Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Filsafat Administrasi dan


Manajemen Pendidikan
PRODI S2 AP

Skor Nilai :

“PERBEDAAN FILSAFAT, PENGETAHUAN, ILMU


PENGETAHUAN, SERTA SUMBER-SUMBER
PENGETAHUAN “

NAMA MAHASISWA : ESTER JUSTINA SINAGA


NIM : 8226132003
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Sri Melvayeti, M.Pd

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya saya dapat menyelesikan tugas ini tepat pada waktunya. Saya mohon
maaf apabila penulisan dalam tugas ini saya masih jauh dari kata sempurna. Saya
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Sri Melvayeti, M.Pd .selaku
Dosen FILSAFAT UMUM yang memberi arahan dalam mengerjakan tugas.
Saya berharap tugas ini dapat menambah wawasan saya mengenai materi
yang diangkat menjadi topik utama dalam tugas Projek ,ini bermanfaat bagi para
pembaaca dan saya sendiri. Dengan ini saya mempersembahkan tugas ini dengan
penuh rasa terimakasih dan harapan semoga bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.

Medan, September 2022

Ester Justina Sinaga

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Filsafat, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan............................................2
2.2 Perbedaan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan.................................................3
2.3 Sumber-Sumber Pengetahuan...................................................................4
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat merupakan pijakan atau landasan berpikir manusia dalam


dunia akademik sebagai penalaran akal dalam mencari dan mendalami
sebuah ilmu pengetahuan. Filsafat dan ilmu pengetahuan secara terus
menerus selalu mengalami transformasi guna untuk menuntaskan
problematik yang dihadapi seiringan perkembangan zaman. Sejak lahir dan
berkembangnya filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki peranan/pengaruh
yang besar terhadap dunia akademik.

Penelitian Amsal Bakhtiar (2012) mengemukakan bahwa secara


substansial dan historis filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki peranan
penting dalam memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan manusia.
Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling
terintegrasi. Jika ditelusuri filsafat dan ilmu pengetahuan berperan dalam
membawa perubahan peradaban manusia. Secara hipotesis filsafat dengan
ilmu pengetahuan memiliki hubungan satu sama lain, karena keduanya
merupakan kegiatan berpikir khas dari manusia. Filsafat dan ilmu
pengetahuan ditujukan pada proses dan hasil, jika dilihat dari hasilnya
keduanya sama-sama hasil daripada berpikirnya akal manusia secara sadar.
Apabila dilihat dari prosesnya menunjukkan sesuatu kegiatan yang
berusaha untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan manusia,
dengan metode dan prosedur tertentu secara sistematis dan kritis.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filsafat, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
1. Konsep Filsafat
Secara harfiah philosophia berarti yang mencintai kebijaksanaan atau
sahabat pengetahuan. Istilah philosophia telah diindonesiakan menjadi “filsafat”,
ajektifnya adalah “filsafat” dan bukan “filosofis”. Apabila mengacu kepada
orangnya, kata yang tepat digunakan yaitu “filsuf’ dan bukan “filosof’ (Suaedi,
2016). Filsafat sangat terkait dengan tradisi pemikiran-pemikiran Barat. Hingga
saat ini para ilmuwan menyepakati bahwa filsafat pertama kali hadir di Yunani
pada sekitar abad ke- 7 SM. Pada awal kemunculan berkembangnya filsafat, ilmu
pengetahuan masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari filsafat. Corak
pemikiran filsafat pada awal munculnya dikenal dengan istilah alam. Tokoh-tokoh
yang memiliki pengaruh besar ketika itu yakni, Thales dan Anaximander. Selain
itu dalam sejarah filsafat dikenal beberapa kategorisasi dan filosof yang hidup
pada kurun waktu berbeda. Kategori tersebut adalah filsafat filsafat klasik, filsafat
abad pertengahan dan filsafat modern (Agriyanto & Rohman, 2015: 40).

Ilmu yang dipakai dalam bahasa Indonesia adalah akar kata dari kata bahasa
arab ‘alima. Jika kita melihat kondisi dan perkembangan saat ini, ilmu juga
diartikan sinonim dengan kata science, dalam bahasa inggris science berarti
rangkaian sistematis sebuah proposisi yang membutuhkan sebuah eksperimen
ilmiah dan memiliki nilai (aksiologi). Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua
pengetahuan adalah ilmu. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu obyek menurut metode-metode
tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis.

