ULUMUL AL-QURAN
KELOMPOK 10:
ANDI NUR NILAM SARI
742352022007
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberi kenimatan
berupa nikamat kesehatan, nikmat kehidupan yang layak, serta yang terpenting
nikmat Islam dan iman. Tak lupa Shalawat serta Salam senantiasa kita sampaikan
kepada baginda Nabi besar Muhammad Saw. yang merupakan suri teladan dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tuntutan tugas pada mata kuliah Ulum Al-Qur‟an dengan judul makalah “Al- Makkiy
wa Al- Madaniy”. Dan Alhamdulillah makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini termasuk di dalamnya dosen mata kuliah
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dalam penyampaian maupun
mengharapkan krtitik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Besar harapan penulis semoga makalah
yang disusun ini bisa bermanfaat untuk teman-teman pembaca dan dapat
Watampone,
Tim penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
C. Pendapat Ulama
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur'an terdiri dari 114 surah dan 29 dari surat-surat tersebut diawali dengan
satu huruf atau sekelompok huruf yang dibaca sebagai kelompok huruf terpisah, oleh
mayoritas ahli tafsir disebut sebagai huruf muqatha'ah ada pula yang menyebutnya
sebagai huruf tahajji. Huruf-huruf ini misterius tidak ada penjelasan yang memuaskan
mengenai artinya walaupun ada juga penjelasan artinya namun tidak didapatkan
huruf-huruf yang muqatha'ah (terputus) tersebut para ahli tafsir menafsirkan dengan
Bagaimanapun ini harus kita pelajari dan kita bahas secara khusus dalam usaha untuk
mencapai hikmahnya. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membicarakan
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Istilah Fawatih as-Suwar terdiri dari dua kata yaitu fawatih dan as-suwar.
Fawatih merupakan jamak dari fatihah yang berarti pembuka. Sedangkan as-suwar
adalah jamak dari surah, yang berarti surah, dan as-suwar bermakna surah-surah.
Dengan demikian, istilah fawatih as-suwar secara harfiah berarti “pembuka surah-
surah”. Berdasarkan makna harfiah tersebut, maka secara istilah fawatih as-suwar
berarti suatu ilmu yang mengkaji tentang bentuk-bentuk huruf, kata, atau kalimat
karena posisinya yang mengawali perjalanan teks-teks setiap surah. Bila sebuah surah
dimulai oleh huruf-huruf hijaiyah, huruf itu biasa dinamakan ahraf muqatta’ah (huruf-
huruf yang terpisah) karena posisi huruf tersebut cenderung “menyendiri”, tidak
pembacaannya tidak berbeda dari lafaz yang diucapkan pada huruf hijaiyah.
mu’awwal, dan musykil. Jadi dapat disimpulkan bahwa fawatih as-suwar adalah
1
Rusydie Anwar,dkk, “Pengantar Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits Teori Dan
Metodologi”, (Yogyakarta: 2015), h. 6.
B. Macam – macam Fawatih Al-Suwar
Contoh:
“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan
gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan
Contoh:
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa
terdapat pada 7 surat yaitu al-Isrā’, al-‘Alā, al-hadīd, al-’asyr, as-Shaff, Al-Jumu’ah
dan at-Thagābun.
al-Isrā’
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
yaitu huruf-huruf yang membentuk sebuah kalimat ص, س, ر, ح, ا, ي, ه, ن, م, ل, ك, ق, ع:
Mudatstsir.
b) Nidā’ untuk orang yang beriman Dengan term: yāayyuha alladzīna āmanū
Khabariyah)
“ (ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan
hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan didalamnya ayat ayat yang
sisi Allah bersumpah dengan Atas nama sebagian makhluk- Nya sebagai Muqsam
bih. Dan pada sisi yang lain, Allah, Swt., bersumpah dengan atas nama dzatnya
sendiri.
6. Pembukaan dengan syarat (al-Istiftah bi asy-Syarāt)
dengan syarat. Penyebutan syarat tersebut dibagian pertama surat-surat tertentu untuk
menunjukkan bahwa kejadian itu merupakan hal yang pasti akan terjadi, bukan hal
yang mungkin terjadi atau mustahil terjadi. Surat at-Takwir, al-Infitar, al-Insyiqaq, al-
a) Pertanyaan positif, yaitu pertanyaan dengan kalimat positif, yang digunakan pada 4
2
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, “Sejarah & Pengantar Ilmu Al-Qur'an &
Tafsir”, (Semarang: PT. Pustaka Rezki Putra: 2015), h. 11.
C. Pendapat Ulama
Ulama Salaf
Kata Fawatih al-Suwar berasal dari bahasa Arab, sebuah kalimat yang terdiri
dari susunan dua kata, fawatih dan al-Suwar. Memahami ungkapan ini, sebaiknya kita
Kata ف\\\واتحyang berarti pembuka adalah jamak Taksir dari ()فاتحة, yang
jamak dari سورةyang secara etimologi mempunyai banyak arti, yaitu: tingkatan atau
martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi nan indah, susunan sesuatu atas
Qaththan bahwa surah adalah sekumpulan ayat ayat al-Quran yang mempunyai
bahwa surah adalah sebagian al-Qur’an yang mencakup beberapa ayat yang memiliki
Dari pengertian diatas maka dapat dipahami dari segi makna fawatih al-suwar
teks setiap surah. Sebahagian Ulama ada yang mengidentikkan fawatih al-suwar
dengan huruf al-muqatta'ah atau huruf-huruf yang terpisah dalam al-Quran. Seperti
Namun bila diteliti lebih jauh, sesungguhnya keduanya sama sekali berbeda. Sebab
huruf al-muqatta'ah ini tidak terdapat pada semua awal surah yang jumlahnya 114
3
Syaikh Manna' Al-Qatthan, “Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur'an”, (Jakarta: 2017), h. 15.
