Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

FILSAFAT ALAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat
Yang Diampu Oleh : , M.Pd

DISUSUN OLEH :
Iswal Sobai
Kholil Nur Ridlo
Khusna Sarofi
Reina Arum Kurniawati

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

TUNAS BANGSA
BANJARNEGARA
2022/2023

1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Secara epistimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, dan terdiri
dari kata Philos yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata
Sophia yang berarti kebijaksanaan. Secara harafiah, filsafat diartikan sebagai suatu
kecintaan terhadap kebijaksanaan (kecenderungan untuk menyenangi
kebijaksanaan). Hamersma (1981: 10) mengatakan bahwa filsafat merupakan
pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan Jadi, dari
definisi ini nampak bahwa kajian filsafat itu sendiri adalah realitas hidup manusia
yang dijelaskan secara ilmiah guna memperoleh pemaknaan menuju “hakikat
kebenaran”
RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud Filsafat Alam ?
2.      Bagaimana Filsafat Alam Menurut Thales ?
3.      Bagaimana Jembatan antara Ilmu Pengetahuan Alam dengan Filsafat?
4.      Bagaimana Ilmu Pengetahuan sebagai penjabaran pemikiran positifisme?

2
PEMBAHASAN

LATAR BELAKANG
Alam ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah
mata pelajaran studi ilmiah. Dalam skala, "alam" termasuk segala sesuatu dari
semesta pada subatom. Ini termasuk seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral;
seluruh sumber daya alam dan peristiwa (tornado, gempa bumi). Juga termasuk
perilaku binatang hidup, dan proses yang dihubungkan dengan benda mati.
Filsafat alam (dari bahasa Latin philosophia naturalis) adalah istilah yang melekat
pada pengkajian alam dan semesta fisika yang pernah dominan sebelum
berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Filsafat alam dipandang sebagai
pendahulu ilmu alam semisal fisika.
Bentuk-bentuk ilmu pengetahuan per sejarahnya berkembang di luar filsafat, atau
lebih khususnya filsafat alam. Di universitas-universitas yang lebih tua, Kursi-Kursi
Filsafat Alam yang sudah mapan kini sebagian besar dikuasai oleh para guru besar
fisika. Catatan modern ilmu pengetahuan dan ilmuwan merujuk pada abad ke-19
(Webster's Ninth New Collegiate Dictionary menuliskan bahwa asal mula kata
"ilmuwan" adalah dari tahun 1834). Sebelumnya, kata "ilmu pengetahuan" sekadar
berarti pengetahuan dan gelar ilmuwan belumlah wujud. Karya ilmiah Isaac Newton
dari tahun 1687 dikenal sebagai Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica.
TOKOH FILSAFAT ALAM
Ada tiga filsuf alam yang terkenal, yang ketiganya percaya ada suatu zat yang
menyebabkan perubahan alam, yaitu :
1. Thales,
Dia pernah menghitung Piramid dengan menggunakan bayangan Piramid dan
meramalkan secara tepat terjadinya gerhana matahari. Thales beranggapan
semua kehidupan bersumber dari air.
2. Anixamender,
Dia beranggapan dunia kita hanyalah salah satu dari banyak sekali duniayang
muncul dan sirna didalam sesuatu yang disebutnya sebagai yang tak terbatas.
Adalah ketika dunia menghadapi kiamat, suatu saat dunia baru muncul lagi;
tak terbatas.
3. Anaximenes,
Dia beranggapan segala sesuatu bersumber dari udara atau uap. Tentu saja ia
menentang perkataan dari Thales yang mengatakan segala sesuatu bersumber
dari air. Anaximenes beranggapan, air adalah udara yang dipadatkan; dikenal
dengan hujan. Adalah api dari udara yang dijernihkan. Anaximenes
beranggapan bahwa tanah, air, dan api adalah  penghidupan. Tapi segala
sesuatu penghidupan bersumber dari udara.

