Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENGERTIAN FILSAFAT”
Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pemikiran dan Peradaban Islam
Dosen Pengampu :
Iftitah, M.A.

Disusun Oleh :
1. Mamluatul Soleqah Ashar (1860308222136)
2. Ekfaul danis (1860308222149)
3. Prisca Berliana Putri (1860308222153)

SEMESTER SATU
PROGAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM 1C

FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayat serta
inayah-Nya kepada kita semua sehingga bisa menyelesaikan makalah tentang Pengertian
Filsafat.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Tulungagung, 11 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.....................................................................................................................................i

KATA PENGATAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat......................................................................................................2

B. Objek Filsafat..............................................................................................................3

C. Cabang-Cabang Filsafat............................................................................................4

D. Kedudukan Ilmu, Agama, dan Filsafat Kebebnaran..............................................6

E. Manfaat Studi Filsafat................................................................................................8

F. Aliran Filsafat..............................................................................................................9

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................14

B. Saran..........................................................................................................................14

Daftar Pustaka.........................................................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat berasal dari kata philosophia atau philoshopos. Keduanya berasal dari
dua suku kata yaitu philos yang berate cinta dan shopia atau shofos yang berate
wisdom atau bijaksana. Dimana kebijaksanaan berati tau mana yang keliru dan mana
yang benar. Beberapa orang masih sangat asing dengan filsafat ilmu. Sejarah
menunjukkan kata shopia lebih sering diartikan sebagai kemahiran dan kecakapan
dalam suatu pekerjaan tertentu. Makana filsafat selanjutnya berkembang lagi menjadi
sejenis pengetahuan yang kedudukannya lebih tinngi.

Apabila kita sebut filsafat (philosophy) sebenarnya menunjuk kepada pengertian


filsafat umu, yaitu filsafat yang mempersoalkan segala sesuatu yang ada dalam alam
semeseta untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Selain filsafat umum, ada
juga filsafat khusus, yaitu filsafat yang diterapkan pada bidang ilmu tertentu, dimana
filsafat berperan sebagai landasan filosofis. Istilah filsafat lebih mudah diartikan jika
dirubah menjadi filsafat ilmu. Dalam hal ini, ilmu dijadikan sebagai kajian rasional.
Namun, masih banyak hal yang bisa dijadikan objek kajian, objek mataerial dan objek
formal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu filsafat?
2. Apa saja objek filsafat?
3. Apa saja cabang-cabang filsafat?
4. Bagaimana kedudukan ilmu, agama, dan filsafat kebenaran?
5. Apa manfaat mempelajari filsafat?
6. Apa saja aliran dalam filsafat?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian filsafat.
2. Mengetahui objek filsafat.
3. Mengetahui cabang-cabang filsafat.
4. Mengetahui kedudukan ilmu, agama, dan filsafat kebenaran.
5. Mengetahui manfaat mempelajari filsafat.
6. Mengetahui aliran dalam filsafat.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang
memiliki arti mencintai kebijaksanaan, philosophia ini berasal dari kata philein yang
memiliki arti mencintai, dan shopia yang memiliki arti kebijaksanaan, dari sini dapat
disimpulkan bahwa philosophia memiliki arti mencintai hal-hal yang bersifat
bijaksana. Selain dari bahasa Yunani, filsafat juga berasal dari bahasa Arab yaitu
falsafah, juga dalam bahasa Jerman philosopier, dan philosophie dalam bahasa
Perancis dan Belanda.
Sedangkan secara terminologi filsafat memiliki makna sebagai ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Filsafat juga
dapat dipahami sebagai proses reflektif dari jiwa manusia yang mengarah pada
kejelasan, pencerahan, penjelasan, pembenaran, wawasan dan penyatu paduan.
Filsafat dalam arti formal juga dapat dipahami sebagai proses kritik atau refleksi atas
keyakinan dan sikap yang dianut. Filsafat juga dapat dipahami sebagai proses berpikir
untuk menemukan sebuah kebenaran dengan sedalam-dalamnya.
Berikut adalah pengertian filsafat menurut beberapa ahli:
1. Aristocles atau yang lebih akrab kita kienal dengan Plato (427-347 SM). Plato
berpendapat bahwa filsafat adalah sebuah upaya pengetahuan untuk mencapai
pengetahuan tentang kebenaran yang sebenar-benarnya
2. Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuaan yang mengandung ilmu metafisika, logika, retorika, etika
estetika, ekonomi dan politik di dalamnya.
3. Francis Bacon (1561-1626). Francis Bacon yang merupakan seorang filsuf dan
politikus di Kerajaan Inggris berpendapat bahwa filsafat merupakan induk
utama dari ilmu (mother of science atau mater scientiarum) dan menangani
seluruh pengetahuan sebagai bidangnya
4. Al Farabi (870-950 M). Menurut Al Farabi filsafat adalah ilmu pengetahuan
mengenai yang ada, yang tidak bertentangan dengan agama, bahkan sama-
sama memiliki tujuan menemukan kebenaran.
5. Ibnu Sina (980- 1037). Ibnu Sina yang juga dikenal sebagai Avicenna di dunia
barat, yang juga seorang filsuf, ilmuan, dan konter ini mengartikan filsafat

