Anda di halaman 1dari 24

LANDASAN TEORI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MI/SD

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar MI/SD

Yang diampu oleh Dr. Nita Agustina Nurlaila Eka Erfiana, M.Pd. I.

Disusun oleh :

Kelompok 1 PGMI 4E

1. Aina Afrida Putri Nabila (126206211005)


2. Annisa Syufi Maharani (126205211014)
3. Aminatur Rofiqoh (126205211010)
4. Asmaul Husna (126205212095)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

MARET 2023
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas selesainya


makalah berjudul Landasan Teori Pengembangan Bahan Ajar MI/SD ini tepat
waktu. Selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Beserta keluarga, para sahabat , dan umatnya hingga akhir zaman.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang


mendukung proses penulisan makalah ini. Rasa terima kasih penulis sampaikan
kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Dr. Nita Agustina Nurlaila Eka Erfiana, M.Pd. I. selaku Dosen Pengambu
Mata Kulian Pengembangan Bahan Ajar MI/SD.
3. Teman-teman sekalian, khususnya bagi pihak yang ikut serta dalam proses
penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk mendeskripsikan Landasan Teori Pengembangan


Bahan Ajar MI/SD. Penulis juga menyadari bahwa isi dari makalah masih belum
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangan penulis harapkan
untuk perbaikan penulisan makalah di masa yang akan datang.

Tulungagung, 4 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Bahan Ajar.................................................................................3


B. Fungsi Bahan Ajar.......................................................................................4
C. Jenis-Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar....................................................6
D. Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar.........................................15

BAB III PENUTUP..............................................................................................20

A. Simpulan....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada setiap instansi pendidikan sangan dibutuhkan adanya bahan ajar
dalam proses belajar mengajar, konsep dan teori tersebut dapat mendorong
peserta didik untuk mampu memahami isi bahan ajar secara maksimal. Dalam
dunia pendidikan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran dibutuhkan bahan
ajar yang dijadikan sebagai pedoman.
Bahan ajar merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan
karena bahan ajar merupakan salah satu sarana untuk mendukung berjalannya
proses belajar. Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran apabila
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa serta dimafaatkan
secara benar akan menjadi salah satu fator penting yang dapat meningkatkan
mutu pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar maka peran guru dan siswa
dalam proses pembelajaran bergeser, semula guru sipresepsikan sebagai satu
satunya sumber informasi di kellas, sementara siswa diposisikan sebagai
penerima informasi yang pasif dari gurunya.
Dengan adanya bahan ajar maka guru bukan lagi satu-satunya sumber
belajar di dalam kelas. Dalam hal ini guru lebih diarahkan untuk berperan
sebagai fasilitator yang membantu dan mengrahkan siswa belajar, dengan
memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang sesuai kebutuhan
pembelajaran siswa diarahkan untuk menjadi pembelajar yang aktif karena
mereka dapat membaca atau mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar
terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian
pada saat pembahasan materi di kelas siswa sudah siap dengan bekal
informasi dan pengetahuan yang cukup.

ii
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bahan Ajar
2. Apa Fungsi Bahan Ajar
3. Apa Jenis-Jenis Bahan Ajar
4. Bagaimana Langkah-Langkah dalam Mengembangkan Bahan Ajar.

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian bahan ajar
2. Mengetahui fungsi bahan ajar
3. Mengetahui jenis-jenis bahan ajar
4. Mengetahui langkah-langkah pengembangan bahan ajar.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar merupakan salah satu komponen kurikulum yang sering
disebut dengan isi (content) dari kurikulum. Bahan ajar yang dimaksud
biasannya berupa buku siswa yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum
yang sedang berlaku. Macam bahan ajar yang digunakan siswa tergantung
pada tujuan dan jenis keterampilan yang akan diajarkan sehingga bahan ajar
tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa.1
Bahan ajar dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu
komponen yang harus ada, karena bahan ajar merupakan suatu komponen
yang harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan bahan materi yang akan
dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk
mempelajarinya. Tanpa bahan ajar maka pembelajaran tidak akan
menghasilkan apa-apa. Bahan ajar merupakan faktor eksternal siswa yang
mampu memperkuat motivasi internal untyk belajar. Bahan ajar yang di
design secara lengkap, dalam arti ada unsur media dan sumber belajar yang
memadai akan mempengaruhi suasana pembelajaran sehingga proses
pembelajaran terjadi pada diri siswa menjadi lebih optimal. Dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar yang menarik akan menstimulasi siswa untuk
memanfaatkan bahan ajar tersebut sebagai sumber belajarnya.2
Dick Carey mengatakan penampilan bahan ajar mengandung materi
utuh, sehingga dapat membantu guru dan peserta didik didalam pelaksanaan

