Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN PADA BAHAN AJAR SEJARAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran Sejarah

Dosen Pengampu : Dr. Rahayu Permana, M.Hum

Disusun Oleh : Kelompok 9


Kelas : SPI-B (Semester III)
Nia Oktavia 201350037
May Mauliawati 201350059

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB
UIN SMH BANTEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, Kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengembangan pada bahan ajar Sejarah" untuk
memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran Sejarah.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Yth : Dr. Rahayu Permana, M.Hum
selaku dosen pengampu, atas bimbingannya, semoga Allah SWT memberikan keberkahan dalam
hidupnya. Aamiin..

Akhirnya penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan masyarakat
umumnya, serta dapat menambah pengetahuan tentang pengembangan bahan ajar sejarah.
Kemudian dengan penuh kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan
makalah ini.

Serang , 24 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1......................................................................................................Latar belakang 1

1.2...............................................................................................Rumusan Masalah. 3

1.3..................................................................................................Tujuan Penulisan 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.......................................Kedudukan bahan ajar bagi mata pelajaran Sejarah


..............................................................................................................................3

2.2.................................................................................................Bahan ajar modul 4

2.3.........................................................................................................Desain Modul 5

2.4.........................................................................Tujuan dan manfaat bahan ajar 6

2.5.....................................................................................Karakteristik bahan ajar 7

2.6.................................................................Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar 7

2.7...........................................................................................Jenis-jenis bahan ajar 8

BAB III

PENUTUP

3.1..............................................................................................................Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan yang bermutu akan mencetak sumber daya manusia yang handal dan
mampu bersaing di era global. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan dalam menghadapi tantangan globalisasi yakni diterbitkannya kurikulum 2013.
Pada kurikulum tersebut upaya pengembangan mutu dalam mata pelajaran sejarah juga
dilakukan.
Penanaman kesadaran sejarah dalam pendidikan formal demikian dapat muncul
pada siswa jika terjadi pembelajaran yang bermakna di dalam mata pelajaran sejarah.
Pembelajaran akan menjadi bermakna jika dalam pembelajaran terdapat kesinambungan
antara guru dan siswa. Pada pembelajaran bahan ajar merupakan sarana terjadinya
interaksi antara guru dan siswa.
Bahan ajar merupakan unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran karena
mengandung rambu-rambu materi yang akan diajarkan. Tanpa adanya bahan ajar, guru
tidak dapat berinteraksi dengan siswa dalam memberikan materi pembelajaran. Bahan
pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru tidak hanya bahan inti, sebab pembelajaran
akan menjadi kaku. Perlu adanya pengembangan bahan ajar supaya pembelajaran lebih
menarik.
Pada pembelajaran sejarah diperlukan bahan pembelajaran yang jelas sebab terkait
dengan periodisasi atau pembabakan waktu sejarah. Jika dalam pembelajaran tersebut guru
tidak memiliki bahan ajar maka pembelajaran menjadi tidak sitematis. Selain itu perlu
dilakukan pengembangan bahan ajar supaya pelajaran sejarah lebih menarik dan tidak
membosankan. Pembelajaran sejarah di sekolah juga memiliki anggapan yang negatif
yakni memiliki daya tarik yang rendah pada siswa bahkan dianggap sebagai mata pelajaran
yang membosankan serta tidak memiliki manfaat dan kegunaan. Hal itu menunjukkan
indikator bahwa siswa tidak memiliki kesadaran sejarah.1
Agar pembelajaran sejarah tidak kaku, terjadi interaksi yang baik antara guru dan
siswa, serta mampu menumbuhkan kesadaran sejarah di era globalisasi maka guru
dapat mengembangkan bahan ajar berupa modul berbasis lingkungan yang berupa objek-

1
Wafiyatu Maslahah dan Lailatul Rofiah, Pengembangan Bahan Ajar (Modul) Sejarah Indonesia Berbasis Candi-Candi
Di Blitar Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah, Jurnal Agastya Vol 9 No 1 Januari 2019,p.32

1
objek sejarah di daerah siswa. Bahan ajar (modul) yang dikembangkan lebih
mempermudah siswa memahami materi.2

