Anda di halaman 1dari 23

RANGKUMAN MATERI FILSAFAT

Mata Kuliah Psikologi Umum

Kelas : E
Dosen Pengampu :
Ibu Rahmah Hastuti, M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh :
Miracle Sweety Mooy (NIM: 705220243)

PROGRAM STUDI SARJANA PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2022
PENDAHULUAN

 Filsafat sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan termasuk psikologi.


 Pada awal perkembangannya hingga abad 19 psikologi dikembangkan oleh para ahli
filsafat yang kurang melandasi pengamatannya pada fakta konkrit, tapi pada refleksi
abstrak dan spekulatif.
 Pada perkembangan psikologi selanjutnya dirasakan perlu melakukan metode lain,
yaitu metode empiris. Kendati psikologi kini sudah berpisah dengan filsafat, tapi
masih memiliki hubungan dengan filsafat, khususnya filsafat ilmu terutama
menyangkut sifat, hakekat dan tujuan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu psikologi.

LATAR BELAKANG PSIKOLOGI

 Aristoteles membagi ilmu pengetahuan teoritis atas fisika, matematika dan


metafisiska (dalam buku sejarah filsafat Yunani, hal 138), maka psikologi sebenarnya
tidak merupakan cabang ilmu pengetahuan tersendiri, melainkan terhitung dalam
fisika.
 Objek penyelidikan psikologi mencakup hal-hal fisis atau alamiah. Psikologi secara
khusus menyelidiki segolongan makluk-makluk fisis, yaitu makluk-makluk yang
mempunyai psyke (jiwa).

TOKOH AWAL PSIKOLOGI

 Wilhelm Wundt (1832-1920) : Sang pendiri psikologi, yang mendirikan laboratorium


psikologi pertama di dunia adalah seorang ketua bagian filsafat di Universitas
Leipzig, Jerman. Bagi Wundt tugas psikologi adalah untuk mempelajari proses dasar
manusia berupa pengalaman langsung, hubungan dan kombinasi pengalaman-
pengalaman itu. Wundt dan pengikutnya kemudian mengembangkan aliran
strukturalisme dalam psikologi.
 William James (1842-1910) : Berpendapat bahwa kesadaran manusia itu bersifat
unik, bersifat pribadi dan setiap saat berubah- ubah. Dengan aliran
fungsionalismenya, James berpendapat psikologi harus meneliti secara mendalam
bagaimana proses mental manusia berfungsi.
 John Watson : Dengan aliran behaviorismenya berpendapat bahwa psikologi
seharusnya mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi di sekeliling
(rangsangan/stimulus) dan perilaku yang dapat diamati (respon).
DEFINISI FILSAFAT ( Prof. Drs. V. M. Napitupulu, M.Ed )

1) Menurut Etymologis
 Latin = Philosophia Yunani : Philosophos ; cinta akan kebijaksanaan
Philos = Suka, cinta, sahabat
Sophos = Hikmah, budi, kebijaksanaan (wisdom).
2) Menurut Sehari-hari
 Ilmu yang menyelidiki kenyataan- kenyataan dan pokok-pokok dari
kebenaran serta watak & tingkah laku manusia.
3) Menurut Cabang yang Melingkupinya
 Epistemologi: Teori pengetahuan
 Etika: Ilmu tentang kesusilaan
 Estetika: Ilmu pengetahuan tentang keindahan yang terdapat di alam / dunia
kesenian
 Logika: Yang mendorong segala pergerakan ialah pikiran.Bagaimana cara
berpikir,supaya dapat mencapai kebenaran sebanyak mungkin. Hasil
pemikiran yang disebut kesimpulan berdasarkan azas berpikir deduktif atau
induktif.
4) Dari Segi Konsepsi Pikiran Manusia
 Sesuatu mengenai pikiran baru, pelopor konsepsi pikiran baru mencari
pengikut yang menganut faham yang sama.
5) Arti yang Berubah Sesuai dengan Perkembangan Sejarahnya
 Pada mulanya, istilah filsafat adalah “ilmu pengetahuan”, dan merupakan
“mother of knowledge” (induk ilmu).
6) Arti Modern
 Mengenai isi filsafat itu sendiri, yakni ajaran tentang sikap hidup.
BAGAN FILSAFAT DAN PSIKOLOGI

Ilmu semu/
Ilmu Faal
pseudo sciences.

Filsafat :Yunani Kuno


Strukturalisme/
Romawi Gereja
Renaissance elementisme (1879)
Asosianisme Lama.

Aliran-Aliran
Konvergensi pasca Wundt
YUNANI KUNO

Pemikir Yunani adalah yang pertama berusaha menjelaskan “asal muasal” segala sesuatu
dengan melihat ke alam, bukan dewa-dewa/mitologi orientasi :

1) ORIENTASI NATURALISTIK
 Kehidupan & benda-benda fisik tidaklah bisa dipisah- pisahkan.
 Tokoh-tokoh :
 Thales : dasar kehidupan adalah Air.
 Anaximande : dasar kehidupan adalah “ruang”.
 Anaximenes : dasar kehidupan adalah Udara.
 Democritus : dasar kehidupan adalah Atom.
 Heraclitus : dasar kehidupan adalah Api.
 Parmenides : yang sejati itu yang tetap/tidak berubah.
2) ORIENTASI BIOLOGIS
 Berpendapat bahwa untuk menjelaskan kehidupan kita harus melihat ke
dalam manusia.
 Tokoh-tokoh :
 Alcmaeon : konsep equilibrium/keseimbangan antara fisik dan jiwa.
 Hippocrates : teori tentang “humor” (=cairan) :
koleris,melankolis,plegmatis,sanguinis.
 Empedocles : love vs strife : yg mengatur 4 anasir tanah,udara,api,air.
Berusaha menjelaskan proses sensasi.
3) ORIENTASI MATEMATIK
 Berusaha menemukan ‘prinsip umum’ yang ada di balik kehidupan/alam.
 Tokoh-tokoh :
 Pythagoras
 Realitas yang kita persepsi sifatnya semu.
 Realitas ‘sejati’ adalah prinsip-prinsip yang melandasi hal-hal yg kita
persepsikan.
 Konsep ‘immortal entity’ yang menjadi sumber kehidupan.
4) ORIENTASI EKLEKTIK(memilah)
 Sifat orientasi : praktis; operasional
 Dipelopori kaum SOFIS
 Tokoh-tokoh :
 Protagoras
 Untuk mencari dasar kehidupan carilah di kegiatan yang dilakukan
makhluk hidup.
 Jika ada yg mencari selain yang di atas, perlu diwaspadai : Skeptik.
 Gorgias
 Yang tidak bisa ditangkap oleh indera sensoris = tidak ada.
 Sumber pengetahuan satu-satunya nya adalah indera sensoris kita.

