Anda di halaman 1dari 12

HAKIKAT FILSAFAT

MAKALAH

DIPRESENTASIKAN DALAM MATA KULIAH

PENGANTAR FILSAFAT

PEMAKALAH :
1. NURUL AUFAH
2. WAHIDATUR ROHMAH
3. WAJHATUN NAIMAH
4. WIHDATUL HILMIYAH

PEMBIMBING :

ABID DARMAWATI, S.S, M.Fill.I

YAYASAN PENIDIKAN TINGGI MAMBA’UL IHSAN

GRESIK

2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”HAKIKAT FILSAFAT”.

Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah


pengantar ilmu filsafat ibu Abid Darmawati, S.S, M.Fill.I yang telah membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini, makalah ini membahas tentang proses
terbentuknya filsafat, objek-objek filsafat ilmu, dan manfaat studi filsafat ilmu.

Harapan kami melalui makalah ini mampu memberikan ilmu pengetahuan


mengenai hakikat filsafat kepada teman-teman sekalian. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karna itu kritik dan saran teman-
teman sekalian kami harapkan agar pembuatan berikutnya lebih baik dan semakin
baik dari sekarang.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................iv

A. Latar Belakang ................................................................................iv

B. Rumusan Masalah ...........................................................................iv

C. Tujuan .............................................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................5

A. Proses terbentuknya filsafat ilmu.....................................................5

B. Produk filsafat ilmu .........................................................................8

C. Objek material filsafat ilmu.............................................................8

D. Objek formal filsafat ilmu................................................................8

E. Manfaat studi filsafat ilmu...............................................................8

BAB III PENUTUP .........................................................................................11

A. Kesimpulan .....................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya
ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah
kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan
untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan
radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya
dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau
interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh
karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang
pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah
pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas
alam secara dangkal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses terbentunya filsafat?
2. Apa produk filsafat ilmu?
3. Apa objek material filsafat ilmu?
4. Apa objek formal filsafat ilmu?
5. Apa manfaat studi filsafat ilmu?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan proses terbentunya filsafat.
2. Untuk menjelaskan produk filsafat ilmu.
3. Untuk menjelaskan objek material filsafat ilmu.
4. Untuk menjelaskan objek formal filsafat ilmu.
5. Untuk menjelaskan manfaat studi filsafat ilmu.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSES TERBENTUKNYA FILSAFAT

1. Priode Awal

Dalam upaya untuk memahami sejarah filsafat ilmu mengada di dialam


dunia kita hari ini, sebaiknya kita mencari jejaknya pada pemikiran tiga filsuf
terkemuka Yunani Kuno. Mereka adalah Thales, Aristoteles Phytagoras, dan
Plato.

a. Thales

Thales hidup di masa 640-546 SM. Ia hidup 200 tahun sebelum


filsuf besar Yunani lainnya, Aristoteles melihat matahari bumi. Di masa
hidupnya, Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi dengan
mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan stuktur komposisi alam
semesta. Dalam pendapatnya, semua yang berada di dunia berasal dari air
sebagai materi dasar alam semesta. Selain itu, Thales juga secara aktif
mempelajari magnetism, listrik, astronomi, dan matematika. Oleh banyak
kalangan pemikir, Thales dianugrahi identitas sebagai Bapak dari
penalaran deduktif.

b. Phytagoras

Phytagoras dikenal sebagai pemikir dan tokoh matematika. Bagi


Phytagoras, bilangan-bilangan merupakan intisari dari semua benda. Juga
merupakan dasar pokok dari sifat benda-benda. Sehingga baginya,
matematika merupakan suatu sarana atau alat bagi pengetahuan filsafati.

c. Plato

Plato merupakan murid yang baik dari Phytagoras. Selama karir


kefilsufannya, Plato menegaskan pendapat-pendapat dari Phytagoras. Bagi
plato filsuf merupakan pencinta pandangan tentang kebenaran. Sedangkan
filsafat merupakan pencarian yang bersifat perekaan terhadap pandangan

5
seluruh kebenaran. Keyakinannya terhadap filsafat ini disebut sebagai
filsafat spekulatif. Plato juga mengatakan bahwa geometri merupakan
pengetahuan rasional bedasarkan akal murni yang menjadi kunci kearah
pengetahuan dan kebenaran. Geometri juga berguna bagi pemahaman
terhadap sifat dasar dari kenyataan terakhir. Inilah yang selamjutnya
dijadikan akar oleh Aristoteles, murid yang cermelang dari Plato.

d. Aristoteles

Episteme, merupakan konsep tentang “suatu kumpulan yang teratur


dari pengetahuan rasional dengan objeknya sendiri yang tepat.” Sehingga
pemahaman filsafat dan ilmu sebagai pengetahuan yang rasional berakar
dari sini. Dalam pemikiran Aristoteles selanjutnya, episteme dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Praktike atau pengetahuan praktis.

2. Poietike atau pengetahuan produktif.

3. Theoreitike atau pengetahuan teoritis.

Theoreitike selanjutnya juga dibagi atas tiga bagian, yaitu, mathematike


(matematika), physike (fisika), dan prote philosophia merupakan
pengetahuan yang menjadikan peradaban yang abadi, tidak berubah, dan
terpisah dari materi. Menurut Aristoteles, prote philosophia merupakan
‘leluhur’ dari metafisika. Peranan Aristoteles terhadap filsafat yang
berkaitan dengan ilmu, Aristoteles adalah yang pertama. Ia menciptakan
cabang pengetahuan itu dengan melakukan analisis terhadap masalah-
masalah tertentu yang timbul dari hubungannya dengan penjelasan ilmia.

2. Abad Pertengahan

Selama abad pertengahan scientia biasanya ditafsir dalam arti kuat ilmu
yang dikaitkan dengan episteme. Trivium (Gramatika, Retorika, dan Dialektika)
dan Quadrivium (Arirmatika, Geometri, Astronomi, dan Musik), di pihak lain,
memuat sejumlah studi yang dianggap sebagai ilmu-ilmu dalam arti yang kurang
ketat.

6
3. Abad XVII

Perbincangan filsafat berhulu dari pembicaraan mengenai metodologi


ilmiah, metode induktif dari Bacon dan hampiran Deduktif dari Descartes. Francis
Bacon menegaskan peranan induksi dalam ilmu. Metode ini bagi Bacon
merupakan jalan kebenaran, dan disisi lainnya adalah kegunaan. Ilmu-ilmu tidak
mungkin tidak beragam, mencerminkan fakultas-fakultas manusiawi.

4. Abad XVIII

Kaum empiris, rasionalis, dan tafsiran penganut Kant mengenai Fisika


Newton. Sir Isaac Newton, condong kepada pandangan positivistic mengenai
ilmu. Dinyatakannya, hypotheses non fingo (saya tidak menemukan hipotesis-
hipotesis). Tekanannya jatuh pada pencarian pola metematis. Imannuel kant,
mengaitkan pemgetahuan ilmia dengan keputusan apriori sintetik. Bedasarkan
prinsip-prinsip yang melekat pada kodrat manusia. Keputusan-keputusan
demikian berhubungan hanya dengan dunia fenomenal.

5. Awal Abad XIX Sampai Perang Dunia I

Pengaruh dari keyakinan Kant dalam rasionalitas khas perpaduan klasik


antara Euclid dan Nowton.

6. Perbincangan Abad XX

Tanggapan terhadap relativitas, mekanika kuantum, dan perubahan-


perubahan mendalam lainnya dalam ilmu-ilmu kealaman; Positivisme Logis
lawan Neo-Kantianisme.

Dari selintas perkembangan filsafat dan ilmu yang telah diuraikan ternyata
sejak zaman Yunani kuno seesungguhnya berkembang tidak hanya dua melainkan
empat bidang pengetahuan yaitu, filsafat, ilmu, matematika dan logika. Masing-
masing kemudian mengalami perkembangan kearah yang lebih luas.

7
B. PRODUK FILSAFAT ILMU

Filsafat ilmu sebagai produk adalah pengetahuan ilmiah yang


kebenarannya dapat diuji secara ilmiah. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan
sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitin dengan metode ilmiah
atau sebagai system pengetahuan.

C. OBJEK MATERIAL FILSAFAT

Objek material adalah sesuatu yang realitasnya ada. Baik itu terlihat
langsung oleh mata ataupun sesuatu yang tidak terlihat langsung. Yang nampak
oleh mata bisa diteliti dengan pendekatan empiris, sedangkan yang tidak nampak
(metafisik) dapat diketahui dari diskusi dan buah pikir manusia itu sendiri.

D. OBJEK FORMAL FILSAFAT

Objek formal adalah metode untuk memahami objek material yang dikaji
secara khusus. Objek ini lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar
ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.

Seperti contoh : penelitian tentang pohon kelapa khususnya fungsi air


kelap. Pohon kelapa merupakan objek material, sedangkan air kelapa merupakan
objek formalnya.

Cara pemahaman dalam objek formal ada dua pemahaman yaitu ;

a. Spesifikasi, yaitu hal yang menjadi focus kajian bukan sesuatu yang umum
melainkan sesuatu yang khusus.
b. Perspeksif, yaitu objek dikaji dengan sudut pandang tertentu.

E. MANFAAT STUDI ILMU FILSAFAT

 Manfaat studi ilmu filsafat secara umum :

8
1. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya.

2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia
kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan
pertanyaan-pertanyaan mendasar.

3. Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita


bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau
menyesatkan atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.

4. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:

a. Menalar secara jelas

b. Membedakan argument yang baik dan yang buruk

c. Menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas

d. Melihat sesuatu melalui kacamata yang luas

e. Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang


berbeda

f. Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf


dalam sejarah dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar
sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, agama, pemerintahan, pendidikan dan karya seni.

g. Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-


pendapat yang telah di tanamkan kepada kita, tetapi filsafat juga
memberi bekal dan kemampuan kepada kita untuk memperhatikan
pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis
kemampuan berfikir secara jernih, menalar secara logis,
mengajukan dan menilai argument, menolak asumsi yang diterima
begitu saja, dan pencarian akan prinsip-prinsip pemikiran dan

9
tindakan yang koheren, semuanya ini merupakan ciri dari hasil
latihan dalam ilmu filsafat.

 Manfaat ilmu filsafat secara khusus :

1. Mempertahankan , menunjang dan melawan atau berdiri netral


terhadap pandangan filsafat lainnya.

2. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan


pandangan dunia.

3. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam


kehidupan.

4. Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia


didalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.

5. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan


berfikir secara radikal (berfikir sampai keakar-akarnya), kita
mengalami dan menyadari keberadaan kita.

6. Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat


membendung egoisme dan egosentrisme (dalam segala hal hanya
melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri).

7. Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan peseolan


yang ilmiah dengan yang tidak ilmiah.

8. Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian


disiplin ilmu yang ditekuni.

9. Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap
ilmu.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Proses terbentuknya filsafat dibagi menjadi beberapa periode :

a. Preode awal
b. Abad pertengahan
c. Abad XVII
d. Abad XVIII
e. Awal abad XIX sampai perang dunia I
f. Perbincangan abad XX
2. Objek material filsafat yaitu segala sesuatu ada, baik ada dalam kenyataan, ada
dalam fikiran,maupun ada dalam kemungkinan.

3. Objek formal adalah metode untuk memahami objek material yang dikaji
secara khusus.

4. Manfaat ilmu filsafat secara umum adalah untuk membantu para ilmuan bisa
berfikir rasional dan logis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Journal.iaimsinjai.ac.id.(2014, 01 Juni). Ilmu Sebagai Metode dan Produk.


Diakses pada 21 Maret 2021, dari https://doi.org/10.47435/al-qalam.v6i1.131.

Kompasiana.com. (2020, 19 Agustus). Objek Material dan Formal dalam


Filsafat. Diakses pada 21 Maret 2021, dari
https://www.kompasiana.com/hayyulalkhusna/5db380b90d823044a422c273/
objek-material-dan-formal-dalam-filsafat?page=all#sectionall.

12

Anda mungkin juga menyukai