Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT UMUM

“ MENGANALIS KONSEP PEMIKIRAN TOKOH-TOKOH FILSAFAT YUNANI ”

Disusun oleh

Kelompok 4

 DICKY WAHYUDI

 NURLAILA

 MUH. FAUZAN MUBARAQ ILHAM

 LULU ULFAYANI ALIMIN

 MAWARNI RANCING

Dosen Pengampu:

Siti Santriani IS, S. Pd. I., M. Pd. I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikat rahmat
taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulisan makalah
yang berjudul “Menganalisis Konsep Pemikian Tokoh – tokoh Filsafat Yunani” . Terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu
dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk mengembangkan atau meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Makassar, 26 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................¡
DAFTAR ISI...................................................................................................................¡¡
BAB l PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................
C Tujuan................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Filsafat Yunani…………………………………………………………………..
B. Faktor lahirnya pemikiran intelektual bangsa Yunani…………………………………..
C. Tokoh-tokoh Filsafat Yunani……………………………………………………………
D. Konsep Pemikiran Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani………………………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yunani berada di letak geografis Laut Tengah tepatnya ujung Tenggara Benua
Eropa. Yunan Memiliki iklim yang panas dan sebagian besar daerah tanahnya berkondisi
kering. Dengan demikian sudah dipastikan turunnya hujan sangat jarang sekali di negeri
Yunani. Pada mulanya, Yunani merupakan bangsa campuran yang berasal dari bangsa
dari Laut Kaspia, Laut Aegea, dan Laut Lonia dengan penduduk asli di sana dan pada
akhirnya membentuk wilayah. Bersamaan dnegan peradaban lainnya seperti Persia,
Yunani tumbuh dan berkembang menjadi suatu pusat peradaban tertua di Eropa. Yunani
menjelma menjadi suatu wilayah yang sangat kuat dan sangat disegani oleh musuh-
musuhnya terutama daerah Athena dan Sparta. Sebelumnya pada periode klasik sekitar
abad ke5 SM Yunani di dominasi oleh Athena yang selanjutnya digantikan oleh Sparta
pada awal abad ke-4 SM.
Mencintai kebenaran/pengetahuan adalah awal proses manusia mau
menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang ril mana
yang ilusi.  Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan takhayul, tetapi
lama kelamaan mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar
pengetahuan ilmiah. Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas
dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu, sehingga filosof alam
berkembang pertama kali.
Awalnya manusia menngunakan mitos untuk menjawab pertanyaan tentang
alam. Kemudian, manusia berupaya menemukan jawaban dengan cara terus berpikir
tentang masalah yang dihadapinya, serta melakukan pengamatan terhadap segala sesuatu
yang diduga dapat membantu memecahkan masalahnya. Beberapa orang filsuf Yunani
sekitar abad VI – II SM telah berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang
amat mendasar tentang apakah asal mula atau dasar dari segala yang ada dalam alam ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Filsafat Yunani ?
2. Apa faktor lahirnya pemikiran intelektual bangsa Yunani?
3. Siapakah tokoh-tokoh filsafat Yunani ?
4. Bagaimana konsep Pemikiran Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah filsafat yunani
2. Untuk mengetahui factor lahirnya pemikiran intelekual bangsa yunani
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filsafat Yunani
4. Untuk mengetahui dan menggali konsep pemikiran tokoh-tokoh filsafat Yunani

