Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan sang pemelihara yang empunya segala
waktu dan berkat. Karena atas anugerah dan rahmat serta tuntunan tangan kasihNya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada bapak Dosen kami Dr. Daud Saleh Ludji, M.Pd yang telah memberikan
pengetahuan, arahan, dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini
dengan dengan judul “ SEJARAH FILSAFAT BARAT DAN TIMUR”.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari
segi penulisan maupun dari isi malakah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersiat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan makalah ini bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 1
C. Tujuan Pembahasan …………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
B. Manfaat mempelajari Filsafat
C. Filsafat Barat
1. Sejarah Filsafat Yunani Kuno
2. Tokoh Filsafat Yunani Kuno
3. Filsafat Abad Pertengahan
D. Filsafat Timur
I. Filsafat Cina
a. Sejarah Filsafat Cina
b. Periodisasi Filsafat Cina
II. Filsafat India
a. Sejarah Filsafat India
b. Periodisasi Filsafat India
III. Filsafat Modern
E. Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendengar kata “Filsafat” bagi sebagian orang menjadi kata yang asing dan merujuk
kepada suatu tingkat berpikir yang tinggi. Kata “filsafat” menimbulkan asosiasi dengan
halhal yang tidak kongkrit, tidak riil bahkan seolaholah sulit dimengerti, serba
sukar,berhubungan dengan halhal yang ada di dunia lain, pokoknya serba sukar, serba
ruwet dan yang sejenisnya. Filsafat mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Diawali dari negeri Yunani kuno sampai dengan abad modern. Dalam sejarah
perkembangannya, filsafat secara umum dikenal dengan Filsafat Barat dan Filsafat
Timur.
Dalam penulisan ini, penulis memfokuskan pada sejarah dan periodisasi Filsafat Barat
dan sejarah serta periodisasi Filsafat Timur.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah
1. Bagaimana sejarah Filsafat Barat dan periodisasinya?
2. Bagaimana sejarah Filsafat Timur dan periodisasinya?
3. Bagaimana perkembangan Filsafat Modern?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan dan
periodisasi Filsafat Barat dan Timur serta sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Agama Kristen
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Pengertian Filsafat dapat ditinjau dari 2 (dua) segi,
yaitu :
1. Segi Semantik.
Dari segi semantik atau tata bahasa atau arti katanya, kata “filsafat” dalam bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Arab “Falsafah” yang berasal dari bahasa Yunani, philo
sophia. Philo berarti cinta, sophia berarti kebijaksanaan atau hikmah (wisdom). Kata
sophia tidak hanya berarti kebijaksanaan atau kearifan saja melainkan meliputi pula
kebenaran pertama, pengetahuan luas, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin
bahkan kepiwaian dalam menyelesaikan masalah - masalah praktis. Diharapkan, orang
yang belajar filsafat dapat menjadi orang yang bijaksana, arif, dan dapat menyelesaikan
masalah - masalah praktis.
2. Segi Praktis
Dari segi ini, filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat berarti berfikir.
B. Manfaat mempelajari Filsafat
Ada berbagai manfaat yang diperoleh ketika mempelajari filsafat antar lain :
1. Filsafat menolong, mendidik, dan membangun diri kita sendiri. Dengan berpikir lebih
mendalam, kita menyadari dan mengalami tentang kerohanian kita. Rahasia hidup
yang kita selidiki justru memaksa kita berpikir, untuk hidup dengan sesadarsadarnya
dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.
2. Filsafat memberi pandangan yang luas kepada kita, hal ini untuk menghindar dari
akuisme atau aku sentrisme artinya untuk menghindari dari segala hal yang melihat
dan mementingkan kepentingan serta kesenangan diri sendiri.
3. Filsafat memberikan dasardasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam
etika) maupun untuk ilmuilmu pengetahuan lainnya seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
pendidikan, dan sebagainya.