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kedudukan bahan ajar bagi mata pelajaran sejarah?
2. Bagaimana bahan ajar modul?
3. Bagaimana desain modul?
4. Bagaimana Tujuan dan manfaat bahan ajar?
5. Bagaimana Karakteristik bahan ajar?
6. Bagaimana prinip-prinsip pemilihan bahan ajar?
7. Bagaimana jenis-jenis bahan ajar?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan kedudukan bahan ajar bagi mata pelajaran sejarah
2. Menjelaskan bahan ajar modul
3. Menjelaskan desain modul
4. Menjelaskan tujuan dan manfaat bahan ajar
5. Menjelaskan karakteristik bahan ajar
6. Menjelaskan prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar
7. Menjelaskan jenis-jenis bahan ajar

2
Wafiyatu Maslahah dan Lailatul Rofiah, Pengembangan Bahan Ajar (Modul) Sejarah Indonesia Berbasis Candi-Candi
Di Blitar Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah, Jurnal Agastya Vol 9 No 1 Januari 2019,p.32
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kedudukan Bahan Ajar bagi mata pelajaran Sejarah


Bahan ajar merupakan sarana pembelajaran dan pengajaran yang sangat
penting dalam setiap bidang studi khususnya pada mata pelajaran sejarah. Bahan ajar
ataupun materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari aspek pengetahuan
keterampilan dan sikap yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang telah ditentukan.
Salah satu masalah penting yang seringkali dihadapi oleh pendidik dalam
melakukan pembelajaran adalah menentukan atau memilih bahan ajar yang tepat dalam
rangka membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi.
Hal tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada bahwasanya dalam silabus
atau kurikulum materi ditulis hanya secara garis besar, oleh karena itu tugas pendidik
adalah menyebarkan materi pokok tersebut menjadi bahan ajar atau materi
pembelajaran yang lengkap. Mata pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses
pembelajaran bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran.
Tuntutan kurikulum 2013 mengharuskan seorang pendidik untuk
mengeksploitasi bahan ajar yang digunakan untuk menambah informasi memperluas
konsep dan meningkatkan minat belajar peserta didik kurikulum 2013 juga menuntut
peserta didik untuk mencari tahu atau lebih aktif.
Mata pelajaran sejarah merupakan bagian penting dalam pendidikan di
Indonesia peran penting dalam pembelajaran sejarah terlihat jelas bukan hanya sebagai
proses transfer ide akan tetapi juga sebagai proses pendewasaan peserta didik untuk
memahami identitas, jati diri, dan kepribadian bangsa, melalui pemahaman terhadap
peristiwa sejarah.
Bahan ajar sejarah merupakan suatu komponen pendukung dalam aktivitas
belajar mengajar. Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan
bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik, dan dilengkapi
dengan gambar dan keterangan-keterangannya. Isi buku juga menggambarkan sesuatu
yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan
yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar.3

