Dosen Pengampu:
Yanti Nurnianti,M.Pd
Disusun Oleh:
1. Eva Perissa
2. Ima Halimatussa’diyah
3. Yola Yuliana
ISLAM MAJALENGKA
2024
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
T
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
ILMU FAWATIHUS SUWAR...............................................................................................3
A. Pengertian Fawatihus Suwar...........................................................................................3
B. Macam macam Fawatihus Suwar....................................................................................4
C. Kedudukan Fawatihus Suwar........................................................................................12
D. Pendapat Ulama tentang Huruf Fawatihus Suwar...........................................................13
BAB III....................................................................................................................................17
PENUTUP...............................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fawatihus suwar pada dasarnya merupakan cabang ilmu dalam al-
qur’an yang di gunakan untuk mempelajari pembuka surat-surat. Istilah
fawatihus suwar terdiri dari dua kata, yaitu fawatih dan as-suwar. Fawatih
merupakan jamak dari faatihah yang berarti pembuka. Sedangkan as-suwar
adalah jamak dari suurah, yang berarti surat dan as-suwar bermakna
surahsurah. Dengan demikian istilah fawatih as-suwar secara harfiah
berarti pembuka surah-surah. Manna’ Khalil Al Qhatthan dalam kitabnya
Mabahits fi ulumil Qur’an mengidentikan fawatihus suwar dengan huruf-
huruf yang terpisah (Al ahruful muqotho’ah). Yakni huruf potong yang
posisinya berada pada permulaan surat Al-Qur’an.
Dalam Al-quran ada kalimat pembuka ( Fawatihus suwar ) atau
awal dari setiap surat dalam alquran. Kalimat pembuka ini sangat penting
sebagai pembuka awal komunikasi agar maksud komunikator dengan
komunikan tercapai. Dalam Komunikasi ada trik dan hal yang menjadi
dasar sebagai pembatas yang dapat membangun hubungan baru adalah
dengan memahami bukan menjawab. Stephen Covey, penulis buku best-
seller Habits of Highly Effective People, mengatakan “Sebagian besar
orang tidak mendengarkan untuk memahami, mereka mendengarkan hanya
untuk memberikan jawaban”. Ini adalah pengamatan yang akurat pada
banyak di antara kita, namun jarang kita sadari.
Penyataan Stephen Covey menekankan pentingnya mendengarkan
( jika sifatnya suara ) dan penting memahami maksud teks ( jika tulisan ).
Bagi orang Muslim kitab suci suatu keharusan untuk meyakini, meyakini
sumbernya dari Allah dan meyakini kebenarannya bersifat mutlak. Untuk
mencapai kayakinan akan kebenaran maksud dalam teks maka perlu
memahami maksud daripada teks itu sendiri.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
masalah yang masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian Fawatihus Suwar?
2. Apa macam macam Fawatihus Suwar?
3. Apa kedudukan Fawatihus Suwar?
4. Apa Pendapat Ulama tentang Huruf Fawatihus Suwar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Fawatihus Suwar.
2. Untuk mengetahui macam macam Fawatihus Suwar.
3. Untuk mengetahui kedudukan Fawatihus Suwar.
4. Untuk mengetahui Pendapat Ulama tentang Huruf Fawatihus Suwar.
2
BAB II
3
mempunyai rahasia/hikmah sendiri-sendiri, hingga perlu sekali untuk
dipelajari.
Istilah fawatihus suwar ini sering dijumbuhkan orang dengan al-
huruful muqaththa’ah (huruf terputus-putus yang terdapat di permulaan
surah-surah al-qur’an) seperti Dr. Shubhi Ash-Shahih dalam
kitabnya Mabahits fi’Ulumil Qur’an. Karena itu, perlu ditegaskan bahwa
fawatihus suwar itu berbeda dengan huruful muqaththa’ah yang hanya
mempunyai salah satu macam dari fawatihus suwar yang ada sepuluh
macam yang hanya menjadi pembahasan dari 29 surah dari 114 surah-surah
Al-qur’an.
