Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

STUDI AL’QURAN
“FAWATIH AL-SUWAR”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 10 :


1. RISKI RAHMAD WAHYUNI (12070312782)
2. T.KURNIA IROHIM (12070310807)

DOSEN PENGAMPU
ALI WARDANA, ME. Sy.S.E.I

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TP.2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahhirabbilalamian, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya milik Allah tuhan sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengikuti kegiatan belajar dengan
Mata Kuliah studi Al Qur’an semester 4 di Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mengalami kesulitan terutama disebabakan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang, dan kurangya buku sumber yang
diperoleh, namun dengan kesungguhan dan bantuan dari berbagai pihak, alhamdulillah
makalah ini dapat diselesaikan dengan cukup baik.
Penulis sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat positif agar penulisan makalah ini menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Dan semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan kami berharap dosen yang
bersangkutan dapat memberikan saran dan tambahan yang sangat kami harapkan apabila
penulisan makalah ini memiliki kekurangan atau kurang berkenan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................................3
BAB II....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
2.1 Pengertian fawatih al-suwar.............................................................................................4
2. 2 macam-macam fawatih al-suwar.....................................................................................4
3.1 Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang Fawatihus Suwar....................................5
4.1.   Manfaat Fawatihus Suwar.............................................................................................6
BAB III...................................................................................................................................7
PENUTUP..............................................................................................................................7
5.1 KESIMPULAN................................................................................................................7
5.2 SARAN.............................................................................................................................7
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al-Qur’an Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu
di antaranya adalah bahwa al-Qur’an merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh
Allah Swt dan ia adalah kitab yang yang selalu dipelihara (Q.S. al-Hijr/15: 9). Dengan
jaminan ayat tersebut, setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya
sebagai al-Qur’an saat ini tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh
Rasulullah Saw dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat. Al-Qur’an juga menjadi
bukti kebenaran Rasulullah Saw. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan
yang sifatnya bertahap.
Al-Quran sebagai diketahui terdiri dari 114 surat, yang di awali dengan beberapa
macam pembukaan (fawatih al-suwar) . Tentang fawatih al-suwar ini, ada yang berusaha
menafsirkan makna huruf-huruf tersebut, namun sebagian besar menyerahkan sepenuhnya
kepada Allah Swt yang mengetahui.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian fawatih al-suwar?
1.2.2 Apa saja macam-macam fawatih al-suwar?
1.2.3 Bagaimana pandangan Ulama tentang fawatih al-suwar?
1.2.4 Apa Manfaat fawatih al-suwar ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian fawatih al-suwar
1.3.2 Menjelaskan macam-macam fawatih al-suwar
1.3.3 Menjelaskan tentang pandangan Ulama tentang fawatih al-suwar
1.3.4 Menjelaskan tentang manfaat fawatih al-suwar
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian fawatih al-suwar


fawatihus suwar (‫ )ف<<واتح الس<<ور‬terbentuk dari dua kata, yaitu fawatihun (‫ )ف<<واتح‬dan
suwarun (‫)سور‬. Fawatihun (‫ )فواتح‬adalah bentuk jama dari mufrad fatihun ( ‫ )فاتح‬yang artinya
adalah pembuka. Sedangkan suwarun (‫ )سور‬adalah bentuk jama dari mufrad suratun (‫)سورة‬.
Dari arti dua kata pembentuk tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa fawatih as-suwar
adalah pembuka-pembuka atau awal dari surah-surah al-Quran.
Fawatih al-suwar adalah kalimat-kalimat yang dipakai untuk pembukaan surah, ia
merupakan bagian dari ayat Mutasyabihat. Karena ia bersifat mujmal, mu’awwal, dan
musykil. Di dalam al-Qur’an terdapat huruf-huruf awalan dalam pembuka surah dalam
bentuk yang berbeda-beda. Hal ini merupakan salah satu ciri kebesaran Allah dan
kemahatahuan-Nya, sehingga kita terpanggil untuk menggali ayat-ayat tersebut. Dengan
adanya suatu keyakinan bahwa semakin dikaji ayat al-Qur’an itu, maka semakin luas
pengetahuan kita. Hal ini dapat dibuktikan dengan perkembangan ilmu tafsir yang kita lihat
hingga sekarang ini.

2.2 macam-macam fawatih al-suwar


Surah-surah al-Qur’an dimulai dengan berbagai bentuk. Ia dimulai dengan bentuk
yang bervariasi, ada yang sama ada pula yang berbeda. As Suyuti, dalam al-Itqan fi ‘Ulum al-
Qur’an. membagi bentuk-bentuk huruf, kata, atau kalimat pembukaan surah-surah al-Qur’an
itu kepada sepuluh macam, yaitu sebagai berikut :
1. Surah-surah yang dimulai dengan pujian (ats-tsanah). Terdapat 14 surah yang di awali
dengan pujian, yaitu tahmid, tabaraka, dan tasbih. Yang menggunakan lafaz tahmid terdiri
dari lima surah, menggunakan lafaz tabaraka dua surah, dan yang menggunakan lafaz tasbih
berjumlah tujuh surat.
2. Surah-surah yang dimulai huruf-huruf hija’iyah atau huruf muqaththa’ah (huruf potong)
terdapat 29 surah yang dimulai dengan huruf potong tersebut.
3. Surah yang dimulai dengan panggilan (an-nida) hal ini berjumlah 10 surah, 5 di
antaranya panggilan kepada Nabi Muhammad dan 5 lainnya panggilan kepada umat.
4. Surah yang mulai dengan jumlah khabariyah (kalimat berita). Hal itu berjumlah 23 surah.
5. Surah yang dimulai dengan qasam (sumpah), yang berjumlah 15 surah.
6. Surah yang dimulai dengan jumlah syarthiyah, yang berjumlah 7 surat
7. Surah yang dimulai dengan kalimat perintah (al-amr), berjumlah 6 surat
8. Surah yang dimulai dengan pertanyaan (istifham), berjumlah 6 surat
9. Surah yang dimulai dengan do’a, berjumlah 3 surat
10. Surah yang dimulai dengan ilat (ta’lil), berjumlah 1 surat
3.1 Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang Fawatihus Suwar.
1. Mufasir dari kalangan  Tasawuf. Ulama tasawuf berpendapat bahwa fawatihus Suwar
adalah huruf-huruf yang terpotong-potong yang masing-masing diambil dari nama
Allah, atau yang tiap-tiap hurufnya merupakan penggantian dari suatu kalimat yang
berhubungan dengan yang sesudahnya atau huruf itu menunjukan kepada maksud
yang dikandung oleh surah yang surah itun dimulai dengan huruf-huruf yang
terpotong-potong itu.

2. Musafir Orientalis pendapat yang paling jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari
seortang orientalis yang bernama Nodeke dari Jerman, yang kemudian dikorelasi,
bahwa awalan surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama-
nama para sahabat Nabi. Misalnya: Huruf Sin adalah huruf  depan dari nama Sa'ad
Bin Abi Waqosh, Mim  adalah huruf depan dari nama Al-Mughiroah, huruf nun
adalah dari nama Usman Bin Affan.

3. Al-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat-kalimat itu merupakan tasbih bagi Nabi.


Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan lain sebagainya.

4. Rasyid RidhaAs-sayyid menurut rasyid ridha tidak membenarkan al-quwaibi diatas,


karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan
wahyu. Rasyid ridha berpendapat sesuai dengan Ar-Razi bahwa tanbih ini sebenarnya
dihadapkan kepada orang-orang musyrik Mekkah dan ahli kitab madinah. Karena
orang-orang kafir apabila nabi membaca Al-Qur'an meraka satu sama lain
menganjurkan untuk tidak mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam surat fushilat
ayat 26.

5. Musafir dari kalangan Syi'ah, kelompok syi'ah berpendapat bahwa jika huruf-huruf
awalan itu dikumpulkan setelah dihapus ulangan-ulangannya maka akan berarti :
"Jalan Ali adalah kebenaran yang kita pegang teguh". Perwakilan itu kemudian
dijawab oleh kelompok Ahlul Sunnah, dan jawabannya berdasarkan pengertian yang
mereka peroleh dari huruf-huruf awalan itu yang juga dihapus diulangan-
ulangannyadenag mengatakan "Benarlah jalanmu bersama kaum Ahlu Sunnah".

6. Dari pendapat para ahli tentang Fawatihus Suwar, dapat dilihat bahwa pentakwilan
sebuah ayat sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh pendidikan dan
ilmu-ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji Al-Qur'an secara
lebih luas.
4.1.   Manfaat Fawatihus Suwar
            Fawatihus suwar Al-Qur'an memiliki banyak keistimeawaan dari segi makna dan
kebahasaan. Fawatihus Suwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang
terdapat didalam Al-Qur'an. Pemaparan tentang fawatihus suwar, khususnya menyangkut Al-
Huruf Al Muqotta'ah, tidak banyak bahkan hampir tidak ada yang berhasil mengungkapkan
latar belakang ataupun keterangan yang valid yang secara histori bisa membuktikan
hubungan-hubungan fawatihus suwar.  Dari segi makna, memang bnayak sekali penafsiran-
penafsiran spekulatif terhadap huruf-huruf itu. Dikatakan spekulatif, karena penafsiran-
penafsiran mengenai hal itu tidak didahului pengungkapan konteks historisnya. Lain halnya
dengan Fawatihus suwar dalam bentuk lain misalnya Al Qosam (sumpah), An Niba' (seruan),
Al Amr (perintah), Al Istifham (pertanyaan) dan lain-lain. Urgensi terhadap Fawatih As-
Suwar tidak terlepas dari kontens penafsiran Al-Qur'an. Penggalian-penggalian makna yang
terlebih dahulu akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan pada data historis
yang konkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu tentu kita tetap meyakini
eksistensi Al-Qur'an, kebesarannya, keagungannya, juga rahasia kemu'jizatannnya.
Adapun beberapa manfaat Fawatihus suwar :
 Sebagai Tanbih (peringatan) dan dapat memberikan perhatian baik bagi nabi, maupun
umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan ini.

 Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa dalam Fawatihus
Suwar banyak sekali hal-hal yang mengandung rahasia-rahasia Allah yang kita tidak
dapat mengetahuinya.

 Sebagai motivasi untuk selalu mencariilmu dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Untuk menghilangakan keraguan terhadap Al-Qur'an terutama bagi kaum muslimin yang
masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh oleh perkataan musuh-musuh islam
yang mengatakan bahwa Al-Qur'an itu adalah buatan Muhammad. Dengan mengkaji
Fawatihus Suwar kita akan merasakan terhadap keindahan bahasa Al-Qur'an itu sendiri
bahwa Al-Qur'an itu datang dari Allah Swt.   
BAB 3 PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Fawatih al-suwar adalah kalimat-kalimat yang dipakai untuk pembukaan surah, ia
merupakan bagian dari ayat Mutasyabihat. Karena ia bersifat mujmal, mu’awwal, dan
musykil. Di dalam al-Qur’an terdapat huruf-huruf awalan dalam pembuka surah dalam
bentuk yang berbeda-beda. Hal ini merupakan salah satu ciri kebesaran Allah dan
kemahatahuan-Nya, sehingga kita terpanggil untuk menggali ayat-ayat tersebut. Dengan
adanya suatu keyakinan bahwa semakin dikaji ayat al-Qur’an itu, maka semakin luas
pengetahuan kita. Hal ini dapat dibuktikan dengan perkembangan ilmu tafsir yang kita lihat
hingga sekarang ini.
Manfaat untuk mempelajari Fawatih al-suwar yaitu Untuk menghilangakan keraguan
terhadap Al-Qur'an terutama bagi kaum muslimin yang masih lemah imannya karena sangat
mudah terpengaruh oleh perkataan musuh-musuh islam yang mengatakan bahwa Al-Qur'an
itu adalah buatan Muhammad. Dengan mengkaji Fawatihus Suwar kita akan merasakan
terhadap keindahan bahasa Al-Qur'an itu sendiri bahwa Al-Qur'an itu datang dari Allah Swt.

5.2 SARAN
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita
mengenai fawatih al-suwar dan demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-
kata yang kurang berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami agar dalam
tugas-tugas selanjutnya, kami dapat menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/eganurfadillah5648/5bf5c62743322f3c2b4c2b42/
fawatihussuwar?page=all&page_images=1#:~:text=Fawatihus%20suwar%20dibedakan
%20menjadi%2010,fi'il%20amar%2C%20pembukaan%20dengan
Anwar, Abu, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar (Cet III., Jakarta: Amzah, 2009).
Arifin, Abdullah syamsul, Studi al-Qur’an, (Jember: Buku Pena Salsabila 2011).
Al-Baghawy, Abu Muhammad bin Hasan, tafsir al-Baghawiy, Vol.1 (Bairut: Dar
al-kutub al-ilmiyah, 1993).
Al-Baidlawi, Anwar al-Tanzil wa asrar al-Ta’wil, Vol. 1 (Bairut: Dar al-kitab al-
ilmiyah, 1998).
Al-Barusiy, Isma’il haqqiy, Tafsir Ruh al-Ma’aniy, Vol. 1 (Bairut: Dar al-Fikr, t.t.).
Hakim , Muhammad Baqir, Ulum al-Qur’an, diterjemahkan oleh Nashirul Haq, et. al.
dengan judul Ulumul Qur’an (Cet. III; Jakarta: Al-Huda, 2006), 652.
http://salamsejahteracintadamai.blogspot.com/2011/02/fawatih-al-suwar.html diakses
27 mei 2014.
http://muhyi414.blogspot.com/2012/03/makalah-fawatih-al-suwar.html diakses 27
mei 2014.
Al-Shiddieqy, T.M. Hasbi, Ilmu-ilmu Alqur’an: Media-Media Pokok dalam
menafsirkan al-Qur’an, Cet.II; Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1998.
Jamarudin, Ade dkk. 2011. Epistimologi Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Bandung : Hakim
Publishing
Al-Hasni, Mahmud bin Alawi al-Maliki. 1998. Mutiara Ilmu-ilmu Al-Quran.
Bandung: Pustaka Setia.
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Quran dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: PT Dana
Bhakti Prima Yasa.
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. 1997. Ulumul Quran I. Bandung: Pustaka Setia.
Supiana, & M. Karman.2002. Ulum Quran. Bandung: Pustaka Islamika.

Anda mungkin juga menyukai