Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, FILSAFAT ILMU

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Angga Pusaka Hidayat, S.S, M.Hum

Disusun Oleh : Kelompok I (Satu) Kelas :


SPI-B (Semester III)
Adam Maulana Matondang 181350039
Melisa Nursalamah 201350050
May Mauliawati 201350059
Ria Ayu Ningsih 201350061
Basiroh 201350063

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB
UIN SMH BANTEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, Kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan, Filsafat, Filsafat
Ilmu" untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Yth : Pusaka Hidayat, S.S, M.Hum
selaku dosen pengampu.
Kami menyadari bahwa hasil daripada makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya
kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran atas makalah ini.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi ladang amal
jariyah untuk penulis.

Serang , 18 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1......................................................................................................Latar belakang 1

1.2...............................................................................................Rumusan Masalah. 2

1.3..................................................................................................Tujuan Penulisan 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1..................................................................Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


..............................................................................................................................3

2.2..........................................................................................................Pengetahuan 3

2.3.................................................................................................Ilmu Pengetahuan 4

2.4......................................................................................................Definisi Filsafat 8

2.5.......................................................................................Pengertian Filsafat Ilmu 9

2.6..................................................Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan 11

BAB III

PENUTUP

3.1..............................................................................................................Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan, pemikiran, ide, konsep dan pemahaman
yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan
kehidupannya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan
manusia yang telah dibakukan secara sistematis. Pengetahuan lebih spontan sifatnya,
sedangkan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif. Pengetahuan jauh lebih luas
dari ilmu pengetahuan, karena pengetahuan mencakup segala sesuatu yang diketahui
manusia tanpa perlu dibakukan secara sistematis.1
Ilmu dan pengetahuan itu berbeda. Jika ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu
bidang tertentu yang disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu yang
dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu,
sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Jadi ilmu sifatnya lebih luas
dan mempunyai fondasi yang kuat dalam segala aspeknya.2
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Untuk memahami secara
komprehensif pengertian filsafat ilmu, maka harus mengkaji secara utuh pengertian ilmu
itu sendiri. Dengan dua pengertian tersebut maka dapat ditemukan prinsip yang logis untuk
mengukuhkan keberadaan filsafat ilmu dan macam-macamnya yang khas milik filsafat
ilmu.
Ilmu merupakan pengetahuan rasional dalam kajian tertentu dengan argumentasi
yang sistematis dan memenuhi semua ketentuan yang berlaku dalam metode ilmiah.3
Filsafat berasal dari kata philosophia atau philosophia. Keduanya terstruktur dari dua suku
kata, yakni philos yang berarti cinta dan sophia atau shofos yang berarti wisdom atau
bijaksana.4 Bagi Socrates (469-399 SM) filsafat ialah kajian mengenai alam semesta ini
secara teori untuk mengenal diri sendiri. Sedangkan menurut Plato (427-347 SM) dan
Aristoteles (384-322 SM) filsafat adalah kajian mengenai hal-hal yang bersifat asasi
dan abadi untuk menghamonikan kepercayaan mistik atau agama dengan menggunakan
akal pikiran.5
1
Darwis A. Soelaiman Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat Dan Islam (Aceh, Bandar Publishing : 2019),p.26
2
Moch. Khafidz Fuad Raya, Konsep Dasar Ilmu, Jurnal STAI Al-Falah As-Sunniyyah Kencong Jember,p.229
3
A. Heris Hermawan, Filsafat ilmu (Bandung, CV. Insan Mandiri : 2011),p. 8
4
Cecep Sumarna, filsafat ilmu mencari makna tanpa kata dan mentasbihkan tuhan dalam nalar (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya : 2020),p.3
5
Darwis A. Soelaiman Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat Dan Islam (Aceh, Bandar Publishing : 2019),p.6
1
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang
ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik dari segi ontologis, epistemologis
maupun aksiologis. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu.6 Salah satu yang terpenting
dalam filsafat termasuk filsafat ilmu yaitu menyangkut pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan itu, baik pertanyaan yang bersifat komperhensif maupun spesifik.7

