Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RISET KEPERAWATAN
PENGANTAR RISET KEPERAWATAN

Dosen Pengajar :
Asmawati, S. Kp, M. Kep

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Ade Bayu Saputra (P0 5120316 001)
2. Al Adrian Dwi A (P0 5120316 002)
3. Aurellia Firstania (P0 5120316 003)
4. Dahlia Habibah (P0 5120316 004)
5. Depi Susen Dewi (P0 5120316 005)
6. Dwi Sartika (P0 5120316 006)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayat-Nya penulisan dan penyusunan makalah “Pengantar
Riset Keperawatan” dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas
mata ajar perkuliahan bidang mata kuliah Riset Keperawatan di Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Ibu Asmawati, S. Kp, M. Kep selaku dosen mata kuliah “Riset
Keperawatan”
2. Rekan-rekan mahasiswa/i yang telah bekerjasama untuk makalah ini.
3. Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dengan makalah ini penulis berharap dapat memberikan informasi yang
berguna bagi para pembacanya. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan di banyak bagian, untuk itu penulis sangat
berterimakasih bila ada pihak-pihak yang mengkoreksi dan memberikan kritik dan
saran supaya penulis dapat memperbaikinya.

Bengkulu, Agustus 2019


Penyusun,

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
TINJAUAN TEORI .......................................................................................................... 3
A. Hakekat dan Pengertian Riset Keperawatan ........................................................... 3
B. Manfaat Riset Keperawatan .................................................................................. 11
C. Proses Berpikir Ilmiah .......................................................................................... 11
D. Syarat Melakukan Riset Keperawatan .................................................................. 12
E. Keterkaitan Teori, Praktik, Dan Riset Keperawatan ............................................. 14
BAB III............................................................................................................................. 16
PENUTUP........................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki body of
knowledge yang khas, sehingga selalu berkembang. Perkembangan ilmu
keperawatan menjadi tanggung jawab semua stakeholder keperawatan, di
antaranya adalah para profesional keperawatan, pendidik keperawatan, dan
mahasiswa keperawatan. Salah satu bagian penting dalam proses
pengembangan ilmu keperawatan adalah dengan adanya riset keperawatan.
Para ahli berpendapat bahwa penelitian keperawatan sudah berkembang
pertama di USA, yaitu Florence Nightingale (1859). Penelitian keperawatan
secara gradual terus berkembang, meskipun hanya sedikit perawat yang
mempunyai latar belakang pendidikan untuk melaksanakan studi di
bidangnya. Welcome to the research! Inilah kalimat pertama yang ditulis oleh
Nancy Burn dan Susan K. Grove dalam bukunya yang berjudul The Practice
of Nursing Research; Conduct, Critique, and Utilization (1993). Nancy
merupakan tokoh pertama yang mengenalkan riset keperawatan kepada dunia.
Riset atau yang lebih sering disebut penelitian merupakan suatu ilmu atau
studi ilmiah yang “wajib” dan “harus” diketahui semua orang, terutama
mereka yang pekerjaannya berkutat di sekitar dunia ilmiah-baik sosial,
ekstata, politik, ekonomi, filsafat, hukum, kedokteran, keperawatan, dan lain
sebagainya. Pengetahuan tentang riset “wajib” bukan hanya bagi kalangan
mahasiswa atau akademik, melainkan juga bagi seseorang yang berprofesi
tertentu, seperti akuntan, perawat, dokter, bidan, dan lainnya. Dengan
demikian, wilayah atau ruang lingkup riset tidak terbatas pada dunia
akademik semata, tetapi lebih luas dari itu.
Riset keperawatan adalah suatu upaya menemukan kembali sesuatu
yang baru berasal dari praktik keperawatan. Selanjutnya, temuan baru
diperdalam data pendukungnya dan dianalisis menggunakan kaidah logika
berpikir. Hasil pemikiran akhirnya digunakan untuk memperkaya teori
keperawatan. Upaya memperkaya teori keperawatan agar dapat

1
dipertanggugjawabkan secara ilmiah kepada profesi lain diperlukan proses
berpikir logis.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian riset
kesehatan/keperawatan

C. Manfaat
1. Bagi Instansi akademik
Sebagai bahan masukan bagi Poltekes Kemenkes Bengkulu untuk
menambah referensi bermanfaat tentang pengertian riset keperawatan.
2. Bagi Pembaca
Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
tentang pengertian riset keperawatan.
3. Bagi Penulis
Dapat menembangkan pengetahuan, ilmu dan teori yang dimiliki penulis
tentang pengertian riset keperawatan.

