DOSEN PEMBIMBING
Dr. Amin Fauzi
DISUSUN OLEH
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya, sehingga makalah mata kuliah Filsafat ilmu ini dapat diselesaikan tepat
waktu tanpa adanya kendala-kendala yang berarti Makalah ini berisi kajian tentang
Pengertian filsafat ilmu, ruang lingkup, objek, dan tujuan filsafat ilmu.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah sedikit banyak
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, baik secara langsung ataupun tidak
yan Maha Esa membalas segala kebaikan pihak-pihak tersebut dan meridhoi atas
Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat serta dapat membantu
proses belajar bagi siapa saja yang menggunakannya dengan baik dan benar. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
A. Definisi filsafat ............................................................................................................. 3
B. Objek material dan formal filsafat ............................................................................ 6
C. Karakteristik berpikir filsafat ................................................................................... 9
D. Definisi Ilmu .............................................................................................................. 10
E. Karakteristik Ilmu Pengetahuan ............................................................................. 12
F. Pengertian Filsafat Ilmu ........................................................................................... 13
G. Objek Filsafat Ilmu ............................................................................................... 15
H. Tujuan Filsafat Ilmu ............................................................................................. 16
BAB III................................................................................................................................... 19
PENUTUP.............................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
semesta dan hal-hal yang bersifat abstrak merupakan tantangan dan tujuan dari
yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengatahuan, kecerdasan,
dengan tujuan menjadikan manusia tidak hanya berintelektual tingggi, tetapi juga
yang dianggap benar sehingga dengan melakukan kegiatan terebut dengan tidak sadar
sudah melakukan kegiatan berfilsafat, maka dari itu ilmu lahir dari filsafat atau dapat
dikatakan filsafat merupakan induk dari sebuah ilmu, oleh karena itu filsafat
mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan ilmu. Adapun pengertian dari filsafat
1
2
dapat dilihat dari segi etimologis, terminologis, filsafat sebagai pandangan hidup, dan
filsafat sebagai ilmu. Filsafat merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengkaji hal-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari filsafat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi filsafat
Istilah filsafat berasal dari bahasa Arab “falsafah” yang diarabiasi dari kata
Yunani.1 Kata ini terdiri atas dua kata, Philo (cinta) atau Philia (persahabatan, tertarik
berarti cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran, atau ingin mencapai pandai, atau
Lalu apa yang disebut bijak atau bijaksana? Ahmad Tafsir dalam bukunya
mengutip tentang kata bijak atau bijaksana dengan “wisdom” (terjemahan dari kata
shopia), yang memiliki arti tidak saja pandai dalam bidang intelektual, akan tetapi
misalnya, dengan kemahirannya mampu membuat meja dan kursi dari paduan bahan-
bahan seperti kayu, besi, dan plastik yang dimodifikasi hingga bernilai efektif dan
estetik.
Kemudian yang mirip dengan kata sophia, yaitu sophist (kaum sofis). Istilah ini
terkait orang-orang Yunani sebelum Socrates yang menyebut diri mereka sebagai
1
Poedjawidjatna, Pembimbing ke Alam Filsafat, Jakarta: Pembangunan, 1974, h.1.
2
Ahamd Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008, Cet. Ke-16, h.10.
3
4
mengalami dua reduksi makna, yaitu berpikir yang menyesatkan. Socrates karena
kerendahan hati dan menghindarkan diri dari pengindentifikasian dengan kaum sofis,
melarang dirinya disebut sebagai orang sofis (cendikiawan). Oleh karena itu, istilah
menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan
sejauh yang dapat dicapai oleh akal sehat manusia dan bagaimana sikap manusia itu
AlFarabi (W 950 M), seorang filosof Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina
berkata,”Filsafat ialah ilmu tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki
Plato (427-348 SM) menyatakan filsafat adalah pengetahuan yang bersifat untuk
dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3
Hasbullah Bakry, Sistematika Filsafay,Jakarta, 1971, h. 11.
5
Adapun filsuf lainnya Cicero (106-043 SM) menyatakan filsafat merupakan induk dari
semua ilmu pengetahuan. Filsafat ialah ilmu pengetahuan terluhur dan keinginan untuk
Adapun Immanuel Kant (1724-1804) berpendapat filsafat ialah ilmu pengetahuan yang
persoalan, yaitu: (i) Apakah yang dapat kita ketahui? Jawabannya termasuk dalam
bidang metafisika; (ii) Apakah yang seharusnya kita kerjakan? Jawabannya termasuk
dalam bidang etika; (iii) sampai di manakah harapan kita? Jawabannya termasuk pada
bidang agama; (iv) apakah yang dinamakan manusia itu? Jawabannya termasuk pada
bidang antropologi.4
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu
bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja, tapi juga mengajukan pertanyaan
tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat juga selalu mempersoalkan hakikat,
prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas. Ketakterbatasan inilah yang sangat berguna
bagi ilmu pengetahuan. Itu karena filsafat tidak hanya sebagai penghubung
menyempurnakan prinsip dan asas yang menjadi landasan ilmu pengetahuan itu.