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri. Kita tidak hanya ikutikutan saja
tetapi secara kritis kita menyelidiki apa yang dikemukakan orang. Kita mempunyai
pendapat sendiri, berdiri sendiri dengan cita-cita mencari kebenaran.
C. Filsafat Barat
1. Sejarah Filsafat Yunani Kuno
Sekitar abad VI SM di Yunani muncul pemikir – pemikir yang mempersoalkan
tentang alam. Dari mana terjadinya alam, apa dasar utama atau asas alam ini.
Pemikir - pemikir ini terkenal dengan sebutan filsuf alam. Pemikirpemikir ini tidak
percaya begitu saja tentang legenda, cerita nenek moyang, mitos atau sejenisnya.
Karena kekritisan dan pemikiran tersebut bisa dikatakan filsafat Yunani merupakan
tonggak pangkal munculnya filsafat.
Walaupun pada masa ini sudah menggunakan akal, akan tetapi tidak sampai
mendominasi penuh, khususnya pada masa - masa awal. Hal ini membuktikan cara
berfilsafatnya masih terpengaruh kepercayaan. Ciri umum filsafat Yunani adalah
Rasionalisme.
Walaupun Thales merupakan orang yang pertama menggunakan akal secara serius,
yang berarti akal sudah mulai dikedepankan, akan tetapi cara berfilsafatnya masih
terpengaruh oleh kepercayaan, Hal ini terbukti cara pandang Thales masih
animisme. Suatu kepercayaan bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai
jiwa tetapi juga benda mati. Benda mati tersebut misalnya besi berani dan batu
api. Benda mati ini jika digosok sampai panas menarik barang yang dekat
padanya. Ini menunjukkan benda mati tersebut mempunyai jiwa.
Anselmus yang hidup pada tahun 1033 – 1109 M, bahwa rasio dapat digunakan dan
harus digunakan dalam keagamaan. Rumusan Anselmus berkaitan hubungan antara
rasio dengan agama adalah Credo ut intelligam (percaya agar mengerti). Maksud
Anselmus kirakira bahwa orang yang mempunyai kepercayaan agama akan lebih
mengerti segala sesuatunya: Tuhan, manusia, dan dunia. Jadi, baginya agamalah
yang diutamakan dalam filsafatnya tetapi ia tidak mengingkari kemampuan rasio.
Ini menunjukan ada keseimbangan antara rasio dengan agama.
Rumusan tersebut di atas secara sederhana dapat dikatakan percayalah lebih dulu
supaya mengerti. Anselmus mengatakan wahyu harus diterima terlebih dahulu
sebelum kita mulai berpikir. Jadi akal adalah pembantu wahyu. Pengaruh Plato
nampak kelihatan dalam pemikirannya. Ia percaya bahwa universal - universal
(idea - idea pada Plato) memang benarbenar ada terpisah dari sesuatu yang
partikular. Jadi idea kucing atau kucing di alam idea benar - benar ada terpisah dari
kucing yang dapat disaksikan di bumi ini. Idea - idea seperti kebenaran, keindahan,
kebaikan itu ada dan tidak memerlukan ada atau tidak adanya contoh di bumi ini.
Adanya idea - idea tersebut otonom.
D. Filsafat Timur
I. Filsafat Cina
Sejarah filsafat Cina bermula pada masa awal seribu tahun pertama sebelum
Masehi. Pada awal abad ke-8 sampai dengan abad ke-5 sebelum Masehi filsafat
Cina mempunyai ajaran tentang ‘sumber-sumber utama’, lima anasir alam: air, api, kayu,
logam, dan bumi. Pemikir-pemikir kuno Cina mengajarkan bahwa gabungan lima unsur
tersebut menciptakan seluruh keberagaman fenomena dan hal-hal. Ada juga sistem lain
untuk menyingkapkan sumber-sumber utama dunia nyata. Yi King (Buku tentang
perubahaan) juga menyebut delapan sumber utama seperti itu, yang interaksinya
membentuk situasi-situasi realitas yang berbeda. Pada saat yang sama, terbentuklah
doktrin tentang kekuatan yang (aktif) dan yin (pasif) yang berlawanan dan saling terkait.