2
sebagai sebuah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
6. Socrates (470-399 SM). Socrates yang merupakan seorang filsuf dari Yunani
berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami
hakikat alam dan realitas ada dengan mengandalkan akal budi.
7. Imanuel Kant (1724-1804). Imanuel Kant adalah seorang filsuf yang bekerja
secara komprehensif dan sistematis dalam epistemologi (teori pengetahuan),
etika, dan estetika. Kant berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu pokok yang
menjadi dasar segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan,
yaitu metafisikam agama, etika, dan antropologi.
8. Rene Descrates (1561-1650), Rene Descrates merupakan perintis filsafat
modern. Descrates berpendapat bahwa filsafat adalah kumpulan semua
pengetahuan yang menempatkan tuhan, manusia dan alam sebagai pokok
penyelidikannya.1

B. Objek Filsafat
Objek filsafat terbagi atas 2, yaitu objek material dan objek formal. Objek
materil filsafat adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun
secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya. Objek material mencakup segala hal, baik yang konkret
maupun yang tidak (hal-hal yang nyata maupun yang abstrak / tidak nampak). Objek
material adalah tujuan bahan penelitian, pemikiran atau penelitian ilmiah. Dia bisa
berupa apa saja berwujud atau tidak berwujud. Tak terbatas jika hanya dalam
kenyataan konkret seperti manusia dan alam ruang atau hanya di dalam Realitas
abstrak seperti Tuhan sesuatu yang bersifat ilahi. lebih dalam dari objek materi
semuanya hal dapat dikaji, baik apa yang ada di pikiran. ada di dalam realitas bahkan
dalam kemungkinan/ intuisi. Semua hal ini terbagi atas 2, yaitu ada yang berifat
umum (ontology) yang mengkaji hal-hal pada umumnya, dan yang kedua ada yang
bersifat khusus yang terbagi dua, yaitu secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak
(antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).
Selain objek material, ada lagi objek formal. Objek formal filsafat sendiri
adalah sudut pandang dala mengkaji objek materialnya. Objek formal lebih focus
terhadap akar masalah dari suatu masalah dan sudut pandangnya. Contohnya seperti,
1
Win Usuluddin Bernadie, Membuka Gerbang Filsafat (Yogyakart; Pustaka Sinar Harapan, 1994),hlm.3

3
apa hakikat ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan ilmiah dan apa saja fungsi ilmu
pengetahuan bagi manusia. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan dibahas dalam
landasan ilmu pengetauan yaitu landasan ontologis, epistemologis dan eksiologis.
Objek formal filsafat adalah sudut pandang dari masalah / objek material yang
ditelaah. Objek formal filsafat adalah gabungan dari proses penelaahan fakta dan
kebenaran , serta konfirmasi dan logika.2

C. Cabang-Cabang Filsafat
Cabang-cabang filsafat sebenarnya adalah pendapat beberapa tokoh tentang
kajian yang terkait dengan hal ihwal tentang kefilsafatan, karena pendapat satu tokoh
dengan tokoh lainnya yang bisa saja berbeda mengenai apa sesungguhnya. Menurut
Louis O Kattsoff yang juga dipapakan oleh Lasiyo dan Yuwono menyebutkan
cabang-cabang filsafat ada sebelas yaitu: Logika, metodologi, metafisika, yang
meliputi: ontologi dan kosmologi, cabang yang lain adalah epistemologi, filsafat
biologi, filsafat psychologi, filsafat anthropologi, filsafat sosiologi, etika, estetika, dan
filsafat agama. Hal yang serupa juga dipaparkan oleh Ir Poedjawijatna yang membagi
filsafat itu menjadi tujuh, yaitu: antologia, theodicea, antropologia, metaphysica,
ethica, logica (minor dan mayor), dan terakhir aesthecia. Liang gie juga membagi
filsafat sistematis menjadi tujuh, yaitu: metafisika cabang filsafat yang mengkaji
tentang hal ada, epistemo yang mengkaji tentang teori pengetahuan, dan metodologi
mengkaji tentang metode, logika merupakan teori tentang penyimpulan, etika teori
tentang pertimbangan moral, estetika filsafat tentang keindahan, dan terakhir sejarah
filsafat.
Harry Hamersa membagi cabang-cabang filsafat dengan lebih terperinci
menjadi empat:
1. Filsafat tentang ilmu pengetahuan: epistemologi, logika, kritik ilmu-ilmu.
2. Filsafat tentang keseluruhan kenyataan: metafisika umum (ontologi), dan
metafisika khusus terdiri atas: teologi metafisik, antropologi, kosmologi.
3. Filsafat tentang tindakan: etika, estetika.
4. Sejarah filsafat.

