Disusun Oleh:
Kelompok VI
Dosen Pengampu:
Dr. Syarnubi, M.Pd.I
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi seluruh kenyataan yang ada di dalam hidupnya,
manusia senantiasa kagum atas apa yang disaksikannya. Dengan cara
manusia memikirkan dan bertanya akan hakikat apa yang mereka lihat di
dunia ini, kemudian jawaban mereka itulah yang akan kita sebut sebagai
jawaban filsafati. Filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat
semua yang ada dan sejauh mungkin bagi manusia. Kita mengetahui dari
hal tersebut filsafat telah lahir pada zaman klasik dantelah membentuk
sejarah yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan pemikiran.
Sejarah filsafat membantu kita untuk kerja sama karena menyadari
bahwa setiap teori pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Filsuf saling
bekerja sama, saling memberi dan menerima berbagai macam pemikiran,
untuk kepentingan bersama, dan kesejahteraan hidup manusia.Sejarah
mengenai lahirnya dan berkembangnya filsafat tidak dapat dipisahkan
dengan ilmu pengetahuan yang lahir pada zaman klasik (masa yunani).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Filsafat Klasik?
2. Siapa saja tokoh filsafat Klasik ?
3. Bagaimana pemikiran tokoh-tokoh Filsafat Klasik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Filsafat Klasik.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh Filsafat Klasik.
3. Untuk mengetahui pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Filsafat Klasik.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Depok: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013),
hlm: 33
4
Asmoro achmadi, ibid., hlm: 35
5
Jahaya. S praja, Aliran-aliran Filsafat dan Etika, (Bogor: Kencana, 2003), hlm: 75
mengapa bumi tidak jatuh? Pemikirannya ini yang harus dipandang
sebagai titik ajaran yang, mengherankan orang-orang modern.
Berbeda dengan Thales, ia tidak mencari asas pertama atas segala
sesuatu pada gejala-gejala alam. Menurut Anaximander, tidak mungkin
bahwa asas pertama segala sesuatu itu adalah salah satu dari anasir-anasir
yang menyusun alam itu (air). Karena menurut Anaximander asas pertama
adalah harus yang menimbulkan segala sesuatu, maka ia harus yang lebih
dalam daripada anasir yang menyusun alam.
4. Socrates
Socrates lahir di Athena pada tahun 469 SM. Ayahnya, merupakan
seorang pematung, sedangkan ibunya, sebagai seorang bidan. Sokrates
menikah dengan Xanthippe, yang kemudian dikaruniai tiga orang anak. Ia
dikenal sebagai prajurit yang gagah berani. Socrates tidak terhadap urusan
politik, maka ia lebih senang memusatkan dirinya kepada filsafat.
Sejak muda Socrates telah terlihat sifat kebijaksanaannya karena
setiap perilakunya dipercaya telah dituntun oleh suara batin yang
membimbingnya kepada keutamaan moral. Di masa mudanya Socrates
mendapat pendidikan normal di bidang sains, musik, dan gimnastik. 9
Semua ini adalah subjek mata pelaran yang umum pada periode yunani
klasik.
Socrates dengan pemikirannya untuk menyeldiki manusia secara
keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmani dan rohani. Hal
tersebut bisa dlihat dari cara Socrates memberikan pelajaran kepada para
muridnya adalah dengan berdialog, yang tujuannya untuk mengupas
kebenaran semu yang meliputi para muridnya. Metode yang digunakan
Socrates ini meniru pekerjaan ibunya sebagai seorang bidan. Sehingga
Socrates mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bidan kebenaran yaitu
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau berdialog. Dengan cara
7
Waris, Pengantar Filsafat, (Yogyatakrta: STAIN Po PRESS, 2014), hlm: 24
8
Abdul hakim, Atang, dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari Mitologi sampai
Teofilosofi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm: 155
9
Edi Sumanto, Filsafat Jilid I, (Bengklulu: Penerbit Vanda, 2019), hlm: 89
seperti itu ia dapat mengamati hal-hal yang konkret dan yang beragam
coraknya pada jenis yang sama. Setelah itu unsur-unsur yang berbeda
dihilangkan sehingga tinggallah unsur yang sama dan bersifat umum,
itulah pengertahuan sejati.