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun terdiri dari 3 BAB yaitu :
1. BAB I Pendahuluan : Latar belakang, tujuan penulisan, manfaat,
sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Teori : Pengertian riset keperawatan
3. BAB III Penutup : Kesimpulan dan saran

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Hakekat dan Pengertian Riset Keperawatan


Sebagai awal pembelajaran perlu dipahami tentang hakekat riset
keperawatan. Tiga kata yang menyusunnya yaitu 1) hakekat, 2) riset, dan 3)
keperawatan. Teori yang mengungkapkan pengertian ketiga kata di atas
sangat banyak, kita samakan pengertian tiga kata tersebut.
Kata hakekat berasal dari bahasa Arab, dalam bahasa Indonesia
disebut filosofi atau filsafat. Dua kata itu merupakan terjemahan dari kata
philosophia (bahasa Yunani). Philosophia sendiri berasal dari dua kata yaitu
philo berarti cinta dan Sophia berarti kebenaran atau bijak. Sehingga kata
hakekat diartikan cinta kebenaran atau mencintai sesuatu yang bijak.
Kata riset terjemahan dari research (bahasa Inggris). Research
berasal dari dua kata yaitu re berarti kembali atau berulang dan search
berarti mencari. Sehingga research diartikan mengulang pencarian atau
mencari kembali. Kegiatan riset harus berpedoman pada tiga kaidah ilmiah
yaitu logika = hipotesis – verifikasi yang berasal dari kata logico –
hypothetico – verificative (Yunani).
Dalam bahasa Indonesia, padanan kata riset sering digunakan istilah
“penelitian”. Penelitian didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
menemukan, menghubungkan, dan menguji kebenran suatu peengetahuan,
dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah. Dengan demikian,
berdasarkan beberapa definisi riset tersebut, dapat ditarik suatu benang
merah bahwa yang dimaksud riset adalah suatu upaya penyelidikan,
pencarian, dan pembuktian dengan tujuan menciptakan atau memperoleh
pengetahuan baru.Sebuah pencarian dan penyelidikan fakta dapat dikatakan
riset apabila memenuhi ciri-ciri riset.
Menurut The Advanced Learner’s Dictionari of Current English
(1961), research adalah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk
memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan. Menurut Fellin,
Tripodi, dan Mayer (1969), riset adalah suatu cara sistematis untuk maksud