3
Tini Hendriyanti, Pengembangan bahan ajar sejarah berbasis pendekatan saintifik pada sub pokok bahasan kerajaan
Majapahit kelas X SMAN 1 bangorejo, Skripsi, Program studi pendidikan sejarah jurusan pendidikan ilmu
pengetahuan sosial fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas Jember 2015,p.17
3
2.2. Bahan Ajar Modul
Sistem pengajaran dengan modul adalah suatu sistem penyampaian yang
telah dipilih dalam rangka pengembangan sistem pendidikan yang lebih efisien, relevan
dan efektif. Atas dasar itu tema utama digunakannya sistem pengajaran dengan modul
ini adalah meningkatkan efisensi dan efektifitas belajar mengajar sekolah. Sistem
pembelajaran dengan menggunakan modul adalah salah satu bentuk pengembangan
bahan ajar yang telah berkembang penggunaanya, sehingga peserta didik dapat belajar
secara aktif, mandiri, efisien dan inovatif.
Pembelajaran dengan sistem modul ini memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk lebih mengeksplorasikan potensi berdasarkan kemampuannya dan
bahan pelajaran atau materi pokok dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik dimanapun
dan kapanpun. Peran pengajar disini memberikan arahan dan bimbingan bagi peserta
didik.4
Modul pada dasarnya merupakan bahan ajar yang secara sistematis dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar mandiri atau tanpa bimbingan yang
minimal dari guru. Berdasarkan hal tersebut, modul membuat siswa lebih mandiri
dalam belajar disaat minimnya bimbingan dari guru serta harus disusun secara
sistematis sesuai dengan usia dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Penyusunan sebuah modul pembelajaran diawali dengan urutan kegiatan sebagai
berikut :
1. Menetapkan judul modul yang akan disusun.
2. Menyiapkan buku-buku sumber atau referensi yang lain.
3. Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, melakukan kajian terhadap
materi pembelajarannya, serta merancang bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai.
4. Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang bentuk dan jenis
penilaian yang akan disajikan.
5. Merancang format penulisan modul.
6. Penyusunan draft modul.
7. Validasi.
8. Finalisasi.5
4
Maulana Muhammad, Pengembangan Modul Pembelajaran Sejarah Untuk Sekolah Menengah Atas Di Kota
Palembang, Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya Indralaya,p.3
5
Wafiyatu Maslahah dan Lailatul Rofiah, Pengembangan Bahan Ajar (Modul) Sejarah Indonesia Berbasis Candi-Candi
Di Blitar Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah, Jurnal Agastya Vol 9 No 1 Januari 2019,p.35
4
2.3. Desain Modul
Penulisan sejarah sebagai ide cerita edukasi menjembatani siswa untuk
mengetahui rangkaian peristiwa masa kini dengan masa lalu lingkungannya. Melalui
bacaan yang tersaji dalam materi guru sejarah dapat menyusun dasar-dasar kejiwaan
siswa. Pembelokan gerak alam sadar siswa dapat dilakukan dengan mengenalkan dan
memancing keingin tahuan siswa pada kejadian-kejadian disekitarnya yang kemudian
pengetahuan itu dikaitkan dengan tujuan program yang dibuat guru. Dari cerita sejarah,
siswa akan memperoleh informasi berupa fakta yang berguna untuk pengembangan
moral mereka, sehingga melalui penyajian materi yang edukatif dan bermakna akan
membelajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang dewasa baik pikiran dan emosi.
Pengembangan materi ajar sejarah lokal sebagai materi ajar sejarah nasional
didasarkan pada dua pengintegrasian yaitu sumber sejarah dan kompetensi
pembelajaran. Pengintergrasian sumber sejarah lokal dan sejarah nasional didasarkan
atas kecenderungan kesamaan pola, dan struktur peristiwa yang dimiliki antara sejarah
lokal dan nasional sebagai bagian dari unit mikro dengan unit makro sejarah ataupun
sebaliknya.
Sedangkan pengintegrasian sumber materi ajar dengan kompetensi belajar
siswa didasarkan pada amanat PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan tentang kompetensi lulusan. Pada kurikulum 2013 kompetensi lulusan
dibakukan menjadi spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta
penerapan dari pengetahuan dan keterampilan yang memuat persyaratan minimal yang
harus dimiliki siswa yaitu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).6
Teknologi pembelajaran berbasis media interaktif perlu dimasukan dalam
modul karena pengaruhnya banyak membantu siswa dalam meningkatkan prestasinya.
Modul sedianya disusun interaktif agar siswa mudah mempelajari materi di dalamnya.
Modul interaktif membantu siswa mengenali lingkungannya dan berpengaruh pada
peningkatan motivasi belajar siswa.
Martin, dkk., (2013) menggunakan story board dalam modulnya berhasil
mengenalkan bangunan cagar budaya di Kota Wilmington Amerika Serikat kepada
siswa. Modul yang disusun interaktif ini terbukti dapat meningkatkan kebutuhan siswa
mempelajari situs bersejarah di lingkungan kota tersebut dengan mengajak siswa

6
Dimas Anggoro, dkk, Pengembangan Modul Bahan Ajar Sejarah Berbasis Perjuangan Masyarakat Tengaran Selama
Revolusi Fisik Untuk Meningkatkan Nasionalisme, Jurnal Swadesi, Volume I Nomor 1 Tahun 2020,P.50

5
berkunjung ke situs secara virtual. Melalui dialog interaktif dan pengenalan norma di
dalamnya tentu akan memudahkan siswa memahami materi.7

2.4. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar


Bahan ajar dibuat untuk bisa meraih tujuan sebagai berikut:
1. Menyajikan bahan ajar yang bisa sesuai dengan kebutuhan siswa yang harus sesuai
dengan kurikulum. Selain itu bahan ajar juga harus menyesuaikan diri dengan sifat
dan lingkungan siswa berasal (latar belakang).
2. Meringankan beban guru dalam menjalankan aktivitas pembelajaran.
3. Mempermudah siswa agar bisa mendapatkan bahan ajar alternatif selain dari
sumber di sekolah seperti buku dan teks yang sulit di dapat.