Uraian secara garis besar tentang cabang-cabang filsafat:


2
Parluhutan,Albon. 2020.Objek Formal dan Material Filsafat Ilmu Serta Implikaisnya dalam Pendidikan.
Tarutung. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 N0 3 Juli 2020

4
1. Metafisika

Berasal dari kata “meta ta fusika” yang mempunyai arti rangkap, yaitu: sesudah dan
dibelakang. Metafisika dianggap tepat untuk mengungkapkan isi beragam pandangan
mengenai “berbagai hal yang berada di belakang beragam gejala fisik”. Metafisika
sering juga disebut “filsafat tentang hal ada”, baik secara mutlak, ada tidak mutlak,
maupun yang ada dalam kemungkinan. Karena yang ada sangat luas, maka Liang Gie
menggolongkan “yang ada” menjadi dua:

a) Ada Secara ontologies


Membicarakan mengenai filsafat dasar dan ragam kenyataan, misalnya: usaha
filsuf dalam mengungkap makna eksistensi dengan pertanyaan.
b) Ada Secara Kosmologis
Membicarakan tentang teori umun mengenai proses kenyataan. Kosmologi
menyelidiki jenis tata tertib dalam kenyataan yang paling fundamental.
Kosmologi juga disebut filsafat yang membicarakan tentang alam semesta
beserta isinya atau filsafat alam
2. Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata episteme dan
logos, episteme berarti pengetahuan atau kebenaran, dan logos berarti kata atau
pikiran atau ilmu. Epistemologi dapat diartikan sebagai pikiran-pikiran tentang
pengetahuan atau kebenaran. Secar garis besar epistemologi dapat dipahami
sebagai penyelidikan filsafati terhadap pengetahuan khusus tentang kemungkinan
asal mula, validasi, batas, sifat dasar, dan aspek-aspek pengetahuan. Epistemologi
adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan.
Beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya sumber dari pengetahuan:
a) Sense experience (pengalaman indera)
b) eason (nalar)
c) Authority (otoritas)
d) Intiuition (instuisi)
e) Revelation (wahyu)
f) Faith (keyakinan)

3. Metodologi

5
Secara etimologis metodologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata
“metodos” dan “logos”. Metodos berarti cara atau jalan untuk memperoleh
pengetahuan, sedangakan logos berarti ilmu atau pikiran. Metodologi adalah cara
atau jalan untuk memperoleh pengentahuan.
4. Logika
Merupakan cabang filsafat yang khusus menguji kebebasan cara berpikir.
Logika berasal dari kata logicos yang berarti sesuatu yang diutarakan, dengan
demikian logika diartikan sebagai pertimbangan pikiran yang dinyatakan lewat
kata dan dinyatakan dalam bahasa. Menurut Lasiyo dan Yuwono logika
membicarakan tentang ragam aturan agar dapat mengambil kesimpulan yang
benar. Ciri logika yaitu suatu teori yang penyimpulannya secara deduktif.
5. Etika
Secara umum etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang tingkah
laku manusia yang dilakukan dengan sadar dari sudut baik maupun buruk. Etika
sering disamakan dengan filsafat kesusilaan atau moral.
6. Estetika
Cabang filsafat tentang nilai keindahan atau kejelekan. Lasiyo dan Yuwono
mengatakan bahwa logika, etika, dan estetika merupakan gugusan axiologi karena
ketiganya membicarakan tentang nilai.
7. Sejarah Filsafat
Sejarah filsafat dapat diartikan dengan pemeriksaan yang teliti terhadap
berbagai sistem filsafat, penafsiran filsuf terhadap berbagai cerita yang benar
mengenai perkembangan filsafat dari masa ke masa secara runtut. Menurut Liang
Gue yang diungkapkan Lasiyo dan Yuwono sejarah itu merupakan dua duanya: ya
sejarah ya filsafat. Disebut sejarah karena menunjukkan uraian secara runtut yang
disusun oleh para filsuf tentang pertumbuhan filsafat dari masa lampau sampai
sekarang.