10
Nurnaningsih Nawawi, Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat, (Makassar: Pusaka
Almaida Makassar, 2017), hlm: 50
Pythagoras dalam pandangan awam filsafat di dunia modern ini,
adalah merupakan sosok pemikir terbesar pada masa Pra-Sokratik.11 Hal
ini mungkin disebabkan bercampur aduknya pemikiran yang menganggap
penyelidikan rasional adalah bentuk bakti pada semesta (kosmos). Kosmos
menurut Pythagoras merupakan sebentuk tatanan, bawaan, atau pola
kedalaman, yang mana dalam filsafat belakangan dikenal sebagai forma.
Ini merupakan ide baru yang mana tidak terpikirkan oleh filsuf-filsuf
Milesian yang berfokus hanya pada dunia material.
Pythagoras tidak ingin disebut orang arif seperti Thales, karena
menurut Pythagoras kearifan hanya dimilki oleh Tuhan semata.
Pythagoras hanya menyebut dirinya sebagai philosops yaitu pencipta
kearifan.
6. Plato
Plato lahir dari keluarga aristokrat yang tinggi Athena pada tahun
427 SM. Ayahnya, Ariston, merupakan keturunan Kodros, raja Athena
legendaris terakhir. Ibunya Periktione adalah saudara perempuan dari
Kharmides, dam juga sepupu dari Kritias, yamg mana keduanya
merupakan tokoh terkemuka dalam sistem oligarki Athena pada tahun
404-403 SM.
Plato adalah pengikut Socrates yang taat di antara para
pengikutnya yang memiliki pengaruh besar. Pengaruh peimkiran dan
hidup Socrates dalam karya-karya filsafat Plato tidak dapat diremehkan,
karena dalam seluruh dialog-dialog filosofisnya menggunakan figur
Socrates sebagai tokoh sentral. Selain itu juga Plato berusaha semaksimal
mungklin untuk menggunaka metode diakletik Socrates pada karya-karya
awalnya.
Plato selain dikenal sebagai ahli pikir ia juga dikenal sebagai
sastrawan yang terkenal. Disebut sebagai sastrawan karena memiliki karya
tulisan yang sangat banyak sehingga keterangan mengenai dirinya dapat
11
Sandy Hardian Susanto Herho, Pijar Filsafat Yunani Klasik, (Bandung: PSIK ITB,
2016), hlm: 25
diperolehnya secara cukup. Salah satu karya buku yang pernah ditulisnya
adalah Republica. Dalam buku tersebut dijelaskan tentang derajat seorang
wanita. Selain itu juga Plato mendirikan pusat pendidikan yang diberi
nama Academus/Akademi di kawasan hutan kecil Akademe.12
Ajaran Filsafat Plato berkonsep tentang ide, berhasil menjembatani
pertentangan antara Herakleotis dan Parmeinides. Dibandingkan dengan
gurunya, Plato telah maju selangkah dalam pemikirannya. Plato telah
mengembangkan bahwa suatu realitas bukanlah sesuatu “yang umum”
tetapi memiliki kenyataan yang terpisah dari sesuatu yang berada secara
konkret, yaitu ide. Dari hal tersebut muncullah salah satu pemikiran Plato
yaitu tentang Tuhan yang terdapat beberapa masalah bagi manusia yang
tidak pantas apabila tidak diketahui. Sebagai puncak pemikiran filsafat
Plato yaitu pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam Polites dan
Nomoi.
12
W. Djaja, Sejarah Eropa Dari Eropa Modern Ombak (Yogyakarta: PT Huta
Parhapuran, 2012), hlm: 16
kawan-kawannya melarikan diri ke Mytilene pulau Lesbos tidak jauh dari
Assos.
Tahun 342 SM Aristoteles diundang raja Philippos dari Macedonia
untuk mendidik anaknya Alexander. Dengan bantuan raja Aristoteles
mendirikan sekolah Lykeion.
13
Asmoro achmadi, ibid., hlm: 54-59
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Klasik merupakan awal pemikiran filsafat yang rasional yang
muncul pada abad ke-6 SM yang berlangsung pada zaman klasik. Disebut
Filsafat klasik karena dibangunnya filsafat yang menguasai sistem
pengetahuan alam pikiran barat sampai kira-kira selama dua ribu tahun.
Para filsuf muncul berusaha untuk membangkitkan kembali kepercayaan
masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang waktu itu mengalami
pendangkalan dan melemahnya tanggung jawab manusia karena pengaruh
negatife dari para filsuf aliran sofisme.