A.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Filsafat Yunani


Lahirnya filsafat yunani diperkirakan pada abad ke 6 SM. Orang yunani yang
hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya
harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng.
Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya
suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya
mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang isi alam semesta ini,
jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu
kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikiran dan meninggalkan hal-hal
yang sifatnya mitologi.Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu
kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang
dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek
Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.
Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara
akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Memang pusat kendali
kehidupan manusia terletak di tiga tempat yaitu indera, akal dan hati. Namun , akal
dan hatilah yang paling menentukan. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah
menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-
duanya sama sama-sama menang. Diantara keduanya dalam sejarah telah terjadi
perebutan dominasi siapa yang kuasa dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala,
sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada. Akal itulah yang
menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat. Sedangkan hati pada dasarnya
menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman
termasuk disini.
Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya
pada orang-orang sofis. Dalam sejarah filsafat yunani biasanya dimajukan sebagai
pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya
berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan
tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini
berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba
mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya
apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka warna ynag
ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam,
dengan istilah mereka : mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang
berarti mula, asal).[3]
Ada beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan – akan
mempersiapkan lahirnya filsafat yunani. Menurut K.Bertens ada tiga faktor, yaitu :
 Pada bangsa Yunani seperti pada bangsa – bangsa sekitarnya terdapat suatu
mitologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintah
yang mendahului filsafat, karena mite – mite sudah merupakan percobaan
untuk mengerti. Mite – mite sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang
hidup dalam hati manusia: dari mana kita? Dari mana kejadian dalam alam?
Melalui mite – mite manusia mencari keterangan tentang asal usul alam
semesta dan kejadian- kejadian yang di dalamnya. Mite yang pertama mencari
keterangan tentang asal usul alam semesta biasanya disebut mite kosmogonis.
Sedangkan mite yang keduamencari keterangan tentang asal usul serta sifat
kejadian alam semesta disebut mite kosmologis.
 Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
yunani yaitu dua karya puisi Homeros yang berjudul Ilias dan odyssea . Syair
– syair dalam karya tersebut sudah lama digunakan sebagai macam buku
pendidikan untuk orang Yunani. Dalam dialog yang bernama Politea,Plato
mengatakan Homeros telah mendidik seluruh Hellas. Karena puisnya pun
sangat digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu luang dan serentak juga
mempunyai nilai edukatif.
 Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil. Kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-
ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak
didasarkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.Pada abad
ke- 6 SM mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan.
Sejak saat itu orang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai problem
yang diajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi,rasio) mengganti mytos.
Dengan demikian filsafat dilahirkan.
B. Faktor lahirnya pemikiran intelektual bangsa yunani
Lahirnya pemikiran intelektual dari bangsa Yunani disebabkan oleh faktor berikut ini:
1. Faktor Geografis, yaitu alam Yunani berupa gunung-gunung yang tidak subur dan tandus.
Dari haltersebut masyarakat Yunani merasa tertantang dan memutar otak untuk lebih bisa
kreatif dalam menjalani hidup.
2. Orang-orang Yunani banyak membangun diplomasi dengan bangsa-bangsa lain, seperti
Babilonia, Mesir, dan yang lainnya, sehingga dari hasil diplomasi tersebut terjadilah suatu
tukar-menukar pengetahuan.
3. Masyarakat Yunani memiliki hak otonom kemerdekaan dan kemakmuran dibidang
ekonomi. Sehingga mereka bisa lebih berkreasi untuk mengembangkan perekonomian
keluarga mereka.
4. Bangsa Yunani sangat menghargai logika atau akal dan cara berfikir yang rasional setiap
manusia.
5. Bangsa Yunani selalu terlibat aktif dalam urusan ekonomi, politik, dan sosial. Hal itulah
yang membuat mereka pintar dalam berusaha untuk mencari pemecahan dalam setiap
masalah yang muncul.
C. Tokoh – tokoh Filsafat Yunani
1. Thales (624 -546 SM )
2. Anaximande ( 640 – 546 SM )
3. Heraclitus ( 544- 484 SM)
4. Parmanides ( 540 – 475 SM )
5. Socrates ( 470 – 399 SM)
6. Plato ( 427- 347 SM )
7. Aritoteles (384 – 322 SM )

D. Konsep Pemikiran Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani


Adapun konsep pemikiran tokoh-tokoh filsafat Yunani :
1. Thales ( 624 – 546 SM )
Thales (624-546 SM) merupakan ahli matematika dan astronomi. Thales
dengan ilmu penghitungannya tentang terjadinya gerhana, dengan menghitung
ketinggian piramida dengan menghitung bayangannya. Selain itu juga Thales
berpendapat bahwa bumi itu berasal dari air.
Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air. Thales
mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat
dasar dan struktur komposisi daria alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia
mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga
mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat,
bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Dengan demikian,
Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga The Father of Deductive
reasoning (bapak penalaran deduktif).
Walaupun pandangan –pandangan Thales benyak yang kurang jelas, akan
tetapi pendapatnya merupakan percobaan pertama yang masih sanagt sederhana
dengan menggunakan rasio(akal pikiran).
Selain itu, dalam bidang matematika Thales merupakan pelopor pertama
geometri abstrak yang di dasarkan pada cara mengukur banjir. Implementasinya
dilakukan dengan cara membuktikan ilmu-ilmu geometri, salah satunya yaitu
menyatakan bahwa kedua sudut alas dari satu segitiga sama kaki adalah sama
besarnya. Jasanya yang lain dan ini merupakan jasa yang besar adalah
memperkirakan gerhana matahari pada tahun 585 SM. Dan juga Thales
mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan menjelaskan pendapatnya
bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya
gerhana matahari, bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki sama
besarnya. Dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Thales ialah seorang
ahli matematika pertama dan sebagai The Father of Deducative Reasoning (bapak
penalaran dedukatif).

