Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK 7

“FAWATIH AS- SUWARI”

Dosen Pembimbing

Hanafi Lubis, M. PD

Oleh:
Dewi Lestari 0502212043
Syahri Ramadhan Saragih 0502213050
Nur Hidayah 0502213154

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
KELAS 1 E
2021/ 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat Menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan tersebut dapat
diatasi.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak pembimbing yang telah membimbing
serta mengajarkan kami dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “Fawatih As- Suwari” ini.

Demikian pula dengan makalah ini, tentu masih banyak kekurangan. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
khilafan, maka dengan hal itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak sehingga ke depan dapat menjadi koreksi untuk kemajuan dan lebih baik demi
penyempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alikum wr. wb

Medan, Oktober 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1...................................................................................................................
Latar Belakang.........................................................................................1
1.2...................................................................................................................Rum
usan Masalah............................................................................................1
1.3...................................................................................................................Tujua
n Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1. Definisi Fawatih As- Suwari...................................................................3
2.2. Macam- macam Fawatih As- Suwari......................................................3
2.3. Pendapat Ulama Tentang Fawatih As- Suwari.......................................12
2.4. Hikmah- Hikmah Fawatih As- Suwari....................................................14
2.5. Kegunaan Fawatih As- Suwari................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................15
3.1. Kesimpulan..............................................................................................15
3.2. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alqurnul karim merupakan kitab suci yang keautentikannya di jamin oleh Allah, dan
ia merupakan kitab suci yang senantiasa dipelihara hingga hari kiamat. Hal itu
ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:

‫الذ ْكَر َواِنَّا لَهٗ حَلٰ ِفظُْو َن‬


ِّ ‫اِنَّا حَنْن َنَّزلْنَا‬
ُ
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Alquran dan Kami lah yang memeliharanya”.
(QS. Al – Hijr: 9)

Demikianlah Allah menjamin keautentikan Alquran, jaminan yang diberikan atas


dasar kemahakuasaan dan kemahatahuan- Nya,, serta berkat upaya – upaya yang
dilakukan oleh makhluk – makhluk- Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat
diatas, setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Alquran
tidak berbeda sedikitpun denga napa yang dibaca oleh para sahabat Nabi SAW.
Alquran sebagai diketahui terdiri dari 114 surat, yang diawali dengan beberapa
macam pembukaan (Fawatih As- Suwar), diantara macam pembuka surat yang tetap
actual pembahasannya hingga sekarang ini huruf muqatha’ah. Menurut Watt,, huruf-
huruf yang terdiri dari huru- huruf alphabet (hijaiyah) ini, selain mandiri juga
mengandung banyak misterius, karena sampai saat ini belum ada pendapat yang dapat
menjelaskan masalah itu secara memuaskan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Definisi Fawatih as- Suwari.
2. Apa saja Macam- macam Fawatih as- Suwari?
3. Bagaimana Pendapat Para Ulama tentang Makna Fawatih as- Suwari?

iv
4. Apakah hikmah dari Fawatih Suwari?
5. Apakah kegunaan dari Fawatih As- Suwari?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai definisi Fawatih As-
Suwari
2. Mengetahui macam- macam Fawatih as- Suwari
3. Mengetahui apa saja pendapat paar ulama mengenai makna Fawatih as- Suwari
4. Mengetahui hikmah dari Fawatih as- Suwari
5. Mengetahui kegunaan dari Fawatih as- Suwari
6. Melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Dosen mata kuliah Alquran
7.

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Fawatih As – Suwari
Istilah Fawatih As- Suwari terdiri dari dua kata, yaitu Fawatih dan As- Suwari.
Fawatih merupakan jama’ dari kata fatih yang berarti pembuka. Sedangkan As-
Suwari adalah jama’ dari kata surah sebagai sebutan sekumpulan ayat- ayat alquran
dengan nama tertentu. Dengan demikian secara harfiah Fawatih As- Suwari berarti
“pembuka- pembukaan surah karena posisinya diawal surah- surah al-quran”. 1fawatih
as-Suwar (pembuka- pembuka surah) dalam al-quran biasa disebut juga dengan awail
as-Suwar (permulaan- permulaan surah). Manna’ Khalil Al Qhatthan dalam kitabnya
Mabahits fi ulumil Quran mengidentifikan fawatih suwar dengan hruuf- huruf yang
terpisah (Al ahruful muqotho’ah).2
Fawatih Suwari adalah kalimat – kalimat yang dipakai untuk pembukaan surah,
ia merupakan bagian dari ayat Mutasyabihat. Karena ia bersifat mujmal, mu’awwal, dan
musykil. Didalam alquran terdapat huruf – huruf awalan dalam pembukaan surah dalam
bentuk yang berbeda- beda. Hal ini merupakan salah satu ciri kebesaran Allahdan
kemahatahuan- Nya, sehingga kita terpanggil untuk menggali ayat- ayat tersebut.
Dengan adanya suatu keyakinan bahwa semakin dikaji ayat alquran itu, maka semakin
luas pengetahuan kita.3 Hal ini dapat dibuktikan dengan perkembangan ilmu tafsir yang
kita lihat hingga sekarang ini.

