Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Fawatih Al-Suwar, Munasabat, dan Nasikh Mansukh”

Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Studi Qur’an Hadist.

Dosen Pengampu :

M. Fajrul Munawir

Disusun Oleh :

Ahmad Umar Wira Hadi Kusuma (1860308222141)

SEMESTER SATU

PROGAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM 1C

FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas dari mata kuliah Studi Qur’an Hadist, dengan judul
Fawatih Al-Suwar, Munasabat, dan Nasikh Mansukh.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Penulis
memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan. Oleh
karena itu, penulis menerima segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Tulungagung, 5 Oktober 2022

Ahmad Umar

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................................................i

KATA PENGATAR ................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................................1

C. Tujuan ............................................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Fawatih Al Suwar...............................................................................................................2

B. Macam-macam Fawatih Al Suwar .....................................................................................................2

C. Pengertian Munasabat ..........................................................................................................................4

D. Macam-macam Munasabat ..................................................................................................................5

E. Pengertian Nasikh Mansukh.................................................................................................................6

F. Macam-macam Nasikh Mansukh.........................................................................................................6

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................................................8

Daftar Pustaka .....................................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al quran merupakan kitab suci umat manusia, khususnya umat muslim. Al
quran sendiri memiliki makna yang bermacam macam salah satunya yaitu
kalam allah yang diturunkan kepada nabi muhammad melalui malaikat jibril
sebagai pedoman hidup umat manusia.
Al quran mengandung banyak pelajaran yang dinilai sangat penting sehingga
harus dikaji oleh banyak kalangan terlebih oleh seorang pelajar. Diantara
pelajaran yang terdapat dalam al quran yaitu ilmu tentang pembukaan ayat
alquran yang disebut fawatih al suwar. Disamping ilmu tersebut juga terdapat
sebuah hubungan antara al quran dan kehidupan yang disebut munasabat.
Kemudian ada juga yang membahas tentang ayat ayat yang direfisi disebut
sebagai nasikh mansukh. Pelajaran-pelajaran tersebut dinilai sangat penting
sebab menambah pengetahuan terhadap al quran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Fawatih Al Suwar.
2. Apa saja macam-macam Fawatih Al Suwar.
3. Apa pengertian Munasabat
4. Apa saja macam-macam Munasabat
5. Apa pengertian Nasikh Mansukh
6. Apa saja macam-macam Nasikh Mansukh
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian Fawatih Al Suwar
2. Untuk mengetahui macam-macam Fawatih Al Suwar.
3. Untuk mengetahui pengertian Munasabat.
4. Untuk mengetahui macam-macam Munasabat.
5. Untuk mengetahui pengertian Nasikh Mansukh.
6. Untuk mengetahui macam-macam Nasikh Mansukh.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian fawatih as suwar


Menurut bahasa fawatih berasal dari kata fataha yang berarti pembuka.
Sedangkan suwar merupakan jamak dari kata surah yang memiliki makna
sekumpulan ayat al quran yang memiliki awalan dan akhiran. Jadi, fawatih al
suwar adalah beberapa pembukaan dari surah-surah al quran atau beberapa
macam awalan dari surah-surah al quran.1
B. Macam-Macam fawatih as suwar
Dalam kitab al quran, Allah mengawali firman-Nya dengan 10 bentuk
ungkapan. Diantaranya :
1. Menggunakan Kata Pujian kepada Allah (14 surah)
Pujian kepada Allah dibagi menjadi tiga bentuk yaitu dengan kalimat
hamdalah,kalimat tasbih dan kata tabarok.
a. Pujian menggunakan kalimat hamdalah
Penggunaan kalimat hamdalah dalam awalan surat berisi kata
alhamdulillah yang terdapat dalam 5 surat, yaitu al fatihah, al an’am al
kahfi, saba, dan al fathir.
b. Pujian menggunakan kalimat tasbih
Penggunaan kalimat tasbih dalam awalan surat bertujuan untuk
mensucikan Allah yang terdapat dalam 7 surat, yaitu al-Isrā’, al-‘Alā,
al-hadīd, al- ’asyr, as-Shaff, Al-Jumu’ah dan at-Thagābun.
c. Pujian menggunakan kata tabarok
Penggunaan kata tabarok terdapat dalam 2 surat, yaitu al mulk dan al
furqon

1
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya : Dunia Ilmu, 2000). 168