3
FILSAFAT ALAM MENURUT THALES
Riwayat Hidup
Tentunya dalam persoalan sejarah tentang kebenaran sesuatu bukanlah hal yang
mudah. Terutama tak ditemukan data yang dapat dijadikan sebuah rujukan. Hal ini
juga yang telah menimpa dalam kehidupan Thales, belum ada yang mengukapkan
secara jelas yang menyebutkan kapan ia lahir. Yang ada hanya perkiraan, bahwa ia
hidup pada tahun 625-545 sebelum Masehi .
Sesosok yang dilahirkan dari Grik. Ia merupakan saudagar yang banyak berlayar ke
negeri Mesir. Tak hanya itu ia juga ahli politik. Dan juga mempunyai kesempatan
untuk bejar matematika, dan astronomi. Dari kepandaian itu ia menggunkan sebagai
ahli nujum. Dan pada suatu waktu ia gunakan nujum untuk menuinjukan kapan
terjadi gerhana matahari, dan nujum terbukti yang terjadi pada tahun 585 SM .
PEMIKIRAN FILSAFAT THALES
Setelah sekilas berbicara tentang kehidupan Thales. Dan disini penulis hendak
mencoba memaparkan pemikiran. Dalam pemikiran ia banyak memikirkan masalah
Alam. Dari asal usul alam dan mencoba merasionalkan dari adat sebelumnya yang
telah lama ada dalam lingkungannya yang masih mempercayai tahayul. Karena itu lah
ia juga disebut bapak Filsafat. Dalam berbicara alam. Ia mempercanyai bahwa alam
semesta ini dapat dimengerti oleh akal. Oleh karena itu ia menggunakan akalnya
untuk mengamati alam dan mengatakan bahwa semua adalah air. Air merupakan
merupakan adalah pangkal, pokok dan dasar (prinsip) segala-galanya. Semua terjadi
dari air dan semua kembali kepada air pula.
Bagi Thales, air adalah sebab pertama dari segala yang ada dan yang jadi. Tetapi,
juga akhir dari segala yang ada dan jadi itu. Di awal air di ujung air. Air itu satu air
merupakan subtansi. Dan kerena air jika dipanaskan akan menjadi uap. Uap air kalau
mendingin akan menjadi air kembali. Tentunya dalam hal ini bukan hanya merupakan
asal berbicara. Namun, ada beberapa hal yang menjadikan air tersebut menjadikan
kesimpulan dari pemikirannya. Dengan akal dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari. Dan dari semua itu dijadikan untuk menyusun bangunan pemikiran
tentang alam.
Dalam kehidupannya yang terletak di daerah pesisir yang selalu terjebak dengan air
yang merupakan sumber hidup. Sebagaimana ia lihat dalam kehidupan yang
mengambil dari sungai Nil. Dalam kepercayaan Thales merupakan seorang yang
anisme. Anisme merupakan kepercayaan bahwa bukan saja yang hidup yang
mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati.
JEMBATAN ANTARA ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN FILSAFAT
Frank (dalam Soeparmo, 1984), dengan mengambil sebuah rantai sebagai
perbandingan, menjelaskan bahwa fungsi filsafat ilmu pengetahuan alam adalah
mengembangkan pengertian tentang strategi dan taktik ilmu pengetahuan alam.
Rantai tersebut sebelum tahun 1600, menghubungkan filsafat disatu pangkal dan