2.2 Macam – Macam Fawatih As – Suwar


Al Qastahlani4 dan Abu Syamah sebagaimana dikutip oleh As Suyuthi 5
memaparkan sepuluh macam pembukaan tersebut. Pembagian karakter pembukaanya
adalah sebagai berikut:
2.2.1 Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al- Istiftah bi al itsana)
Menetapkan sifat – sifat terpuji dengan menggunakan lafadz :

1
Kadar M. Yusuf, Study Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 55
2
Manna‟ Khalil Al- qatthan, Mahabis fi ulumil Qur‟an, (Beirut: Mu‟assasah ar- Risalah, tt), h. 202
3
Abu Anwar. Ulumul Quran: Sebuah Pengantar. Jakarta: Amzah. Hal. 89
4
Lihat juga Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur‟an, (Bandung: Pustaka
Islamika, 2002), h. 172
5
As Suyuti, Al Itqon fi ulumil quran, (Beirut: Darul fikr, tt), juz 2, h. 105

vi
Pertama, menggunakan lafadz “Alhamdulillah” yang terdapat dalam 6 surah
yaitu al- Fatihah, al- An’am , al- Kahfi, Saba’ dan Fathir.
Contoh:

‫ت َوالن ُّْو َر ەۗ مُثَّ الَّ ِذيْ َن َك َف ُر ْوا بَِرهِّبِ ْم‬ َّ ‫اَحْلَ ْم ُد لِٰلّ ِه الَّ ِذ ْي َخلَ َق‬
ِ ‫الس ٰم ٰو ِت وااْل َرض وجعل الظُّلُ ٰم‬
َ ََ َ َ ْ َ
‫َي ْع ِدلُْو َن‬
“segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap
dan terang, namun demikian orang- orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka
dengan sesuatu”.(QS. Al- An’am:1)

Kedua, menggunakan lafadz “Tabarak” yang terdapat dalam 2 surah yaitu al-
Furqon dan al- Mulk.
Contoh:

ُ ۖ ‫َتٰبَر َك الَّ ِذ ْي بِيَ ِد ِه الْ ُم ْل‬


‫ك َو ُه َو َع ٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ۙ ٌر‬
“maha suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu”. (QS. Al- Mulk: 1)

Ketiga, mensucikan Allah dari sifat negative dengan menggunakan lafadz tasbih
yang terdapat pada 7 surat yaitu al-Isra’, al- ‘Ala, al- Hadid, al- ‘Asyr, as- Shaff, al-
Jumu’ah dan al- Thagabun.
Contoh:

ٗ‫صا الَّ ِذ ْي ٰبَر ْكنَا َح ْولَه‬ ِِ ِِ ِِ ِ ِ


َ ْ‫ُسْب ٰح َن الَّذيْٓ اَ ْس ٰرى بِ َعْبدهٖ لَْياًل ِّم َن الْ َم ْسجد احْلََرام اىَل الْ َم ْسجد ااْل َق‬
ِ ‫الس ِميع الْب‬ ِِۗ ِ ِ
‫صْي ُر‬ َ ُ ْ َّ ‫لنُ ِريَهٗ م ْن اٰيٰتنَا انَّهٗ ُه َو‬
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam
hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”. (QS. Al- Isra’:1)

vii
2.2.2 Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (Al- Ahruful
Muqoto’ah)
Pembukaan dengan huruf- huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14