1
Kasihani, K.E Suyanto, English for Young Learners, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal 76
2
Asep Herry Hermawan,dkk, Pengembangan Bahan Ajar dalam jurnal Pembelajaran dan
Pendidikan, (t.p: t. tp, 2008), hal. 2

ii
kegiatan belajar. Bahan ajar disusun secara runtut dan rinci untuk dijadikan
patokan guru dan siswa di dalam kegiatan belajar. Dampak jika pendidik

menyusun bahan ajar yang inovatif dan kreatif para siswa menjadi paham,
termotivasi untuk terus belajar dan berkembang.3

B. Fungsi Bahan Ajar


Di dalam bahan ajar terdapat uaraian materi tentang pengetahuan,
pengalaman dan teori yang secara khusus digunakan oleh guru dan peserta
didik dengan tujuan untuk mempermudah memahami sejumlah materi atau
pokok bahsaan tertentu yang sudah digariskan dalam kurikulum. Dengan
keberadaan bahan ajar guru lebih mudah dalam menjelaskan pokok-pokok
bahasan dan peserta didik melanjutkannya dengan cara membaca bahan ajar
yang relevan. Guru pun juga dapat memilih dan menyusun bahan ajar dari
berbagai sumber lain dengan menjadikannya sebagai contoh dalam
menyajikan materi untuk kegiatan pembelajaram peserta didik.
Dengan keberadaan bahan ajar tersebut peserta didik memungkinkan
untuk mempelajari suatu bahan sesuai dengan kecepatan masing-masing,
mereka memiliki kesempatan yang luas untuk mengulangi atau meninjau
kembali materi bahan ajar
Secara singkatnya fungsi bahan ajar yakni.
1. Menghemat waktu
2. Guru lebih focus sebagai fasilitator
3. Sumber penilaian siswa belajar
4. Pembelajaran lebih efektif
5. Sebagai pedoman pembelajaran.
6. Siswa bisa belajar sesuai urutan yang dipilihnya
7. Siswa bisa belajar susuai kecepatan masing-masing.
3
Adip Wahyudi, “Petingnya Pengembangan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran IPS”, Jurnal
Education Social Science, Vol.2, No. 1, t.t, hal. 54.

ii
8. Siswa bisa belajar di mana pun dan kapan pun.
9. Siswa bisa belajar tanpa guru/ belajar mandiri

Bahan ajar memenuhi fungsi dengan baik apabila memenuhi


kepentingan peserta didik dan guru di dalam proses pembelajaran.

1. Berdasarkan kepentingan peserta didik, bahan ajar harus


memberikan pengetahuan dan informasi secara sistematis dan
terprogam. Bahan tersebut mengembangkan berbagai
kompetensi peserta didik sesuai dengan pelajarannya di
samping memberikan motivasi di dalam menguasai bahan
pelajaran. Bahan ajar berisikan latihan, sajian masalah yang
bertujuan untuk memberikan penguatan dan evaluasi kepada
peserta didik atas penguasannya terhadap suatu pelajaran.
2. Berdasarkan kepentingan guru, bahan ajar menyampaikan
materi secra terpogram seuai dengan tuntutan kurikulum.
Kompetensi dasar atau bahan-bahan yang dikehendaki oleh
kurikulum sudah terjabar secara sistematis di dalamnya. Guru
menjadi terbantu di dalam menentukan media, metode dll.
Dengan keberadaan bahan ajar proses pembelajaran menjadi
lebih lancar karena guru tidak perlu lagi menyiapkan bahan
ataupun alat evaluasi. Dalam hal ini peranan guru beralih dari
mengolah an menyampaikan materi, menjadi seorang fasilitator
yang bertugas merancang strategi pembelajaran agar sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan siswa.4
Adapun fungsi lainnya dari bahan ajar yakni.

