Dosen Pembimbing
Hanafi Lubis, M. PD
Oleh:
Dewi Lestari 0502212043
Syahri Ramadhan Saragih 0502213050
Nur Hidayah 0502213154
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat Menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan tersebut dapat
diatasi.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak pembimbing yang telah membimbing
serta mengajarkan kami dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “Fawatih As- Suwari” ini.
Demikian pula dengan makalah ini, tentu masih banyak kekurangan. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
khilafan, maka dengan hal itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak sehingga ke depan dapat menjadi koreksi untuk kemajuan dan lebih baik demi
penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alikum wr. wb
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1...................................................................................................................
Latar Belakang.........................................................................................1
1.2...................................................................................................................Rum
usan Masalah............................................................................................1
1.3...................................................................................................................Tujua
n Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1. Definisi Fawatih As- Suwari...................................................................3
2.2. Macam- macam Fawatih As- Suwari......................................................3
2.3. Pendapat Ulama Tentang Fawatih As- Suwari.......................................12
2.4. Hikmah- Hikmah Fawatih As- Suwari....................................................14
2.5. Kegunaan Fawatih As- Suwari................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................15
3.1. Kesimpulan..............................................................................................15
3.2. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alqurnul karim merupakan kitab suci yang keautentikannya di jamin oleh Allah, dan
ia merupakan kitab suci yang senantiasa dipelihara hingga hari kiamat. Hal itu
ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
iv
4. Apakah hikmah dari Fawatih Suwari?
5. Apakah kegunaan dari Fawatih As- Suwari?
v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Fawatih As – Suwari
Istilah Fawatih As- Suwari terdiri dari dua kata, yaitu Fawatih dan As- Suwari.
Fawatih merupakan jama’ dari kata fatih yang berarti pembuka. Sedangkan As-
Suwari adalah jama’ dari kata surah sebagai sebutan sekumpulan ayat- ayat alquran
dengan nama tertentu. Dengan demikian secara harfiah Fawatih As- Suwari berarti
“pembuka- pembukaan surah karena posisinya diawal surah- surah al-quran”. 1fawatih
as-Suwar (pembuka- pembuka surah) dalam al-quran biasa disebut juga dengan awail
as-Suwar (permulaan- permulaan surah). Manna’ Khalil Al Qhatthan dalam kitabnya
Mabahits fi ulumil Quran mengidentifikan fawatih suwar dengan hruuf- huruf yang
terpisah (Al ahruful muqotho’ah).2
Fawatih Suwari adalah kalimat – kalimat yang dipakai untuk pembukaan surah,
ia merupakan bagian dari ayat Mutasyabihat. Karena ia bersifat mujmal, mu’awwal, dan
musykil. Didalam alquran terdapat huruf – huruf awalan dalam pembukaan surah dalam
bentuk yang berbeda- beda. Hal ini merupakan salah satu ciri kebesaran Allahdan
kemahatahuan- Nya, sehingga kita terpanggil untuk menggali ayat- ayat tersebut.
Dengan adanya suatu keyakinan bahwa semakin dikaji ayat alquran itu, maka semakin
luas pengetahuan kita.3 Hal ini dapat dibuktikan dengan perkembangan ilmu tafsir yang
kita lihat hingga sekarang ini.
1
Kadar M. Yusuf, Study Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 55
2
Manna‟ Khalil Al- qatthan, Mahabis fi ulumil Qur‟an, (Beirut: Mu‟assasah ar- Risalah, tt), h. 202
3
Abu Anwar. Ulumul Quran: Sebuah Pengantar. Jakarta: Amzah. Hal. 89
4
Lihat juga Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur‟an, (Bandung: Pustaka
Islamika, 2002), h. 172
5
As Suyuti, Al Itqon fi ulumil quran, (Beirut: Darul fikr, tt), juz 2, h. 105
vi
Pertama, menggunakan lafadz “Alhamdulillah” yang terdapat dalam 6 surah
yaitu al- Fatihah, al- An’am , al- Kahfi, Saba’ dan Fathir.
Contoh:
ت َوالن ُّْو َر ەۗ مُثَّ الَّ ِذيْ َن َك َف ُر ْوا بَِرهِّبِ ْم َّ اَحْلَ ْم ُد لِٰلّ ِه الَّ ِذ ْي َخلَ َق
ِ الس ٰم ٰو ِت وااْل َرض وجعل الظُّلُ ٰم
َ ََ َ َ ْ َ
َي ْع ِدلُْو َن
“segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap
dan terang, namun demikian orang- orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka
dengan sesuatu”.(QS. Al- An’am:1)
Kedua, menggunakan lafadz “Tabarak” yang terdapat dalam 2 surah yaitu al-
Furqon dan al- Mulk.