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan?
2. Bagaimana Pengertian Pengetahuan?
3. Bagaimana Pengertian Ilmu Pengetahuan?
4. Bagaimana Pengertian Filsafat?
5. Bagaimana Pengertian Filsafat Ilmu?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Ilmu dan Pengetahuan
2. Menjelaskan Pengertian Pengetahuan
3. Menjelaskan Pengertian Ilmu Pengetahuan
4. Menjelaskan Pengertian Filsafat
5. Menjelaskan Pengertian Filsafat Ilmu

6
Yosephus Sudiantara, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Semarang, Universitas Katolik Soegijapranata : 2019),p.17
7
Sumarto, Filsafat Ilmu (Jambi, Pustaka Ma’arif Press : 2017),p.15
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


Filsafat ilmu pengetahuan mempelajari gejala-gejala ilmu pengetahuan sebagai salah satu
bidang khas hidup manusia menurut sebab-sebab terlahir. Ilmu pengetahuan
merupakan pengetahuan yang diatur secara sistematis yang langkah-langkah pencarian dan
pencapaiannya dapat dipertanggung jawabkan secara teoretis.

2.2. Pengetahuan
Aristoteles mengatakan bahwa “semua manusia ingin mengetahui”. Setiap orang baik diri
sendiri maupun bersama dari dahulu sampai sekarang memiliki keinginan untuk
mengetahui dapatsesuatu. Nampaknya pengetahuan tersebut ada dalam dua sesuatu.
Nampaknya pengetahuan tersebut ada dalam dua bentuk atau wujud yang berbeda-beda.
Pertama orang mengetahui hanya untuk mengetahui saja, artinya mengetahui hanya
demi mengetahui saja, seakan-akan mengetahui dilakukan demi kepuasan hatinya. Kedua
orang mengetahui sesuatu untuk kemudian diterapkan dan digunakan dalam proses
selanjutnya, seperti untuk memperlancar perjalanannya, mempermudah tugas-tugasnya,
untuk meningkatkan kesehatan, untuk meringankan kewajiaban-kewajibannya dan untuk
meningkatkan taraf hidupnya bentuk atau wujud yang berbeda-beda.
Menurut Aristoteles, ternyata dalam hati setiap orang yang terdalam terdapat keinginan
untuk mengetahui sesuatu. Ada ketertarikan bagi setiap orang untuk mengenal sesuatu.
Meskipun demikian ternyata juga tidak seorangpun yang merasakan kepuasan hati secara
tuntas. Artinya semua pengetahuan yang telah diperolehnya hanya bersifat sementara dan
terbuka. Jadi manusia itu sudah tahu, sekaligus belum tahu. Intensionalitas manusia
tersebut selalu terjadi dalam hubungan timbal balik antara manusia dengan dunianya.
Keduanya saling ingin mengenal dan mengenalkan dirinya, saling dikenali, bahkan saling
memperkaya dan mengembangkannya.8
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui. Ilmu adalah pengetahuan, tetapi
pengetahuan belum tentu merupakan ilmu, sebab pengetahuan dapat diperoleh dengan atau
tanpa metode ilmiah, artinya dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-hari atau berupa
informasi yang kita terima dari seseorang yang memiliki kewibawaan atau otoritas tertentu.
Sedangkan ilmu mesti diperoleh dengan metode ilmiah, yaitu dengan menggunakan