2
2. Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (29 surah)
Dalam Al-qur’an terdapat 29 surat yang diawali dengan huruf-huruf muqatha’ah,
yaitu huruf-huruf yang membentuk sebuah kalimat yang tidak bisa diartikan. Huruf-
huruf tersebut antara lain : ‫ص ط‬, ‫س‬, ‫ر‬, ‫ح‬, ‫ا‬, ‫ي‬, ‫ه‬, ‫ن‬, ‫م‬, ‫ل‬, ‫ك‬, ‫ق‬, ‫ع‬
3. Pembukaan dengan panggilan (9 surah)
Allah membuka sejumlah surat dengan mengedepankan panggilan (an-nida),
yang terbagi menjadi tiga macam:
a. Nida’ untuk nabi
Dalam konteks ini diawali dengan ya ayyuha anabiyyu, ya ayyuha al
muzammil, dan ya ayyuha al mudatstsir.
b. Nida’ untuk orang yang beriman
Dalam hal ini diawali dengan ya ayyuha alladzina amanu.
c. Nida’ untuk umum
Pada hal ini diawali dengan ya ayyuha annasu
4. Pembukaan dengan kalimat-kalimat berita (23 surah)
Allah, di beberapa surah mengedepankan jumlah khabariyah (pernyataan
berita), baik ditujukan kepada Rasulullah maupun kepada umat. Dalam hal ini
terbagi menjadi dua bentuk.
a) Jumlah ismiyah
Terdapat dalam 11 surah diantaranya at taubah, an nur, az zumar,
muhammad, al fath, ar rahman, al haqqah, nuh, al qadr, al waqiah, dan
al kautsar.
b) Jumlah fi’liyah
Terdapat dalam 12 surah diantaranya al anfal, an nahl, al anbiya’, al
mukminun, al qamar, al mijadilah, al ma’arij, al qiyamah, al balad,
abasa, al bayyinah, dan at takatsur
5. Pembukaan dengan sumpah
a. Sumpah dengan benda-benda langit
Terdapat dalam 8 surah, yaitu ash shaafat, an najm, al mursalat, an
naziat, al buruj, ath thariq, al fajr, dan asy syams

3
b. Sumpah dengan benda-benda bumi
Terdapat dalam 4 surah, yaitu adz dzariyat, at tur, at tin, dan al ‘adiyat
c. Sumpah dengan waktu
Terdapat dalam 3 surah, yaitu al lail, adh dhuha, dan al ‘ashr.
6. Pembukaan dengan syarat
Allah swt. menyebutkan kejadian-kejadian tertentu dengan mengaitkannya
dengan syarat. Penyebutan syarat tersebut dibagian pertama surat-surat
tertentu untuk menunjukkan bahwa kejadian itu merupakan hal yang pasti
akan terjadi, bukan hal yang mungkin terjadi atau mustahil terjadi. Surat at-
Takwir, al-Infitar, al-Insyiqaq, al-Waqi’ah, al-Munafiqun, azZalzalah, dan an-
Nashr
7. Pembukaan dengan perintah
Terdapat dalam 6 surah, yaitu al alaq, al jin, al kafirun, al ikhlas, al falaq, dan
an nas
8. Pembukaan dengan pernyataan
Ada 2 bentuk pertanyaan:
a. Pertanyaan positif, yaitu pertanyaan dengan kalimat positif, yang
digunakan pada 4 surat yaitu: surat ad-Dahr, an-Naba’, alGhasyiyah,
dan al-Ma’un.
b. Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan dengan kalimatmnegatif
yangdigunakan pada 2 surat yaitu surat al-Insyirah dan al-Fil
9. Pembukaan dengan doa
Terdapaat dalam 3 surah, yaitu al-Muthaffifin, al-Humazah, dan al-Lahab.
10. Pembukaan dengan alasan
Hanya terdapat pada surah al quraisy.
C. Pengertian Munasabat
Kata munasabah secara etimologi berarti al-muqarabah (kedekatan), al
musyakalah (keserupaan) dan al-muwafaqoh (kecocokan). Sedangkan secara
terminologi Munasabah adalah suatu perkara yang dapat dipahami oleh

4
akal.Tatkala dihadapkan kepada akal, pasti akal itu akan menerimanya.2 Ada juga
yang mengatakan bahwa Munasabah adalah aspek yang punya keterikatan antara
satu kalimat dengan kalimat lain dalam satu ayat, antara ayat satu dengan ayat
lain dalam banyak ayat, atau antara surat dengan surah yang lain (di dalam Al-
Quran).3
D. Macam-macam Munasabat
1. Munasabah antarsurat dengan surat sebelumnya
Munasabah antarsatu surat dengan surat sebelumnya berfungsi menerangkan
atau menyempurnakan ungkapan pada surat sebelumnya. Sebagai contoh,
dalam surat Al-Fatihah [1] ayat 1 ada ungkapan alhamdulillah. Ungkapan ini
berkorelasi dengan surat Al-Baqarah [2] ayat 152 dan 186: Artinya: “Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (lupa) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”
(Q.S Al-Baqarah [2]; 152).
2. Munasabah antaranama surat dan tujuan turunnya
Setiap surat mempunyai tema pembicaraan yang menonjol, dan itu tercermin
pada namanya masing-masing, seperti surat Al-Baqarah [2], surat Yusuf [12],
surat An-Naml [27] dan Al-Jin [72]4. Lihatlah firman Allah surat Al-Baqarah
[2]; 67-71:
Cerita tentang lembu betina dalam surah Al-Baqarah [2] di atas merupakan
inti pembicaraannya, yaitu kekuasaan Tuhan membangkitkan orang mati.
Dengan perkataan lain, tujuan surat ini adalah menyangkut kekuasaan Tuhan
dan keimanan kepada hari kemudian.

