Kelas : E
Dosen Pengampu :
Ibu Rahmah Hastuti, M.Psi., Psikolog
Disusun Oleh :
Miracle Sweety Mooy (NIM: 705220243)
1) Menurut Etymologis
Latin = Philosophia Yunani : Philosophos ; cinta akan kebijaksanaan
Philos = Suka, cinta, sahabat
Sophos = Hikmah, budi, kebijaksanaan (wisdom).
2) Menurut Sehari-hari
Ilmu yang menyelidiki kenyataan- kenyataan dan pokok-pokok dari
kebenaran serta watak & tingkah laku manusia.
3) Menurut Cabang yang Melingkupinya
Epistemologi: Teori pengetahuan
Etika: Ilmu tentang kesusilaan
Estetika: Ilmu pengetahuan tentang keindahan yang terdapat di alam / dunia
kesenian
Logika: Yang mendorong segala pergerakan ialah pikiran.Bagaimana cara
berpikir,supaya dapat mencapai kebenaran sebanyak mungkin. Hasil
pemikiran yang disebut kesimpulan berdasarkan azas berpikir deduktif atau
induktif.
4) Dari Segi Konsepsi Pikiran Manusia
Sesuatu mengenai pikiran baru, pelopor konsepsi pikiran baru mencari
pengikut yang menganut faham yang sama.
5) Arti yang Berubah Sesuai dengan Perkembangan Sejarahnya
Pada mulanya, istilah filsafat adalah “ilmu pengetahuan”, dan merupakan
“mother of knowledge” (induk ilmu).
6) Arti Modern
Mengenai isi filsafat itu sendiri, yakni ajaran tentang sikap hidup.
BAGAN FILSAFAT DAN PSIKOLOGI
Ilmu semu/
Ilmu Faal
pseudo sciences.
Aliran-Aliran
Konvergensi pasca Wundt
YUNANI KUNO
Pemikir Yunani adalah yang pertama berusaha menjelaskan “asal muasal” segala sesuatu
dengan melihat ke alam, bukan dewa-dewa/mitologi orientasi :
1) ORIENTASI NATURALISTIK
Kehidupan & benda-benda fisik tidaklah bisa dipisah- pisahkan.
Tokoh-tokoh :
Thales : dasar kehidupan adalah Air.
Anaximande : dasar kehidupan adalah “ruang”.
Anaximenes : dasar kehidupan adalah Udara.
Democritus : dasar kehidupan adalah Atom.
Heraclitus : dasar kehidupan adalah Api.
Parmenides : yang sejati itu yang tetap/tidak berubah.
2) ORIENTASI BIOLOGIS
Berpendapat bahwa untuk menjelaskan kehidupan kita harus melihat ke
dalam manusia.
Tokoh-tokoh :
Alcmaeon : konsep equilibrium/keseimbangan antara fisik dan jiwa.
Hippocrates : teori tentang “humor” (=cairan) :
koleris,melankolis,plegmatis,sanguinis.
Empedocles : love vs strife : yg mengatur 4 anasir tanah,udara,api,air.
Berusaha menjelaskan proses sensasi.
3) ORIENTASI MATEMATIK
Berusaha menemukan ‘prinsip umum’ yang ada di balik kehidupan/alam.
Tokoh-tokoh :
Pythagoras
Realitas yang kita persepsi sifatnya semu.
Realitas ‘sejati’ adalah prinsip-prinsip yang melandasi hal-hal yg kita
persepsikan.
Konsep ‘immortal entity’ yang menjadi sumber kehidupan.
4) ORIENTASI EKLEKTIK(memilah)
Sifat orientasi : praktis; operasional
Dipelopori kaum SOFIS
Tokoh-tokoh :
Protagoras
Untuk mencari dasar kehidupan carilah di kegiatan yang dilakukan
makhluk hidup.
Jika ada yg mencari selain yang di atas, perlu diwaspadai : Skeptik.
Gorgias
Yang tidak bisa ditangkap oleh indera sensoris = tidak ada.
Sumber pengetahuan satu-satunya nya adalah indera sensoris kita.
Tokoh Gereja :
St. Augustine :
- Manusia punya dorongan baik dan dorongan jahat.
- Dorongan jahat harus ditekan/dilawan = dengan cara menimbulkan rasa
takut.
- Cara menimbulkan rasa takut itu pada setiap orang berbeda = individual
differences.
- Jiwa/roh/mind itu terdiri dari fakultas-fakultas (faculties).
St. Thomas Aquinas :
- Tidak setuju dengan pandangan yang menyamakan “mind” (jiwa) dengan
“soul” (roh) = pandangan ini membuat agama dan ilmu pengetahuan
bertentangan.
- Agama = mencari kebenaran di “akhirat”.
- Science = mencari kebenaran di alam, lewat pengamatan empiris.
- Aquinas percaya bahwa manusia punya free will = maka dari itu “Akal”
sangatlah penting.
Renaissance :
Thomas Hobbes :
- Mengemukakan teori mekanis.