4
a. Memakai lafal hamdalah (( الحمدهللterdapat dalam 5 surat yaitu: Q.S
AlFatiḥah, Al-An‟âm, Al-Kahfi, Sabâ‟ dan Fâṭir. Memakai lafal
تبركyang terdapat dalam 2 surat yaitu Al-Furqan dan AlMulk.
b. Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (tanzih al-sifatin naqshin)
dengan menggunakan lafal tasbih terdapat dalam 7 surat yaitu: Al-
Isra‟, al-A‟la, alHadîd, al-Hasyr, al-Saf, al-Jum‟ah, dan al-
Tagabun.
5
terdapat pada surah Al-Qaṣaṣ dan Al--Syu‟ara.
d. Kelompok yang terdiri dari 4 huruf, terdapat dalam 2 rangkaian
dan 2 surat, yakni رk )المQS Al-Ra‟d) dan )المصQS Al-A‟raf)
Kelompok yang terdiri dari 5 huruf terdapat dalam 1 surat, yakni
كهيعصterdapat dalam surah maryam.
6
4. Pembukaan dengan jumlah khabariyah (al istiftah bi al-jumlah al
khabariyah).
Allah di beberapa surah mengedepankan jumlah khabariyah
(pernyataan berita), baik ditujukan kepada Rasulullah maupun kepada
umat. Hal itu dapat dilihat dalam surat Al-Taubah/9, Al-Nūr/24, Al-
Zumar/39, Muḥammad/47, Al-Fatḥ/48, AlRaḥman/55, Al-Hâqqah/69,
Nūh/71, Al-Qadr/97, Al-Qari‟ah/101, Al-Kauṣar/108, Al-Anfâl/8,
An-Naḥl/16, Al-Qamâr/54, Al-Mu‟minūn/23, Al-Anbiyâ/21,
AlMujâdalah/58, Al-Ma‟arij/70, Al-Qiyâmah/75, Al-balâd/90,
„Abasa/98, dan AlTakaṣur/102.
Pernyataan berita yang tersebar dalam 23 surah diatas
merupakan pernyataanpernyataan yang sanagt penting agar manusia
menghargai dalam menerima, memahami, mengerti, dan
mengamalkannya. Semuannya perlu pada sikap positif manusia, baik
akidah, ibadah, maupun lainnya.
7
viii. (ومkk )ان ارسلنانوحا الي ق/Sungguh telah mengutus Nuh kepada
kaumnya (QS. Nuh).
ix. (درkkkة القkkkه في ليلkkkا انزلنkkk )ان/Sungguh telah menurunkannya
(Alquran) pada malam al-Qadr (QS. Al-Qadr); QS. Al-
Qadr;
x. ( )القارعة ما القارعة/Hari Kiamat, apakah Hari kiamat itu?(QS.
Al-Qari’ah).
xi. (وثرkkkkاك الكkkkkا اعطينkkkk )ان/Sungguh kami telah memberikan
kepadamu nikmat yang banyak (QS. Al-Kawtsar).
8
5. Pembukaan dengan sumpah (al-istiftah bil qasam)
Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surat Al-quran ada tiga
macam dan terdapat dalam 15 surat.
a. Sumpah dengan benda-benda angkasa, misalnya (( )والصفاتDemi
rombongan yang bersaf-saf) dalam QS. Al-Shaffat; (( )والنجمDemi
bintang) dalam surat al-Najm; (التkkk( )زالمرسDemi malaikat-
malaikat yang mencabut nyawa) dalam QS. Al-Nai’at; ( والسماء ذات
( )البروجDemi lagit yang memiliki gugusan bintang) dalam QS. Al-
Buruj; (( )والسماء و الطارقDemi langit dan yang datang pada malam
harinya) dalam QS al-Thariq; (رkkال عشkk( )والفجروليDemi fajar dan
malam yang sepuluh) dalam QS. Al-Fajr; dan ( حهkkمس والضkkوالش
( )اDemi matahari dan cahanyanya di waktu duha) dalam QS. Al-
Syams.