D. Kedudukan Ilmu, Agama, dan Filsafat Kebenaran


Dalam ilmu, filsafat dan agama mempunyai tujuan dan sumber yang sama,
yaitu sama-sama mencari kebenaran dan bersumber pada akal dan rasio. Dari ketiga
tersebut diyakini bahwa ilmu manusia memiliki keterbatasan. Tiga alat dan tenaga

6
utama manusia adalah pikiran, rasa, dan keyakinan, dengan begitu manusia akan
mencapai kebahagiannya.
1. Perbedaan, Filsafat, Ilmu pengetahuan, dan Agama
Perbedaan ilmu pengetahuan dan filsafat, ilmu pengetahuan berlandas pada
akal pikiran lewat pengalaman dan indra, filsafat berlandas pada otoritas akal
murni secara bebas oleh kenyataan dan pengalaman terutama dikaitkan dengan
kehidupan manusia, sedangkan agama berlandaskan kepada wahyu.
2. Kebenaran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang cara mengetahuinya dengan cara-
cara atau langkah-langkah tertentu, langkah-langkah tersebut dinamakan logico
hypotetico vertivicasi, dimulai dengan mengajukan permasalahan untuk menjawab
pertanyaan tersebut membutuhkan suatu kerangka teori yang bermuara di antara
jawaban sementara atas permasalahan tersebut yang dinamakan hipotesis.
Hipotesis belum dapat diterima sebelum melakukan penelitian atau pengujian
untuk memastikan kebenarannya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
mengumpulkan bukti atau fakta tentang permasalahan yang dikaji.
3. Kebenaran Filsafat
Filsafat merupakan ilmu alam maupun ilmu pengetahuan sosial, keduanya
merupakan ilmu yang mempunyai keterbatasan maka membutuhkan filsafat untuk
memberikan jawaban. Filsafat adalah ilmu tentang kebenaran yang merupakan
percobaan untuk menyusun suatu sistem yang rasional dan mendamai. Perenungan
kefilsafatan tidak menemukan fakta, tetapi menerimanya dari mereka yang
menemukan fakta tersebut, menghasilkan pikiran yang radikal, spekulatif, dan
universal. Setiap ahli filsafat akan mempertahankan argumen hasil pemikirannya
dan bersifat subyektif, Juga menghasilkan kecenderungan yang solipsistik yaitu
pandangan yang cenderung membenarkan pendapatnya dan menyalahkan
pendapat orang lain.
4. Kebenaran Agama
Ilmu pengetahuan dan filsafat tidak dapat menjawab permasalahan-
permasalahan tertentu dan agama mengisi kekosongan tersebut, dalam Al-Qur’an
surat Ad-Duha ayat 7 yang artinya “dan Dia mendapatimu sebagai orang yang
bingung, lalu Dia memberikan petunjuk” dan surat Al-Insan ayat 3 yang artinya
“Sesungguhnya kami telah menunjuki manusia jalan yang lurus...”. Agama
merupakan kepercayaan, ajaran kebaktian, dan kewajiban dengan kepercayaan

7
tersebut. Al-Qur’an merupakan sumber kebenaran yang banyak memberikan
petunjuk mengenai ilmu pengetahuan, filsafat, dan berbagai aspek kehidupan
lainnya, melalui ayat-ayat yang dapat memberikan solusi diberbagai bidang
keilmuan maupun kehidupan.

E. Manfaat Studi Filsafat


Mempelajari filsafat secara umum membuat seseorang menjadi lebih
bijaksana. Kebijaksanaan adalah pemahaman tentang ide-ide yang ada, dan dari mana
ide-ide itu berasal. Memahami apa yang ada dan menerima dari sisi mana ia ada. Plato
menemukan kesenangan luar biasa dalam berpikir dan merenungkan filsafat diberi
gelar keinginan yang paling berharga.3

Apa manfaat mempelajari filsafat ilmu?


Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang menggabungkan semua
pertanyaan sebelumnya. Ada beberapa manfaat mempelajari filsafat ilmu, seperti
di bawah ini:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan industri dalam nilai-nilai
ontologis.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan industri dalam nilai
epistemologis.
3. Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan industri dalam kerangka
nilai-nilai etika.
4. Sebagai konsekuensi kehadiran filsafat ilmu pengetahuan dalam peran
fungsionalnya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
industri, mendorong perguruan tinggi untuk kembali ke landasan keilmuan,
yaitu Tridharma. (Suparlan Suhartono,Ph.D, Filsafat Ilmu Pengetahuan,
hal.17-34) 4
Secara umum, kelebihan filsafat adalah:

1. Filsafat membantu kita memahami bahwa segala sesuatu tidak selalu terlihat
seperti yang sebenarnya.
2. Filsafat membantu kita memahami diri kita sendiri dan dunia kita karena
filsafat mengajarkan kita bagaimana menghadapi masalah-masalah dasar.