3
meningkatkan, memodifikasi, dan mengembangkan pengetahuan yang dapat
disampaikan (dikomunikasikan) serta diuji (verifikasi) oleh peneliti lain.
Kata keperawatan terjemahan dari nursing (bahasa Inggris).
Keperawatan, menurut hasil lokakarya nasional keperawatan tahun 1983
yaitu suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Tiga pengertian kata di atas jika digabungkan berarti suatu kegiatan
berulang atau mencari kembali tentang keperawatan yang didasarkan pada
kebenaran. Sehingga dengan riset, ilmu keperawatan berkembang terus
berdasarkan kebenaran yang ada berbasis fakta (evidence based).
Menurut Patricia Ann Dempsey, banyak pendapat yang berbeda
mengenai kata riset, karena banyak penulis yang menawarkan pendapat
yang berbeda-beda. Dari sekian pendapat tentang makna atau arti kata riset
tersebut, Patricia dalam bukunya yang berjudul Riset Keperawatan; Buku
Ajar Dan Latihan, menjelaskan riset adalah proses penelitian ilmiah
dan/atau eksperimentasi ilmiah yang melibatkan pengumpulan data dan
interpretasi data, kemudian dilakukan untuk mendapatkan pengetahun baru
atau menambah pengetahuan yang sudah ada. Riset memiliki tujuan akhir
untuk mengembangkan suatu kerangka pengetahuan ilmiah yang
terorganisir.
Menurut Sudarwan Danim, penelitian atau riset keperawatan (nursing
research) dibangun dari dua kata, yakni kata riset/penelitian (research) dan
keperawatan (nursing). Kata atau istilah riset disini merupakan terjemahan
dari research dalam Bahasa Inggris. Kata “penelitian” dan “riset”
mempunyai makna yang sama dan selalu dapat dipertukarkan. Meskipun
demikian, secara rasa bahasa, terkadang kata riset lebih enak didengar.
Di Indonesia, kita mengenal riset unggulan terpadu (RUT), Dewan
Riset Nasional (DRN), Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menneg
Ristek), riset unggulan kemitraan (RUK). Akan tetapi, di Indonesia juga kita

4
mengenal penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian terapan, Badan
Penelitian dan Pengembang (Balitbang), penelitian dan pengembangan
(B&P), dan lain sebagainya.
Riset keperawatan merupakan studi yang sistematis, mengkaji masalah
keperawatan atau fenomena praktik dan asuhan keperawatan melalui studi
yang kreatif, mengawali dan mengevaluasi perubahan, mengambil tindakan
untuk menghasilkan pengetahuan baru yang berguna bagi keperawatan.
Secara garis besar, riset keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan
dengan metode tertentu untuk menemukan, menganalisis, memecahkan, dan
mendokumentasikan masalah keperawatan.
Ada dua nilai strategis mengapa riset keperawatan itu penting bagi ilmu
keperawatan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Riset keperawatan bisa memberikan kontribusi yang positif terhadap
perkembangan dan kemajuan ilmu keperawatan.
2. Riset keperawatan jika dikelola dengan prinsip proaktif, profesional,
dan proporsional akan memberikan keuntungan dalam bentuk
pertambahan nilai (revenue generating) bagi ilmu keperawatan.

Lalu, apa perbedaan antara riset keperawatan dengan karya ilmiah yang
lain? Untuk membedakan riset keperawatan dengan karya ilmiah yang lain
perlu diketahui jenis-jenis karya ilmiah. Secara umum, ada dua jenis karya
ilmiah, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Karya ilmiah yang dipublikasikan. Publikasi ini umumnya dilakukan
dalam pertemuan-pertemuan ilmiah atau melalui media, seperti buku,
jurnal, monografi,prosiding. Karya ilmiah yang dipublikasikan
diantaranya adalah artikel ilmiah, makalah, jurnal, poster hasil penelitian,
dan buku.
2. Karya ilmiah yang yang tidak dipublikasikan. Tidak dipublikasikan
artinya hanya dapat ditemukan dalam kalangan-kalangan tertentu,
misalnya hanya didokumentasikan di perpustakaan. Karya ilmiah jenis
ini seperti penelitian dosen atau mahasiswa, laporan kegiatan mahasiswa,
atau tugas akhir mahasiswa.

