Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FILSAFAT UMUM
FILSAFAT YUNANI PRA-SOKRATIK
DOSEN PENGAMPU : Iftitah, M.A.

Kelompok 2
Nanda Putri Aulia (1860308222154)
Nur Ainun Qolbi (1860308222132)
Putika Sari Ningtyas (1860308222162)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAKWAH
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Tuhan yang


maha ESA atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul
“Filsafat Yunani Pra- Sokratik” ini dapat terselesaikan. Tidak lupa
juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah memberikan bantuan baik berupa materi maupun
pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Selain itu, pembuatan
makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Filsafat Umum.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena
itu, Kami menerima segala bentuk saran dan kritik yang membangun.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon
maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Tulungagung, 18 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................01
1. Latar Belakang...........................................................01
2. Rumusan Masalah......................................................02
3. Tujuan.........................................................................02
BAB II PEMBAHASAN....................................................03
BAB III SIMPULAN DAN PENUTUP............................08
DAFTAR PUSTAKA.........................................................09
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di
perguruan tinggi akan selalu memiliki keinginan untuk
menambah ilmu pengetahuan mereka untuk mengapai cita-cita
yang diimpikan. Untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, ketrampilan, serta status di masyarakat.
Filsafat secara etimologi berasal dari kata Yunani fiosofia,
yang berarti mencintai kebijaksanaan. Perkembangan filsafat
pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masa Yunani Kuno,
filsafat sangat dominan, meski harus diakui bahwa peran agama
juga dimainkan.
Filsafat pra-sokrates ditandai oleh usaha mencari asal
(asas) segala sesuatu. Tidakkah dibalik keanekaragaman realitas
di alam semesta itu hanya ada satu azas?Thales, Empedokles,
Herakleitos dll yang akan dijelaskan lebih mendalam di makalah
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Thales?
2. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Anaximender?
3. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Parmindes?
4. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Zeno?
5. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Phytagoras?
6. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Heraclitos?
7. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Empedocles?
8. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Anaxagoras?
9. Bagaimana riwayat hidup dan ajaran dari Demokritos?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari Thales
2. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari
Anaximender
3. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari
Parmindes
4. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari Zeno
5. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari
Phytagoras
6. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari Heraclitos
7. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari
Empedocles
8. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari
Anaxagoras
9. Untuk mengetahui riwayat hidup dan ajaran dari
Democritos

BAB II

PEMBAHASAN

A. Thales ( 625-545 SM )

Thales adalah salah satu dari tujuh orang yang bijaksana


(Seven Wise Meno of Greece) muncul atas penuturan sejarawan
Herodatus pada abad ke-5 SM. Salah satu jasa besar Thales ialah
meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Sehingga Aristoteles
memberikan gelar The Father of Filoshopy dan menjadi penasehat
teknis ke-21 kota Ionia. Thales mengembangkan filsafat alam
kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur
komposisi dari alam semesta ia berpendapat bahwa inti sari alam ialah
air. Thales merupakan ilmuan pada masa itu mempelajari magnetisme
dan listrik yang merupakan pokok fisika, dia juga mengembangkan
matematika dan astronomi, bahwa bulan bersinar karena
memantulkan cahaya matahari. Dengan begitu, Thales menjadi ahli
matematika pertama dan juga The Father of Deductive Reasoning.
Disejarah matematika Thales dianggap sebagai pelopor geometri
abstrak yang didasarkan pada petunjuk pengukur banjir yang
implementasinya dengan membuktikan dalil-dalil geometri. Kedua
sudut alas dari suatu segitiga sama kaki adalah sama besarnya,
walaupun pandangan pandangan Thales kurang jelas, tetapi
pendapatnya merupakan percobaan pertama yang masih sangat
sederhana dengan menggunkan akal pikiran.

B.Anaximander (640-546 SM)

Anaximander atau sering disebut juga Anaximandros


merupakan orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam
kesusastraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi,
sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi. Dia
berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di
Apollonia, Yunani. Anaximender mengatakan bahwa premis utama
adalah zat yang sifatnya tidak pasti, yang disebut apeiron, sedangkan
Anaximenes (590-528) mengatakan bahwa intisari alam atau premis
primer adalah udara. Udaralah yang meliputi alam semesta serta udara
pula yang menjadi dasar hidup bagi manusia yang diperlukan untuk
bernafas. Substansi pertama itu bersifat kekal dan udara merupakan
segala sumber kehidupan, demikian alasannya.

C.Parmenides ( 540-475 SM)

Parmenides adalah seorang tokoh relativusme yang peting.


Terlahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia selatan.
Sebagian besar penganutnya disebut kaum Elea. Pamenides lah filsuf
pertama yang memikirkan tentang hakikat ada (being). Dikatakan
sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat
disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Secara keseluruhan
sistemnya disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heraclitos
misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Plato ternyata sangat
menghargai metode parmindes itu, dan Plato lebih banyak mengambil
dari Parmindes dibandingkan dengan filosof lain pendahulunya. Ia
berpendapat bahwa hanya pengetahuan yang tetap dan umum yang
mengenai pengetahuan budi yang dapat dipercaya. Kalau ia benar
maka sesuai dengan realitas, sebab itu yang merupakan realitas bukan
yang mengubah dan bergerak serta beralih dan bermacam-macam,
melainkan tetap.Realitas bukan lah yang menjadi tetapi yang ada. Ini
lah yang menjadi perbedaan pendapat dengan Heraclitos yaitu bahwa
realitas adalah gerak dan perubahan, mungkin karena tidak mungkin
Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Benar atau tidak itu dilihat dari
logika . Bentuk ekstrem pernyataan itu adalah bahwa ukuran
kebenaran adalah akal manusia, yang ada (being) itu ada, yang tidak
adalah ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Hanya sesuatu yang ada
saja yang dapat dipikirkan, sedangkan yang tidak ada tidak dapat
dipikirkan . Yang ada (being) itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat
dibagi-bagi. Jika dibagi-bagi akan menimbulkan atau melahirkan
banyak ada, dan itu tidak mungkin, yang ada dijadikan dan tidak
dapat musnah yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak ada
ruangan yang kosong, maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang
lain.

D. ZENO ( ± 490-430 )
Zeno terlahir di Elea. Zeno merupakan murid dari
Parmenides. Sebagai murid ia dengan gigih mempertahankan ajaran
dari gurunya dengan cara memberikan argumentasi secara baik
sehingga kemudian ia dianggap sebagai peletak dasar dialektika.
Menurut Aristoteles, zeno adalah yang menemukan dialektika yaitu
seuatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengadaian atau
hipotesa, dan hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam
melawan penentangan-penentangannya kesimpulan yang diajukan
oleh Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang
mustahil, sehingga terbukti bahwa hipotesa itu salah. Selama 20 abad
lebih tidak dapat dipecahkan oramg secara logis. Baru dapat
dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian limit
dari seri tak terhingga.

E. Phytagoras ( ± 572-497 SM )

Phytagoras dilahirkan di pulau Samos, Lonia. Menurut murid


Aristoteles, Phytagoras pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena
tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di
kota Kroton Phytagoras mendirikan sekolah agama, kemudian pindah
ke Metapontion dan meninggal di kota ini.
Phytagoras tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa
yang diketahui Phytagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurut
pemikiran Phytagoras, substansi dari semua benda adalah bilangan
dan segala gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari
perbandingan-perbandingan matematis. Number rules the universe =
bilangan memerintah jagat raya. Ia mengemukakan bahwa setiap
bilangan dasar dari 1-10 mempunyai kekuatan dan arti tersendiri.
Bilangan satu adalah asal mula segala sesuatu. Sepuluh adalah
bilangan sempurna. Bilangan ganjil lebih sempurna daripada bilangan
genap dan identik dengan terbatas (finite). Seorang penganut
Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh, jiwa itu
bilangan enam, dan badan adalah bilangan empat. Phytagoras juga
sedikit memfilsafatkan manusia, Phytagoras mengemukakan pendapat
bahwa pada manusia ada sesuatu yang bukan jasmani dan yang tak
dapat mati yang akan terus ada, jika manusia sudah tak ada. Menurut
Phytagoras jiwa itu terhukum dan terkurung di dalam badan. Manusia
harus membersihkan diri untuk lepas dari kurungan dan demikian
baru bisa masuk di dalam kebahagiaan. Ia lah yang pertama kali
mengatakan bahwa alam semesta itu merupakan satu kesuluruhan
yang sangat teratur, sesuatu yang harmonis seperti musik. Phytagoras
mengemukakan bahwa kearifan yang sesungguhnya hanya milik
Tuhan saja, oleh karena itu dia tidak mau disebut sebagai seorang
yang arif seperti Thales. Phytagoras menyebut dirinya sendiri dengan
philosopos yaitu pencipta kearifan.

F. Heraclitos ( ± 535-475 SM )

Heraclitos terlahir di Epesus, sebuah kota di Asia kecil dan


merupakan kawan dari Phytagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia
lebih tua. Ia mendapat julukan gelap karena mengikuti perkembangan,
pandangannya sangat menantang. Dengan hanya melihat bagian-
bagiannya, ia memiliki kesan tinggi hati dan angkuh, sehingga ia
secara efektif mengecam sebagian besar orang karena mengatakan
lihai dan bodoh, juga mencela orang-orang yang menonjol di Yunani.
Ide filosofisnya dikenal sebagai cara berpikir makhluk. Dia
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang ada itu sedang menjadi
dan selalu berubah. Ucapanya yang terkenal yaitu Panta rhei uden
menci yang artinya segala sesuatu mengalir bagaikan arus sungai dan
tidak satu orangpun yang dapat masuk ke sungai kedua kalinya.
Karena air sungai yang pertama telah mengalir berganti dengan air
yang berada dibelakangnya. Demikiran juga dengan segala sesuatu
yang ada, tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Hingga akhirnya
dikatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah menjadi, maka
filsafatnya dikatakan filsafat menjadi. Menurut Heraclitos, alam
semesta secara konsisten dalam kondisi kemajuan, sesuatu yang
dingin berubah menjadi panas, apa yang panas berubah menjadi
dingin. Artinya kita perlu memahami keberadaan alam semesta, kita
harus memahami bahwa keberadaan alam semesta itu dinamis. Alam
semesta tidak pernah berhenti (stop), ia terus bergerak, dan bergerak
berarti berevolusi. Gerakan tersebut menghasilkan hambatan. Untuk
itu ia sampai pada ketetapan bahwa yang esensial di alam semesta ini
bukanlah bahasa (benda) seperti yang dibicarakan oleh para pemikir
utama, melainkan siklusnya. Bukan pernyataan yang sederhana.
Implikasi penyataan tersebut amat hebat dan mengandung pengertian
bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil hari ini
belum tentu masih benar besok. Pandangan ini merupakan warna
dasar filsafat sofisme. Menurut pendapatnya, di alam arche
terkandung sesuatu uang hidup (seperti roh) yang disebut sebagai
logos. Hidup manusia akan selamat sesuai dengan logos.
G. Empedocles (490-435 SM)

Empedocles terlahir di Akragos, Pulau Sicilia. , dia sangat


terpengaruh oleh pelajaran Pthagoras dan aliran refisme yang ketat.
Dia hebat dalam pengobatan kedokteran, penyair retorika, politik dan
pemikir. Ia menyusun karya-karyanya dalam struktur yang anggun,
mirip dengan Parmenides. Dalam bukunya tentang alam dikatakan
oleh Empedocles bahwa sebenarnya tak ada menjadi dan hilang, ia
mengikuti Parmenides. Adapun perbedaan dalam seluruh keadaan itu
tak lain adalah daripada campuran dan penggabungan unsur-unsur
(rizomata) : air, udara, api, dan tanah. Keempat komponen ini adalah
dasar terakhir, semuanya dianggap sama. Sistem penggabungan ini
dipertahankan oleh dua kekuatan yang membatasi, khususnya cinta
dan benci. Karena cinta, maka keempat komponen itu tersusun dalam
keseimbangan, sedangkan kebencianlah yang menghilangkan
keseimbangan. Cinta mengambil tindakan dan mengembalikan yang
semula, tetapi dicerai beraikan lagi oleh benci. Pengetahuan tidak
berbeda dengan proses pengabungan. Karena tergabung dengan tanah,
kita tahu akan tanah, tergabung dengan air kita tahu tentang air.
Dengan begitu unsur cinta dan benci selalu menyertai. Sementara
manusia juga terdiri dari empat komponen (api, udara, tanah dan air)
juga memahami keempat komponen tersebut. Hal ini karena teori
pengakuan yang dikemukakan oleh Empedocles yang serupa
mengetahui yang lain.