3. Munasabah antar-suatu kelompok ayat dan kelompok ayat di


sampingnya
2
Az-Zarkasyi , op.cit., h. 61
3
Manna al-Qaththan, Mabahits fi Ulum al-Quran, (Beirut: Mansyurat al-Asr
al-Hadits, 1973), h.97.
4
Muhammad ‘Abd Al-‘Azhim Al-Zarqani, Manhil Al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-
Quran, (Bairut: Dar Al-Fikr, t.t)., Jilid l, h. 315.

5
Dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 1 sampai ayat 20, misalnya Allah
memulai Penjelasan-Nya tentang kebenaran dan fungsi Al-Quran bagi orang-
orang yang bertakwa. Dalam kelompok ayat-ayat berikutnya dibicarakan tiga
kelompok manusia dan sifat-sifat mereka yang berbeda-beda, yaitu: mukmin,
kafir, dan munafik.

4. Munasabah antar-penutup suatu surah dengan awal surah berikutnya


Seperti halnya dalam surat al baqarah ayat 1&2 yang masih ada hubungannya
dengan akhir surat al fatihah.
E. Pengertian nasikh mansukh
Naskh secara bahasa mempunyai beberapa arti diantaranya berarti “Izalatu
alsyay’I waa’damuhu” (menghilangkan sesuatu dan mentiadakannya), yang
berarti “Naqlu al syay’I” (memindahkan dan menyalin sesuatu), berarti
“Tabdil” (penggantian), berarti “Tahwil” (pengalihan)5. Sedangkan mansukh
adalah yang dihapuskan.
F. Macam-macam nasikh mansukh
1. Naskh Al-Qur’an dengan Al-Qur’an. Para ulama yang mengakui adanya naskh
telah sepakat adanya naskh Al-Qur’an dengan Al-Qur’an dan itupun telah terjadi
menurut mereka. Salah satu contohnya ayat ‘iddah satu tahun di-naskhan dengan
‘iddah 4 bulan 10 hari.6
2. Naskh Al-Qur’an dengan Sunnah. Naskh yang macam ini terbagi menjadi dua.
Pertama naskh Al-Qur’an dengan hadits ahad. Jumhur ulama berpendapat, hadits
ahad tidak bisa menaskhan Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah naskh yang
mutawatir, menunjukan keyakinan tanpa ada praduga atau dugaan padanya,
sedangkan hadist ahad adalah naskh yang bersifat zhanni dan tidak sah pula
menghapus suatu yang sudah diketahui dengan suatu yang sifat dugaan/diduga.7

5
Imam Muhammad Abd Al-‘Azhim Al-Zarqani, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulumi al-Qur’an (Beirut : Dar al
Fikri, tth.), jilid II, hlm. 175.
6
Al-Qaththan, Mahabits fi ‘Ulum Al-Qur’an, hlm. 228.
7
Al-Qaththan, Mahabits fi ‘Ulum Al-Qur’an, hlm. 237.

6
3. Naskh sunnah dengan al-Qur’an. Jumhur ulama membolehkan naskh seperti ini,
salahsatu contohnya adalah menghadap ke Baitul maqdis yang ditetapkan oleh
sunnah, kemudian ketetapan ini di nashkan oleh Al-Qur’an. 8
4. Nash sunnah dengan sunnah, sunnah maca mini terbagi pada empat macam, yaitu
: Naskh sunnah mutawatir dengan sunnah mutawatir, Naskh sunnah ahad dengan
sunnah ahad, naskh sunnah ahad dengan sunnah mutawatir, dan Naskh mutawatir
dengan sunnah ahad.9

8
Al-Qaththan, Mahabits fi ‘Ulum Al-Qur’an, hlm. 229
9
Al-Qaththan, Mahabits fi ‘Ulum Al-Qur’an, hlm. 299.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
fawatih al suwar adalah beberapa pembukaan dari surah-surah al quran atau
beberapa macam awalan dari surah-surah al quran. Fawatih al suwar dibagi
menjadi 10.

munasabah adalah suatu perkara yang dapat dipahami oleh akal.Tatkala


dihadapkan kepada akal, pasti akal itu akan menerimanya. Munasabah terbagi
menjadi 4.

Naskh secara bahasa mempunyai beberapa arti diantaranya berarti “Izalatu


alsyay’I waa’damuhu” (menghilangkan sesuatu dan mentiadakannya), yang
berarti “Naqlu al syay’I” (memindahkan dan menyalin sesuatu), berarti
“Tabdil” (penggantian), berarti “Tahwil” (pengalihan). Sedangkan mansukh
adalah yang dihapuskan. Sama halnya dengan munasabah, nasikh mansukh
juga terbagi menjadi 4.

DAFTAR PUSTAKA

8
Badrudin, ‘Ulumul Qur’an (Serang, A-Empat) tahun 2020

H, Jalal, Abdul. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000

Marzuki, Kamaluddin, ‘Ulum Al-Qur’an, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992.


Qaththan, Manna al-. Mabahits fi Ulum al-Quran, Beirut, Mansyurat al-Asr al-Hadits,
1973.

Anda mungkin juga menyukai