Anda di halaman 1dari 17

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN SKI DI MI/SD

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran SKI MI/SD
yang dibina oleh Leli Lestari, M. Pd

Oleh Kelompok 1
Agus Wedi (22381051106)
Inayatul Fitria (22381052036)
Inayatir Rohmaniyah (22381052021)
Yuniar Aprilia Rosdiyanto (22381052060)
Feni Aprilia (22381052062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
IAIN MADURA
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pendekatan pembelajaran SKI di MI”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Pembelajaran SKI di MI/SD.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Leli Lestari selaku dosen pengampu mata kuliah yang mengarahkan
dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis masih merasa banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Apabila
ada kesalahan penulisan atau pengejaannya penulis mohon maaf, penulis juga
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya,
penulis ucapkan banyak terima kasih.

Pamekasan, 5 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................2
A. Pengertian dari pendekatan pembelajaran dan SKI...............................................2
B. Tujuan mempelajari SKI.......................................................................................3
C. Pendekatan pembelajaran SKI...............................................................................3
D. Tujuan dari pendekatan pembelajaran SKI............................................................4
E. Fungsi pendekatan pembelajaran SKI...................................................................4
F. Macam-macam pendekatan pembelajaran SKI di MI...........................................5
BAB III PENUTUP ......................................................................................................10
A. Kesimpulan .........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan penanaman nilai-nilai Islam pada peserta didik berkaitan


dengan salah satu unsur sistem pendidikan, yaitu metode pembelajaran yang
digunakan pendidik dalam menyampaikan risalah Islam, karena dengan
pendekatan yang tepat maka peserta didik akan mudah menguasai materi. Sebagus
apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung dengan metode yang tepat maka
tujuan pembelajaran akan sulit mencapai tujuan yang tepat. Satu pendekatan
menentukan apakah suatu informasi lengkap atau tidak. Oleh karena itu,
pemilihan pendekatan harus dilakukan secara hati-hati, sesuai dengan banyak
faktor terkait untuk mencapai hasil pendidikan yang memuaskan dan pencapaian
tujuan secara sistematis dan akurat. Rasulullah SAW sejak awal memberikan
keteladanan dengan melakukan pendekatan yang benar terhadap para sahabatnya.
Metode pembelajaran yang diikutinya sangat tepat dalam menyampaikan ajaran
Islam. Rasulullah SAW sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter
seseorang agar nilai-nilai Islam dapat tersampaikan dengan baik.

B. Rumusan Masalah

G. Apa pengertian dari pendekatan pembelajaran dan SKI?


H. Apa tujuan mempelajari SKI?
I. Apa saja pendekatan pembelajaran SKI?
J. Apa tujuan dari pendekatan pembelajaran SKI?
K. Apa fungsi pendekatan pembelajaran SKI?
L. Apa saja macam-macam pendekatan pembelajaran SKI di MI?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan pembelajaran dan SKI.

2. Untuk mengetahui tujuan mempelajari SKI.

iv
3. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran SKI.

4. Untuk mengetahui tujuan pendekatan pembelajaran SKI.

5. Untuk mengetahui fungsi pendekatan pembelajaran SKI.

6. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan pembelajaran SKI.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran dan SKI

1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan atau metode adalah serangkaian pola atau tindakan yang teror-
ganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (filosofis, psikologis, pedagogis, dan
ekologis) yang diarahkan secara sistematis menuju suatu tujuan yang ingin dica-
pai. Istilah metode pembelajaran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku be-
lajar yang didasarkan pada prinsip-prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis,
pedagogis, dan ekologis) yang mengadaptasi, menginspirasi, memperkuat, dan
mendukung metode pembelajaran tertentu.
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita ter-
hadap proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merujuk kepada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Jadi, dapat dis-
impulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau suatu sudut pan-
dang terhadap proses pembelajaran.1
2. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Mata pelajaran SKI dalam kurikulum madrasah ibtidaiyah adalah salah
satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyi-
apkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam yang
kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, penga-
jaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Mata pela-

1
Adolf Bastian dan Reswita, Model dan Pendekatan Pembelajaran (Jawa Barat: CV. Adanu Abi-
mata, 2022), 21.

v
jaran ini berisi cerita Rasulullah Saw beserta sahabatnya yang perlu diteladani
oleh manusia. Apalagi dengan merosotnya perilaku anak didik sekarang ini, maka
dengan itu mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam sangatlah tepat untu mem-
bentuk perilaku anak didik.2

B. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Tujuan mempelajari Sejarah KebudayaannIslam diantaranya adalah:


1. Untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul khazanah
budaya dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih oleh umat Islam di
masa lampau dan mengambil ibrah (pelajaran) dari kejadian. tersebut.
2. Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) generasi muda akan mendapatkan pelajaran
yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu.
3. Agar siswa dapat memilah dan memilih mana aspek sejarah yang perlu
dikembangkan dan mana yang tidak perlu, mengambil pelajaran yang baik
dari suatu umat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
4. Agar siswa mampu berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan
tentang masa lalu yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan
perkembangan, perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya Islam di
masa yang akan datang.3