b. Sumpah dengan benda-benda bawah, misalnya (ذارياتkkkkوال
( )ذرواDemi angin yang menerbangkan debu dengan sekuat-
keuatnya) dalam QS. Al-Dzariyyat; (ورkk( )والطDemi bukit Thur)
dalam QS. Al-Thur; (( )والتينDemi buah Tin) dalam QS. Al-Thin; (
اديتkk( )والعDemi kuda perang yang berlari kencang) dalam QS.
Al-‘Adiyat.
c. Sumpah dengan waktu, misalnya (( )واليلDemi malam) dalam QS.
Al-Layl; (حيkk( )والضDemi waktu duha) dalam QS. Al-Dhuha; (
( )والعصرDemi waktu) dalam QS. Al-Ashr.
Hikmah dari fawatih al suwar dengan sumpah ini, pertama, agar
manusia meneladani sikap bertanggung jawab; berbicara harus
benar dan jujur dan berani berbicara untuk menegakkan keadilan;
kedua, agar dalam bersumpah manusia harus senantiasa memakai
nama-nama Allah bukan selain-Nya; ketiga, digunakannya
beberapa benda sebagai sumpah Allah dimaksudkan agar benda-
benda itu diperhatikan manusia dalam rangka mendekatkan diri
keapda Allah, karena pada dasarnya, benda-benda itu ciptaan
Allah.
9
6. Pembukaan dengan syarat (al-istifat bis syarat)
Syarat yang digunakan dalam pembukaan surat Al-Quran ada dua
macam dan digunakan dalam 7 surat, yakni:
a. ( )اذالشمس كورت/ Apabila matahari digulung dalam QS. Al-Takwir;
b. ( )اذالشماء انفطرت/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Infithar;
c. ( )اذالشماء انشقت/Apabila langit terbelah, dalam QS. Al-Insyiqaq,
d. (ةkk )اذا واقعت الواقع/Apabila terjadi hari kiamat , dalam QS. Al-
Waqi’ah;
e. ( )اذاجاءك المنافقون/Apabila orang-orang munafik datang kepedamu,
dalam QS. Al-Munafiqun;
f. (اkkزلت االرض زلزالهkk )اذا زل/Apabila bumi dogoncangkan dengan
goncangan yang dahsyat, dalam QS. Al-Zaljalah;
g. ( )اذاجاءنصرهللا والفتح/Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan, dalam QS. Al-Nashr.
10
8. Pembukaan dengan pertanyaan (al istiftah bil istifham).
Bentuk pertanyaan ini ada dua macam yaitu:
a. Pertanyaan, positif yang pertanyaan dengan menggunakan
kalimat positif. Pertanyaan ini digunakan dalam 4 pendahuluan
surat Alquran, yaitu: (دهرkkال ان حين منkkل اتي علي االنسkk)ه
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa dalam
kalimat; negatif, yang hanya terdapat dalam dua surat, yakni (الم
Pembukan dengan doa ini terdapat dalam tiga surat. Yaitu: (لkkوي
)للمطففين
Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang, dalam QS. Al-Muthaffifin ,
dalam QS. Al-Humazah, (وتب دا ابي لهبkk)تبتي Binasalah tangan Abu
Lahab dan sungguh dia akan binasa dalam QS. Al-lahab.
Allah swt memvonis celaka kepada pihak-pihak yang mestinya
celaka di permulaan beberapa surah, yakni surah Al-Mutaffifîn/83
11
dengan vonis wailul lil mutaffifin (celakalah bagi orang-orang yang
curang); dalam surah Al-Humazah/104 dengan vonis wailul likulli
humazat al-lumazah (celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela),
dan dalam surah Al-Lahab/111 dengan vonis-Nya tabbat yada abi
lahabiw watab (binasalah diri Abu Lahab, dan benar-benar binasa
dia).