2. Anaximander (640-546 SM)


Anaximander/ Anaximandros (610-546 SM), murid Thales dan ia seorang
ahli filsuf dari madzhab Miletos. Anaximandros adalah ilmuan pertama yang tidak
menggunakan tulisan berhuruf prosa. Ia juga merupakan filsuf yang berjasa dalam
bidang astronomi dan geografi.
Menurut pendapatnya langit itu bulat seperti bola. Bumi terkandung di
tengah-tengahnya. Bangunnya sebagai silinder, bulat panjang, dan datar pada
atasnya. Anaximandros menuliskan buah pikirannya dengan ke terangan yang jelas.
Sebab itu karangan-karangannya di pandang orang sebagai buku filosofi yang
paling tua. Seperti juga dengan gurunya, Anaximandros mencari akan asal dari
segalanya. Ia tidak menerima saja apa yang diajarkan oleh gurunya. Yang dapat
difèrima akalnya ialah bahwa yang asal itu satu, tidak banyak. Tetapi yang satu itu
bukan air
Anaximander mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat
kekal dan ada dengan sendirinya. Dia mengatakan itu udara. Alasanya udara
merupakan sumber segala kehidupan. Di dalam filsafat terdapat lebih dari satu
kebenaran tentang satu persoalan. Sebab ialah bukti kebenaran teori filsafat terletak
pada logis atau tidak argument yang digunakan,bukan terletak pada kongklusi Di
sini sudah kelihatan bibit relatifisme yang kelak dikembangkan dalam filsafat
sofisme.
Anaximandros berpendapat mengenai arche (asas alam semesta) ia
menjelaskan bahwa hal itu merupakan sesuatu yang tidak dapat diamati indra, yaitu
apeiron (to apeiron = yang tak terbatas) tetapi tidak menunjuk pada salah satu unsur
yang dapat di amati oleh indra. Akan tetapi, sebagai suatu unsur yang tak terbatas,
abad sifatnya, ada pada segala-galanya, tidak berubah-ubah, sesuatu yang paling
dalam. Alasannya apabila ia menunjuk pada salah satu unsur arche, maka hal
tersebut akan memiliki karakter yang dapat bergerak sesuai dengan sifatnya,
sehingga tidak akan ada tempat bagi unsur yang berlawanan. Pendapat yang lain ia
menyatakan bahwa bumi di ibaratkan seperti silinder yang ukurannya lebih kecil
dari matahari. Dan juga pendapatnya yang lain bahwa segala sesuatu yang ada di
bumi ini berasal dari satu bahan tunggal tetapi bukan air.
Menurut pendapatnya, barang asal itu tidak berhingga dan tidak
berkeputusan. Ia bekerja selalu dengan tiada berhenti-hentinya, sedangkan yang
dijadikannya tidak berhingga banyaknya. Jika benar kejadian itu tida ber hingga,
seperti yang lahir kelihatan, maka yang "asal" itu mestilah tidak berkeputusan.
Yang asal itu, yang menjadi dasar alam dinamai oleh Anaximandros "Apeiron".
Apeiron itu tidak dapat dirupakan, tak ada persamaannya dengan salah satu barang
yang kelihatan di dunia ini. Segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan
rupanya dengan pancaindra kita, adalah barang yang mempunyai akhir, yang
berhingga. Sebab itu barang asal, yang tiada berhingga 13 dan tiada berkeputusan,
mustahil salah satu daripada barang yang berakhir itu. Segala yang tampak dan
terasa dibatasi oleh lawannya. Yang panas di batasi oleh yang dingin. Di mana
bermula yang dingin, di sana berakhir yang panas. Yang cair dibatasi oleh yang
beku, yang terang oleh yang gelap.
Segala yang tampak dan terasa itu, segala yang dapat ditentukan rupanya
dengan pancaindra kita, semuanya itu mempunyai akhir. Ia timbul (jadi), hidup,
mati dan lenyap. Segala yang berakhir berada dalam kejadian senantiasa, yaitu
dalam keadaan berpisah dari yang satu kepada yang lain. Yang cair menjadi beku
dan sebaliknya. Yang panas menjadi dingin dan sebaliknya. Semuanya itu terjadi
daripada Apeiron dan kembali pula kepada Apeiron. Demikianlah kesimpul hukum
dunia menurut pan dangan Anaximandros! tampak kelebihannya dari pada
gurunya. Selagi Thales pendapat bahwa barang yang asal itu salah satu dari pada
yang lahir, yang tampak, yang berhingga juga, Anaximandros meletakkannya di
luar alam dan memberikan sifat yang tiada berhingga padanya dengan tiada dapat
diserupai
3. Heraclitus (544-484 SM
Heraclitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan
merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia
mendapat julukan si gelap karena untuk menulusuri gerak pemikirannya sangat
sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya , ia mempunyai kesan hati yang
tinggi dan sombong , sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk
mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang –orang yang terkemuka di
Yunani.
Menurut Heraclitos alam semesta ini sealu dalam keadaan berubah, sesuatu
yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti
kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita mentaati menyadari bahwa
kehidupan kosmos itu dinamis. Kosmos itu tidak pernah berhenti (diam), ia selalu
bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan perlawanan-
perlawanan . Itulah sebabnya ia sampai pada kongkulasi bahwa yang mendasar
dalam alam semesta ini bukanlah baha (stuff)-nya seperti yang dipertanyakan oleh
para filosof yang pertama itu, melainkan prosesnya. Penyataan “semua mengalir”
berarti semua berubah bukanlah pernayatan yang sederhana. Implikasi pernyataan
tersebut amat hebat. Dan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran sealalu
berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada hari ini belum tentu masih benar besok.
Hari ini 2 x 2 = 4 namun besok dapat juga bukan empat. Pandangan ini merupakan
warna dasar flsafat sofisme.
Menurut pendapatnya, di alam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti
roh ) yang disebut sebagai logos ( akal atau semacam wahyu). Logos inilah yang
menguasai sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup manusia
akan selamat sesuai dengan logos.