 Thales (625 – 547) :


 Filsuf pertama dalam tradisi filsafat barat.
 Mencoba membaca gejala alam tanpa mengaitkan dengan kehendak
para dewa.
 Segala sesuatu berasal dari unsur primer physis (Zat atau elemen utama
dimana semua yang ada di alam semesta diturunkan/berasal dari elemen
utama tersebut).Thales menyebut bahwa physis itu adalah air. Unsur
penyusun alam semesta adalah air.Hidup tergantung pada air; dunia
berasal dari air (filsahat metafisikanya).
 Physis : Zat atau elemen utama dimana semua yang ada di alam
semesta diturunkan/berasal dari elemen utama tersebut.
 Harta bersifat baik, jika diperoleh dengan cara tidak baik yakni merugikan
orang lain (filsafat metafisikanya:cabang filsafat yang berkaitan dengan
proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan
realitas yang menyertainya).
 Ahli bidang geometri dan astronomi.Memprediksi gerhana untuk
pengembangan metode navigasi berdasarkan bintang dan langit.
 Kasus terkait psikologi : Thales
Gangguan jiwa pada masa era pra modern diyakini disebabkan oleh
setan. Tindakan yang dilakukan orang pada zaman tersebut adalah
melakukan pengeboran (trephining) di bagian tengkorak kepala untuk
mengusir setan yang dipercayai berada di kepala(7000 –3000 SM).
Kemunculan mereka dengan ilmu tradisinya disebut dengan dasar (roots)
psikologi klinis. Hingga zaman modern ini, untuk penanganan gangguan-
gangguan jiwa, telah bermunculan pendekatan-pendekatan psikologi
secara ilmiah seperti psychodynamic approach, humanistic approach,
behavioral approach, cognitive approach, dll.
 Anaximander (610 – 547 SM) :
 Belajar kepada Thales : Air adalah senyawa dari bahan yang lebih
mendasar
 Fisis adalah sesuatu yang memiliki kemampuan untuk menjadi apapun.
“Sesuatu” disebut tanpa batas atau tidak terbatas,terus berubah.
 Mengajukan teori evolusi yang belum sempurna.
 Individu mengalami perubahan pada fisik, kognitif, dan sosioemosional (janin
hingga dewasa).
 Heraclitus (540 – 480 SM) :
 Semua hal di alam selalu berubah, mengalir (tidak diam), penuh persaingan
dan bersifat abadi.
 Alam tersusun dari tiga unsur: api, tanah dan air. Api dianggap sebagai
elemen utama (phisis) karena di hadapan api semuanya berubah menjadi
sesuatu yang lain.
 “Tidak ada yang “ada”, sebaliknya semuanya menjadi.”
 Konsep kosmologisnya: harmoni alam semesta sebagai hasil keseimbangan
interaksi dari pasangan yang tampaknya berlawanan.Ia beranggapan bahwa
Tuhan adalah Siang dan Malam, Musim Dingin dan Musim Panas,Kedamaian
dan Peperangan,serta Kekenyangan dan Kelaparan.
 Kosmologi: Studi tentang asal,struktur, dan proses yang mengatur alam
semesta.
 Api menggambarkan karakter orang yang bersemangat, kuat, kerja keras.
sedangkan air adalah karakter orang yang malas, lemah, suka mengantuk.
 Keseimbangan (trait/kepribadian, kesehatan mental dan fisik).
 Pythagoras (580 – 500 SM) :
 Matematika dapat digunakan sebagai model untuk menjelaskan dan
memprediksi alam.
 Semua yang ada di alam semesta ditemukan dalam angka dan hubungan
numerik.
 Pythagoras mendalilkan dua dunia, satu fisik dan satu abstrak,keduanya
berinteraksi satu sama lain.Mendalilkan dualisme dalam manusia, tubuh dan
kekuatan nalar/fungsi jiwa.
 Ia mengamati bahwa perpaduan nada yang harmonis dihasilkan ketika satu
senar pada kecapi persis dua kali panjang senar lainnya. Artinya kecapi
harus memiliki hubungan tertentu dengan yang lain untuk menghasilkan
suara yang menyenangkan dan harmonis. (Ini mungkin hukum psikologis
pertama, yakni hubungan sistematis string pada alat musik terkait dengan
peristiwa psikologis kenikmatan suara yang dirasakan, musik memiliki
kekuatan terhadap jiwa).
 Terapi musik “Terapi music kognitif perilaku untuk menurunkan kecemasan
pada penderita tekanan darah tinggi”.
 Relaxation training (Behavior therapy).
 Kasus psikologis : Pythagoras
Musik dapat digunakan untuk membantu penyembuhan gangguan-gangguan
emosi individu. Sebuah penelitian (Wiliyanto & Adiyanti, 2012) dilakukan
untuk mengetahui apakah terapi musik perilaku kognitif dapat mengurangi
kecemasan penderita hipertensi. Setelah dilakukan penelitian tersebut
kepada sejumlah wanita berusia 40 – 60 tahun dengan hipertensi maka hasil
penelitian menunjukkan: terapi musik perilaku kognitif dapat mengurangi
kecemasan penderita hipertensi. Senada dengan apa yang diungkapkan oleh
Pythagoras bahwa musik terkait dengan peristiwa psikologis dimana individu
dapat menikmatinya sehingga memiliki kekuatan terhadap jiwa.
 Democritus (460 – 370 SM) :
 Dianggap sebagai terakhir dari kosmolog Yunani kuno
 Penyusun dasar dari alam semesta adalah atom-atom yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi dan bergerak dengan konstan di ruang hampa. Manusia juga
kumpulan dari atom.
 Konotasi modern teori atom: Determinsime (alam semesta memiliki hukum
sebab akibat.
 Dalam Sensasi dan persepsi ditawarkan pentingnya eidola (emanasi).
 Sensasi dan persepsi muncul ketika atom (bukan replika kecil) muncul dari
permukaan benda dan masuk ke tubuh melalui salah satu dari lima sistem
sensorik (bukan tubuh pori-pori) dan ditransmisikan ke otak (bukan jantung).
 Kosmologi: Studi tentang asal struktur dan proses yang mengatur alam
semesta.
 Eidola (plural, eidolon: Replikasi kecil/halus yang berasal dari permukaan
benda di lingkungan, memungkinkan benda-benda untuk diketahui/dipahami.
 Hippocrates (460 – 377) :
 Menempuh pendidikan di sekolah terkenal di Cos,menerima pelatihan medis
dari ayahnya, dan praktisi medis lainnya.Di Athena, memperoleh kemahiran
luar biasa dalam diagnosis, prognosis,dan pengobatan penyakit.
 Tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan itulah
tugas dokter untuk memfasilitasi penyembuhan alami ini.
 Hal terburuk yang dapat dilakukan dokter: mengganggu kekuatan
penyembuhan alami tubuh. Mereka juga menekankan pada perawatan
pasien yang total dan unik dan bukan penyakit. Menekankan dokter yang
pengertian dan seorang pasien yang penuh kepercayaan dan harapan.
 Sumpah Hipokrates: Melarang aborsi dan bunuh diri yang dibantu dokter. Ia
percaya bahwa kedua tindakan itu adalah sebagai penghinaan terhadap para
dewa.
 Hippocrates, Stelmack dan Stalikas (1991) menghubungkan empat humor
dari tubuh dengan empat temperamen (istilah temperamen berasal dari kata
kerja Latin temperare artinya "mencampur"). Jika salah satu humor
mendominasi, orang tersebut menunjukkan karakteristik yang terkait dengan
humor tersebut.
 Socrates (469 – 399 S.M.) :
 Lahir di Athena tahun 469 S.M. dari seorang pemahat bernama Sophrouiscus
(ayahnya) dan seorang dukun beranak yang bernama Phaendeto (ibunya).
 Setelah ayahnya meninggal, menjadi pemahat lalu meninggalkan pekerjaan
tersebut untuk berkecimpung di dunia filsafat.
 Tidak menagih upah dari ajarannya.
 Inti pembahasannya adalah seputar manusia, kesusilaan, dan masyarakat.
Beliau mengakui adanya kebenaran umum.
 Istri Socrates, Xantippe, adalah seorang wanita bodoh dan kejam. Socrates
mengaku kekejaman dan kebodohan tersebut mendidik dirinya menjadi orang
yang penyabar.
 Socrates terkenal sebagai seorang yang memiliki kerendahan hati dengan
selalu menganggap dirinya bodoh dan sebagai seorang yang sangat sabar.
 Dua kutub puncak kemasyurannya:
1) Kutub pertama: Sebagai seorang paedagog.
2) Kutub kedua: Sebagai seorang filsuf.
 Dituduh menghasut pemuda karena ajarannya yang dianggap dapat
menimbulkan pemberontakan, Socrates divonis hukuman mati dengan
meminum racun pada 399 S.M.
 Filsafat Socrates :
 Adanya Kebenaran Umum
- Suatu “kebenaran umum” terlepas dari pendapat seseorang yang
menganggapnya benar serta berlaku sepanjang masa sebab telah ada
dan tetap ada, tidak pula berubah.
- Diperoleh dengan mencari terus menerus dan memajukan pertanyaan.
 Teori Pengetahuan :
- Pengetahuan INSIGHT, pengetahuan yang bersumber pada diri sendiri.
Pengetahuan yang benar hanya dapat diperoleh, apabila ia kembali pada
diri, mengenal diri sendiri.
 Ajaran Kesusilaan :
- Prinsip yang menguasai pandangan hidup dan pandangan dunia bagi
Socrates ialah:
1) Dasar alam manusia itu adalah baik.
2) Dalam setiap manusia ada kemauan untuk memperoleh
pengetahuan insight.
3) Mengetahui pada dasarnya sama halnya dengan berbuat;
Pengetahuan itu berguna untuk perbuatan kesusilaan. Mengetahui
ialah arete (budi pekerti yang baik). Knowledge is virtue.
- Pertanyaan pokok dalam ajaran kesusilaan klasik:
1) Apakah yang baik bagi manusia?
2) Bagaimana orang harus berbuat?