Vonis-vonis Allah tersebut disampaikan-Nya setimpal dengan
keburukan dan kejahatan masing-masing yang disebut dalam surah-
surah terkait.
12
Nida’ (seruan), Al Amr (perintah),Al Istifham (pertanyaan) dan lain-
lain.Urgensi terhadap fawatihus suwar tidak terlepas dari konteks
penafsiran Al-Qur’an. Pengggalian-penggalian makna yang terlebih dahulu
akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan pada data
historisyang konkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu
tentu saja kitatetap meyakini eksistensi Al-Qur’an, kebesarannya,
keagungannya, juga rahasiakemu’jizatannya. Adapun beberapa manfaat
fawatihus suwar:
Sebagai Tanbih ( peringatan ) dan dapat memberikan perhatian baik
bagi nabi,maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan
ini.
Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa
dalamfawatih as-suwar banyak sekali hal-hal yang mengandung rahasia
- rahasia Allahyang kita tidak dapat mengetahuinya.
Sebagai motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri
kepada Allah SWT
14
terkandung di dalam huruf-huruf tersebut, ada pula yang lebih jauh dari itu,
yakni mencoba menafsirkan huruf demi huruf karena bagi mereka mustahil
Allah Swt menurunkan ayat yang tidak dapat dimengerti artinya. Misalnya,
dengan menurut pandapat ibnu Abbas, huruf-huruf yang terdapat di awal
surah al-Baqarah ( )المditafsiri dengan “ا هللا اعلمkkk ”انatau alif ditafsiri “
”هللاlam ditafsiri “ ”جبريلdan mim ditafsir “ ”محّم دjadi المberarti القران ُم َنَّز ٌل ِم ن
ِهللا ِبلَس اٍن جبريل على محّم د. Demikian juga dengan huruf-huruf yang terdapat di
awal surah-surah yang lain dalam al-Qur’an. Seperti (رk )الyang terdapat
disurah yunus: 1, Hud: 1, Yusuf: 1, Ibrahim: 1, al-Hijr: 1, diartikan dengan
“) (المر.” انا هللا ارئyang terdapat dalam surah al-Ra’d: 1, ditafsiri dengan “انا
”هللا اعلم وارىdemikian juga dengan “ ”المصyang terdapat di surah al-A’raf:
1 ditafsiri dengan “لkkا هللا اعلم وافصkk”ان. Ada pula ulama yang berpendapat
bahwa huruf muqattha’ah tersebut merupakan kunci dari Asma’
Allah (nama-nama Allah). Sehingga berdasarkan pandangan ini maka (
)كهيعصyang terdapat dalam surah Maryam: 1, ditafsiri dengan “انا هللا الكريم
) (ق,” الهادى الحكيم العليم الصادقditafsiri dengan (ادرkkالق/اهرkk )القdan ( )نditafsiri
dengan (النور/)الناصر. Gagasan pemikiran yang dilontarkan oleh kelompok
kedua ini mendapat tantangan keras dari para mutakallimin. Mereka
menegaskan bahwa merupakan sesuatu yang mustahil apabila ada kalimat
dalam al-Qur’an yang tidak dapat dipahami maknanya. Untuk menguatkan
pendapatnya mereka berargumentasi dari beberapa ayat al-
Qur’an diantaranya: (
15
Didalam membaca ayat tersebut mereka mewajibkan waqaf
setelah lafadz al-jalalah “ ”اال هللاsebab seandainya “خون فى العلمkkkرا سkkk”وال
di ‘atafkan kepada “ ”اال هللاmaka niscaya “ ”يقولون امّنا بهmenjadi kalimat yang
terputus dengan kalimat sebelumnya . hal ini tidak boleh terjadi sebab “
هkkkون امّن ا بkkk ”يقولakan menjadi jumlah yang tidak berfaedah. Adapun
argumentasi logis yang mereka kemukakan adalah bahwasanya segala
perbuatan (ibadah) yang diperintahkan Allah kepada manusia terbagi
dua: pertama, sesuatu yang secara global hikmahnya dapat dipahami oleh
rasionalitas manusia. Sedangkan yang kedua adalah sesuatu yang
hikmahnya tidak dapat diterka oleh manusia yang penuh dengan
keterbatasan. Taat dengan beribadah dalam kategori yang pertama belum
bisa membuktikan adanya ketundukan yang sempurna kepada sang Maha
pencipta. Sebab memungkinkan adanya tendesi lain yang berupa
pencapaian kemaslahatan yang dapat dimengerti oleh rasionalitas manusia.