3
Suaedi, Pengantar Filsafat Umum (Bogor:PT Penerbit IPB Press, 2016) hal. 16
4
Heris Hermawan, FIlsafat Ilmu (Bandung:CV Insan Mandiri, 2011) hal.28

8
3. Membuat kita lebih kritis dan mengajari kita apa yang kita anggap remeh
ternyata salah, menyesatkan, atau sebagian dari kebenaran.
4. Mengembangkan keterampilan dalam mengartikulasikan (secara lisan dan
tertulis), melihat sesuatu dari perspektif yang lebih luas, dan melihat serta
mempertimbangkan pendapat dan sudut pandang yang berbeda.
5. Kemampuan dan kemampuan untuk secara kritis mencerminkan pandangan
sendiri dan orang lain. Meskipun ini dapat membuat kita menolak pendapat
yang sudah mendarah daging, sebagai pendapat filsafat juga memberi kita cara
berpikir yang baru dan lebih kreatif untuk menghadapi masalah yang sulit
dipecahkan. Kemampuan untuk berpikir jernih, menalar secara logis,
menyajikan dan mengevaluasi argumen, menolak asumsi yang diterima begitu
saja, dan mencari prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan yang koheren.

Filsafat juga menyadarkan para ilmuwan untuk tidak terjerumus ke dalam


pemikiran menara gading. Filsafat membantu menjelaskan keberadaan manusia
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, alat untuk membuat hidup
lebih baik. Filsafat membantu Anda berpikir dari bawah ke atas dan membangun
diri Anda sendiri.5

F. Aliran Filsafat
1. Materialisme
Pemahaman atau aliran ini menganggap bahwa tidak ada apa pun di dunia ini
selain materi atau alam dan dunia fisik. Eksistensi aliran tersebut menghadapi
tentangan sengit dari berbagai agama di mana-mana. Kontradiksi ini muncul
karena pada abad ke-19 tidak ada pengakuan keberadaan Tuhan (ateis) yang
diyakini menguasai pikiran masyarakat. Tokoh-tokoh aliran ini adalah
Anaximenes, Thales, Anaximander, Democritus, Rametry, Thomas Hobbes,
Spencer, Feuerbach dan Karl Marx (Mahbub, 2018; Wilardjo, 2019).
2. Dualisme atau Realisme
Dualisme adalah aliran pemikiran yang melihat alam terdiri dari dua jenis
alam: alam material dan alam spiritual. Kedua jenis alam ini berdiri sendiri, sama-
sama mendasar dan abadi. Hubungan antara keduanya menciptakan kehidupan di
alam (Mahbub, 2018; Wilardjo, 2019). Dualisme membagi realitas menjadi dua
5
Hamidulloh Ibda, Filsafat Ilmu (Pati:CV Kataba Group, 2018) hal.106

9
bagian. subjek sadar dan sadar (di dalam manusia) dan realitas di luar manusia.
(Meshiono, 2018). Filsuf dualis atau realis ini antara lain Plato, Descartes,
Aristoteles, Fechner, Leucippus, Arnold Gelinex, Anaxagoras, Hc. Daugall dan A.
Schopenhauer (Mahbub, 2018; Wilardjo, 2019).
3. Empirisme
Aliran ini bertujuan untuk menemukan dasar yang kuat dari pengetahuan yang
benar. Kita juga tahu empirisme radikal, yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman indrawi. Segala sesuatu yang
tidak dapat dilacak oleh pengalaman indrawi dianggap sebagai ketidaktahuan.
Pengetahuan rasional murni atau pengetahuan empiris murni tidak dapat eksis
tanpa yang lain. Kaum empiris tidak dapat mengklaim pengetahuan tanpa asumsi
dasar yang mendahuluinya, dan ini ditemukan dalam pikiran atau pikiran
manusia. Sebaliknya, akal bertanggung jawab untuk memproses materi yang
diperoleh melalui pengalaman.
Semua kepastian harus divalidasi terhadap data, bukan alasan (Losee, 2013).
Tokoh dari sekolah ini antara lain Thomas Hobbs, John Locke, Francis Bacon,
David Hume, Herbert Spencer, George Berkley, dan Roger Bacon (Mavubu,
2018; Wiraljo, 2019).
4. Rasionalisme
Aliran rasionalis berpendapat bahwa hanya akal yang dapat mengantarkan
kepada kebenaran sejati (Mardlatillah, 2013). Dengan kata lain, rasionalisme
adalah aliran pemikiran bahwa pengetahuan yang benar didasarkan pada akal,
yang merupakan dasar dari pengetahuan ilmiah. Beberapa poin penting sebagai
inti dari doktrin rasionalisme adalah: Rasionalis lebih mengandalkan geometri,
yang memiliki aksioma umum dan tidak tergantung pada pengamatan. Mekanika
matematika berlaku untuk mekanika ilmu-ilmu lain.
Pengetahuan mendahului atau mendahului pengalaman (Musdiani, 2011).
Tokoh-tokoh dari sekolah tersebut antara lain René Descartes, B. De Spinoza,
Nicolas Marelblanche, G. Leibniz, Christian Wolff, Blaise Pascal (Mahbub, 2018;
Wilardjo, 2019).
5. Positivisme
Arus positivis selalu muncul dari apa yang sudah diketahui, secara faktual
positif. Hanya gejala atau hal yang terjadi yang diketahui secara positif. Karena
itu, mereka menolak metafisika. Yang terpenting bukanlah mempelajari hakikat