- Yang baik ialah “MENGETAHUI”. Budi pekerti yang baik berdasarkan


mengetahui. Apabila seseorang telah mengetahui “yang baik”, pada
dasarnya otomatis ia berbuat “yang baik”. Mengetahui pada hakekatnya
sama dengan berbuat.
 Plato (427 – 347 S.M.) :
 Merupakan murid ternama Socrates dan anak bangsawan, dilahirkan di
Aegina pada tahun 427 S.M. Ariston (ayahnya) keturunan Codros, raja
terakhir di Athena. Perictione (ibunya), merupakan wanita yang pandai,
sarjana hukum dari keturunan Solon.Berawal menjadi tentara, lalu penyair,
dan terakhir menjadi filsuf dibawah pimpinan Oratylus. Berguru pada
Socrates selama 8 tahun ketika usianya 20 tahun.Setelah Socrates mati,
Plato meninggalkan Athena selama 13 tahun dan ketika kembali mendirikan
sekolah bernama Akademia.Akademia masih tetap berdiri sesudah Plato
meninggal (umur 81 tahun) selama 33 tahun dibawah asuhan kemenakannya
yang bernama Speusippus.Plato dikenal sebagai filsuf matematik dan
seorang seniman.
 Filsafat Plato :
 Ajaran Ide :
- Ada 2 dunia:dunia Idee dan dunia materi.
- Dunia Idee adalah alam kenyataan, yang bersifat tetap, tidak berubah dan
kekal.
- Dunia materi adalah yang dapat ditangkap dengan panca indera dan
sifatnya sementara.
- Pada mulanya, jiwa berada pada dunia Idee yang jatuh ke bumi, masuk
ke dalam gua gelap, dan ditahan dalam tubuh manusia karena bersalah.
- Meskipun begitu, jiwa masih memiliki memori tentang kenyataan pada
dunia Idee sebelum ditahan dalam tubuh manusia.
 Teori Pengetahuan :
- Menurut Plato,perubahan ada ditingkat alam yang dirasa/ditangkap
dengan panca indera,sedangkan kekekalan berada ditingkat alam
kenyataan (dunia para Idee).
- Pada dasarnya manusia sudah mengandung segala pengetahuan yang
didapat waktu dilahirkan,segala pengetahuan di dasarkan oleh ingatan
memori, sebelum jiwa dipersatukan dengan badan.
- Dari hal tersebut, manusia memiliki 3 bidang:
1) Bidang penilikan: dengan aksi panca indera, sifatnya berubah-
ubah.
2) Bidang pemikiran: dengan aksi akal budi membentuk pengertian
untuk menghubungkan bidang penilaian dan bidang kenyataan.
3) Bidang kenyataan: dengan aksi intuisi (keyakinan bahwa
kebenaran yang timbul bukan karena berdalil, melainkan paham
yang timbul secara tiba-tiba).
 Filsafat Plato – Ajaran Kesusilaan :
 Inti problema adalah menemukan apa yang patut atau disebut “Kebaikan”
melalui akal budi yang didasari berbagai pengetahuan.
 Ada 2 segi perkembangan:
1) Mengembangkan budi pekerti yang baik (kebijaksanaan, keberanian,
penguasaan diri dan keadilan).
2) Mengembangkan daya berpikir dengan mempelajari ilmu pasti dan
filsafat.
 Tugas manusia adalah supaya naik ke dunia para Idee. Puncak dari segala
Idee adalah Idee Kebaikan. Digambarkan dengan susunan piramida yang
berpuncak pada Ide Kebaikan tertinggi (eros), menggantikan kata
Tuhan/Allah. Untuk mengenalnya orang harus memandang ke dalam diri
sendiri.
 Struktur Jiwa Kecil (jiwa manusia),Susunan jiwa manusia terdiri dari 3 macam
daya:
1) Daya berpikir (di otak).
2) Daya kemauan (keberanian, di dada).
3) Daya hasrat (di perut).
 Struktur Jiwa Besar (jiwa masyarakat),3 tenaga diikut sertakan pada 3 lapisan
masyarakat:
1) Pemerintah – pemikir (filsuf-filsuf) = daya berpikir.
2) Tentara – pemberani = daya kemauan.
3) Rakyat – pemakan (golongan pekerja, petani) = downword infiltration
theory.
 Pendidikan merupakan kewajiban negara. Menurut Idee Negara segala
sesuatu yang dipunyai manusia, harus dipunyai negara dan digunakan; Tidak
ada milik tersendiri (privat eigendom).
 Aristoteles (384 – 322 S.M.) :
 Dilahirkan di kota Stagira, negeri Macedonia tahun 384 S.M. Ayahnya
bernama Vedomachus, seorang tabib dari raja Macedonia Amyntas II.Di
umur yang muda, Aristoteles sudah mempelajari ilmu ketabiban namun
berhenti untuk berkecimpung di dunia filsafat.belajar 3 tahun lamanya di
Athena, lalu menggabungkan diri dengan murid-murid Plato. Merupakan
murid paling pintar diantara murid-murid Plato lainnya, dan dijuluki “Akal
Sebelah”. Selagi berguru kepada Plato, mendirikan sekolah di Athena yang
mengajarkan mata pelajaran berpidato, retorika dan logika. Setelah Plato
meninggal, Aristoteles meninggalkan Athena dan pindah ke Atarneus. Di
sana ia menikah dengan Pythian kemanakan Raja Hermias. Di tahun 334
S.M., ia kembali ke Athena dan mendirikan sekolah “Lyceum”, pusat ilmu
biologi dan kedokteran, dimana ia lebih kurang mengajar selama 12 tahun
lamanya serta mengarang kira-kira 100 buah buku-buku dan menyusun