Manfaat dalam pengembangan bahan ajar untuk guru:


1. Dengan adanya pengembangan bahan ajar menjadikan pembelajaran tidak
bergantung dengan sumber teks yang susah untuk didapat.
2. Sumber menjadi lebih luas karena referensi yang banyak dan komprehensif.
3. Menciptakan interaksi pembelajaran yang efektif antara siswa dengan pendidik. Ini
dikarenakan siswa bisa lebih menaruh hormat lebih kepada guru.
4. Wawasan pengalaman dan pengetahuan pendidik menjadi lebih dalam dan luas
ketika membuat dan mengembangkan bahan ajar.
5. Adanya bahan ajar yang bisa terpenuhi sesuai dengan kurikulum dan pas dengan
keperluan dari siswa itu sendiri.
6. Angka kredit bisa menjadi lebih banyak dan bisa digunakan menjadi buku untuk
disebarluaskan.

Manfaat pengemangan bahan ajar untuk siswa/peserta didik:


1. Aktivitas pembelajaran akan lebih nyaman dan menarik hati siswa.
2. Waktu luang untuk belajar secara mandiri bisa lebih banyak sehingga
ketergantungan terhadap guru menjadi berkurang.
3. Bisa memudahkan siswa untuk memahami setiap kompetensi yang harus diraih.8

2.5. Karakteristik Bahan Ajar

7
Dimas Anggoro, dkk, Pengembangan Modul Bahan Ajar Sejarah Berbasis Perjuangan Masyarakat Tengaran Selama
Revolusi Fisik Untuk Meningkatkan Nasionalisme, Jurnal Swadesi, Volume I Nomor 1 Tahun 2020,P.50
8
Bektio Pamungkas, Pengembangan bahan ajar, diakses pada https://www.tripven.com/pengembangan-bahan-ajar/
tanggal 24/10/2021 jam 16.03 WIB
6
Bekti Maryono, Widyaiswara LPMP Provinsi Jawa Timur, menjelaskan ada 5
poin ideal karakteristik bahan ajar bagi guru untuk siswa, yaitu :
1. Self Instructional, Dapat digunakan sebagai bahan untuk belajar secara mandiri, dapat
dipelajari siswa secara mandiri
2. Self Contained, Seperti kontainer, isinya lengkap, ada kompetensi yang ingin dicapai, ada
tujuannya, ada materi, ada tugas, dan segala macam.
3. Stand Alone, Mandiri, berdiri sendiri, tidak bergantung dengan sumber belajar lainnya.
4. Adaptif , Dapat disesuaikan dengan perkembangan, terutama teknologi, pengetahuan, dan
sebagainya sehingga mudah disesuaikan. Seringkali kalau buku atau bahan ajar misalnya,
itu pasti ada edisi revisi, jadi mengimplementasikan dari karakteristik adaptif ini.
5. User Friendly, Bersahabat, gampang dipakai, mudah dipahami, artinya mudah bersahabat
dengan pemakainya. Misalnya SD, penggunaan bahasa, pilihan kata, penyusunan kalimat,
tidak boleh sama dengan yang SMA/SMK, tentu harus disesuaikan dengan siapa
penggunanya.9

2.6. Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar


Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar
atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran
meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya
relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa
berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta
atau hafalan.
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus
meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah
pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh

9
Bekti Maryono, 5 Poin Ideal karakteristik Bahan Ajar, diakses pada
https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/5-poin-ideal-karakteristik-bahan-ajar tanggal 24/10/2021 jam
19.14 WIB
7
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah pada langkah-
langkah pemilihan bahan ajar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
meliputi pertama, mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan
ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar.
Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah
memilih sumber bahan ajar.10

2.7. Jenis-jenis bahan ajar


Jenis-jenis bahan ajar dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, cara
kerjanya, dan sifatnya. Berikut ini akan diuraikan tentang jenis-jenis bahan ajar.
1. Jenis bahan ajar menurut bentuknya
Jenis bahan ajar menurut bentuknya dibedakan menjadi empat macam, yaitu bahan
ajar interaktif, bahan ajar audio visual, bahan ajar audio, dan bahan ajar cetak.
a.    Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials)
Bahan ajar  interaktif adalah kombinasi dari dua media atau lebih meliputi
audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video, yang oleh penggunaanya diberi
perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan perilaku alami dari suatu
presentasi.
b.    Bahan ajar audio visual
Bahan ajar audio visual adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio
(berupa suara) dapat dikombinasikan dengan video (gambar) bergerak secara
sekuensial. Contoh dari bahan ajar pandang dengar adalah video atau film.
c.    Bahan ajar audio
Bahan ajar audio yakni semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara
langsung, yang dapat didengar atau dimainkan oleh seseorang atau sekelompok
orang. Contoh dari bahan ajar audio adalah kaset, piringan hitam, dan radio.