10
dan makna dari semua fakta ini, tetapi mengetahui realitas dan mempelajari
hubungan di antara mereka sehingga kita dapat memprediksi apa yang akan terjadi
di masa depan. Tokoh positivisme adalah Augusto Comte. Dia membagi
perkembangan pemikiran manusia menjadi tiga tahap atau zaman: zaman teologis,
zaman metafisika, dan zaman ilmiah atau aktif.
6. Kritisisme
Kontradiksi antara rasionalisme dan empirisme ini kemudian diselesaikan oleh
Immanuel Kant yang dikenal dengan Mazhab Kritis (Mardlatillah, 2013). Menurut
Kant, hanya ada satu dunia, dunia yang kita alami. Dalam pikiran setiap orang
sudah ada kondisi dan faktor kunci yang menentukan bagaimana kita memandang
dunia di sekitar kita. Menurutnya, pikiran manusia sudah memiliki kategori,
bentuk, atau bentuk yang memungkinkan kita untuk melihat sesuatu sebagaimana
adanya
Kant membedakan antara tiga jenis pengetahuan: pengetahuan analitik, di
mana subjek sudah mengandung predikat, atau di mana predikat dapat ditemukan
dengan menganalisis subjek. Kedua, didasarkan pada pengetahuan sintetik
posterior di mana predikat dikaitkan dengan subjekn pengalaman sensori. Dan
ketiga, pengetahuan sintetik apriori, yang berpendapat bahwa akal dan
pengalaman indrawi secara bersamaan diperlukan. Menurut Kant, setiap orang
memiliki kemampuan untuk mengetahui sesuatu.(Baiti, 2016).
7. Idealisme
Aliran ini memandang nilai sebagai sesuatu yang tetap dan tidak berubah, baik
atau buruk, benar atau salah, indah atau jelek, pada dasarnya selalu tidak berubah
dari generasi ke generasi. Selanjutnya, ketika seseorang mencoba untuk
menemukan atau mematuhi sesuatu yang mewakili nilai, penting untuk
menentukan apakah nilai itu ada atau disadari oleh semua orang, dan apakah
orang itu memahami dan menghargainya (Mesiono, 2018)).
Idealisme absolut Hegel telah terbukti menjadi salah satu posisi filosofis yang
paling kontroversial. Tokoh aliran ini antara lain Plato, Immanuel Kant, B.
Spinoza, Liebnitz, J. Fichte, F. Schelling, Berkeley, G. Hegel (Mahbub, 2018;
Wilardjo, 2019).
8. Renaissance
Renaissance sebenarnya adalah sekolah yang menghidupkan kembali
rasionalisme Yunani. Aliran pemikiran abad ini tampaknya lebih berpusat pada