Contoh:
Ketiga, mensucikan Allah dari sifat negative dengan menggunakan lafadz tasbih
yang terdapat pada 7 surat yaitu al-Isra’, al- ‘Ala, al- Hadid, al- ‘Asyr, as- Shaff, al-
Jumu’ah dan al- Thagabun.
Contoh:
vii
2.2.2 Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (Al- Ahruful
Muqoto’ah)
Pembukaan dengan huruf- huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14
huruf tanpa diulang, yakni . ط, ص, س, ر, ح, ا, ي, ه, ن, م, ل, ك, ق, ع.
Penggunaan surah- surah tersebut dalam pembukaan surat-surat alquran disusun dalam
5 rangkaian, yang terdiri dari kelompok berikut:
a. Awalan surah yang terdiri dari 1 huruf, ini terdapat pada 3 surah, yakni:6
b. Awalan surah yang terdiri dari dua huruf, ini terdapat pada sepuluh surah, yakni:
- حمyakni dalam surah al- Mukmin, Fushshilat, asy- Syura, Az- Zukruf,
Ad- Dukhan, al- Jatsyiah, dan al- Ahqaf.
6
Abu Anwar. Ulumul Quran: Sebuah Pengantar. Jakarta: Amzah. Hal. 89-91
7
Amin Efendi. Nilai Pendidikan dalam Fawatih As- Suwar. Hal. 295-299
viii
c. Awalan surah yang terdiri dari tiga huruf, ini terdapat pada 13 surah, yakni:
- املterdapat pada surah al- Baqarah, ali- Imran, al- Ankabut, ar- Rum, al-
Lukman, as- Sajadah.
d. Awalan surah yang terdiri dari 4 huruf, ini terdapat pada dua surah, yakni:
e. Awalan surah yang terdiri dari 5 huruf, ini hanya terdapat pada surah Maryam
yakni كهيعص.
ٰيٓاَيُّ َها النَّيِب ُّ ات َِّق ال ٰلّهَ َواَل تُ ِط ِع الْ ٰك ِف ِريْ َن َوالْ ُمن ِٰف ِقنْي َ ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن َعلِْي ًما َح ِكْي ًم ۙا
“Wahai Nabi! Bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti
(keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”. (QS. al- Ahzab)
ix
- Nida untuk umat, yakni dalam surah an-Nisa, al-Maidah, al- Hajj, al-
Hujarat, dan al- Mumtahannah.
Contoh:
َعلَْي ُك ْم َرقِْيبًا
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya
(Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang
dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”. (QS.
An- Nisa)
x
Allah, dibeberapa surah mengedepankan jumlah Khabariyah (pernyataan
berita), baik ditunjukkan kepada Rasulullah maupun kepada umat. Hal itu dapat
dilihat dalam surah at- Taubah, an- Nur, az- Zumar, Muhammad, al- Fath, ar-
Rahman, al- Haaqqah, Nuh, al- Qodr, al- Qori’ah, al- Kautsar, al- Anfal, an-
Nahl, al- Qomar, al- Mu’minun, al- Anbiya, Al- mujadalah, al- Ma’arij, al-
Qiyamah, al- Balad, al- Ma’arij, Abasa, dan at- Takatsur.
Contoh:
ِٰ ِ
َ َصد ُّْوا َع ْن َسبِْي ِل اللّه ا
ض َّل اَ ْع َماهَلُ ْم َ اَلَّذيْ َن َك َف ُر ْوا َو
“Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah,
Allah menghapus segala amal mereka.” (QS. Muhammad:1)
xi
Contoh:
Seperti dalam surah as- Saffat, ia bersumpah dengan malaikat yang berbaris bersaf-saf.
Hal ini terdapat lain pada surah al- Buruj, at- Tariq, as- Sama’, an- Najm, al- Hawa,
adz- Dzariyat, al- Mursalat, ath- Thuur, at- Tin, an- Nazi;at, dan al – ‘Adiyat.
ض ِز ۡلَزاهَلَا ۡ ِ ۡ ِ
ُ ا َذا ُزل ِزلَت الاَ ۡر
“apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat” (QS. Al- Zalzalah)
Semua hal itu akan pasti terjadi didalam kenyataan yang tidak dapat dihindari.
Semua surah tersebut dibuka dengan syarat idza yang artinya “apabila”. Syarat idza
digunakan untuk hal- hal yang pasti terjadi.
xii
2.2.7. Pembukaan dengan perintah (al istiftah bil amr)
Allah membuka surah-surah tertentu dengan menekankan al-amr
(perintahnya) yang diarahkan kepada Rasulullah dan juga umatnya. Hal ini terlihat
pada surah al- Alaq, al- Jin, al- Kafirun, al- Falaq dan an- Nas.