huruf tanpa diulang, yakni . ‫ط‬, ‫ص‬, ‫س‬, ‫ر‬, ‫ح‬, ‫ا‬, ‫ي‬, ‫ه‬, ‫ن‬, ‫م‬, ‫ل‬, ‫ك‬, ‫ق‬, ‫ع‬.
Penggunaan surah- surah tersebut dalam pembukaan surat-surat alquran disusun dalam
5 rangkaian, yang terdiri dari kelompok berikut:

a. Awalan surah yang terdiri dari 1 huruf, ini terdapat pada 3 surah, yakni:6

- Surah al- Qalam yang dimulai dengan huruf ‫ن‬

- Surah Shad yang dimulai dengan huruf ‫ص‬

- Surah Qaaf yang dimulai dengan huruf ‫ق‬.7

b. Awalan surah yang terdiri dari dua huruf, ini terdapat pada sepuluh surah, yakni:

- ‫ حم‬yakni dalam surah al- Mukmin, Fushshilat, asy- Syura, Az- Zukruf,
Ad- Dukhan, al- Jatsyiah, dan al- Ahqaf.

- ‫ طه‬yakni terdapat dalam surah Thaha

- ‫ طس‬yakni terdapat dalam surah an- Naml

- ‫ يس‬yakni terdapat dalam surah Yasin.

7 dari 10 surah diatas namakan hawwaaamiim.

6
Abu Anwar. Ulumul Quran: Sebuah Pengantar. Jakarta: Amzah. Hal. 89-91
7
Amin Efendi. Nilai Pendidikan dalam Fawatih As- Suwar. Hal. 295-299

viii
c. Awalan surah yang terdiri dari tiga huruf, ini terdapat pada 13 surah, yakni:

- ‫ امل‬terdapat pada surah al- Baqarah, ali- Imran, al- Ankabut, ar- Rum, al-
Lukman, as- Sajadah.

- ‫ ال ٰۤر‬terdapat pada surat Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, al- Hijr.

- ‫ طسم‬terdapat pada surah al- Qashash dan as- Syu’ara’.

d. Awalan surah yang terdiri dari 4 huruf, ini terdapat pada dua surah, yakni:

- ‫املر‬ terdapat dalam surah ar- Ra’du

- ‫ املص‬terdapat dalam surah al- A’raaf

e. Awalan surah yang terdiri dari 5 huruf, ini hanya terdapat pada surah Maryam

yakni ‫كهيعص‬.

2.2.3. Pembukaan dengan Panggilan (al- istiftah bin nida)


Allah membuka sejumlah surat dengan mengedepankan panggilan (an-nida),
yang terbagi menjadi 2 macam:
- Nida untuk Nabi, berjumlah 5 surah yakni dalam surah al- Ahzab, at-
Tahrim, at- Talaq, al- Muzammil dan al- Mudatsir.
contoh:

‫ٰيٓاَيُّ َها النَّيِب ُّ ات َِّق ال ٰلّهَ َواَل تُ ِط ِع الْ ٰك ِف ِريْ َن َوالْ ُمن ِٰف ِقنْي َ ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن َعلِْي ًما َح ِكْي ًم ۙا‬
“Wahai Nabi! Bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti
(keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”. (QS. al- Ahzab)

ix
- Nida untuk umat, yakni dalam surah an-Nisa, al-Maidah, al- Hajj, al-
Hujarat, dan al- Mumtahannah.
Contoh:

َّ َ‫اح َد ٍة َّو َخلَ َق ِمْن َها َز ْو َج َها َوب‬


‫ث‬ ٍ ‫َّاس َّات ُق ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ ْي َخلَ َق ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف‬
ِ ‫س َّو‬ ٓ
ُ ‫ٰياَيُّ َها الن‬
‫ِمْن ُه َما ِر َجااًل َكثِْيًرا َّونِ َساۤءً ۚ َو َّات ُقوا ال ٰلّهَ الَّ ِذ ْي تَ َساۤءَلُْو َن بِهٖ َوااْل َْر َح َام ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن‬

‫َعلَْي ُك ْم َرقِْيبًا‬
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya
(Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang
dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”. (QS.
An- Nisa)

Panggilan kepada Rasulullah SAW tentu dengan tujuan agar menjadi


perhatian rasul yang sudah semestinya juga perhatian umatnya. Sedangkan
panggilan yang ditujukan kepaad umat adalah sebagai bukti kasih sayang
Allah kepada mereka, dan agar apa yang disampaikan berupa perintah atau
larangan yang ditegaskan setelah panggilan itu benar- benar diperhatikan dan
diamalkan atau ditinggalkan dengan kesadaran, yakni dengan pemantauan
dan pengendalian pada diri sendiri.
Dengan demikian, satu fakta sangat jelas bahwa panggilan Allah dalam
alquran tidak hanya ditunjukkan kepada rasulullah selaku penerima wahyu,
tetapi juga kepada umat manusia terutama umat Islam, karena alquran itu
memang sebagai petunjuk bagi umat manusia (hudan lin-nas).

2.2.4. Pembukaan dengan kalimat-kalimat berita (al istiftah bi al-jumlah al


khabariyah)

x
Allah, dibeberapa surah mengedepankan jumlah Khabariyah (pernyataan
berita), baik ditunjukkan kepada Rasulullah maupun kepada umat. Hal itu dapat
dilihat dalam surah at- Taubah, an- Nur, az- Zumar, Muhammad, al- Fath, ar-
Rahman, al- Haaqqah, Nuh, al- Qodr, al- Qori’ah, al- Kautsar, al- Anfal, an-
Nahl, al- Qomar, al- Mu’minun, al- Anbiya, Al- mujadalah, al- Ma’arij, al-
Qiyamah, al- Balad, al- Ma’arij, Abasa, dan at- Takatsur.
Contoh:
ِٰ ِ
َ َ‫صد ُّْوا َع ْن َسبِْي ِل اللّه ا‬
‫ض َّل اَ ْع َماهَلُ ْم‬ َ ‫اَلَّذيْ َن َك َف ُر ْوا َو‬
“Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah,
Allah menghapus segala amal mereka.” (QS. Muhammad:1)

‫اَل ۤ اُ ۡق ِس ُم بِيَ ۡوِم ا ۡل ِقٰي َم ِة‬


“Aku bersumpah dengan hari kiamat.” (QS. Al – Qiyamah: 1)

‫اه ْدمُّتْ ِّم َن الْ ُم ْش ِركِنْي ۗ َن‬ ِ ِ ِ ِٰ


َ ‫َبَراۤءَةٌ ِّم َن اللّه َو َر ُس ْول ٓهٖ اىَل الَّذيْ َن َع‬
“(inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada
orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan
mereka).” (QS. At- Taubah: 1)

Pernyataan berita yang tersebar dalam 23 surah diatas merupakan


pernyataan- pernyataan yang sangat penting agar manusia menghargai dalam
menerima, memahami, mengerti, dan mengamalkannya. Semuanya perlu pada
sikap positif manusia, baik akidah, ibadah, maupun lainnya.

2.2.5. Pembukaan dengan sumpah (al istiftah bil qasam)


Allah mengedepankan al- qasam (sumpah-Nya) dalam beberapa surah. Di
sisi Allah dengan menyebut dengan Sebagian makhluknya disebut muqsam bih.
Dan disisi yang lain, Allah SWT bersumpah dengan atas nama dzatnya sendiri.

xi
Contoh:
Seperti dalam surah as- Saffat, ia bersumpah dengan malaikat yang berbaris bersaf-saf.

‫ص ًّف ۙا‬ ِ ٰ ٰۤ ‫و‬


َ ‫الص ّفت‬
ّ َ
“Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf- saf “.

Hal ini terdapat lain pada surah al- Buruj, at- Tariq, as- Sama’, an- Najm, al- Hawa,
adz- Dzariyat, al- Mursalat, ath- Thuur, at- Tin, an- Nazi;at, dan al – ‘Adiyat.

2.2.6. Pembukaan dengan syarat


Allah menyebutkan kejadian- kejadian tertentu dengan mengaitkannya
dengan syarat. Penyebutan syarat tersebut dibagian pertama surah-surah tertentu
untuk menunjukkan bahwa kejadian itu merupakan hal yang pasti akan terjadi,
bukan hal yang mungkin terjadi atau mustahil terjadi. Hal itu seperti dalam 7
surah, yakni at- Takwir, al- Infithar, al- Insiqaq, al- Waqi’ah, al- Munafiqun, al-
Zalzalah dan an- Nashr.
Contoh:

‫س ُك ِّو َر ۡت‬ َّ ‫اِ َذا‬


ُ ۡ‫الشم‬
“apabila matahari digulung” (QS. At- Takwir)

‫الس َمٓاءُ ا ْن َفطََر ۡت‬


َّ ‫اِ َذا‬
“apabila langit terbelah” (QS. Al- Infithar)

‫ض ِز ۡلَزاهَلَا‬ ۡ ِ ۡ ِ
ُ ‫ا َذا ُزل ِزلَت الاَ ۡر‬
“apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat” (QS. Al- Zalzalah)
Semua hal itu akan pasti terjadi didalam kenyataan yang tidak dapat dihindari.
Semua surah tersebut dibuka dengan syarat idza yang artinya “apabila”. Syarat idza
digunakan untuk hal- hal yang pasti terjadi.

xii
2.2.7. Pembukaan dengan perintah (al istiftah bil amr)
Allah membuka surah-surah tertentu dengan menekankan al-amr
(perintahnya) yang diarahkan kepada Rasulullah dan juga umatnya. Hal ini terlihat
pada surah al- Alaq, al- Jin, al- Kafirun, al- Falaq dan an- Nas.
Contoh:

َ ۚ َ‫ك الَّ ِذ ْي َخل‬ ِ


‫ق‬ ْ ِ‫ا ْقَرْأ ب‬
َ ِّ‫اس ِم َرب‬
“bacalah dengan (menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan”. (QS. Al- Alaq: 1)

‫استَ َم َع َن َفٌر ِّم َن اجْلِ ِّن َف َقالُ ْٓوا اِنَّا مَسِ ْعنَا ُق ْراٰنًا َع َجبً ۙا‬ ِ ِ
ْ ُ‫قُ ْل اُْوح َي ايَلَّ اَنَّه‬
“Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah
mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang
menakjubkan (Al-Qur'an)”. (QS. Al- Jin: 1)

2.2.8. Pembukaan dengan pertanyaan (al istiftah bil istifham)


Allah menyampaikan istifham (pertanyaan) di permulaan surah surah
berikut, an- Naba’, al- Ghasiyah, asy- Insyirah, al- Fil dan al- Ma’un.
Bentuk pertanyaan ini ada 2 macam, yaitu:
 Pertanyaan positif yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat positif.
Seperti dalam surah an- Naba’, al- Ghasiyah, dan al- Ma’un.

‌‫َع َّم َيتَ َسٓاءَلُ ۡو ۚ َن‬


“tentang apakah mereka bertanya- tanya?”. (QS. An- Naba:1)

ِ َ‫ث ا ۡلغ‬
ؕ‫اشيَ ِة‬ ِ
ُ ‫ك َحد ۡي‬
َ ‫َه ۡل اَٰتٮ‬
“sudahkah sampai kepadamu berita tentang (hari kiamat)?” (QS. Al- Ghasyiyah: 1)

xiii
‫ب بِالدِّيْ ۗ ِن‬ ِ ‫اَرءي‬
ُ ‫ت الَّذ ْي يُ َك ِّذ‬
َ َْ َ
“tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”. (QS. Al- ma’un: 1)

 Pertanyaan negative, yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat negative,


yang hanya terdapat dalam 2 surah yakni asy- Insyirah dan al- Fil.

َ ۙ ‫ص ۡد َر‬
‫ك‬ َ َ‫اَمَل مۡ نَ ۡشَر ۡح ل‬
َ ‫ـك‬
“bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?”. (QS. Al- insyirah: 1)

‫ب الْ ِفْي ۗ ِل‬ ْ َ‫ك بِا‬


ِ ‫ص ٰح‬ َ ُّ‫ف َف َع َل َرب‬
َ ‫اَمَلْ َتَر َكْي‬
“tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak
terhadap pasukan bergajah?”. (QS. Al- Fil: 1)

2.2.9. Pembukaan dengan doa (al Istiftah bid du’a)


Allah swt memvonis celaka kepada pihak- pihak yang mestinya celaka
dipermulaan beberapa surah yakni pada surah al- Muthaffifin, al- Humazah dan al-
Lahab.
Contoh:

‫َويْ ٌل لِّ ُك ِّل مُهََز ٍة لُّ َمَز ۙ ٍة‬


“celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela”. (QS. Al- Humazah: 1)

2.2.10. Pembukaan dengan alasan (al Istiftah bit ta’lil)


Allah dalam satu- satunya surah yaitu surah al- Quraisy mengedepankan
penjelasan alasan. Dalam kata lain, dalam surah ini Allah mendahulukan
keterangan alasan daripada penyebutan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Hal ini
agar periantah yang disampaikan itu benar- benar diperhatikan atau dijalankan.
ِ ‫اِلِ ْي ٰل‬
ٍ ۙ ْ‫ف ُقَري‬
‫ش‬

xiv
“Wahai manusia, kamu akan dibuat kagum karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
suatu kabilah besar yang mempunyai peranan sentral pada masyarakat Arab dalam
bidang politik dan sosial”.

2.3 Pendapat Ulama tentang Makna Fawatih As- Suwari


Karena kehati-hatiannya, mereka tidak berani memberi penafsiran dan tidak berani
mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf- huruf itu. Dan mereka berkeyakinan
bahwa Allah sendiri yang mengetahui tafsirnya. Hal ini menjadi suatu kewajiban yang
berlaku bagi ulama salaf karena mereka dalam hal teologi pun menolak terjun dalam
pembahasan tentang hal- hal yang suci seperti ungkapannya, “istiwa Allah adalah cukup
diketahui, hal ini harus kita percayai, mempersoalkan hal itu adalah bid’ah”.8
Sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi Solih
menyatakan: “huruf awalan itu adalah rahasia Alquran”.9
Hal ini diperjelas dengan perkataan Ali Bin Abi Thalib: “sesungguhnya bagi tiap-
tiap kitab ada saripatinya. Saripati Alquran ini ialah huruf- huruf hijaiyah”.
Abu Bakar Ash- Shiddiq pernah berkata: “di tiap- tiap kitab ada rahasianya. Rahasia
dalam Alquran ialah permulaan- permulaan surah”.
Ahli- ahli hadis menukilkan dari Ibnu Mas’ud dan empat Khulafaur Rasyidin (Abu
Bakar, Umar, Usman, dan Ali) mereka berpendapat: “Huruf- huruf awalan yang
sesungguhnya adalah ilmu tauhid yang tertutup dan mengandung rahasia yang
terselubung yang dikhususkan Allah”.

Beberapa pendapat para mufasir tentang Fawatih al- Suwar huruf al- Muqatha’ah,
yakni:
1. Mufassir dari Kalangan Tasawuf
Ulama Tasawuf berpendapat bahwa fawatih as- Suwari, adalah huruf- huruf
yang terpotong- potong yang masing- masing diambil dari nama Allah, atau yang
tiap – tiap hurufnya merupakan pengganti dari suatu kalimat yang berhubungan

8
H . A. Mukti Ali, Mengetahui Beberapa Aspek Ajaran Islam, Mirzan. Yogyakart, 1993, hal. 27. Lihat
juga Abu anwar .Ulumul Quran Sebuah Pengantar. 2021. Hal 93
9
Subhi Soleh, op. cit hlm. 306. Lihat juga pada Al- Itqan. 11. Hal. 13. Lihat juga Abu anwar .Ulumul
Quran Sebuah Pengantar. 2021. Hal 93

xv
dengan yang sesudahnya, atau huruf itu menunjuk kepada maksud yang dikandung
oleh surah yang surah itu dimulai dengan huruf- huruf yang terpotong- potong itu.

2. Mufassir Orientalis
Pendapat yang paling jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari seorang
orientalis yang Bernama Noldeke, yang kemudian dikoreksi, bahwa awalan surah itu
tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama- nama para sahabat
Nabi. Misalnya, huruf sin adalah dari nama- nama para sahabat Nabi. Seperti huruf
sin adalah dari nama Sa’ad bin Abi Waqash, mim adalah huruf depan dari nama al-
Mughfirah, huruf nun adalah huruf akhir dari nama Usman Bin Affan.

3. Al- Khuwaibi
Mengatakan bahwa kalimat- kalimat itu merupakan tanbih bagi Nabi.
Mungkin ada suatu waktu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan lain
sebagainya.

4. Rasyid Ridha
Ungkapan Rasyid Ridha, sedikit berbeda dengan apa yang dikemukakan Al-
Khuwaibi. Rasyid Ridha berpendapat bahwa tanbih yang dimaksud diatas adalah
dihadapkan kepada orang- orang musyrik di Mekah, kemudian kepada Ahli Kitab di
Madinah.

5. Mufassir dari Kalangan Syi’ah


Kelompok Syi’ah berpendapat bahwa jika huruf- huruf awalan itu
dikumpulkan setelah dihapus ulangan- ulangannya maka akan berarti “Jaan Ali
adalah kebenaran yang kita pegang teguh”.

Dari pendapat- pendapat diatas, dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat
sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh Pendidikan dan ilmu-
ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji alquran secara lebih
luas. Pada prinsipnya tidak menutup kemungkinan bagi mereka, mufasir, untuk

xvi
melahirkan sebuah tafsir yang dilandaskan dengan ilmu yang mendukung dan
memadai bagi seorang mufassir.

2.4 Hikmah-Hikmah Fawatih as- Suwari


 Sebagai mu’jizat Alquran itu sendiri, akal manusia dengan
I’tikadnya tentang kebenaran ayat- ayat mutasyabih sebagaimana
diujinya badan untuk melaksanaka ibadah, sebagaimana orang
bijak menyusun buku, dia berusaha sebaik mungkin, kadang-
kadang supaya mendapat tanggapan dari muridnya terhadap
gurunya.
 Sarana ketundukan akal manusia kepada Tuhannya, dengan
kepasrahan dan pengakuan keterbatasan akal manusia.10

2.5 Kegunaan Fawatih As- Suwari


2.5.1 Sebagai peringatan- peringatan kepada Nabi Muhammad SAW,
Allah SWT mengetahui bagian- bagian waktu dimana Nabi
sebagai seorang manusia kadang- kadang sibuk, maka dari Jibril
menyampaikan firman Allah seperti Alif Lam Mim, Ha Mim
dan lainnya.
2.5.2 Memperindah dan meyempurnakan bentuk – bentuk
penyampaian, sebagai sarana pujian dan dipandang untuk
merangkum semua materi yang akan disampaikan lewat kata-
kata awal.
2.5.3 Memberikan kesadaran pada manusia bahwa manusia penuh
dengan kekurangan dan keterbatatasan terhadap ilmu dan
pengetahuan, sehingga merangsang otak manusia untuk berfikir
mencari ilmu pengetahuan.

BAB III

10
Al Sayid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, op cit 2008, hlm.59.

xvii
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari seluruh fawatih suwari, yang berjumlah dua puluh Sembilan itu,
mayoritasnya adalah surah- surah yang turun di Mekah ( surah- surah
Makkiyah). Hal ini menjadi perhatian khusus bagi masyarakat Mekah waktu itu.
Fawatih suwari yang tersusun dari separuh huruf hijaiyah itu dapat
dijadikan suatu ilmu atau pengetahuan bagi manusia untuk menyadari bahwa
Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui.
Dalam konteks dialogis Allah menurunkan ayat- ayat alquran dengan
menggunakan Bahasa yang dipahami oleh masyarakat Mekah. Hal ini satu sisi
menjadi kebanggaan umat Islam dan pada sisi lain menjadi bukti
kemahakuasaan Allah untuk melemahkan mereka yang berkeinginan
menciptakan ayat- ayat seperti Alquran.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber- sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran dapat berisi kritik dan masukan terhadap penulisan dan
tanggapan terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Hasnan Adip Avivi. Ulum Alquran “Fawatih As- Suwari”

Anonymous. 2015. Materi Ulumul Quran “Fawatih As- Suwari”.

Amin Efendi. 2014. Nilai Pendidikan Dalam Fawatih As- Suwar. Jurnal Tarbawiyah

Abu Anwar, Ulumul Qur‟an ; Sebuah Pengatar, Jakarta : Amzah,2005

Manna‟ Al-Qatthan, Mabahits fi “Ulum Al-Qur‟an, Beirut: Mu‟assasah ar-Risalah, tt

As-Suyuti, Al-Itqon fi ulumil qur‟an, Beirut: Darul Fikr, t.t, juz 2

Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur‟an, Bandung: Pustaka Islamika, 2002

H. A. Mukti . 1993. Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam. Yogyakarta: Mizan

Subhi Soleh. Op. it

M. Hasbi Ash-Shiddiqi, Ilmu-ilmu Al-Qur‟an, Jakarta: Bulan Bintang, 1988

Al Sayid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani. 2008. op cit.

xix

Anda mungkin juga menyukai