ensiklopedia.Di tahun 322 S.M., Aristoteles pergi ke kota Chakkis, di sana ia
menderita penyakit lemah pencernaan dan meninggal.
 Filsafat Aristoteles – Hule Morfe :
 Tiap substansi adalah hule (materi, zat) yang disambung dengan morfe
(eddos, bentuk, rupa). Substansi punya tujuan yaitu mendekati jenis am
genusnya (kelompoknya) dan diketahui melalui aktivitas pancaindera dan
aktivitas akal budi.
 Morfe merupakan bentuk prinsip hidup yang lebih tinggi, sebab morfe sifatnya
aktif dan hule pasif.
 Digambarkan sebagai bangunan bersusun, dengan Tuhan di puncak,
manusia ditengah, dan mahluk serta benda mati lain diatas atau di bawah
manusia.
 Teori Aristoteles mempunyai pengaruh biologi, prinsip, entelechie (hubungan
kekal, mempunyai tujuan dan teori perkembangan yang menuju ke
kesempurnaan).
 Makhluk sudah sempurna apabila menuju kepada suatu penggerak yang
tidak lagi digerakkan yang lain. Penggerak tersebut disebut Tuhan/Allah.
 Aktivitas akal budi yang dapat menaikkan suatu substansi ke substansi yang
lebih tinggi. Akal budi memiliki 9 buah saluran.
 Jiwa merupakan permulaan hidup.Manusia berjiwa, manusia dapat bergerak.
Jiwa adalah gerak menurut kemauannya dan bukanlah gerak paksa. Hewan
dan tumbuh-tumbuhan pun mempunyai jiwa.
 Taraf-taraf hidup:
1) Taraf vegetatip mempunyai jiwa vegetatip (tumbuh-tumbuhan).
2) Taraf animal mempunyai jiwa berakal (manusia).
3) Taraf human mempunyai jiwa animal (hewan).
 Filsafat Aristoteles :
 Logika :
- Yang mendorong segala pergerakan ialah pikiran. Bagaimana cara
berpikir, supaya dapat mencapai kebenaran sebanyak mungkin.
- Mulai berfikir mengenai apakah yang logis antara lain Syllogisme, yakni
cara kita mengambil kesimpulan yang deduktif dari ketentuan yang am
dan ketentuan yang spesial (kecil).
Contoh:
1) Semua filsuf sombong hati (Ketentuan yang am) (Premisse
Mayor).
2) Plato adalah seorang filsuf (Ketentuan spesial) (Premisse Minor).
3) (Jadi): Plato sombong hati (Kesimpulan) (Conclusio).
- Menarik kesimpulan didapat dengan cara deduksi (dimulai dari yang
umum ke yang khusus).
- Aristoteles mengimbangi pengertian pengalaman dengan pengertian logis
(ilmiah) melalui tingkatan berikut:
1) Analisa atau menguraikan.
2) Komparasi atau membandingkan (menganalisa).
3) Abstraksi atau menggabungkan (mensyntesa).
- Cara berfikir ada dua macam: Induksi dan Deduksi.
 Etika (Ajaran pertengahan – The Doctrine of the Mean) :
- “Kehidupan yang baik” adalah kehidupan bahagia. “Bahagia” adalah
kegiatan rohaniah yang sesuai dengan kebajikan yang
sempurna.“Bahagia” bukanlah sesuatu yang statis (diam) melainkan
suatu aktivitas.
- Aristoteles menguraikan tentang negara di bukunya Polotica.Bentuk
pemerintahan yang baik adalah pemerintah yang mengutamakan
kebahagiaan masyarakatnya.
 Ilmu Jiwa Pendidikan Aristoteles :
- Periode perkembangan manusia dari lahir hingga dewasa dibagi menjadi
3 septima (1 septima = 7 tahun):
1) Septima pertama (periode anak-anak) : Ditutup dengan pergantian
gigi. Memfokuskan pendidikan jasmani.
2) Septima kedua (periode intellektuil) : Ditutup dengan permulaan
pubertas, pendidikan budi pekerti diutamakan.
3) Septima ketiga (pubertas) : Masa pertumbuhan pikiran,
mengutamakan pendidikan pikiran pada teori dan praktek.
 Filsafat Besar Sesudah Aristoteles :
 Epicurisme:
- Bahagia = Perasaan yang dialami oleh seseorang, bila keadaan hidupnya
sesuai dengan tujuan-tujuan dan cita-citanya, bila kemauannya tidak
berlawanan dengan keadaannya.
- Eudemonisme: Filsafat yang berpendapat bahwa segala tingkah laku
orang berdasarkan keinginan akan bahagia.
- Epicurisme: Hedonisme, hedone = kesenangan, perasaan enak. Tujuan
dari segala tindakan manusia ialah kesenangan dan kenikmatan hidup
semata-mata.
- Dipimpin Epicurus (341 – 270 S.M.), tujuan Epicurisme adalah
mengokohkan bahagia manusia, dengan cara yang sesuai dengan
kesanggupan manusia.
- Golongan Epicurus meletakkan dasar dari ilmu masyarakat yang
individualisme dan utilistis (berdasarkan kepentingan)
- Teori pengetahuan Epicuristis : Sumber pengetahuan kita yaitu penilikan
(pengetahuan) dengan pancaindera.
- Epicurisme berpendapat bahwa tujuan pemikiran ialah mencari azas-azas
yang tersembunyi di dunia jaman itu atom. Obyek yang kita lihat
merupakan perhimpunan para atom yang memiliki perbedaan rupa, berat,
besar dan dalam pergerakan yang tak berhenti.
- Apakah manusia tersusun dari atom?
1) Pandangan materialistis: Ya, badan mansuia dari atom kasar dan