5
Nah, berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa riset
keperawatan adalah riset (proses penelitian/eksperimen ilmiah) yang secara
khusus didesain untuk meningkatkan pemahaman kita tentang isu-isu yang
terkait dengan keperawatan, antara lain praktik keperawatan, pendidikan
keperawatan, dan administrasi keperawatan.
Riset keperrawatan sangat penting untuk pengembangan praktik
keperawatan. Penemuan yang dihasilkan, yang kemudian diaplikasikan
dalam tindakan keperawatan, baik di rumah sakit, puskesmas, maupun di
pelayanan kesehatan yang lain, tentu sudah dilakukan kajian ilmiah melalui
riset keperawatan. Akan tetapi, dalam perjalananya, riset keperawatan
menemui hambatan, baik yang bersifat internal (tidak adanya motivasi dalam
diri perawat) maupun eksternal (belum dikuasainya keilmuan mengenai riset
keperawatan).
Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan
keperawatan yang tepat. Riset ini adalah proses adalah proses yang
memungkinkan banyak pertanyaan yang muncul dalam praktik keperawatan
sehari-hari dapat dijawab. Riset juga memberikan data yang mencatat
keefektifan dan kemanjuran asuhan keperawatan. Perawatan pasien yang
didasarkan pada informasi ini akan menjamin bahwa pelayanan yang
diberikan oleh perawatdan cara penyajiannya didasarkan pada pengetahuan
keperawatan yang terus berkembang dan diperbaiki. Perawat yang
bergantung pada riset keperawatan dalam mengarahkan praktik dapat
menjadi percaya diri karna unsur penting dalam praktik keperawatan telah
diperoleh.
Riset adalah istilah umum untuk penelitian dan dalam kaitannya dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka riset dapat didefinisikan sebagai suatu
usaha yang sistemik untuk mencari kebenaran yang belum diketahui melalui
metode ilmiah. Sistemik dan metode ilmiah artinya dalam mencari kebenaran
dimulai dari suatu gagasan yang timbul karena adanya permasalahan,
kemudian dilakukan penyusunan konsep, rencana pengumpulan data,

6
pengolahan data, analisis data sampai kepada pengambilan keputusan dengan
cara yang ilmiah.
Cara ilmiah berarti bahwa penelitian itu harus didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu, rasional, empiris dan sistematis, yang pengertiannya sebagai
berikut :
1. Rasional, artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang
masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Oleh sebab itu,
dalam berpikir rasional, diperlukan teori-teori yang telah mapan atau
telah teruji kebenarnya.
2. Empiris, artinya cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh
indera manusia sehingga orang lain dapat ikut mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Oleh sebab itu, kebenaran dalam
berfikir empiris harus ditunjukkan oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya.
3. Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Riset adalah formalisasi proses-proses alamiah yang kita laksanakan
semenjak lahir ke dunia ini daalm menghadapi lingkungan sekitar kita. Hal
ini melibatkan keingintahuan atau kepenasaran kita mengenai beberapa
fenomena dan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diuji mengenai
hubungan-hubungan antara berbagai fenimena yang kita amati. (Selegar dan
Shohamy, 1989;20)
Oleh karena itu, jelaslah bahwa riset tidak semua dilaksanakan di dalam
laboratorium atau melibatkan statistik yang rumit. Dalam kenyataanya,
“riset” begitu umum sehingga memang mengelilingi kita pada kesaharian.
Kita melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut karena ingin masalah
mengenai fenomena yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Untuk mempertegas serta untuk menghilangkan salah paham, kata “riset”
sering pula dibubuhi dengan kata”ilmiah” menjadi “riset ilmiah” (scientific
research). Walaupun proses-proses yang diidentifikasi dengan riset juga
merupakan bagian dari kegiatan atau PB2, hal itu tidaklah berarti bahwa riset
hanya merupakan pelaksanaan segala sesuatu yang muncul secara alamiah
atau tindakan yang berdasarkan intuisi. Jelas bahwa konklusi-konklusi yang

7
dicapai berdasarkan proses pembelajaraan intuitif alamiah sangat berbeda
dari konklusi-konklusi yang diperoleh melalui penelitian ilmiah yang
sistematis.
Sebaliknya, riset berupaya mengenali hubungan-hubungan dan mencapai
kesimpulan mengenai hal tersebut setelah menyingkirkan penjelasan-
penjelasan alternatif. Agaknya dapat disimpulkan berdasarkan observasi
bahwa ada hubungan antara pembelajaran bahasa yang sukses dengan
keinginan untuk membuat ramalan-ramalan mengenai bagaimana caranya
mengatakan sesuatu dalam B2. Akan tetapi, tidaklah cukup arif untuk
menyatakan bahwa pembelajar bahasa yang baik merupakan peramal yang
baik. Pertama-tama, kita perlu membatasi apa yang dimaksud dengan
“pembelajar bahasa yang baik,” apa yang dimaksud dengan “ramalan
terkaan,” bahkan “peramal yang baik” sebelum fenomena tersebut dapat
dieksplorasi dengan dalam cara yang sistemati. Kedua, kita perlu mengontrol
kemungkinan lain penyebab pembelajaran bahasa yang sukses, seperti
motivasi sebelum kita menarik kesimpulan mengenai pernana
ramalan/terkaan/perkiraan.