8
Yosephus Sudiantara, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Semarang, Universitas Katolik Soegijapranata : 2019),p.21
3
metode berpikir deduktif dan induktif. Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan,
pemikiran, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala
isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. 9
2.2.1. Sumber Pengetahuan
A. Dr.Mulyadi Kartanegara mendefinisikan sumber pengetahuan adalah alat atau
sesuatu dari mana manusia bisa memperoleh informasi tentang objek ilmu yang
berbeda-beda sifat dasarnya. Karena sumber pengetahuan adalah alat maka ia
menyebut indra, akal, dan hati sebagai sumber pengetahuan.
B. Amsal Bakhtiar berpendapat tidak jauh berbeda. Menurutnya, sumber pengetahuan
merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan istilah yang berbeda,
ia menyebutkan empat macam sumber pengetahuan, yaitu emperisme, rasionalisme,
intuisi, dan wahyu. Begitu juga dengan Jujun Surya Sumantri, ia menyebutkan
empat sumber pengetahuan tersebut.
C. Sementara John Hospers dalam bukunya yang berjudul an intruction to filosofical
analysis, sebagaimana yang dikutip oleh Surajiyo menyebutkan beberapa alat untuk
memperoleh pengetahuan, antara lain pengalaman indra, nalar, otoritas, intuisi,
wahyu, dan keyakinan.10

2.3. Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahauan berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada, yang
dikumpulkan, disusun dan dibangun secara teratur. Apa yang sudah diketahui secara
umum, lebih lanjut akan diketahui secara lebih masuk akal. Hasil ilmu pengetahuan dengan
demikian semakin mengorbankan sifat konkrit pengetahuan langsung. Proses tersebut
menjadi jelas ketika setiap ilmu menyusun beberapa model atau pendekatan.
Pertama pendekatan bahwa manusia ingin semakin mendekati obyek pengetahuan.
Model pendekatan ini ingin menyederhanakan kenyataan yang dipelajari, seperti adanya
ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi dan berat. Penyederhanaaan tersebut menghasilkan
abstraksi, sehingga obyek yang dipelajari semakin masuk akal. Model ini mewakili ilmu-
ilmu yang mementingkan pengamatan dan penelitian empiris atau aposteriori. Hasil-hasil
dari pengamatan hendak dirangkum dalaam model ini.
Kedua manusia ingin semakin mengerti sesauatu yang merupakan obyek
pengetahuan ilmiah. Ia seakan ingin memasuki susunan obyek yang sedang dipelajari
secara mendalam. Dari proses ini diharapkan muncul pengertian dari dalam.
9
Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepektif Barat Dan Islam (Aceh, Bandar Publishing : 2019),p.26
10
Suaedi,Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor, PT Penerbit IPB Press : 2016),p.9
4
Pengertian dari dalam tersebut terjadi dalam ilmu-ilmu yang memakai rumus. Model kedua
ini seakan hendak menangkap susunan keniscayaan yang mendasari segala sesuatu secara
apriori. Ilmu-ilmu ini ingin menentukan apa yang mendahului semua kenyataan.
Jika menurut Plato pengetahuan sejatinya adalah apa yang disebut dengan episteme,
yaitu pengetahuan tunggal, tetap, tidak berubah dan abadi, maka menurut Aristoteles
pengeatahuan itu merupakan hasil pengamatan, banyak dan serba berubah. Jika menurut
Plato pengetahuan itu satu, bayangannya banyak sehingga manusia dapat ingat kembali
akan idea-idea yang pernah dilihatnya di dalam idea, maka bagi Aristoteles pengetahua
merupakan hasil kegiatan manusia yang mengamati kenyataan. Ia melepaskan unsur-unsur
universal dari yang partikular. Dengan abstraksi tersebut manusia semakin meninggalkan
bidang inderawi dan melewati taraf dugaan sampai akhirnya memperoleh sebuah episteme
sejati.
Ilmu pengetahuan memiliki ciri sebagai usaha untuk mengumpulkan dan membangun hasil
pengetahuan secara teratur dan sistematis berkat adanya reflksi. Pengungkapannya terjadi
dalam model-model yang disebut apriori dan posteriori. Baik pengetahuan maupun ilmu
pengetahuan seperti diutarakan di atas menjadi obyek filsafat ilmu pengetahuan.
Filsafat ilmu mencari pengetahuan sedalam-dalamnya dan mencari sebab musabab
paling akhir atau paling dalam. Filsafat ilmu ingin memeriksa sebab musabab terakhir
dengan bertitik tolak pada pengetahuan dari hidup sehari-hari. Filsafat ilmu akan menyoroti
sifat teratur dan sistematis. Inti filsafat ilmu pengetahuan terletak pada sifat teratur dan
sistematis nampak dalam ilmu pengetahuan, agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
secara teoretis dan reflektif. Sarana berpikir ilmiah, cara kerja dan metode ilmiah menjadi
ciri utama ilmu pengetahuan.
Soemargono menyatakan bahwaa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah
disusun secara metodis, sistematis dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang
pengetahuan tertentu dari kenyataan (realitas) dan yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut. Ilmu pengetahuan
menggali dan menekuni hal-hal yang khusus dari kenyataan (realitas), makin nyata dan
konkrit pula tuntutan untuk mencari tahu tentang seluruh kenyataan (realitas). 11 Sumber
utama ilmu pengetahuan adalah rasionalisme dan empirisme. Sumber ilmu pengetahuan
secara detail dikemukakan oleh John Hospers dalam Kebung seperti berikut :
1. Pengalaman indrawi atau sense-experince, ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman manusia dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan

11
Yosephus Sudiantara, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Semarang, Universitas Katolik Soegijapranata : 2019),p.2
5
pemanfaatan alat indra manusia. Ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada fakta-
fakta indrawi manusia.
2. Penalaran atau reasoning. Ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses
penalaran manusia menggunakan akal. Penalaran bekerja dengan cara
mempertentangkan pernyataan yang ada dengan pernyataan baru. Kebenaran dari
hasil kontradiksi keduanya merupakan ilmu pengetahuan baru.
3. Otoritas atau authority. Ilmu pengetahuan yang lahir dari sebuah kewibawaan
kekuasaan yang diakui oleh anggota kelompoknya. Ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan kebenarannya ini tidak perlu diuji lagi.
4. Intuisi atau instuition. Ilmu pengetahuan yang lahir dari sebuah perenungan
manusia yang memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan
kejiwaannya. Ilmu pengetahuan yang bersumber dari intuisi tidak dapat dibuktikan
secara nyata merta melainkan melalui proses yang panjang dan tentu dengan
memanfaatkan intuisi manusia.
5. Wahyu atau revelation. Ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu Ilahi melalui
para Nabi dan utusan-Nya demi kepentingan umat. Dasar penerimaan kebenarannya
adalah kepercayaan terhadap sumber wahyu itu sendiri. Dari kepercayaan ini
munculah apa yang disebut dengan keyakinan.
6. Keyakinan atau faith. Ilmu pengetahuan yang bersumber dari sebuah keyakinan
yang kuat. Keyakinan yang telah berakar dalam diri manusia atas kebenaran wahyu
Ilahi dan pembawa berita wahyu Ilahi tersebut. Ilmu Pengetahuan ini tidak perlu
diuji kebenarannya. Penganutnya akan serta merta mempercayainya sebagai sebuah
keharusan.12
2.3.1. Ciri-ciri umum Ilmu Pengetahuan
Dari berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan dapat diidentifikasi beberapa
ciri ilmu pengetahun, antara lain sebagai berikut:
1. Ilmu bersifat rasional, artinya proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu harus
tunduk pada hukum-hukum logika.
2. Ilmu itu bersifat objektif, artinya ilmu pengetahuan didukung oleh bukti-bukti
(evidences) yang dapat diverifikasi untuk menjamin keabsahannya.
3. Ilmu bersifat matematikal, yakni cara kerjanya runtut berdasarkan patokan tertentu
yang secara rasional dapat Dipertanggungjawabkan, dan hasilnya berupa fakta yang
relevan dalam bidang yang ditelaahnya.