4
ilmu pengetahuan alam di ujung lain secara berkesinambungan. Sesudah tahun
1600, rantai itu putus. Ilmu pengetahuan alam memisahkan diri dari filsafat. Ilmu
pengetahuan alam menempuh jalan praktis dalam menurunkan hukum-hukumnya.
Menurut Frank, fungsi filsafat ilmu pengetahuan alam adalah menjembatani
putusnya rantai tersebut dan menunjukkan bagaimana seseorang beranjak dari
pandangan common sense (pra-pengetahuan) ke prinsip-prinsip umum ilmu
pengetahuan alam.
Filsafat ilmu pengetahuan alam bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan
pandangan dunia yang di dalamnya ilmu pengetahuan alam, filsafat dan kemanusian
mempunyai hubungan erat. Sastrapratedja (1997), mengemukakan bahwa ilmu-ilmu
alam secara fundamental dan struktural diarahkan pada produksi pengetahuan
teknis dan yang dapat digunakan. Ilmu pengetahuan alam merupakan bentuk
refleksif (relefxion form) dari proses belajar yang ada dalam struktur tindakan
instrumentasi, yaitu tindakan yang ditujukan untuk mengendalikan kondisi eksternal
manusia. Ilmu pengetahuan alam terkait dengan kepentingan dalam meramal
(memprediksi) dan mengendalikan proses alam.

ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI PENJABARAN PEMIKIRAN


POSITIFESME
Positivisme menyamakan rasionalitas dengan rasionalitas teknis dan ilmu
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan alam. Menurut Van Melsen (1985), ciri khas
pertama yang menandai ilmu alam ialah bahwa ilmu itu melukiskan kenyataan
menurut aspek-aspek yang mengizinkan registrasi inderawi yang langsung. Yang
diregistrasi dalam eksperimen adalah cara benda-benda bereaksi atas “campur
tangan” eksperimental kita. Eksperimentasi yang aktif itu memungkinkan suatu
analisis jauh lebih teliti terhadap banyak faktor yang dalam pengamatan konkrit selalu
terdapat bersama-sama. Tanpa pengamatan eksperimental kita tidak akan tahu
menahu tentang elektron-elektron dan bagian-bagian elementer lainnya. Ilmu
pengetahuan alam mulai berdiri sendiri sejak abad ke 17. Kemudian pada tahun 1853,
Auguste Comte mengadakan penggolongan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya
penggolongan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Auguste Comte (dalam Koento
Wibisono, 1996).
Dalam penggolongan ilmu pengetahuan tersebut, dimulai dari Matematika,
Astronomi, Fisika, Ilmu Kimia, Biologi dan Sosilogi. Ilmu Kimia diurutkan dalam
urutan keempat. Penggolongan tersebut didasarkan pada urutan tata jenjang, asas
ketergantungan dan ukuran kesederhanaan. Dalam urutan itu, setiap ilmu yang
terdahulu adalah lebih tua sejarahnya, secara logis lebih sederhana dan lebih luas
penerapannya daripada setiap ilmu yang dibelakangnya (The Liang Gie, 1999). Pada
pengelompokkan tersebut, meskipun tidak dijelaskan induk dari setiap ilmu tetapi
dalam kenyataannya sekarang bahwa fisika, kimia dan biologi adalah bagian dari
kelompok ilmu pengetahuan alam.Ilmu kimia adalah suatu ilmu yang mempelajari
perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi.
Menurut ensiklopedi ilmu (dalam The Liang Gie, 1999), ilmu kimia dapat
digolongkan ke dalam beberapa sub-sub ilmu yakni: kimia an organik, kimia organik,