- Membedakan “dasar” dan “tujuan” dari tingkah laku.
- Dasar perilaku : hasrat mendekati sesuatu (apetite) dan menjauhi sesuatu
(aversion).
- Tujuan perilaku : memenuhi kepentingan diri sendiri = manusia pada
dasarnya selfish.
- Orang harus mengakui hak orang lain supaya haknya terpenuhi = kontrak
sosial.
Francis Bacon :
- Menganggap bahwa selama ini metode induktif terabaikan, padahal
hanya dengan metode itu kita bisa sampai ke pengetahuan yang objektif.
- Metode sains seharusnya difokuskan pada metode induktif.
- Elemen penting riset ilmiah menurut Bacon :
1) Ada observasi terhadap hal khusus yg dicatat secara kuantitatif =
sehingga bisa direplikasi.
2) Peneliti harus berusaha seobjektif mungkin = harus skeptis, tidak
menerima hal-hal yang tidak bisa diuji lewat observasi.
Rene Descartes :
- Satu-satunya hal yang pasti bagi kita adalah fakta bahwa kita menyadari
keberadaan diri kita = cogito ergo sum.
- Sensasi panca indera adalah sumber info yang akurat.
- Ada 2 “dunia” pada diri manusia :
- Dunia fisik = mengikuti hukum-hukum mekanik = reflek = ranah ilmu
fisiologi.
- Dunia spiritual = mengikuti aturan reasoning = ranah ilmu psikologi.
Ilmu Faal :
Sir Charles Bell :
- Di dalam tubuh ada 2 macam saraf : sensoris dan motoris.
- Menemukan indera yang berfungsi untuk mengetahui posisi & gerak
tubuh = kinestetik.
- Mempelopori studi tentang indera pengecap.
- Menemukan bahwa di dalam “cochlea” ada syaraf-syaraf yang tersususun
sedemikian rupa untuk mendeteksi suara bernada tinggi s/d rendah.
Francois Magendie :
- Secara terpisah menemukan saraf motoris & sensoris.
- Menemukan syaraf majemuk (motoris + sensoris).
- The law of forward direction
Johannes Peter Muller :
- Hukum energi spesifik : pada satu indera hanya bisa terdeteksi satu jenis.
Marshal Hall :
- Banyak mengemukakan hal yang sama dengan J.P. Muller.
- Perbedaannya:
1) Hall = refleks hanya tergantung pada spinal cord.
2) Muller = ada sebagian refleks yang dipengaruhi otak.
Paul Broca :
- Menemukan lokasi di otak yang mengatur bicara (speech) = pusat Broca.
- Jika terganggu pada pusat Broca maka individu akan mengalami aphasia
(tidak bisa berbicara meskipun tidak ada gangguan pada mulut & telinga).
Gustav Theodor Fechner :
- Menyamakan jiwa dengan badan.
- Mengemukakan konsep JND (just noticeable differences) rangsang saja.
Herman Ludwig Ferdinand von Helmholtz :
- Menganggap ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu faal dan ilmu faal
bagian dari ilmu alam = bisa dijelaskan dengan hukum-hukum fisika.
Sir Francis Galton :
- Salah seorang pelopor psikometri.
- Yang diukur : ketajaman penginderaan.
- Menemukan tes asosiasi kata, teknik korelasi.
- Berpendapat bahwa ciri-ciri psikologis dapat diturunkan.
Emil Kraepelin :
- Terkenal karena penggolongannya terhadap penyakit jiwa (psikosis).
- Penyebab gangguan jiwa ada pada aspek fisiologis, bukan psikologis.
- Tapi ia menemukan metode psikologis untuk mendeteksi gangguan =
salah satunya adalah tes Kraepelin.
Elementisme/Strukturalisme :
Wilhem Wundt :
- Sosiolog, filsuf, pakar hukum, dokter, psikolog.
- Mendirikan lab psikologi pertama di Leipzig tahun 1879.
- Immediate experience vs mediate experience.
- Psikologi vs fisika.
- Selb-beobachtung (introspection; self-report).
- Wundt sendiri sebenarnya bukan strukturalis murni, sistematika
psikologinya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
E.B. Titchener :
- Murid Wundt.
- Memperkenalkan strukturalisme di AS.
- Memfokuskan diri pada penelitian dengan subjek orang dewasa normal
(berlawanan dengan rata-rata ahli AS).
- Sering terlibat pertentangan dengan para ahli psikologi AS =
strukturalisme tidak berkembang.
Fungsionalisme :
William James :
- Fungsionalisme dipelopori oleh beliau dibagi menjadi kelompok Chicago
dan Columbia.
- Tujuan : menjelaskan mind/ jiwa berdasarkan fungsinya.
- Metode : introspeksi, eksperimen, observasi tingkah laku.
- Teori James – Lange:
1) Kesadaran adalah hasil evolusi.
2) Kesadaran sifatnya dinamis.
John Dewey :
- Kelompok Chicago.
- Teori & metode “learning by doing”.
