Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“FAWATIHUS SUWAR”

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Teori Dasar Ulumul Qur’an”

Dosen Pengampu:

AHMAD TAUFIQ, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh:

Faza Nur Aida Putri Aulia : 2076231004


Lina Syarifatul ‘Ainiyah : 2076231023
Via Rafita Dinda Sari : 2076231012

PROGRAM STUDI S1 ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Fawatihus Suwar” ini
selesai tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Teori Dasar Ulumul Qur’an . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Fawatihus Suwar” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad Taufiq S.Pd,. M.Ag selaku
dosen mata kuliah “Teori Dasar Ulumul Qur’an” yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, 28 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB 1

PENDAHULUAN.................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1

C. TUJUAN.....................................................................................................................1

BAB 2

PEMBAHASAN....................................................................................................................2

A. Pengertian Fawatihus Suwar.......................................................................................2

B. Macam-macam Fawatius Suwar.................................................................................2

C. Pendapat Ulama Tentang Fawatihus Suwar...............................................................5

D. Hikmah Fawatihus Suwar...........................................................................................6

BAB 3

PENUTUP.............................................................................................................................7

KESIMPULAN..................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan Kitab Suci terakhir yang diwahyukan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW. untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, dan
sekaligus sebagai sumber nilai norma disamping al-Sunnah. Al-Qur’an juga telah
memperkenalkan dirinya antara lain sebagai hudan li al-nas, petunjuk bagi umat manusia
pada umumnya dan orang-orang yang bertaqwa pada khususnya.

Mayoritas ulama sepakat bahwa fawatih al-suwar termasuk dalam kategori ayat-
ayat mutasyabih, sebab yang dapat mengetahui makna huruf-huruf ini hanyalah Allah Swt.
Namun di lain pihak masih ada kelompok mufassir yang berpendirian di samping hanya
diketahui ta’wilnya oleh Allah Swt., juga dapat diketahui oleh manusia, tentunya dengan
pemahaman yang memadai untuk mengajukan solusi yang sangat variatif. Adapun
pembahasan tentang fawatih al-suwar ini termasuk ke dalam aspek yang disebutkan
terakhir, yaitu bagian yang ta’wilnya hanya diketahui oleh Allah Swt. semata, dan manusia
tidak memiliki otoritas untuk menta’wilkannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Fawatihus Suwar?
2. Apa saja macam-macam fawatihu suwar?
3. Bagaimana pandangan para ulama’ terkait fawatihus suwar?
4. Apa hikmah fawatihus suwar?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Fawatihus Suwar.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Fawatihus Suwar.
3. Untuk mengetahui pandangan ulama terkait fawatihus suwar.
4. Untuk mengetahui hikmah fawatihus suwar.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fawatihus Suwar


Istilah Fawatih adalah jama’ dari kata Fatih yang secara bahasa berarti pembuka,
sedangkan Suwar adalah jama’ dari kata Surah sebagai sebutan sekumpulan ayat-ayat al-
Qur’an dengan nama tertentu. Jadi Fawatih as-Suwar berarti pembukaan-pembukaan surat
karena posisinya di awal surat-surat al-Qur’an.
Fawatih as-Suwar (pembuka-pembuka surat) dalam al-Qur’an biasa disebut juga
dengan awail as-Suwar, di antara para ulama yang mengartikan fawatih as-suwarsebagai
huruf al-muqatta’ah adalah Subhi as-Salih dalam kitabnya Mabahis fi ‘ulumal-Qur’an dan
Jalaluddin as-Suyuti dalam Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an. Sehingga perlu ditegaskan bahwa
fawatih as-suwar itu berbeda dengan huruf al-muqatt a’ah . Akan tetapi tidak bisa
dipungkiri bahwa huruf al-muqatta’ah merupakan bagian dari permasalahan yang
dibicarakan dalam ilmu fawatih as-suwar. Apabila dibedakan, setidaknya ada sepuluh
macamfawatih as-suwaryang digunakan alQur’an dalam awalan surat.Dan dari 114 surat
yang ada di dalam al-Qur’an, ditemukan 29 surat yang menggunakan huruf al-muqatta’ah
sebagai fawatih as-suwarnya.1
Al-huruf al-muqatta’ah (penggalan huruf-huruf) berfungsi sebagaai Fawatih As-
Suwar (pembuka surat). Ayat-ayat tersebut tidak dibaca sebagai mana ayat-ayat yang lain
karena tidak memiliki harakat. Membacanya adalah dengan mengucapkan nama dari
huruf-huruf yang dimaksud. Menurut Dr. Muhammad ‘Ali al-Hijazi menerangkan bahwa
al-ahrif al-muqatta’ah terdapat di dua puluh sembilan surat dengan total empat belas
huruf, yang diringkas menjadi klausa. Surat-surat yang diawali oleh huruf Muqatta’ah
berjumlah satu, dua, tiga, emoat dan lima huruf, serta tidak lebih dari itu.2