Sedangkan taat dengan melakukan perintah dalam kategori yang kedua,
dapat membuktikan adanya ketundukan yang sempurna. Sebab dengan
tanpa mengetahui hikmah yang jelas dari ibadah yang dilakukan, maka
tidak aka nada pretense lain dari ketaatan itu kecuali kepatuhan dan
penghambaan secara totalitas kepada yang Maha Mengetahui hikmah.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fawatihus Suwar adalah beberapa pembukaan dari surah-surah
Al-qur’an atau beberapa macam awalan dari surah-surah Al-qur’an.
Sebab, seluruh surah al-qur’an yang berjumlah 114 buah surah itu
dibuka dengan sepuluh macam pembukaan, tidak ada satu surahpun
yang keluar dari sepuluh macam pembukaan itu. Dan tiap-tiap macam
pembukaan itu mempunyai rahasia/hikmah sendiri-sendiri, hingga
perlu sekali untuk dipelajari.
menurut Badruddin Muhammad Az-Zarkasy, Allah swt. Telah
memberikan pembukaan kepada kitab-Nya dengan sepuluh macam
bentuk dan tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam
pembukaan itu. Al Qasthalani dan Abu Syamah sebagaimana dikutip
oleh As-Suyuti memaparkan sepuluh macam pembukaan tersebut.
Adapun kedudukan fawatihus suwar: 1. Sebagai Tanbih
(peringatan ) dan dapat memberikan perhatian baik bagi nabi,maupun
umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan ini. 2. Sebagai
pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa
dalamfawatih as-suwar banyak sekali hal-hal yang mengandung
17
rahasia - rahasia Allahyang kita tidak dapat mengetahuinya. 3. Sebagai
motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
Secara ringkas, pendapat para ulama dapat dikemukakan ke
dalam 2 sudut pandang utama, yakni: 1. Penafsiran yang memandang
huruf-huruf tersebut masuk ke dalam kategori ayat-ayat mutasyabihat
yang maknanya hanya diketahui oleh Allah SWT. 2. Penafsiran yang
memandang huruf muqatta’ah yang terdapat pada fawatih al-suwar
adalah huruf-huruf yang dapat ditafsiri maknanya.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun isinya. Makalah ini
hanya untuk sebagai penunjang atau dasar dalam mengetahui penjelasan
mengenai kerangka berfikir aliran aliran ilmu kalam. Sebaiknya para
pembaca lebih mencari referensi lainnya untuk memahami materi ini lebih
dalam atau lebih luas lagi.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.iainbone.ac.id/index.php/alwajid/article/download/3804/1511
(diakses pada tanggal 18 maret)
https://www.academia.edu/41451807/
AL_QUR_AN_ILMU_FAWATIHUS_SUWAR_(diakses pada tanggal
18 maret)
file:///C:/Users/EVA%20PERISSA/Downloads/503007449-Pendapat-ulama-
tentang-fawatihus-suwar.pdf (diakses pada tanggal 18 maret)
19
20