H. Anaxagoras ( ±499-20 SM )
Anaxagoras terlahir di kota Klazomenai, Lonia. Lalu hidup
di Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang
pertama yang tinggal di Athena. Dimana kemudian Athena menjadi
pusat utama perkembangan filsafat Yunani sampai abad ke 2 SM.
Pemikiran Anaxagoras realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari
banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom
merupakan bagian terkecil dari materi hingga tidak dapat terlihat dan
jumlahnya tak terhingga. Kosmos, atom-atom yang berbeda
bentuknya saling terkait, kemudian digerakan oleh puting beliung.
Semakin banyak atom yang bergerak, semakin banyak titik fokus inti
gerakan (partikelnya kuat). Seharusnya seluruh realitas adalah
campuran yang mengandung semua biji, dalam tiap benda semua itu
mengandung benih. Indra kita tidak dapat melihat setiap benih yang
ada di dalamnya. Dapat melihat benih yang ada. Misalnya, kita
melihat emas (yang terlihat seperti emas, berdasarkan warna kuning
yang dominan), meskipun biji yang berbeda, misalnya, perak, besi,
tembaga tersedia di dalamnya. Pemikirannya tentang nus, bahwa apa
yang dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang
menyebabkan adanya penggabungan dan penceraian, Anaxagros
kemudian, mengusulkan bahwa apa yang berarti roh atau rasio,
membuat benih menjadi alam semesta adalah nus, dan itu
menyiratkan jiwa atau proporsi, tidak menyatu dengan benih dan
terisolasi dari segalanya. Karena pelajarannya tentang nus inilah
Anaxagoras untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal adanya
perbedaan antara jasmani dan rohani.

I. Democritos ( 460-370 )

Democritos terlahir di kota Abdera di pesisir Thrake di


Yunani Utara. Berasal dari keluarga yang kaya raya, maka ia
bepergian ke Mesir dan negri-negri timur lainnya. Karya karyanya
telah mewariskan 70 karangan tentang bermacam-macam masalah
seperti, kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik,
mesin, puisi dan lain-lain. Sehingga Democritos dipandang sebagai
seorang sarjana yang menguasai banyak bidang. Pemikiranya, bahwa
kebenaran itu tidak satu, tetapi terdiri dari banyak komponen dan
jumlah tak berujung. Komponen-komponen ini adalah bagian dari
masalah yang tidak dapat dipisahkan lagi. Komponen dianggap
molekul yang diperoleh dari satu sama lain karena ini tidak diciptakan
dan tidak dapat dihancurkan, abadi dan tidak berubah. Seperti yang
ingin dia pikirkan, partikel-partikel itu selalu bergerak, artinya harus
ada ruang kosong. Karena satu partikel dapat bergerak dan memiliki
satu titik tertentu. Sehingga Democratos berpendapat bahwa realitas
itu ada dua, yaitu : atom itu sendiri (yang patuh) dan ruang tempat
atom bergerak (kosong). Democratos pun membedakan adanya dua
macam pengetahuan, yaitu pengetahuan indera yang keliru dan
pengetahuan budi yang sebenarnya ada dua pengetahuan katanya,
pengetahuan yang sebenarnya dan pengetahuan yang tidak
sebenarnya. Adapun yang tidak sebenanya adalah penglihatan,
penciuman, rasa.
BAB III

SIMPULAN DAN PENUTUP


A. Simpulan

Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6


sebelum Masehi, yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan
dongeng-dongeng yang selama ini menjadi pembenaran terhadap
setiap gejala alam. Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM
mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus
diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-
dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dimajukan
sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa
Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran Yunani.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam
semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini
berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan
itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka
menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu.
Ciri yang menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal kelahirannya
adalah ditunjukkannya perhatian terutama pada pengamatan gejala
kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan suatu (arche) yang
merupakan unsur awal terjadinya segala gejala.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
a. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng).
b. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai
pendorong kelahiran filsafat Yunani.
c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari
Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil.
Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno antara lain, yaitu:
a. Thales ( 625-545 SM )
b. Anaximander ( ± 640-546 SM )
c. Parmanides ( 540-475 SM )
d. Zeno ( 490-430 )
e. Phytagoras ( ±572-497 SM )
f. Heraclitos ( 535-475 SM )
g. Empedocles ( 490-435 SM )
h. Anaxagoras ( ±499-20 SM )
i. Democritos ( 460-370 SM )
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad, FILSAFAT ILMU ONTOLOGI,
EPISTIMOLOGI, DAN LOGIKA ILMU PENGETAHUAN,
(Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR, 2010).
http://hepimakassar.wordpress.com/2011/11/07/
(http://hepimakassar.wordpress.com/2011/11/07/) http://power-
phylosophy.blogspot.co
(http://powerphylosophy.blogspot.com/2012/10/)

Hardiyati, M. (2020). Sejarah Perkembangan Ilmu


Dunia Barat. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam
Dan Sains, 2, 11-16.
Pandin, M. G. R. Book Review:“THE CRITICAL
LOGIC OF CLASSICAL PHILOSOPHERS; FROM THE PRE-
SOCRATES TO ARISTOTLE”(LOGIKA KRITIS FILSUF
KLASIK; DARI ERA PRA-SOCRATES HINGGA
ARISTOTELES).
Sakiaddat, Irana Dewi. Filsafat.

Anda mungkin juga menyukai