B. Macam-macam Fawatius Suwar


Fawatih as-Suwar secara umum dipandang sebagai pembuka surat, macam-
macamnya sebagai berikut:

1
Shofaussamawati, Konsep Fawaas-Suwar Imam Al-Maraghi Dalam Tafsir Al-MaraGi dalam Jurnal
Hermeneutik, Vol. 9 No.2 Desember 2015, hlm 271
2
Aep Pahru Roji, Penafsiran Al-Kusyairi dalam Latho’if Al-Isyarat (Skripsi, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020), hlm 12

2
1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-Istiftah bi al Tsana) ada 2 macam:
a. Menetapkan sifat-sifat terpuji dengan menggunakan lafadz. Pertama,
Alhamdulillah yang terdapat dalam 5 surah yaitu Al-Fatihah, Al- ‘An’am, Al-
Kahfi, Saba dan Fathir. Kedua, menggunakan lafadz Tabarak yang terdapat
dalam 2 surah yaitu Al-Furqan dan Al-Mulk.
b. Mensucikan Allah dari sifat negatif dengan menggunakan lafadz tasbih yang
terdapat pada 7 surah yaitu Al-Isra’, Al-‘Ala, Al-Hadiid, Al-Hasyr, Al-Shaff,
Al-Jumu’ah dan Al-Thaghabun.
2. Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (al-Ahruf al-Muqatha’ah),
pembukaan dengan huruf ini terdapat pada 29 surah dengan memakai 14 huruf
tanpa diulang yakni; Alif, ha’, siin, shad, tha’,’ain, qaf, kaf, lam, mim, nun, ha,dan
ya’, pembuka surat yang diawali dengan huruf hijaiyah, adalah:
a. Fawatih al-Suwar yang terdiri dari satu huruf. Untuk jenis pertama ini dapat
dijumpai di tiga tempat, yaitu QS. Shad/38:1 yang diawali dengan huruf Shad;
QS.Qaf/50:1 yang diawali dengan huruf Qaf; dan QS. Al-Qalam/68:1 yang
diawali dengan Nun.
b. Fawatih al-Suwar yang terdiri dari dua huruf. Jenis yang kedua ini dapat
dijumpai pada 10 tempat. Tujuh diantaranya diawali dengan dua huruf haa
mim, sehingga ketujuh surat itu biasa disebut juga dengan nama hawamim,
yang merupakan bentuk jamak dari ha mim. Ketujuh surat dimaksud adalah
QS. Al-Mukmin/40: 1: QS. Fushilat/41: 1; QS. Al-Syura/42: 1; QS. Al-
Zukhruf/43: 1; QS. Al-Dukhan/44: 1; QS Al-Jasiyah/45: 1; dan QS.
Al-Ahqaf/46:1. Sementara itu, tiga surat lainnya adalah QS. Thaha/20: 1 yang
diawali dengan huruf Tha ha; QS. Al-Naml/27: 1 yang diawali dengan The sin;
dan QS. Yasin/ 38: 1 yang diawali dengan Ya Sin.
c. Fawatih al-Suwar yang terdiri dari tiga huruf, hal ini dapat ditemukan pada 13
tempat, enam diantaranya diawali dengan huruf alif lam min, yaitu pada QS.
Al-Baqarah/2; QS. Ali Imran/3; QS. Al-Ankabut/29; QS. Al-Rum/30; QS.
Luqman/31; dan QS. Al-Sajdah/32. Lima surat lainnya diawali dengan huruf-
huruf alif lam ra yaitu terdapat pada QS. Yunus/10; QS. Hud/11; QS. Yusuf/12;
QS.Ibrahim/14; QS. Al-Hijr/15. Sedangkan dua surat lainnya lagi diawali
dengan huruf-huruf tha sin mim, seperti yang terdapat pada QS. Al-Syu’ara/26;
dan QS. Al-Qashash/28.