12
Suaedi,Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor, PT Penerbit IPB Press : 2016),p.9
6
4. Ilmu bersifat umum (universal) dan terbuka, artinya harus dapat dipelajari oleh tiap
orang, bukan untuk sekelompok orang tertentu.
5. Ilmu bersifat akumulatif dan progresif, yakni kebenaran yang diperoleh selalu dapat
dijadikan dasar untuk memperoleh kebenaran yang baru, sehingga ilmu
Pengetahuan maju dan berkembang.
6. Ilmu bersifat communicable artinya dapat dikomunikasikan atau dibahas bersama
dengan orang lain. 13
2.3.2. Perbedaan Pengetahuan Dengan Ilmu
Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara pengertian
pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan
ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung
arti sendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan
tentang ilmu pengetahuan. Namun, jika kedua kata ini berdiri sendiri akan tampak
perbedaan antara keduanya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Dari asal katanya, kita dapat ketahui bahwa
pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge, sedangkan ilmu
diambil dari kata science dan peralihan dari kata arab alima (ilm). Untuk memperjelas
pemahaman kita perlu juga dibedakan antara pengetahuan yang sifatnya pra ilmiah dan
pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan yang bersifat pra ilmiah ialah pengetahuan yang belum memenuhi
syarat-syarat ilmiah pada umumnya. Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah
pengetahuan yang harus memenuhi syarat-syarat ilmiah. Pengetahuan pertama disebut
sebagai pengetahuan biasa dan pengetahuan kedua disebut pengetahuan ilmiah.
Adapun syarat-syarat yang dimiliki oleh pengetahuan ilmiah adalah:
a. harus memiliki objek tertentu (objek formal dan materil),
b. harus bersistem,
c. memiliki metode tertentu, dan
d. sifatnya umum.
Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu.
Perbedaan itu terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam
perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti
material keduanya mempunyai perbedaan.14
13
Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepektif Barat Dan Islam (Aceh, Bandar Publishing : 2019),p.28
14
Suaedi,Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor, PT Penerbit IPB Press : 2016),p.23
7
2.4. Definisi Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno “philosophia”, dari akar kata philo berarti
cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmah. Jadi filsafat secara etimologi
berarti Love of Wisdom (Cinta kepada kebijaksanaan atau kearifan). Bagi Socrates (469-
399 SM) filsafat ialah kajian mengenai alam semesta ini secara teori untuk mengenal diri
sendiri. Sedangkan menurut Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) filsafat
adalah kajian mengenai hal-hal yang bersifat asasi dan abadi untuk menghamonikan
kepercayaan mistik atau agama dengan menggunakan akal ppikiran.
Para filosof muslim juga memberi makna kepada filsafat. Menurut Al-Kindi (790-
873 M) filsafat merupakan ilmu yang mulia dan terbaik, yang tidak wajar ditinggalkan oleh
setiap orang yang berpikir, karena ilmu ini membahas hal-hal yang berguna, dan juga
membahas cara-cara menjauhi hal-hal yang merugikan. Al-Farabi, (870-950), menegaskan
bahwa filsafat adalah ilmu mengenai yang ada, yang tidak bertentangan dengan agama,
bahkan sama-sama bertujuan mencari kebenaran. Al-Ghazali (1059-1111) pada mulanya
adalah juga ahli filsafat, tetapi kemudian ia lebih memusatkan perhatian kepada tasawuf.
Al Ghazali dalam bukunya “Tahafut alFalasifa” mengecam para filosof yang dipandang
pemikiran mereka telah melampau batas ajaran Islam dengan menyebut mereka kafir
zindiq. Ibnu Rusyd (1126-1198) yang memandang filsafat sebagai jalan menuju Yang
Maha Pencipta, menentang pendirian Al-Ghazali yang menyerang filsafat, dan berpendapat
bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama, malah menjelaskan dan memantapkan
hal-hal berkenaan dengan agama. Hal itu ditulis dalam bukunya “Thahafut al- Thahafut”.
Jadi filsafat bukan hanya sebagai suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari, tetapi juga
sebagai pandangan hidup. Sebagai pandangan hidup maka filsafat melekat pada diri
seseorang, yang merupakan cerminan dari kepribadiannya. Filsafat yang dianutnya menjadi
landasan dan pedoman bagi setiap perbuatan dan tindakannya sehari-hari dalam hidupnya.
Sekalipun seseorang tidak mempelajari ilmu filsafat namun setiap orang memiliki filsafat
tertentu yang dijadikan pedoman hidupnya, karena filsafat berisi nilai-nilai kehidupan.
Dengan mempelajari ilmu filsafat maka seseorang akan terbantu dalam upayanya memilih
atau menentukan filsafat hidup yang cocok baginya. 15
Di samping definisi tersebut di atas, berikut ini dikemukakan beberapa definisi
filsafat sebagai bahan perbandingan yaitu :
M.J. Langeveld (Menuju ke Pemikiran Filsafat, 1959, hal 10).

15
Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepektif Barat Dan Islam (Aceh, Bandar Publishing : 2019),p.6
8
Filsafat adalah hasil pembuktian dan uraian dari keseluruhan upaya kita memikirkan dan
menyelami maslaah-masalah apapun juga dalam hubungannya dengan keseluruhan sarwa
sekalian secara radikal, yaitu mulai dari dasarnya hingga konsekwensi konsekwensinya
yang terakhir, dan menurut sistem, artinya dengan pembuktian yang dapat diterima oleh
akal dan dengan susun-menyusun serta hubung-menghubung secara bertanggung jawab.
Franz Magnis Suseno (Filsafat sebagai Ilmu Kritis, 1993, hal 18) Filsafat dapat dipandang
sebagai usaha manusia untuk menangani pertanyaan-pertanyaan fundamental mengenai
berbagai masalah yang dihadapi manusia secara bertanggung jawab. Filsafat berfungsi
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan manusia. Usaha itu mempunyai dua arah, yaitu harus mengkritik
jawaban-jawaban yang tidak memadai, dan harus ikut mencari jawaban yang benar.
2.4.1. Manfaat mempelajari Filsafat
Mempelajari filsafat banyak manfaatnya, antara lain:
1) Filsafat akan menyadarkan kita kepada berbagai masalah yang kita jumpai dalam
kehidupan, dan kita akan semakin mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan
dengan lebih bijaksana, karena dengan mempelajari filsafat akan memperluas wawasan kita
dan melatih kitaberpikir kritis,sistematis, dan logis.
2) Filsafat akan membantu kita menentukan pandangan hidup yang tegas, yang menjadi
pedoman dan landasan bagi perbuatan kita sehari-hari.
3) Dengan mendalami filsafat akan membawa kita kepada kemungkinan untuk menjadi ahli
filsafat.16