10
Nanang Priatna, Pemilihan sumber belajar, diakses pada
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196303311988031-NANANG_PRIATNA/
Pemilihan_Sumber_Belajar.pdf tanggal 24/10/2021 jam 19.27 WIB
8
d.    Bahan ajar cetak (printed)
Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan ajar yang disiapkan melalui kertas yang
bisa berfungsi untuk kebutuhan pembelajaran informasi. Contoh dari bahan ajar
cetak adalah buku, modul, LKS, handout, dan sebagainya.
2. Jenis bahan ajar menurut cara kerjanya
Bahan ajar menurut cara kerjanya dibedakan menjadi lima macam, yaitu
bahan ajar komputer, bahan ajar audio, bahan ajar video, bahan ajar yang tidak
diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, dan
a.    Bahan ajar komputer
Bahan ajar komputer yaitu berbagai jenis bahan ajar non cetak yang
membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk proses belajar.
Contoh dari bahan ajar komputer adalah computer based multimedia dan
computer dan mediated instruction.
b.    Bahan ajar audio
Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam
dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya, kita mesti memerlukan alat
pemain (player) media rekam tersebut seperti tape compo, CD player,
multimedia player, dan lain sebagainya. Contoh bahan ajar audio adalah kaset,
CD, flash disk, dan lain sebagainya.11
c.    Bahan ajar video
Bahan ajar video adalah bahan ajar yang membutuhkan alat untuk memutar dan
biasanya berbentuk video tape player, VCD player, DVD player, dan
sebagainya. Bahan ajar video hampir sama dengan bahan ajar yang berbentuk
audio, maka bahan ajar video juga membutuhkan media simpan atau rekam
untuk menyimpan materi dari bahan ajar. Hanya saja bahan ajar ini dilengkapi
dengan gambar. Sehingga, dalam tampilan video dapat diperoleh sebuah sajian
gambar dan suara secara bersamaan. Contoh dari bahan ajar video yaitu video,
film, dan lain sebaginya.
d.    Bahan ajar tidak diproyeksikan
Bahan ajar yang tidak diproyeksikan yaitu bahan ajar yang tidak memerlukan
perangkat untuk memproyeksikan isi di dalamnya, sehingga peserta didik dpat
langsung mempergunakan bahan ajar tersebut dengan membaca, melihat, dan

11
Muttaqin, 3 Jenis bahan ajar yang perlu kita ketahui, diakses pada https://www.muttaqin.id/2016/06/jenis-jenis-
bahan-ajar.html tanggal 24/10/2021 jam 20.09 WIB

9
mengamati. Contoh dari bahan ajar yang tidak diproyeksikan adalah foto,
diagram, displai, model, dan sebagainya.
e.    Bahan ajar diproyeksikan
Bahan ajar yang diproyeksikan adalah bahan ajar yang membutuhkan protektor
agar bisa dimanfaatkan oleh peserta didik. contoh dari bahan ajar  yang
diproyeksikan adalah slide, filmstrips, dan proyeksi komputer.
3.   Jenis Bahan Ajar Menurut Sifatnya
Jenis bahan ajar menurut sifatnya oleh Rowntree digabi menjadi empat
macam, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar berbasis teknologi, bahan ajar untuk
praktik dan bahan ajar untuk keperluan interaksi. Berikut penjelasan tentang jenis
bahan ajar menurut sifatnya.
a.    Bahan ajar berbasis cetak
Contoh dari bahan ajar berbasis cetak adalah buku, pamflet, panduan belajar siswa,
bahan tutorial, buku kerja siswa, majalah, koran, peta, dan lain sebagainya.
b.    Bahan ajar berbasis teknologi
Bahan ajar berbasis teknologi contohnya yaitu siaran radio, film, siaran televisi,
video interaktif, multimedia, audio cassette, slide, filmstrips, cideo cassettes
dan computer based tutorial
c.    Bahan ajar untuk praktik
Contoh dari bahan ajar yng digunakan untuk prakik atau proyek adalah lembar
wawancara, lembar observasi, kit sains dan lain sebagainya.12
d.    Bahan ajar untuk keperluan interaksi
Bahan ajar yang diperlukan untuk keperluan interaksi antara pendidik dan peserta
didik (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya telepon,
HP, video converencing, dan lain sebagainya.13