Adapun ciri-ciri riset di antaranya adalah sebagai berikut :


1. Dilakukan dengan cara-cara yang sistematik dan seksama.
2. Bertujuan meningkatkan, memodifikasi, dan mengembangkan
pengetahuan (menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan)
3. Dilakukan melalui pencarian fakta yang nyata.
4. Dapat disampaikan (dikomunikasikan) oleh penelitian lain.
5. Dapat diuji kebenarannya (verifikasi) oleh penelitian lain.

Itulah beberapa ciri umum riset. Nah, jika anda ingin melakukan suatu
riset, maka anda harus memperhatikan beberapa ciri tersebut. Hasil suatu riset
disebut penemuan (findings), yang berbentuk kesimpulan dan rekomendasi.
Hal ini berarti hasil tersebut berguna bagi berbagaai pihak. Adapun dampak
langsung yang bisa diberikan oleh riset adalah sebagai beriku :
1. Bagi ilmu pengetahuan, untuk tujuan pengebangan pengetahuaan.

8
2. Bagi orang-orang yang berminat, untuk menerapkan hasil-hasil yang
telah dirumuskan dengan maksud pelayanan/operasional atau
perencanaan suatu program.
3. Bagi orang-orang yang bermaksud mengadakan penelitian yang sama
dengan populasi untuk obyek lain atau penelitian lanjutan.

Oleh karena itu, suatu karya riset harus jelas, terbuka, jujur, dan
sistematik. Atau, dengan perkataan lain, dapat dilaksanakan kembali oleh
orang lain dengan cara-cara yang sama (reproducible), kecuali riset yang
bersifat rahasia. Landasan riset pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan
(science), dan ilmu pengetahuaan itu dikembangkan melalui riset. Jadi,
terdapat kaitan yang erat antara riset dan ilmu pengetahuaan.

Mempelajari hakekat sama halnya mempelajari filosofi atau filsafat


ilmu termasuk ilmu keperawatan. Dalam filsafat ilmu, Anda akan
mempelajari:
1. Ontologi berarti suatu ilmu yang mempelajari tentang obyek apa
yang ditelaah ilmu. Dapat dijawab, ilmu yang dimaksud dalam Bab ini
adalah ilmu keperawatan dan obyek yang ditelaah dalam ilmu keperawatan
adalah empat teori yang menyusun paradigm keperawatan yaitu
keperawatan, kesehatan, lingkungan, dan manusia. Paradigma keperawatan
dapat digambarkan seperti di bawah:

2. Epistemologi berarti ilmu yang mempelajari tentang bagaimana proses


diperolehnya ilmu atau proses penyusunan suatu ilmu. Untuk menyusun

9
ilmu keperawatan berdasarkan teori yang diyakini dalam paradigma
keperawatan, bukan disusun dalam waktu yang cepat dan mudah untuk
memperolehnya. Ilmu keperawatan ditemukan oleh tokoh keperawatan
modern yaitu Florence Nightingale pada tahun 1852 dengan melakukan
pengamatan terus menerus dalam jangka waktu lama. Pengamatan
dilakukan pada lingkungan yang mempengaruhi masalah kesehatan
penghuni barak pengungsian saat terjadi perang di Inggris. Ilmu
keperawatan dari tahun ke tahun berkembang pesat ilmu termasuk tokoh
keperawatan yang mengembangkan. Saat ini lebih dari 22 teori
keperawatan yang dikembangkan oleh tokoh keperawatan.
3. Aksiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang untuk apa ilmu
diciptakan atau dipergunakan. Secara sederhana, kita bertanya apakah
kemanfaatan ilmu bagi kemaslahatan umat manusia. Dari pengertian
keperawatan, tergambar jelas bahwa ilmu keperawatan sangat bermanfaat
untuk membantu manusia menyelesaikan masalah kesehatan manusia
sesuai kebutuhannya. Sehingga, ilmu keperawatan perlu dikembangkan
terus seiring dengan kehidupan manusia dan kemajuan teknologi.

Teori keperawatan yang dikenalkan pertama kali oleh Florence


Nightingale mengalami perkembangan melalui suatu riset. Pada saat itu,
teori keperawatan menekankan tentang pentingnya lingkungan yang dapat
mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia, kesehatan, dan
keperawatan. Kelemahan yang terdapat dalam teori keperawatan pertama
kali, terus dikembangkan sehingga banyak teori keperawatan memiliki
kehususan. Sebagai teladan: 1) teori keperawatan oleh Dorothea Orem
berfokus pada tingkat ketergantungan pasien dirawat, 2) teori keperawatan
oleh Virginia Henderson berfokus pada 14 kebutuhan manusia, 3) teori
keperawatan oleh Betty Newman berfokus pada model sistem, dan
sebagainya.

10
B. Manfaat Riset Keperawatan
Setiap belajar, muncul pertanyaan: Seberapa pentingkah riset
keperawatan? Jawabnya: Riset adalah suatu kegiatan yang sangat penting
dalam keperawatan. Menurut Hamid (1999) dan Brockopp & Tolsma (1995)
dengan riset keperawatan akan diperoleh manfaat:
1. Menyelesaikan masalah keperawatan dan pengembangan atau menvalidasi
teori.
2. Memberikan fakta yang berasal dari pelayanan keperawatan.
3. Menerapkan hasil riset untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
4. Mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
5. Mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi landasan praktik
keperawatan.
6. Sebagai kunci untuk menyediakan pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan
manusia.
7. Proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik
keperawatan sehari-hari dapat dijawab.
8. Memberikan data yang mencatat efektifitas dan kualitas asuhan
keperawatan.

C. Proses Berpikir Ilmiah


Riset keperawatan memerlukan proses berpikir ilmiah. Secara
filsafat ilmu proses berpikir ilmiah seorang perawat dalam riset keperawatan
yaitu LOGICO – HYPOTHETICO – VERIFICATIVE yang artinya
buktikan secara logis, tarik hipotesis, dan ajukan bukti empiris.
Penjelasannya yaitu:
1. LOGICO. Merupakan suatu proses berpikir logis yang dibedakan menjadi
berpikir induktif dan berpikir deduktif. Saat berpikir logis seorang perawat
harus memiliki fakta yang akurat berasal dari praktik keperawatan dan
kesenjangan teori yang diterapkan dalam praktik keperawatan. Berdasar
fakta dan kesenjangan selanjutnya dianalisis dan ditarik suatu simpulan.

11
2. HYPOTHETICO. Simpulan yang dirumuskan berasal dari proses berpikir
logis (logico) berbasis fakta dan teori. Simpulan tersebut merupakan
simpulan sementara atau hipotesis atau hypothetico setelah menganalisis
suatu teori dan fakta. Hipotesis sendiri berasal dari dua kata yaitu hipo
berarti lemah dan tesis berarti pernyataan. Secara harfiah, hipotesis adalah
suatu pernyataan yang lemah dan perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk
membuktikan kebenaran suatu hipotesis diperlukan kegiatan verifikasi atau
pembuktian.
3. VERIFICATIVE. Suatu kegiatan perawat yang harus dilakukan untuk
membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan. Pembuktian yang dilakukan
haruslah diperoleh informasi atau data yang sesuai dengan hipotesis pada
tempat yang dimana obyek yang tersebut dalam hipotesis berada. Pada
kegiatan verifikasi ini, keadaan harus ditentukan oleh perawat.