2.5. Pengertian Filsafat Ilmu


Filsafat ilmu adalah merupakan penelusuran pengembangan filsafat pengetahuan. Objek
dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah
mengikuti perkembangan zaman dan keadaaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk
mencari pengetahuan baru. Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu.
Filsafat ilmu (philosophyofscience) hampir semua ilmu dapat dipelajari oleh kita.
Filsafat ilmu adalah ikhtiar manusia untuk memahami pengetahuan agar menjadi bijaksana.
Dengan filsalat ilmu keabsahan atau cara pandang harus bersifat ilmiah. Filsalat ilmu
memperkenaIkan knowledge dan science yang dapat ditransfer melalui proses
pembelajaran atau pendidikan. 17
Objek dalam filsalat ilmu adalah ilmu pengetahuan oleh karena itu setiap saat ilmu
16
Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepektif Barat Dan Islam (Aceh, Bandar Publishing : 2019),p.18
17
Mukhtar Latif, Orientasi Ke Arah Filsafat Ilmu (Jakarta: Kencana Prenadamedia grup, 2014),p.23.
9
itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan
lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan.
Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hak-hak ilmu,baik ditinjau dari segi ontologis, epistomologis baik
maupun aksiologis yang dilakukan secara mendalam (radikal) sistematis dan spekualatif.
Filsafat ilmu juga mengartikan sebagai filsafat ilmu yang mengkaji seluk beluk dan tata
cara mencari pengetahuan,sumber pengetahuan, serta metode dan pendekatan yang di
gunakan untuk mendapat pengetahuan yang logis dan rasional. Menurut Andi hakim
Nasution filsafat ilmu dimaknai sebagai usaha akal manusiayang teratur dan taat asas
menuju penemuan keterangan tentang pengetahuan yang benar. 18
2.5.1. Fungsi Filsafat Ilmu
Dalam pandangan Islam, ilmu tersebut mempunyai banyak fungsi diantaranya adalah :
A). Sarana paling utama menuju taqwa. Urgensi ilmu dalam kehidupan seorang mukmin yang
bertaqwa adalah hal yang tidak dapat disangkal. Karena ketaqwaan itu sendiri identik
dengan kemampuan merealisasikan ilmu yang benar bersumber dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah sesuai dengan pemahaman salafulumah (umat terdahulu).
B). Amalan yang tidak terputus pahalanya. Ilmu merupakan sesuatu yang paling berharga bagi
setiap muslim, sebab ilmu akan memelihara pemiliknya dan merupakan beban bawaan
yang tidak berat, bahkan akan semakin bertambah bila diberikan dan diamalkan, serta
merupakan amalan yang akan tetap mengalir pahalanya meskipun telah wafat.
C). Pondasi utama sebelum berkata dan beramal. Ilmu memiliki kedudukan yang penting
dalam Agama Islam, oleh karena itu ahlussunnahwaljama’ah menjadikan ilmu sebagai
pondasi utama sebelum berkata-kata dan beramal sebagaimana disebutkan oleh imam
dalam shahihnya dalam bab ilmu sebelum berkata dan beramal.
D). Sebagai kebutuhan rohani
E). Salah satu bentuk metode tarbiyah bagi agar tidak menjadi alat permainan iblis.19

2.6. Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan


Filsafat merupakan ilmu yang umum, dan sering disebut sebagai induk dari segala ilmu
(materscientiarum), karena pada mulanya ilmu pengetahuan merupakan bagian filsafat.
Ilmu pengetahuan adalah ilmu khusus, yang makin lama semakin bercabang-cabang. Setiap
18
Ahmad Nasution dan Taufik, Filsafat Ilmu Hakikat Mencari Pengetahuan, (Yogyakarta: CV. Budi Utama),p.8
19
Darliana Sormin, Peran dan fungsi Filsafat Ilmu dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan berlandaskan nilai
keislamaan, Jurnal UM Fakultas Agama Islam, UMTS,p.8

10
ilmu memiliki filsafatnya yang berfungsi memberi arah dan makna bagi ilmu itu. Baik
filsafat maupun ilmu pengetahuan, intinya ialah berpikir. Bedanya, kalau filsafat
memikirkan atau menjangkau sesuatu itu secara menyeluruh, maka ilmu memikirkan atau
menjangkau bagian tertentu tentang sesuatu. Kalau filsafat menjangkau sesuatu itu secara
spekulatif dengan menggunakan metode berpikir deduktif, maka ilmu menggunakan
pendekatan empiris atau ilmiah dengan menggunakan metode berpikir induktif dan metode
berpikir deduktif.
Sebagai ilmu yang umum maka filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada
mencakup alam, manusia, dan Tuhan. Mengenai manusia misalnya dipersoalkan
pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa arti dan tujuan hidup saya? Apa yang menjadi
kewajiban saya dan yang menjadi tanggung jawab saya sebagai manusia? Bagaimana saya
harus hidup agar menjadi manusia yang baik? Apa arti dan implikasi martabat saya dan
martabat orang lain sebagai manusia? Demikian pula pertanyaan-pertanyaan mengenai
dasar pengetahuan kita, mengenai nilai-nilai yang kita junjung tinggi seperti tentang
keadilan dan sebagainya.
Jawaban-jawaban yang mendalam terhadap pertanyaan itu akan mempengaruhi
orientasi dasar kehidupan manusia. Sebagai ilmu-ilmu khusus maka ilmu pengetahuan
tidak menggarap pertanyaan-pertanyaan fundamental manusia seperti tersebut di atas,
karena ilmu-ilmu khusus itu (fisika, kimia, sosiologi, psikologi, ekonomi, dll) secara hakiki
terbatas sifatnya. Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam
mengorientasikan diri dalam dunia, mengsistematisasikan apa yang diketahui manusia dan
mengorganisasikan proses pencahariannya. Karena ilmu-ilmu pengetahuan terbatas
sifatnya maka semua ilmu membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. 20