Tokoh-tokoh Fisafat Klasik:
1. Thales (625-545 SM)
Thales adalah seorang pedagang, ahli pemerintahan, ahli
astronomi, yang bisa meramalkan gerhana matahari pada tanggal 28
Mei 285 SM. Dia juga mempunyai ilmu tentang magnet, mengukur
tinggi piramida-piramida Mesir, dan menemukan dali-dalil ukur.
2. Anaximander (640-546 SM)
Ia merupakan orang yang pertama membuat peta bumi.
Pemikirannya dalam memberikan mengenai arche (asas pertama
alam semesta), ia tidak memilih pada salah satu unsur yang dapat
dialami oleh indra, tetapi ia juga memilih pada sesuatu yang tidak
dapat diamati oleh panca indra, yaitu to apeiron.
3. Anaximenes (585-494 SM)
Anaximenes yang hidup dari tahun 585-494 SM merupakan salah
satu filsuf berasal dari daerah Miletos, di samping Thales dan Anaxi-
mander. Dia adalah murid Anaximander. Oleh karena itu,
pemandangan Anaximenes terhadap kejadian alam pada dasarnya
sama dengan pemandangan gurunya.
4. Socrates
Socrates lahir di Athena pada tahun 469 SM. Ayahnya,
merupakan seorang pematung, sedangkan ibunya, sebagai dukun
beranak. Sokrates menikah dengan Xanthippe, yang kemudian
dikaruniai tiga orang anak. Ia dikenal sebagai prajurit yang gagah
berani. Socrates tidak terhadap urusan politik, maka ia lebih senang
memusatkan dirinya kepada filsafat.
5. Pythagoras (572-497 SM)
Pythagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia. Ia
juga tidak meninggalkan jejak-jejak tentang dirinya sehingga
diperlukan kesaksian untuk mengetahui tentang sosok seorang
Pythagoras. Pemikirannya, substansi dari seluruh benda adalah
bilangan, dan segala gejala alam merupakan bentuk ungkapan
indrawi dari perbandingan-perbandingan sistematis. Ia juga
mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk teori
bilangan. Pemikirannya tersebut mengemukakan bahwa setiap
bilangan dasar dari 1 sampai 10 itu masing-masing memiliki arti dan
kekuatan tersendiri.
6. Plato
Plato lahir dari keluarga aristokrat yang tinggi Athena pada tahun
427 SM. Ayahnya, Ariston, merupakan keturunan Kodros, raja
Athena legendaris terakhir. Ibunya Periktione adalah saudara
perempuan dari Kharmides, dam juga sepupu dari Kritias, yamg
mana keduanya merupakan tokoh terkemuka dalam sistem oligarki
Athena pada tahun 404-403 SM.
7. Aristoteles (384-322 SM)
la dilahirkan di Stageira, Yunani Utara pada tahun 384 SM
Ayahnya seorang dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Karena
hidupnya di lingkungan istana, ia mewarisi keahliannya dalam penge
tahuan empiris dari ayahnya. Pada usia 17 tahun ia dikirim ke Athera
untuk belajar di Akademia Plato selama kira-kira 20 tahun hingg
Plato meninggal.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap agar pembaca
dapat memahami isi dari pembahasan serta hikmah yang terkandung
didalamnya. Jika dalam penulisan ini terdapat kesalahan kami mohon
maaf, kritik dan saran dari pembaca akan kami terima guna karya yang
lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. 2013. Filsafat Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Waris. 2014. Pengantar Filsafat. Yogyatakrta: STAIN Po PRESS
S praja, Jahaya. 2003. Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Bogor: Kencana
Wiramihardja, Sutardjo A. 2006. Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refika
Aditama
Abdul hakim, Atang, dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum dari
Mitologi sampai Teofilosofi. Bandung: CV Pustaka Setia
Sumanto, Edi. 2019. Filsafat Jilid I. Bengklulu: Penerbit Vanda
Djaja, W. Sejarah Eropa Dari Eropa Modern Ombak. Yogyakarta: PT Huta
Parhapuran
Nawawi, Nurnaningsih. 2017. Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat. Makassar: Pusaka
Almaida Makassar
Herho, Sandy Hardian Susanto. 2016. Pijar Filsafat Yunani Klasik. Bandung: PSIK ITB