jiwanya dari atom yang halus. Karena manusia suatu atom yang
tumbuh sementara, maka keduanya akan fana
2) Pendapat determinisme: bahwa segala-segalanya dalam
kehidupan manusia sudah ditentukan duluan, tak dapat diubah
oleh keputusan manusia sendiri.
3) Pendapat optimis: Manusia sedikit dapat mengemudikan
pergerakan-pergerakan atom yang ada padanya, terutama atom-
atom yang halus (jiwa), artinya manusia dapat mencari
kebahagiaannya (kesehatan badan dan perdamaian hati).
 Stoa :
- Sekolah ini mempunyai 3 periode:
1) Stoa Gerika (Zeno).
2) Stoa Menengah (Panaetius).
3) Stoa Romawi (Seneca).
- Teori Ilmu Pengetahuan :
Didasarkan pada evidensi, yaitu diperoleh dengan perantaraan
pancaindera. Evidensi dengan terus terang kelihatan dari obyek (barang
yang tampak), bukan dari intuisi.
- Menurut Stoa :
1) Pengetahuan manusia yang sungguh itu ialah evidensi.
2) Lain dari pada itu faham-faham para pengertian yang umum (Am)
tidak ada hakekatnya, tidak ada realitanya.
- Teori Keadaan di Dunia :
Yang dianggap hakekat di dunia hanyalah material. Ada dua prinsip yaitu:
1) Yang pasif = materi yang ada.
2) Yang aktif = materi yang amat halus sampai tak terlihat oleh mata,
namun ada.
- Pendapat sekolah Stoa : Keadaan di dunia adalah satu harmoni dari
Allah.
- Etika menurut Stoa : Manusia itu harus berlaku menuju keharmonisan,
harus bertingkah laku menurut hamoni didalam jiwa kita yaitu menurut
akal budi yang sehat.
- Cita-cita Stoa : bebas dari hawa nafsu, jangan simpati, tetapi yang perlu
disempurnakan a-pathi saja (mematikan rasa). Hidup bahagia dapat
tercapai, jika orang tahu menguasai segala perasaan dan hawa nafsunya.
- Ada 4 kebajikan bagi manusia: Kejujuran, Kesopanan, Kebenaran dan
Keberanian.
- Cita-cita tertinggi : Agar tiap-tiap manusia berdaulat sendiri, tidak usah
minta tolong dari siapapun – cita-cita itu disebut Autarkie.
- Pandangan Stoa : Tidak boleh membeda-bedakan manusia. Stoa
memandang manusia sebagai makhluk masyarakat, yang karena
kodratnya sudah ditetapkan untuk hidup bermasyarakat.Tidak terbatas
pada negara saja, melainkan meliputi seluruh umat manusia
(Cosmopolitisme).
 Skepsis :
- Sceptis = ragu-ragu saja.
1) Filsafat : Ajaran bahwa segala pengetahuan itu tiada pasti: Cara
penentuan yang ragu. Skeptisisme (dogmatisme).
2) Keadaan ragu-ragu dari pikiran.
3) Kebimbangan atau tidak percaya terhadap sesuatu agama yang
ber Tuhan Maha Esa seperti: Islam, Kristen, Jahudi.
- Scepticus = peragu, orang yang suka ragu-ragu (baca: skeptikes).
- Dua macam skepsis:
1) Segala yang mengingkari segala macam pengetahuan yang
hendak berlaku umum.
2) Skepsis yang tak mau mengakui sesuatu pengetahuan, sebelum
pengetahuan itu mempunyai dasar secukupnya.
- Pemimpin sekolah skepsis = PHYRRO ( 365 – 275 S.M.):Phyrro memiliki
satu pusat pemikiran yang penting yaitu: mencari tingkah laku yang ideal,
yaitu cara hidup, cara berlaku di dunia.
- Yang dianggap ideal : Pengetahuan yang sungguh-sungguh tidak dapat
dikumpulkan, tidak ada kebenaran 100 persen, tidak ada soal yang tentu.
- Filsafat : Tak boleh percaya pada salah satu sistem filsafat. Karena itu ia
selalu menghubungkan dengan segenap aliran-aliran yang lain,
eklektisisme. (ek = dari, lektisisme = lektuur, lektor = membaca).
- Aliran elektisisme ialah aliran orang yang suka mengumpulkan dengan
membaca pikiran-pikiran dari beberapa sistem.
 Neo – Platonisme :
- Pemimpinnya: PLOTINUS (204 – 270 S.M.) : Plotinus membangun satu
filsafat yang dicampur tetapi yang religius. Ada yang mengatakan bahwa
Plotinus dipengaruhi oleh agama Kristen.
- Ada 2 yang baru (neo) yang sangat dipentingkan yaitu :
1) Filsafat tentang kebatinan.
2) Ketidak berbatasan (Tiada berkesudahan).
- Kebatinan: Yang lebih penting mengalami dengan cara batin manusia itu
dipersatukan dengan Allah yang dipilih sebagai pokok pikirannya bukan
perhubungan manusia dengan materi atau keadaan dunia ini.
- Ketidak terbatasan : Yang tak terbatas itulah yang sudah sempurna.
Morfe adalah terbatas dan kurang sempurna. Yang tak terbatas lebih
sempurna daripada yang terbatas.
- Plotinus percaya, persatuan dapat disampaikan dengan perantaraan
dunia yang lahir, tetapi dunia lahir itu juga mengancam persatuan.
Pikiran-pikiran itu dikumpulkan jadi salah satu sistem, yang ada 2 bagian
yakni :
1) Kosmogoni: Bagaimana dunia ini terjadi (disusun dari atas ke
bawah).
2) Anthropologi: Bagaimana keadaan manusia (disusun dari bawah
ke atas).