4
Hasbullah Bakry, Sistematika Filsafat, Jakarta, 1971, h. 11.
6
Dari beberapa pengertian dia atas dapat disimpulkan bahwa filsafat menurut
5. Pengetahuan yang berupaya untuk membantu membantu Anda melihat apa yang
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang diselidiki,
dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja,
Objek material dari filsafat ada beberapa istilah dari para cendikiawan, namun
filsafat itu dibedakan atas objek material atau objek materiil filsafat; segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik materiil konkret, psikis maupun
terbatas.6
b. Poedjawijatna berpendapat, ’jadi, objek material filsafat ialah ada dan yang
mungkin ada. Dapatkah dikatakan bahwa filsafat itu keseluruhan dari segala
ilmu yang menyelidiki segala sesuatunya juga?’ Dapat dikatakan bahwa objek
5
http://darzabnintama.blogspot.com/2012/03/filsafat-ilmu-objek-material-dan-objek.html
6
Mohammad Noor Syam, 1981, hlm. 12.
8
material dari ilmu seluruhnya. Akan tetapi, filsafat tetap filsafat dan bukan
c. H.A Dardiri berpendapat, objek material filsafat adalah segala sesuatu yang
ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam
kemungkinan.8 Segala sesuatu yang ada dapat dibagi dua, yaitu ada yang
Tentang objek material ini banyak yang sama dengan material sains bedanya
ialah dalam dua hal. Pertama, sains menyelidiki objek material yang empiris sedangkan
filsafat menyelidiki objek itu juga tetapi bukan bagian yang empiris melainkan bagian
yang abstrak. Kedua, ada objek material filsafat yang memang tidak dapat diteliti oleh
sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu objek material yang material yang selama-
lamanya tidak empriris. Jadi, objek material filsafat lebih tinggi dari objek material
sains.9
Objek formal, yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian
atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot.
Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat
yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Satu objek material dapat ditinjau
7
Poedjawijatna, 1980, hlm. 8 .
8
H.A. Dardiri, 1986, hlm. 13-14.
9
Ahmad Tafsir, op.cit. Hal. 21.
9
Misalnya, objek materialnya adalah ’’manusia’’ dan manusia ini ditinjau dari sudut
pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia
Objek formal filsafat, yaitu sudut pandangan yang menyeluruh, secara umum
sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya.10 karena itu, yang
membedakan antara filsafat dengan ilmu-ilmu lain terletak dalam objek material dan
objek formalnya. Kalau dalam ilmu-ilmu lain objek materialnya membatasi diri,
sedangkan pada filsafat tidak membatasi diri. Adapun pada objek formalnya membahas
objek materialnya itu sampai ke hakikat atau esensi dari yang dihadapinya.
keumumannya).
10
Lasiyo dan Yuwono, 1985, hlm. 6.
11
Konrab Kebung, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Cerdas Pustaka, 2017, hlm. 7.
10
7. Bebas: pemikiran filosofis adalah hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari
D. Definisi Ilmu
1. Pengertian Ilmu
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu pula.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu ialah susunan berbagai pengetahuan
The Liang Gie (1991) ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
logis dan rasional serta terbebas dari mitos-mitos. Pada awal perkembangan ilmu
ilmuwan, sehingga mereka layak disebut sebagai ahli filsafat alam (natural
philosophy). Sebagai contoh, Hipocrates (460-370 SM) adalah filsuf yang juga ahli
ilmu kedokteran, Aristoteles (284-322 SM) adalah filsuf yang juga penyelidik mahluk-
mahluk hidup laut, dan Democritus (470-380 SM) yang terkenal dengan pemikiran
tentang atom (atomos) sebagai unit terkecil dari materi. Dalam perkembangan
filsafat, seiring dengan semakin kuatnya penggunaan landasan empiris dan kuantitatif
fenomena alam.12
Ilmu pengetahuan atau sains adalah suatu pengetahuan ilmiah yang memiliki
syarat-syarat; pertama, dasar pembenaran yang dapat dibuktikan dengan metode ilmiah
dan teruji dengan cara kerja ilmiah; kedua, sistematik yaitu terdapatnya sistem yang
12
https://xb4mzx.wordpress.com/2011/04/27/definisi-dan-karakteristik-ilmu/
12
tersusun dan melalui proses, medote, dan produk yang saling terkait; ketiga,
lebih lanjut. Namun secara sederhana ilmu pengetahuan dapat diartikan “sebagai
sendiri. Sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke Objek
ilmu memiliki pula karakteristik atau sifat yang menjadi ciri hakiki ilmu. Randall dan
diajukan oleh Ralph Ross dan Enerst Van den Haag bahwa ilmu memiliki sifat-
13
C.Verhaak dan R. Haryono Imam, Filsadat Ilmu Pengetahuan: Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-Ilmu
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), hlm. 3.