4
Kokasih, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta Timur:PT Bumi Aksara, 2021), Hal. 2-4.

ii
1. Sebagai pedoamn bagi siswa dan guru.
2. Alat evaluasi pencapaian hasil belajar.
3. Membatu guru dan kegiatan belajar mengajar

4. Membatu siswa dalam proses belajar dan sebagai motivasi


dalam pembelajaran 5
C. Jenis-Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar
Di samping buku teks, terdapat beragam jenis bahan ajar lainnya:
modul, lembar kerja peserta didik (LKS), bandout, dan tayangan. Masing -
masing bahan ajar tersebut memiliki karakteristik tersendiri.
1. Modul
Berikut penjabaran mengenai modul lebih lanjut.
a. Pengertian
Dalam dunia pengajaran, modul diartikan sebagai suatu
unit yang lengkap, berdiri sendiri, dan terdiri atas suatu
rangkaian kegiatan belajar dalam mencapai sejumah tujuan
yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Dalam sumber
lain, dinyatakan bahwa modul ialah sejenis satuan kegiatan
belajar yang terencana dan didesain oleh guru, guna
membantu peserta didik di dalam mencapai tujuan tertentu.
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi
serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan untuk
peserta didikan, dan dirancang secara sistematis untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Modul
merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Selain itu,
modul diartikan sebagai alat atau sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode, batasan-batasan, serta cara
5
Nurdyansyah, Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu Alambagi Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar, Sidoarjo : Core, t.t), hal. 5.

ii
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul merupakan


bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut
juga bahan ajar mandiri karena di dalamnya telah
dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Dengan modul,
peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar tanpa
kehadiran guru secara langsung. Modul merupakan sumber
belajar yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan
cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul juga dapat
diartikan sebagai suatu proses pembelajaran mengenai
suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara
sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh
peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya
untuk para guru. Sebuah modul adalah pernyataan satuan
pembelajaran dengan tujuan-tujuan, proses aktivitas belajar
yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh
kompetensi- kompetensi yang belum dikuasai dari hasil
proses, dan mengevaluasi kompetensinya untuk mengukur
keberhasilan belajar. Tujuannya untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik
waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guru mencapai tujuan
secara optimal. Tujuan lain dari penyediaan modul adalah
sebagai berikut.

ii
1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan
agar tidak terlalu bersifat verbal.
2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya
indra, baik peserta didik maupun guru/instruktur.

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti


untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar;
mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar
lainnya, yang memungkinkan peserta didik atau
pebelajar untuk belajar mandiri sesuai kemampuan
dan minatnya.
4) Memungkinkan peserta didik atau pebelajar dapat
mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya. Dirumuskan pula oleh Badan
Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1988), bahwa yang dimaksud
dengan modul adalah satu unit program belajar
mengajar terkecil yang secara terperinci
menyatakan hal-hal berikut:
1) tujuan-tujuan instruksional umum yang akan
ditunjang pencapaiannya.
2) topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar
mengajar.
3) tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan
dicapai oleh peserta didik.
4) pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan
diajarkan.

ii
5) kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam
kesatuan program yang lebih luas.
6) peranan pendidik di dalam proses belajar-mengajar;
7) alat-alat dan sumber yang akan dipakai;
8) kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan
dihayati murid secara berturutan.

9) lembaran-lembaran kerja yang harus diisi peserta


didik, program evaluasi yang akan dilaksanakan
peserta didikan selama berjalannya proses belajar.