 Filsafat Menurut Para Filsuf :


 Plato : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
 Epicurus : Filsafat adalah semacam cara untuk mencapai kepuasan serta
menikmati kebahagiaan hidup ini.
 Cicero : Filsafat adalah pengetahuan keilmuan yang paling tinggi, serta
mencari jalan untuk memperoleh ilmu itu.
 Descartes : Filsafat adalah kumpulan dari segala pengetahuan batin, bermula
dengan “kegelisahan berpikir”.

 Tokoh Gereja :
 St. Augustine :
- Manusia punya dorongan baik dan dorongan jahat.
- Dorongan jahat harus ditekan/dilawan = dengan cara menimbulkan rasa
takut.
- Cara menimbulkan rasa takut itu pada setiap orang berbeda = individual
differences.
- Jiwa/roh/mind itu terdiri dari fakultas-fakultas (faculties).
 St. Thomas Aquinas :
- Tidak setuju dengan pandangan yang menyamakan “mind” (jiwa) dengan
“soul” (roh) = pandangan ini membuat agama dan ilmu pengetahuan
bertentangan.
- Agama = mencari kebenaran di “akhirat”.
- Science = mencari kebenaran di alam, lewat pengamatan empiris.
- Aquinas percaya bahwa manusia punya free will = maka dari itu “Akal”
sangatlah penting.
 Renaissance :
 Thomas Hobbes :
- Mengemukakan teori mekanis.
- Membedakan “dasar” dan “tujuan” dari tingkah laku.
- Dasar perilaku : hasrat mendekati sesuatu (apetite) dan menjauhi sesuatu
(aversion).
- Tujuan perilaku : memenuhi kepentingan diri sendiri = manusia pada
dasarnya selfish.
- Orang harus mengakui hak orang lain supaya haknya terpenuhi = kontrak
sosial.
 Francis Bacon :
- Menganggap bahwa selama ini metode induktif terabaikan, padahal
hanya dengan metode itu kita bisa sampai ke pengetahuan yang objektif.
- Metode sains seharusnya difokuskan pada metode induktif.
- Elemen penting riset ilmiah menurut Bacon :
1) Ada observasi terhadap hal khusus yg dicatat secara kuantitatif =
sehingga bisa direplikasi.
2) Peneliti harus berusaha seobjektif mungkin = harus skeptis, tidak
menerima hal-hal yang tidak bisa diuji lewat observasi.
 Rene Descartes :
- Satu-satunya hal yang pasti bagi kita adalah fakta bahwa kita menyadari
keberadaan diri kita = cogito ergo sum.
- Sensasi panca indera adalah sumber info yang akurat.
- Ada 2 “dunia” pada diri manusia :
- Dunia fisik = mengikuti hukum-hukum mekanik = reflek = ranah ilmu
fisiologi.
- Dunia spiritual = mengikuti aturan reasoning = ranah ilmu psikologi.