C. Pendekatan Pembelajaran SKI

a. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi Kepada Guru (Teacher Centered


Approaches)

2
Aslan, “Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah,” Jurnal Kajian Per-
batasan Antarnegara, Diplomasi dan Hubungan Internasional 1, no. 1 (Maret, 2018): 91, file:///
C:/Users/ACER/Downloads/546-Article%20Text-1616-1-10-20210422.pdf
3
Dadan Nurulhaq, Manajemen Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Bandung: CV Cendikia
Press, 2020), 82.

vi
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru, merupakan
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan
pembelajaran, bersifat klasika. Dalam pendekatan ini, guru menganggap dirinya
maha tahu dan satu satunya sumber pembelajaran. Metode pengajaran yang
berpusat pada guru ditandai dengan pengelolaan dan penyelenggaraan
pembelajaran sepenuhnya diputuskan oleh guru. Siswa hampir tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan kegiatan sesuai minat dan keinginannya. Dalam
strategi ini peran guru sangat menentukan dalam pemilihan isi dan mata pelajaran
serta dalam menentukan proses pembelajaran.4

b. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi Pada Siswa (Student Centered


Approaches)
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan metode
pembelajaran yang menganggap siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan
pembelajaran modern. Pendekatan berorientasi siswa, manajemen dan manajemen
pembelajaran semuanya diputuskan oleh siswa. Dengan pendekatan ini siswa
mempunyai kesempatan untuk berkreasi dan mengembangkan potensinya melalui
kegiatan secara langsung sesuai minat dan keinginannya.5

D. Tujuan Pendekatan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

1. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah


secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu


merupakan suatu kebutuhan.

4. Untuk mengembangkan karakter siswa.

4
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana,
2017), 210.
5
Ibid., 210

vii
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.

E. Fungsi Pendekatan Pembelajaran apSejarah Kebudayaan Islam

1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode


pembelajaran yang akan digunakan.

2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.

3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.

4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul.

5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.6

F. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran SKI di MI

1. Pendekatan Kooperatif (Kerjasama)


Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami. Model Pembelajaran konsep yang sulit jika
mereka saling bekerja sama, saling berbagi dan berdiskusi dengan temannya.
Kooperatif mengandung pengertian bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran dengan pendekatan koperatif adalah miniatur dari konsep
hidup bermasyarakat. Sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial, ia
memiliki ketergantungan pada orang lain, memiliki kekurangan dan kelebihan.

6
Asari, Pendekatan Pembelajaran SKI,” diakses dari http://kumpulanreferansi.blogspot.com/
2017/04/pendekatan-pembelajaran-ski.html?m=1, pada tanggal 04 September 2023 pukul 20.18
WIB.

viii
Dengan asumsi tersebut, melalui belajar kelompok secara kooperatif, siswa dilatih
dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas,
dan tanggung jawab.7
Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengkontruksi konsep, mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah/ persoalan,
atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.
Untuk mata pelajaran sejarah kebudayaan islam, metode kooperatif dapat
diterapkan guna membangun motivasi dalam diri siswa. Namun, penerapan
tersebut harus disertai dengan kegiatan yang menarik dan menyebabkan peserta
didik terlibat secara aktif. Salah satunya yaitu menyusun peta konsep secara
berkelompok. Peta konsep mampu membuat peserta didik memahami materi
secara sistematis dan mudah diingat.8
2. Pendekatan Tematik
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pen-
galaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok
yang menjadi pokok pembicaraan. Tema yang diangkat dalam pendekatan tematik
kaya dengan kemungkinan konsep-konsep terbaik dari berbagai disiplin. Tema
yang terpilih menjadi sentral kegiatan belajar siswa. Melalui tema siswa mempela-
jari konsep-konsep dari suatu atau beberapa bidang studi.
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kom-
petensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mat-
apelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

7
Lusiana Susanti, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 36.
8
Munawwir, Dita Dwi Cahyani, Mery Sabilla Faqih, “Pemanfaatan Peta Konsep dengan Model Ko-
operatif pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah,” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, ed. Munawwir (Surabaya: Caruban, 2023), 34.

ix
e. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi dis-
ajikan dalam konteks tema yang jelas.
f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari matapelajaran lain.
g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga perte-
muan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemanta-
pan, atau pengayaan.
3. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubun-
gan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka. Pembelajaran kontekstual dapat dimulai dengan sajian atau tanya jawab
lisan terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa, sehingga siswa dapat merasakan
manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa
menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan.
Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna dalam
hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri
sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya dan siswa
akan berusaha untuk menggapainya.9
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual/CTL berusaha
menghubungkan antara pengetahuan yang diperoleh melaui bangku sekolah dan
tugas-tugas yang dibebankan kepada peserta didik dengan realitas kehidupan se-
hari-hari. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan peserta didik memperoleh
makna dari apa yang dipelajarinya dan terdorong untuk mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

9
Lusiana Susanti, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 51.

x
Contoh dalam mata pelajaran SKI di MI adalah dengan memberi tugas
kepada peserta didik untuk mencari tahu sebab-sebab mengapa perilaku
masyarakat (anak-anak) di sekitar rumahnya banyak yang menyimpang dari
kepribadian yang dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW pada masa
kanak-kanak.10
4. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran
yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide
baru yang
dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada penge-
tahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.11
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme adalah sebagai berikut.
a. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi
peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui pengalaman lang-
sung, kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat
menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan
fakta yang sesuai dengan kajian teori.
b. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pen-
galaman yang ada dalam diri siswa.
c. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka
pelajari.