Dalam melakukan logico – hypothetico – verificative ini, perawat


perlu memiliki kemampuan menulis yang sederhana dan lugas. Sederhana
dan lugas bermaksud bahwa kalimat yang ditulis hanya terdiri beberapa kata
tetapi padat makna. Teladan proses berpikir dan kemapuan menulis seperti
di bawah.

D. Syarat Melakukan Riset Keperawatan


Syarat kemampuan seorang perawat yang melakukan riset keperawatan
yaitu:

12
1. Daya nalar tinggi. Yang dimaksud daya nalar tinggi, seorang perawat
harus mampu mengenali fakta yang ditemui pada tempat praktik
keperawatan dan berpikir secara logis untuk menemukan kesenjangan
yang ada secara cepat agar dapat ditentukan dan dilakukan penyelesaian
terhadap kesenjangan yang ada.
2. Ide originalitas. Originalitas ini merupakan suatu kunci untuk
mengembangkan teori keperawatan dengan ciri tertentu (spesifik) sehingga
memungkinkan hasil pemikiran (ide) yang diciptakan mendapatkan
pengakuan dari orang lain.
3. Daya ingat. Kemampuan mengingat merupakan suatu syarat penting yang
perlu dimiliki perawat dalam melakukan riset. Selama melakukan
pengamatan untuk mengumpulkan data riset, tidak semua kegiatan dapat
didokumentasikan secara langsung secara tertulis sehingga diperlukan
kemampuan daya ingat untuk didokumentasikan pada waktu yang lain
secara cepat.
4. Sifat waspada. Dalam melakukan riset keperawatan, kewaspadaan
diperlukan untuk menyusun suatu perencanaan (proposal) dan
pengumpulan data riset. Kewaspadaan pada saat penyusunan diperlukan
agar tujuan riset keperawatan dapat dilakukan dan diperoleh hasil yang
optimal. Kewaspadaan pengumpulan data diperlukan agar data yang
diperoleh memiliki akurasi (ketepatan) yang tinggi.
5. Pengamatan akurat. Keakurasian dalam pengamatan diperlukan untuk
mengidentifikasi suatu perubahan kecil yang diberikan subyek dalam riset
keperawatan. Semakin akurat pengamatan semakin baik hasil riset yang
dikumpulkan sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
6. Daya konsentrasi tinggi. Setiap melakukan riset keperawatan, diperlukan
kemampuan konsentrasi untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
7. Bekerjasama. Kegiatan riset keperawatan sebenarnya bukan
merupakan hasil karya individu tetapi merupakan hasil dari kontribusi orang
lain. Sebagai ilustrasi: pada saat pengumpulan data pasien, pasien
merupakan subyek riset yang dapat menentukan data yang diperoleh
perawat dapat tidak akurat, agar data yang diperoleh akurat kerjasama

13
perawat dengan pasien sangat diperlukan. Ilustrasi ini menggambarkan
bahwa dalam riset keperawatan sangat diperlukan kerja sama.
8. Sehat. Suatu kegiatan riset keperawatan memerlukan kesiapan dan
kemampuan perawat untuk melakukan secara tepat dan cepat, sehingga
riset ini diperlukan seorang perawat yang memiliki kesehatan yang prima
secara fisik dan jiwa.
9. Motivasi tinggi. Setiap perawat yang melakukan riset diperlukan daya,
upaya, dan komitmen yang optimal untuk mengembangkan teori
keperawatan. Tindakan yang demikian merupakan bentuk motivasi
internal yang tinggi.
10. Jujur. Kegiatan riset keperawatan tidak setiap saat mendapat asupan dan
supervisi dari orang lain. Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan riset
sepenuhnya menjadi tanggung jawab periset. Oleh karena itu diperlukan
kejujuran yang berasal dari periset, sehingga akan diperoleh hasil riset
yang baik dan bermutu untuk pengembangan teori keperawatan.
Kejujuran yang perlu dilakukan oleh periset adalah mengungkapkan
keadaan dan hasil yang sebenarnya.