dalam al-Qur'an. Ia tak lebih hanya merupakan salah satu bagian dari beberapa
artinya kecuali Allah SWT atau bahkan disebut sebagai salah satu bentuk rahasia
Para ulama yang membicarakan masalah ini ada yang berani menafsirkannya,
di mana huruf-huruf itu merupaka rahasia yang hanya Allah sendiri yang mengetahui-
Nya. Ulama salaf berpendapat bahwa “Fawatih Suwar” telah disusun semenjak
zaman azali sedemikian rupa supaya melengkapi segala yang melemahkan manusia
Oleh karena i'tiqad bahwa huruf-huruf ini telah sedemikian dari azalinya, maka
banyaklah orang yang tidak berani mentafsirkannya dan tidak berani mengeluarkan
pendapat yang tegas terhadap huruf-huruf itu. Huruf-huruf itu dipandang masuk
golongan mutasyabihat yang hanya Allah sendiri yang mengetahui tafsirnya. Huruf-
huruf itu, sebagai yang pernah ditegaskan oleh Asy-Syabi, ialah rahasia dari pada Al-
Quran ini.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata: “Sesungguhnya bagi tiap-tiap Kitab ada
Abu baker As-Shiddieqi pernah berkata: “Di tiap-tiap kitab ada rahasianya.
Rahasianya dalam Al-Quran ialah permulaan-permulaan surat”. Dalam hal ini Prof.
huruf terbanyak adalah alif, kemudian lam dan mim. Demikian juga pada surah-surah
yang lainnya, masing-masing sesuai dengan huruf-huruf yang disebut pada awalnya,
kecuali surah Yasin. Kedua huruf yang dipilih pada surah tersebut adalah huruf paling
sedikit digunakan oleh kata-kata surah itu. Ini karena huruf ya’ ( )يdalam susunan
alphabet Arab berada sesudah huruf sin ( )سsehingga kedua huruf itu mengisyaratkan
huruf yang terbanyak, tetapi yang paling sedikit.[40] Tentunya perlu penelitian yang
Menurut Ibnu Abi al-Asba seperti dikutip Ahmad bin Mustafa, bahwa
bentuk penyampaian, dangan sarana pujian atau melalui huruf-huruf. Selain itu ia
dipandang merangkum segala materi yang akan disampaikan lewat kata-kata awal.
Dalam hal ini surat Al-fatihah dapat digunakan sebagai ilustrasi dari suatu pembuka
yang merangkum keseluruhan pesan ayat dan surat yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Lebih khusus tentang fawatih al-suwar berupa huruf muqatha’ah, menurut al-
Imam Fakhrurazi seperti dikutip oleh Aisyah Abdurrahman bin As-Syati lebih
memperhatikan kepada hikmah pembukaan surat yang diikuti al-kitab, al-Tanzil atau
Al-Qur’an.Ia menyatakan : “hikmah dari itu semua, bahwa al-Qur’an yang agung itu
diturunkan secara berat (tsaqil) dan setiap surat yang diawalnya menerangkan tentang
oleh pembukaan surat melalui huruf-huruf itu, karena ada pula ayat-ayat yang
berbicara tentang Al-Qur’an pada ayat-ayat awalnya, tidak dibuka oleh huruf-huruf
Tidak disangsikan bahwa semua interpretasi yang ada tentang hal diatas
tersebut membentuk salah satu karakteristik teks. Fenomena ini merupakan fenomena
ambiguitas semantic yang dapat dijelaskan dan diungkap oleh bagian lain teks.
memunculkan perbedaan teks secara internal. Perbedaan ini sebenarnya salah satu
4
DR. Subhi As-Shalih, “Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur'an”, (Jakarta: Tim Pustaka Firdaus:
2008), h. 4.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah: Fawatih
as-suwar adalah pembuka-pembuka surat, karena posisinya di awal surat dalam Al-
Qu'an. Seluruh surat dalam Al-Qur'an dibuka dengan sepuluh macam pembukaan
tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam tersebut. Para ulama
berpendapat bahwa huruf-huruf fawatih as-suwar itu secara umum telah Saking
kunonya, banyak sarjana yang tidak berani menafsirkannya dan tidak berani
mengeluarkan pendapat yang tegas tentang arti huruf-huruf tersebut. Adapun urgensi
B. Saran
Sebagai umat muslim yang meyakini rukun iman yang salah satunya iman
kepada kitab-kitab Allah, diantaranya Al-Qur'an merupakan hal yang sangat penting
Fawatihus Al-Suwar. Karena semakin dikaji ayat Al-Qur'an itu, maka semakin luas
pengetahuan kita. Semoga makalah ulumul Qur'an tentang Fawatihus Al-Suwar ini
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits Teori Dan Metodologi, Rusydie Anwar,
Sejarah & Pengantar Ilmu Al-Qur'an & Tafsir, Teungku Muhammad Hasbi Ash-
Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur'an, Syaikh Manna' Al-Qatthan, Ummul Qura, Jakarta 2017
Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, DR. Subhi As-Shalih, Tim Pustaka Firdaus, Jakarta
2008.