 Ilmu-Ilmu Semu (Pseudosciences) :


 Phrenologi - Franz Joseph Gall :
- Jiwa terbagi ke dalam 42 “fakultas”.
- Ke-42 fakultas diwakili oleh lokasi tertentu pada tengkorak .
- Dengan meraba tengkorak kita bisa tahu fakultas mana yang menonjol
pada individu yang bersangkutan.
 Physiognomi :
- Cesare Lombrosso = kepribadian bisa dibedakan menurut raut muka.
- Ernst Kretschmer & W.H. Sheldon = kepribadian bisa dibedakan menurut
bentuk/ tipe tubuh.
 Mesmerisme - Franz Anton Mesmer :
- Dalam diri seseorang terdapat cairan yang berdaya magnit yang bisa
digunakan untuk menyembuhkan orang.

 Ilmu Faal :
 Sir Charles Bell :
- Di dalam tubuh ada 2 macam saraf : sensoris dan motoris.
- Menemukan indera yang berfungsi untuk mengetahui posisi & gerak
tubuh = kinestetik.
- Mempelopori studi tentang indera pengecap.
- Menemukan bahwa di dalam “cochlea” ada syaraf-syaraf yang tersususun
sedemikian rupa untuk mendeteksi suara bernada tinggi s/d rendah.
 Francois Magendie :
- Secara terpisah menemukan saraf motoris & sensoris.
- Menemukan syaraf majemuk (motoris + sensoris).
- The law of forward direction
 Johannes Peter Muller :
- Hukum energi spesifik : pada satu indera hanya bisa terdeteksi satu jenis.
 Marshal Hall :
- Banyak mengemukakan hal yang sama dengan J.P. Muller.
- Perbedaannya:
1) Hall = refleks hanya tergantung pada spinal cord.
2) Muller = ada sebagian refleks yang dipengaruhi otak.
 Paul Broca :
- Menemukan lokasi di otak yang mengatur bicara (speech) = pusat Broca.
- Jika terganggu pada pusat Broca maka individu akan mengalami aphasia
(tidak bisa berbicara meskipun tidak ada gangguan pada mulut & telinga).
 Gustav Theodor Fechner :
- Menyamakan jiwa dengan badan.
- Mengemukakan konsep JND (just noticeable differences) rangsang saja.
 Herman Ludwig Ferdinand von Helmholtz :
- Menganggap ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu faal dan ilmu faal
bagian dari ilmu alam = bisa dijelaskan dengan hukum-hukum fisika.
 Sir Francis Galton :
- Salah seorang pelopor psikometri.
- Yang diukur : ketajaman penginderaan.
- Menemukan tes asosiasi kata, teknik korelasi.
- Berpendapat bahwa ciri-ciri psikologis dapat diturunkan.
 Emil Kraepelin :
- Terkenal karena penggolongannya terhadap penyakit jiwa (psikosis).
- Penyebab gangguan jiwa ada pada aspek fisiologis, bukan psikologis.
- Tapi ia menemukan metode psikologis untuk mendeteksi gangguan =
salah satunya adalah tes Kraepelin.

 Elementisme/Strukturalisme :
 Wilhem Wundt :
- Sosiolog, filsuf, pakar hukum, dokter, psikolog.
- Mendirikan lab psikologi pertama di Leipzig tahun 1879.
- Immediate experience vs mediate experience.
- Psikologi vs fisika.
- Selb-beobachtung (introspection; self-report).
- Wundt sendiri sebenarnya bukan strukturalis murni, sistematika
psikologinya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
 E.B. Titchener :
- Murid Wundt.
- Memperkenalkan strukturalisme di AS.
- Memfokuskan diri pada penelitian dengan subjek orang dewasa normal
(berlawanan dengan rata-rata ahli AS).
- Sering terlibat pertentangan dengan para ahli psikologi AS =
strukturalisme tidak berkembang.

 Aliran Wurzburg (Oswald Kulpe) :


 Pernah menjadi asisten Wundt.
 Mendirikan lab di Wurzburg (1896).
 Meletakkan dasar studi tentang proses berpikir.
 Baginya proses berpikir tidak terkait dengan penginderaan (sensation free/
imageless) & dapat diselidiki secara eksperimental.
 Metode: introspeksi (sama dengan Wundt).

 Psikologi Ganzheit (Karl Buhler) :


 Salah satu pendukung aliran Wurzburg.
 Menentang elementisme Wudnt.
 Psikologi dipelajari secara Holistik.
 Fenomena kejiwaan harus dilihat sebagai sesuatu yg MENYELURUH atau
dilihat sebagai satu TOTALITAS (=Ganzheit).
 Pelopor psikolinguistik.