E. Keterkaitan Teori, Praktik, Dan Riset Keperawatan


Keterkaitan antara teori, praktik, dan riset keperawatan digambarkan
sebagai segitiga emas sebagai berikut:

Pada gambar 2 tampak bahwa antara teori, praktik, dan riset


keperawatan masing-masing dihubungkan dengan tanda panah dua arah

14
berarti ketiganya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
tergantung. Penjelasan keterkaitan gambar di atas:
Teori keperawatan yang telah dipelajari, (1) secara aksiologi akan
bermanfaat bagi kemaslahatan umat apabila mempunyai tempat praktik
keperawatan untuk penerapan dan (2) harus diyakini setiap teori
keperawatan memiliki keterbatasan sehingga :
1. Keterbatasan yang telah diidentifikasi harus dilakukan riset agar dapat
menyelesaikan masalah.
2. Praktik keperawatan sebagai tempat pelayanan kepada pasien atau
klien, (1) selama pelayanan asuhan akan ditemukan hambatan atau kendala
atau masalah baru, sehingga akan memberi kontribusi langsung kepada teori
untuk dikembangkan dan (2) merupakan tempat pelaksanaan riset dan
pengumpulan data sesuai perencanaan yang telah dibuat.
3. Riset keperawatan merupakan suatu kegiatan, (1) menghasilkan teori baru
untuk memperkaya khasana teori keperawatan yang akhirnya dapat
dikembangkan ilmu keperawatan yang baru dan (2) hasil riset yang ada
harus diterapkan pada praktik keperawatan untuk menilai efektifitas atau
memungkinkan menemukan masalah baru untuk dicarikan alternatif
penyelesaian masalah.

Gambar 2 dan penjelasan di atas menggambarkan keterkaitan antara


teori, praktik, dan riset keperawatan sangat erat berhubungan sehingga tidak
mungkin untuk dipisahkan atau dihilangkan salah satu. Sehingga, (1)
setiap perawat yang mempelajari teori harus berpikir tentang penerapan
(praktik) dan pengembangan (riset), (2) setiap perawat yang memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan harus berpikir tentang kontribusi kepada
teori dan menyadari sebagai tempat riset, dan (3) setiap perawat yang
melakukan riset harus berpikir tentang pengembangan teori keperawatan
baru dan hasil riset dapat diterapkan pada tempat praktik keperawatan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Riset keperawatan adalah penerapan penyelidikan secara ilmiah terhadap
fenomena mengenai perhatian keperawatan klien, individu, keluarga,
masyarakat dan pengalaman kesehatan.
Riset keperawatan juga merupakan kunci untuk menyediakan pelayanan
keperawatan yang tepat. Riset di sini adalah merupakan proses yang
memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari-
hari agar dapat di jawab dan di ambil suatu kesimpulan.

B. Saran
Setelah pembuatan makalah ini diharapkan agar pembaca khususnya
mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan apa yang telah dibahas.
Untuk meningkatkan pengetahuan, mahasiswa dapat membaca atau mencari
pengetahuan lebih banyak lagi dari sumber lain terkait dengan materi ini.
Apabila dalam makalah ini pembaca menemukan kesalahan atau kekurangan
diharapkan untuk memberikan saran atau masukan guna untuk perbaikan
makalah yang selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rizema, Setiatava. (2012). Panduan dan Riset Keperawatan dan Penulisan


Ilmiah. Yogyakarta : D-Medika.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktek Pemulihan Riset Keperawatan Edisi Kedua.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Guntur, Henry. (2009). Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan
Pembelajaran Bahasa. Bandung : Percetakan Angkasa.
Suprajitno. (2016). Modul Bahasn Ajar Cetak Keperawatan Pengantar Riset
Keperawatan. Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan

17

Anda mungkin juga menyukai