3
d. Fawatih al-Suwar yang terdiri dari empat huruf, diantaranya terdapat pada dua
tempat, yaitu QS. Al-A’raf/7: 1 yang diawali dengan alif lam mim shad; dan
QS. Al-Rad/13: 1 yang diawali dengan alif lam mim ra’.
e. Fawatih al-Suwar yang terdiri dari lima huruf. Untuk jenis yang terakhir ini
dapat ditemui pada satu tempat, yaitu pada QS. Maryam/19: 1 yang diawali
dengan kaf ha’ ya ain shad.
3. Pembukaan dengan panggilan (al-Istiftah bi al-Nida’) yang terbagi menjadi tiga
macam, untuk nabi, orang beriman dan manusia pada umumnya, terdapat dalam 9
surah:
a. Nida’ untuk Nabi dengan term ya ayyuha an-Nabiiyu pada surat atTahrim dan
At-Thalaq.
b. Nida’ kepada Nabi dengan term Ya ayyuha al-Muzammil pada surah Al-
Muzammil.
c. Nida’ kepada Nabi dengan term ya ayyuha al-Mudatstsir yang terdapat pad
surah Al-Mudatstsir.
d. Nida’ untuk orang beriman dengan term ya ayyuha alladiina amanuu pada
surah Al-Ma’idah, Al-Hujurat, dan Al-Mumtahanah.
e. Nida’ untuk manusia secara umum dengan tem ya ayyuha annaasu pada surah
Al-Nisa dan Al- Hajj.
4. Pembukaan dengan kalimat-kalimat berita (al-Istiftah bi al-Jumlah alKhabariyah)
kalimat berita dalam pembukaan surah ada 2 macam yaitu:
a. Kalimat nomina (jumlah al-Ismiyah) terdapat pada 11 surah yaitu: AtTaubah,
Al-Nur, Al-Zumar, Muhammad, Al-Fath, Al-Rahman, AlHaqqah, Nuh, Al-
Qadr, Al-Qari’ah, dan Al-Kautsar.
b. Kalimat verba (Jumlah al- al-Istiftah bi al-Qasam Fi’liyah) terdapat pada 12
surah yaitu: Al-Anfal, Al-Nahl, Al-Qamar, Al-Mu’minun, AlAnbiya’, Al-
Mujadalah, Al-Ma’arij, Al-Qiyamah, Al-Balad, ‘Abasa, Al-Bayyinah, dan Al-
Takatsur.
5. Pembukaan dengan sumpah (al-Istiftah bi al-Qasam) Sumpah yang digunakan
dalam pembukaan surah-surah Al-Qur’an ada 3 macam dan terdapat dalam 15
surah.
6. Pembukaan dengan syarat (al-Istiftah bi al-Syarat) syarat-syarat yang digunakan
dalam pembukaan surah-surah Al-Qur’an ada 2 macam dan digunakan dalam 7