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bahan ajar merupakan sarana pembelajaran dan pengajaran yang sangat penting

12
Muttaqin, 3 Jenis bahan ajar yang perlu kita ketahui, diakses pada https://www.muttaqin.id/2016/06/jenis-jenis-
bahan-ajar.html tanggal 24/10/2021 jam 20.09 WIB

13
Muttaqin, 3 Jenis bahan ajar yang perlu kita ketahui, diakses pada https://www.muttaqin.id/2016/06/jenis-jenis-
bahan-ajar.html tanggal 24/10/2021 jam 20.09 WIB
10
dalam setiap bidang studi khususnya pada mata pelajaran sejarah. Salah satu masalah
penting yang seringkali dihadapi oleh pendidik dalam melakukan pembelajaran adalah
menentukan atau memilih bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu peserta didik
untuk mencapai kompetensi.
Tuntutan kurikulum 2013 mengharuskan seorang pendidik untuk
mengeksploitasi bahan ajar yang digunakan untuk menambah informasi memperluas
konsep dan meningkatkan minat belajar peserta didik kurikulum 2013 juga menuntut
peserta didik untuk mencari tahu atau lebih aktif.
Sistem pengajaran dengan modul adalah suatu sistem penyampaian yang telah
dipilih dalam rangkapengembangan sistem pendidikan yang lebih efisien, relevan dan
efektif. Modul pada dasarnya merupakan bahan ajar yang secara sistematis dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar mandiri atau tanpa bimbingan yang
minimal dari guru.
Bahan ajar dibuat untuk bisa meraih tujuan sebagai berikut:
1. Menyajikan bahan ajar yang bisa sesuai dengan kebutuhan siswa yang harus
sesuai dengan kurikulum. Selain itu bahan ajar juga harus menyesuaikan diri
dengan sifat dan lingkungan siswa berasal (latar belakang).
2. Meringankan beban guru dalam menjalankan aktivitas pembelajaran.
3. Mempermudah siswa agar bisa mendapatkan bahan ajar alternatif selain dari
sumber di sekolah seperti buku dan teks yang sulit di dapat.
Manfaat dalam pengembangan bahan ajar untuk pendidik/instruktur atau guru:
1. Dengan adanya pengembangan bahan ajar menjadikan pembelajaran tidak
bergantung dengan sumber teks yang susah untuk didapat.
2. Sumber menjadi lebih luas karena referensi yang banyak dan komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

JURNAL DAN SKRIPSI

11
Anggoro, Dimas. Dkk, Pengembangan Modul Bahan Ajar Sejarah Berbasis Perjuangan
Masyarakat Tengaran Selama Revolusi Fisik Untuk Meningkatkan Nasionalisme, Jurnal
Swadesi, Volume I Nomor 1 Tahun 2020,P.50
Hendriyanti, Tini. Pengembangan bahan ajar sejarah berbasis pendekatan saintifik pada sub
pokok bahasan kerajaan Majapahit kelas X SMAN 1 bangorejo, Skripsi, Program studi
pendidikan sejarah jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan universitas Jember 2015,p.17
Maslahah, Wafiyatu dan Lailatul Rofiah, Pengembangan Bahan Ajar (Modul) Sejarah
Indonesia Berbasis Candi-Candi Di Blitar Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah,
Jurnal Agastya Vol 9 No 1 Januari 2019,p.32
Muhammad, Maulana. Pengembangan Modul Pembelajaran Sejarah Untuk Sekolah
Menengah Atas di Kota Palembang, Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya Indralaya,p.3

WEBSITE
Maryono, Bekti. 5 Poin Ideal karakteristik Bahan Ajar, diakses pada
https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/5-poin-ideal-karakteristik-bahan-ajar tanggal

24/10/2021 jam 19.14 WIB


Muttaqin, 3 Jenis bahan ajar yang perlu kita ketahui, diakses pada
https://www.muttaqin.id/2016/06/jenis-jenis-bahan-ajar.html tanggal 24/10/2021 jam 20.09
WIB
Pamungkas, Bektio. Pengembangan bahan ajar, diakses pada
https://www.tripven.com/pengembangan-bahan-ajar/ tanggal 24/10/2021 jam 16.03 WIB
Priatna, Nanang. Pemilihan sumber belajar, diakses pada
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196303311988031-
NANANG_PRIATNA/Pemilihan_Sumber_Belajar.pdf tanggal 24/10/2021 jam 19.27 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai