Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

FILSAFAT BARAT : ZAMAN KLASIK ( PRA SOCRATES )

DOSEN PEMBIMBING

Dr.Muazzin,S.H.,M.H

DISUSUN OLEH

Cut Raina Amirah (2103101010017)

UNIVERSITAS USK
FAKULTAS HUKUM
2021/2022

1
PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Filsafat Barat: zaman klasik (Pra Socrates) ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas BAPAK Dr.Muazzin,S.H.,M.H selaku dosen bidang mata kuliah Filsafat
Umum . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak


Dr.Muazzin,S.H.,M.Hselaku dosen bidang mata kuliah Filsafat Umum yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

BANDA ACEH,21 SEPTEMBER 2021

CUT RAINA AMIRAH

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… iii

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 4

 A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………. 4


 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 4
 C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 5

 A. Filsuf-filsuf masa Pra socrates……………………………………………….………5


o 1.Thales…………………………………………………………………………………….………5
o 2.Anaximandros……………………………………………………………….………………7
o 3.Pythagoras…………………………………………………………………………………….8
o 4.xenophanes……………………………………………………………………………………9
o 5.heraclito………………………………………………………………………………….……13
o Parmenindes……………………………………………………………………………………17
o Zeno…………………………………………………………………………………………..……18
o Empedocles……………………………………………………………………………….……23
o Anaxagoras……………………………………………………………………………….……24
o democrito………………………………………………………………………………….……27
 B. Pusat filsafat Pra Socrates pada dunia
eksternal……………………………………………………………………………………………29
 C.filsafat Pra Socrates sebagai benih filsafat
selanjutnya……………………………………………………………………………….………33

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………35

 A. Simpulan ………………………………………………………………………………………35
 B. Saran ……………………………………………………………………………………………37

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………38

3
BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang

Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir
pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita
manusia. Akal yang diberikan oleh-nya merupakan suatu pembeda antara
kita dengan makhluk lainnya.

Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang
seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih
kebenaran yang dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan
pemahaman membawa manusia kepada tindakan yang lebih layak.

 Rumusan Masalah

1. Siapasajakah filsuf-filsuf masa pra Socrates ?

2. Bagaimana yang dimaksud dengan pusat filsafat pra Socrates pada dunia
eksternal ?

3 .Apa yang dimaksud dengan filsafat Pra Socrates sebagai benih filsafat
selanjutnya ?

Tujuan penulisan

Untuk mengetahui siapa saja filsuf filsuf pra Socrates

Untuk menjelaskan maksud dari pusat filsafat pra Socrates pada dunia
eksternal

Mengetahui maksud dari filsafat pra Socrates sebagai benih filsafat


selanjutn

4
BAB II  PEMBAHASAN

A. FILSUF-FILSUF PRA SOCRATES

Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan


akal atas dongeng yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang
asal muasal segala sesuatu baik di dunia maupun manusia, para pemikir
atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya
sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.

Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik
di dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas
dengan keterangan dongeng tersebut, dengan dimulai oleh akal manusia
untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang
menakjubkan itu.

Ada beberapa filosof pada masa ini yaitu :

1.Thales

5
Filsuf alam pertama adalah Thales, yang hidup pada abad ke-6 SM.
Dikalangan orang-orang Yunani pada waktu itu, ia dikenal sebagai salah
seorang hoi liepta soplioi, yaitu tujuh orang yang bijaksana, atau The Seven
Men atau al-Hukania' as-Sab'ah. Aristotelesmemberikan gelar kepada
Thales sebagai filsuf yang pertama.

Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia


menemukan ilmu ukur dari Mesir dan membawanya ke Yunani. Diceritakan
pula dia memiliki ilmu tentang cara mengukur tinggi piramid-piramid dari
bayangannya, cara mengukur kapal di laut dari sebuah pantai, ia juga
mempunyai teori tentang banjir tahunan sungai Nil di Mesir. Bahkan, ia
juga berhasil meramal terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 mei
tahun 585 SM. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai ahli astronomi dan
metafisika. Berbagai penemuan Thales mengiring cara berfikir manusia
dari mitos-mitos kepada alam nyata yang empirik.

Sumber pertama ajaran Thales diungkapkan oleh Aristoteles, sebagaimana


dalam traktatnya mengenai metafisika Aristoteles menyatakan bahwa
Thales adalah orang pertama yang memikirkan tentang asal muasal
terjadinya alam semesta ini. Menurut Thales, asal muasal alam ini adalah
air. Air adalah pusat dan sumber dari yang ada atau pokok dari segala
sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air. Menurut
Thales, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang lahir di tempat yang
lembap, bakteri-bakteri hidup dan berkembang di tempat yang lembap,
bakteri makan sesuatu yang lembap dan kelembapan bersumber dari air.
Dari air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun
mengandung air. 
6
Argumen Thales merupakan argumen yang bkan hanya rasional, tetapi
observatif, meskipun zamannya belum lahir ilmu pengetahuan yang segala
sesuatu baru dinyatakan benar jika telah terbukti secara empirik dan
observatif. Pandangan Thales menurut Juhaya S. Pradja, (2000 : 51)
merupakan pandangan yang rasional, karena dikemukakan melalui salah
satu sumber pengetahuan yang konkriet.

2. Anaximandros

Anaximandros ( 610 - 547 SM ) adalah salah satu murid Thales. Usianya


lima belas tahun lebih muda daripada Thales, tetapi meninggal dunia dua
tahun lebih dahulu. Sebagai filsuf, ia lebih besar daripada gurunya . Ia juga
ahli astronomi, disamping itu, ia juga ahli ilmu bumi.

Sama halnya dengan gurunya, anaximandros juga ingin mencari asal dari
segalanya. Ia tidak menerima saja apa yang diajarkan oleh gurunya. Yang
dapat diterimaa akalnya ialah bahwa yang asal itu satu, tidak banyak. Akan

7
tetapi, yang satu iru bukan air, dan bukan suatu anasir yang dapat diamati
oleh pancaindra. Menurut anaximandros, segala sesuatu itu berasal dari to
apeiron, yaitu yang tak terbatas, sesuatu yang tak terhingga.

Menurut Anaximandros, Apeiron itu dapat dirupakan, tidak ada


persamaannya dengan salah satu barang kelihatan itu, yang dapat
ditentukan rupanya dengan pancaindra kita adalah barang yang
mempunyai akhir yang berhingga. Oleh sebab itu, apeiron adalah barang
asal, yang tidak berhingga dan tidak ada berkeputusan itu mustahil bagi
salah satu dari barang yang berakhir itu. Segala yang tampak dan terasa itu
dibatasi oleh lawannya. Yang panas dibatasi dengan dingin. dimana
bermula yang dingin, disana berakhir yang panas. Yang cair dibatasi
dengan yang beku, yamg terang dibatasi dengan yang gelap.

3.Pythagoras

Mengenai riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Tanggal


dan tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan

8
tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang Pythagoras diperlukan
kesaksian-kesaksian.di dalam kota kelahirannya. Pythagoras mendirikan
suatu tarekat beragama yang bersifat religious, mereka menghormati dewa
Apollo. Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya Tuhan jiwa itu
adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia
akan kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah
habis dicuci dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan buat akhirat.

Pythagoras juga disebut sebagai ahli pikir, terutama dalam ilmu matematik
dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia
angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat
hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya
dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya
sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan
paduan dari unsur angka.

4.Xenophanes

9
Xenophanes dari Kolophon adalah seorang filsuf yang termasuk ke
dalam Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri
Mazhab Elea dan guru dari Parmenides. Selain sebagai filsuf, ia terkenal
sebagai seorang penyair. Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan
melalui puisi-puisi. Selain tema-tema filsafat, ia menulis puisi dengan tema-
tema tradisional, seperti cinta, perang, permainan, dan sejarah. Ia juga
berani mengkritik Homeros dan Hesiodos, penyair Yunani yang terkenal
pada waktu itu.
Karya filsafatnya dalam bentuk puisi telah hilang. Pada masa kemudian,
karya itu diberi nama "Perihal Alam" (Concerning Nature).
Xenophanes berasal dari Kolophon, Ionia, di Asia Kecil. Dikatakan di dalam
salah satu fragmen puisinya sendiri bahwa ia meninggalkan kota asalnya
pada usia 25 tahun. Ia meninggalkan kota tersebut setelah Kolophon
direbut bangsa Persia pada tahun 545 SM. Dengan demikian ia lahir sekirar
tahun 570 SM. Kemudian dikatakannya pula bahwa ketika ia menulis puisi
tersebut, ia telah berusia 67 tahun. Diketahui Xenophanes berusia di atas
100 tahun, Karena itu, tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 480
SM.
Setelah meninggalkan kota Kolophon, ia melakukan perjalanan ke banyak
tempat. Ada beberapa sumber kuno menyebutkan ia pernah menetap di
kota Messina dan Katania di pulau Sisilia. Selain itu, ia juga pernah singgah
di Malta, Pharos, dan Syrakusa. Akhirnya ia tiba di Elea, Italia Selatan, dan
menetap di sana. Diketahui bahwa Xenophanes mengarang suatu syair
ketika kota Elea didirikan pada tahun 540 SM.

PEMIKIRAN

Tentang Pengetahuan

10
Xenophanes menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendapatkan
pengetahuan yang mutlak. Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus
mencari pengetahuan tersebut walaupun hanya berupa suatu
kemungkinan. Hal itu ditunjukkannya melalui dua fragmen berikut:
"Dewa-dewi tidak menyatakan segala sesuatu kepada manusia sejak
awalnya, tetapi setelah waktu berlalu, manusia menemukan banyak hal
dengan cara mencarinya sendiri."(fragmen 18)
"Tidak ada manusia yang pernah melihat ataupun mengetahui kebenaran
tentang dewa-dewi serta semua hal yang kukatakan. Karena jika ada orang
yang berkata mengetahui semuanya, maka sebenarnya ia tidaklah tahu,
melainkan hanya mempercayai tentang segala sesuatu."(fragmen 34)
Fragmen 18 menunjukkan kemungkinan mencari pengetahuan melalui
penelitian Sedangkan fragmen 34 menolak kemungkinan manusia
mendapatkan pengetahuan yang mutlak, setidaknya untuk hal-hal yang
menurut Xenophanes sulit. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara
kebenaran, pengetahuan, dan kepercayaan.

Tentang "Satu yang Meliputi Semua"

Xenophanes menentang cara pandang orang Yunani pada waktu itu


terhadap dewa-dewi. Ia memberikan kritik terutama kepada Herodotos
dan Hesiodos yang memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat
Yunani. Menurut kedua penyair itu, dewa-dewi melakukan pelbagai
perbuatan yang memalukan, seperti pencurian, zina, dan penipuan satu
sama lain. Di sini, Xenophanes membantah antropomorfisme dewa-dewi,
maksudnya penggambaran dewa-dewi dalam rupa manusia. Menurut
Xenophanes, manusia selalu menaruh sifat-sifat manusia kepada dewa-
dewi sesuai kehendak mereka. Misalnya saja, dewa-dewi dilahirkan sebab

11
manusia juga dilahirkan, dan bahwa dewa-dewi memakai pakaian, suara,
dan rupa seperti manusia. Xenophanes memberikan argumentasi sesuai
bukti yang ia temukan:
"Seandainya sapi, kuda, dan singa mempunyai tangan dan pandai
menggambar seperti manusia, tentunya kuda akan menggambarkan dewa-
dewi menyerupai kuda, sapi akan menggambarkan dewa-dewi menyerupai
sapi, dan dengan demikian mereka akan menggambarkan tubuh dewa-dewi
serupa dengan tubuh mereka."
"Orang Etiopia mempunyai dewa-dewi yang berkulit hitam dan berhidung
pesek, sedangkan orang-orang Thrake mengatakan bahwa dewa-dewi
mereka bermata biru dan berambut merah."
Xenophanes dapat menyimpulkan bahwa antropomorfisme terhadap
dewa-dewi tidaklah tepat sebab ia telah melakukan perjalanan ke berbagai
tempat dan melihat pelbagai kepercayaan mereka Karena itu, ia menjadi
yakin bahwa semua itu bukanlah konsep dewa-dewi yang tepat.Ia
menyatakan bahwa sebenarnya hanya ada "Satu yang meliputi
Semua". Maksudnya di sini serupa dengan konsep "Tuhan" namun tidak
sama dengan monoteisme sebab ia juga menyebutnya dalam bentuk jamak.
Menurut Xenophanes, "yang Satu meliputi Semua" ini tidak dilahirkan dan
tidakmemiliki akhir, artinya bersifat kekal. Hal ini berbeda dengan konsep
dewa-dewi yang dilahirkan dan dapat mati. Ia tidak menyerupai makhluk
duniawi mana pun, baik manusia ataupun binatang. Ia juga tidak memiliki
organ seperti manusia, tetapi mampu melihat, berpikir, dan mendengar. Ia
juga senantiasa menetap di tempat yang sama namun menguasai segala
sesuatu dengan pikirannya saja.

Tentang Alam Semesta

12
Xenophanes berpendapat bahwa matahari berjalan terus dengan gerak
lurus, dan setiap pagi terbitlah matahari baru. Gerhana disebabkan
matahari jatuh ke dalam lubang. Ia juga memandang bintang-bintang
sebagai awan-awan yang berapi sehingga bersinar ketika malam. Sinar itu
seperti batu bara yang memerah dan ketika pagi hari api dari awan itu
padam kembali. Segala sesuatu dipandang berasal dari bumi, dan bumi
pula yang menjadi tujuan akhir segala sesuatu. Manusia berasal dari bumi
dan air. Sedangkan laut adalah sumber dari segala air dan juga
angin. Samudra yang luas menghasilkan awan-awan, angin, dan juga
sungai-sungai. Pelangi dipandang sebagai awan yang berwarna-warni.

Kemudian bumi berada dalam proses peredaran terus-menerus. Tanah


menjadi lumpur, lalu menjadi air laut. Sebaliknya, laut menjadi lumpur, lalu
menjadi tanah. Untuk membuktikan teori ini, Xenophanes menunjukkan
bahan bukti empiris, yakni fosil-fosil kerang laut. Fosil-fosil tersebut
berada dalam batu. Hal itu menunjukkan bahwa dulu batu tersebut
merupakan lumpur.

5.Heraclitos

13
Herakleitos dari Efesus (Yunani: Ἡρά κλειτος ὁ Ἐφέσιος, Hērákleitos ho
Ephésios) adalah seorang filsuf Yunani Kuno pra-Sokratik yang tidak
tergolong mazhab apapun, meski dapat digolongkan lewat asal munculnya
sebagai pemikir mazhab Ionia atau filsuf yang muncul di wilayah Asia
Minor (termasuk Thales, Anaximandros, Anaximenes, dan Xenophanes). Di
dalam tulisan-tulisannya,ia justru mengkritik dan mencela para filsuf dan
tokoh-tokoh terkenal,
seperti Homeros, Arkhilokhos, Hesiodos, Phythagoras, Xenophanes,
dan Hekataios. Meskipun ia berbalik dari ajaran filsafat yang umum pada
zamannya, tetapi bukan berarti ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh filsuf-
filsuf itu.

Herakleitos diketahui menulis satu buku, tetapi telah hilang. Yang


tersimpan hingga kini hanya 130 fragmen yang terdiri dari pepatah-
pepatah pendek yang sering kali tidak jelas artinya. Pemikiran filsafatnya
memang tidak mudah dimengerti sehingga ia dijuluki "si gelap" (dalam
bahasa Inggris the obscure)

RIWAYAT HIDUP

Efesus di Asia Kecil, tempat kelahiran Herakleitos

Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil. Ia hidup di sekitar


abad ke-5 SM (sekitar 540-480 SM). Keterangan Diogenes Laertius juga
menyebutkan Herakleitos lahir sekitar 540 sebelum masehi pada
14
keluarga aristokrat di Efesus, tetapi nantinya meninggalkan kehidupan
politik dan mengabdikasikan hak kekuasaan yang diwariskan padanya ke
saudara lelakinya. Herakleitos hidup sezaman dengan Pythagoras dan
Xenophanes, tetapi ia berusia lebih muda daripada keduanya. Akan tetapi,
Herakleitos lebih tua usianya dari Parmenides sebab ia dikritik oleh filsuf
tersebut.

Selain berasal dari keluarga terhormat di Efesus, tidak ada informasi lain
yang kredibel mengenai riwayat hidup Herakleitos mengingat hampir
semua sumber mengenai kehidupannya adalah anekdot yang tidak otentik,
diimajinasikan atau dibuat si pengarang anekdot berdasarkan pemikiran
Herakleitos. Tidak ada sumber yang menyebutkan bahwa ia pernah
meninggalkan kota asalnya, yang pada waktu itu merupakan bagian dari
kekaisaran Persia.

Jika melihat karya-karya yang ditinggalkannya, tampak bahwa watak


Herakleitos sombong dan tinggi hati. Selain mencela filsuf-filsuf di atas, ia
juga memandang rendah rakyat yang bodoh dan menegaskan bahwa
kebanyakan manusia jahat. Selain itu, ia juga mengutuk warga negara
Efesus.

PEMIKIRAN

Segala Sesuatu Mengalir

Pemikiran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-


perubahan di alam semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di
alam semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang
betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi.Ia terkenal

15
dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya
mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap." 

Perubahan yang tidak ada henti-hentinya itu dibayangkan Herakleitos


dengan dua cara:

 Pertama, seluruh kenyataan adalah seperti aliran sungai yang


mengalir. "Engkau tidak dapat turun dua kali ke sungai yang sama,"
demikian kata Herakleitos. Maksudnya di sini, air sungai selalu bergerak
sehingga tidak pernah seseorang turun di air sungai yang sama dengan
yang sebelumnya.
 Kedua, ia menggambarkan seluruh kenyataan dengan api.Maksud api
di sini lain dengan konsep mazhab Miletos yang menjadikan air atau
udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu.Bagi Herakleitos, api
bukanlah zat yang dapat menerangkan perubahan-perubahan segala
sesuatu, melainkan melambangkan gerak perubahan itu sendiri.Api
senantiasa mengubah apa saja yang dibakarnya menjadi abu dan asap,
tetapi api tetaplah api yang sama.Karena itu, api cocok untuk
melambangkan kesatuan dalam perubahan.

Logos

Segala sesuatu yang terus berubah di alam semesta dapat berjalan dengan
teratur karena adanya logos.Pandangan tentang logos di sini tidak boleh
disamakan begitu saja dengan konsep logos pada mazhab
Stoa. Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-
galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia.Logos juga
dipahami sebagai sesuatu yang material, tetapi sekaligus melampaui materi
yang biasa.Hal ini disebabkan pada masa itu, belum ada filsuf yang mampu
memisahkan antara yang rohani dan yang materi.[1]

Segala Sesuatu Berlawanan


16
Menurut Herakleitos, tiap benda terdiri dari yang berlawanan. Meskipun
demikian, di dalam perlawanan tetap terdapat kesatuan.Singkatnya, dapat
dikatakan bahwa 'yang satu adalah banyak dan yang banyak adalah
satu.' Anaximenes juga memiliki pandangan seperti ini, tetapi perbedaan
dengan Herakleitos adalah Anaximenes mengatakan pertentangan tersebut
sebagai ketidakadilan, sedangkan Herakleitos menyatakan bahwa
pertentangan yang ada adalah prinsip keadilan. Kita tidak akan bisa
mengenal apa itu 'siang' tanpa kita mengetahui apa itu 'malam'. Kita tidak
akan mengetahui apa itu 'kehidupan' tanpa adanya realitas
'kematian'. Kesehatan juga dihargai karena ada penyakit.Demikianlah dari
hubungan pertentangan seperti ini, segala sesuatu terjadi dan
tersusun. Herakleitos menegaskan prinsip ini di dalam kalimat yang
terkenal: "Perang adalah bapak segala sesuatu." Perang yang dimaksud di
sini adalah pertentangan.

Melalui ajaran tentang hal-hal yang bertentangan tetapi disatukan


oleh logos, Herakleitos disebut sebagai filsuf dialektis yang pertama di
dalam sejarah filsafat.

6. Parmenides

17
Ia lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan. Kebesarannya
sama dengan kebesaran Heracleitos. Dialah yang pertama kali memikirkan
hakikat tentang ada (being). Parmenides adalah seorang tokoh relativisme
yang penting. Parmenides dikatakan sebagai logikawan pertama dalam
pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan didasarkan pada
dedukasi logis, tidak seperti Heraclitus, misalnya yang menggunakan
metode instuisi. Plato amat menghargai metode parmenides itu, dan Plato
lebih banyak mengambil dari Parmenides dibandingkan dengan filosof lain
pendahulunya

Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan


gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heracleitos, yaitu
bahwa realitas adalah gerak dan perubahan. Jadi benar tidaknya suatu
pendapat diukur dengan logika. Disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem
penyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.

7.Zeno

Zeno Citium (bahasa Yunani: Ζήνων ὁ Κιτιεύς, Zēnōn ho Kitieŭs) (334 SM -


262 SM) adalah filsuf Yunani dari Citium (bahasa

18
Yunani: Κίτιον), Siprus. Zeno lahir pada tahun 334 SM. Zeno adalah pendiri
aliran atau mazhab filsafat Stoa. Zeno datang dari Citium ke Athena pada
tahun 312/311 SM untuk mempelajari filsafat di bawah Xenocrates, murid
dan keponakan Plato. Para pengikut ajaran Zeno disebut Zenonians. [4] Zeno
dan dua rekannya, Chrisippus, dan Cleanthes dari Assos dijuluki sebagai
Stoa mula-mula (Early Stoa)

Perjalanan Intelektual Zeno

Zeno sangat terinspirasi oleh Socrates dalam hal etika dan keberanian,


terutama dipengaruhi oleh peristiwa kematian sukarela Socrates yang ia
anggap sebagai martir. Hal ini akan mempengaruhi cara berpikir
mazhab Stoikisme, sebuah sekolah yang ia dirikan, yaitu bahwa kematian
bukan sesuatu yang harus ditakuti, terlebih jika kematian yang dilakukan
dengan sukarela demi kebaikan. Selain itu, Zeno sangat dipengaruhi oleh
filsafat Sinisisme atau Cynic yang dikembangkan Crates dalam hal
kemerdekaan manusia memilih cara hidup, bukan patuh pada aturan
hukum, melainkan taat pada keteraturan alam, sebab hukum yang tertinggi
adalah hukum alam yang diatur oleh sang ilahi. Dalam pengaruh Crates,
Zeno menuliskan gagasan bagaimana hidup dalam dunia politik saat itu,
bukunya berjudul Republik. Ciri dari ajaran sinisisme itu adalah anti-
kemapanan, yaitu jalan hidup yang menyatu dengan alam, mirip seperti
cara hidup anjing (canine).

Warisan mazhab Sinisisme dalam diri Zeno tampak dalam beberapa


proposal, misalnya membolehkan incest, manusia tidak perlu senjata dalam
hidup bernegara, dan beberapa gagasan lainnya.

 Ia membuktikan tidak bergunanya pendidikan umum;


 Ia mengatakan semua yang bukan orang baik adalah musuh-musuh
pribadi dan publik, budak, orang yang memisahkan satu sama lain,
19
orang tua dari anaknya, saudara dari saudaranya, sanak saudara dari
sanak saudaranya, ketika - sekali lagi, dalam Republik- ia hanya memuji
warga negara, sahabat, keluarga, dan kebebasan (hasilnya adalah
bahwa, berdasarkan premis Stoa, orang tua dan anak adalah saling
memusuhi; karena mereka tidak bijak);
 Ia menetapkan doktrin, seperti dalam Republik, bahwa wanita
seharusnya dimiliki bersama;
 Bahwa kuil dan pengadilan atau gimnastik seharusnya tidak
dibangun di kota;
 Tentang penciptaan uang ia mengatakan, "tidak boleh dianggap
bahwa pembuatan uang akan dipakai untuk pertukaran atau perjalanan
ke luar negeri;
 Ia juga meminta agar para wanita mengenakan baju yang seragam,
yaitu tidak menutupi satu pun bagian tubuhnya.

Pedoman atau prinsip hidup menuju kebahagiaan dan kebaikan diukur dari
kebajikan dan moralitas, bukan dari sistem hukum sebuah negara atau
pemerintahan. Ada pun gagasan lain yang mempengaruhi pilihan hidup
anti-kemapanan Zeno, adalah dari Deodorus Cronus dan Stilpo, seorang
pemimpin sekolah Megarian. Warisan dari keduanya, seorang yang bijak
adalah yang merasa cukup-diri (self-sufficient), tidak membutuhkan kawan
(sangat mandiri), terbebas dari hasrat memiliki, dengan kata lain, tidak ada
seorang pun yang dapat mengambil kebahagiaanya dari hidup bijak, dia
tidak dapat diombang-ambingkan oleh peristiwa buruk yang biasanya
disebut sebagai kejahatan.

Sistmatika berpikir Zeno yang tertuang dalam ajaran Stoikisme


dipengaruhi oleh tradisi Akademia Aristoteles, sekaligus kembali pada
prinsip Heraklitos, yaitu berdasar pada logika, fisika (gerak alam), dan

20
etika. Seperti kata Herakilos, bahwa yang dari fisik (materi, alam), selalu
menariknya melalui pekerjaan tanpa kompromi dan keluar dari gagasan
bahwa semua makhluk individu di dunia ini hanya manifestasi dari satu
dan substansi utama yang sama dan bahwa ada hukum yang mengatur
jalannya alam dan yang seharusnya mengatur tindakan manusia. Hal ini
bertolak belakang dengan pemikiran Plato dan Aristoteles yang memuja
dunia ide, sebab bagi Zeno, ukuran pertama adalah alam, materi yang
diatur oleh Sang Ilahi. Nyata bahwa ajaran Stoa sangat mendasarkan
kehidupan manusia pada alam dan Allah sebagai acuan tindakan manusia.

Dalam beberapa hal, Zeno tampak tidak setuju dengan ajaran Sinisme
(Cynic), ia tampak lebih dekat dengan Plato, yaitu di mana ia mendukung
cita-cita Plato dalam politik persahabatan dan kerukunan, yang
menonjolkan pendidikan kebaikan moral, bahwa orang bijak akan
mencintai orang muda yang berdasarkan penampilannya
memanifestasikan anugerah kebaikan. Zeno menganggap cinta sebagai
tuhan yang melahirkan persahabatan dan kebebasan, dan juga kerukunan,
namun hanya itu saja. Itulah mengapa dalam Republik ia mengatakan
bahwa cinta adalah Tuhan, sebagai penolong keamanan kota. (Aethenus
561) Zeno memandang bahwa pengetahuan hanya dimiliki oleh orang
bijak, dan membentuk kerukunan- di dalam kondisi persahabatan.

Zeno menjawab tantangan pergumulan manusia pada zamannya, yang


tampak jelas bertentangan dengan Plato, sebab ia sangat dipengaruhi
mazhab Sinisisme yang mengatakan, "Anda tidak perlu pendidikan filsafat
yang luas; obat dari penyakit bagi manusia ada di tangan Anda, praktikkan
kebaikan![6]

21
Zeno, portrayed as a medieval scholar in the Nuremberg Chronicle

Karya Zeno menunjukkan beberapa prinsip dalam etika yang mendasarkan


diri pada keteraturan dunia yang diperintah langsung oleh Allah,

 On Universe, On Substance, On Vision;


 On Life that Accords with Nature;
 On Impulse;
 On Human Nature;
 On Passions;
 On Appropriate Actions;
 On Law;
 On Greek Education
 Lima Buku tentang Homeric Problems, Hesiod's Theogony.

Dia juga terkenal sebagai orang yang fasih dalam karya sastra puisi dan
guru. Salah satu anekdot kepada orang yang senang bicara ketimbang
mendengar adalah, "Kita ini memiliki dua telinga dan satu mulut, jadi sudah
seharusnya kita mendengar lebih banyak daripada bicara!"

22
8.Empedocles

Ia lahir di acragas, di pesisir selatan sisilia. ia di kenal sebagai polisi


demokrat sekaligus sosok yg mengaku sebagai dewa. Sebab ia konon
adalah sosok paduan antara filsuf, nabi, ilmuan, dan dukun yang ada pada
sosok pytagoras. Hasil karyanya di tuangkan dalam bentuk syair :
mengenai alam, penyucian, pemikiran-pemikiran yang besifat mistis
keagamaan.

Teori pengenalan dan pengetahuan Empedocles juga didasarkan atas


hukum penggabungan trsebut : yang sama mengenal yag sama. Karena
anasir tanah yang ada pada manusia itulah maka manusia mengenal tanah,
dan karena anasir ia mengenal air. Sedangkan dalam bukunya yang kedua,
tentang penyucian, empedocles mengajarkan tentang perpindahan jiwa,
dan caranya membebaskan diri dari penjara ragawi/bendawi, yaitu dengan
menyucikan diri.

9.Anaxagoras

23
Anaxagoras adalah salah seorang filsuf dari mazhab pluralisme. Filsuf lain
yang tergolong di dalam mazhab ini adalah Empedokles Anaxagoras,
sebagaimana Empedokles, mengajarkan bahwa realitas alam semesta
berasal dari banyak prinsip. Anaxagoras hidup sezaman dengan
Empedokles dan juga para filsuf atomis awal,
seperti Leukippos dan Demokritos. Anaxagoras diketahui mengarang satu
buku dalam bentuk prosa. Akan tetapi, hanya beberapa fragmen dari
bagian pertama yang masih tersimpan

Riwayat Hidup

Anaxagoras (500-428 SM) lahir di kota Klazomenai, Ionia, Asia Kecil,


sekitar tahun 500 SM. Pada tahun 480 SM, Anaxagoras meninggalkan kota
asalnya dan menetap di Athena. Ia tinggal di Athena selama kurang lebih 50
tahun. Dengan demikian Anaxagoras menjadi filsuf pertama yang berkarya
di Athena, yang nantinya akan menjadi pusat Filsafat Yunani.

Di Athena Anaxagoras berteman dengan Pericles, seorang politikus


terkenal di Athena. Selain itu, disebutkan pula bahwa Euripides, dramawan
tersohor kesusasteraan Yunani, adalah murid Anaxagoras.

Ketika Pericles telah berusia lanjut, musuh-musuhnya berhasil memfitnah


Anaxagoras dengan tuduhan murtad dan Anaxagoras diancam hukuman
mati. Tampaknya Anaxagoras difitnah karena ia menganggap matahari dan
24
bulan bukan sebagai dewa melainkan benda-benda material
semata. Dengan pertolongan Pericles, ia dilepaskan dari penjara dan
melarikan diri ke kota Lampsakos.Anaxagoras dikatakan meninggal di sana
pada usia 72 tahun.

Pemikiran

Tentang Benih-Benih sebagai Prinsip Alam Semesta[

Anaxagoras sama seperti Empedokles yang menyatakan bahwa prinsip


dasar yang menyusun alam semesta tidaklah tunggal, tetapi mereka
berbeda di dalam jumlahnya. Empedokles menyatakan bahwa hanya ada 4
zat yang menjadi prinsip alam semesta, sedangkan Anaxagoras
menyatakan bahwa jumlah prinsip tersebut tak terhingga. Zat-zat tersebut
disebutnya "benih-benih" (spermata). Menurut Anaxagoras, setiap benda,
bahkan seluruh realitas di alam semesta, tersusun dari suatu campuran
yang mengandung semua benih dalam jumlah tertentu. Indra manusia
tidak dapat mencerap semua benih yang ada di dalam satu benda,
melainkan hanya benih yang dominan. Contohnya jikalau manusia melihat
emas, maka ia dapat langsung mengenalinya sebagai emas, sebab benih
yang dominan pada benda tersebut adalah benih emas. Akan tetapi, pada
kenyataannya selain benih emas, benda itu juga mempunyai benih
tembaga, perak, besi, dan sebagainya Hanya saja semua benih tersebut
tidak dominan sehingga tidak ditangkap oleh indra manusia.

Argumentasi yang ditunjukkan oleh Anaxagoras adalah melalui tubuh


manusia. Di dalam tubuh manusia terdapat berbagai unsur, seperti daging,
kuku, darah, rambut, dan sebagainya. Bagaimana mungkin rambut dan
kuku tumbuh, padahal manusia tidak memakan rambut atau kuku?
Pemecahan yang diberikan Anaxagoras adalah karena di dalam makanan
telah terdapat benih rambut, kuku, daging, dan semua unsur lainnya.

25
Tentang Nous

Jikalau Empedokles menyatakan ada dua prinsip yang menyebabkan


perubahan-perubahan dari zat-zat dasar, yakni "cinta" dan "benci", maka
Anaxagoras menyatakan hanya ada satu prinsip yang mendorong
perubahan-perubahan dari benih-benih tersebut, yakni nous. Nous berarti
"roh" atau "rasio". Ia tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari
semua benda, tetapi menjadi prinsip yang mengatur segala sesuatu.

Masih menjadi perdebatan apakah nous yang dimaksudkannya bersifat


materi atau tidak, sebab Anaxagoras mengatakan bahwa nous merupakan
unsur yang paling halus dan paling murni dari segala yang ada.Akan tetapi,
jelas bahwa Anaxagoras adalah filsuf pertama yang menetapkan
kemandirian roh atau rasio terhadap semua zat atau materi

Tentang Alam Semesta

Ajaran Anaxagoras tentang alam semesta mirip dengan filsuf-filsuf pertama


dari Ionia, khususnya Anaximenes. Anaxagoras berpendapat bahwa badan-
badan jagat raya terdiri dari batu-batu yang berpijar akibat kecepatan
tinggi dari pusaran angin yang menggerakkannya.

Tentang Makhluk Hidup

Anaxagoras adalah filsuf pertama yang membedakan secara jelas antara


makhluk hidup dengan yang tidak hidup. Dikatakan bahwa nous memang
menguasai segala-galanya, tetapi tidak ada di dalam makhluk yang tidak
hidup, termasuk tumbuh-tumbuhan

Tentang Pengenalan

Berbeda dari Empedokles yang menyatakan bahwa yang sama mengenal


yang sama, menurut Anaxagoras prinsip pengenalan justru yang
berlawanan mengenal yang berlawanan. Argumentasi yang diberikan

26
olehnya adalah pengenalan inderawi manusia yang disertai rasa nyeri,
misalnya bila tangan meraba air panas, atau mata melihat benda yang
terlalu terang.

10. Democritos

Pemikiran democritos di banding pemikir lain lebih sulit di lacak, sebab


banyak orang sudah melupakan pemikirannya sehingga agak sulit
menemukan karya - karyanya. Namun demikian, masih ada beberapa
informasi mengenai tokoh ini, antara lain ia konon pernah mengadakan
perjalanan ke mesir, Babilonia, Persia hingga ke Athena.

Democritos mengajarkan bahwa kenyataan bukan hanya satu


saja,melainkan terdiri dari banyak unsur. Unsur unsur itu disebut sebagai
atomos 'tak terbagi'. Atomos (atom) ini tidak dapat di beda-bedakan
karena sifatnya, semua atom adalah sama. Jumlah atom tidaklah terbilang.
Setiap atom tidak dijadikan, tidak termusnahkan, dan tidak berubah.

Democritos juga membedakan adanya dua pengetahuan, yaitu


pengetahuan indra yang keliru, dan pengetahuan budi yang benar. Ada dua
jenis pengetahuan, katanya pengetahuan yang sebenarnya dan yang tidak
sebenarnya. Adapun yang tidak sebenarnya ialah penglihatan, penciuman,
dan rasa.

27
Segala yang tampak dan terasa itu, segala yang dapat ditentukan rupanya
dengan pancaindra kita, semuanya mempunyai akhir. Ia timbul (jadi),
hidup, dan lenyap. Segala yang berakhir berada dalam kejadian senantiasa,
yaitu dalam keadaan berpisah dari yang satu dengan yang lain. Yang cair
menjadi beku, dan sebaliknya. Yang panas menjadi dingin dan sebaliknya.
Semua itu terjadi dari apeiron, dan kembali pula kepada apeiron. Oleh
karena itu, apeiron itu bersifat illahi, abadi tak terubahkan dan meliputi
segala-galanya.

B.PUSAT FILSAFAT PRA SOCRATES PADA DUNIA EKSTERNAL


(SESUATU DILUAR MANUSIA)
28
Filsafat Pra-Socrates , juga dikenal sebagai filsafat Yunani awal , adalah
filsafat Yunani kuno sebelum Socrates . Para filsuf pra-Socrates sebagian
besar tertarik pada kosmologi , awal dan substansi alam semesta , tetapi
pertanyaan para filsuf awal ini mencakup cara kerja dunia alam serta
masyarakat manusia , etika , dan agama . Mereka mencari penjelasan
berdasarkan hukum alam daripada tindakan para dewa . Karya dan tulisan
mereka hampir seluruhnya hilang. Pengetahuan tentang pandangan
mereka berasal dari kesaksian, yaitu diskusi penulis kemudian tentang
karya pra-Socrates. Filsafat menemukan lahan subur di dunia Yunani kuno
karena ikatan erat dengan peradaban tetangga dan munculnya entitas sipil
otonom, polis .

Filsafat pra-Socrates dimulai pada abad ke-6 SM dengan tiga Milesian :


Thales , Anaximander , dan Anaximenes . Mereka semua mengaitkan arche
(sebuah kata yang bisa berarti "asal," "substansi" atau "prinsip") dari dunia,
masing-masing, air , apeiron (yang tidak terbatas), dan udara yang diatur
oleh nous (pikiran atau kecerdasan). ). Tiga filsuf pra-Socrates lainnya
datang dari kota-kota Ionia terdekat: Xenophanes , Heraclitus , dan
Pythagoras . Xenophanes dikenal karena kritiknya terhadap
antropomorfisme para dewa. Heraclitus, yang terkenal sulit dipahami,
dikenal karena pepatahnya tentang ketidakkekalan , ta panta rhei , dan
karena menganggap api sebagai lengkungan dunia. Pythagoras
menciptakan pengikut seperti pemujaan yang menganjurkan bahwa alam
semesta terdiri dari angka - angka . The sekolah Eleatic ( Parmenides , Zeno
dari Elea , dan Melissus ) diikuti dalam SM abad ke-5. Parmenides
29
mengklaim bahwa hanya satu hal yang ada dan tidak ada yang bisa
berubah. Zeno dan Melissus terutama membela pendapat Parmenides.
Anaxagoras dan Empedocles menawarkanakun pluralistik tentang
bagaimana alam semesta diciptakan. Leucippus dan Democritus dikenal
karena atomisme mereka , dan pandangan mereka bahwa hanya ada
kekosongan dan materi . Kaum Sofis memajukan pemikiran kritis dan
relativisme filosofis .

Dampak dari pra-Socrates sangat besar. Pra-Socrates menemukan


beberapa konsep sentral peradaban Barat , seperti naturalisme dan
rasionalisme , dan membuka jalan bagi metodologi ilmiah .

Terminologi

Pra-Socrates adalah istilah yang diadopsi pada abad ke-19 untuk merujuk
pada kelompok filsuf ini. Ini pertama kali digunakan oleh filsuf Jerman JA
Eberhard sebagai "vorsokratische Philosophie' pada akhir abad 18. [1]
Dalam literatur sebelumnya mereka disebut sebagai physikoi ("fisikawan",
setelah physis , " alam "), dan aktivitasnya, sebagai physiologoi ( filsuf fisik
atau alam ), dengan penggunaan ini muncul dengan Aristoteles untuk
membedakan mereka dari theologoi (teolog) dan mitologis (pendongeng
dan penyair yang menyampaikan mitologi Yunani), yang menghubungkan
fenomena alam dengan para dewa.

Istilah ini diciptakan untuk menyoroti perubahan mendasar dalam


penyelidikan filosofis antara para filsuf yang hidup sebelum Socrates, yang

30
tertarik pada struktur alam dan kosmos (yaitu, alam semesta, dengan
implikasi bahwa alam semesta memiliki keteraturan), dan Socrates. dan
penerusnya, yang sebagian besar tertarik pada etika dan politik. Istilah ini
datang dengan kelemahan, karena beberapa pra-Socrates sangat tertarik
pada etika dan bagaimana menjalani kehidupan yang terbaik. Lebih lanjut,
istilah tersebut menyiratkan bahwa pra-Socrates kurang signifikan
daripada Socrates, atau bahkan bahwa mereka hanyalah sebuah panggung
(menyiratkan teleologi ) bagi filsafat era klasik. Istilah ini juga secara
kronologis tidak akurat, karena yang terakhir dari pra-Socrates adalah
sezaman dengan Socrates.

Menurut James Warren, perbedaan antara filosof pra-Socrates dan filsuf


era klasik tidak begitu dibatasi oleh Socrates, tetapi oleh geografi dan teks-
teks apa yang bertahan. Pergeseran dari periode pra-Socrates ke periode
klasik melibatkan pergeseran dari para filsuf yang tersebar di seluruh
dunia berbahasa Yunani menjadi terkonsentrasi di Athena. Selanjutnya,
mulai dari periode klasik kita memiliki teks-teks lengkap yang bertahan,
sedangkan di era pra-Socrates kita hanya memiliki fragmen-fragmen.
Cendekiawan André Laks membedakan dua tradisi memisahkan pra-
Socrates dari Socrates, dating kembali ke era klasik dan berjalan melalui
masa sekarang. Tradisi pertama adalah Socrates-Ciceronian, yang
menggunakan isi pertanyaan filosofis mereka untuk membagi dua
kelompok: pra-Socrates tertarik pada alam sedangkan Socrates fokus pada
urusan manusia. Tradisi lain, Platonis-Aristotelian, menekankan metode
sebagai pembeda antara dua kelompok, karena Socrates pindah ke
pendekatan yang lebih epistemologis untuk mempelajari berbagai konsep.

31
Karena kelemahan istilah pra-Socrates, filsafat Yunani awal juga digunakan,
paling sering dalam literatur Anglo-Saxon.

Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan


akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang
memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun
manusia para pemikiran atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang
mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta
isinya tersebut.

Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari


turun dari surga, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi
adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan
matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang
menggunakan akal).

Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli
fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi
sasaran para ahli filsafat teresbut (obyek pemikirannya adalah alam
semesta).

C.filsafat Pra Socrates sebagai benih filsafat selanjutnya

32
Filsafat Pra Socrates dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam
artinya para ahli pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh
keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut, atau objek
pemikirannya adalah alam semesta. Tujuan filosofi mereka dalam
memikirkan soal alam besar darimana terjadinya alam itulah yang menjadi
sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan
pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu
kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang
dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh.
Sedang di lain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang
kejadian alam dari cerita nenek moyang.

Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena
objek yang mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud
dengan alam (fusis) adalah kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi,
perhatian mereka mengarah kepada apa yang dapat diamati.

pada masa ini muncul pemikiran yang disebut sofisme yakni pikiran-
pikiran pemikir terarah kepada manusia dan kemampuannya berpikir juga
kepada tingkah lakunya, disana Periodesasi Ketokohan Filsafat ] [ sini
orang mencoba mencari dimana letaknya kebaikan dan keburukan, jadi
mencari norma tingkah laku, sehingga masa ini dapat juga disebut dengan
masa mulainya antropologis. Untuk itulah menurut socrates dengan
penggunaan metode " Maeyutike" (kebidanan), misalnya dengan
pengamatan dari bermacama-macam tingkah laku seperti" Berani" ,maka
muncullah pengertian " keberanian", dari bermacam-macam yang baik ,
maka muncullah pengertian " Kebaikan" dan sebagainya. Oleh karena itu
menurut Socrates: Filsafat adalah tidak lain dari usaha melalui pengertian (

33
sejati) untuk mencapai kebajikan. Yang kemudian pemikiran Socrates ini
dilanjutkan oleh muridnya yang terkenal pertama adalah Plato, tampil
dengan tehnik pemikirannya yang dikenal dengan istilah " Dialektika" yang
artinya " Berdiskusi " beliau berpendapat bahwa berfilsafat merupakan
suatu usaha dengan melakukan keritikan terhadap berbagai pendapat yang
berlaku

BAB III PENUTUP

34
KESIMPULAN :

Thales adalah  seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada
abad ke-6 SM.Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan
Aristoteles tentang dirinya.

Anaximandros adalah  murid Thales. Ia 15 tahun lebih mudah dari Thales,


tetapi meninggal dua tahun lebih dahulu. Sebagai filsuf, ia lebih besar
daripada gurunya. Ia juga ahli astronomi, disamping itu ia juga ahli ilmu
bum

Pythhagoras adalah  seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling


diketahui melalui teoremanya. Diketahui sebagai "Bapak Bilangan", beliau
memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan petuah
keagamaan pada belakang zaman ke-6 SM.

Xenophanes dari Kolophon adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam


Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri Mazhab Elea
dan guru dari Parmenides. Selain sebagai filsuf, ia terkenal sebagai seorang
penyair. Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi.

Herakleitos dari Efesus adalah seorang filsuf Yunani Kuno pra-Sokratik


yang tidak tergolong mazhab apapun, meski dapat digolongkan lewat asal
munculnya sebagai pemikir mazhab Ionia atau filsuf yang muncul di
wilayah Asia Minor.

Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea. Arti nama Parmenides
adalah "Terus Stabil", atau "Penampilan yang stabil". Di dalam Mazhab Elea,
Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal. Pemikiran filsafatnya

35
bertentangan dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa segala
sesuatu "yang ada" tidak berubah

Zeno Citium adalah filsuf Yunani dari Citium, Siprus. Zeno lahir pada tahun
334 SM. Zeno adalah pendiri aliran atau mazhab filsafat Stoa. Zeno datang
dari Citium ke Athena pada tahun 312/311 SM untuk mempelajari filsafat
di bawah Xenocrates, murid dan keponakan Plato. Para pengikut ajaran
Zeno disebut Zenonians

Empedokles adalah seorang filsuf dari mazhab pluralisme. Tokoh lainnya


dari mazhab ini adalah Anaxagoras. Jika filsuf-filsuf Miletos mengajarkan
bahwa terdapat satu prinsip dasar yang mempersatukan alam semesta,
Empedokles berpendapat lain. Menurut Empedokles, prinsip dasar itu
tidaklah tunggal melainkan empat.

Anaxagoras adalah salah seorang filsuf dari mazhab pluralisme. Filsuf lain
yang tergolong di dalam mazhab ini adalah Empedokles. Anaxagoras,
sebagaimana Empedokles, mengajarkan bahwa realitas alam semesta
berasal dari banyak prinsip.

Demokritos adalah seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab


Atomisme. Ia adalah murid dari Leukippos, pendiri mazhab tersebut.
Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga justru
pemikiran Demokritos yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat. 

Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan


akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang
memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun
manusia para pemikiran atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang

36
mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta
isinya tersebut.

Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari


turun dari surga, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi
adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan
matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang
menggunakan akal).

Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli
fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi
sasaran para ahli filsafat teresbut (obyek pemikirannya adalah alam
semesta).

Filsafat Pra Socrates dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam
artinya para ahli pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh
keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut, atau objek
pemikirannya adalah alam semesta.

Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

37
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kevinevolution.wordpress.com

https://www.kompasiana.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Xenophanes

https://id.wikipedia.org/wiki/Herakleitos

https://id.wikipedia.org/wiki/Zeno_dari_Citium

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/

38

Anda mungkin juga menyukai