Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN KEPERAWATAN”

Dosen Pengampu :

Dr. Nur Elly, S.Kp. M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 1 B :

1. Ahmad Asrulla P05120220046


2. Cindy Puspita sari P05120220052
3. Fikri Dermawan P05120220059
4. Meti Destari P05120210065
5. Priska Sawlia P05120220071
6. Sukma Wijaya P05120220081
7. Ulan Dari P05120220082
8. Zikri Harbi Salam P05120220088

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Konsep Dasar Ilmu
Pengetahuan dan Keperawatan” Saya mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab
itu,saya meminta pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya yang dapat
membangun.Kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan menfaat bagi kita semua.

Bangkulu, 14 agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I ...............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN
A. ......................................................................................................................
B. ......................................................................................................................
C. ......................................................................................................................
D. ......................................................................................................................

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesungguhnya kajian tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan,


cakupannya sangatlah luas dan juga sangat panjang. Idealnya sejarah adalah
rekam jejak tentang semua rentetan peristiwa yang telah terjadi, yang berfungsi
untuk mengungkapkan segala sesuatu sesuai fakta yang ada tanpa adanya distorsi
sedikitpun, namun dalam kenyataannya terkadang sejarah hanya mengungkap
sepenggal saja atau tidak utuh dari rentetan peristiwa tersebut dan tidak bisa lepas
sepenuhnya dari pengaruhpengaruh kondisi sosial politik tertentu. Apalagi sejarah
yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah sejarah atau periodisasi tentang
perkembangan ilmu pengetahuan yang merupakan faktor penting dalam
kehidupan manusia. Untuk itu, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dalam
mengungkap fakta sejarah yang ada. Dalam konsepsi agama ilmu pengetahuan
lahir sejak diciptakannya manusia pertama yaitu Adam,1 kemudian berkembang
menjadi sebuah ilmu atau ilmu pengetahuan. Pada hakekatnya ilmu pengetahuan
lahir karena hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu ini timbul
oleh karena tuntutan dan kebutuhan dalam kehidupan yang terus berkembang.
Secara teoritis perkembangan ilmu pengetahuan selalu mengacu kepada
peradaban Yunani. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, di antaranya adalah
mitologi bangsa Yunani, kesusastraan Yunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan
pada waktu itu yang sudah sampai di Timur Kuno. Terjadinya perkembangan ilmu
pengetahuan di setiap periode ini dikarenakan pola pikir manusia yang mengalami
perubahan dari mitos-mitos menjadi lebih rasional.2 Manusia menjadi lebih
proaktif dan kreatif menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian.
Seperti halnya perkembangan keperawatan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan terhadap
animisme penyebaran agama-agama besar di dunia serta gerakan reformasi .
Asuhan keperawatan pada zaman dahulu diberikan atas dasar naluri sebagai
ungkapan kasih sayang seorang ibu kepada keluarga nya yang sakit. Namun
sekarang perkembangan keperawatan terus mengalami perubahan pelayanan
keperawatan yang dulunya bersifat pelayanan vokasional atau tradisonal sekarang
mulai dikaji, dipelajari dan dikembangakan atas dasar kaidah-kaidah ilmiah yang
mendasari ilmu keperawatan, sebab ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan
dan sintesis dari ilmu ilmu dasar dan ilmu keperawatan. Perawat adalah mereka
yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan(UU kesehatan No.23,1992). Dalam hal ini perawat dituntut
melaksanakan peran dan fungsinya sesuai harapan profesi keperawatan dan
masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan melalui asuhan
keperawatan dan proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan metode
dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini disebut
sebagai suatu pendekatan problem-solving yang merupakan suatu modalitas
pemecahan masalah yang didasari oleh metode ilmiah yaitu metode yang
memerlukan ilmu, teknik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu pengetahuan?
3. Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu keperawatan?
4. Bagaimanakah cara metode penyelesaian secara ilmiah?

C. Tujuan
Mengetahui sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan keperawatan serta cara
metode penyelesaiannya secara ilmiah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan


a. Ilmu
Asal kata ilmu adalah dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dari kata ini
adalah pengetahuan. Dalam bahasa Indo-nesia, ilmu sering disamakan
dengan sains yang berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “science”
itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “scio”, “scire” yang artinya
pengetahuan. Science”dari bahasa Latin “scientia”, yang berarti
“pengetahuan” adalah aktivitas yang sistematis yang membangun dan
mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang alam
semesta. Berdasarkan Oxford Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai
aktivitas intelektual dan praktis yang meliputi studi sistematis tentang
struktur dan perilaku dari dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan
percobaan”. Dalam kamus bahasa Indonesia ilmu didefinisikan sebagai
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu
di bidang pengetahuan.
Beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh
Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah:
a. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan
masalah yang sama tabiatnya, maupun itu menurut kedudukannya
tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
c. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah
yang sederhana.
Adapun hubungan ilmu dengan metode ilmiah yaitu ilmu merupakan
pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Makna
ilmu menunjukan sekurang kurang nya tiga hal :

1. Kumpulan pengetahuan (produk)


2. Aktivitas ilmiah dan proses beripikir ilmiah (proses)
3. Metode ilmiah (metode)

b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada
deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017),  pengetahuan adalah
hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
Jadi Ilmu Pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai
pengetahuan yang didapatkan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang
dilakukan secara teliti dengan menggunakan suatu metode
tertentu. Makna ilmu menunjukan sekurang-kurangnya tiga hal yaitu :
1. Kumpulan Pengetahuan
2. Aktivitas Ilmiah dan proses berpikir ilmiah
3. Metode ilmiah

c. Ciri-ciri ilmu pengetahuan


- Empiris ialah berdasarkan proses pengamatan dan percobaan untuk
memperoleh pengetahuan.
- Sistematis adalah berbagai data pengetahuan yang tersusun utuh dan
menyeluruh mampu menjelaskan objek yang dikajinya.
- Objektif ialah ilmu pengetahuan yang secara ideal dapat diterima oleh
semua pihak dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadinya.
- Analitis adalah menguraikan persoalan menjadi bagian-bagian rinci
sehingga dapat berusaha membeda-bedakan pokok persoalan peranan
dan bagiannya.
- Verifikatif adalah ilmu pengetahuan yang dapat dikaji kebenarannya.

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Keperawatan


a. Di kalangan para ahli sejarah banyak pendapat yang beragam dalam
mendefinisikan term sejarah, namun dapat penulis simpulkan bahwa pada
intinya sejarah adalah kesinambungan atau rentetan suatu peristiwa/
kejadian antara masa lampau, masa sekarang dan masa depan. Hal ini
dapat diketahui dari segi kronologis dan geografis, yang bisa dilihat
dengan kurun waktu dimana sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode
sejarah pekembangan ilmu pengetahuan memiliki ciri khas atau
karakteristik tertentu. Tetapi dalam pembagian periodisasi perkembangan
ilmu pengetahuan ada perbedaan dalam berbagai literature yang ada. Maka
dari itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan secara
mudah, di sini telah dilakukan elaborasi dan klasifikasi atau pembagian
secara garis besar. Berikut adalah uraian singkat dari masing-masing
periode atau sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.
Kalau pengetahuan lahir sejak manusia pertama diciptakan, maka
perkembangannya sejak jaman purba. Secara garis besar, Amsal Bakhtiar
membagi periodeisasi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menjadi
empat periode: pada zaman Yunani kuno, pada zaman Islam, pada zaman
renaisans dan modern, dan pada zaman kontemporer.
1. Periode Yunani Kuno Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana
sebuah bangsa memilki peradaban. Oleh karenanya Yunani kuno
sangat identik dengan filsafat yang merupakan induk dari ilmu
pengetahuan. Padahal filsafat dalam pengertian yang sederhana sudah
berkembang jauh sebelum para filosof klasik Yunani menekuni dan
mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang
sangat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-
generasi setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam
disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Menurut
Bertrand Russel, diantara semua sejarah, tak ada yang begitu
mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban
di Yunani secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban yang
telah ada ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia. Namun unsur-unsur
tertentu belum utuh sampai kemudian bangsa Yunanilah yang
menyempurnakannya.Seiring dengan berkembangannya waktu, filsafat
dijadikan sebagai landasan berfikir oleh bangsa Yunani untuk
menggali ilmu pengetahuan, sehingga berkembang pada generasi-
generasi setelahnya. Itu ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam
disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Karena itu,
periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk
memasuki peradaban baru umat manusia.8 Zaman ini berlangsung dari
abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan
sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki
sesuatu secara kritis), dan tidak menerima pengalaman yang
didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima segitu saja).
Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani
mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya. Pada zaman
ini banyak bermunculan ilmuwan yang terkemuka. Di antaranya
adalah:
a. Thales (624-545 SM). Kurang lebih enam ratus tahun sebelum Nabi
Isa (Yesus) terlahir, muncul sosok pertama dari tridente Miletus yaitu
Thales yang menggebrak cara berfikir mitologis masyarakat Yunani
dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagai Saudagar-Filosof, Thales
amat gemar melakukan rihlah. Ia bahkan pernah melakukan lawatan ke
Mesir. Thales adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates.
Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air.
Pada masanya, ia menjadi filsuf yang mempertanyakan isi dasar alam.
b. Pythagoras (580 SM–500 SM) Pythagoras lahir di Samos (daerah
Ioni), tetapi kemudian berada di Kroton (Italia Selatan). Ia adalah
seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui
teoremanya. Dikenal sebagai Bapak Bilangan, dan salah satu
peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras,
yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatusegitiga siku-
siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi
siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak
diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan
kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan
pengamatan ini secara matematis. Selain itu, Pythagoras berhasil
membuat lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras Society. Selain
itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori
tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan hubungan
antara nada dengan panjang dawai.
c. Socrates (469 SM-399 SM) Socrates lahir di Athena, dan merupakan
generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu
Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato,
dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. sumbangsih
Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode
penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak
diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu,
Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral,
dan juga filsafat secara umum. Periode setelah Socrates ini disebut
dengan zaman keemasan kelimuan bangsa Yunani, karena pada zaman
ini kajian-kajian kelimuan yang muncul adalah perpaduan antara
filsafat alam dan filsafat tentang manusia. Tokoh yang sangat
menonjol adalah Plato (429-347 SM), yang sekaligus murid Socrates.
d. Plato (427 SM-347 SM) Ia adalah murid Socrates dan guru dari
Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (Politeia) di
mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan ideal.
Selain itu, ia juga menulis tentang Hukum dan banyak dialog di mana
Socrates adalah peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu
saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah
refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya
sangat sempurna. Plato, yang hidup di awal abad ke-4 S.M., adalah
seorang filsuf earliest (paling tua) yang tulisan-tulisannya masih
menghiasi dunia akademisi hingga saat ini. Karyanya Timaeus
merupakan karya yang sangat berpengaruh di zaman sebelumnya;
dalam karya ini ia membuat garis besar suatu kosmogoni yang meliputi
teori musik yang ditinjau dari sudut perimbangan dan teori-teori fisika
dan fisiologi yang diterima pada saat itu.
e. Aristoteles (384 SM- 322 SM) Aristoteles adalah seorang filsuf
Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia
memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik,
Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan
orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-
spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di bidang politik,
Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan
dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling
penting adalah masalah logika dan Teologi . Logika Aristoteles adalah
suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan
sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran
tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya
ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir
induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk
menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh
Aristoteles didasarkan pada susunan pikir. Masa keemasan kelimuan
bangsa Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Ia berhasil
menemukan pemecahan persoalan-persoalan besar filsafat yang
dipersatukannya dalam satu sistem: logika, matematika, fisika, dan
metafisika. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang
disebut silogisme (syllogisme).
2. Periode Islam. Tidak terbantahkan bahwa Islam sesungguhnya
adalah ajaran yang sangat cinta terhadap ilmu pengetahuan, hal ini
sudah terlihat dari pesan yang terkandung dalam al-Qur’an yang
diwahyukan pertama kali kepada Nabi Muhammad saw, yaitu surat
al-‘Alaq dengan diawali kata perintah iqra yang berarti (bacalah).
Gairah intelektualitas di dunia Islam ini berkembang pada saat Eropa
dan Barat mengalami titik kegelapan, Sebagaimana dikatakan oleh
Josep Schumpeter dalam buku magnum opusnya yang menyatakan
adanya great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama 500 tahun,
yaitu masa yang dikenal sebagai dark ages. Masa kegelapan Barat itu
sebenarnya merupakan masa kegemilangan umat Islam, suatu hal yang
berusaha disembunyikan oleb Barat karena pemikiran ekonom Muslim
pada masa inilah yang kemudian banyak dicuri oleh para ekonom
Barat.18 Pada saat itulah di Timur terutama di wilayah kekuasaan
Islam terjadi perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat. Di saat
Eropa pada zaman Pertengahan lebih berkutat pada isu-isu keagamaan,
maka peradaban dunia Islam melakukan penterjemahan besar-besaran
terhadap karya-karya filosof Yunani, dan berbagai temuan di lapangan
ilmiah lainnya. Menurut Harun Nasution, keilmuan berkembang pada
zaman Islam klasik (650-1250 M). Keilmuan ini dipengaruhi oleh
persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan akal seperti yang
terdapat dalam al-Qur`an dan hadis. Persepsi ini bertemu dengan
persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang
berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di Dunia Islam Zaman
Klasik, seperti Alexandria (Mesir), Jundisyapur (Irak), Antakia
(Syiria), dan Bactra (Persia).20 Sedangkan W. Montgomery Watt
menambahkan lebih rinci bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir
diduduki oleh orang Arab pada abad ketujuh, ilmu pengetahuan dan
filsafat Yunani dikembangkan di berbagai pusat belajar. Terdapat
sebuah sekolah terkenal di Alexandria, Mesir, tetapi kemudian
dipindahkan pertama kali ke Syiria, dan kemudian pada sekitar tahun
900 M ke Baghdad.21 Sekitar abad ke 6-7 Masehi obor kemajuan ilmu
pengetahuan berada di pangkuan perdaban Islam.
3. Masa renaisans dan modern Michelet, sejarahwan terkenal, adalah
orang pertama yang menggunakan istilah renaisans. Para sejarahwan
biasanya menggunakan istilah ini untuk menunjuk berbagai periode
kebangkitan intelektual, khususnya di Eropa, dan lebih khusus lagi di
Italia sepanjang abad ke-15 dan ke-16. Agak sulit menentukan garis
batas yang jelas antara abad pertengahan, zaman renaisans, dan zaman
modern. Sementara orang menganggap bahwa zaman modern hanyalah
perluasan dari zaman renaisans.27 Renaisans adalah periode
perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah abad
kegelapan sampai muncul abad modern. Renaisans merupakan era
sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Ciri utama renaisans yaitu
humanisme, individualisme, sekulerisme, empirisisme, dan
rasionalisme. Sains berkembang karena semangat dan hasil
empirisisme, sementara Kristen semakin ditinggalkan karena semangat
humanisme. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah
berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan
kebangkitan kembali (renaisance) pusaka Yunani di Eropa pada abad
ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah
melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian
diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Walaupun Islam
akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam,
tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-
gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik
(renaisance) pada abad ke-14 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan
pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.28 4.
4. Periode Kontemporer Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih
berlangsung hingga saat ini. Zaman ini ditandai dengan adanya
teknologi teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin
tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati
kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf.
Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil
penemuan mutakhir di abad 20. Pada zaman ini, ilmuwan yang
menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan. Bidang fisika
menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Fisikawan yang
paling terkenal pada abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia lahir pada
tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18 April 1955
(umur 76 tahun). Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika. Dia
mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi
pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi
b. KEPERAWATAN merupakan suatu profesi yang difokuskan pada
perawatan individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai,
memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi.
Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan dan suatu seni yang memfokuskan pada mempromosikan
kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui
seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada
kematian.

Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture)


sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang
berasal dari Inggris. Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.

Perkembangan keperawatan diawali pada:


1. Sejarah Keperawatan Masa Sebelum Masehi

Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan


masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit.
Dukun dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh
yang masuk ke tubuh orang sakit.

Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa Iris agar dapat
disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap penyakit
disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang
lain menyentuh orang sakit tersebut.

2. Sejarah Keperawatan Masa Setelah Masehi

Kemajuan peradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama.


Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia,
sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.

a. Sejarah Keperawatan Masa Penyebaran Kristen

Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang
sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.

b. Sejarah Keperawatan Masa Penyebaran Islam

Pada pertengahan Abad VI Masehi, di dunia Islam mulai berkembang cikal bakal
keperawatan. Diketahui seseorang yang bernama Rufaida Al Aslamia merupakan
perawat anak dari seorang tabib dizaman nabi yang mendidikasikan hidupnya
dengan melakukan praktik kesehatan. Ia juga membangun rumah sakit pada jaman
perang nabi untuk mengobati para korban. Tidak hanya itu saja Rufaida juga
mendidik kaum wanita tentang keperawatan untuk berperan sebagai perawat
untuk membantu korban perang. Pasca peperangan atau masa damai, ia
mendirikan pelayanan kesehatan dan mendedikasikan hidupnya dalam aktivitas
social masyarakat Madinah. Selain itu ia juga memperhatikan orang-orang miskin,
anak yatim, dan penderita cacat maupun mental. Langkah-langkah yang telah
dilakukan oleh Rufaida dalam mengembangkan ilmu keperawatan didunia islam
secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi keperawatan
modern. Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan juga tidak
terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam.

Memasuki Abad VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara.
Pada masa itu di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu
pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan.

c. Sejarah Keperawatan Masa Kekuasaan

Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami


perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada
kekuasaan, yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme.

Pada masa itu telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan,


dimana gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat
jauh berkurang.

Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas wanita


jalanan (WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang perawat
turun sangat drastis dipandangan masyarakat saat itu.

d. Sejarah Keperawatan Di Inggris

Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena


Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan
perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.

Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di
Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke
Inggris.

Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia


mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun
Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan
Liefdezuster di Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.

Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence
bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-
teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan
indikator angka kematian turun sampai 2%.

Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah


menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan
keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi
bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat
untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit,
mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan
pendidikan keperawatan, menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu:
kesehatan dan penyakit.

Hal tersebut menegaskan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan
berbeda dengan profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan
berlanjut bagi perawat.

Sejarah dan Perkembangan Keperawatan di Indonesia

Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa


penjajahan Belanda sampai pada masa kemerdekaan.

1. Masa Penjajahan Belanda

Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial


ekonomi yaitu pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada
masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi
yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang
sakit.
Pada 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara
kesehatan staf dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa
ini adalah membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat.
Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi tidak
diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena tujuannya hanya untuk
kepentingan tentara Belanda.

2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)

Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat


memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan
adalah milik manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat
kesehatan penduduk pribumi antara lain, pencacaran umum, cara perawatan
pasien dengan gangguan jiwa, kesehatan para tahanan.

Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk


lebih maju. Pada 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada
1919 dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Pada 1816 – 1942 berdiri rumah sakit – rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS.
PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS
Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah
perawat.

3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)

Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia


keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan
dilakukan oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh
Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.

4. Zaman Kemerdekaan

Pada 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan
balai pengobatan. Pada 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat
setimgkat SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan 1962 yaitu
Akper milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat
profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai
bermunculan, pada 1985 didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu Keperawatan )
yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Pada 1995
PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru
seperti di Undip, UGM, UNHAS dan lain-lain.

C. Metode Penyelesaian Masalah Secara Ilmiah


Metode ilmiah mengarah pada pola berfikir logis, analitis (menggunakan
analisis), dan empiris (sesuai dengan kenyataan). Adanya sifat empiris inilah
yang menyebabkan kebenaran itu bersifat objektif, artinya  kebenaran
melekat pada objek, siapa pun yang memandang objek itu pasti sama. Seperti
yang sudah diketahui ilmu dan emtode ilmiah saling terikat. Ilmu merupakan
pengetahuan yang diperoleh menggunakan metode ilmiah. Langkah yang
ditempuh oleh para ahli biologi dalam memecahkan suatu masalah adalah
langkah yang sesuai dengan metode ilmiah. Secara garis besar langkah
tersebut terdiri atas: Perumusan masalah, penyusunan kerangka
berfikir/landasan teori, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan
pengambilan kesimpulan.

1. Perumusan masalah
Perumusan masalah dimulai dari ketertarikan manusia terhadap hal-hal tertentu
yang menarik dan menjadi perhatiannya. Perumusan masalah merupakan langkah
untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan, sehingga masalah tersebut
menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk pemecahannya.

2. Penyusunan kerangka berpikir


Dalam menyusun kerangka berpikir diperlukan kemauan untuk  mempelajari
laporan hasil penelitian orang lain, membaca referensi-referensi, observasi
langsung pada lingkungan atau hasil wawancara dengan para ahli. Kerangka
berfikir ini merupakan alasan yang menjelaskan keterkaitan antara berbagai faktor
dengan objek dan jawaban terhadap suatu permasalahan. Kerangka berfikir
disusun secara rasional berdasarkan penemuan-penemuan yang telah teruji
kebenarannya.

3. Menyusun hipotesis
Hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang
timbul berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir. Hipotetis hanyalah kesimpulan
sementara yang dilakukan saat berpikir dengan metode ilmiah. Hipotetis ini
kemudian akan diuji dengan melakukan eksperimen.

4. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan eksperimen/ percobaan. Data yang
diperoleh dari melakukan percobaan kemudian dianalisis untuk membuktikan
apakah terdapat fakta- fakta yang mendukung hipotesis.

5. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan evaluasi terhadap sebuah hipotesis yang telah
dirumuskan, apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Pada tahap penarikan
kesimpulan inilah sebuah hipotetis dianggap gugur atau tetap diterima hingga ada
hasil penelitian baru yang menggugurkannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, sistematik, konprehensif,
konsisten dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah
dilakukan. Ilmu pengetahuan juga sangat erat kaitannya dengan sejarah pada
perkembangan-perkembangan sejarah keperawatan yang telah dibuktikan
dengan metode tertentu secara ilmiah.

B. Saran
Perkembangan sejarah sejarah yang sudah terjadi terkadang menjadi disalah
artikan dengan satu pandangan saja. Kita sebagai mahasiswa sudah
seharusnya berpikir secara rasional dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki
dengan menggunakan metode ilmiah yang sangat mengedepankan fakta yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ACER/Downloads/425907183-Pertemuan-1-Konsep-Dasar
Sejarah-Ilmu-Pengetahuan-Keperawatan-1.pdf

file:///C:/Users/ACER/Downloads/322-1062-1-PB.pdf

https://raharja.ac.id/2020/11/19/ilmu-pengetahuan/

https://www.nerslicious.com/sejarah-perkembangan-keperawatan/

file:///C:/Users/ACER/Downloads/SEJARAH%20KEPERAWATAN%20DAN
%20PROSES%20KEPERAWATAN.pdf

https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/
Rufaida_Al-Aslamia&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

https://media.neliti.com/media/publications/61520-ID-sejarah-perkembangan-
ilmu-pengetahuan.pdf

Anda mungkin juga menyukai