- Segala pemikiran & perbuatan pasti bertujuan.
- Memandang respons dan stimulus sebagai satu totalitas.
James Mckeen Cattell :
- Kelompok Columbia:
1) Fungsionalisme tidak perlu dualistis, manusia harus dilihat sebagai
satu kesatuan utuh.
2) Fungsionalisme tidak perlu deskriptif, yang penting adalah mencari
hubungan antara satu Tl dengan Tl yang lain/ sesuatu di
lingkungan.
Edward Lee Thorndike :
- Kelompok Columbia.
- The Law of effect.
- The Law of Exercise (the law of disuse & use).
- Konsep Transfer of training.
Behaviorisme :
Ivan Petrovich Pavlov :
- Bukan psikolog, tapi ahli ilmu faal.
- Aktivitas psikis = rangkaian refleks-refleks.
- Classical conditioning.
John Broades Watson :
- Pendiri behaviorisme di AS.
- Menganggap metode introspeksi tidak ilmiah.
- Psikologi seharusnya mempelajari tingkah laku yang OVERT (terlihat;
terukur).
- Tingkah laku COVERT boleh diplejari asal bisa diterangkan dalam
“implicit motions”.
Edward Chase Tolman :
- konsep tingkah laku molar & molekular (refleks).
- tingkah laku yg bertujuan adalah yg molar.
- B = f (S,A).
F. Skinner :
- Tidak setuju dengan Tolman.
- B = f (S).
- Konsep operant conditioning.
Psikologi Gestalt :
Psikologi Gestalt dimulai di saat yg hampir bersamaan dg behaviorisme di
AS.
Pelopor : Max Wertheimer.
Arti “gestalt” bisa sangat bermacam2 = form; shape; peristiwa, hakikat, dll.
Psikologi gestalt mempelajari suatu gejala sebagai satu keseluruhan/
totalitas.
Hukum-hukum Gestalt :
1) Law of proximity/hukum kedekatan.
2) Law of Closure/ketertutupan.
3) Law of equivalence (similarity.
Franz Brentano :
- Pelopor psikologi fenomenologi.
- Mengkritik pandangan strukturalisme.
- Berusaha mempelajari gejala psikologis dengan metode deskriptif.
Christian Von Ehrenfels :
- Dipengaruhi Brentano.
- Yang memicu timbulnya aliran Gestalt.
- Melakukan eksperimen dengan musik = menemukan bahwa kita
mempersepsi lagu sebagai keseluruhan bukan sekedar rangkaian not.
- Yang penting komposisi, bukan notnya.
- Konsep “emergent” (sifat dari totalitas): suatu komposisi lagu punya sifat
tertentu yg dinamakan emergent, yg tdk dimiliki not-not dlm lagu secara
satu per satu.
Kurt Koffka :
- Banyak menulis buku/ jurnal tentang psikologi gestalt.
- Konsep memory traces.
Wolfgang Kohler :
- Banyak melakukan eksperimen.
- Penelitian pada simpanse.
- Konsep intelligent behaviour, insight.
- Konsep trial and error vs aha erlebnis.
REFERENSI
Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. A. (2013). Theories of personality. Eighth Edition.
New York, NY: McGraw- Hill
Hergenhahn, B. R., & Henley, T. B. (2014). An introduction to the history of
psychology. Sevent Edition. USA: Wadsworth
Napitupulu, V. M. (n.d.). Filsafat umum: Bahan kuliah dasar.
King, L., A. (2017). The science of Psychology: An appreciative view. New York, NY:
McGraw-Hill Education
Kramer, G. F., Berstein, D. A., & Phares, V. (2014). Introduction to clinical
psychology. Eighth Edition. United State of America: Pearson Education
Papalia, D. E., & Martorell, G. (20XX). Experience human development. Thirteenth
Edition. New York, NY:McGraw-Hill Education
Stelmack, R. M., & Stalikas, A. (1991). Galen and the humour theory of
temperament. Personality and Individual Differences, 12(3), 255–263.
doi:10.1016/0191-8869(91)90111-n
Suryaningtyas, W., & Bajamal, A. F. (2003). Sejarah pelayanan bedah. Media Bedah
Saraf, 1(1), 69-72. Link:
https://www.researchgate.net/profile/Wihasto_Suryaningtyas/publication/261879093_
Sejarah_Pelayana
n_Bedah_Saraf_History_of_Neurosurgical_Care/links/00463535dae9aa7ea9000000.
pdf
Tumanggor, R.O.; Carolus Suharyanto (2017). Pengantar Filsafat untuk Psikologi,
Yogyakarta: Kanisius.
Wiliyanto, V. M., & Adiyanti, MG. (2012). Terapi music kognitif perilaku untuk
menurunkan kecemasan pada penderita tekanan darah tinggi. Jurnal Intervensi
Psikologi, 4(1), 87-111.
Yuana, K. A. (2010 ).100 tokoh filsuf barat dari abab 6 sm – abad 21 yang
menginspirasi dunia bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset