Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas
PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Tafsir Ayat-ayat tentang
Pendidikan Sekolah ini. Dan tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah
limpahkan kepada nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisikan tentang ayat-ayat yang relevan dengan subyek
pendidikan, konsep subyek pendidikan, karakteristik pendidikan. Diharapkan,
makalah ini akan memberikan pemahaman kepada kita tentang konsep
kependidikan dalam Islam.
Walaupun penulis telah mencurahkan segala kemampuan penulis dalam
penulisan makalah Tafsir Ayat-ayat tentang Pendidikan Sekolah ini. Penulis
menyadari bahwa, penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
isi, penulisan, maupun kata-kata yang digunakan. Oleh sebab itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridai segala usaha kita.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tafsir Surah Al-An’am Ayat 105 dan 156............................................ 2
B. Tafsir Surah Al-A’raf Ayat 169............................................................ 4
C. Tafsir Surah Ali-Imran Ayat 79............................................................ 7
D. Tafsir Surah Al-Qalam Ayat 37............................................................ 8
E. Tafsir Surah Saba’ ayat 44.................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sekolah merupakan tempat untuk menerima pelajaran
ataupun pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga. Di mana di sekolah
ini para siswa diberikan materi pelajaran, dibina, dibimbing watak dan
akhlaknya. Di sekolah ini juga para siswa akan berteman dengan berbagai
orang yang berasal dari berbagai daerah. Dan Al-Quran pun telah
memberikan petunjuk kepada kita mengenai pendidikan di sekolah ini. Untuk
itulah pemakalah membuat tulisan ini agar kita semua mengetahui ayat-ayat
tentang pendidikan di sekolah yang telah diturunkan oleh Allah di dalam Al-
Quran yang akan kita tafsirkan berikut ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka dapat diambil sebuah rumusan
masalah sederhana sebagai berikut:
1. Bagaimana tafsir Surah Al-An’am ayat 105 tentang pendidikan sekolah?
2. Bagaimana tafsir Surah Al-A’araf ayat 169 tentang pendidikan sekolah?
3. Bagaimana tafsir Surah Ali Imran ayat 79 tentang pendidikan sekolah?
4. Bagaimana tafsir Surah Al-Qalam ayat 37 tentang pendidikan sekolah?
5. Bagaimana tafsir Surah Saba’ ayat 44 tentang pendidikan sekolah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
َذا ٱَأۡل ۡدنَ ٰىjَض ٰهَ رj َ jون َع َ ُذjب يَ ۡأ ُخ َ َوا ۡٱل ِك ٰتj
ْ jُف َو ِرث ٞ j ِد ِهمۡ َخ ۡلjف ِم ۢن بَ ۡعj َ jَفَ َخل
ۡذ َعلَ ۡي ِهمj ُذو ۚهُ َألَمۡ ي ُۡؤ َخjض ِّم ۡثلُهۥُ يَ ۡأ ُخ ٞ رj َ jأتِ ِهمۡ َعjۡ jَا َوِإن يjjَون َسي ُۡغفَ ُر لَن َ َُويَقُول
ْ jق َو َد َر ُس
َّدا ُرj ۗ ِه َوٱلjا فِيjjوا َم َّ jوا َعلَى ٱهَّلل ِ ِإاَّل ۡٱل َحj ْ jُب َأن اَّل يَقُول ِ َق ۡٱل ِك ٰتُ َِّمي ٰث
َ ۚ ُين يَتَّق
َ ُون َأفَاَل تَ ۡعقِل
١٦٩ ون َ ر لِّلَّ ِذٞ ٱأۡل ٓ ِخ َرةُ َخ ۡي
Artinya:
“Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi
Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata:
"Kami akan diberi ampun". Dan kelak jika datang kepada mereka harta
benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga).
Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka
tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka
telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?. Dan kampung akhirat itu
lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak
mengerti.”
5
Lahirlah dari Bani Israil yang terdiri dari orang saleh dan durjana itu
suatu golongan generasi yang mewarisi Taurat. Yakni generasi yang
mengetahui isi Taurat itu dan mengerti hukum-hukum yang ada di dalamnya,
sesudah wafatnya generasi tua. Padahal mereka lebih mementingkan harta
dan kemewahan duniawi, sekalipun harus memakan barang haram, suap,
menjual belikan agama dan berpilih kasih dalam memberi keputusan. Mereka
mengatakan, “Kami akan diampuni, Allah tak akan menghukum kami atas
perbuatan ini. Bukankah kita ini adalah kekasih-kekasih-Nya, dan keturunan-
keturunan Nabi-Nya. Juga umat yang dipilih-Nya dari sekalian umat
manusia.” Semua itu hannyalah berupa angan-angan dan khayalan yang
menyesatkan. Sementara itu mereka tetap tenggelam dalam dosa-dosa
mereka, dan tidak ingin berhenti dari perbuatan-perbuatan mereka yang
durjana.
Apabila datang kepada mereka harta lain seperti yang telah mereka ambil
dengan cara yang batil terdahulu, mereka pasti akan mengambil harta itu pula
tanpa banyak pertimbangan tentang halal-haramnya. Padahal, mereka tahu
bahwa Allah menjanjikan ampunan hannyalah bagi mereka yang mau
bertobat, yaitu orang-orang yang berhenti dari perbuatan dosa dengan rasa
menyesal dan takut kepada Tuhan, memperbaiki apa yang telah mereka rusak.
Setelah itu, Allah pun memberi jawaban kepada mereka atas persangkaan
mereka yang mengatakan, “kami akan diampuni”, sedang mereka tetap saja
berbuat zalim dan kerusakan, bahkan mereka lebih mencintai dunia. Mereka
telah dilarang merubah kitab itu dan mengganti hukum-hukum yang ada
padanya. Padahal mereka benar-benar telah mempelajari kitab itu dan paham
isinya. Jadi mereka tentu ingat akan pengharaman memakan harta orang lain
secara batil dan berbuat dusta atas nama Allah.
Dan Allah mengatakan bahwa negeri akhirat itu dengan segala isinya
merupakan kenikmatan bagi orang-orang yang menghindari kemaksiatan,
akan lebih baik daripada harta benda dunia. Apakah kalian tidak mengerti
semua itu, padahal itu semua telah jelas, bagi siapa pun yang akalnya belum
tertutup oleh keinginan-keinginan nafsu, dan hatinya belum buta oleh harta
benda dunia.
6
Jadi itu semua merupakan isyarat bahwa cinta kepada harta dunia itulah
yang telah merusak mental Bani Israil, dan membuat mereka lebih menyukai
kenikmatan duniawi, sehingga lenyaplah kesadaran mereka.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa generasi Yahudi yang datang
ini, mereka itu mewarisi (Taurat) akan tetapi diselewengkan untuk mencari
keuntungan dunia semata, bahkan mereka mengatakan, kami dijamin akan
diampuni dan bila ada tawaran lagi untuk kepentingan dunia, mereka terima
lagi, padahal mereka telah disumpah dalam perjanjian kitab Taurat, mereka
tidak boleh mengatakan sesuatu atas nama Allah kecuali yang baik, mereka
juga telah mempelajari isi kitab. Sedang tempat yang disediakan Allah di
akhirat itu jauh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Mereka menukarkan kebenaran ajaran dan hukum agama Allah dengan
kepentingan dan kekayaan dunia, dan mereka merasa tetap akan mudah
diampuni dosa dan penyelewengan mereka itu. Jadi kapan saja bila
ditawarkan kepada mereka kekayaan dengan syarat menghalalkan yang
haram dan mengharamkan yang halal, mereka tidak merasa keberatan dusta
atas nama agama Allah, asalkan dapat keuntungan dunia dan kekayaan, yang
berarti mereka mempermainkan agama dan tidak bersungguh-sungguh dalam
agama Allah, yang berarti tidak ada Iman.
Adapun kaitan ayat ini dengan pendidikan adalah bahwa, apabila kita
mendapatkan ilmu, maka janganlah ilmu itu kita selewengkan atau
disalahgunakan demi kepentingan pribadi ataupun untuk mencari keuntungan
dan sebagainya. Akan tetapi amalkanlah dan gunakanlah ilmu yang kita
peroleh dari hasil belajar itu di jalan yang benar dan mengharapkan rida dari
Allah SWT.
Ayat ini menjelaskan bahwa tidak patut bagi seseorang yang telah
diberinya oleh Allah Al-Kitab, hikmah dan kenabian lalu meminta-minta
orang menyembahnya tanpa Allah atau menyembahnya bersama-sama
dengan Allah. Jika hal yang demikian tidak patut bagi seorang nabi atau rasul,
maka lebih-lebih bagi seorang lain yang bukan nabi atau rasul. Karena itu
berkata Hasan Al-Bashri: “tidak patut bagi seorang Mukmin meminta dari
orang lain untuk menyembahnya.” Janganlah seperti ahli Kitab yang
menyembah para pendeta-pendetanya.
Celaan Allah terhadap para rahib dan pendeta yang disembah oleh
pengikut-pengikutnya itu tidak menjangkau para rasul dan para ulama yang
diikuti dan diturut oleh pengikut-pengikutnya karena Nabi dan Rasul ini
hanya memerintahkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menyampaikan
kepada umatnya apa yang dirisalahkan dan diwahyukan kepada mereka. Dan
melarang apa yang dilarang oleh Allah. Karena para Rasul itu adalah utusan
Allah kepada hamba-hamba-Nya, menyampaikan apa yang diamanatkan
kepada mereka tugas yang telah dilaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
Allah memberi tahu para rasul itu untuk mengajak umat manusia agar
menjadi ahli ibadah dan bertakwa (rabbaniyin) sesuai dengan apa yang
mereka pelajari dan ketahui dari Al-Quran dan kitab-kitab Allah. Sekali-kali
rasul itu tidak pernah mengajak umat manusia untuk menjadikan malaikat dan
nabi sebagai Tuhan yang disembah, bahkan para rasul itu tidak menyuruh
orang menyembah selain Allah, apakah itu seorang nabi atau seorang
malaikat. Para Rasul itu hanya menyembah kepada Allah dan tidak
menyekutukannya.
8
Sesuai dengan ayat ini bahwa dalam belajar apabila kita mempunyai ilmu
yang tinggi dan berpengetahuan luas maka janganlah kita sesekali untuk
sombong kepada orang lain, ingin dipuji atau ingin disanjung oleh orang lain,
akan tetapi kita hendaknya selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong
kepada orang lain. Dan ilmu yang telah kita pelajari itu hendaknya kita
amalkan dalam bentuk ibadah dan bertakwa kepada Allah SWT.
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa di dalam Al-
Quran Allah SWT telah menjelaskan kepada kita semua tentang ayat-ayat
yang berkenaan dengan pendidikan seperti Surat Al-An’am ayat 105, Al-
A’raf ayat 169, Ali-Imran ayat 79, Saba’ ayat 44 dan Al-Qalam ayat 37
seperti yang telah kami bahas dalam uraian di atas. Di mana di dalam ayat-
ayat tersebut kita dapat mengambil pelajaran ataupun pedoman dalam
menjalani kehidupan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar
(pendidikan di sekolah).
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan dan pelajaran bagi pemakalah untuk
tulisan selanjutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy. 1990. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir
Jilid II. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy. 1990. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir
Jilid III. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy. 1990. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir
Jilid IV. Surabaya: PT Bina Ilmu.