Adapun sistem pengajarannya itu sendiri merupakan usaha


penyeleng- garaan pengajaran individual, yang memungkinkan peserta
didik untuk menguasai satu unit bahan ajar sebelum ia beralih kepada
unit berikutnya. Selain itu, sistem pengajaran modul dapat diartikan
sebagai pendekatan pembelajaran mandiri, yang berfokuskan pada
penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik
dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Belajar
mandiri itu sendiri diartikan seba- gai cara belajar yang memberikan
derajat kebebasan, tanggung jawab, dan kewenangan lebih besar
kepada peserta didik.

Dengan demikian, peserta didik dapat untuk belajar secara


mandiri sesuai dengan percepatan pembelajaran masing-masing.
Adapun untuk pihak sekolah, sekolah akan diperoleh keuntungan yaitu
(a) keutuhan dan ketuntasan penguasaan kompetensi, (b)
kesinambungan proses pembelajaran, (c) efisiensi penggunaan sumber
daya pendidikan.

a. Karakteristik Modul

ii
Modul memiliki ciri atau karakteristik tersendiri
dibandingkan dengan jenis bahan ajar lainnya, yakni
sebagai berikut. a. Self instructional; dengan modul
seorang peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri,
tidak tergantung pada pihak lain. Untuk itu, sebuah modul
harus memiliki hal-hal berikut.
1) Berisi rumusan tujuan yang jelas dan terperinci.

2) Berisi uraian materi yang utuh, lengkap, serta


sesuai dengan kepentingan penggunanya.
3) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang sesuai.
4) Menampilkan soal-soal latihan, tugas, dan
sejenisnya yang memungkinkan peserta didik
untuk menerapkan pemahaman tentang materi yang
ada di dalamnya.
5) Menggunakan bahasa yang baku dan komunikatif.
6) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
7) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan
penggunanya untuk melakukan penilaian diri.
8) Terdapat umpan balik atas penilaian sehingga
penggunanya mengetahui tingkat penguasaan
materi dalam modul itu.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD/LKS).


a. Pengertian
Sesuai dengan namanya, LKPD merupakan bahan ajar
yang berupa lembaran kerja atau kegiatan belajar peserta
didik. Adapun Dhari dan Haryono (1988)
mendefinisikannya sebagai lembaran yang berisi pedoman
bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang

ii
terprogram. Meskipun demikian, di dalamnya tidak sekadar
berisi petunjuk kegiatan, oleh karena LKS atau LKPD
berisikan pula uraian pokok materi, tujuan kegiatan, alat/
bahan yang diperlukan dalam kegiatan, dan langkah-
langkah kerja. Selain itu berisikan pula soal-soal latihan,
baik berupa pilihan objektif, melengkapi, jawaban singkat,
uraian, dan bentuk-bentuk soal/latihan lainnya; termasuk
sejumlah tugas berkaitan dengan materi utama yang ada

pada bahan ajar lainnya (buku teks). LKS merupakan


bahan ajar yang paling sederhana karena komponen-
komponen utama di dalamnya bukan uraian materi,
melainkan lebih kepada sejumlah kegiatan yang dapat
dilakukan peserta didik, sesuai dengan tuntutan KD dalam
kurikulum ataupun indikator-indikator pembelajaran.
LKS berfokus pada pengembangan soal-soalnya serta
latihan. Oleh karena itu, LKS berfungsi sebagai penunjang
pada setiap kegiatan belajar peserta didik sehingga
semuanya dapat terdokumentasi dengan jelas dan lengkap.
Guru pun mudah di dalam melakukan proses penilaian
karena hampir semua aktivitas peserta didik terutama yang
berwujud produk, semuanya tercatat dan terekam di dalam
LKS. Melalui LKS ini akan memudahkan guru dalam
menyampaikan kegiatan pembelajaran karena semuanya
telah tersajikan secara lengkap, sistematis, dan lebih jelas
di dalam LKS. Waktu pun bisa lebih efektif sehingga
waktu pembelajaran bisa lebih banyak dimanfaatkan untuk
pengerjaan kegiatan itu sendiri, dari yang sebelumnya
banyak tersita oleh penjelasan kegiatan belajar.