11
Tuhan daripada filosofi aslinya. Sejarawan menempatkan Renaisans sebagai
periode dalam sejarah Barat antara tahun 1300 dan 1600. Saat ini, beberapa orang
mempertanyakan gagasan bahwa ada periode dalam sejarah Barat yang begitu
khas sehingga pantas mendapatkan gelar ini, tetapi selama periode inilah
fenomena yang dikenal sebagai humanisme muncul. Pertama di Italia,
berkembang di bagian lain Eropa setelah tahun 1500. Kaum humanis Renaisans
tidak hanya meletakkan dasar-dasar kritik tekstual selama abad kesembilan belas
dan kedua puluh yang telah berkembang menjadi fenomena yang berkembang
yang kita kenal sekarang (O'Malley, 2019).
9. Eksistensialisme
Fokus eksistensialisme adalah pada setiap individu atau pengalaman individu.
Secara umum, eksistensialisme lebih menekankan pada pilihan-pilihan kreatif,
pengalaman subjektif manusia, dan tindakan nyata eksistensi manusia di atas
skema rasional sifat dan realitas manusia (Mesiono, 2018). Tokoh aliran ini antara
lain Jean-Paul Sartre, Immanuel Kant, Karl Jaspers, S. Kierkegaard Friedrich
Nietzsche, Gabriel Marcel, Martin Heidegger, Len Lusenne, M. Merlot-Ponty
(Mahbub, 2018; Wilardjo, 2019).
10. Fenomenologi
Edmund Husserl yang dianggap sebagai “bapak fenomenologi” dan salah
seorang filosof paling berpengaruh abad ke-20, mencari hakikat realitas dengan
memperhatikan apa yang nyata-nyata menampakan diri dalam kesadaran
(“fenomen”). Pendekatan itu kemudian dikritisi oleh Emanuel Levinas. Yang
dikritiknya pada Husserl adalah bahwa analisis fenomenologis berhenti terlalu
cepat sehingga tidak berhasil mengangkat struktur realitas vang sebenarnya.
Husserl berhenti pada struktur kesadaran. Karena itu, Husserl terperangkap dalam
kerangka subjek objek. Objek hanya ada sebagai objek tetapi sebuah subjek yang
menangkapnya, dan sebaliknya. Mempertanyakan bagaimana objek itu pada
dirinya sendiri merupakan sesuatu yang tidak masuk akal. Oleh karena itu filsafat
Husserl dicurigai tidak secukupnya menghindari idealisme, yakni paham yang
meyangkal bahwa ada realitas di luar kesadaran manusia. Kerangka Husserl inilah
yang nantinya dikritik Levinas (Bakti Fatwa Anbiya, 2020). Tokoh-tokoh dari
aliran ini adalah Edmund Husserl, Martin Heidegger, Max Scheller, Hartman,
Maurice Merleau Ponty, Jean Paul Sartre, dan Soren Kierkegaard (Mahbub, 2018;
Wilardjo, 2019).

12
11. Pragmatisme
Pragmatisme muncul dalam filsafat Amerika pertengahan abad kesembilan
belas dalam menanggapi tren ‘metafisik’ waktu itu, yang berkaitan dengan
pemahaman dan pembenaran bagaimana pikiran mewakili, menggambarkan, dan
mencerminkan realitas muncul sebagai sekolah. Pragmatisme membuang
argumen-argumen lama para filosof rasionalis dan empiris. Sebaliknya, aliran ini
berpendapat bahwa pemikiran yang diajukan harus dilihat sebagai produk
interaksi antara organisme dan lingkungannya, yang pada dasarnya merupakan
tindakan. Singkatnya, aliran pragmatis berpendapat bahwa semua kebenaran harus
diartikulasikan dalam tindakan (Buch & Elkjaer, 2020). Ini hanya benar jika ada
kegunaan praktis untuk itu. Orang-orang dari sekolah ini adalah William James,
John Dewey, Charles Saunders Peirce, F.C.S. Schiller. (Mavubu, 2018; Wiraljo,
2019).
12. Progresivisme
Sumber utama progresivisme adalah eksperimentalisme pragmatis John
Dewey. John Dewey adalah pendukung utamanya. Baginya, masyarakat
demokratis paling kondusif untuk penerapan metode ilmiah dan penciptaan
masyarakat demokratis yang saling berbagi. Menolak stabilitas dan fakta mutlak.
Kaum progresif mengakui bahwa mencapai masyarakat demokratis bergantung
pada dogmatisme yang menantang dan nilai-nilai absolut. Pengetahuan harus
dipandu oleh pertanyaan eksperimental, pertanyaan menantang, dan ide (Kooli et
al., 2019).6