4
surah yakni surah At-Takwir, Al-Infithar, Al-Insyiqaq, Al-Waqi’ah, Al-Munafiqun,
Al-Zalzalah, dan Al-Nashr.
7. Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-Istiftah bi al-Amr) berdasarkan
penelitian para ahli ada sekitar 6 kata kerja perintah yang menjadi pembukaan
surah-surah Al-Qur’an yaitu surah Al-‘Alaq, Jin, AlKafiiruun, Al-Ikhlas, Al-Falaq,
dan Al-Nas.
8. Pembukaan dengan pertanyaan-pertnyaan (al-Istifham bi al-Istifham) ada 2 bentuk
pertanyaan:
a. Pertanyaan positif, yaitu pertanyaan dengan kalimat positif, yang digunakan
pada 4 surah yaitu: surah Ad-Dahr, Al-Naba’, AlGhasyiyah, dan Al-Ma’un.
b. Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan dengan kalimat negatif yang digunakan
pada 2 surah yaitu surah Al-Insyirah dan Al-Fiil.
9. Pembukaan dengan do’a (al-Istiftah bi al-Du’a) yang terdapat pada 3 surah, yaitu
Al-Muthaffiifin, Al-Humazah, dan Al-Lahab.
10. Pembukaan dengan alasan (al-Istiftah bi al-Ta’lil) pembukaan dengan alasan ini
hanya terdapat pada surat al-Qur,aisy.3

C. Pendapat Ulama Tentang Fawatihus Suwar


Ibnu Abi al-Asba' memaparkan bahwa pembuka pembuka surat itu bertujuan untuk
menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaian, baik dengan sarana
berupa pujian maupun melalui huruf-huruf. Pembuka pembuka itu juga bertujuan untuk
merangkum segala materi yang akan disampaikan lewat katakata awal.

Awal atau pembuka surat yang berupa huruf-huruf terpisah atau huruf muqattha'ah,
menurut Al-Hubbi, merupakan bentuk peringatan kepada Nabi Muhammad Saw. Allah
swt. mengingatkan Rasul-Nya dengan huruf pembuka surat itu karena Dia mengetahui
bahwa sebagai manusia terkadang Nabi Muhammad saw. sangat sibuk. Karena itulah,
Jibril menyampaikan wahyu dengan pembukaan, seperti Alif Lam Mim dan lainnya, agar
Rasulullah saw. menerima dan memperhatikannya.

Abu Bakar Shiddiq berkata, "Tiap-tiap kitab mempunyai rahasia, dan rahasia al-
Qur'an adalah awal surahnya." Sementara itu, Ibnu Mas'ud juga berpendapat bahwa tiap-
tiap huruf di awal surat tersebut merupakan ilmu yang disembunyikan dan rahasianya
tertutup oleh kekuasaan Allah swt., sehingga tidak sedikit para mufasir yang hanya
3
S Komariyah, “ Huruf Muqotto’ah dalam Fawatihus Suwar” (Skripsi, Universitas Islam Begri Walisongo
Semarang, 2013) ,Hlm 14-16

5
memperkirakan maknanya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan latar belakang
pengetahuan mereka sehingga untuk makna yang hakiki ayat tersebut dikembalikan
kepada Allah SWT.4

Para ulama lainnya berpendapat bahwa pembuka surat berupa huruf-huruf yang
terpisah itu merupakan nama bagi surat-surat. Ada juga yang menyebut huruf huruf
tersebut sebagai huruf sumpah. Mereka meyakini, Allah SWT telah bersumpah atas nama
seluruh huruf, hanya saja Dia meringkasnya menjadi beberapa bagian huruf .