Contoh:
استَ َم َع َن َفٌر ِّم َن اجْلِ ِّن َف َقالُ ْٓوا اِنَّا مَسِ ْعنَا ُق ْراٰنًا َع َجبً ۙا ِ ِ
ْ ُقُ ْل اُْوح َي ايَلَّ اَنَّه
“Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah
mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang
menakjubkan (Al-Qur'an)”. (QS. Al- Jin: 1)
ِ َث ا ۡلغ
ؕاشيَ ِة ِ
ُ ك َحد ۡي
َ َه ۡل اَٰتٮ
“sudahkah sampai kepadamu berita tentang (hari kiamat)?” (QS. Al- Ghasyiyah: 1)
xiii
ب بِالدِّيْ ۗ ِن ِ اَرءي
ُ ت الَّذ ْي يُ َك ِّذ
َ َْ َ
“tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”. (QS. Al- ma’un: 1)
َ ۙ ص ۡد َر
ك َ َاَمَل مۡ نَ ۡشَر ۡح ل
َ ـك
“bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?”. (QS. Al- insyirah: 1)
xiv
“Wahai manusia, kamu akan dibuat kagum karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
suatu kabilah besar yang mempunyai peranan sentral pada masyarakat Arab dalam
bidang politik dan sosial”.
Beberapa pendapat para mufasir tentang Fawatih al- Suwar huruf al- Muqatha’ah,
yakni:
1. Mufassir dari Kalangan Tasawuf
Ulama Tasawuf berpendapat bahwa fawatih as- Suwari, adalah huruf- huruf
yang terpotong- potong yang masing- masing diambil dari nama Allah, atau yang
tiap – tiap hurufnya merupakan pengganti dari suatu kalimat yang berhubungan
8
H . A. Mukti Ali, Mengetahui Beberapa Aspek Ajaran Islam, Mirzan. Yogyakart, 1993, hal. 27. Lihat
juga Abu anwar .Ulumul Quran Sebuah Pengantar. 2021. Hal 93
9
Subhi Soleh, op. cit hlm. 306. Lihat juga pada Al- Itqan. 11. Hal. 13. Lihat juga Abu anwar .Ulumul
Quran Sebuah Pengantar. 2021. Hal 93
xv
dengan yang sesudahnya, atau huruf itu menunjuk kepada maksud yang dikandung
oleh surah yang surah itu dimulai dengan huruf- huruf yang terpotong- potong itu.
2. Mufassir Orientalis
Pendapat yang paling jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari seorang
orientalis yang Bernama Noldeke, yang kemudian dikoreksi, bahwa awalan surah itu
tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama- nama para sahabat
Nabi. Misalnya, huruf sin adalah dari nama- nama para sahabat Nabi. Seperti huruf
sin adalah dari nama Sa’ad bin Abi Waqash, mim adalah huruf depan dari nama al-
Mughfirah, huruf nun adalah huruf akhir dari nama Usman Bin Affan.
3. Al- Khuwaibi
Mengatakan bahwa kalimat- kalimat itu merupakan tanbih bagi Nabi.
Mungkin ada suatu waktu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan lain
sebagainya.
4. Rasyid Ridha
Ungkapan Rasyid Ridha, sedikit berbeda dengan apa yang dikemukakan Al-
Khuwaibi. Rasyid Ridha berpendapat bahwa tanbih yang dimaksud diatas adalah
dihadapkan kepada orang- orang musyrik di Mekah, kemudian kepada Ahli Kitab di
Madinah.
Dari pendapat- pendapat diatas, dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat
sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh Pendidikan dan ilmu-
ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji alquran secara lebih
luas. Pada prinsipnya tidak menutup kemungkinan bagi mereka, mufasir, untuk
xvi
melahirkan sebuah tafsir yang dilandaskan dengan ilmu yang mendukung dan
memadai bagi seorang mufassir.
BAB III
10
Al Sayid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, op cit 2008, hlm.59.
xvii
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari seluruh fawatih suwari, yang berjumlah dua puluh Sembilan itu,
mayoritasnya adalah surah- surah yang turun di Mekah ( surah- surah
Makkiyah). Hal ini menjadi perhatian khusus bagi masyarakat Mekah waktu itu.
Fawatih suwari yang tersusun dari separuh huruf hijaiyah itu dapat
dijadikan suatu ilmu atau pengetahuan bagi manusia untuk menyadari bahwa
Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui.
Dalam konteks dialogis Allah menurunkan ayat- ayat alquran dengan
menggunakan Bahasa yang dipahami oleh masyarakat Mekah. Hal ini satu sisi
menjadi kebanggaan umat Islam dan pada sisi lain menjadi bukti
kemahakuasaan Allah untuk melemahkan mereka yang berkeinginan
menciptakan ayat- ayat seperti Alquran.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber- sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran dapat berisi kritik dan masukan terhadap penulisan dan
tanggapan terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Amin Efendi. 2014. Nilai Pendidikan Dalam Fawatih As- Suwar. Jurnal Tarbawiyah
xix