Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT UMUM

Filsafat Pra-Socratic (Kelahiran Filsafat Alam)

Dosen Pengampu :

Dr. Zuhri, M.Pd.I


NIDN : 2116097401

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Riza Pahlawan

NIM : 2023.02.10.009

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZHAAR LUBUKLINGGAU

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt,


yang telah melimpahkan hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Filsafat Pra-Socratic (Kelahiran Filsafat Alam”tepat pada
waktunya.

Tugas ini untuk ditunjukan memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT UMUM dan
juga kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Zuhri, M.Pd.I selaku dosen
pembimbing mata kuliah ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan
kepada kami sehingga terwujudnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


kelemahannya, baik dari isi maupun sistematikanya.Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami, dan oleh sebab itu kami memerlukan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaiakan .Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat.

Lubuklinggau, 03 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….…ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..…1

A. Latar Belakang …………………………………………………….…..1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………..1

C. Tujuan Masalah ………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….……………2

A. Pengertian Filsafat Pra-Socrates …………………………………..….2

B. Tokoh-Tokoh Filsafat Pada Masa Pra-Socrates ……………………....3

C. Akhir Masa Pra-Socrates …………………..…………………………..8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………….……9

A. Kesimpulan ……………………………………...……………....……9

B. Saran ……………………………………………………….………….9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..…..……..10

ii
i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Beberapa pengertian pokok, Kata “filsafat”, Inggris: philosophy, Arab:
falsafah berasal dari bahasa Yunani: Philosophia (cinta akan kebijaksanaan);
philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos
(kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman praktis, intelegensi).

Disebut filsafat alam ialah karena perhatian atau pemikiran para filsuf di
pusatkan pada alam. Para filsuf pada zaman ini tidak puas dengan kejadian
alam ini hanya berdasarkan mitos, mereka beranggapan bahwa kejadian di
alam semesta ini tidak hanya kebetulan saja. Seperti halnya siang berganti
malam, hujan berganti panas, dan kejadian-kejadian alam lainnya. Tetapi para
filsuf berfikir keras bahwa kejadian alam itu pasti ada sebab di belakang
kejadian-kejadian itu.
Cara paling sederhana untuk menetapkan ciri paling hakiki filsafat alam adalah
dengan menunjukkan hubungannya dengan ilmu alam. Karena ilmu alam akan
menunjukkan realita atas pemikiran-pemikiran filsafat alam.
Masa pra-socrates berciri khas bahwa filsafat mengarahkan perhatinnya kepada
alam, dan orang dan orang menamakan yang berjasa dalam masalah ini dengan
nama filsuf-alam atau kosmologis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah filsafat pada zaman pra-socrates?
2. Siapa saja tokoh-tokoh filsafat zaman pra-sorates?
3. Bagaimana lahirnya filsafat alam?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui sejarah filsafat pada zaman sebelum socrates
2. Mengetahui tokoh-tokoh yang berjasa dalam lahirnya filsafat alam.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Pra-Socrates
Filsafat Pra Socrates awal dari perkembangan filsafat yunani kuno. Yunani
merupakan tempat dimana pemikiran ilmiah mulai tumbuh dan pada
zaman itu lahirlah para pemikir yang mengarah dan menyebabkan filsafat
itu dilahirkan. Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali
berusaha menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani
merantau secara tidak langsung menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir
bebas yang dimiliki bangsa Yunani.
Filsafat pra-Socrates dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam.
Artinya, para ahli pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh
keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut, atau objek
pemikirannya adalah alam semesta. Tujuan filosofi mereka dalam
memikirkan soal alam besar darimana terjadinya alam. Itulah yang
menjadi sentral persoalan bagi mereka. Pemikiran yang demikian itu
merupakan pemikiran yang sangat maju dan rasional. Sebab pada saat itu
kebanyakan orang menerima begiu saja keadaan alam seperti apa yang
ditangkap inderanya. Tanpa mempersoalkan bagaimana terbentuknya alam
semesta.

Periode yunani lazim juga disebut periode filsafat alam. Dikatakan


demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli
pemikiran alam, dimana arah perhatian pemikirannya kepada apa yang
diamati disekitar. Mereka membuat pernyataan-pernyataan tentang gejala
alam yang bersifat filasafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan
pada mitos.

Masa pra-socrates berciri khas bahwa filsafat mengarahkan perhatinnya


kepada alam, dan orang dan orang menamakan yang berjasa dalam
masalah ini dengan nama filsuf-alam atau kosmologis.

2
B. Tokoh-Tokoh Filsafat Pada Masa Pra-Socrates.
Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam
karena objek yang mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang
dimaksud dengan alam (fusis) adalah kenyataan hidup dan kenyataan
badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang dapat diamati
. Ada beberapa filosof pada masa pra socrates, yaitu :
1. Thales (625-545 SM)
Nama Thales mncul atas penuturan sejarawan Herodotus pada abad
ke-5 SM. Thales sbg salah satu dari 7 orang bijaksana. Aristoteles
memberikan gelar the father of philosopy. Jga menjadi penasehat
teknis ke-12 kota lonia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal
gerhana matahari pada tahn 585 SM.1
Pada zaman Thales orang berpendapat bahwa bumi adalah serupa
cakram yang terapung diatas air atau Okeanos. Banayak orang datang
kepadanya dan menanyakan tetang asal kejadian dunia. Dari bahan
apakah bumi ini dibuat? Thales menjawab, bahwa air adlah bahan
utama dari mana segala sesuatu dibuat. Sekilas tampak bahwa endapat
serupa tidak berdasarkan akal sehat. Akan tetapi jika kita perhatikan
dengan tidak tergesa-gesa maka kita akan menjumpai,bahwa ksimplan
yang dapat ditarik adalah sesuatu yang dapat kita terima. Air adalah
zat yang dapat bersifat padat sebagai es, cair sebagai air, gas sebagai
uap dan udara.
Thales mengajarkan bahwa dari air segala sesuatu dibuat. Dia bukan
seorang materialis karena dia menambahkan bahwa dalam segala
sesuatu terdapat pula Tuhan, Panta Pleretheon. Segala sesuatu terdapat
pula tuhan, demikin Thales menambahkan satu sendi lagi dalam
ajarannya.2

2. Anaximander (611-547 SM)


Anaximender adalah murid dan warga negeri Thales. Hidup sekitar
tahn 611-547 SM. Dia dan Thales dam satu orang lagi yang hidup
1
Muzairi, filsafat umum (Yogyakarta, Teras, 2009) hlm 44
2
Suhar, filsafat umum (Jakarta, Gaung Persada Press, 2010) hlm 53-54

3
kemudian, Amaximenes. Adalah 3 serangkai ahli pikir dari kota
Miletos. Kota kebanggan negeri Lonia yang terletak dipantai barat
Asia Minor atau turki pada zaman ini.
Anaximander menyatakan bahwa tidak mungkin segala sesuatu terjadi
hanya dari air. Dia menolak menegaskan dari bahan apa segala sesuatu
terjadi. Dia hanya menyatakan bahwa segala sesuatu terjadi dari satu
bahan yang tidak dapat ditentukan, yaitu Apeiron. Dalam arti
harfiyahnya, menurut John Burnet, seorang ahli sejarah filsafat
Yunani, Apeiron adalah sesuatu tidak terbatas darimana segala
sesuatu terjadi dan kepadamana mereka kembali lagi. Lantas apa
Apeiron? Tidak jelas apa itu Apeiron bagi kita, dan barangkali
Anaximander pun adalah orang yang tidak suka mengakui
kebodohannya. Dia menciptakan satu kata-kata, tapi ia tidak
menjelaskan apa yang dia beri nama.
Baginya, alam adalah belantara keabadian dalam mana dunia kita juga
berada, tidak ada penciptaan dan tidak ada pemusnahan, yang ada
hanya gerak, evolusi dari perkembangan abadi, dan dunia yang ada
adalah salah satu perwujudannya. Dalam perincian, teorinya
menjemukan. Tapi pada garis besarnya, ia memakai methode ilmiah.
Menurutnya, manusia yang ada sekarangpun adalah hasil evaluasi dan
perkembangan. Segala makhluk hidup berasal dari proses penguapan
air samudera oleh matahari.

3. Anaximenes (85-525 SM)


Orang ketiga dalam Trimutri dari madrasah filsafat Miletos ialah
Anaximenes. Hidup tatkala Lonia telah jatuh dalam kekuasaan persia.
Yaitu pada tahun 494 SM. Apeiro dalam filsafat Anaximenes dalah
sesuatu yang tidak jelas dalam pengertian kita. Sebaliknya,
Anaximenes menunujuk kepada sesuatu yang jelas pada pengertian,
namun tidak terbatas ujung dan pangkalnya dalam kenyataan, yaitu
udara, sebagai bahan pokok darimana alam terbuat. Menurut dia, ruh
adalah udara, api juga udara-udara, dalam keadaan memuai, jika

4
dipadatkan, maka udara mula-mula menjadi air, kemudia jika
dipadatkan lagi menjadi tanah, dan akhirnya menjadi batu.
Dia mengkiaskan dengan diri kita: “sebagaimana ruh dan jiwa kita
terdiri dari udara yng mengelilingi kita, begitu juga nafas dan udara
mengepung dunia keseluruhannya”. Menurut dia, seolah-olah bumi ini
juga bernafas. Dia juga beranggapan, bahwa bumi berbentuk datar dan
terapung diatas udara dari segala penjuru seperti daun kering yang
sedang berterbangan. Benda-benda yang ada dilangit juga terapung
diatas udara.

4. Pythagoras (580-500 SM)


Mengenai riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Lonia.
Tanggal dan tahunnya tidak diketahui seara pasti. Ia juga tidak
meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang
Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian di dalam kota
kelahirannya.
Pythagoras beranggapan bahwa hakekat dari segala sesuatu ialah
angka. Kita menentukan segala sesuatu dengan bilangan. Batas,
bentuk, dan angka dalam engertian Pythagoras adalah sesuatu yang
sama. Segala ssuatu dalam alam raya tidak tertentu, baru setelah
memiliki batas bentuk dan angkaia menjadi tentu dan pasti. Dunia
angka adalah dunia kepastian., dan dunia ini erat dengan dunia bentuk.
Ilmu angka dan ilmu bentuk adalah satu-satunya Ilmu pasti, pure
mathematics.
Ilmu ukur mengajarkan lingkaran mutlak bulat, namun dalam alam
kenyataan tidak ada lingkaran yang mutlak bulat. Meskipun bagaimana
teliti dan hati-hati kita memutar jangka. Alam dunia penuh dengan
kekurangan, hanya alam cipta yang mempunyai kesempurnaan.
Disinilah asalnya pemikiran yang berpendapat bahwa dunia okiran
yang terhormat daripada dunia kebendaan dan Tuhan tentu ilmu pasti.

5. Herakleitos (540-480 SM)

5
Herakleitos berasal dari keturunan seorang bangsawan yang berkuasa
dinegerinya, Ephsos diasia kecil termasuk Lonia. Ia tidak suka
pemerintahan demokratis, karena ia beranggapan bahwa orang tidak
banyak yang bisa dijadikan ukuran kebenaran. Para filosof adalah
oraang yang berusaha mencintai kehidupan yang ada, akan tetapi
kenyataan yang ia temui sering kali mengkhianati dan kegagalan itu
membawanya kepada pengasingan diri yang sudah tentu tidak
menyenangkan.
Herakleitos dihempas oleh nasibnya sendiri kepada pengasingan
dirumah peribadatan dan menobatkan dirinya sebagai dukun dan
pendeta. Mengaku dapat berhubungan dengan kekuasaan ghoib dan
para dewa di khayangan. Kesepian itu membawa di untuk mengatakan
kebenaran dengan suara guntur dan geledek, mudah didengar tapi sulit
diartikan.
Herakleitos beranggapan bahwa Api adalah lambang daripada segala
kebenaraan. Dan api adalah bahan utama dari mana segala sesuatu
berasal. Seperti api, segala sesuatu lahir dengan musnahnya barang
lain. Segala sesuatu hidup atas kematian yang lain dan mati untuk
kehidupan barang yang lain. Dunia adalah satu kesatuan yang
dianggap yang dibentuk oleh kombinasi pertentangan. Menurut
Herakleitos, “Dunia ini tidak dibuat oleh Tuhan maupun oleh manusia,
ia adalah api abadi, dulu, sekarang, dan untuk selanjutnya.padam
disusul menyala dan menyala disusul padam.”

Dasar pemikiran Herakleitos di kuasai oleh konsepsi keadilannya


alam, artinya tidak ada perjuangan yang menyebabkan kemenangan
sempurna bagi satu pihak yang bertentangan.

6. Empedokles (490-430 SM)


Empedokles adalah seorang politikus mahir yang mengaku dirinya
sebagai dewa, pada tahun 440 SM. Dia telah menjadi seorang besar
dan ahli pidato yang pintar mengikat hati pendengarnya. Konon dia
dapat mengendalikan badai dan menghidupkan kembali mayat yang