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Filsafat ilmu pengetahuan mempelajari gejala-gejala ilmu pengetahuan sebagai
salah satu bidang khas hidup manusia menurut sebab-sebab terlahir. Ilmu pengetahuan

20
Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepektif Barat Dan Islam (Aceh, Bandar Publishing : 2019),p.13
11
merupakan pengetahuan yang diatur secara sistematis yang langkah-langkah pencarian
dan pencapaiannya dapat dipertanggung jawabkan secara teoretis. Ilmu pengetahuan
memiliki beberapa ciri.
Dari berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan dapat diidentifikasi beberapa ciri
ilmu pengetahun, ilmu dan pengetahuan pun berbeda akan tetapi banyak diantara kita
yang mengartikan sama. Begitu juga dengan filsafat dan filsafat ilmu, filsafat secara
etimologi berarti Love of wisdom (Cinta kepada kebijaksanaan atau kearifan).
Bagi Socrates (469-399 SM) filsafat ialah kajian mengenai alam semesta ini secara
teori untuk mengenal diri sendiri. Sedangkan filsafat ilmu adalah merupakan penelusuran
pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan
keadaaan. Filsafat ilmu (philosophyofscience) hampir semua ilmu dapat dipelajari oleh
kita. Filsafat ilmu adalah ikhtiar manusia untuk memahami pengetahuan agar menjadi
bijaksana.
Ilmu pengetahuan memiliki ciri sebagai usaha untuk mengumpulkan dan membangun
hasil pengetahuan secara teratur dan sistematis berkat adanya reflksi. Pengungkapannya
terjadi dalam model-model yang disebut apriori dan posteriori. Baik pengetahuan maupun
ilmu pengetahuan seperti diutarakan di atas menjadi obyek filsafat ilmu pengetahuan.
Ilmu dan pengetahuan itu berbeda. Jika ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu
bidang tertentu yang disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu yang
dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu,
sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Jadi ilmu sifatnya lebih
luas dan mempunyai fondasi yang kuat dalam segala aspeknya.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU ATAU E-BOOK


A. Soelaiman, Darwis. Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat Dan Islam (Aceh, Bandar
Publishing : 2019)
Heris Hermawan, A. Filsafat ilmu (Bandung, CV. Insan Mandiri : 2011)
Langeveld, M.J. (Menuju ke Pemikiran Filsafat, 1959, hal 10).
12
Latif, Mukhtar. Orientasi Ke Arah Filsafat Ilmu (Jakarta: Kencana Prenadamedia grup, 2014)
Magnis Suseno, Franz. (Filsafat sebagai Ilmu Kritis, 1993, hal 18)
Nasution, Ahmad. dan Taufik, Filsafat Ilmu Hakikat Mencari Pengetahuan, (Yogyakarta:
CV. Budi Utama)
Suaedi,Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor, PT Penerbit IPB Press : 2016)
Sudiantara, Yosephus. Filsafat Ilmu Pengetahuan (Semarang, Universitas Katolik
Soegijapranata : 2019)
Sumarna, Cecep. Filsafat ilmu mencari makna tanpa kata dan mentasbihkan tuhan dalam
nalar (Bandung, PT Remaja Rosdakarya : 2020)
Sumarto, Filsafat Ilmu (Jambi, Pustaka Ma’arif Press : 2017)

JURNAL
Khafidz Fuad Raya, Moch. Konsep Dasar Ilmu, Jurnal STAI Al-Falah As-Sunniyyah
Kencong Jember
Sormin, Darliana. Peran dan fungsi Filsafat Ilmu dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan
berlandaskan nilai keislamaan, Jurnal UM Fakultas Agama Islam, UMTS

13

Anda mungkin juga menyukai