 Fungsionalisme :
 William James :
- Fungsionalisme dipelopori oleh beliau dibagi menjadi kelompok Chicago
dan Columbia.
- Tujuan : menjelaskan mind/ jiwa berdasarkan fungsinya.
- Metode : introspeksi, eksperimen, observasi tingkah laku.
- Teori James – Lange:
1) Kesadaran adalah hasil evolusi.
2) Kesadaran sifatnya dinamis.
 John Dewey :
- Kelompok Chicago.
- Teori & metode “learning by doing”.
- Segala pemikiran & perbuatan pasti bertujuan.
- Memandang respons dan stimulus sebagai satu totalitas.
 James Mckeen Cattell :
- Kelompok Columbia:
1) Fungsionalisme tidak perlu dualistis, manusia harus dilihat sebagai
satu kesatuan utuh.
2) Fungsionalisme tidak perlu deskriptif, yang penting adalah mencari
hubungan antara satu Tl dengan Tl yang lain/ sesuatu di
lingkungan.
 Edward Lee Thorndike :
- Kelompok Columbia.
- The Law of effect.
- The Law of Exercise (the law of disuse & use).
- Konsep Transfer of training.

 Behaviorisme :
 Ivan Petrovich Pavlov :
- Bukan psikolog, tapi ahli ilmu faal.
- Aktivitas psikis = rangkaian refleks-refleks.
- Classical conditioning.
 John Broades Watson :
- Pendiri behaviorisme di AS.
- Menganggap metode introspeksi tidak ilmiah.
- Psikologi seharusnya mempelajari tingkah laku yang OVERT (terlihat;
terukur).
- Tingkah laku COVERT boleh diplejari asal bisa diterangkan dalam
“implicit motions”.
 Edward Chase Tolman :
- konsep tingkah laku molar & molekular (refleks).
- tingkah laku yg bertujuan adalah yg molar.
- B = f (S,A).
 F. Skinner :
- Tidak setuju dengan Tolman.
- B = f (S).
- Konsep operant conditioning.

 Psikologi Hormik/Purposif (William Mcdougall) :


 Tingkah laku selalu bertujuan, bukan suatu proses mekanistik belaka.
 Mengemukakan teori-teori/konsep:
 Instink.
 Sentimen.
 Group Mind = dalam buku “Social Psychology.

 Teori Konvergens (William Louis Stern) :


 Menganggap bahwa teori-teori yg berbeda-beda sebenarnya bisa saling
melengkapi.
 Tokoh applied psychology.
 Menemukan konsep I.Q. (intelligence quotient).
 IQ = MA/CA x 100%.

 Psikologi Gestalt :
 Psikologi Gestalt dimulai di saat yg hampir bersamaan dg behaviorisme di
AS.
 Pelopor : Max Wertheimer.
 Arti “gestalt” bisa sangat bermacam2 = form; shape; peristiwa, hakikat, dll.
 Psikologi gestalt mempelajari suatu gejala sebagai satu keseluruhan/
totalitas.
 Hukum-hukum Gestalt :
1) Law of proximity/hukum kedekatan.
2) Law of Closure/ketertutupan.
3) Law of equivalence (similarity.
 Franz Brentano :
- Pelopor psikologi fenomenologi.
- Mengkritik pandangan strukturalisme.
- Berusaha mempelajari gejala psikologis dengan metode deskriptif.
 Christian Von Ehrenfels :
- Dipengaruhi Brentano.
- Yang memicu timbulnya aliran Gestalt.
- Melakukan eksperimen dengan musik = menemukan bahwa kita
mempersepsi lagu sebagai keseluruhan bukan sekedar rangkaian not.
- Yang penting komposisi, bukan notnya.
- Konsep “emergent” (sifat dari totalitas): suatu komposisi lagu punya sifat
tertentu yg dinamakan emergent, yg tdk dimiliki not-not dlm lagu secara
satu per satu.
 Kurt Koffka :
- Banyak menulis buku/ jurnal tentang psikologi gestalt.
- Konsep memory traces.
 Wolfgang Kohler :
- Banyak melakukan eksperimen.
- Penelitian pada simpanse.
- Konsep intelligent behaviour, insight.
- Konsep trial and error vs aha erlebnis.
REFERENSI

 Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. A. (2013). Theories of personality. Eighth Edition.
New York, NY: McGraw- Hill
 Hergenhahn, B. R., & Henley, T. B. (2014). An introduction to the history of
psychology. Sevent Edition. USA: Wadsworth
 Napitupulu, V. M. (n.d.). Filsafat umum: Bahan kuliah dasar.
 King, L., A. (2017). The science of Psychology: An appreciative view. New York, NY:
McGraw-Hill Education
 Kramer, G. F., Berstein, D. A., & Phares, V. (2014). Introduction to clinical
psychology. Eighth Edition. United State of America: Pearson Education
 Papalia, D. E., & Martorell, G. (20XX). Experience human development. Thirteenth
Edition. New York, NY:McGraw-Hill Education
 Stelmack, R. M., & Stalikas, A. (1991). Galen and the humour theory of
temperament. Personality and Individual Differences, 12(3), 255–263.
doi:10.1016/0191-8869(91)90111-n
 Suryaningtyas, W., & Bajamal, A. F. (2003). Sejarah pelayanan bedah. Media Bedah
Saraf, 1(1), 69-72. Link:
https://www.researchgate.net/profile/Wihasto_Suryaningtyas/publication/261879093_
Sejarah_Pelayana
n_Bedah_Saraf_History_of_Neurosurgical_Care/links/00463535dae9aa7ea9000000.
pdf
 Tumanggor, R.O.; Carolus Suharyanto (2017). Pengantar Filsafat untuk Psikologi,
Yogyakarta: Kanisius.
 Wiliyanto, V. M., & Adiyanti, MG. (2012). Terapi music kognitif perilaku untuk
menurunkan kecemasan pada penderita tekanan darah tinggi. Jurnal Intervensi
Psikologi, 4(1), 87-111.
 Yuana, K. A. (2010 ).100 tokoh filsuf barat dari abab 6 sm – abad 21 yang
menginspirasi dunia bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai