Anda di halaman 1dari 12

Makalah

FILSAFAT SAINS DAN KONSEP TEKNOLOGI

OLEH:

ASTRID ANANDA TOBAN


F1A220035

PROGRAM STUDI STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas semester untuk mata kuliah Filsafat Sains
Dan Teknologi. Melalui makalah ini, penulis berharap agar saya dan pembaca mampu
mengenal lebih jauh mengenai filsafat saintek.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Filsafat Sains Dan
Teknologi yang membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini.

Penulis berharap agar makalah yang telah susun ini dapat memberikan inspirasi bagi
pembaca dan penulis yang lain. Penulis juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang
baik dan berkualitas. Atas kritik dan sarannya penulis capkan banyak-banyak terima kasih.

Penyusun

Kendari, 20 Desember 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................. ........... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat ............. ................................................. ........... 3
B. Ciri-Ciri Filsafat ............. ................................................. ............... 4
C. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Ilmu-Ilmu Lainnya .............. ......... 5
D. Peranan,Tujuan,dan Manfaat Filsafat .............................. .. ............. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 8
B. Saran................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sains atau ilmu pengetahuan pada zaman klasik tak terpisah dengan filsafat. Para
filsuf terdahulu seperti Aristoteles dan Plato selalu mendasarkan penyelidikannya pada
metafisika. Plato misalnya, menyatakan bahwa pengetahuan yang kita punya saat ini
adalah bawaan dari alam idea. Proses berfikir ia samakan dengan proses mengingat apa-
apa yang pernah dilihat oleh manusia di alam idea dahulu. Baginya, pengetahuan manusia
bersifat apriori (mendahului pengalaman). Begitu pula dengan para filsuf-filsuf
sebelumnya. Sejak Thales dan para pemikir sebelum Sokrates dan Kaum Shopis, mereka
menumpahkan perhatian filsafatnya pada proses kejadian alam semesta, yang berarti objek
fisik.
Dalam hubungan ini Harold H. Titus menerangkan : Ilmu pengetahuan mengisi
filsafat dengan sejumlah besar materi yang faktual dan deskriptif, yang sangat perlu dalam
pembinaan suatu filsafat. Banyak ilmuan yang juga filosuf. Para filosuf terlatih di dalam
motede ilmiah, dansering pula menuntut minat khusus dalam beberapa ilmu.
Tapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern, yang diawali oleh
renaisans yang kemudian disambut hangat oleh kaum empirisme, peta sains mulai
bergeser. Namun metodelogi rasionalisme yang dimotori Descrates sebagai penggerak
renaisans berbeda dengan empirisme. Jika rasionalisme beranggapan bahwa pengetahuan
yang sahih hanya diperoleh melalui rasio, empirisme mengatakan bahwa pengetahuan
yang sahih bersumber dari pengalaman. Menurut empirisme, pengetahuan tidak diperoleh
secara apriori melainkan aposteriori (melalui pengalaman).
Pada tahap dewasa ini, manusia tidak lagi mengamati objek-objek yang tak
teramati, melainkan semua objek yang dapat diindra. Akhirnya, pada tahap positifis ini,
organisasi masyarakat industri menjadi pusat perhatian. Ekonomi menjadi primadona
dan kekuasaan elit intelektual muncul. Bagi Comte, sosiologi merupakan ilmu baru
untuk mengorganisasikan masyarakat industri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yg dimaksud dengan filsafat?
2. Apa saja ciri-ciri filsafat?
3. Apa hubungan filsafat ilmu dengan ilmu-ilmu lainnya?

1
4. Apa saja peranan,tujuan dan manfaat filsafat?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui pengertian filsafat.
2. Dapat mengetahui ciri-ciri filsafat.
3. Dapat mengetahui hubungan filsafat ilmu dengan ilmu-ilmu lainnya.
4. Dapat mengetahui peranan,tujuan,dan manfaat filsafat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang
tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika. Untuk studifalsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematikadan
filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri
eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan
ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam,
sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
mempertanyakan segala hal.
Filsafat berasal dari kata arab yang berhubungan erat dengan kata Yunani, bahkan
memang berasal dari kata Yunani yaitu, philosophia. Dalam bahasa Yunani kata
philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan sophia; philo artinya cinta
dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu mencapai yang diinginkan itu; sophia
artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam, definisinya filsafat
sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab sedalam-dalamnya dari segala
sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran asli, dan bagi Aristoteles, filsafat adalah ilmu yang mencari kebenaran pertama,
segala yang maujud dan ilmu segala yang ada yang menunjukkan adanya penggerak
pertama.
Dari berbagai keterangan di atas bisa dikatakan bahwa “ filsafat “ adalah studi
yangn mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis,
untuk mencari hakekat kebenaran sesuatau, baik dalam logika, etika maupun metafisik.
Untuk itu studi filsafat mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Hal ini
membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping
nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, dan couriousity ‘ketertarikan’.