10
Siti Joriyah, “Urgensi Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Dalam Mata Pelajaran Se-
jarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah (MI),” Al-Bidayah 1, no 2 (Desember, 2009): 209,
https://media.neliti.com/media/publications/284629-urgensi-pembelajaran-dengan-pendekatan-k-
39e4baa1.pdf
11
Lusiana Susanti, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), 51.

xi
d. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau kon-
sep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk
menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
5. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang meng-
gunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang
kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif ser-
ing digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke-
sesuatu yang khusus. Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang
bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran
yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh
contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.12
Contoh pada pembelajaran SKI yaitu guru bercerita tentang sejarah, dan
siswa mencermati dan menceritakan kembali serta membuat kesimpulan.
6. Pendekatan Induktif
Pendekatan Induktif Pendekatan pembelajaran induktif dipelopori oleh
Taba. Induktif adalah suatu pendekatan yang didesain untuk meningkatkan
kemampuan berpikir. Induktif adalah pendekatan yang didasarkan atas tiga
asumsi, yaitu:
a. Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar berarti membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir induktif melalui latihan (practice).
b. Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data. Ini berarti
bahwa siswa menyampaikan sejumlah data dari beberapa domain pelajaran.
Siswa menyususn data ke dalam system konseptual, menghubungkan poin-
poin data dengan
data yang lain, membuat generalisasi dari hubunganyang mereka temukan, dan
membuat kesimpulan dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan
fenomena.

12
Ibid., 54.

xii
c. Mengembangkan proses berpikir dengan urutan yang “sah menurut aturan”.
Postulat Taba bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu, pertama
seseorang harus menguasai satu keterampilan tertentu sebelumnya, dan urutan
ini tidak bisa dibalik.
Dengan demikian, pendekatan indektif dalam pembelajaran adalah suatu
kegiatan belajar mengajar, dimana guru bertugas memfasilitasi siswa untuk mene-
mukan suatu kesimpulan sebagai aplikasi hasil belajar melalui strategi pemben-
tukan konsep, interpretasi data dan aplikasi prinsip.
7. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada pe-
serta didik, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan sain-
tifik berisikan proses pembelajaran yang didesain agar peserta didik mengalami
belajar secara aktif melalui suatu tahapan.13
Contoh dalam Pembelajaran SKI yaitu mengamati, siswa mengamati guru
bercerita tentang kisah nabi, sehingga siswa mengetahui tokoh-tokoh dalam kisah
tersebut.

13
Maulana Arafat, Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI (Jakarta: Kencana, 2020), 52.

xiii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita ter-
hadap proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merujuk kepada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Mata pelajaran SKI dalam kurikulum madrasah ibtidaiyah adalah salah
satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyi-
apkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam yang
kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, penga-
jaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru, merupakan
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan
pembelajaran, bersifat klasika.
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan metode
pembelajaran yang menganggap siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan
pembelajaran modern.
Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,
mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah/ persoalan, atau mengerjakan sesuatu
untuk mencapai tujuan bersama.
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pen-
galaman bermakna kepada siswa.
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubun-

xiv
gan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka.
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran
yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide
baru yang
dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada penge-
tahuan.
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang meng-
gunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan
Pendekatan Induktif Pendekatan pembelajaran induktif dipelopori oleh
Taba.
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada pe-
serta didik, bukan kepada guru.

B. SARAN

Kami selaku penulis jika dalam penyusunan makalah di atas masih ada ke-
salahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

Oleh karena itu, mohon di berikan sarannya agar kami bisa membuat
makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

xv
DAFTAR RUJUKAN

Bastian, Adolf dan Reswita. Model dan Pendekatan Pembelajaran. Jawa Barat:
CV. Adanu Abimata, 2022.
Aslan. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah, vol. 1.
Kalimantan Barat: Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin
Sambas, 2018.
Nurulhaq, Dadan. Manajemen Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Ban-
dung: CV Cendikia Press, 2020.
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2017.

xvi
Susanti, Lusiana. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012.
Munawwir, Dita Dwi Cahyani, Mery Sabilla Faqih. Pemanfaatan Peta Konsep
dengan Model Kooperatif pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
di Madrasah Ibtidaiyah. Surabaya: Caruban, 2023.
Joriyah, Siti. Urgensi Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Dalam Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Yo-
gyakarta: t.p., 2009.
Arafat, Maulana dan Nashran Azizan. Pembelajaran Tematik SD/MI. Jakarta:
Kencana, 2020.

xvii

Anda mungkin juga menyukai