Filsafat merupakan induk dari segala ilmu. Jadi, bisa dikatakan bahwa
filsafat ilmu adalah suatu cabang ilmu yang mengulas tentang kefilsafatan dalam
rangka menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik dari segi ontologies
(wujud), epistimologis (nama dari wujud), maupun aksiologis (pengertian dari
wujud)  yang berproses secara mendalam bersifat sistematis dan spekulatif.

2
Metode filsafat ilmu terbagi menjadi 9, yaitu: Kritis, Intuitif, Skolastik, Geometri,
Filsafat, Transedental, Fenomologis, Neopostivistis, dan Analitika Bahasa.

2. Konsep Pengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu. Ada enam komponen proses
dari pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan. Pertama, adanya masalah (problem).
Kedua, adanya sikap (attitude). Ketiga, adanya metode (method). Keempat,
adanya aktivitas (activity). Kelima, adanya kesimpulan (conclusions). Keenam,
adanya beberapa pengaruh (effects). Pengetahuan merupakan bahan utama bagi
ilmu. Selain itu ternyata bahwa pengetahuan tidak menjawab pertanyaan dari
adanya kenyataan itu, sebagaimana dapat dijawab oleh ilmu. Dengan kata lain,
pengetahuan baru dapat menjawab pertanyaan tentang “apa”, sedangkan ilmu
dapat menjawab pertanyaan tentang “mengapa” dari kenyataan atau kejadian.
Lebih jauh mengenai ilmu itu berusaha memahami alam sebagaimana adanya.
Hasil-hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan (prediksi) dan
mengendalikan (kontrol) gejala-gejala alam. Hal ini mudah dimengerti karena
pengetahuan keilmuan merupakan sari penjelasan mengenai kejadian-kejadian di
alam yang bersifat umum dan impersonal.

3. Konsep Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan merupakan himpunan informasi yang berupa pengetahuan
ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Ilmu
pengetahuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan filsafat. Berkat
ilmu pengetahuan manusia dapat meraih kemajuan yang sangat menakjubkan
dalam segala bidang kehidupan. Teknologi canggih merupakan salah satu produk
dari ilmu pengetahuan.

Jika dilihat dari pemikiran filsafat, maka ilmu pengetahuan digolongkan menjadi :

• Ilmu Pengetahuan Riil, yaitu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan


sosial.

• Ilmu pengetahuan Formal, yaitu matematika dan logis.

3
2.2 Perbedaan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Filsafat juga merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis yang dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat
tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-
percobaan, akan tetapi dengan mengutarakan masalah secara sama, mencari solusi
untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Setelah membahas sekilas mengenai definisi filsafat (filosofi), maka bisa
disimpulkan bahwa filsafat memiliki suatu upaya menemukan kebenaran tentang
hakikat sesuatu yang ada, melalui penggunaan kemampuan akal secara optimal.
Kebenaran yang dihasilkan oleh pemikiran filsafat adalah jawaban dalam bentuk
gagasan atau ide. Adapun tujuan dari filsafat ialah untuk memperoleh kebenaran
yang bersifat dasar dan menyeluruh dalam sistem yang konseptual. Filsafat
menghasilkan pula kebenaran yang bersifat abstrak, spekulatif akan tetapi tidak
mampu mengetahui bagaimana cara mengadakannya.

Ilmu merupakan kegiatan akal budi untuk menjelaskan kenyataan empiris


secara spesifik menurut tiga kriteria utama: rasional, metodis, dan sistematis.
Istilah rasional, bisa dikatakan bahwa apa yang diklaim oleh suatu ilmu sebagai
kebenaran dapat diterima karena masuk akal, yakni logis, kritis, dan terbuka untuk
perbaikan. Jadi, apa yang rasional tidak kebal kritik (Poespowardojo & Seran,
2015: 9).

Sedangkan pengetahuan mencakup segala kegiatan dengan cara dan sarana


yang digunakan maupun segala hasil yang diperolehnya. Dalam memahami
“pengetahuan” kita perlu memahami tentang tindakan “mengetahui”.
Sebagaimana kegiatan yang dilakukan oleh manusia memiliki akibat atau hasil,
demikian pula tindakan “mengetahui” tentu saja juga menghasilkan sesuatu, yaitu
“pengetahuan”. Pengetahuan merupakan segenap hasil dari kegiatan untuk
mengetahui sesuatu obyek (dapat berupa suatu hal atau peristiwa yang dialami
subyek), misalnya: pengetahuan tentang benda, tentang tumbuh-tumbuhan,
tentang binatang, tentang manusia, atau pengetahuan tentang peristiwa
peperangan.

4
Ilmu pengetahuan hasil dari rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-
gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai
kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan
penerapan.

Dasar ilmu pengetahuan secara kenyataan yaitu bertolak dari ontology,


epistemology, dan aksiologinya, karena pada dasarnya manusia dapat
membedakan antara hal-hal yang telah ia lihat menggunakan panca inderanya.
Pada dasarnya, ilmu ontologis itu membahas tentang hakikat wujudnya suatu
benda baik secara jasmani dan rohani. Sedangkan dasar epistemologi membahas
tentang hakikat dan lingkup pengetahuan tersebut yang diperoleh dari dasar
ontologis suatu hal tentang pengetahuan, pengandaian, dan dasar-dasar serta
pertanggung jawabannya. Dari hal tersebut maka kemudian akan muncul
mengenai teori-teori yang mengacu pada nilai etika dan estetika sebagai
perwujudan dari epistemologi yang disebut dengan aksiologi.

2.3 Sumber-Sumber Pengetahuan


Sumber pengetahuan dalam kamus bahasa indonesia di artikan sebagai
asal. Sebagai contoh sumber mata air, berarti asal dari air yang berada di mata air
itu. Dengan demikian bahwa sumber pengetahuan itu adalah asal dari ilmu
pengetahuan yang di peroleh manusia. Menurut Amsal Bakhtir, menurutnya
sumber pengetahuan merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Ada beberapa macam mengenai sumber pengetahuan. Berikut macam-
macam nya.
1. Akal sebagai sumber pengetahuan ( Rasionalisme )
Di kalangan kaum rasionalis, hanya akal yang menjadi sumber
pengetahuan sedangkan yang lainnnya hanya memperkuat atau membantu
memberi bahan-bahan pemikiran bagi akal intuisi yang datang kepada
manusia lebih banyak tidak rasional, baik itu berupa wahyu maupun ilham
dan jenis jenis lainnya. Intuisi sifatnya rasonal, karena orang lain yang
tidak mengalaminya tidak dapat di katakan sebagai pemegang
pengetahuan intuitif.

5
2. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan ( Empirisisme )
Empirisme kata ini berasal dari kata yunani empeirikos, artinya
pengalaman. menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya.dan bila dikembalikan kepada kata yunani, pengalaman
yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. Penganut empirisisme
berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan bagi
manusia, yang jelas-jelas mendahului rasio. tanpa pengalaman, rasio tidak
memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu kalaupun
menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalaman, hanyalah hayalan
belaka. Empirisisme ”mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan,
keadaan akalnya masih bersih ibarat kertas yang kosong yang belum
bertuliskan apapun [tabularasa]. pengetahuan baru muncul ketika indera
manusia menimba pengalaman dengan cara melihara dan mengamati
berbagai kejadian dalam kehidupan.

6
BAB III
PENUTUP

1. Pengetahuan merupakan objek utama karena jika terdapat pengetahuan,


akan di pertanyakan secara epistemologis, dari mana asalnya pengetahuan
tersebut, dan bagaimana memperolehnya.

2. Sumber pengetahuan itu sendiri di dalam kamus bahasa indonesia di


artikan sebagai asal. Sebagai contoh sumber mata air, berarti asal dari air
yang berada di mata air itu. Dengan demikian bahwa sumber pengetahuan
itu adalah asal dari ilmu pengetahuan yang di peroleh manusia.

Dengan demikian, sumber pengetahuan terdiri dari, Rasionalisme yaitu


sumber pengetahuan menurut akal ,emipisisme yaitu sumber pengetahuan
menurut pengalaman

7
DAFTAR PUSTAKA

Agriyanto, R., & Rohman, A. (2015). Rekonstruksi Filsafat Ilmu dalam Perspektif
Perekonomian yang Berkeadilan. Jurnal At-Taqaddum, 7(1), 22–39.
https://doi.org/10.21580/at.v7i1.1530

Bakhtiar, A. (2012). Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Prasetyo, B., & Trisyanti, U. (2018). Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan
Perubahan Sosial.
IPTEK: Journal of Proceedings Series, 5, 22–28.
https://doi.org/10.12962/j23546026.y2018i5.4417

Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bandung: Alfabeta.

Ginting, Paham & Syafrizal Helmi Situmorang, Filsafat Ilmu dan Metode,
(Medan: USU Press, 2008), hal. 36

Poespowardojo, T. . S., & Seran, A. (2015). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:


Kompas.

Anda mungkin juga menyukai