ii
b. Fungsi LKS
Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), beberapa
fungsi atau manfaat LKS adalah sebagai berikut. a. Sebagai
sumber penunjang dalam mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif. b. Sebagai sumber penunjang dalam
melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik
perhatian peserta didik. c. Sebagai sarana dalam
mempercepat proses belajar mengajar, dan membantu
peserta didik dalam menangkap pengertian pengertian yang

diberikan guru, d. Sebagai sumber kegiatan peserta didik


yang lebih aktif dalam pembelajaran. e. Sebagai sarana di
dalam menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan pada peserta didik. f. Sebagai sarana
dalam meningkatkan mutu belajar mengajar karena
pemahaman dan hasil belajar yang dicapai peserta akan
lebih bertahan lama.
3. Handout
a. Pengertian dan Fungsi Handout
Handout (bahasa Inggris) berarti 'berita', 'informasi,
atau 'surat lembaran'. Dalam KBBI daring, bandout
merupakan rangkuman dari berbagai sumber lainnya.
Adapun sebagai bahan ajar, bandout merupakan bahan ajar
yang berfungsi untuk mendukung, memperjelas, dan
memperkaya bahan ajar utama. Bahan-bahan di dalamnya
bersumber dari berbagai referensi selain dari buku teks
(buku utama). Namun, tetap relevan dengan KD/ indikator
yang ditetapkan guru sebelumnya. Bahan-bahan dalam
bandout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain

ii
dengan mengunduh dari internet, menyadur dari sebuah
buku, dengan merangkum dari buku utama atau dari
berbagai sumber. Meskipun sifatnya sebagai bahan ajar
penunjang, handout memiliki fungsi yang penting baik itu
bagi guru maupun bagi peserta didik, yakni sebagai berikut.
1) Membantu peserta didik untuk tidak perlu
membuat catatan-catatan tambahan tentang materi
yang sedang dipelajarinya sehingga perhatian
mereka lebih bisa terfokus pada kegiatan utama.

2) Merupakan pendamping dan pengayaan dari


penjelasan guru.
3) Menjdi salah satu rujukan peserta didik.
4) Memudahkan di dalam mengingat dan memahami
materi pelajaran utama.
5) Mengatasi kekurangan-kekurangan paparan materi
yang ada pada buku utama.
b. Bentuk-Bentuk dan Sistematika Handout
Bentuk bandout bervariasi, antara lain, sebagai berikut
1) Bentuk catatan, menyajikan konsep-konsep, prinsip,
gagasan pok tentang suatu topik yang akan dibahas
2) Bentuk diagram, menyajikan bagan, sketsa atau
gambar, baik ya dilukis secara lengkap maupun
yang belum lengkap. c. Bentuk catatan dan
diagram, merupakan gabungan dari bent pertama
dan kedua.

Ada pula yang mengelompokkan handout berdasarkan


keterkaitann dengan buku teks sebagai buku utama pembelajaran.

ii
1) Handout yang masih merupakan bagian dari buku
utama, fungsin sebagai ringkasan atau catatan pokok
dari sejumlah uraian materi yang ada pada buku utama;
fungsinya membantu dalam memahami utama secara
cepat dan lugas.
2) Handout yang lepas dari buku utama, yang materi di
dalamnya tidak bergantung pada buku utama.
Fungsinya sebagai pengayaan, penambah wawasan bagi
guru ataupun peserta didik, di samping materi-materi
yang ada pada buku utama.

Adapun berdasarkan karakteristik mata pelajaran yang


dikembangka nya, seperti halnya penjelasan dalam LKS, handout
dapat diklasifikasik pula ke dalam bandout mata pelajaran praktik dan
bandout mata pelajar nonpraktik

1) Handout mata pelajaran praktik, lebih banyak


menyajikan urutan sua kegiatan ataupun petunjuk kerja.
Di dalamnya tersaji tujuan kegiata alat dan bahan, serta
lagkah-langkah kegiatan itu sendiri yang tersusun
secara sistematis, baik itu untuk kegiatan di kelas,
laboratorium, ataupun di lapangan.
2) Handout mata pelajaran nonpraktik, menyajikan
sejumlah fakta, konsep, ataupun prinsip-prinsip tertentu
yang diuraikan secara naratif. Yang diutamakan adalah
pemahaman peserta didik sehingga mereka
mendapatkan informasi, wawasan, dan ilmu
pengetahuan secara lebih mudah. 6

6
Ibid, hal. 18.

ii
Adapaun Kriteria Pengembangan Bahan ajar yang baik

Greene dan Petty sebagaimana yang dikutip Tarigan (1986: 20-


21) merumuskan sepuluh kriteria bahan ajar yang baik. Kesepuluh
kriteria itu adalah sebagai berikut.