13
Menurut Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu,
yaitu :
1. Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal
(rasio).
2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca
indera.
3. Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
penelitian selanjutnya.
Secara sederhana filsafat ilmu terdiri dari dua kata, yaitu filsafat dan ilmu.
Filsafat dapat diartikan sebagai berpikir bebas, radikal, dan berada pada tataran
makna.14 Bebas artinnya tidak ada yang menghalangi kerja pikiran. Radikal, artinya
berpikir mendalam sampai akar masalah, bahkan melewati batas-batas fisik atau
disebut metafisis. Adapun berpikir dalam tahap makna berarti menemukan makna
maupun kebaikan.15
14
Musa Asy’ari, Filsafat Islam Sunnah Nabi Dalam Berpikir, Yogyakarta: LESFI, 1999, hlm. 1.
15
Musa Asy’ari, Filsafat Islam……,. 1-4.
14
Adapun istilah “ilmu” dalam bahasa arab berasal dari kata ‘alima yang artinya
mengetahui. Dalam kamus besar Webster New World Dictionary, dijumpai kata
Science berasal dari kata latin, Scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa Science
(sains) berarti “keadaan atau fakta mengetahui” dan sering dimaknai dalam arti
ilmu secara harfiah tidak terlalu berbeda dengan Science, hanya ilmu memiliki ruang
lingkup berbeda dengan sains. Sains hanya dibatasi pada bidang-bidang empirisme-
dan metafisika.16 Dari pengertian ini, maka filsafat ilmu adalah filsafat yang
ilmu dianngap sebagai bidang yang unik, lantaran di pelajari oleh dirinya sendiri.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa filsafat ilmu adalah segenap pemikirn
reflektif, radikal dan mendasar atas berbagai persolaan mengenai ilmu pengetahuan,
landasan dan hubungannya dengan segala segi kehidupan. Atau dapat dikatakan bahwa
filsafat ilmu adalah dasar dari menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh
pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan ilmiah dan tidak
ilmiah. Adapun yang tergolong ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan atau
disebut ilmu, yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistemasi dan diorganisasi
16
Mulyadhi Kartanegara, Menyimak Tirai Kejahilan Pengantar Epistimologi Islam, Bandung: Mizan,
2003, hlm. 4.
15
dipertanggungjawabkan.
pengetahuan tidak ilmiah. Yaitu, pengetahuan yang masih tergolong pra-ilmiah. Dalam
hal ini, berupa pengetahuan hasil serapan indriawi yang secara sadar diperoleh, baik
yang telah lama maupun baru di dapat. Disamping itu termasuk yang diperoleh secara
pasif atau di luar kesadaran, seperti ilham, intuisi, wangsit, atau wahyu.
Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran penyelidikan oleh suatu
ilmu, atau objek yang dipelajari oleh suatu ilmu itu. Objek material filsafat ilmu adalah
ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis
secara umum.
Objek formal adalah sudut pandang darimana sang subjek menelaah objek
materialnya. Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal filsafat
ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh
perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu itu
pengetahuan itu bagi manusia? Problem inilah yang dibicarakan dalam landasan
aksiologis.
pengetahuan didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki oleh seorang
ilmuan.
dikembangkan oleh seorang ilmuan, terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya.
1. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi
kritis dan cermat terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan harus
ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan disini adalah
menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok dengan struktur ilmu
luas penerimaan dan penggunaan metode ilmiah, maka semakin valid metode
secra historis.
6. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non
ilmiah.
7. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami
8. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama
(misalnya alat yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan
masyarakat yaitu berupa tanggung jawab dan implikasi etis. Contoh dampak
karya ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu
bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja, tapi juga mengajukan pertanyaan
yang sangat berguna bagi ilmu pengetahuan. Itu karena filsafat tidak hanya
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang diselidiki,
dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek formal, yaitu sudut
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikirn reflektif, radikal dan mendasar atas
dengan segala segi kehidupan. Atau dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah
ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Ahmad Taufik. (2016). Filsafat Ilmu Hakikat Mencari Pengetahuan. Yogyakarta:
Deepublish
http://darzabnintama.blogspot.com/2012/03/filsafat-ilmu-objek-material-dan-objek.html
https://xb4mzx.wordpress.com/2011/04/27/definisi-dan-karakteristik-ilmu/