6
sudah mati. Dan akhirnya ia meninggal dunia dengan melemparkan
diri ke kawah gunung Etna untuk membuktikan bahwa dia benar-benar
seorang dewa.
Ia beranggapan bahwa dunia ini hanya terbuat dari 4 elemen: tanah,
udara, api dan air. Masing-masing elemen adalah abadi, akan tetapi
mereka dapat bercampur dalam campuran yang berbeda-beda dan
membentuk segala benda yang ada di dunia.
7. Anaxagoras (500-428 SM)
Anaxogaras berpendapat bahwa matahari adalah sekedar besi yang
menyala panas dan bulan bersinar karena sinar yang dipantulkan. Ia
serupa dengan bumi juga, bergunung dan berdataran rendah. Hal ini
tidak diajarkan pada umumnya pada waktu itu. anaxagoras
menyatakan juga bahwa gerhana terjadi hanya karena bulan yang aa
dibawah matahari. Hukuman mati atasnya tidak terlaksana karena ia
diselamatkan oleh Pericles dan ia kembali ke negeri asalnya, Lonia,
dimana ia mendirikan sekolahan.
Anaxagoras menyalahkan orang pada zamannya, bahwa tidak ada
barang lahir didunia dan tidak ada barang yang menghilang. Yang ada
hanya pertemuan dan perpisahan elemen-elemen. Ia tidak menentukan
elemen apa yang membentuk benda-benda alam ini, ia hanya
menyatakan bahwa segala sesuatu tampak menurut bahan apa yang
lebih dikandung.
8. Parmenides (540-473 SM)
Parmenides adalah seoran dari negeri Elea, di Italia selatan, hidup
sekitar tahun 450 SM. Mengajarkan bahwa ia memperoleh kebenaran
dari Tuhan dapat kau katakan bahwa kebenaran adalah satu, namun
berbeda-beda cara orang mengatakan. Parmenindes beranggapan
bahwa di dunia tidak ada barang barunya, tidak ada barang lahir
keduanya, an tidak ada barang barang penghilangan dari dunia.
Barangkali ajaran Parmenides yang sangat bernilai dan kini menjadi
tulang punggung pembahasan logika modern, dan karena itulah
Parmenides dianggap sebagai bapak logika. Argumentasi Parmenides

7
itu tidak semuanya dapat dibenarkan, namun ada beberapa elemen
kebenaran yang sangat menarik. Sesuatu makna kata-kata yang
ditunjuk harus ada arti dan tidak bergantung kepada hanya ucapan kita.
Artinya, semua perkataan kita harus melukiskan kenyataan dan tidak
hanya memperluas daya hayal kepada sesuatu yang tidak nyata

C. Akhir Masa Pra Socrates


Kini kita tiba pada penghabisan masa dalam sejarah filsafat yang isebut
Pra Socrates. Dalam sejarah filsafat orang sering membagi zaman
kejayaan filsafat kunp menjadi dua: masa pra-socrates dan sesudahnya.
Masa pra-socrates berciri khas, bahwa filsafat mengarahkan perhatiannnya
kepada alam dan orang menamakan yang berjasa dalam masalah ini
dengan nama filsuf-alam atau kosmologis. Masa sesudahnya ditandai
dengan beralihnya perhatian filsafat kepada masalah manusia, masalah
antropologi, masalah kebahagiaan, masalah sejarah, dan masalah hidup
manusia baik secara individu maupun secara bermasyarakat. Masalah
kosmologi pada zaman kita bahas dan selidiki oleh ilu pengetahuan dalam
laboraturium dan dengan eksperimen.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8
Filsafat Alam berkembang sejak zaman pra-Sokrates.Pesisir barat asia minor di
duduki orang lonia. Diperkirakan pada abad 11 s.M, mereka pindah ke sana, akibat
penyerbuan suku doria ke daratan yunani. lonia merupakan daerah pertama di negeri
yunani yang mencapai kemajuan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam
bidang kultural.

Miletos lah yang menjadi tempat lahir untuk filsafat dan bukan kota lain. Karena
pada waktu itu Miletos adalah kota terpenting dari keduabelas kota lonia. Kota ini yang
letaknya di bagian selatan pesisir asia minor, mempunyai pelabuhan yang memungkinkan
perhubungan dengan banyak daerah lain. Dengan demikian Miletos menjadi titik
pertemuan untuk banyak kebudayaan dan segala macam informasi dapat ditukar antara
orang-orang yang berasal dari pelbagai tempat.

Masa hidup para filsuf pra-Sokrates ini meliputi suatu kurun waktu yang dimulai
dengan Thales dari Miletos sampai Demokritos (460-370 s.M). Thales, Anaximander,
Anaximenes, Xenophanes, dan Pythagoras kurang lebih hidup di zaman yang sama atau
paling sedikit mengalami meski tidak saling mengetahui (625-525 s.M, yaitu kira-kira
semasa hidupnya Buddha Siddartha Gautama 623-543 SM)

Para filsuf pra-Sokrates sudah berpikir pasca-Mitologi dan semakin menerapkan


kaidah-kaidah kerja logos. Ada pendapat umum yang percaya bahwa kebanyakan
dari mereka ini mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan
substansi alam semesta, tetapi belum tentang manusia sendiri.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pada mahasiswa agar lebih mudah untuk
memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi Filsafat Pra-
Socratic.Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan
dan kekhilafan.Oleh Karena itu, kepada para pembaca dan pakar utama penulis
mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun.Hal tersebut
akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya,kepada semua
pihak kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Muzairi, filsafat umum (Yogyakarta, Teras, 2009)

Suhar, filsafat umum (Jakarta, Gaung Persada Press, 2010)

9
Ahmad Faruk, Filsafat Umum: sebuah penelusuran sistematis (Ponorogo, STAIN Po
PRESS, 2009)

10

Anda mungkin juga menyukai