1. Bahan ajar itu haruslah menarik minat para peserta didik yang
mempergunakannya.
2. Bahan ajar itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para
peserta didik yang memakainya

3. Bahan ajar itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para
peserta didik yang memanfaatkannya.
4. Bahan ajar itu seyogianyalah mempertimbangkan aspek linguistic
sehingga sesuai dengan kemampuan para peserta didik yang
memakainya.
5. Bahan ajar itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-
pelajaran lainnya lebih baik lagi apabila dapat menunjangnya
dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan
yang utuh dan terpadu.
6. Bahan ajar itu haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-
aktivitas pribadi para peserta didik yang mempergunakannya.
7. Bahan ajar itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari
konsep- konsep yang samar dan tidak biasa agar tidak sempat
membingungkan para peserta didik.
8. Bahan ajar itu haruslah mempunyai sudut pandang atau point of
view yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut
pandang para pemakainya yang setia.
9. Bahan ajar haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan
pada nilai-nilai peserta didik.

ii
10. Bahan ajar haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan
pribadi para peserta didik pemakainya.
D. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar
Menurut Noviarni tujuan pengembangan bahan ajar, yaitu :
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan dengan kebutuhan peserta didik saat ini,
yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dari lingkungan
sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar
disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

c. Memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Manfaat Pengembangan bahan ajar, yaitu :


Manfaat bagi pendidik :
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
ada dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
didapat dan dipahami.
c. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran
yang efektif antara pendidik dengan peserta didik karena dengan
terciptanya bahan ajar yang lebih menarik maka peserta didik akan
lebih senang bertanya tentang bahan ajar tersebut, dengan
demikian komunikasi peserta didik dan pendidik akan berjalan
dengan baik.
d. Tulisan bahan ajar tersebut dapat diajukan untuk menambah angka
kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Manfaat bagi peserta didik :
a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

ii
b. Peserta didik akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk
belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru.
c. Memudahkan peserta didik dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan
bahan ajar sangatlah penting dalam pendidikan dalam
mempersiapkan sebuah proses pembelajaran yang efektif sesuai
dengan karakteristik peserta didik yang ada. Dengan begitu
seorang pendidik diharapkan mampu mengembangkan bahan ajar
yang sudah ada menjadi lebih menarik peserta didik. Mengingat

pentingnya pengembangan bahan ajar, seorang pendidik perlu


mengetahui bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam mengembangkan bahan ajar yang ada sesuai dengan
kebutuhan karakteristik peserta didik. 7Berikut ini adalah langkah-
langkah yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar.

Menurut Gatot, ada empat tahapan pengembangan bahan ajar yang


meliputi.

1. Mengidentifikasi aspek-aspek kompetensi dasar dan standar


kompetensi yang menjadi acuan dalam pemilihan bahan ajar
2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar yang dibutuhkan
3. Memilih bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi dasar dan
strandar kompetensi yang diinginkan
4. Memilih sumber bahan ajar yang sesuai

7
Noviarni, Perencanaan Pembelajaran Matematika dan Aplikasinya Menuju Guru yang
Kreatif dan Inovatif, (Pekanbaru: Banteng Media, 2014). hal. 52

ii
Kemendiknas sendiri juga menyebutkan ada enam langkah dalam
pengembangan bahan ajar, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan menyusun standar kompetensi


2. Mengidentifkkasi dan menyusun kompetensi dasar
3. Mengidentifikasi dan menyusun indikator-indikator pembelajaran
4. Memilih dan menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum
5. Merancang aktivitas atau kegiatan pembelajaran
6. Memilih dan menyusun bahan ajar yang sesuai.