Sekalipun banyak para ulama yang mencurahkan perhatian mereka untuk mengkaji
pembuka surat, khususnya huruf-huruf yang terpisah, tetapi ada juga ulama yang tidak
terlalu menganggap serius dalam memandang hurufhuruf tersebut. Al-Qurtubi, misalnya,
ia menuturkan, "Aku tidak melihat keberadaan dari huruf-huruf muqatthaah itu selain pada
awal surat. Aku pun tidak dapat memahami maksud-maksud tertentu yang dikehendaki
Allah melalui huruf huruf tersebut".5

D. Hikmah Fawatihus Suwar


Di antara hikmah-hikmah fawatih as-suwar adalah:

1) Untuk memeberi perhatian, peringatan, atau menjadi pedoman kehidupan, baik


bagi Rasulullah ataupun umatnya.
2) Pembukaan surah yang diawali dengan menetapkan sifatsifat terpuji kepada Allah,
yakni dengan mashdar dan selanjutnya diikuti dengan fi’il madhi, mudhari’ dan
amr. Ini semua dimaksudkan agar mencakup seluruh tasbih, sekaligus
menunjukkan betapa ajaibnya al-Qur’an.
3) Hikmah dari fawatih as-suwar dengan sumpah, yaitu: agar manusia meneladani
sikap bertanggung jawab; berbicara harus benar dan jujur; dan Allah menggunakan
beberapa benda sebagai sumpah-Nya, dimaksudkan agar manusia memperhatikan
kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Dengan begitu manusia merasa rendah di
hadapan Allah SWT.6

4
Angkoso Buonougo, dkk Makalah: Ilmu Fawatih As-Suwar (Jakarta: Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-
Qur’an, 2017), hlm. 10
5
Siti Miftachul Ma’rifa, dkk Makalah: “Ilmu Fawatihus Suwar” (Tulungagung: UIN Sayyid Ali
Rahmatullah, 2016), hlm. 18
6
Ajahari, “Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Alqur'an)”, Yogyakarta: Aswaja Pressindo

6
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Fawatih as-Suwar berarti pembukaan-pembukaan surat karena posisinya di awal


surat-surat al-Qur’an
2. Macam-macam fawatihus suwar diantaranya:
a. Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-Istiftah bi al Tsana).
b. Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (al-Ahruf al-Muqatha’ah).
c. Pembukaan dengan panggilan (al-Istiftah bi al-Nida’).
d. Pembukaan dengan kalimat-kalimat berita (al-Istiftah bi al-Jumlah
alKhabariyah).
e. Pembukaan dengan sumpah (al-Istiftah bi al-Qasam).
f. Pembukaan dengan syarat (al-Istiftah bi al-Syarat).
g. Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-Istiftah bi al-Amr).
h. Pembukaan dengan pertanyaan-pertnyaan (al-Istifham bi al-Istifham).
i. Pembukaan dengan do’a (al-Istiftah bi al-Du’a).
j. Pembukaan dengan alasan (al-Istiftah bi al-Ta’lil).
3. Ibnu Abi al-Asba' memaparkan bahwa pembuka pembuka surat itu bertujuan untuk
menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaian, baik dengan
sarana berupa pujian maupun melalui huruf-huruf. Pembuka pembuka itu juga
bertujuan untuk merangkum segala materi yang akan disampaikan lewat katakata
awal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Shofaussamawati. 2015. Konsep Fawaas-Suwar Imam Al-Maraghi Dalam Tafsir Al-


MaraGi Jurnal Hermeneutik Volume 9 Nomor 2.

Pahru Roji, Aep. 2020. Penafsiran Al-Kusyairi dalam Latho’if Al-Isyarat Skripsi
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Komariyah, S. 2013. Huruf Muqotto’ah dalam Fawatihus Suwar Skripsi Universitas Islam
Begri Walisongo Semarang.

Buonougo, Angkoso, dkk. 2017. Makalah: Ilmu Fawatih As-Suwar (Jakarta: Institut
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an.

Miftachul Ma’rifa, Siti, dkk. 2016. Makalah: Ilmu Fawatihus Suwar (Tulungagung: UIN
Sayyid Ali Rahmatullah.

Ajahari. 2018. Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Alqur'an). Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Anda mungkin juga menyukai