3
Objek penelitian filsafat ada 2 yakni: obyek materi yakni obyek yang dipikirkan
ialah segala yang ada dan yang mungkin ada, atau dengan kata lain cakupannya luas sekali
baik itu bersifat empiris dan abstrak, juga hal yang mengenai Tuhan, hari akhir sebagai
kesimpulannya lebih luas dari objek material sains. Objek forma yakni penyelidikan yang
mendalam.
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya
itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematikafilsafat. Sistematika filsafat itubiasanya terbagi
atas tiga cabang besar filsafat, yaituteori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai.

Obyek yang dipikirkan oleh filosof ialah segala yang ada, jadi luas
sekali.Obyek yang diselidiki oleh filsafat ini disebut obyek materia, yaitu segala yang ada
dan mungkin ada tadi. Tentang obyek materia ini banyak yang
sama dengan obyekmateria sains. Bedanya ialah dalam dua hal. Pertama, sains menyelidiki
obyek materia yang empiris; filsafat menyelidiki obyek itu juga, tetapi bukan bagian yang
empiris, melainkan bagian yang abstraknya. Kedua, ada obyek materia filsafat yang
memang tidak dapat diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu obyek materia y ang
untuk selama-lamanya tidak empiris. Jadi obyek material filsafat tetap saja lebih luas
daripada obyek material sains.
Selain obyek materia, ada lagi obyek forma, yaitu sifat penyelidikan. Obyek forma
filsafat ialah penyelidikan yang mendalam. Artinya, ingin tahunya filsafat adalah ingin tahu
bagian dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang obyek yang tidak empiris.
Penyelidikan sains tidak mendalam karena ia hanya ingin tahu sampai batas obyek
itu dapat diteliti secara empiris. Jadi, sains menyelidiki dengan riset, filsafat meneliti
dengan memikirkannya.

B. Ciri-Ciri Filsafat
a. Radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat
atausubstansi yang dipikirkan.
b. Universal, artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia.
Kekhususanberpikir kefilsafatan menurut Jespers terletak pada aspek keumumannya.
c. Konseptual, artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia.
Misalnya :Apakah Kebebasan itu ?
d. Koheren atau konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah
berpikirlogis.Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
e. Sistematik, artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling

4
berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
f. Komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan
merupakanusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
g. Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan
merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial,
historis, kultural, bahkan relijius.
h. Bertanggungjawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang-orang yang
berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak
terhadap hati nuraninya sendiri.

C. Hubungan Fisafat Ilmu dengan Ilmu-Ilmu Lainnya


Filsafat adalah induk dari ilmu penegtahuan. Ilmu – ilmu khusus merupakan bagian
dari filsafat. Karena obyek filsafat sangat umum (seluruh kenyataan), sedangkan ilmu
membutuhkan obyek material yang khusus, mengakibatkan berpisahnya ilmu dari filsafat
(namun tidak berarti hubungannya putus). Ciri – ciri yang dimilki oleh setiap ilmu,
menimbulkan batas - batas yang tegas antar masing – masing ilmu.
Disinilah filsafat bertugas :
1) Berusaha menyatupadakan masing – masing ilmu
2) Mengatasi spesialisasi
3) Merumuskan pandangan yang didasarkan atas pengalaman manusia
4) Mengatur hasil – hasil berbagai ilmu khusus ke dalam sesuatu pandangan hidup dan
pandangan dunia yang tersatupadukan (integral), komperhensif, dan konsisten.
(Komprehensif : tidak ada satu bidang yang berada di luar jangkuan filsafat, Konsisten :
uraian kefilsafatan tidak menyusun pendapat –pendapat yang saling berkontradiksi.
Hubungan timbak balik antara ilmu dan filsafat, bahwa ilmu dapat menyediakan
bahan berupa fakta – fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide filsafat, sehingga
sejalan dengan pengetahuan ilmiah.
Filsafat ilmu secara kritis menganalisis konsep – konsep dasar dan memeriksa
asumsi – asumsi dari ilmu – ilmu untuk memperoleh arti validitasnya, sehingga hasil yang
dicapai mempunyai landasan yang kuat. Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat
pernah merupakan suatu kesatuan, namun dalam perkembangannya mengalami divergensi,
dimana dominasi ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini
mendorong pada upaya untuk memposisikan ke duanya secara tepat sesuai dengan batas
wilayahnya masing-masing, bukan untuk mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih
5
melihat hubungan keduanya dalam konteks lebih memahami khazanah intelektuan manusia
Adapaun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah
bahwa keduanya menggunakan berfikir reflektif dalam upaya menghadapi/memahami
fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu
bersikap kritis, berfikiran terbuka serta sangat konsern pada kebenaran, disamping
perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisisr dan sistematis.
Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana
ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam
pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman
indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut,
sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih
bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman
manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka analisanya
memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada
pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara fakta
khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara
temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni.
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu-ilmu
pengetahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.
2) Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan
menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu pengetahuan juga menunjukkan
sebab- sebab tetapi yang tak begitu mendalam.

D. Peranan,Tujuan,dan Manfaat Filsafat


Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh
kenyataan, upaya ini menghasilkan beberapa peranan bagi manusia.Filsafat berperan
sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak keterjungkungan pikiran manusia.
Dengan memahami, dan mempelajari filsafat manusia dapat menghancurkan kebekuan,
kabakuan, bahkan keterkungkungan pikirannya dengan kembali mempertanyakan segala.
Jadi, bagi manusia filsafat berperan sebagai pembebas pikiran manusia. Pembebasan ini
membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis terhadap
segala hal sehingga manusia bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan atas seluruh

6
kenyataan.
Filsafat sebagai penghimpun ilmu pengetahuan. Memahami peranannya sebagai
penghimpun, maka filsafat dapat dikatakan merupakan induk segala ilmu pengetahuan
ataumater scientiarum. Bagi Bacon, filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu. Ia
menangani semua pengetahuan, selain sebagai induk yang menghimpun semua
pengetahuan, bagi ilmu pengetahuan filsafat juga mempunyai peranan lain, yakni sebagai
pembantu ilmu pengetahuan
Dalam menjalan peranannya filsafat memiliki tujuan. Menurut Plato, filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Jadi, secara
umum, tujuan filsafat adalah meraih kebenaran. Tidak sepetri agama yang menyandarkan
diri dan mengajarkan kepatuhan, filsafat menyandarkan diri dan mengandalkan
kemampuan berfikir kritis.
Secara konkret manfaat mempelajari filsafat adalah:
a. Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri dengan pikiran lebih
mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita.
b. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.
c. Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dari akusentrisme
(dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si
aku).
d. Filsafat merupakan latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut- ikutan
saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-
surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai
pendapat sendiri, berdiri sendiri, dengan cita-cita mencarikebenaran.
e. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri(terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebagainya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun simpulan dari makalah ini yaitu:
1. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak
didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-
percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari
solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk
solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan
logika bahasa.
2. Ciri-ciri filsafat yaitu secara radikal, universal, konseptual, sistematik,
kompherensif, bebas dan bertanggung jawab.
3. Hubungan timbak balik antara ilmu dan filsafat, bahwa ilmu dapat
menyediakan bahan berupa fakta – fakta yang sangat penting bagi
perkembangan ide filsafat, sehingga sejalan dengan pengetahuan
ilmiah.perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan,
dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan
deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen
dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan
hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut,
4. Dalam menjalan peranannya filsafat memiliki tujuan. Menurut Plato, filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan
murni. Jadi, secara umum, tujuan filsafat adalah meraih kebenaran. Tidak
sepetri agama yang menyandarkan diri dan mengajarkan kepatuhan, filsafat
menyandarkan diri dan mengandalkan kemampuan berfikir kritis.
B. Saran
Jika dilihat dari peranan filsafat dan manfaat dari filsafat itu sendiri, ada baiknya
kita mempelajari dan lebih memahami serta mendalami kajian dari ilmu filsafat.

8
DAFTAR PUSTAKA

SuriaSumantri, Jujun. S. “ Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer ”. Pustaka Sinar


Harapan.Jakarta : 2003

Bakhtiar, Amsal. “ Filsafat Ilmu ”.Jakarta : 2004

Prof. Dr. Ahmad Tafsir. “ Filsafat Ilmu ”.PT. Remaja Rosdakarya.Bandung : 2009

Anda mungkin juga menyukai