutan keperawatan akan selalu berkembang
dan terarah. Untuk menuju penataan tersebut dapat dilakukan:
a. Pengembangan pola pendidikan berkelanjutan. Pengembangan pola
ini diharapkan akan lebih memudahkan dalam jangkauan dan
pencapaian bagi komunitas perawat agar selalu meningkatkan diri
dalam perkembangan ilmu keperawatan.
b. Penyusunan program pendidikan berkelanjutan yang disesuaikan
dengan kebutuhan perawat. Proses ini dapat dimulai dengan program
sertifikasi dalam keterampilan atau keahlian khusus.

11
c. Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan pendidikan
keperawatan melalui upaya pengembangan pendidikan keperawatan
di beberapa tempat pelayanan atau pendidikan.

4. Penataan Organisasi Profesi Keperawatan


Organisasi profesi merupakan sarana untuk komunikasi antar perawat
professional serta wadah dalam menyalurkan aspirasi dalam
perkembangan keperawatan dalam menuju tertatanya organisasi profesi.
Oleh karena itu dapat dilakukan dengan:
a. Pembinaan organisasi profesi keperawatan. Pembinaan tersebut
dalam rangka agar organisasi profesi tersebut mampu melaksanakan
fungsi dan tanggung jawabnya sebagai organisasi profesi melalui
pembinaan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Peningkatan kemampuan organisasi profesi keperawatan dengan
melaksanakan tanggung jawab dalam pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan
c. Pembinaan organisasi profesi keperawatan. Dengan pelaksanaan ini
diharapkan organisasi profesi bias diakui secara benar-benar menjadi
organisasi profesi keperawatan yang professional.

5. Penataan Lingkungan untuk Perkembangan Keperawatan


Lingkungan merupakan sesuatu yang penting dalam penerapan atau
pengembangan profesi, karena dengan pengakuan dari lingkungan, maka
profesi keperawatan akan semakin cepat berkembang ke arah terciptanya
lingkungan yang professional. Upaya keperawatan dalam menata
lingkungan tersebut dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Melaksanakan desiminasi pengertian tentang keperawatan
professional dengan menjelaskan lingkup peran dan tanggung jawab
serta kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat.
b. Menciptakan kesempatan bagi profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan keperawatan dengan sikap professional.

12
c. Memberlakukan undang-undang dalam penerapan praktek
keperawatan professional sehingga segala kendala dan hambatan
dapat diatasi secara langsung.
d. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk melaksanakan
program praktek keperawatan agar diakui oleh masyarakat .

E. Pendidikan Keperawatan di Indonesia


Jenjang Pendidikan Keperawatan di Indonesia dimulai dari:
1. Pendidikan Vokasi
Ditempuh dalam waktu 3 tahun untuk diploma 3. Bentuk pendidikan
Akademi dengan gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep), dan 4
tahun untuk vokasi khusus dengan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)

2. Pendidikan Profesional
Ditempuh dalam waktu 4 tahun untuk program Sarjana Keperawatan
(S.Kep) dan tambahan sekitar 1 tahun untuk pendidikan profesi Ners
(Ns).

3. Pendidikan Magister dan Spesialis


Yaitu Master Keperawatan (M.Kep) ditempuh dalam waktu 2 tahun dan
tambahan sekitar 1 tahun untuk spesialis keperawatan yang terdiri dari:
a. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, dengan gelar (Sp.KMB)
b. Spesialis Keperawatan Maternitas, dengan gelar (Sp.Kep.Mat)
c. Spesialis Keperawatan Komunitas, dengan gelar (Sp.Kep.Kom)
d. Spesialis Keperawatan Anak, dengan gelar (Sp.Kep.Anak)
e. Spesialis Keperawatan Jiwa, dengan gelar (Sp.Kep.Jiwa)

4. Pendidikan Doktoral atau S3 Keperawatan


Merupakan jenjang pendidikan tertinggi yang dapat ditempuh oleh
perawat dengan melakukan riset tentang keperawatan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini profesi
keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan
keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, hal ini
layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas
layanan keperawatan. Karenanya perawat harus terus meningkatkan
kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan. Pendidikan Keperawatan merupakan institusi yang memiliki
peranan besar dalam mengembangkan dan menciptakan proses
profesionalisasi para tenaga keperawatan. Pendidikan keperawatan mampu
memberikan bentuk dan corak tenaga yang pada gilirannya memiliki tingkat
kemampuan dan mampu menfasilitasi pembentukan komunitas
keperawatan dalam memberikan suara dan sumbangsih bagi profesi dan
masyarakat.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian sangat
penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deden. 2013. Pengantar Keperawatan Profesional. Yogyakarta: EGC

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta.


EGC

Puji, Tri Rini. 2014. “Journal An Analysis on Nursing Profession in Indonesia”.


Jakarta.

Taylor, C. 1997. Fundamental of Nursing. Philadelphia: Lippincott.

15

Anda mungkin juga menyukai