Anda di halaman 1dari 12

Makalah Fawatihus Suwar

Kelompok 9

Anggota : Rizal Fadhilah


Putri Maharani P.
Nur Indah Permatasari
Siti Serina Wakiden

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG
Studi Agama-Agama
Kelas 1 B
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
2.1 Pengertian Fawatihus Suwar .................................................................... 2
2.2 Materi ......................................................................................................... 2
2.3 Pujian Untuk Allah .................................................................................... 3
2.4 Tahajjiy ...................................................................................................... 4
2.5 Nida’ ........................................................................................................... 4
2.6 Khabariyyah .............................................................................................. 5
2.7 Qasam ........................................................................................................ 5
2.8 Syarat ........................................................................................................ 6
2.9 Amar ......................................................................................................... 6
2.10 Iftisham ................................................................................................... 6
2.11 Doa .......................................................................................................... 7
2.13 At-Ta’lil ................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 8
3.2 Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 28 Februari 2021

Penulis
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Al-Qur’an terdiri dari 114 surah dan 29 dari surat-surat tersebut diawali dengan satu
huruf atau sekelompok huruf yang dibaca sebagai kelompok huruf terpisah, oleh
mayoritasahli tafsir disebut sebagai huruf muqatha’ah ada pula yang menyebutnya sebagai
hur uftahajji. Dalam menyikapi huruf-huruf yang muqatha’ah (terputus) tersebut para ahli
tafsir menafsirkan dengan “Allahu a’lamu bi murodihi”. Di dalam ulum al-quran,
pembahasan mengenai awal atau pembuka surah al-Quran dinamakan dengan fawatihus
suwar.

Menurut istilah, Al-Qur’an adalah wahyu allah SWT yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat jibril sebagai petunjuk bagi umat islam. Syaikh Manna
Al-Qaththan mengatakan dalam buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an (edisi terjemahan),
kata Al-Qur'an berasal dari akar kata yang sama dengan qira'ah yaitu qara'a, qira'atan wa
qur'anan. Secara khusus Al-Qur'an menjadi nama bagi sebuah kitab yang diturunkan kepada
Rasulullah SAW.

Merujuk pada buku Al-Qur'an Hadits karya H. Aminudin dan Harjan Syuhada,
pengertian Al-Quran menurut istilah adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf-
mushaf yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya menjadi ibadah.

Dari penjelasan tersebut, H. Aminudin dan Harjan Syuhada menyimpulkan ada enam makna
yang terkandung dalam definisi Al-Qur'an, sebagai berikut:

1. Al-Qur'an adalah kalamullah.


2. Al-Qur'an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk bukti kenabian dan
kerasulannya.
3. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW bukan karangan beliau.
4. Al-Qur'an merupakan bacaan mulia dan membacanya menjadi ibadah.
5. Al-Qur'an senantiasa dipelihara dari kesalahan dan pemalsuan.
6. Tidak ada seorang pun yang mampu membuat hal yang serupa dengan Al-Qur'an walau
hanya satu surah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fawatihus Suwar

Menurut Bahasa, Fawatih as-suwar terdiri dari dua kata, yaitu fawatih dan as-suwar.
Fawatih merupakan jamak dari faatihah yang artinya pembuka. Sedangkan as-
suwar merupakan jamak dari surah yang artinya surah-surah.

Adapun menurut Manna al-Qattan fawatih as-suwar artinya suatu ilmu yang mengkaji
tentang huruf-huruf, kata atau kalimat permulaan surah-surah al-Quran. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa fawatih as-suwar ialah pembukaan atau permulaan surah-surah dalam al-
Quran karena posisinya yang mengawali perjalanan teks-teks pada suatu surat al-Quran.

Fawatih as-Suwar adalah ilmu Al-Qur'an yang membicarakan kalimat-kalimat


pembuka suatu surah. Ilmu ini cenderung mempelajari arti dan tafsir kalimat-kalimat
tersebut. Pendapat Para Ulama tentang Fawatih as-Suwar Para ulama’ berbeda pendapat
dalam memberikan penafsiran Terhadap Fawatih as-Suwar karena perbedaan pandangan
tentang hakikat huruf-huruf itu:

Pertama, Penafsiran yang memandang huruf-huruf tersebut termasuk ke dalam


kategori ayat-ayat Mutasyabihat yang maknanya hanya diketahui oleh Allah.Kelompok ini,
banyak dianut oleh para ulama salaf, ketika menghadapi huruf-huruf yang demikian, mereka
lebih bersikap hati-hati.

Kedua, Bahwa makna huruf-huruf yang terpotong-potong itu dapat diketahui oleh
Allah swt dan bisa dipahami oleh manusia terutama oleh orang-orang yang mendalami
pengetahuan-Nya.

B. Materi

Ulama sepakat bahwa Allah Swt. mengawali sebuah surah di dalam al-Quran dengan
salah satu dari sepuluh macam kalam yang berbeda. Kesepuluh macam kalam tersebut adalah
‫( الثناء‬pujian), ‫( حروف التهجي‬huruf hijaiyyah), ‫( النداء‬panggilan), ‫( الجمل الخبرية‬kalimat berita), ‫القسم‬
(sumpah), ‫( الشرط‬syarat), ‫( االمر‬perintah), ‫( االستفهام‬pertanyaan), ‫( الدعاء‬doa), dan ‫التعليل‬
(alasan).
Berikut adalah penjelasan ringkas tentang kesepuluh bentuk fawatih as-suwar tersebut:

1. ‫الثناء عليه تعاىل‬

Bentuk kalimat yang pertama yang mengawali sebuah surah di dalam al-Quran
adalah pujian kepada Allah Swt. Imam Badruddin Muhammad bin Abdillah az-Zarkasyi
dalam karyanya, al-Burhan fi Ulum al-Quran menjelaskan bahwa pujian kepada Allah ini ada
dua macam, yaitu pujian untuk mengukuhkan sifat kesempurnaanya dan pujian untuk
meniadakan kekurangan.

Jumlah surah yang diawali pujian kepada Allah ta’ala ada 14 surah. Setengahnya
untuk mengukuhkan sifat kesempurnaan dan setengah yang lain untuk meniadakan
kekurangan.

Berikut rinciannya:
2. ‫حروف التهج‬

fawatihus suwar berupa huruf tahajjiy adalah yang paling banyak di dalam al-Quran.
Jumlah surah yang diawali dengan huruf tahajjiy atau disebut juga huruf muqaththa’ah ada 29
surah. Di bawah ini adalah surah-surah yang diawali dengan huruf tahajjiy:

3. ‫النداء‬

Nida’ berarti panggilan. Biasanya untuk memanggil seseorang, maka kita


menggunakan huruf-huruf nida. Huruf nida yang paling populer digunakan adalah huruf ya’.
Dan huruf ya’ inilah yang sering digunakan al-Quran untuk memanggil orang yang diajak
berbicara (mukhotob).

Surah-surah yang diawali dengan nida’ jumlahnya ada 10. Lima surah berupa
panggilan kepada Rasulullah Saw. Sedangkan lima sisanya berupa panggilan kepada umat
beliau. Di bawah ini adalah surah-surah yang diawali dengan nida’:
4. ‫الخبية الجمل‬

Jumlah khabariyyah adalah kalimat berita yang bisa mengandung kebenaran atau
kebohongan. Kalimat berita ini bentuknya bisa berupa jumlah fi’liyyah (fi’il + fa’il), bisa
juga jumlah ismiyyah (mubtada + khabar).
Surah yang diawali dengan jumlah khabariyyah di dalam al-Quran berjumlah 23 surah.
Rinciannya adalah sebagai berikut:

5. ‫القسم‬

Qasam artinya adalah sumpah. Semua sumpah di dalam fawatihus suwar menggunakan
huruf qasam wawu. Cabang ilmu yang mempelajari tentang sumpah-sumpah di dalam al-
Quran disebut dengan Ilmu Aqsam al-Quran.
Ada tiga unsur penting yang harus ada dalam suatu qasam. Ketiga unsur tersebut
adalah adat al-qasam, muqsam bih, dan muqsam alaihi. Adat al-qasam adalah alat yang
digunakan untuk bersumpah. Yang masyhur biasanya menggunakan huruf qasam,
yaitu ba, ta, dan wawu. Sedangkan muqsam bih adalah kata yang jatuh setelah adat al-
qasam yang berfungsi sebagai sesuatu yang digunakan sebagai wasilah untuk bersumpah.
Dan muqsam alaihi adalah sesuatu yang disumpahi. Contohnya seperti terdapat dalam Q.S.
Ad-Dhuha [93]: 1-3
َ ُّ َّ َ َ َ َ َّ َ ُّ ََ
‫( َوالضج‬1) ‫( َسج إذا َوالل ْيل‬2) ‫( قل َو َما َربك َودعك َما‬3)
muqsam alaihi muqsam bih huruf qasam

Berikut ini adalah surah-surah yang diawali dengan sumpah yang jumlahnya mencapai 15
surah:
‫ر‬
6. ‫الشط‬

Syarat adalah kalimat yang membutuhkan jawaban ‘maka’. Menurut Abdul Haris
dalam Teori Dasar Nahwu & Sharf Tingkat Pemula, ketika membahas tentang syarat, maka
ada tiga unsur yang perlu diperhatikan, yaitu adat asy-syarthi, fi’lu asy-syarthi, dan jawab
asy-syarthi.

Untuk mengetahui sebuah kalimat itu termasuk syarat atau bukan, maka kita harus
mengenal adat asy-syarthi. Di antara macam-macam adat asy-syarthi adalah sebagai
berikut:
ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َّ ّ َ َ َ َ ُ ْ َ
‫إن‬، ‫إذما‬، ‫ل ْو‬، ‫ل ْول‬، ‫ل ْو َما‬، ‫أ َّما‬، ‫ل َّما‬، ‫من‬، ‫ما‬، ‫مهما‬، ‫أي‬، ‫ك ْيف َما‬، ‫أين‬، ‫أيان‬، ‫أ ّن‬، ‫مت‬، ‫إذا‬، ‫حيثما‬
Di dalam al-Quran, surah-surah yang diawali dengan syarat berjumlah 7.Kesemuanya
َ
didahului dengan adat asy-syarthi ‫إذا‬.ِ Berikut ini daftar surah yang diawali dengan syarat:

7. ‫المر‬

Bentuk kalam selanjutnya yang mengawali surah di dalam al-Quran adalah amar atau
perintah. Surah yang diawali dengan sebuah perintah ada 6 surah. Surah-surah tersebut
adalah:

8. ‫الستفهام‬

Kalam yang kedelapan adalah istifham. Seperti yang telah diketahui, istifham adalah
kalimat pertanyaan. Jumlah surah yang diawali dengan kalimat pertanyaan ada 6 surah. Di
bawah ini rincian keenam surah tersebut:
9. ‫الدعاء‬

Bentuk kalam yang kesembilan yang menjadi fawatih as-suwar adalah doa. Doa di sini
bisa berupa harapan baik atau buruk. Surah-surah yang diawali dengan doa berjumlah 3
surah,, yaitu:

10. ‫التعليل‬

At-Ta’lil menunjukkan alasan. Surah yang diawali dengan sebuah alasan di dalam al-
Quran itu hanya satu, yaitu surah Quraisy [106] dengan ayat pertamanya yang berbunyi:
َ ْ ُ
‫ق َريش ِليَلف‬

Itulah macam-macam fawatih as-suwar di dalam al-Quran. Selain karyanya Imam


Zarkasyi, tulisan ini juga didasarkan kepada karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki,
yaitu Zubdat al-Itqan fi Ulum al-Quran dan karya Imam Suyuthi yang terkenal, yaitu al-Itqan
fi Ulum al-Quran. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi as-showab.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Fawatih as-suwar adalah pembuka-pembuka surat, karena posisinya di awal surat


dalamAl- Qu’an. Seluruh surat dalam Al-Qur’an dibuka dengan sepuluh macam pembukaan
tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam tersebut.Para ulama berpendapat
bahwa huruf-huruf fawatih as-suwar itu secara umum telahsedemikian azali maka banyak
ulama yang tidak berani menafsirkannya dan tidak beranimengeluarkan pendapat yang tegas
terhadap makna huruf-huruf tersebut.Adapun urgensi mempelajari fawaih as-suwar itu secara
pokok adalah bagaimanasupaya bertambah keimanan kita dan keyakinan kita terhadap
kebenaran ayat-ayat Allah.

B. Saran

Sebagai umat muslim yang meyakini rukun iman yang salah satunya iman
kepadakitab-kitab Allah, diantaranya Al-Qur’an merupakan hal yang sangat penting untuk
mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur’an yang salah satunya cabangnya Adalah Fawatihus Al
Suwar.Karena semakin dikaji ayat Al-Qur’an itu, maka semakin luas pengetahuan kita.
Semogamakalah ulumul Qur’an tentang Fawatihus Al-Suwar ini dapat menjadi tambahan
referensiuntuk mengkaji tentang Fawatihus Al-Suwar.
DAFTAR PUSTAKA

Rujukan Artikel Web :

https://iqt.uinsgd.ac.id/pengertian-fawatih-as-suwar-berikut-bentuk-bentuk-nya/ ,

https://tafsiralquran.id/macam-macam-fawatihus-suwar-dalam-al-quran/amp/ ,

https://tafsiralquran.id/hikmah-penggunaan-huruf-huruf-hijaiyah-pada-fawatihus-suwar/ .

Anda mungkin juga menyukai