4. Parmanides (540 – 475 SM )


Parmenides lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan,
Arena. ia di lahirkan di Elea, maka penganutnya disebut kaum Elea. Kebesarannya
sama dengan kebesaran Heraclitos. Ia lah yang pertama kali memikirkan tentang
hakikat tentang ada (being).
Parmanides adalah salah seorang tokoh relatifisme yang penting. Dikatakan
sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof
pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada
dedukasi logis, tidak seperti Heraclitos, misalnya, yang menggunakan metode
intuisi. Ternyata plato amat menghargai metode parmenides itu. Dan Plato lebih
banyak mengambil dari Parmenides dibandingkan dengan dari filosof yang lain
pendahulunya.
Ia berpendapat bahwa hanya pnegetahuan ynag tetap dan umum yang
mengenai yang satu sajlaah (pengetahuan budi) yang dapat dipercaya. Pengetahuan
budi itulah yang dapat dipercayai, kalau ia benar maka sesuailah ia dengan realitas.
sebab itu yang merupakan realitas bukanlah yang berubah dan bergerak serta
beralih dan bermacam-macam, melainkan yang tetap. Realitas bukanlah yang
menjadi melainkan ada. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitos yaitu bahwa
realitas adalah gerak dan perubahan.
Dalam The way of Truth Parmanides bertanya: Apa standar kebenaran dan
apa ukuran realitas? Bagaimana hal itu dapat dipahami? ia menjawab : ukurannya
ialah logika yang konsisten. Contoh. Ada 3 cara berfikir tentang Tuhan : pertama
ada, kedua tidak ada, dan ketiga ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (1) tidak
mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena ayng tidak ada pastilah
tidak ada. Yang (3) tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan
sekaligus tidak ada. Jadi, benar-tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika.
Disinilah muncul masalah. Bentuk ekstrem pernyataan itu adalah bahwa ukuran
kebenaran adalah akal manusia.
Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada,
dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak adalah tidak
ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan adalah hanyalah yang
ada saja sedangkan yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Jadi, yang ada (being) itu
satu, umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan
menimbulkan atau melahirkan banyak ada, dan itu tidak mungkin.yang ada
dijadikan dan tidak dapat musnah.yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak
ada ruangan yang kosong , maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang lain.

5. Socrates (470 -399 )


Socrates terlahir pada sekitar tahun 470 SM. Ayahnya, Sophroniskos
merupakan seorang pematung, sedangkan ibunya, Phaenarete berprofesi sebagai
dukun beranak. Sokrates menikah dengan Xanthippe, melalui pernikahannya,
Socrates dikaruniai tiga orang putera, Lamprokles, Sophorniskos, dan Menexos. 5
Formasi pendidikan filsafat Socrates didapatkan dari Anaxagoras, yang mana
merupakan salah satu filsuf Yunani awal yang ternama. Socrates merupakan orang
yang sangat terpelajar dan intelektual yang tinggi sehingga ia dikenal berkat ilmu
pengetahuan dan kebijaksanaan yang sangat tinggi.
Metode 0yang dikembangkan Socrates ialah metode dialektika, metode ini
tidak disukai oleh kebanyakaan warga Athena, hingga akhirnya Socrates berikhtiar
untuk mengembangkan metode dialektikanya dalam rangka mendidik kaum muda
idealis Athena sebagai muridnya. Murid dari Socrates seperti Aristhopanes, Platon,
Xenophon, dan Aristoteles. Dan murid setianya yang banyak menerangkan
Sokrates di dalam tulisannya yang berupa dialog-dialog ialah Plato pemuda
aristokrat tinggi yang menjadi murid setianya, yang kelak dikemudian hari
mengembangkan lebih jauh filsafat Socrates. Pengaruhnya dikalangan kaum muda
idealis Athena segera mendatangkan murka bagi para petinggi politik di sana.
Pada tahun 399 SM, Socrates diajukan ke pengadilan dan dihukum mati
dengan cara dipaksa untuk meminum racun karena dianggap bertindak subversif
dengan tuduhan proliferasi paham atheisme, dan dianggap menginsinuasi kaum
muda Athena dengan pengaruh buruk (diajarkan untuk mempertanyakan
segalanya).
Tema pokok metode filsafat Socrates selalu berhubungan dengan etika.
Socrates berkeyakinan, ketika seseorang berpengetahuan tentang ‘kebaikan’, maka
dengan sendirinya ia akan berbuat baik. Begitu juga dengan tema tema moralitas
lainnya, ketika seseorang mengetahui maksud dari keberanian dan keadilan maka
secara otomatis ia akan berkelakuan seperti itu. Socrates berkeyakinan bahwa hidup
berkeutamaan merupakan tujuan utama setiap manusia. Ia berpikir bahwa tidaklah
memungkinkan seorang yang hidupnya bahagia, memiliki moralitas yang buruk.
Socrates mengemukakan pendapatnya bahwa pengetahuan dan kehidupan
adalah satu dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Untuk itu,
pengujian diri sendiri merupakan dasar dari penelitian dan pembahasannya. Bagi
Socrates pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri
sendiri. Semboyan yang paling disukainya adalah tulisan yang tertera di Kuil
Delphi yaitu “Kenalilah dirimu sendiri
6. Plato (427- 347 )
Plato lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari
Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan elia. Sebagai titik tolak pemikiran
filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama yakni mana yang benar
yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenidas). Pengetahuan yang
diperoleh lewat indera disebutnya sebagai pengetahuan indera dan pengetahuan
yang diperoleh lewat akal disebutnya sebagai pengetahuan akal. Plato menerangkan
bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia yaitu dunia pengalaman
yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tetap. Dunia yang
sesungguhnya atau dunia realitas adalah dunia ide.

Menurut Plato ada beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas jika
manusia tidak mengetahuinya, masalah tersebut adalah:

a. Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.


b. Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat manusia.
c. Tuhan hanya dapat diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat, tidak ada
anak dan lain-laian.
d. Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi
mempunyai peraturan.

Sebagai puncak pemikiran filsafatnya adalah pemikiran tentang negara, yang


tertera dalam polites dan Nomoi. Konsepnya mengenai etika sama seperti Socrates
yakni tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well being).
Menurut Plato di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan, antara lain:

a. Golongan yang tertinggi (para penjaga dan para filsuf).


b. Golongan pembantu (prajurit yang bertugas untuk menjaga keamanan
negara).
c. Golongan rakyat biasa (petani, pedagang, dan tukang).

Plato mengemukakan bahwa tugas seorang negarawan adalah mencipta


keselarasan semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan
keseluruhan yang harmonis. Apabila suatu negara telah mempunyai undang-undang
dasar maka bentuk pemerintahan yang tepat adalah monarki. Sementara itu, apabila
suatu negara belum mempunyai undang-undang dasar, bentuk pemerintahan yang
paling tepat adalah demokrasi.

Filsafat Plato dikenal sebagai idealisme dalam hal ajarannya bahwa


kenyataan itu tidak lain adalah proyeksi atau bayang-bayang/ bayangan dari suatu
dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu yang ada nyata adalah “ide” itu
sendiri. Karya-Karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika,
epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan
filsafat alam.

7. Aritoteles (348-322)
Aristoteles terlahir pada tahun 385 SM di Stagira, sebelah timur Makedonia.
Karena kota kelahirannya, Aristoteles sering disebut sebagai ‘Stagrit’. Meskipun
Stagira dekat dengan Makedonia, secara politik Stagira merupakan koloni dari
Yunani. Keluarga Aristoteles cukup terpelajar, ayahnya Nikomaxia adalah seorang
tabib dari keluarga Asklepiades, yang dianggap masih keturunan dewa
penyembuhan, Askleipos. Nikomaxia merupakan tabib Istana Makedonia. Menurut
informasi yang bersumber dari Souda (ensklopedia Byzantium dari abad 10 M),
Nikomaxia bukan sekedar tabib biasa, melainkan juga seorang ilmuwan yang
mempublikasikan dua buah buku, yang bertopik tentang farmakologi, dan fisika.
Pada tahun 365 SM, ketika Aristoteles berusia 17 tahun, ia berangkat ke Athena
untuk menimba pengetahuan. Waktu itu di Athena terdapat dua sekolah yang cukup
terkemuka, Akademia yang didirikan Platon, serta sekolah kaum orator yang
didirikan oleh Isokrates. Aristoteles memutuskan untuk belajar di Akademia yang
didirikan Platon, Selama 20 tahun Aristoteles belajar di Akademia.
Aristoteles merupakan murid dari Plato, ia ahli dalam bidang ilmu biologi dan ilmu
ketatanegaraan. Hasil karyanya yang terkenal adalah Klasifikasi Flora dan Fauna
yang dilakukan dikepulauan Aegea Yunani. Ada lagi dibidang ketatanegaraan,
Aristoteles mengemukakan bahwa sistem pemerintahan yang baik yaitu
pengutamakan kebahagiaan rakyatnya, bukan malah sebaliknya rakyat menderita
karena penguasa yang serakah. Aristoteles juga berjasa atas pendidikan di Yunani
karena ia merupakan pendiri dari pusat pendidikan yang bernama Paripatetis. Salah
seorang muridnya adalah Alexander Agung, yang merupakan Raja Makedonia.
Menjelang akhir hidupnya, kondisi politik Athena sedang panas – panasnya oleh
penentangan akan Makedonia. Partai nasionalis di bawah kepemimpinan
Demosthenes ketika itu menuduh Aristoteles sebagai antek penjajah, dengan
didasarkan pada eulogi Aristoteles kepada karibnya, Hermias yang ditulis duapuluh
tahun silam. Melihat gelagat yang tidak mengenakan ini, Aristoteles akhirnya
meninggalkan Athena, dan memberikan tanggung jawab Lykeios kepada
Theoprastes. Aristoteles sempat berujar, bahwa ia tidak ingin melihat warga Athena
melawan filsafat untuk kedua kalinya (dengan referensi pada peristiwa hukuman
mati Sokrates). Aristoteles kemudian menghabiskan sisa umurnya di Chalchis,
tinggal di tanah warisan ibunya, dan meninggal di sana pada tahun 322 SM.
Aristoteles menjadi saksi hidup dari puncak kejayaan demokrasi Athena,
dan meredupnya demokrasi di sana seiring semakin kuatnya pengaruh kekuasaan
Makedonia. Kekhasan dari Aristoteles adalah kecintaannya yang begitu mendalam
pada ilmu pengetahuan, seperti yang dituliskannya dalam bagian pembuka
Metafisika, “Semua manusia secara alamiah menghasrati pengetahuan”. Selain itu,
Aristoteles juga menjunjung tinggi penyelidikan rasional, dimana aktivitas ini
menurutnya 7 dengan sendirinya akan mendatangkan kebahagiaan. Seperi katanya
yang dikutip Lamblixos dalam Proteptique, “Penemuan kebijaksanaan selalu
menyenangkan. Semua manusia bahagia saat berfilsafat, dan ingin menghabiskan
waktunya untuk hal itu saja, serta menyingkirkan aktivitas lainnya”. Kita dapat
menemukan karya Aristoteles yang berjumlah delapan pokok bahasan, yakni
filsafat alam, psikologi, logika, biologi, dan matematika yang oleh Aristoteles ilmu-
ilmu tersebut dinamakan theologia-etika, ekonomi dan politik, putika dan serta
retorika.
Beberapa unsur pokok pemikiran Aristoteles tentang kebahagiaan, sebagai
berikut:
 Kebahagiaan merupakan tujuan akhir, dan tujuan keberadaan manusia.
 Kebahagiaan tidaklah sama dengan kesenangan, pun juga bukanlah
keutamaan. Kebahagiaan merupakan latihan keutamaan.
 Kebahagiaan tidak dapat dicapai hingga berakhirnya kehidupan seseorang.
Karena kebahagiaan merupakan tujuan, bukan kondisi sementara.
 Kebahagiaan adalah penyempurnaan kodrat manusia. Karena manusia
merupakan animal rationale, maka kebahagiaan manusia bergantung pada
latihan rasionya.
 Kebahagiaan tercermin dalam karakteristik moral seseorang, dimana
ditunjukkan melaui tindakan berkeutamaan, seperti keberanian,
kemurahatian, keadilan, persahabatan, dll dalam kehidupan seseorang.
Keutamaan memerlukan keseimbangan antara yang berlebih, dan
kekurangan. Kebahagiaan menuntut adanya kontemplasi intelektual, yang
mana merupakan pokok dari potensi rasional manusia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum Masehi, yang
diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi
pembenaran terhadap setiap gejala alam.  Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM
mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu
yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanya
filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa
Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan
penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak
puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka
menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Peredoisasi filsafat
yunani dibagi menjadi dua yaitu filsafat yunani kuno dan filsafat yunani klasik. Ciri yang
menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal kelahirannya adalah ditunjukkannya
perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna
menemukan suatu (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala gejala.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
a. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng).
b. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
Yunani.
c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di  lembah
sungai Nil.

Ada 7 Tokoh filsafat populer dengan pemikirannya, yaitu: Thales, Anaximinder,


Heraclitus, Parmanides, Socrates, Plato dan Aritoteles

B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu tentunya belum banyak
menemukan hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan. Oleh karena itu, penulis
mengharap untuk tidak hanya puas dengan materi ini saja, tapi marilah kita mencoba
mencari lagi dan menguak ilmu agar mendorong kita untuk terus berkarya. Kami juga
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Adha Santri Madani. Fakhri Putra Tanoto., dkk. Tokoh filosof Yunani Kuno Serta Pemikirannya
Mengenai Asal Mula Penciptaan Alam. Jakarta. 2022

Manampiring Henry. 2019. Filosofi Teras. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara

Surojiyo. 2005. Ilmu filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Tafsir, Ahmad. 2002.  Filsafat Umum (Akal dan Hati sejak Thales Sampai
Capra). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

http://peradaban-pemikiran.blogspot.com/2016/10/makalah-filsafat-yunani.html

https://spada.uns.ac.id/mod/assign/view.php?id=153870

Anda mungkin juga menyukai