6
Henderikus Dasrimin, Aliran-Aliran dalam Filsafat Ilmu (Malang: Pascasarjana, Universitas Negeri Malang)

13
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memebahas pengertian filsafat adalah berawal dari kata yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu philosophia yang memiliki arti mencintai kebijaksanaan. Selain dari
bahasa Yunani, filsafat juga berasal dari bahasa Arab yaitu falsafah, juga dalam
bahasa Jerman philosopier, dan philosophie dalam bahasa Perancis dan Belanda.
Objek filsafat terbagi atas 2, yaitu objek material dan objek formal. Objek materil
filsafat adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Objek formal filsafat sendiri adalah sudut pandang dala mengkaji
objek materialnya.
Cabang-cabang filsafat sebenarnya adalah pendapat beberapa tokoh tentang kajian
yang terkait dengan hal ihwal tentang kefilsafatan, karena pendapat satu tokoh dengan
tokoh lainnya yang bisa saja berbeda mengenai apa sesungguhnya. Secara garis besar
tentang cabang-cabang filsafat:
1. Metafisika
2. Epistemologi
3. Metodologi
4. Logika
5. Etika
6. Estetika
7. Sejarah Filsafat
Dalam ilmu, filsafat dan agama mempunyai tujuan dan sumber yang sama, yaitu
sama-sama mencari kebenaran dan bersumber pada akal dan rasio. Dari ketiga
tersebut diyakini bahwa ilmu manusia memiliki keterbatasan. Tiga alat dan tenaga
utama manusia adalah pikiran, rasa, dan keyakinan, dengan begitu manusia akan
mencapai kebahagiannya.
Mempelajari filsafat secara umum membuat seseorang menjadi lebih bijaksana.
Kebijaksanaan adalah pemahaman tentang ide-ide yang ada, dan dari mana ide-ide itu
berasal. Memahami apa yang ada dan menerima dari sisi mana ia ada.
Dalam hubungan antara filsafat dan ilmu, kita dapat mengatakan bahwa setiap
ilmu memiliki subjek dan pendekatan khusus sendiri, tergantung pada sifat ilmu dan

14
tujuan yang ingin dicapai oleh ilmu tertentu. Objek ilmusangat beragam, begitu pula
keragaman ilmu, sehingga sistematisasi dan pendekatannya juga sangat berbeda.
Inilah yang membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya. Oleh karena itu dibahas
aliran filsafat ilmu yang terdiri dari:
1. Materialisme
2. Dualisme atau Realisme
3. Empirisme
4. Rasionalisme
5. Positivisme
6. Kritisisme
7. Idealisme
8. Renaissance
9. Eksistensialisme
10. Fenomenologi
11. Pragmatisme
12. Progresivisme

B. Saran
Pengentahuan tentang ilmu filsafat harus dikembangkan dan digali.
Memperbanyak membaca buku-buku filsafat sangat membantu menambah
pengetahuan tentang filsafat. Mempelajari objek-objek filsafat juga sangat penting.
Tidak lupa juga untuk selalu bertanya kepada orang yang lebih berpengetahuan
dibidang filsafat untuk mecari jawaban dari suatu persoalan. Banyak hal yang bias
dipertanyakan dalam filsafat, tetap berhati-hati kepada pertanyaan yang
menjerumuskan dan tetap berpegang teguh kepada kepercayaan sangatlah penting.
Dalam makalah ini, masih banyak hal yang belum dituliskan dan dibahas. Semoga
nantinya akan ada penyusun makalah yang lebih pintar meringkas materi menjadi
lebih singkat namun tetap jelas dan danmudah dipahami.

15
DAFTAR PUSTAKA

Parluhutan, Albon. 2020.Objek Formal dan Material Filsafat Ilmu Serta Implikaisnya dalam
Pendidikan. Tarutung. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 7 N0 3 Juli
2020

Bernadien, win usuluddin. 2011. Membuka gerbang filsafat. Yogyakarta: PUSTAKA


PELAJAR

Hermawan, A. Heris. 2010. FILSAFAT UMUM. Bandung: CV Insan Mandiri

Wiharto Mulyo. 2005. Kebenaran Ilmu, Filsafat dan Agama. https://adoc.pub/kebenaran-


ilmu-filsafat-dan-agama.html, diakses pada 10 September 2022

Dianti, Rizki. 2019. Kedudukan dan Relasi Ilmu, Filsafat, dan Agama dalam Kehidupan.
https://www.kompasiana.com/rzkdnti/5df7039a097f363d3c483c82/kedudukan-
dan-relasi-ilmu-filsafat-dan-agama-dalam-kehidupan, diakses pada 10 September
2022

Hermawan, Heris. 2011. Filsafat Ilmu. Bandung, CV Insan Mandiri.

Sumarna, Cecep. 2020. Filsafat Ilmu. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Solaiman, A. Darwis. 2019. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Banda Aceh, Bandar Publishing.

Suaedi. 2016, Pengantar Filsafat Ilmu. Bandung, PT Penerbit IPS Press

16

Anda mungkin juga menyukai