Aksi dan kedua kekuatan ini dipandang sebagai sebab gerakan dan perubahan dari alam.
Filsafat Cina kuno terus berkembang dari abad ke-5 sampai ke-3 sebelum
Masehi. Dalam periode inilah aliran-aliran filosofis Cina muncul: Taoisme.
Confucianisrne, Moisme. Banyak pemikir Cina kuno berupaya memecahkan
masalah hubungan logis antara konsep (‘nama’) dan realitas. Hun Tzu, misalnya,
mempertahankan bahwa konsep merupakan refleksi atas gejala dan hal-hal yang
objektif. Kungsun Lun memberikan suatu penjelasan idealis atas masalah itu. Dia
terkenal dari pernyataan-pernyataannya yang menyerupai aporia-aporia (paradox -
paradoks) Zeno, dan karena abstraksi mutlak atas konsep dan pemisahannya dari realitas.
Ajarannya tentang ‘nama-nama’ banyak kesamaan dengan teori ‘ide’ dan Plato. Teori etis
dan politik dari Confcius dan Meng Tzu, pernyataan anggota lain dan aliran Legalis (Fa
Chia) tentang negara dan hukum menjadi tersebar luas. Itulah Jaman Emas filsafat Cina.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “Filsafat” barangkali untuk sekarang sudah tidak asing lagi kedengarannya. Hal ini
karena sering digunakan dalam berbagai konteks, misalnya Filsafat Umum, Filsafat
Pendidikan, Filsafat Islam, Filsafat Yunani, Fakultas Filsafat dan sebagainya. Namun
demikian, bagi mereka yang mendengar kata tersebut akan mempunyai asosiasi yang
bermacam - macam. Hal ini tidak aneh karena kata filsafat tidak menunjuk sesuatu yang
kongkret.
Kata “filsafat” menimbulkan asosiasi dengan halhal yang tidak kongkrit, tidak riil bahkan
seolaholah sulit dimengerti, serba sukar, berhubungan dengan halhal yang ada di dunia
lain, pokoknya serba sukar, serba ruwet dan yang sejenisnya. ehubungan dengan hal - hal
tersebut, penulis tegaskan bahwa filsafat tidaklah sesulit yang dibayangkan, tidaklah
hanya mengandung pengertian - pengertian yang abstrak tetapi juga kongkrit, tidak
hanya teoritik tetapi juga praktik.
Tidak hanya dalam angan - angan tetapi juga berhubungan dengan kehidupan manusia
seharihari. Misalnya, masalah baik buruk dibicarakan oleh cabang filsafat yang
dinamakan etika, masalah indah tidak indah dibicarakan oleh estetika, masalah manusia
dibicarakan oleh filsafat manusia, masalah kemasyarakatan dibicarakan oleh filsafat
sosial dan lain - lain.
Masalah - masalah tersebut bukan masalah abstrak tetapi justru masalah kongkrit yang
berhubungan dengan kehidupan seharihari. Dengan uraian singkat tersebut diharapkan
muncul pemahaman baru bahwa filsafat itu tidak sukar, tidak sulit dan dapat dipelajari
oleh setiap orang, karena filsafat itu adalah hasil pemikiran dan setiap orang mempunyai
alat berpikir.
B. Saran
Uraian tentang sejarah Filsafat akan sangat membantu untuk setiap orang yang mau
mempelajari filsafat. Namun harus diakui bahwa uraian ini masih jauh dari sempurna.
Maka usul saran sangat diharapkan untuk memperbaiki tulisan ini. Terima kasih juga
untuk semua pihak terutama para penulis yang tulisannya diambil untuk penulisan ini.
Sumber tulisan :
Pengantar Filsafat yang ditulis oleh Waris dan editornya Ahmad Choirul Rofiq, penerbit
STAIN Po PRESS