Cara guru mengembangkan bahan ajar, yaitu :

1. Menulis dan mengembangkan sendiri

Dalam pengembangan bahan ajar, guru diasumsikan sebagai


seseorang yang ahli dibidangnya. Oleh karena itu, dia memiliki
otoritas untuk mengembangkan bahan ajar. Dia juga mempunyai
kemampuan menulis, dan sangat mengerti kebutuhan peserta didik,
karena pengalaman yang dimilikinya
2. Mengemas kembali informasi
Informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan
informasi tersebut disusun kembali atau ditulis ulang dengan gaya
bahasa dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dalam kebutuhan proses pembelajaran.
3. Menata berbagai informasi
Menata berbagai informasi dengan cara mengumpulkan buku
jurnal, dan sumber lain ditentukan bagian-bagian yang digunakan
tiap pokok bahasan dan sumber lain terutama yang tercantum
dalam daftar pustaka kurikulum dan silabus.
4. Kombinasi dua atau tiga hal diatas

ii
Pengembangan bahan ajar juga dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikan dua atau tiga cara diatas. Cara ini diawali
dengan membuat kerangka terlebih dahulu, kemudian diisi dengan
materi yang telah disusun sendiri, disertai dengan memasukan
kutipan yang relevan, dan menambahkan tulian orang lain yang
sudah diedit.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
tidaklah tepat jika seorang guru hanya bergantung pada satu jenis
sumber sebagai satu sumber belajar. Sedangkan, dalam proses
pembelajaran betapa berperan pentingnya pengembangan bahan
ajar agak bahan ajar yang disampai kans esuai dengan tuntutan
kurikulum, serta mampu mejawab atau memecahkan masalah
ataupun kesulitan dalam belajar.8

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang harus ada, karena
bahan ajar merupakan suatu komponen yang harus dikaji, dicermati,
dipelajari dan dijadikan bahan materi yang akan dikuasai oleh siswa dan
sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa
bahan ajar maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa.
Bahan ajar yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan
prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan pendidik dan peserta didik
dalam pembelajaran. Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun secara
urut sehingga mempermudah peserta didik belajar.

8
Nur Hamim,etc, Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertikikasi Guru/
Pengawas dalam Jabatan Kuota 2012 ,(Surabaya: Ftk IAIN, 2012), hal. 24

ii
Bahan ajar memudahkan guru dan siswa, dengan keberadaan bahan
ajar tersebut peserta didik memungkinkan untuk mempelajari suatu bahan
sesuai dengan kecepatan masing-masing, mereka memiliki kesempatan
yang luas untuk mengulangi atau meninjau kembali materi bahan ajar
Banyak juga jenis bahan ajar yang bisa digunakan selain buku teks,
terdapat beragam jenis bahan ajar lainnya: modul, lembar kerja peserta
didik (LKS), bandout, dan tayangan.

DAFTAR PUSTAKA.

Hamim Nur,etc. (2012), Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertikikasi Guru/
Pengawas dalam Jabatan Kuota 2012 , Surabaya: Ftk IAIN, hal. 24.

Hermawan Herry AsepHerr,dkk,. (2008). Pengembangan Bahan Ajar dalam jurnal Pembelajaran dan
Pendidikan, t.p: t. tp, hal. 2.

Kasihani, K.E Suyanto. (2007). English for Young Learners, Jakarta: Bumi Aksara, hal 76.

Kokasih. (2021), Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta Timur:PT Bumi Aksara, hal. 2-4.

Noviarni. (2014), Perencanaan Pembelajaran Matematika dan Aplikasinya Menuju Guru yang Kreatif
dan Inovatif, (Pekanbaru: Banteng Media, hal. 52.

Nurdyansyah. (t.t), Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu Alambagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar,
Sidoarjo : Core,, hal. 5.

Wahyudi Adip. (t.t), “Petingnya Pengembangan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran IPS”, Jurnal
Education Social Science, Vol.2, No. 1, hal. 54.

ii
ii

Anda mungkin juga menyukai