5
kimia analitis, kimia fisik serta kimia nuklir.Selanjutnya Auguste Comte (dalam
Koento Wibisono, 1996) memberi efinisi tentang ilmu kimia sebagai “… that it
relates to the law of the phenomena of composition and decomposition, which result
from the molecular and specific mutual action of different subtances, natural or
artificial” ( arti harafiahnya kira-kira adalah ilmu yang berhubungan dengan hukum
gejala komposisi dan dekomposisi dari zat-zat yang terjadi secara alami maupun
sintetik). Untuk itu pendekatan yang dipergunakan dalam ilmu kimia tidak saja
melalui pengamatan (observasi) dan percobaan (eksperimen), melainkan juga dengan
perbandingan (komparasi). Jika melihat dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
alam, pada mulanya orang tetap mempertahankan penggunaan nama/istilah filsafat
alam bagi ilmu pengetahuan alam. Hal ini dapat dilihat dari judul karya utama dari
pelopor ahli kimia yaitu John Dalton: New Princiles of Chemical Philosophy.
CONTOH FILSAFAT ALAM
"Apa yang membedakan manusia dengan hewan?"
Dalam diskursus filsafat, khususnya tradisi Barat, hewan selalu dioposisikan dengan
manusia. Hewan dianggap sebagai makhluk yang tidak mempunyai (lack) sesuatu
yang dimiliki manusia. Contohnya, menurut Aristoteles, apa yang membedakan
manusia dengan hewan adalah bahasa (Bourke, 2013: 7).  Manusia memiliki bahasa
yang membuatnya punya kemampuan untuk membedakan apa yang baik dan apa
yang buruk (the just and unjust; the good and evil). Hewan, di sisi lain, hanya punya
suara atau dalam istilah Aristoteles a mere voice. Suara ini bukan bahasa. Suara
menandakan kesenangan (pleasure) dan kepedihan (pain).
Contoh di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak contoh. Giorgio Agamben
menyatakan bahwa dalam diskursus filsafat (Barat) problem mengenai makhluk
hidup tidak pernah didefinisikan secara jelas. Seperti yang ia sampaikan;
“segalanya terjadi seakan-akan, dalam kebudayaan kita [Barat], kehidupan [life; kata
ini merujuk pada kehidupan biologis dan bukan eksistensial] adalah apa yang tak bisa
didefinisikan, namun, karena itu harus terus-menerus diartikulasikan dan dibagi-bagi
[divided].” (Agamben, 2002: 13)

DAFTAR PUSTAKA

-          Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, hlm 4


-          Bahm,Archie, J., 1980., “What Is Science”, Reprinted from my Axiology; The
Science Of Values;44-49, World Books, Albuquerqe, New Mexico, p.1,11.
-          Bertens, K., 1987., “Panorama Filsafat Modern”,Gramedia Jakarta, p.14, 16,
20-21, 26.

6
-          Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,  Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan,  hlm. 234
-          Kneller, George F. 1971. Introduction to the Philosophy of Education. John
Willey Sons Inc, New York.
-          Koento Wibisono S. dkk., 1997., “FilsafatIlmu Sebagai Dasar Pengembangan
Ilmu Pengetahuan”, Intan Pariwara,Klaten, p.6-7, 9, 16, 35, 79.
-          Koento Wibisonn S., 1984., “Filsafat Ilmu Pengetahuan DanAktualitasnya
Dalam Upaya Pencapaian Perdamaian Dunia Yang Kita Cita-Citakan”,Fakultas Pasca
Sarjana UGM Yogyakarta p.3, 14-16.
-          Nuchelmans,G., 1982., “Berfikir Secara Kefilsafatan: Bab X, Filsafat Ilmu
Pengetahuan Alam,Dialihbahasakan Oleh Soejono Soemargono”, Fakultas Filsafat –
PPPT UGMYogyakarta p.6-7.
-          Prasetya, Filsafat Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1997, hlm.33
-          Sadulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
-          Sastrapratedja,M., 1997., “Beberapa Aspek Perkembangan Ilmu
Pengetahuan”, Makalah, Disampaikan Pada Internship Filsafat Ilmu
Pengetahuan,UGM Yogyakarta 2-8 Januari 1997, p.2-3.
-          Sindhunata. 2000. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Kanisius,
Yogyakarta
-          Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu.
Balai Pustaka, Jakarta.
-          Soeparmo,A.H., 1984., “Struktur Keilmuwan Dan Teori Ilmu Pengetahuan
Alam”, PenerbitAirlangga University Press, Surabaya, p.2, 11.
-          TheLiang Gie., 1999., Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. Ke-4, Penerbit
LibertyYogyakarta, p.29, 31, 37, 61, 68, 85, 93, 159, 161.
-          Zamroni. 2000, Paradigma Pendidikan Masa Depan, PT Bayu Indra Grafika,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai